• Tidak ada hasil yang ditemukan

Investasi untuk kesehatan ibu dan anak sejak dini adalah salah satu langkah vital untuk membangun fondasi atau pilar utama dalam pembangunan suatu bangsa. Kesehatan ibu dan anak sangat menentukan kesejahteraan masa depan, bahkan juga menentukan kelangsungan hidup bangsa dalam konteks persaingan global.

Slide-02

Kenyataan yang ada sekarang, yaitu keadaan kesehatan ibu dan anak, ternyata masih jauh dari yang diharapkan, seperti akan disampaikan berikut ini. Keadaan tersebut belum menunjang pengembangan penduduk yang bermutu dan juga belum menunjang kesejahteraan hidup yang didambakan semua fihak.

Tanpa memperbaiki keadaan tersebut, masa depan bangsa ini akan diwarnai oleh berbagai kesulitan, karena hanya dengan mutu penduduk yang baiklah semua permasalahan yang dihadapi akan dapat diatasi.

Slide-3

Ada empat kelompok indikator yang bisa dikemukakan berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak, yaitu:

(1) indikator kesehatan ibu/wanita (2) indikator kesehatan anak dan balita (3) indikator kesehatan anak usia sekolah (4) indikator kesehatan lingkungan

Dalam kelompok kesehatan wanita dan ibu, ada beberapa indikator yang dapat dikemukakan, mulai dari usia perkawinan rata-rata yang rendah yaitu dibawah 17 tahun, dan 37% ibu hidup dalam keluarga tergolong miskin. Kemudian yang berkaitan dengan kesehatan reproduks, anemia ibu hamil masing tinggi (60%), banyak ibu hamil yang mengalami ekslampsia (bengkat dan kejang), mengalami kurang gizi dan juga mengalami infeksi. Keadaan ini merupakan faktor penting yang menyebabkan tingginya angka kematian ibu, yaitu 390/100.000 kelahiran. Disamping itu masih banyak persalinan yang tidak ditolong oleh tenaga profesional (52%).

Pada usia bayi dan balita, 16% bayi yang lahir berat badannya kurang dari 2500 gram, kurang gizi, anemia dan penyakit infeksi – khususnya ISPA dan diare, menyebabkan tingginya angka kematian bayi, yaitu 48/1000 kelahiran hidup. Pada masa selanjutnya selama balita, kurang gizi, khususnya KEP, kurang yodium, anemia, dan defisiensi vitamin A masih cukup tinggi. Semuanya mempunyai kontribusi terhadap tingginya angka kematian balita, yaitu 6/1000.

Masalah kesehatan yang sama masih berlanjut sampai anak tersebut memasuki usia sekolah, yaitu kurang gizi termasuk anemia dan KEP serta penyakit infeksi. Masalah-masalah kesehatan tersebut, berkaitan erat dengan kesehatan lingkungan, khususnya lingkungan rumah. Ketersediaan air bersih, jamban keluarga, rumah dan kebersihan lingkungan masih merupakan masalah pada sejumlah besar keluarga.

Slide-04

Keadaan seperti disampaikan dimuka jelas menghambat terwujudnya kesejahteraan hidup secara umum, seperti disampaikan pada tayangan ini. Pasa masa lalu, pembangunan kesejahteraan diasumsikan akan terwujud kalau kita berhasil dalam pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi lebih dititik beratkan pada upaya memacu investasi dan tidak pada memacu mutu sumberdaya manusia.

Tayangan ini menunjukkan bahwa pertumbuhan dan pemerataan ekonomi akan lebih berkesinambungan (sustainable) kalau angkatan kerja terdiri dari penduduk yang bermutu, baik dari segi fisik, emosional dan intelektual. Ini tidak terlepas dari pembangunan manusia sejak dini, yang diawali dari perbaikan kesehatan dan pendidikan wanita, berlanjut dengan kesehatan reproduksi dan kesehatan anak serta pendidikan anak.

