• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penunjukan dan Pengangkatan Arbiter/wasit

Dalam dokumen Hukum Acara Perdata (Halaman 45-50)

SURAT KUASA

J. PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI ARBITRASE

2. Penunjukan dan Pengangkatan Arbiter/wasit

75 Ibid,. hlm. 84

76 Riduan Syahrani, Buku Materi Dasar Hukum Acara Perdata...hlm 189 77 Opcit,. hlm. 85

Sebutan untuk orang yang memeriksa dan memutuskan sengketa melalui arbitrase adalah arbiter (wasit). Arbiter adalah seorang atau lebih yang dipilih oleh pihak yang bersengketa atau yang ditunjuk oleh pengadilan negeri atau lembaga arbitrase untuk memberikan putusan melalui arbitrase (Pasal 1 angka 7).

Jadi, arbiter yang memeriksa dan memutuskan sengketa melalui arbitrase itu bisa orang perorangan dan bisa lembaga arbitrase. Seseorang yang dapat ditunjuk atau diangkat sebagai arbiter harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Cakap melakukan tindakan hukum. b. Berumur paling rendah 35 tahun.

c. Tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah atau semenda sampai derajat kedua dengan salah satu pihak bersengketa.

d. Tidak mempunyai kepentingan finansial atau kepentingan lain atas putusan arbitrase. e. Memiliki pengalaman serta menguasai secara aktif di bidangnya paling sedikit 15 tahun.

Pada dasarnya setiap orang dapat menjadi wasit sesuai dengan pasal 617 RV. Larangan untuk diangkat menjadi wasit berlaku untuk para hakim, pegawai penuntut umum dan panitera berdasarkan pasal 34 RV.

Kemudian, yang dimaksud dengan lembaga arbitrase adalah badan yang ditunjuk oleh para pihak yang bersengketauntuk memberikan putusan mengenai sengketa tertentu dan juga dapat memberikan pendapat yang mengikat mengenai suatu hubungan hukum tertentu dalam hal belum timbul sengketa (Pasal 1 ayat (8)).

Apabila para pihak tidak dapat mencapai kata sepakat tentang penunjukan atau pemilihan wasit, maka atas permintaan para pihak yang bersangkutan wasit diangkat oleh hakim yang berwenang memeriksa perkaranya sekiranya diajukan baginya (ini berdasarkan pasal 619 RV). Bagi wasit yang tidak diangkat oleh hakim tidak dapat diajukan keberatan kecuali karena alasan timbul sesudah pengangkatan (menurut pasal 621 RV).78

Bahwa seseorang yang menerima penunjukannya sebagai wasit harus menyatakan kesediaaanya itu secara tertulis atau kesediaannya itu dimuat dalam akta pengangkatannya dan dalam hal ini diartur pada pasal 622 RV. Apabila tugas sudah diterimanya maka wasit tidak boleh menarik diri kecuali dengan alasan yang disetujui oleh hakim sesuai dengan pasal 623 RV.

Dalam perwasitan ini dapat dilakukan dengan dua jalan: 1. Dinamakan pactum de compromittendo

2. Dinamakan akta compromise

Ad. 1. pactum de compromittendo adalah suatu klausula dalam perjanjian dimana ditentukan bahwa para pihak diharuskan mengajukan perselisihanya kepada seorang atau majelis wasit. pactum de compromittendo ini hanyalah merupakan sebahagian saja dari ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam perjanjian. Dalam waktu membuat pactum de compromittendo sama sekali belum terjadi perselisihan.

Ad. 2. Akta kompromis itu merupakan perjanjian khusus yang dibuat setelah terjadinya perselisihan untuk mengatur tentang cara mengajukan perselisiahna yang telah terjadi kepada seorang wasit untuk diselesaikan .dalam akta kompromis ditentukan batas waktu untuk memutuskan sengketa oleh wasit dan batas waktunya adalah 6 bulan sesuai dengan pasal 620 RV.

