• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KERJASAMA PERTAHANAN TIONGKOK DAN IRAN

IV.4 Penurunan Hubungan Iran-Tiongkok

Organisasi Kerjasama Shanghai adalah organisasi yang masih berusaha untuk menjadi salah satu organisasi regional yang kuat. Untuk itu anggota organisasi berusaha untuk meningkatkan pengaruhnya dengan menambahkan negara-negara yang kuat ke dalam SCO. Di antara negara pengamat lain seperti India, Pakistan dan Mongolia, Iran menjadi negara yang dianggap memiliki peluang yang paling besar untuk menjadi anggota tetap di organisasi ini. Hal ini terjadi karena selain memiliki pengaruh besar di Timur Tengah, Iran juga menjalin hubungan yang harmonis dengan dua negara paling berpengaruh di organisasi ini yakni Tiongkok dan Rusia.

Keinginan Iran untuk diaplikasikan menjadi anggota tetap di organisasi ini menjadi dilema bagi anggota tetap SCO. Konflik nuklir Iran menjadi masalah yang dipertimbangkan oleh anggota organisasi untuk menerima permintaan tersebut. Tiongkok yang menjadi negara paling berpengaruh di organisasi ini juga menahan permintaan tersebut karena AS yang terus saja mendesak semua negara untuk ikut mengembargo Iran. AS sendiri adalah partner dagang terbesar Tiongkok setelah Uni Eropa. Tiongkok merasa bahwa hubungan AS-Tiongkok merupakan hubungan yang

180

Marybeth Davis. Dkk, China-Iran: A Limited Partnership. Diakses dari

origin.www.uscc.gov/.../China-Iran--A%20Limited%20Partnership.pdf.

181 Anthony H. Cordesman. dkk. Ira ’s Ro ket a d Missile For es a d Strategi Optio s. csis.org/files/publication/141007_Iran_Rocket_Missile_forces.pdf.

85

jauh lebih penting daripada hubungan Tiongkok-Iran. Untuk menjaga hubungan baik dengan AS tersebut, Tiongkok menyetujui penetapan sanksi bagi Iran.

Pada Juni 2012 Tiongkok dan Rusia yang menjadi pelopor SCO akhirnya memblokir keanggotaan Iran. Tindakan tersebut merupakan cara yang digunakan agar Iran segera menyelesaikan konflik nuklirnya karena dengan berakhirnya konflik antara Iran dengan PBB akan mempermudah Iran melakukan kerjasama dengan negara lain khususnya negara anggota SCO. Rusia juga mengatakan bahwa Iran bisa

menjadi anggota tetap di SCO jika masalah dengan PBB telah selesai.182

Dari penelitian diatas dapat dilihat bahwa konsep yang paling mendukung

hubungan Tiongkok dan Iran adalah national interests karena upaya Tiongkok

melakukan hubungan kerjasama pertahanan dengan Iran dipengaruhi oleh kepentingan Tiongkok di Iran. Tiongkok membantu Iran memodernisasi militer agar Iran bisa menghindari masuknya pengaruh lain khususnya AS di Iran sehingga kepentingan Tiongkok bisa terjaga.

Walaupun power bukan lagi menjadi hal yang paling utama di masa sekarang,

peningkatan kekuatan militer masih dianggap penting karena digunakan sebagai alat untuk menghindari terjadinya perang. Kekuatan militer dikembangkan hanya untuk mencegah terjadinya serangan dari negara lain.

182 Marybeth Davis. Dkk, China-Iran: A Limited Partnership. Diakses dari origin.www.uscc.gov/.../China-Iran--A%20Limited%20Partnership.pdf.

86

Dalam hubungan kerjasama pertahanan keamanan antara Iran dan Tiongkok, negara yang paling diuntungkan adalah Tiongkok. Hal ini disebabkan oleh kerjasama yang dilakukan hanya untuk membantu Iran dalam menjaga kemanan negara. Terciptanya keamanan di Iran merupakan kunci terciptanya keamanan energi Tiongkok di Iran. Tiongkok juga mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan senjata ke Iran dan tentunya mendapatkan pasokan minyak Iran yang diembargo oleh berbagai negara seperti AS dan sekutunya.

Kerjasama militer Tiongkok dan Iran merupakan bentuk dari aliansi walaupun letak geografis kedua negara terpisah cukup jauh. Hal ini terjadi karena aliansi tidak selalu terbentuk oleh pengaruh kedekatan letak geografi negara. Sama halnya dengan hubungan AS-Singapura, walaupun letak geografi kedua negara terpisah cukup jauh, posisi tersebut tidak menghalangi terbentuknya kerjasama. Namun dalam hubungan aliansi Tiongkok dan Iran, kedua negara tidak memiliki kesepakatan untuk ikut berperang jika salah satu negara diserang.