Slide-5

Dari apa yang telah disampaikan dimuka jelaslah bahwa keadaan kesehatan ibu dan anak seperti sekarang ini merupakan masalah serius dalam pembangunan nasional. Keadaan tersebut adalah juga ancaman serius bagi kelangsungan hidup bangsa dalam era kompetisi pasar global yang ada didepan mata.

Secara spesifik, keadaan tersebut merupkan tantangan yang perlu segera diatasi, karena alasan pokok sebagai berikut:

1. Belum memenuhi amanat pembangunan seperti tertuang dalam beberapa produk undang-undang yang telah ditetapkan

2. Bertentangan dengan komitmen global dimana Indonesia ikut menyepakatinya, yaitu mewujudkan kesejahteraan ibu dan anak

3. Kerugian yang ditimbulkannya sangat besar, yaitu kerugian ekonomi dan kerugian sosial, baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang.

Slide-06

Masalah kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak erat kaitannya dengan masalah hak azasi manusia. Ini tertuang dalam beberapa undang-undang di Indonesia, seperti misalnya dalam pasal 28 UUD 1945 dan pasal 4 UU No. 23/1992. Landasan undang-undang tersebut a d a l a h c e r m i n a n k e s e p a k a t a n n a s i o n a l u n t u k m e n j a m i n t e r c a p a i n y a

kesehatan ibu dan anak yang optimal. Namun seperti disampaikan dimuka, ternyata kesepakatan tersebut belum bisa diwujudkan.

Selain itu, pada tingkat globalpun disepakati bahwa kesehatan adalah hak azasi manusia yang fundamental. Ini dicantumkan dalam deklarasi internasional tentang hak azasi manusia dan juga dalam konstitusi WHO.

Khusus tentang kesehatan anak, Konvensi PBB untuk Hak-hak Anak menyatakan bahwa jaminan kesehatan dan makanan serta gizi yang cukup adalah juga menjadi hak setiap anak. Indonesia adalah salah satu negara yang ikut meratifikasi konvensi tersebut dan oleh karena berkewajiban untuk mewujudkan hak tersebut bagi setiap anak Indonesia.

Slide-07

Keadaan sekarang kesehatan ibu dan anak juga menimbulkan berbagai kerugian, baik yang bersifat kerugian ekonomi maupun kerugian sosial. Kerugian tersebut bisa bersifat jangka pendek, yang segera terjadi, maupun jangka panjang.

Kerugian ekonomi jangka pendek termasuk biaya kesehatan yang dikeluarkan oleh rumah tangga, oleh perusahaan dan anggaran kesehatan pemerintah untuk menanggulangi berbagai masalah gangguan kesehatan. Dalam jangka pendek juga terjadi kerugian berupa hilangnya waktu produktif. Diantara penduduk yang menderita sakit, sebagian terpaksa tidak bisa bekerja atau melakukan kegiatan normal sehari-hari. Beberapa diantaranya ada yang meninggal. Kedua keadaan tersebut menyebabkan hilangnya hari-hari produktif yang tentu nilai ekonominya sangat besar.

Kerugian ekonomi jangka panjang termasuk tidak efektifnya anggaran pendidikan karena rendahnya derajat kesehatan menyebabkan daya serap anak didik terhadap materi pengajaran menurun. Selanjutnya ini menyebabkan rendahnya mutu angkatan kerja, turunnya produktivitas tenaga kerja, lambannya pertumbuhan ekonomi dan lemahnya daya saing dalam pasar global.

Dari segi sosial, dalam jangka pendek rendahnya kesehatan anak akan menimbulkan berbagai masalah sosial. Yang sangat memprihatinkan adalah menigkatnya jumlah pekerja anak, anak jalanan dan bahkan prostitusi anak. Dalam jangka panjang, akan terjadi peningkatan pengangguran, kriminalitas dan bahkan konflik sosial berkepenjangan.