Berakhirnya tugas wasit disebabkan karena :

a. Putusan telah dijatuhkan berarti sengketanya telah diselesaikan

b. Lewatnya waktu yang ditetapkan dalam akta komprmis tanpa menghasilkan keputusan. c. Lewatnya waktu 6 bulan setelah wasit menerima pengangkatannya jika tidak ditetapkan

batas waktu.

d. Pencabutan oleh para pihak

e. Meninggalnya seorang wasit atau karena ditolaknya wasit itu

Berdasarkan surat keputusan dari Kamar Dagang dan Industry Indonesia (KADIN) No. SKEP/152/DPH/1977 tanggal 30 november 1977 didirikan Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) sebagai badan arbitrase dalam sengketa-sengketa perdata yang timbul tentang soal-soal perdagangan, industry dan keuangan baik yang bersifat nasional maupun yang bersifat internasional. 79

Kemudian syarat yang harus dipenuhi dalam permohonan arbitrase adalah : 1. Nama lengkap dan tempat tinggal kedua belah pihak

2. Suatu uraian singkat tentang duduknya sengketa

3. Apa yang dituntut harus didaftarkan ke secretariat BANI yang bersangkutan.

Dan dalam biaya yang dikenakan dalam arbitrase adalah : 1. Uang pendaftaran

2. Biaya administrasi/pemeriksaan

3. Biaya pemanggilan dan perjalanan saksi atau ahli,biaya ini dipikul oleh pihak yang meminta dipanggilnya saksi atau ahli tersebut dan biaya ini harus di bayar lebih dahulu kepada secretariat.

4. Biaya perjalanan dari arbiter atau majelis arbiter untuk melakukan perjalanan dibebankan kepada kedua belah pihak masing-masing separuh dan harus di bayar lebih dahulu kepada secretariat.

5. Honorarium arbiter ditetapkan untuk setiap sengketa oleh ketua BANI tetapi jumlahnya tidak melebihi yang ditetapkan untuk sengketa terssebut/

BAB III PENUTUP KESIMPULAN

Hukum Acara Perdata merupakan hukum yang mengatur tentang tata cara mengajukan gugatan kepada pengadilan, bagaimana pihak tergugat mempertahankan diri dari gugatan penggugat, bagaimana para hakim bertindak baik sebelum dan sedang pemeriksaan dilaksanakan dan bagaimana cara hakim memutus perkara yang diajukan oleh penggugat tersebut serta bagaimana cara melaksanakan putusan tersebut sebagaimana mestinya sesuai dengan peraturan yang berlaku, sehingga hak dan kewajiban sebagaimana yang telah diatur dalam Hukum Perdata dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Para pihak yang merasa dirugikan oleh pihak lain dalam permasalahan perdata dapat mengajukan gugatan ke pengadilan atau permohonan jika tidak melibatkan orang lain.

Setelah gugatan diajukan, maka pengadilan akan memeriksa berkas-berkas yang dilampirkan oleh Penggugat (orang yang mengajukan gugatan) dan mulai menginterogasi Tergugat (orang yang digugat).

Apabila Tergugat merasa keberatan atas perkara yang ditujukan kepadanya, maka ia dapat menangkis (eksepsi) jawaban dari pihak Penggugat.

Setiap Penggugat dan Tergugat diberi kesempatan yang sama untuk menjelaskan pendapat mereka dimuka pengadilan baik dengan mereka sendiri maupun melalui wakilnya dan diperbolehkan membawa alat-alat bukti sebagai keakuratan penjelasan mereka.

Tergugat juga dapat mengajukan perlawanan (verzet) atas verstek yang ia lewati pada sidang pertama pada Pengadilan Negeri tempat ia digugat, banding di tingkat Pengadilan Tinggi dan juga kasasi pada Mahkamah Agung.

Selain penyelesaian di pengadilan, perkara perdata juga dapat diselesaikan antara sesama kedua belah pihak melalui arbitrase. Penunjukan arbiter harus memenuhi syarat tertentu dan berpengalaman dibidangnya.

Dalam dokumen Hukum Acara Perdata (Halaman 45-50)

Dokumen terkait