• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.4. Patofisiologi

2.4.1. Patofisiologi Batu Kolesterol

2.4.1.3. Penurunan Fungsi Kandung Empedu

Menurunnya kemampuan kontraksi dan kerusakan dinding kandung empedu, memudahkan seseorang menderita batu empedu. Kontraksi kandung empedu yang melemah akan menyebabkan stasis empedu. Stasis empedu akan membuat musin yang di produksi di kandung empedu terakumulasi seiring dengan lamanya cairan empedu tertampung dalam kandung empedu. Musin tersebut akan semakin kental dan semakin pekat sehingga semakin menyulitkan proses pengosongan cairan empedu. Bila daya kontraksi kandung empedu menurun dan di dalam kandung empedu tersebut sudah ada Kristal, maka Kristal tersebut tidak akan dapat dibuang keluar ke duodenum. Beberapa kondisi yang dapat menganggu daya kontraksi kandung empedu, yaitu hipomotilitas, parenteral total (menyebabkan aliran empedu menjadi lambat), kehamilan, cedera medulla spinalis dan diabetes melitus.

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif cross sectional untuk mengetahui gambaran profil lipid serum pada pasien dengan diagnosa batu kandung empedu.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Sub Bagian Bedah Digestif Fakultas Kedokteran USU/ RSUP H Adam Malik dan RS Jejaring FK USU selama periode April 2012 sampai Juli 2012.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian semua penderita batu kandung empedu yang datang ke poliklinik bedah digestif RSUP H Adam Malik dan RS Jejaring FK USU. Sampel penelitian adalah penderita batu kandung empedu yang datang ke poliklinik bedah digestif RSUP H Adam Malik dan RS Jejaring FK USU, termasuk dalam kriteria inklusi, selama kurun waktu April 2012 sampai Juli 2012.

3.4 Kriteria Inklusi

• Penderita yang telah didiagnosa batu kandung empedu dengan menggunakan USG / CT Scan dibagian bedah digestif FK USU/RSUP H Adam Malik dan RS Jejaring FK USU.

3.5 Kriteria Ekslusi

• Penderita yang mendapat terapi hipolipidemia.

3.6 Besar Sampel

Seluruh penderita batu kandung empedu yang masuk ke dalam inklusi

3.7 Variabel Penelitian

Variabel Dependen : Batu kandung empedu Variabel Independen : Profil lipid serum

3.8 Definisi Operasional

• Batu kandung empedu yang di tegakkan dengan USG / CT Scan

• Batu empedu adalah batu yang dijumpai di dalam kandung empedu.

• Profil lipid serum(Kolesterol total, Triglycerides, HDL(High Density Lipoprotein) dan LDL(Low Density Lipoprotein) ) diambil pada pasien sebelum dilakukan tindakan cholesistectomy.

3.9 Kerangka Konsep

HIPERLIPIDEMIA

SUPERSATURASI KOLESTEROL

PEMBENTUKAN INTI KOLESTEROL

BATU KANDUNG EMPEDU

3.10 Data

Data yang diperoleh di presentasikan dalam bentuk tabel dan diagram 3.11 Alur Kerja

USG Batu kandung empedu Profil lipid serum

BAB IV. HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik Sampel

Selama periode penelitian yang dilakukan dari bulan April 2012 sampai dengan Juli 2012, dijumpai 52 penderita batu kandung empedu yang dilakukan pemeriksaan profil lipid serum (kolesterol total, trigliserida, HDL, dan LDL). Dari 52 subjek penelitian didapatkan jumlah penderita batu kandung empedu yang sama antara jenis kelamin perempuan dengan laki-laki. Data demografi subjek yang mengikuti penelitian ini ditampilkan dalam tabel 4.1.1 dan 4.1.2.

Dari tabel 4.1.1 diketahui bahwa kelompok usia terbanyak penderita batu kandung empedu adalah pada kelompok usia 41 – 50 tahun. Rata-rata usia penderita batu kandung empedu adalah 49 ± 13,17 tahun, dengan usia tertinggi adalah 82 tahun dan usia terendah adalah 21 tahun.