Slide-08

Berikut ini adalah contoh perkiraan tidak langsung tentang kerugian rumah tangga akibat masalah gangguan kesehatan wanita/ibu dan anak, yaitu disebuah kabupaten dengan penduduk sebanyak 650.000. Dengan menggunakan data Susenas 1998 diperkirakan bahwa

pada tahun 2000 diperkirakan pengeluaran masyarakat untuk kesehatan di Kabupaten tersebut adalah Rp 12.562.000.000.

Menurut data Susenas tersebut, sekitar 60% dari penduduk yang berobat adalah wanita dan anak-anak. Diperkirakan biaya satuan pengobatan orang dewasa (umumya penyakit khronis) adalah 3 kali lebih besar dari pada pengobatan kesehatan wanita dan anak (umumnya penyakit akut). Dengan asumsi seperti diatas, maka biaya kesehatan rumah tangga untuk kesehatan wanita dan anak adalah sekitar 33% x Rp 12.562.000.000 = Rp 4.184.000.000.

Kerugian lain adalah hilangnya waktu produktif karena sakit. Dalam satu tahun, rata-rata per penduduk kehilangan waktu produktif sebanyak 6,7 hari. Jadi dalam setahun kehilangan waktuproduktif adalah 4.363.636 hari. Sekitar 33% dari waktu ini terjadi pada penduduk produktif (1.440.000 hari) dan diperkirakan 50% dari jumlah itu untuk berkaitan dengan gangguan kesehatan ibu dan anak (7.220.000 hari). Kalau diasumsikan 1 (satu) hari bernilai Rp 15.000, maka hilangnya waktu produkfif akibat gangguan kesehatan ibu dan anak bernilai sejumlah Rp 10.800.000.000.

Maka kerugian yang diderita penduduk akibat gangguan kesehatan ibu dan anak seluruhnya berjumlah Rp 14.945.000.000 Jumlah ini belum termasuk kerugian akibat kematian dan anggaran subsidi pemerintah dan swasta untuk kesehatan.

Kerugian tersebut ternyata sangat besar. Bandingkan dengan PAD kabupaten bersangkutan yang nilainya Rp 4 milyar. Dengan perkataan lain, kerugian yang terjadi (perkiraan parsial) mencapai 2,7 kali jumlah PAD.

Angka-angka tersebut diatas menunjukkan bahwa masalah kesehatan, khususnya kesehatan ibu dan anak, bukanlah semata-mata masalah sakit, masalah fasilitas kesehatan dan penyediaan obat. Masalah tersebut adalah jug masalah ekonomi. Bahkan melihat besarnya kerugian yang terjadi, dapat dikatakan bahwa masalah kesehatan adalah issue sentral dalam pembangunan ekonomi, termasuk ekonomi daerah.

Slide-09

Sekali lagi, tayangan ini menunjukkan dampak sosial dan ekonomi masalah kesehatan ibu dan anak. Kenapa pengemis jalanan yang memanfaatkan anak senantiasa menjadi gambaran sehari-hari ditengah kehidupan kita? Kenapa anak jalanan semakin banyak jumlahnya? Kenapa anak-anak terpaksa harus bekerja? Kenapa ada sinyalemen terjadinya prostisusi anak? Salah satu akar masalahnya adalah belum berhasilnya kita memeratakan pembangunan kesejahteraan ibu dan anak, seperti ditunjukkan oleh angka-angka yang telah disampaikan dimuka.

Slide-10

Dalam tayangan ini dijelaskan dampak jangka panjang masalah kesehatan ibu dan anak. Kehidupan semasa hamil, bayi dan balita adalah masa yang sangat kritis dalam

perkembangan manusia, karena pada masa itulah berlangsung proses pertumbuhan dan perkembangan otak.

