• Tidak ada hasil yang ditemukan

terhadap laba bruto akan menghasilkan laba operasi sebelum penyusutan. Penyusutan, termasuk pengeluaran operasi bukan tunai, yang merupakan proses alokasi biaya yang berasal dari harta tetap tersebut menjadi berkurang. Pengurangan penyusutan terhadap laba operasi sebelum penyusutan menghasilkan laba operasi sebelum bunga dan pajak.

37 Berdasarkan laporan laba rugi dapat dihitung besarnya Harga Pokok Produksi (HPP) dan titik pulang pokok atau Break Even Point (BEP). Harga pokok produksi (HPP) merupakan cara penentuan harga berdasarkan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu produk dan besarnya harga pokok produksi merupakan acuan yang digunakan oleh produsen dalam penetapan harga jual produk. Break Even Point (BEP) adalah suatu keadaan yang berada pada titik impas yaitu pada saat tingkat produksi atau besarnya pendapatan sama dengan besarnya pengeluaran perusahaan sehingga pada saat itu, perusahaan tidak mengalami keuntungan maupun kerugian. Nilai BEP dapat diketahui melalui pendekatan grafik seperti pada Gambar 2.

Keterangan:

P = Price (Harga) Y = Kuantitas Produk

TR = Total Revenue (Penghasilan Total) TC = Total Cost (Biaya Total)

VC = Variable Cost (Biaya Variabel) FC = Fixed Cost (Biaya Tetap) Titik Impas = Break Even Point (BEP)

Gambar 2.Break Even Point (BEP) Sumber: Mulyadi (2001)

3.1.11.Analisis Nilai Pengganti (Switching Value)

Analisis nilai pengganti (switching value) merupakan variasi dari analisis sensitivitas yang digunakan untuk mengukur “perubahan maksimum” dari perubahan suatu komponen inflow (penurunan harga output atau penurunan

Volume Penjualan (Satuan) Biaya dan Penghasilan

Titik Impas TR TC FC VC P 0 Y

38 produksi) atau perubahan komponen outflow (peningkatan harga input atau peningkatan biaya produksi) yang masih dapat ditoleransi agar bisnis masih tetap layak (Nurmalina et al. 2009). Perhitungan nilai pengganti (switching value) mengacu pada seberapa besar perubahan terjadi yang menyebabkan nilai NPV = 0 atau merupakan titik impas selama umur usaha. Pada kondisi NPV = 0 akan membuat nilai IRR sama dengan tingkat suku bunga dan nilai Net B/C = 1. Dengan melakukan analisis switching value, dapat diketahui besarnya perubahan yang mengakibatkan usaha tetap layak dijalankan.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Semakin banyak berdiri warung tenda, rumah makan, katering, hingga restoran dan hotel yang menyediakan menu daging bebek (daging itik) mengindikasikan minat masyarakat terhadap daging itik semakin meningkat. Hal tersebut dapat menyebabkan permintaan terhadap karkas itik juga meningkat. Kondisi demikian menyebabkan terdapat peluang peluangbagi perkembangan usaha ternak itik pedaging termasuk usaha pada tahap pembesaran.

Adanya peluang dalam usaha ternak itik pedaging juga menjadikan usaha pembesaran itik pedaging sebagai tren baru dalam usaha ternak itik. Usaha itik pedaging pada tahap pembesaran dianggap relatif lebih mudah untuk dijalankan (Wakhid 2010). Peternakan Maju Bersama didirikan atas dasar adanya informasi permintaan daging itik yang tinggi dan kemudahan melakukan usaha itik pedaging pada tahap pembesaran.

Peternakan Maju Bersama merupakan salah satu perusahaan peternakan yang bergerak dalam bidang usaha pembesaran itik pedaging. Peternakan Maju Bersama berdiri pada Maret 2011. Peternakan Maju Bersama memiliki satu unit kandang intensif dengan kapasitas 2.000 ekor itik per siklus produksi yang sekaligus menunjukan kapasitas perusahaan.

Analisis studi kelayakan usaha perlu dilakukan terhadap Peternakan Maju Bersama. Hal itu untuk mengetahui sejauh mana kelayakan usaha dari Peternakan Maju Bersama baik dari aspek non finansial maupun finansial. Mengingat Peternakan Maju Bersama telah menggunakan investasi yang cukup besar, merupakan perusahaan yang baru didirikan, dan pihak perusahaan belum

39 melakukan analisis kelayakan usaha, maka penelitian mengenai kelayakan usaha menjadi penting untuk dilakukan.

