• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penjelasan Bahan Alkitab Yohanes 3:1-

Karya Allah dalam Membaharui Kehidupan

E. Penjelasan Bahan Alkitab Yohanes 3:1-

Golongan Farisi adalah sekelompok orang Yahudi yang merasa dirinya lebih saleh daripada kebanyakan orang Yahudi lainnya. Kelompok ini umumnya menguasai rumah-rumah ibadah (sinagoga), sementara kelompok lainnya, kaum Saduki, yang merupakan saingan mereka, menguasai Bait Suci di Yerusalem.

Nikodemus bukan hanya seorang Farisi, tetapi juga merupakan pemuka agama, seorang anggota Sanhedrin atau Dewan Keumatan. Ia datang kepada Yesus untuk bercakap-cakap dengan-Nya. Sikap para pejabat agama terhadap Yesus sesudah pembersihan Bait Allah, pastilah sangat menentang. Yesus marah dan sedih ketika Bait Allah dijadikan seperti pasar tempat orang berdagang dan berjualan. Orang-orang Saduki tidak menyukai tindakan Yesus yang membersihkan Bait Allah dari para pedagang, sebab ini berarti sumber pemasukan mereka akan berkurang.

Nikodemus mau mengakui bahwa Yesus adalah seorang rabi yang telah diutus oleh Allah, sebagaimana terbukti melalui mukjizat-mukjizat-Nya. Kenyataan ini dapat berarti bahwa Ia adalah nabi yang memiliki kuasa lebih besar daripada Yohanes, yang tidak membuat mukjizat. Ungkapan “Kami tahu” menunjukkan bahwa orang lain berpikir sama. Apakah di dalam pernyataan ini tersirat suatu pengakuan bahwa Yesus adalah Mesias tidak jelas.

Di dalam pikiran Nikodemus berbagai mujizat itu mungkin merupakan tanda bahwa Kerajaan Allah dalam arti politik segera akan datang. Namun, Yesus memperkenalkan kepadanya sebuah konsep tentang kerajaan yang sama sekali berbeda, dengan tanda-tanda yang menunjuk kepada pemerintahan rohani oleh Allah. Hal ini tidak dimengerti oleh Nikodemus, begitu pula orang Yahudi lainnya yang hidup di zaman itu. Mereka lebih menantikan sebuah kerajaan duniawi dengan kekuasaan politik yang besar untuk mengakhiri penjajahan bangsa Romawi.

“Dilahirkan kembali” berarti harus lahir baru, yaitu dilahirkan dari atas. Nikodemus menjadi bingung. Dia mengetahui bahwa seorang tidak mungkin dilahirkan lagi secara jasmani. Mungkin yang dimaksudkan Yesus adalah bahwa seorang yang “sudah tua” juga mustahil untuk mengubah pandangan

Yesus melukiskan kelahiran baru dalam kaitan dengan “air dan Roh”. Di antara kedua hal ini, Roh adalah yang lebih penting. Air mungkin mengacu kepada penekanan Yohanes Pembaptis pada pertobatan dan penyucian dari dosa sebagai dasar yang penting melalui baptisan dengan air. Sementara itu, Roh menunjuk pada kuasa Roh yang membaharui kehidupan orang percaya, Roh yang dicurahkan oleh Allah bagi tiap orang yang percaya kepada-Nya.

“Kamu harus dilahirkan kembali”. Ini bukan suatu keharusan untuk individu saja, tetapi keharusan yang universal. Dikatakan harus karena daging tidak sempurna. Termasuk di sini hal yang bersifat lahiriah semata dan yang penuh dosa. Manusia ketika lahir ke dalam dunia dilahirkan oleh daging, dan ini tidak mungkin dapat diterima oleh Allah (bdk. Roma. 8:8). Mengapa? Karena kehidupan dari daging itu terpisah dari kasih karunia Allah. Apabila hal ini dianggap misteri, ingatlah bahwa alam juga merupakan misteri. “Angin” (pneuma, kata yang sama dengan “Roh”) meninggalkan jejak-jejak yang jelas ketika berhembus, tetapi sumber dan arah geraknya tetap tidak kelihatan.

Yeremia 31:31-34

Yeremia 30:1-33:26 berisi nubuat-nubuat Yeremia tentang pemulihan di masa depan dan penebusan baik Israel (Kerajaan Utara) maupun Yehuda (Kerajaan Selatan). Nubuat-nubuat Yeremia mencakup pemulihan orang Yahudi dari Babel yang akan terjadi pada waktu dekat dan berbagai peristiwa yang jauh di depan yang berkaitan dengan Mesias pada akhir zaman, saat Kristus akan memerintah atas umat-Nya. Yeremia meyakinkan para buangan Yahudi yang menghadapi masa depan yang rupanya tanpa harapan bahwa umat pilihan Allah tidak akan musnah. Suatu sisa akan tetap ada dan melalui mereka Allah akan melaksanakan kehendak-Nya bagi dunia, yaitu keselamatan.