Gangguan kesehatan dan kurang gizi dalam masa tersebut menyebabkan pertumbuhan otak tidak optimal dan ini tentu berpengaruh terhadap perkembangan IQ (Inteligent Quotient) dan EQ (Emotional Quotient) seseorang. Tingkat kecerdasan dan tingkat kematangan emosional yang tidak optimal akan membawa dampak terhadap kemampuan untuk menyerap ilmu pengetahuan, untuk meningkatkan pendapatan dan untuk menyelesaikan konflik secara dewasa serta mewujudkan kesejahteraan secara umum. Dalam jangka panjang, pengulangan yang membelenggu masyarakat dalam siklus kemiskinan dan keterbelakangan.

Slide-11

Lebih jelas lagi, tayangan ini menunjukkan bukti anatomis bahwa balita kurang gizi dan sakit-sakitan akan mempunyai otak yang “kosong”; bandingkan dengan otak balita yang sehat dan cukup gizi. “Otak kosong” ternyata bukan suatu kiasan, akan tetapi suatu realita. Yang sangat menakutkan pula adalah bahwa “otak kosong” tersebut bersifat ireversible atau permanen.

Apa yang bisa diharapkan dari otak kosong? Kalau ada jutaan anak dengan otak kosong, maka ada jutaan sumberdaya manusia yang hanya bisa menawarkan ototnya dan bukan otaknya dalam era kemajuan teknologi dan persaingan global. Inilah yang disebut sebagai generasi yang hilang, yaitu generasi yang pendapatannya sangat rendah, yang tidak mampu memecahkan tantangan hidup dengan akal, yang tidak mampu menyelesaikan konflik dengan tingkat emosi yang matang. Generasi demikian akan menjadi beban yang sungguh berat dalam pembangunan sebuah bangsa. Tidak demikian halnya dengan penduduk yang otaknya tumbuh dan berrkembang secara optimal.

Slide-12

Apa yang telah disampaikan tadi menghadapkan kita pada pertanyaan besar: kenapa begitu memprihatinkan keadaannya? Bukankah kita sudah merdeka selama 55 tahun dan membangun secara sistematis selama 30 tahun lebih ?

Slide-13

Lebih mengusik lagi pertanyaan berkaitan dengan paradoks yang terlihat dalam pembangunan kesehatan. Apa yang kurang dalam pembangunan kesehatan selama ini? Bukankah sudah demikian banyak konsep yang dirumuskan, mulai dari SKN, RPJPK, UU Kesehatan, dan terakhir Paradigma Sehat dengan 4 strateginya? Bukankah berbagai macam pedoman dan petunjuk pelaksanaan sudah disusun dan dilatihkan? Tapi kenapa hasilnya tidak lebih baik dari negara tetangga yang beberapa diantaranya mempunyai tingkat ekonomi lebih rendah dari pada Indonesia sebelum terjadinya krisis ekonomo di kawasan Asia Tenggara ini?

Slide-14

Ada dua jawaban yang kemungkinan besar menjadi penyebab dari paradoks tersebut. Pertama, rupanya kita belum melakukan investasi yang cukup untuk membangun kesehatan penduduk. Kedua, investasi yang tidak cukup itupun kiranya belum dipergunakan untuk intervensi yang efektif dan efisien, yaitu investasi untuk kesehatan penduduk sejak dini.

Slide-15

Ini adalah bukti bahwa investasi untuk kesehatan sangat kecil di Indonesia. Angka-angka ini adalah keadaan sebelum terjadi krisis ekonomi pada tahun 1997 yang lalu. Ternyata menurut World Health Report 2000 yang dikeluarkan WHO, Indonesia ada pada urutan ke 154 diantara 191 negara di dunia dalam hal besarnya biaya kesehatan nasional. Walaupun lebih tinggi dari pada Vietnam, ternyata Indonesia berada dibawah Srilanka, Myanmar dan India, dan jauh dibawah Philipine, Malaysia dan Thailand.

Secara nasional biaya kesehatan Indonesia hanya 2,5% dari GDP, sementara negara lain yang tingkat ekonominya setara dengan Indonesia mengeluarkan sekitar 5%. Pemerintah juga hanya mengalokasikan 2,5% untuk kesehatan, padahal WHO menyarankan sekitar 4% - 5%. Nilai alokasi pemerintah untuk kesehatan adalah $ 4/kapita/tahun, yaitu menurut nilai dollar tahun 1996.

