• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penjelasan Bahan Alkitab Yeremia 29:

Batas-batas dalam Berpacaran

G. Penjelasan Bahan Alkitab Yeremia 29:

Surat Yeremia kepada orang-orang Yehuda yang berada dalam pembuangan di Babel. Khusus Yeremia 29:11 ditulis mengenai pengharapan masa depan yang lebih baik yang disebut sebagai rancangan “damai sejahtera”. Di tengah situasi yang tanpa harapan di tanah pembuangan, kata-kata ini merupakan suatu penghiburan yang membahagiakan. Akan datang saatnya bagi orang Israel untuk dibebaskan dari penindasan. Yeremia memberikan mereka pengarahan berikut:

1. Mereka harus hidup secara normal, membangun rumah, menikah, dan mengusahakan kesejahteraan atau kemakmuran kota tempat Allah

menempatkan mereka, karena mereka tidak akan kembali ke tanah perjanjian hingga genap 70 tahun.

2. Mereka tidak boleh mendengarkan para nabi palsu yang meramalkan bahwa masa pembuangan itu akan singkat.

3. Mereka yang tertinggal di Yerusalem akan menderita dengan hebat karena tetap memberontak terhadap Allah.

4. Dua nabi palsu akan dibunuh karena hidup dalam perzinaan dan memalsukan Firman Allah.

5. Pada akhir 70 tahun penawanan, sisa Israel akan sungguh-sungguh mencari Allah untuk pemulihan dan Allah akan menjawab doa syafaat mereka karena rencana-rencana-Nya bagi mereka.

Amsal 23:18

Remaja adalah saat-saat perubahan yang terjadi dengan hebat dan sangat cepat dalam kehidupan mereka. Seringkali orang-orang dewasa di sekitar mereka tidak memahami remaja, seolah-olah mereka sendiri tidak pernah melalui masa yang disebut oleh para psikolog sebagai masa Sturm und Drang atau “Masa Topan dan Badai”. Ketika remaja merasa bahwa mereka tidak dimengerti, atau bahkan ditolak oleh orang-orang terdekat mereka seperti orang tua, remaja-remaja lain, atau bahkan teman-teman di gereja dan gereja mereka sendiri, muncul rasa frustrasi yang luar biasa. Dalam hubungan percintaan, banyak remaja yang takut bahwa mereka akan kehilangan pasangan atau pacar mereka. Untuk itu banyak dari mereka yang bersedia melakukan apa saja demi mempertahankan si pacar. Tidak mengherankan bila remaja seperti itu banyak yang berlaku ugal-ugalan atau ekstrem dan bahkan mengambil tindakan drastis seperti bunuh diri.

Amsal 23:18 mengatakan, “Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.” Peserta didik tidak usah khawatir akan masa depan mereka meskipun mereka ditinggalkan pacarnya. Bagi orang Kristen, masa depan memang ada, dan Tuhan ada di depan sana. Tuhan yang telah bangkit memegang masa depan kita. Setelah kebangkitan-Nya, Tuhan Yesus berkata kepada para murid, “Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku” (Mat. 28:10), dan dalam Matius 28:20, Tuhan berjanji, “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”

Guru juga bisa memperkenalkan lagu PKJ 241:

“Tak ‘Ku Tahu ‘Kan Hari Esok”

Tak ‘ku tahu ‘kan hari esok, namun langkahku tegap Bukan surya kuharapkan, kar’na surya ‘kan lenyap. O tiada ‘ku gelisah, akan masa menjelang;

‘ku berjalan serta Yesus. Maka hatiku tenang. Refrein:

Banyak hal tak kufahami dalam masa menjelang. Tapi t’rang bagiku ini: Tangan Tuhan yang pegang.

Makin t’ranglah perjalanan, makin tinggi aku naik. Dan bebanku makin ringan, makin nampaklah yang baik. Di sanalah t’rang abadi, tiada tangis dan keluh;

Di neg’ri seb’rang pelangi, kita k’lak ‘kan bertemu.

Tak ‘ku tahu ‘kan hari esok, mungkin langit ‘kan gelap. Tapi Dia yang berkasihan, melindungi ‘ku tetap. Meski susah perjalanan, g’lombang dunia menderu, dipimpinNya ‘ku bertahan sampai akhir langkahku. Syair dan lagu: I Know Who Holds Tomorrow, Ira F. Stanphill (1914 – 1993), Terjemahan: K. P. Nugroho (1928 – 1994),

Nasihat dalam Amsal 23:18 akan makin jelas bila kita melihat ayat yang mengikutinya, yaitu ay. 19, “ Hai anakku, dengarkanlah, dan jadilah bijak, tujukanlah hatimu ke jalan yang benar.” Dengan ayat ini, guru dapat mengharapkan bahwa peserta didik akan lebih positif memandang masa depan mereka dan lebih hati-hati merancang bagaimana hidup mereka kelak.

1 Korintus 3:16

Yang ditekankan di sini ialah seluruh orang percaya sebagai Bait Allah dan tempat kediaman Roh. Selaku Bait Allah di tengah-tengah lingkungan yang bobrok, umat Allah di Korintus tidak boleh berpartisipasi dalam kejahatan yang lazim dalam masyarakat itu, tetapi mereka harus menolak segala bentuk kebejatan, misalnya penyembahan berhala dan berbagai perbuatan yang jahat dan menyimpang dari perintah Allah. Bait Allah harus kudus karena Allah itu kudus. Rasul Paulus mengumpamakan orang percaya sebagai bait atau rumah Allah tempat Roh Allah berdiam di dalamnya. Kehidupan orang percaya harus

sepadan dengan perintah Allah supaya Roh Allah berdiam dalam diri mereka dan dengan demikian mereka memperoleh keselamatan. Tubuh manusia sebagai rumah bagi Roh Allah berarti tubuh manusia harus dikuduskan dan tidak boleh tercemar oleh berbagai perbuatan tercela.