Dari pengukuran berat badan didapatkan berat badan rata-rata penderita batu kandung empedu adalah 65 ± 6,75 kg. Dari pengukuran tinggi badan didapatkan tinggi badan rata-rata penderita batu kandung empedu adalah 1,61 ± 0,06 m. Dilakukan penghitungan BMI (Body Mass Index) dengan cara Du Bois dan didapatkan BMI rata-rata penderita batu kandung empedu adalah 25,2 ± 2,4 kg/m2. Berdasarkan BMI penderita batu kandung empedu pada penelitian ini didapatkan 1 orang termasuk kategori underweight, 20 orang termasuk kategori mempunyai berat badan yang ideal, dan 31 orang termasuk overweight.

Tabel 4.1.1. Distribusi pasien berdasarkan usia

Usia (Tahun)

Jumlah Proporsi

21-30 2 2/52

31-40 10 10/52

41-50 20 20/52

51-60 7 7/52

>61 13 13/52

Total 52

Tabel 4.1.2. Distribusi pasien berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin Jumlah Proporsi

Perempuan 26 26/52

Laki – laki 26 26/52

Total 52

Tabel 4.1.3. Distribusi pasien berdasarkan BMI Jumlah Proporsi

Underweight 1 1/52

Ideal 20 20/52

Overweight 31 31/52

Total 52

Diagram 1. Proporsi kelompok usia penderita batu kandung empedu

Diagram 2. Proporsi jenis kelamin penderita batu kandung empedu 2

10

20 7

13

Kelompok Usia

21-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun 51-60 tahun

>61 tahun

26 26

Jenis Kelamin

Perempuan Laki - laki

Diagram 3. Proporsi BMI penderita batu kandung empedu

4.2 Profil Lipid Serum pada Penderita Batu kandung empedu

Dari hasil pemeriksaan profil lipid serum penderita batu kandung empedu didapatkan rata-rata kolesterol total adalah 207,48 ± 44,78 mg/dL. Dengan nilai kolesterol total tertinggi adalah 371 mg/dL dan terendah adalah 141 mg/dL. Nilai rata-rata trigliserida adalah 191,03 ± 56,18 mg/dL.

Dengan nilai trigliserida tertinggi adalah 363 mg/dL dan terendah adalah 66 mg/dL. Nilai rata-rata HDL adalah 64,57 ± 17,27 mg/dL. Dengan nilai HDL tertinggi adalah 121 mg/dL dan terendah adalah 18 mg/dL. Nilai rata-rata LDL adalah 136,79 ± 31,34 mg/dL. Dengan nilai LDL tertinggi adalah 243 mg/dL dan terendah adalah 81 mg/dL.

1

20 31

Weight Category

Underweight Ideal

Overweight

Perbandingan profil lipid serum antara perempuan dengan laki-laki penderita batu kandung empedu ditampilkan dalam tabel 4.2.1.

Tabel 4.2.1. Perbandingan kadar lipid serum antara perempuan dengan laki-laki penderita batu kandung empedu

Diagram 4. Perbandingan kadar lipid serum antara perempuan dengan laki-laki penderita batu kandung empedu

Perbandingan profil lipid serum antara kelompok perempuan dengan laki-laki penderita batu kandung empedu menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna (p>0,05). Perbandingan kadar lipid

0

Kolesterol total Trigliserida HDL LDL

Perempuan Laki-laki

serum antara penderita batu kandung empedu usia ≤45 tahun dengan >45 tahun didapatkan penderita batu kandung empedu ≤45 tahun sebanyak 22 orang, sedangkan >45 tahun sebanyak 30 orang. Data ditampilkan dalam tabel 4.2.2.

Tabel 4.2.2. Perbandingan kadar lipid serum antara penderita batu kandung empedu usia ≤45 tahun dengan >45 tahun

Diagram 5. Perbandingan kadar lipid serum antara penderita batu kandung empedu dengan usia ≤45 tahun dengan >45 tahun

Perbandingan kadar lipid serum antara kelompok penderita batu kandung empedu ≤45 tahun dengan >45 tahun menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna (p > 0,05). Perbandingan kadar lipid

0

Kolesterol total Trigliserida HDL LDL

≤45 tahun

>45 tahun

serum antara perempuan usia ≤45 tahun dengan >45 tahun didapatkan jumlah penderita batu kandung empedu yang sama, yaitu sebanyak 13 orang. Data ditampilkan dalam tabel 4.2.3.