Slide-16

Angka-angka ini menunjukkan keadaan yang semakin memprihatinkan setelah terjadi krisis ekonomi. Ternyata alokasi pemerintah untuk kesehatan jauh menurun. Di beberapa popinsi, nilainya hanya sekitar harga 3 bungkus rokok kretek per kapita per tahun atau antara $ 0.90 sampai $ 2.2/kapita/tahun Demikian pula dari sisi masyarakat, biaya kesehatan rata-rata di 5 propinsi tersebut hanya $ 3/kapita/tahun.

Dapat dibayangkan betapa besar beban pembiayaan kesehatan dalam hari-hari terakhir dan mendatang ini. Bisakah keadaan kesehatan ibu dan anak yang demikian vital bagi kepentingan pembangunan jangka pendek dan jangka panjang diperbaiki dimasa mendatang?

Slide-17

Jawabannya adalah: kita harus berani melakukan investasi sekarang, saat ini, yaitu investasi untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak sesegera mungkin. Bukan saja jumlah investasinya yang perlu ditingkatkan. Tidak kalah pentingnya adalah menggunakan investasi tersebut secara tepat, yaitu tepat waktu dan tepat guna.

Slide-18

Alasan pertama, investasi yang cukup dan tepat untuk kesehatan ibu dan anak adalah bukti komitment bangsa Indonesia untuk mewujudkan salah satu hak azasi manusia, tidak lain karena kesehatan adalah memang salah satu hak azasi manusia yang fundamental. Dalam pergaulan global, adalah memalukan apabila kita tidak melakukan hal tersebut padahal kita memiliki kemampuan untuk melakukannya. Pada tingkat nasional, adalah juga mengecewakan apabila suatu daerah tidak melaksanakan komitment tersebut, padahal daerah bersangkutan mempunyai kemampuan untuk itu.

Slide-19

Alasan kedua adalah alasan momentum atau waktu yang tepat untuk membangun manusia yang bermutu tinggi. Tayangan ini menujukkan bahwa pertumbuhan otak terjadi sampai anak berusia 5 tahun. Sampai umur 2 tahun, sudah 80% pertumbuhan otak dicapai. Oleh sebab itu, investasi sudah harus dilakukan pada saat bayi dalam kandungan, yaitu menyangkut kesehatan dan kesejahteraan ibu, kemudian pada masa bayi dan balita. Inilah momentum yang harus dimanfaatkan agar investasi mutu SDM tersebut efektif. Artinya, kalau investasi tersebut terlambat, misalnya pada masa anak sudah berusia diatas 5 tahun, dari segi pertumbuhan otak sebetulnya tidak banyak lagi yang bisa diperoleh.

Slide-20

Alasan ketiga, intervensi memperbaiki kesehatan ibu dan anak adalah intervensi hulu yang membawa dampak terhadap hasil pendidikan, dan kemudian terhadap tingkat pendapatan. Artinya, kegagalan dalam meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak akan mempengaruhi kinerja pendidikan dan pada gilirannya pada pendapatan.

Dapat dibayangkan betapa besar kerugian ekonomi dari sektor pendidikan karena rendahnya mutu anak didik dari segi IQ dan EQ. Mengadakan sarana fisik untuk pendidikan, mengadakan guru dan memperbaiki kurikulum serta meningkatkan anggaran operasional pendidikan memang penting. Tidak kalah pentingnya adalah mempersiapkan masukan yang baik, yaitu anak didik yang pertumbuhan fisik, iteligensia emosionalnya terjamin karena perbaikan kesehatan ibu dan anak.

Slide-21

Alasan keempat, terbatasnya dana adalah realitas nyata dalam pembangunan nasional. Lebih-lebih pada masa krisis seperti terjadi sekarang. Oleh sebab itu, dana yang tersedia

harus diinvestasikan secara hati-hati dan tepat. Artinya, jangan dana yang terbatas tersebut diinvestasikan pada kegiatan yang penuh resiko dan tidak pasti.

