• Tidak ada hasil yang ditemukan

SMA/ SPK D3

4.1.3. Penjelasan Responden Atas Variabel Penelitian

4.1.3.1. Penjelasan Responden atas Variabel Budaya Organisasi

Berdasarkan hasil pengolahan data, tanggapan responden atas budaya organisasi dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7. Jawaban Responden Atas Variabel Budaya Organisasi Jawaban a b c d e No Pertanyaan f % f % f % f % f % 1 kemampuan kerjasama

perawat dengan pasien 10 14,3 23 32,9 35 50,0 2 2,9 - - 2 hubungan kerjasama

antara sesama perawat yang ada didalam rumah sakit - - 25 35,7 29 41,4 16 22,9 - - 3 kemampuan perawat dalam menganalisis masalah pekerjaan 29 41,2 32 45,7 9 12,9 - - - - 4 kemampuan perawat dalam mengimplementasikan prosedur kerja yang ditetapkan kedalam pekerjaan

4 5,7 15 21,4 47 67,1 4 5,7 - -

5 pentingnya aspek cepat tanggap (cekatan) perawat dalam menyelesaikan pekerjaan

- - 17 24,3 30 42,9 22 31,4 1 1,4

6 upaya perawat dalam mencapai hasil kerja yang baik

26 37,1 10 14,3 32 45,7 2 2,9 - -

7 tingkat kecepatan perawat dalam menyelesaikan pekerjaan

21 30,0 41 58,6 6 8,6 2 2,9 - -

8 penekanan kerjasama setiap perawat untuk mencapai keberhasilan suatu pekerjaan

3 4,3 5 7,1 35 50,0 21 30,0 - -

Sumber : Hasil Penelitian,2010 (data diolah)

Penjelasan responden mengenai kemampuan kerjasama perawat dengan pasien menunjukkan bahwa sebagian besar dari responden atau sebanyak 35 orang (50,0%) menjawab mampu, sebanyak 23 orang (32,9%) menjawab sangat mampu dan sebanyak 10 orang (14,3%) menjawab sangat mampu sekali. Hal ini menunjukkan bahwa antara perawat dan pasien cukup mampu menjalin kerjasama, seperti merapikan tempat tidur dan lain sebagainya dimana kebutuhan pasien yang masih bisa dilakukan tanpa bantuan perawat, pasien ataupun keluarga pasien mampu dan dengan sukarela melakukan pekerjaan perawat. Sedangkan 2 orang (2,9%)

responden yang menyatakan kurang mampu menjelaskan perawat yang kurang mampu bekerjasama dengan pasien dikarenakan kurang mengerti keadaan dan kondisi pasien atau kurangnya keterampilan empati dan komunikasi mereka dalam menghadapi pasien, untuk itu rumah sakit perlu memberikan latihan komunikasi kepada mereka.

Penjelasan responden mengenai hubungan kerjasama antara sesama perawat yang ada didalam rumah sakit menunjukkan bahwa sebanyak 25 orang (35,7%) menjawab sangat baik, sebanyak 29 orang (41,4%) menjawab baik. Hal ini menunjukkan bahwa sesama perawat hubungan kerjasamanya cukup baik, bahkan sangat baik. Hal ini bisa dilihat dalam bentuk kerjasama apabila perawat mendapat tugas tambahan diluar, maka perawat yang lain mau membantu tugas perawat yang ditinggalkan. Sedangkan 16 orang (22,9%) dari responden menjawab kurang baik, menjelaskan bahwa hubungan kerjasama yang kurang baik tersebut dikarenakan kurangnya kekompakan dan komunikasi dalam bekerja serta banyaknya beban kerja yang mereka miliki sehingga mereka enggan membantu sesama rekan kerja.

Penjelasan responden mengenai kemampuan perawat dalam menganalisis masalah pekerjaan menunjukkan bahwa sebanyak 29 orang (41,4%) menjawab sangat mampu sekali, sebanyak 32 orang (45,7%) dari responden menjawab sangat mampu dan sebanyak 9 orang (12,9%) dari responden menjawab mampu. Hal ini menunjukkan bahwa perawat sangat mampu menganalisis masalah dalam pekerjaannya, seperti masalah-masalah yang menyangkut keluhan pasien terhadap rumah sakit. Hal ini sangat diharapkan oleh rumah sakit karena hal ini akan membuat pasien akan merasa puas dan kinerja yang diharapkan rumah sakit tercapai..