Tabel 4.2.3. Perbandingan kadar lipid serum antara perempuan ≤45 tahun dengan perempuan >45 tahun penderita batu kandung empedu

Kolesterol total (<

Diagram 6. Perbandingan kadar lipid serum antara perempuan ≤45 tahun dengan perempuan >45 tahun

Kolesterol total Trigliserida HDL LDL

Perempuan ≤45 tahun Perempuan >45 tahun

Perbandingan kadar lipid serum antara kelompok perempuan ≤45 tahun dengan >45 tahun menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0,05). Perbandingan kadar lipid serum penderita batu kandung empedu antara kelompok overweight dengan yang tidak didapatkan penderita batu kandung empedu yang overweight sebanyak 31 orang, sedangkan yang tidak overweight sebanyak 21 orang.

Data ditampilkan dalam tabel 4.2.4.

Tabel 4.2.4. Perbandingan kadar lipid serum antara penderita batu kandung empedu yang overweight dengan yang tidak

Diagram 7. Perbandingan kadar lipid serum antara penderita batu kandung empedu yang overweight dengan yang tidak

Kolesterol total Trigliserida HDL LDL

Overweight Tidak

Perbandingan kadar lipid serum penderita batu kandung empedu yang overweight dengan yang tidak menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna ( p> 0,05).

BAB V. PEMBAHASAN

Penyakit batu kandung empedu lebih sering ditemukan pada populasi negara-negara barat dibanding dengan di Asia dan Afrika. Hal ini telah berubah selama beberapa dekade terkahir di negara-negara Asia, dengan peningkatan menonjol dalam prevalensi batu kandung empedu kolesterol.

Trend ini terjadi akibat dari meningkatnya konsumsi lemak, diet rendah serat, dan peningkatan gaya hidup sedentarian dalam populasi Asia.23

Perbandingan antara perempuan : laki-laki penderita batu kandung empedu pada penelitian ini didapatkan jumlah yang sama penderita batu kandung empedu. Secara global, perbandingan penderita batu kandung empedu antara perempuan dengan laki-laki adalah 2:1.

Batu kandung empedu jarang ditemukan pada dua dekade awal kehidupan dan insidennya meningkat seiring dengan usia, terutama pada usia diatas 40 tahun.25 Hal ini sesuai dimana pada penelitian ini didapatkan kelompok usia terbanyak penderita batu kandung empedu adalah pada kelompok usia 41 – 50 tahun. Dari sudut pandang biokimia, dengan seiring bertambahnya usia, terdapat peningkatan saturasi kolesterol empedu akibat dari meningkatnya sekresi kolesterol dari hepar akibat meningkatnya kadar HMG-Co-A reduktase. Juga terjadi penurunan sintesis dari asam empedu akibat dari penurunan aktivitas enzim 7 α-hidroksilase.24

Berdasarkan BMI rata-rata (25,2 ± 2,4 kg/m

Pada penelitian ini perbandingan profil lipid serum antara kelompok usia ≤45 tahun dengan >45 tahun tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna (p>0,05).

2), penderita batu kandung empedu pada penelitian ini dapat dikategorikan sebagai overweight. Dengan penderita batu kandung empedu yang overweight lebih banyak dibanding dengan yang mempunyai berat badan yang ideal maupun underweight.Kadar lipid serum penderita batu kandung empedu dengan overweight lebih tinggi daripada yang tidak overweight, tetapi tidak terdapat hubungan bermakna.Dari literatur dikatakan bahwa obesitas merupakan faktor risiko dari penyakit batu kandung empedu. Sekurangnya 25%

individu obese terdapat bukti mempunyai penyakit batu kandung empedu.Terutama pada perempuan dengan obesitas, mempunyai risiko yang meningkat untuk pembentukkan batu kandung empedu (risiko batu kandung empedu dua kali lipat pada perempuan dengan BMI >30 kg/m2 dibanding

dengan perempuan dengan BMI normal). Hal ini didasari oleh karena obesitas dikaitkan dengan peningkatan sintesis kolesterol dalam liver dan tingginya sekresi kedalam empedu.

Perbandingan profil lipid serum antara kelompok perempuan dengan laki-laki penderita batu kandung empedu pada penelitian ini menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna (p>0,05). Akan tetapi, dapat dilihat dari diagram 4 bahwa perempuan penderita batu kandung empedu mempunyai nilai profil lipid serum yang lebih tinggi dibanding dengan laki-laki penderita batu kandung empedu.