Dari apa yang telah disampaikan dimuka dapat diambil kesimpulan bahwa investasi utnuk kesehatan ibu dan anak adalah suatu investasi yang resikonya rendah. Kenapa demikian? Pertama, investasi tersebut secara langsung mengurangi kerugian ekonomi dan sosial dalam jangka pendek. Kedua, investasi pada kesehatan ibu dan anak mempunyai efek multiplier atau efek ganda, yaitu membuat pendidikan efektif sehingga mencegah pemborosan biaya pendidikan.

Banyak efek lainnya yang dapat diperoleh dari investasi kesehatan ibu dan anak, termasuk meningkatnya mutu tenaga kerja, membuat ekonomi nasional dan ekonomi daerah lebih mandiri.

Yang penting pula adalah bahwa dengan mutu penduduk dan tenaga kerja yang tinggi, pembangunan ekonomi tidak lagi diandalkan pada ekploitasi sumberdaya alam secara membabi buta, dengan segala dampaknya termasuk pencemaran dan perusakan lingkungan hidup. Dengan penduduk dan tenaga kerja yang bermutu, pembangunan akan lebih diandalkan pada upaya inovatif memberi nilai tambah dalam proses produksi.

Slide-22

Kalau kita sepakat bahwa investasi untuk kesehatan ibu dan anak perlu dilakukan sejak dini, pertanyaan berikutnya adalah: berapa besar investasi yang diperlukan dan untuk apa investasi tersebut dipergunakan??

Pertama, perlu diperjelas kegiatan apa saja yang selama ini telah terbukti efektif untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Ada 7 kelompok program atau intervensi yang diperlukan, yaitu :

(1) immunisasi (2) KIA

(3) Gizi

(4) Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) (5) Upaya Kesehatan Sekolah

(6) Keluarga Berencana (7) Air bersih dan sanitasi

Rinciannya disampaikan pada tayangan ini. Menurut perhitungan di beberapa propinsi di Indonesia, biaya yang diperlukan untuk semua program atau intervensi tersebut rata-rata adalah Rp 26.000 per penduduk per tahun.

Dengan demikian, suatu daerah dengan 500.000 penduduk memerlukan investasi sebesat Rp 13 milyar per tahun.

Slide-23

Jumlah tersebut sepintas memberi kesan sangat besar. Dalam nilai US $ besarnya adalah sekitar $2 per kapita/tahun. Kalau seluruhnya harus ditanggung pemerintah tentu cukup memberatkan, apalagi untuk daerah yang APBD-nya rendah.

Namun kalau dilakukan mobilisasi dana dari semua sumber yang potensil, jumah tersebut bisa dipikul secara bersama-sama. Pertama tentu harus ada komitment daerah untuk mengalokasikan anggaran tersebut dari APBD. Paling tidak, pemerintah harus menanggung biaya tersebut untuk keluarga atau penduduk miskin.

Kedua, potensi dana masyarakat perlu dimobilisir, misalnya melalui mekanisme tarif untuk penduduk mampu, melalui asuransi

Ketiga, mengerakkan solidaritas sosial dapat dilakukan, yaitu dengan melibatkan para pengusaha, industri dll.

Keempat, apabila suatu daerah memang demikian “miskinnya” sehingga tidak mampu membiayai program-program tersebut, hendaknya daerah tersebut menyampaikannya kepada pemerintah pusat. Bukan tidak mungkin satu saat nanti ada mekanisme khusus dari pemerintah pusat untuk membantu daerah miskin untuk program yang demikian esensial dan strategis. Misalnya adalah menyediakan “poverty matching grant” atau hibah untuk membantu daerah miskin dengan syarat adanya dana pedamping dari dari daerah bersangkutan sesuai dengan kemampuannya.