Penelitian kelayakan usaha tersebut meliputi aspek non finansial dan finansial. Aspek non finansial meliputi aspek pasar, teknis, manajemen, hukum, sosial-ekonomi-budaya, dan lingkungan. Pada aspek pasar, variabel-variabel yang akan dianalisis meliputi penawaran dan permintaan yang akan menunjukan adanya peluang pasar serta bauran pemasaran dan strategi pemasaran yang diharapkan. Pada aspek teknis, variabel-variabel yang dianalisis meliputi lokasi usaha, luas produksi, layout, dan proses produksi. Pada aspek manajemen, variabel-variabel yang akan dianalisis meliputi struktur organisasi, job description, dan sistem upah. Pada aspek hukum, variabel-variabel yang akan dianalisis meliputi bentuk badan usaha dan perizinan usaha. Pada aspek sosial-ekonomi-budaya, akan dikaji pengaruh usaha terhadap penyerapan tenaga kerja, ekonomi, dan budaya setempat. Pada aspek lingkungan, akan dikaji mengenai pengaruh usaha terhadap lingkungan sekitar.

Analisis aspek finansial meliputi analisis finansial dan analisis nilai pengganti (switching value). Analisis finansial akan mengukur kelayakan usaha pembesaran itik pedaging pada Peternakan Maju Bersama yaitu dengan menggunakan alat analisis kriteria investasi yang terdiri dari: Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Payback Period (PP), Break Even Point (BEP), dan Harga Pokok Produksi (HPP).

Setelah melakukan kegiatan analisis aspek finansial dan didapatkan hasil mengenai kelayakan usaha pada kondisi saat ini, maka dilakukan analisis nilai pengganti (switching value). Dalam analisis ini, digunakan peubah (variabel) berupa kenaikan harga pakan broiler, kenaikan harga bibit, penurunan harga karkas, dan penurunan volume produksi. Penentuan variabel ini didasarkan pada fakta bahwa variabel-variabel tersebut merupakan komponen terpenting dalam struktur biaya dan penerimaan perusahaan. Variabel harga berpotensi mengalami fluktuatif harga yang dapat menyebabkan perubahan tingkat kelayakan usaha Peternakan Maju Bersama. Demikian juga penurunan volume produksi akan menyebabkan penurunan penerimaan yang pada akhirnya mempengaruhi tingkat kelayakan usaha. Dengan menggunakan metode switching value ini, akan

40 diperoleh informasi mengenai harga pakan broiler dan bibit tertinggi, harga jual karkas terendah, dan volume produksi terendah (dalam hal ini tingkat kelangsungan hidup itik setiap siklus produksi) yang masih dapat ditoleransi sehingga usaha pembesaran itik pedaging yang dilakukan masih layak untuk dijalankan secara finansial.

Hasil dari seluruh analisis kelayakan usaha, yang meliputi analisis aspek non finansial dan aspek finansial, akan digunakan untuk menentukan apakah usaha pembesaran itik di Peternakan Maju Bersama layak untuk dijalankan atau tidak. Jika hasil analisis adalah layak, maka usaha pembesaran itik dapat direalisasikan. Akan tetapi, jika hasil dari analisis adalah tidak layak, maka perusahaan perlu melakukan evaluasi dan menyiapkan solusi sehingga usaha menjadi layak untuk dijalankan.

Dari hasil penelitian ini dapat diajukan beberapa saran yang bermanfaat bagi usaha pembesaran itik pedaging di Peternakan Maju Bersama. Alur kerangka pemikiran operasional secara terstruktur dapat dilihat pada Gambar 3.

41

Gambar 3. Alur Kerangka Pemikiran Operasional

Terdapat Informasi Peningkatan Permintaan Karkas Itik

Terdapat Peluang Usaha Pembesaran Itik

Pedaging

Usaha Tahap Pembesaran Dianggap Relatif

Mudah Dijalankan

Peternakan Maju Bersama

Analisis Kelayakan Usaha

Finansial • Aspek Pasar • Aspek Teknis • Aspek Manajemen • Aspek Hukum • Aspek Sosial-Ekonomi- Budaya • Aspek Lingkungan Analisis Switching Value Proyeksi L/R, NPV, IRR, Net B/C, Payback Period,

BEP, dan HPP Non Finansial Layak Implementasi Tidak Layak Evaluasi

42

IV.

METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa Peternakan Maju Bersama merupakan perusahaan pembesaran itik pedaging yang baru didirikan. Pengumpulan data dilakukan pada Juni 2011 sampai Juli 2011.

4.2. Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kasus yang termasuk dalam kategori metode deskriptif. Kasus dalam penelitian ini yakni pada Peternakan Maju Bersama. Analisis deskriptif dapat menggunakan metode kualitatif maupun kuantitatif dengan jenis pertanyaan terstruktur (kuesioner). Pada penelitian ini, analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan berbagai faktor yang terkait dengan aspek non finansial dari usaha pembesaran itik pedaging yang meliputi aspek pasar, teknis, hukum, manajemen, sosial-ekonomi-budaya, dan lingkungan. Sementara itu, analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan berbagai faktor yang terkait dengan aspek finansial dalam penelitian ini.

Responden dalam penelitian ini adalah pengelola usaha Peternakan Maju Bersama yang meliputi manajer perusahaan, penanggung jawab kandang, dan anak kandang. Manajemen usaha dianggap menguasai informasi perusahaan yang diperlukan dalam penelitian ini.