Perbedaan ini terutama didasari oleh hormon esterogen, dimana esterogen menstimulasi enzim HMG-Co-A reduktase, menyebabkan peningkatan sekresi kolesterol empedu dan oleh karena itu menempatkan perempuan pada risiko tinggi terhadap super saturation.Pada masa hamil, empedu mempunyai kolesterol yang lebih tinggi dan kandung empedu tidak berkontraksi secara normal.Salah satu penelitian di Cina, menyebutkan bahwa batu kandung empedu ditemukan lebih sering pada perempuan multipara (12,2%) dibanding dengan perempuan nulipara (1,3%) pada usia yang sama.

Progesteron juga dapat berperan terhadap penyakit batu kandung empedu dengan cara menginhibisi kontraksi kandung empedu dan menyokong hipomotilitas dan stasis kandung empedu.

Perbandingan profil lipid serum antara kelompok perempuan usia ≤45 tahun dengan >45 tahun menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0,05).Dimana terdapat nilai profil lipid serum yang lebih tinggi pada kelompok perempuan >45 tahun. Salah satu alasannya adalah, pada perempuan menopause yang mendapat terapi pengganti estrogen terdapat peningkatan insiden batu kandung empedu.

Sindrom metabolik merupakan faktor risiko untuk penyakit batu kandung empedu. Sindrom metabolik didefinisikan sebagai hadirnya sekurang-kurangnya tiga fitur: obesitas abdominal (lingkar perut ≥90 cm pada laki-laki atau ≥80 cm pada perempuan) , tingginya tekanan darah (tekanan darah

≥130/85 mmHg atau mendapat pengobatan hipertensi), tingginya glukosa darah puasa (glukosa darah puasa ≥100 mg/dL atau mendapat pengobatan hiperglikemia) , peningkatan trigliserida (trigliserida

≥150 mg/dL atau mendapat pengobatan hipertrigliseridemia) dan penurunan kadar HDL (HDL <40 mg/dL pada laki-laki atau <50 mg/dL pada perempuan) (AHA, 2005). Batu kandung empedu terutama batu kandung empedu kolesterol merupakan masalah metabolik, dimana berhubungan dengan

26

abnormalitas lipid. Rendahnya HDL dan hipertrigliseridemia membawa peningkatan risiko untuk berkembangnya batu kandung empedu.27

Kelemahan dari penelitian ini adalah tidak terdapatnya perbedaan yang bermakna nilai profil lipid serum antara penderita batu kandung empedu laki-laki dengan perempuan, walaupun dapat dilihat bahwa perempuan penderita batu kandung empedu mempunyai nilai prodil lipid serum yang lebih tinggi dibanding dengan laki-laki. Keunggulan dari penelitian ini adalah dengan jumlah subjek penelitian yang cukup dengan karakteristik subjek penelitian yang berbeda baik, sehingga hasil dari penelitian ini dapat mewakili populasi.

BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN

6.1. Simpulan

Dari penelitian Profil Lipid Serum Penderita Batu kandung empedu di RSUP H Adam Malik dan RS jejaring FK USU dari bulan April 2012 sampai dengan Juli 2012 dijumpai52penderita batu kandung empedu yang dilakukan pemeriksaan profil lipid serum (kolesterol total, trigliserida, HDL, dan LDL). Rata-rata usia penderita batu empedu adalah 49 ± 13,17tahun dengan kelompok usia terbanyak penderita batu empedu adalah pada kelompok usia 41 – 50 tahun.

Perbandingan profil lipid serum antara kelompok perempuan dengan laki-laki penderita batu empedu menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna (p>0,05). Perbandingan profil lipid serum antara kelompok perempuan ≤45 tahun dengan >45 tahun menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0,05).

6.2. Saran

1. Karena telah diketahuinya faktor-faktor risiko penyakit batu kandung empedu (jenis kelamin, usia, obesitas) dari penelitian ini, maka perlu dilakukan skrinning penyakit batu kandung empedu terhadap masyarakat yang mempunyai risiko-risiko seperti yang disebutkan diatas.

2. Perlu pencatatan data pasien yang lebih lengkap meliputi diet, kebiasaan merokok dan minum alkohol, aktivitas fisik, riwayat penyakit batu kandung empedu dalam keluarga, pengobatan yang diberikan kepada pasien, serta nilai glukosa darah sebagai faktor-faktor risiko lain dari penyakit batu kandung empedu.

