• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pension Fund Litigation on december 10, 2007, a director of the Company, mr eddie a.

Dalam dokumen PT Vale Indonesia Tbk Annual Reports 2008 (Halaman 95-98)

arsyad (acting in his capacity as Chairman of the

ini menyebabkan kerugian produksi di tahun 2007 sebesar 2,268 metrik ton nikel dalam matte.

serikat Pekerja yang mengorganisir aksi mogok ini memprotes keputusan tersebut dan masalah ini berlanjut pada proses mediasi perselisihan hubungan industri. Pada tanggal 7 Januari 2008, mediator mengeluarkan suatu rekomendasi yang menyatakan bahwa pemotongan gaji oleh PT inco adalah sah secara hukum.

karena tidak melayangkan surat penerimaan dalam waktu 10 hari sejak dikeluarkannya keputusan tersebut, serikat Pekerja dianggap telah menolak rekomendasi dari pihak mediator. serikat Pekerja melayangkan surat kepada Pengadilan hubungan industri di makassar memohon agar dilaksanakan Perjanjian Penyelesaian Perselisihan yang ditandatangani oleh PT inco dan serikat Pekerja pada tanggal 25 november 2007 dan bukan mengajukan gugatan mengenai rekomendasi yang diajukan oleh mediator (yang semestinya menjadi pembuka jalan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan dalam hubungan industri). serikat Pekerja menuduh PT inco telah melanggar perjanjian dengan memotong gaji karyawan sebelum keputusan yang inal dan mengikat tentang perselisihan “tidak kerja, tidak dibayar”. serikat Pekerja meminta pengadilan agar PT inco membayar gaji kepada karyawan yang bersangkutan.

di bulan november 2008, Pengadilan hubungan industri secara resmi menolak proposal yang diajukan oleh serikat Pekerja untuk melaksanakan Perjanjian Penyelesaian Perselisihan karena ketiadaan condemnatory clause dalam dokumen gugatan. selanjutnya, Pengadilan hubungan industri menyarankan agar melayangkan gugatan apabila salah satu pihak percaya bahwa pihak lain telah gagal melaksanakan Perjanjian Penyelesaian Perselisihan.

supervisory board of the Company’s retirement benefit plan), and an employee of the Company, mr. dedy novianto (acting in his capacity as Chairman of the Company’s retirement beneit plan), were found guilty of violating article 58 of law no. 11 of 1992 regarding Pension funds (the “Pension fund law”). article 58 of the Pension fund law requires administrators to pay early retirement pension beneits in compliance with pension fund regulations. The claim related to pension payments made to employees laid off in early 2005. in valuing the payments, PT inco’s pension fund administrators – acting in good faith – used a net present value discount rate, which at the time was determined to be acceptable, but was later deemed to be too high. upon inal determination of the revised discount rate, PT inco promptly paid additional amounts owed to the laid off employees. despite all amounts owed having then been paid, prosecution of the matter continued.

Kasus Hukum Dana Pensiun.

Pada tanggal 10

desember 2007, seorang direktur Perseroan, bapak eddie a. arsyad (bertindak dalam kapasitasnya sebagai ketua dewan Pengawas dana Pensiun perusahaan), dan seorang karyawan Perusahaan, bapak dedy novianto (bertindak dalam kapasitasnya sebagai ketua dana Pensiun PT inco) dinilai bersalah karena telah melanggar Pasal 58 undang-undang no. 11 Tahun 1992 mengenai dana Pensiun (“Pension fund law”). Pasal 58 undang-undang dana Pensiun mewajibkan para pengelola untuk memberikan uang pensiun dini sesuai dengan ketentuan dana pensiun. Tuntutan tersebut terkait dengan pembayaran uang pensiun yang dibayarkan kepada karyawan yang dibebastugaskan pada awal tahun 2005. dalam menghitung pembayaran ini, pihak pengelola dana pensiun PT inco – dengan niat baik – telah menggunakan suku bunga diskonto, yang pada saat itu ditetapkan pada tingkat yang bisa diterima, namun kemudian dianggap terlalu tinggi. setelah ada keputusan akhir mengenai revisi suku bunga diskonto, PT inco secara tepat waktu mengembalikan jumlah

The 2-to-1 guilty decision by the district Court of Palopo (decision no. 171/Pid/b/2007/Pn.Plp.) included an important dissenting opinion of one member of the panel of judges, who found that mr. arsyad’s and mr. novianto’s acts were not criminal but administrative in nature, and that no violation of article 58 of the Pension fund law occurred. mr. arsyad and mr. novianto immediately objected to the decision and iled an appeal with the high Court of south sulawesi. on april 16, 2008 the high Court in makassar acquitted mr. arsyad and mr. novianto of all charges. The high Court stated in its decision that it has restored mr. arsyad’s and mr. novianto’s ability, status and dignity.

on april 23, 2008 the Prosecutor brought a further appeal to the supreme Court of the republic of indonesia. The oficial notiication of the supreme

Irwan dari Hydroelectrical Maintenance berada di salah satu dari dua fasilitas PLTA PT Inco yang saat ini beroperasi di Sungai Larona, PLTA ketiga sedang dalam proses pembangunan.

Irwan from Hydroelectrical Maintenance at the first of two PT Inco hydroelectric generating facilities currently in operation on the Larona River – with a third under construction.

tersebut kepada karyawan yang dibebastugaskan tersebut. meskipun jumlah yang terhutang tersebut telah dibayarkan oleh Perusahaan, tuntutan masalah masih tetap berlanjut.

keputusan 2 berbanding 1 oleh Pengadilan negeri Palopo (keputusan no. 171/Pid/b/2007/Pn.Plp) mencakup perbedaan pendapat yang penting dari seorang anggota panel hakim yang menilai bahwa tindakan bapak arsyad dan bapak novianto bukanlah tindakan kriminal tetapi hanya bersifat administratif sehingga tidak terjadi pelanggaran terhadap Pasal 58 undang-undang dana Pensiun.

bapak arsyad dan bapak novianto langsung menyatakan keberatan terhadap keputusan tersebut dan telah mengajukan gugatan banding kepada Pengadilan Tinggi sulawesi selatan. Pada tanggal 16 april 2008, Pengadilan Tinggi makassar membebaskan bapak arsyad dan bapak novianto dari segala tuntutan. Pengadilan Tinggi menyatakan dalam keputusannya untuk mengembalikan kemampuan, status dan harga diri bapak arsyad dan bapak novianto.

Court decision was received from the district Court of Palopo in march 2009. The supreme Court supported the high Court decision that acquitted messrs. arsyad and novianto of all charges. by the issuance of the supreme Court decision, the case is closed. This inal and binding decision conirmed the Company’s view that messrs. arsyad and novianto are innocent of all charges.

Dalam dokumen PT Vale Indonesia Tbk Annual Reports 2008 (Halaman 95-98)

Dokumen terkait