4.3. Data dan Instrumentasi

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer diperoleh dari pengisian kuesioner oleh pengelola usaha Peternakan Maju Bersama dan melalui pengamatan langsung di lokasi penelitian. Data primer yang dikumpulkan meliputi data-data mengenai aspek non finansial dan aspek finansial dari usaha pembesaran itik pedaging di lokasi penelitian serta berbagai data pendukung

43 lainnya. Data sekunder diperoleh dari studi pustaka hasil riset atau penelitian terdahulu dan berbagai literatur seperti buku, media massa, dan situs internet yang relevan guna mendukung penelitian yang dilakukan.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan pada bulan Juni – Juli 2011. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, pengamatan, dan penelusuran literatur. Wawancara dilakukan dengan manajer, penanggung jawab kandang, dan anak kandang menggunakan kuesioner penelitian. Kuesioner penelitian yang digunakan terdiri dari kuesioner untuk identifikasi aspek-aspek non finansial dan aspek-aspek finansial dalam usaha pembesaran itik pedaging.

Pengamatan (observasi), yaitu dengan cara terjun dan melihat langsung ke lapangan, terhadap objek yang diteliti. Dalam penelitian ini, observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan usaha pembesaran itik pedaging di Peternakan Maju Bersama.

Penelusuran literatur, yaitu cara pengumpulan data dengan menggunakan sebagian atau seluruh data yang telah ada atau laporan data dari penelitian sebelumnya. Literatur yang digunakan diantaranya adalah bersumber dari Perpustakaan IPB, Biro Pusat Statistik (BPS), Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjennak), Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor (Disnakan), dan juga melalui browsing internet.

4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan data dan informasi secara kualitatif digunakan terutama untuk keperluan analisis aspek non finansial, yang mencakup aspek pasar, teknis, manajemen, sosial-ekonomi-budaya, dan lingkungan. Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui apakah usaha pembesaran itik pedaging di Peternakan Maju Bersama layak atau tidak secara non finansial.

Pengolahan data secara kuantitatif dilakukan untuk menganalisis kelayakan aspek finansial usaha pembesaran itik pedaging. Data kuantitatif yang diperoleh diolah dengan menggunakan komputer, terutama dengan menggunakan

44 program Microsoft Excel 2007. Analisis kuantitatif digunakan untuk menilai kelayakan usaha pembesaran itik pedaging di Peternakan Maju Bersama secara finansial yakni dengan melakukan perhitungan kriteria investasi yaitu: analisis nilai bersih sekarang (Net Present Value atau NPV), tingkat pengembalian investasi (Internal Rate of Return atau IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), masa pengembalian investasi (Payback Period atau PP), Harga Pokok Produksi (HPP), Break Even Point (BEP), dan analisis nilai pengganti (switching value).

Metode yang digunakan dalam analisis data adalah metode deskriptif, baik terhadap data kualitatif maupun kuantitatif. Hasil dari seluruh analisis kelayakan usaha pembesaran itik pedaging di Peternakan Maju Bersama ini disajikan dalam bentuk deskripsi hasil dengan menampilkan data-data yang mendukung dalam bentuk tabulasi untuk mengklasifikasikan data dan mempermudah dalam melakukan analisis data.

4.6. Analisis Kelayakan Non Finansial

Pada penelitian ini, analisis kelayakan non finansial mengkaji kelayakan usaha dari aspek pasar, teknis, menajemen, hukum, sosial-ekonomi-budaya, dan lingkungan. Pada aspek pasar, variabel-variabel yang akan dianalisis meliputi penawaran dan permintaan yang akan menunjukan adanya peluang pasar, bauran pemasaran, dan strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan. Pada aspek teknis, variabel-variabel yang dianalisis meliputi lokasi usaha, luas produksi, pemilihan jenis teknologi dan peralatan, layout, dan proses produksi. Pada aspek manajemen, variabel-variabel yang akan dianalisis meliputi struktur organisasi, job description, dan sistem upah. Pada aspek hukum, variabel-variabel yang akan dianalisis meliputi bentuk badan usaha dan izin dalam menjalankan usaha. Pada aspek sosial-ekonomi-budaya akan dianalisis pengaruh usaha terhadap penyerapan tenaga kerja, budaya daerah setempat, dan dampak ekonomi peternakan. Pada aspek lingkungan akan dianalisis mengenai dampak usaha terhadap lingkungan sekitar.

45

4.7. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi berisi tentang penerimaan, pengeluaran, dan kondisi keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan dalam satu tahun akuntansi atau produksi (Nurmalina et al. 2009). Nurmalina et al. (2009) menyatakan bahwa laporan laba/rugi menggambarkan kinerja perusahaan dalam upaya mencapai tujuannya selama periode tertentu. Menurut Kadarsan (1992) penyajian laporan laba rugi harus dilakukan dengan sistematis yang baik untuk mempermudah jalannya perhitungan biaya dan manfaat dari awal hingga akhir. Contoh format laporan laba/rugi perusahaan dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Contoh Format Laporan Laba/Rugi

No Komponen Tahun

1 2 3 4 5 6 …. n

A. Penjualan

Dokumen terkait