3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk melihat nilai profil lipid serum penderita batu kandung empedu dan berbagai faktor-faktor risiko lain yang dapat menyebabkan penyakit batu kandung empedu.

DAFTAR PUSTAKA

1. Lesmana L. Batu empedu. Dalam :Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid I. Edisi 3. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.2000:380-384.

2. Murshid KR. Asymptomatic gallstones: should we operate?.The Saudi J of Gastroenterol 2007;

13:57-69

3. Tsunoda K, Shirai Y, Hatakeyama K : Prevalence of cholesterol gallstones positively correlates with percapita daily calorie intake. Hepato-Gastroenterology 2004;51:2171-2174

4. Ahmed A, Ramsey CC, Keedde EB. Management of gallstones and their complications. Am Fam Phys 200;61:1673-1680

5. N. A. Channa. Pak Arm Forces Med J.2008;58:197 6. M. C. Carey. Recenti Prog. Med.1992;83:379 7. T. Juvonen. Scand. J. Gastroenterol.1995;29:577 8. K. J. Ho. Ala. J. Med. Sci.1977;14:132

9. J. Ahlberg. Acta Chir Scand.1979;145:373

10. W. H. Admirand and D. M. Small. J.Clin. Invest.1968;47:1043.

11. D.M. Small. Gastroenterol.1967;52:607

12. G. Heiss, I. Tamir, C. E. Davis, and H. A. Tyroler. Circulation.1980;61:302 13. R. F. Borgman and S. F. Lightsey. AM. J. Vet. Res.1970;40:150

14. A. Saraya, M. Irshad, B. M. Gandhi and R. K. Tandon. Top Gastroenterol.1995;16:16

15. Z. Halpern, M. Rubin, G. Harach, I. Grotto, A. Moseer, A. Dvir, D. Lichtenberg, and T. Gilat.

Liver.1993;13:246

16. Sjamsuhidajat R, de Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.2005:570-579

17. Maryan Lee F, Chiang W. Cholelithiasis. Available from : http://www.emedicine.com/emerg/Gastrointestinal/topic97.htm.

18. Beckingham IJ. Gallstone. BMJ 2001;322:91-94

19. Murshid KR. Asymptomatic gallstones: should we operate?.The Saudi J of Gastroenterol 2007;13:57-69

20. Balzer K. et al. Epidemiology of gallstone in a German industrial town (Essen) from 1940 to 1975. Digestion.1986;33(4):189-97

21. Yekeler E, Akyol Y. Cholelithiasis. Dalam: New England Journal of Medicine. Available from : http://content.nejm.org/cgi/content/full/351/22/2318#F1

22. Johnston DE.,Kaplan MM.Pathogenesis and treatment of gallstones. N Engl J Med 1993;328:412-421

23. Tsunoda K, Shirai Y, Hatakeyama K. Prevalence of Cholesterol Gallstones Positively Correlates with per Capita Daily Calorie Intake. Hepatogastroenterology.2004;Sep-Oct;51(59):1271-4.

24. Einarsson K, Nilsell K, Leijd B, et al. Influence of Age on Secretion of Cholesterol and Synthesis of Bile Acids by the Liver. N Engl J Med.1985; 313:277-282.

25. Shaffer EA. Epidemiology and Risk Factors for Gallstone Disease: Has the Paradigm Changed in the 21st Century? Curr Gastroenterol Rep.2005;7:132-140.

26. Hulley S, Grady D, Bush T, et al. Randomized Trial of Estrogen Plus Progestin for Secondary Prevention of Coronary Heart Disease in Postmenopausal Women. JAMA.1998;280:605-613.

27. The Rome Group for Epidemiology and Prevention of Cholelithiasis (GREPCO). The

epidemiology of gallstone disease in Rome, Italy. Part II. Factors associated with the disease.

Hepatology.1988;8:907-913.