Hubungan kerjasama Iran dan Tiongkok terbentuk karena adanya persamaan perasaan antara kedua negara. Baik Iran maupun Tiongkok sama-sama merasakan dominasi AS di kawasan masing-masing sehingga kedua negara berusaha mengimbangi dominasi tersebut. Tiongkok berusaha meningkatkan kekuatan militernya untuk mengimbangi pengaruh AS di Asia Timur. Namun dengan kekuatan militer Tiongkok yang berkembang pesat mengakibatkan kehawatiran bagi AS jika Tiongkok akan menggeser posisinya sebagai negara hegemon. Hal tersebut

87

menimbulkan ketakutan bagi Tiongkok karena modernisasi militer Tiongkok telah mengundang perhatian AS di kawasan Asia Timur.

Sama halnya dengan Tiongkok, Iran juga merasakan dominasi pengaruh AS di kawasan Timur Tengah. Akibat mendapat embargo pengembangan nuklir dari DK PBB, Iran akhirnya harus mengalami kesulitan dalam memodernisasi militernya karena kurangnya pengetahuan pada penguasaan teknologi canggih. Untuk itu Iran menjalin hubungan kerjasama dengan Tiongkok. Kerjasama dimaksudkan untuk membantu Iran dalam memodernisasi militer sehingga mampu mengimbangi pengaruh AS di Timur Tengah.

Baik Tiongkok maupun Iran sama-sama meningkatkan kekuatan militernya yang diharapkan dapat mengimbangi kekuatan AS sehingga tidak terjadi perang di kawasan masing-masing. Tiongkok membantu modernisasi militer Iran untuk mengurangi dominasi AS di Timur Tengah yang juga menyebabkan melemahnya pantauan AS dari Asia Timur karena perhatian AS terbagi pada dua kawasan yang berjauhan.

Tiongkok memiliki pengaruh yang besar di kawasan Timur Tengah. Tiongkok memiliki hubungan yang harmonis dengan negara-negara di kawasan ini. Tidak hanya dengan Iran yang memiliki hubungan tidak harmonis dengan AS, Tiongkok juga memiliki hubungan baik dengan negara-negara sekutu AS di kawasan ini seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Qatar. Tiongkok menjalin kerjasama dengan

88

negara-negara tersebut dengan memastikan tidak akan ada ancaman nuklir khususnya dari Iran di kawasan Timur Tengah. Namun berbeda halnya dengan Tiongkok, Iran tidak memiliki pengaruh yang besar di kawasan Asia Timur.

Periode tahun 2008-2012 menjadi fokus penelitian karena pada tahun tersebut Iran sedang menjalani sanksi pengembangan teknologi nuklir dari DK PBB. Dalam sanksi tersebut Iran dilarang melakukan kerjasama dengan negara lain baik dalam mengembangkan nuklir atau bahkan melakukan hubungan kerjasama di bidang militer. Namun Tiongkok yang menjadi salah satu negara pemilik veto di DK PBB masih tetap melakukan kerjasama dengan Iran khususnya dalam meningkatkan kemampuan militer Iran.

Keputusan Tiongkok memblokir Iran di SCO merupakan keputusan yang diambil berdasarkan pertimbangan kepentingan nasional. Tiongkok menganggap AS yang menjadi partner dagang terbesar negaranya lebih penting daripada Iran yang hanya menyuplai 11% minyak ke Tiongkok. Tiongkok sendiri menyadari bahwa minyak tersebut juga bisa ditingkatkan dari negara lain seperti Arab Saudi untuk memenuhi kepentingan energinya daripada harus tergantung pada Iran. Selain itu Tiongkok juga menyadari bahwa tindakan negaranya memblokir Iran dari SCO tidak akan memperburuk hubungan Tiongkok-Iran karena Tiongkok menjadi negara importir minyak yang sangat penting bagi Iran khususnya sejak negara-negara sekutu AS ikut mengembargo energi Iran sehingga Iran membutuhkan negara lain sebagai pasar untuk menyalurkan energinya.

89 BAB V

KESIMPULAN

Hubungan antara Iran dan Tiongkok adalah hubungan yang dibentuk tanpa melihat sisi ideologi. Hubungan kedua negara ini terbentuk karena merasa saling ketergantungan. Iran yang menerima sanksi PBB membutuhkan negara lain untuk membantu memodernisasi militernya. Dengan sanksi yang sedang dijalani tentunya menyebabkan Iran tidak leluasa untuk mempelajari teknologi modern seperti dari Barat sehingga Iran membutuhkan Tiongkok yang juga menjadi negara produsen senjata.

Tiongkok menjadi negara yang masih melakukan hubungan pertahanan walaupun Iran sedang menjalani sanksi dari DK PBB. Hubungan Iran dan Tiongkok terlihat dari bantuan Tiongkok dalam memodifikasi rudal-rudal negaranya dan menjual rudal demi memajukan militer Iran. Tiongkok tetap melakukan hubungan pertahanan keamanan dengan Iran walaupun Tiongkok menyetujui embargo Iran di DK PBB.