Dalam mobilisasi dana ini, perlu disepakati bersama bahwa fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas serta fasilitas pendidikan, bukanlah tempat untuk mencari dana pembangunan, akan tetapi adalah tempat untuk meningkatkan mutu manusia. Ini perlu dikemukakan karena beberapa daerah mentargetkan retribusi dari fasilitas tersebut untuk meningkatkan PAD dan ternyata alokasi APBD untuk sektor tersebut lebih rendah dari pada retribusi yang diterima oleh Pemda.

Sangatlah ironis kalau suatu daerah mencari dana pembangunan dari sakitnya penduduk dan dari biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh penduduk.

Slide-24

Ada yang berpendapat bahwa layak tidaknya suatu investasi harus dilihat dari manfaat atau “benefit” atau “Return on Investment” (ROI) yang akan dihasilkan dari investasi tersebut. Dalam hal ini, berapa besar manfaat dari investasi tersebut. Para pakar telah menghitung manfaat tersebut, baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung. Perhitungan tersebut menunjukkan bahwa perbandingan antara manfaat dan biaya investasi untuk kesehatan ibu dan anak adalah 1 : 1,48 per tahun. Artinya, setiap investasi sebesar Rp 1.000 untuk kesehatan ibu dan anak akan memberi manfaat senilai Rp 1.400 dalam satu tahun.

Jadi kalau kita investasikan sejumlah Rp 13 milyar disebuah kabupaten dengan 650.000 penduduk, dalam setahun akan diperoleh manfaat sebesar Rp 19,24 milyar per tahun. Perhitungan ini menegaskan sekali lagi bahwa pengeluaran biaya atau anggaran untuk program kesehatan ibu dan anak adalah jelas suatu investasi dan bukan semata konsumsi.

Slide-25

Secara kualitatif, banyak manfaat lain yang diperoleh. Dari sejumlah manfaat tersebut, yang cukup penting adalah ditegakkannya hak azasi manusia dan terjaminnya pembangunan yang berkelanjutan.

Issue HAM adalah issue aktual baik pada tingkat nasional dan tingkat global. Suatu daerah atau negara yang mengabaikan HAM, akan membentuk citra yang tidak baik dimana masyarakat dunia dan masyarakat nasional. Ia akan tersingkir dari percaturan politik dan pergaulan internasional. Dalam konteks nasional, suatu daerah yang tidak menunjukkan komitmen nyata pada pewujudan HAM ini juga akan mempunyai citra yang tidak populer dalam pergaulan dan politik nasional.

Pembangunan berkelanjutan pada masa lalu lebih banyak dikaitkan pada issue lingkungan hidup dan eksploitasi sumberdaya alam. Konsep pembangunan berkelanjutan tersebut semakin lengkap kalau issue mutu manusia juga diperhitungkan. Secara teoretis memang tidak bisa dipisahkan antara (1) mutu penduduk, (2) mutu lingkungan hidup dan (3) pembangunan ekonomi. Ketiganya perlu berinteraksi secara serasi untuk menjamin berlangsungnya pembangunan berkesinambungan (sustainable development).

Slide-26

Dari semua yang telah disampaikan tadi, ada dua kelompok kesimpulan yang dapat ditarik. Pertama, investasi untuk kesehatan ibu dan anak akan menjamin (1) pertumbuhan ekonomi, (2) terwujudnya kesejahteraan hidup masyarakat, (3) tegaknya hak azasi manusia yang mendasar dan (4) kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.

Kedua, investasi untuk kesehatan ibu dan anak adalah suatu investasi yang resikonya rendah dan memberikan keuntungan jangka pendek dan jangka panjang yang sangat besar.

Slide-27

Sebagai penutup, tentunya kita sepakat bahwa investasi untuk kesehatan ibu dan anak adalah esensial bagi keberhasilan pembanguan dan pewujudan hak azasi manusia.

LAMPIRAN 5

(Sesi-01 s/d Sesi-12)

SESI-01

PenjelasanTtg

Pelatihan Advocacy MNCH

Dokumen terkait