Lampiran 1

a. Nama lengkap : Dr. Bayu Irvia Satria SusunanPeneliti

Peneliti

b. Fakultas : Kedokteran

c. Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara

Pembimbing I

a. Nama lengkap : Dr. Liberti Sirait SpB-KBD

b. Pangkat/Gol/NIP : Pembina Utama/IVa/195604131987021001 c. Jabatan Fungsional : Staf Pengajar Ilmu Bedah

d. Fakultas : Kedokteran

e. Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara f. Bidang Keahlian : Bedah Digestif

Lampiran 2

NO

Jadwal Penelitian

Jenis Kegiatan

Bulan Ke

1 2 3 4

1 Persiapan

2 Pengumpulan Data 3 Pengolahan Data 4 Penyusunan Laporan 5 Seminar

6 Penggandaan laporan

Lampiran 3

Naskah Penjelasan kepada Orangtua/Kerabat Pasien Lainnya

Yth. Bapak / Ibu ………..……….……

Sebelumnya kami ingin memperkenalkan diri.Kami dokter Bayu Irvia Satria dan kawan-kawan, bertugas di Departemen Ilmu Bedah FK USU / RSUP H Adam Malik Medan. Saat ini kami sedang melaksanakan penelitian tentang profil lipid serum pada penderita batu kandung empedu yang disesuaikan dengan usiadan kondisi yang di derita anak/kerabat Bapak / Ibu.

Bersama ini kami mohon izin kepada Bapak/Ibu orang tua/kerabat dari ____________________

untuk melakukan pendataan tentang kondisi kesehatan anak/kerabat Bapak / Ibu tersebut.Kami juga memohon izin kepada Bapak / Ibu untuk melakukan pemeriksaan tersebut diatas pada anak/kerabat yang sedang menjalani penanganan dari penyakit yang dideritanya tersebut.

Persetujuan keikutsertaan Bapak/Ibu terhadap pemeriksaan yang dilakukan sesuai dengan penelitian ini dituangkan dalam naskah Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP). Demikian yang dapat kami sampaikan.Atas perhatian Bapak/Ibu, diucapkan terima kasih.

Hormat kami, Peneliti

(Dr. Bayu Irvia Satria)

Lampiran 4 Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ………..……

Umur : ……… tahun L / P

Alamat :………..………..

Hubungan dengan pasien : Bapak/Ibu/anak/hubungan kerabat lainnya

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya telah memberikan PERSETUJUAN

untuk dilakukan pendataan tentang kondisi kesehatan anak/kerabat Bapak / Ibu tersebut. Kami juga memohon izin kepada Bapak / Ibu untuk melakukan pemeriksaanterhadap anak/kerabatsaya :

Nama : ………., Umur :……...…… tahun

Alamat Rumah :……...………..

yang tujuan, sifat, dan perlunya pemeriksaan tersebut di atas, serta risiko yang dapat ditimbulkannya telah cukup dijelaskan oleh dokter dan telah saya mengerti sepenuhnya.

Demikian pernyataan persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.

Medan, ………2012 Yang memberikan penjelasan Yang membuat pernyataan persetujuan

dr... …………..………...

Lampiran 5 Persetujuan dari Komisi Etika Penelitian

PERSETUJUAN KOMISI ETIK TENTANG PELAKSANAAN PENELITIAN BIDANG KESEHATAN

Nomor :...

Yang bertanda tangan di bawah ini, Ketua Komisi Etik Penelitian Bidang Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, setelah dilaksanakan pembahasan dan penilaian usulan penelitian yang berjudul :

PROFIL LIPID SERUM PADA PENDERITA BATU KANDUNG EMPEDU DI RSUP H.ADAM MALIK DAN RS JEJARING FK USU

Yang menggunakan manusia sebagai subjek penelitian dengan:

Ketua Pelaksana/Peneliti Utama : dr. Bayu Irvia Satria

Institusi : Departemen Ilmu Bedah FK USU

Dapat disetujui pelaksanaannya selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan kode etik penelitian biomedik.

Medan,...

Komisi Etik Penelitian Bidang Kesehatan Fakultas Kedokteran USU

(...)

Ketua

Lampiran 6

FORMULIR DATA PENELITIAN

IDENTITAS PASIEN

Nama :

Usia :

Jenis Kelamin :

No. Rekam Medis :

PEMERIKSAAN KLINIS Body Mass Index (kg/m2) :

Anamnesis :

Pemeriksaan Fisik : Tanda vital : Status generalis : Pemeriksaan Penunjang : Profil Lipid Serum

Kolesterol total : Trigliserida :

HDL :

LDL :

Dokumen terkait