Pasal ini berkaitan dengan pengembalian Israel secara umum dan Yehuda secara khusus ke negeri perjanjian. Umat Allah akan hidup bersama di bawah berkat Allah. Setelah meyakinkan mereka akan pemulihan ini, Yeremia menyatakan bahwa Allah akan mengadakan suatu perjanjian baru yang lebih baik dengan umat-Nya yang akan mencakup kuasa rohani untuk menaati perintah-perintah-Nya. Berikut adalah pernyataan yang tegas dalam PL tentang “perjanjian baru.”

1. Ayat-ayat ini dikutip dalam Ibrani 8:8-12, yang menunjukkan bahwa kata- kata Yeremia digenapi dalam PB, yaitu oleh Yesus Kristus yang merupakan Perjanjian Baru dan keselamatan.

2. Akan tetapi, PB juga mengajarkan bahwa kata-kata Yeremia baru akan digenapi secara sempurna pada hari-hari terakhir zaman ini ketika

sebagian besar bangsa Israel berbalik kepada Tuhan Yesus sebagai Mesias dan Juruselamat mereka yang sejati (Rm. 11:25-27). Allah berjanji untuk mengadakan perjanjian baru dengan seluruh umat-Nya, baik Israel maupun Yehuda, yang dilaksanakan oleh Yesus Kristus melalui kematian dan kebangkitan-Nya dan pencurahan Roh Kudus atas para pengikut-Nya (Yoh. 20:22; Kis. 2:4). Lagi pula, PB menjelaskan bahwa orang bukan Yahudi dapat mengambil bagian dalam perjanjian baru apabila mereka percaya kepada Yesus sebagai Mesias dan menyerahkan diri mereka kepada-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat. Oleh iman kepada Kristus, mereka menjadi anak- anak Abraham.

Perjanjian yang baru diperlukan karena yang lama tidak memadai. Perjanjian yang lama ditulis pada loh batu. Yeremia menubuatkan bahwa yang baru akan ditulis pada loh hati umat Allah (Yer. 31:33; bdk. 2 Kor. 3:1-18). Karena Roh Kudus maka perjanjian baru akan disertai kuasa dan kasih karunia bagi semua orang untuk hidup benar di hadapan Allah.

Ciri yang khusus tentang perjanjian yang baru ialah karunia Allah berupa hati dan sikap hidup baru bagi semua orang yang percaya kepada Kristus supaya mereka secara spontan dapat mengasihi dan menaati Tuhan. Pada zaman perjanjian baru, setiap orang yang percaya kepada Kristus mengenal Tuhan secara pribadi dan mempunyai persekutuan yang akrab dengan-Nya. Semua orang percaya dapat langsung masuk ke hadapan Allah. Ia hadir dan menyertai orang percaya melalui Roh Kudus. Pengampunan dosa dan pendamaian dengan Allah yang dihasilkannya merupakan dasar dari perjanjian baru; keduanya berlandaskan korban pendamaian Kristus di salib.

2 Korintus 5:17

Setiap orang yang menerima Yesus Kristus, oleh iman dijadikan ciptaan yang baru dan masuk ke dalam dunia baru dengan Allah yang memerintah di dalam Roh-Nya. Dalam hidup baru, orang percaya itu menjadi manusia baru yang diperbaharui seturut dengan citra Allah. Ikut merasakan kemuliaan-Nya melalui akal budi dan pengertian yang dibaharui dan hidup dalam kekudusan.

Allah menciptakan manusia dan seluruh ciptaan dengan baik namun karya penciptaan itu dirusakkan oleh dosa. Karena itu, kini Ia memulihkannya menjadi ciptaan baru. Mereka yang telah menjadi ciptaan baru hidup dalam kebenaran dan kekudusan, bandingkan juga kelahiran baru melalui baptisan.

Sebelum bertobat, Paulus mengenal Yesus sebagai seorang manusia biasa, tetapi ia telah diubah oleh Roh Kudus untuk berbalik dari jalannya, bertobat dan menjadi murid Yesus Kristus. Dalam pertobatannya itu, Roh Kudus

menuntunnya untuk memahami siapa Yesus Kristus. Sesudah mengetahui makna dari kematian Yesus Kristus, dia tidak lagi mengenal-Nya menurut ukuran manusia. Roh Kudus telah mengubah Paulus menjadi ciptaan baru. Bukan hanya Paulus tapi semua orang percaya menjadi “ciptaan baru”. Ungkapan “sudah berlalu” adalah dalam bentuk waktu aorist dan karenanya berarti suatu perubahan menentukan yang terjadi pada saat kelahiran baru. Kata kerja yang sama (parerchomai) dipakai untuk melukiskan musnahnya langit dan bumi pada saat kiamat (Mat. 5:18; Luk. 21:32, 33, 2 Ptr. 3:10). Bentuk waktu perfect dalam “yang baru sudah datang" menggambarkan perubahan yang dihasilkan pada saat lahir baru.

F. Langkah Pembelajaran