Mengapa tubuh manusia diumpamakan seperti rumah Allah? Karena rumah Allah adalah tempat yang kudus yang harus dijaga supaya tetap bersih dan bebas dari segala yang buruk dan bercela. Jika tubuh manusia adalah rumah bagi Allah, maka tubuh manusia harus dijaga supaya tetap bersih dan kudus dari berbagai tindakan buruk dan bercela.

H. Kegiatan Pembelajaran

1. Pengantar

Pada kegiatan pengantar guru menjelaskan mengenai kaitan antara Bab X dengan Bab IX. Meskipun penjelasan ini sudah ada dalam buku peserta didik namun perlu ditegaskan lagi oleh guru. Guru juga menjelaskan mengenai fokus pembahasan dalam Bab X dan apa yang hendak dicapai dalam pembelajaran.

2. Kegiatan 1

Membahas Hasil Observasi

Guru memberikan kesempatan kepada tiap kelompok untuk menyampaikan hasil observasi dan mendiskusikannya. Hasil observasi dapat dijadikan acuan dalam membahas batas-batas dalam berpacaran dan apakah pacaran di kalangan remaja didasarkan pada “cinta” ataukah lebih pada ketertarikan i sik dan popularitas ataupun sebagai sarana pembuktian diri sebagai orang yang eksis.

3. Kegiatan 2

Peserta Didik Menjelaskan Mengenai Tujuan Pacaran

Guru memberi kesempatan pada peserta didik untuk menjelaskan mengenai apa tujuan pacaran. Biarkan peserta didik menjawab menurut apa yang dia pahami dan inginkan. Dengan begitu guru akan mengetahui persepsi peserta didik mengenai pacaran dan tujuan pacaran sehingga dapat membimbing mereka untuk memiliki pemahaman yang benar. Yakinkan peserta didik bahwa mereka dapat berbicara jujur, apa adanya menurut pemahaman dan pengalaman yang ada. Bila ada peserta didik yang tidak mau bicara, guru dapat memotivasi mereka untuk berbicara.

4. Kegiatan 3

Guru Menjelaskan Mengenai Tujuan Pacaran

Setelah mendengarkan pendapat peserta didik mengenai tujuan pacaran, kini guru menjelaskan apa tujuan pacaran? Pembahasan dilakukan dengan mengacu pada dasar teologis atau ajaran Alkitab. Guru memadukan materi yang ada dalam buku peserta didik dan buku guru.

5. Kegiatan 4

Minta pendapat peserta didik, mengenai kesimpulan hasil penelitian dan membahas mengenai batas-batas dalam berpacaran.

Guru meminta pendapat peserta didik mengenai hasil penelitian seorang mahasiswa mengenai alasan remaja/orang muda berpacaran dan apa yang dilakukan dalam berpacaran. Guru mencermati setiap pendapat, bersama-sama dengan peserta didik menyimpulkan mengenai mengapa orang berpacaran dan apa yang dilakukan dalam berpacaran. Kegiatan ini dilanjutkan dengan penjelasan mengenai batas-batas pacaran mengacu pada ajaran Alkitab.

6. Kegiatan 5

Prinsip-prinsip Iman Kristen

Guru menjabarkan mengenai prinsip-prinsip iman Kristen dalam buku guru poin G yang dapat dipakai sebagai acuan dalam membahas batas-batas dalam berpacaran. Kegiatan ini dilanjutkan dengan beberapa penyimpangan yang terjadi dalam berpacaran. Materi terdapat dalam buku guru butir F, guru memberikan penekanan sesuai dengan persoalan yang terjadi di tempat masing-masing. Misalnya jika angka kehamilan di kalangan remaja dan penyimpangan seks cukup besar, guru dapat memberikan penekanan yang lebih banyak pada dua hal tersebut. Guru dapat memperdalam materi dengan membaca dari buku-buku lainnya.

7. Kegiatan 6

Menyorot Gaya Nembak dan Berpacaran Remaja Masa Kini

Peserta didik mendalami Kitab Amsal 23:16 dan Surat 1 Korintus 3:16 kemudian pendalaman tersebut dijadikan acuan dalam menilai gaya menembak dan model berpacaran remaja masa kini. Guru membimbing peserta didik dalam diskusi. Atau guru minta peserta didik menuliskan penilaian mereka di kertas dan dikumpulkan untuk dinilai oleh guru. Dalam penilaian itu, peserta didik menjelaskan mengenai pengaruh positif dan negatif dalam berpacaran.

Kegiatan ini dilanjutkan dengan menonton i lm atau video mengenai cinta remaja dan berbagai akibat yang ditimbulkan dari hubungan cinta itu. Kegiatan ini dapat dijadikan masukan dalam membahas pengaruh positif dan negatif dalam berpacaran.

I. Penilaian

Penilaian dalam kurikulum 2013 berlangsung sepanjang proses jadi bukan hanya pada akhir pembelajaran. Bentuk penilaian adalah penugasan (observasi) guru menilai hasil observasi yang dipresentasikan oleh peserta didik. Tes lisan menjelaskan tujuan pacaran, tes tertulis mengenai batas- batas dalam berpacaran dan gaya nembak serta pacaran remaja masa kini.

J. Tugas

Peserta didik mencari dan mempelajari kliping dari surat kabar tentang contoh-contoh masalah yang muncul dalam masyarakat yang akar masalahnya adalah persoalan ras, etnis, dan gender, kemudian berikan komentar. Pada pertemuan berikut tugas ini dikumpulkan untuk dinilai oleh guru.

Penjelasan Bab XI