Penjelasan responden mengenai kemampuan perawat dalam mengimplementasikan prosedur kerja yang ditetapkan kedalam pekerjaan menunjukkan bahwa sebanyak 4 orang (5,7%) dari responden menjawab sangat mampu, sebanyak 15 orang (21,4%) menjawab sangat mampu, dan sebanyak 47 orang (67,1%) dari responden menjawab mampu. Hal ini mennjukkan bahwa perawat cukup mampu mengimplementasikan prosedur kerja yang ditetapkan rumah sakit dikarenakan pada umumnya tingkat pendidikan perawat cukup memadai (D3) sehingga perawat mudah mengerti dalam pengimplementasian prosedur kerja. Sedangkan 4 orang (5,7%) responden yang menjawab kurang mampu, hal ini menjelaskan bahwa untuk bisa mengimplementasikan prosedur kerja dengan benar mereka butuh banyak latihan dan bertanya kepada senior, untuk itu terhadap perawat ini rumah sakit hendaknya memberikan latihan atau kursus tambahan kepada mereka. Penjelasan responden mengenai pentingnya aspek cepat tanggap (cekatan) perawat dalam menyelesaikan pekerjaan menunjukkan bahwa sebanyak 30 orang (42,9%) dari responden menjawab sangat penting dan sebanyak 22 orang (31,4%) dari responden menjawab penting sedangkan sebanyak 17 orang (24,3%) dari responden menjawab kurang penting dan 1 orang (1,4%) responden menjawab tidak penting. Hal ini menunjukkan bahwa seorang perawat harus memiliki sikap cepat tanggap (cekatan), apalagi menghadapi situasi pasien yang gawat darurat. Sedangakan 1 orang menganggap bahwa tidak penting hal ini dikarenakan perawat tersebut kurang mengerti tentang pentingnya aspek cepat tanggap tersebut, untuk itu hendaknya rumah sakit memberikan latihan yang lebih terhadap perawat tersebut agar lebih terampil dan cekatan.

Penjelasan responden mengenai upaya perawat dalam mencapai hasil kerja yang baik menunjukkan bahwa sebanyak 26 orang (37,1%) dari responden menjawab sangat berupaya sekali, sebanyak 10 orang (14,3%) dari responden menjawab sangat berupaya dan sebanyak 32 orang (45,7%) dari responden menjawab berupaya. Hal ini menunjukkan bahwa perawat sebenarnya cukup berupaya dalam mencapai hasil kerja yang baik, hal ini dapat dilihat dari upaya beberapa orang perawat yang mau bertanya kepada atasan ataupun sesama tim kerja apabila menemukan kendala atau masalah dalam pekerjaan, sedangkan 2 orang (2,9%) dari responden menjawab kurang mampu, hal ini menunjukkan bahwa perawat tersebut kurang mampu bekerja sama guna meningkatkan kinerjanya serta adanya kejenuhan yang terkadang datang kepada mereka sehingga hasil kerjanya tidak maksimal.

Penjelasan responden mengenai tingkat kecepatan perawat dalam menyelesaikan pekerjaan menunjukkan bahwa sebanyak 21 orang (30,0%) dari responden menjawab sangat tinggi sekali, sebanyak 41 orang (58,6%) dari responden menjawab sangat tinggi dan 6 orang (8,6%) responden menjawab tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa perawat sangat cepat dalam menangani pasien banyak, contohnya selalu memperhatikan dan mengganti botol infus pasien yang telah habis dengan segera, menolong pasien yang membutuhkan bantuan segera mungkin. Sedangkan 2 orang (2,9%) responden menjawab kurang tinggi menunjukkan bahwa perawat tersebut tidak mempunyai sifat cekatan dalam menanggani suatu masalah sehingga rumah sakit perlu memberikan pelatihan kepada perawat tersebut.

Penjelasan responden mengenai penekanan kerjasama setiap perawat untuk mencapai keberhasilan suatu pekerjaan bahwa sebanyak 3 orang (4,3%) dari responden menjawab sangat baik sekali , sebanyak 5 orang (7,1%) dari responden

menyatakan sangat baik dan sebanyak 35 orang (50,0%) dari responden menjawab baik sedangkan sebanyak 21 orang (30,0%) menjawab kurang baik sedangkan sisanya 6 orang (8,6%) menjawab tidak baik . Hal ini menunjukkan bahwa kerjasama antar perawat sangat dibutuhkan agar pekerjaan menjadi cepat selesai dan mengurangi keluhan pada pasien. Sedangkan 21 orang (30,0%) yang menjawab kurang baik dan 6 orang (8,6%) menjawab tidak baik menjelaskan bahwa penekanan kerjasama tersebut tidak dilakukan secara tegas oleh pimpinan di ruangan, sehingga ada sebagian perawat yang kurang berhasil pada pekerjaan dikarenakan kurangnya kerjasama antar perawat, kurangnya pengawasan oleh pimpinan ruangan serta adanya kecemburuan perawat ruangan terhadap perawat yang lain baik itu dalam pekerjaan maupun terkadang urusan pribadi.

Dokumen terkait