Tiongkok menjalin hubungan energi dengan Iran karena memandang Iran sebagai negara yang menjadi salah satu penghasil energi terbesar di dunia. Namun energi tersebut tidak bisa diolah secara maksimal karena Iran tidak memiliki kemampuan dalam mengolah sumber daya negaranya. Hal ini juga terjadi karena

90

dengan adanya embargo, maka Iran kekurangan investasi asing untuk mengolah sumber energinya.

Tiongkok yang sedang mengalami pertumbuhan industri tentunya membutuhkan sumber-sumber energi. Melihat adanya kekosongan investasi di Iran akhirnya membuat Tiongkok melakukan hubungan kerjasama energi untuk menjaga kepentingan nasional. Tiongkok dapat mencapai dua kepentingan dengan melakukan hubungan perdagangan dengan Iran yakni Tiongkok mendapatkan sumber energi dan pasar untuk menjual senjata produksi dalam negerinya.

Dalam masalah energi, Tiongkok tidak bisa dianggap sebagai negara yang memiliki kepentingan lebih atas Iran. Iran membutuhkan negara lain sebagai konsumen khususnya sejak embargo oleh sebagian negara Barat dan AS terhadap minyak Iran. Iran membutuhkan pasar untuk meningkatkan ekonomi negara dan Tiongkok menjadi negara pengimpor minyak Iran. Dalam hal ini Tiongkok bisa disebut sebagai negara yang beruntung karena bisa mendapat minyak Iran. Di sisi lain Tiongkok juga bisa disebut sebagai negara yang baik karena tetap menjadi pembeli minyak Iran di saat negara lain mengembargo Iran.

Tiongkok pada dasarnya hanya membutuhkan 11% minyak Iran untuk memenuhi energi. Tiongkok malah lebih banyak menerima pasokan minyak dari Arab Saudi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Tiongkok dapat memenuhi kubutuhan energinya tanpa suplai dari Iran. Hal ini menunjukkan bahwa Iran juga

91

memiliki kepentingan yang besar pada Tiongkok karena jika Tiongkok ikut melakukan embargo atas minyak Iran, maka Iran akan mengalami kesulitan dalam mencari partner dagangnya.

Hubungan Tiongkok dengan AS dianggap sebagai hubungan yang lebih penting daripada hubungan energi dengan Iran. Keputusan Tiongkok menyetujui embargo atas Iran merupakan cerminan bahwa Tiongkok juga berusaha menjaga hubungan dengan AS yang menjadi partner dagang terbesar kedua negaranya sedangkan Iran hanya menjadi penyuplai energi terbesar ketiga bagi Tiongkok setelah Arab Saudi dan Angola. Tiongkok berusaha menjadi negara yang baik dengan upaya memiliki hubungan baik dengan AS dan di sisi lain menjalin kerjasama dengan Iran demi menjaga kepentingan nasional Tiongkok.

Ketergantungan Tiongkok pada Iran tidak tercermin dari minyak Iran karena pada dasarnya Tiongkok bisa mendapatkan minyak dari negara lain atau meminta peningkatan suplai minyak dari Arab Saudi yang menjadi exportir utama Tiongkok. Namun Tiongkok tidak bisa memutuskan hubungan dengan Iran karena membutuhkan posisi strategis Iran yang bisa dijadikan sebagai alat multifungsi bagi Tiongkok untuk menjaga kepentingan nasionalnya.

Sebagai negara yang pernah merasakan penindasan dari negara Barat, Tiongkok berusaha meningkatakan pertumbuhan ekonomi dan militernya. Hal ini dianggap bisa menjauhkan intervensi asing di negaranya. Tiongkok juga berusaha

92

meningkatkan kekuatan ekonomi dan militer negara agar bisa dianggap sebagai negara yang berpengaruh di dunia.

Hubungan yang tidak harmonis antara Iran dengan AS juga dijadikan alat negosiasi dalam menghadapi AS dan sebagai alat untuk memenuhi kepentingan ekonomi. Iran dijadikan sebagai alat Tiongkok untuk membendung pengaruh AS di kawasan Timur Tengah dan Asia Timur yang terlihat terlihat dari penolakan Tiongkok menjual senjata ke Iran akibat AS yang masih menyuplai senjata ke Taiwan. Tiongkok yang menggunakan Iran sebagai alat untuk memenuhi kepentingan ekonomi terlihat dari suplai minyak yang diberikan oleh Iran baik dari negaranya ataupun dari teluk yang menjadi saluran minyak dari Timur Tengah.

Posisi Iran yang strategis menjadi kunci utama Tiongkok menjalin kerjasama

pertahanan keamanan dengan Iran karena menganggap bahwa Iran adalah kunci keamanan di Timur Tengah. Kehilangan negara ini merupakan kesalahan yang besar apalagi jika Iran dengan posisi yang strategis jatuh ke tangan AS. Hal tersebut tentunya akan menjadi ancaman besar bagi Tiongkok karena sumber-sumber utama energinya akan berada di bawah pengaruh AS. Jika terjadi konflik diantara kedua negara, AS bisa meminta negara sekutunya untuk menghentikan suplai minyak ke Tiongkok yang tentunya akan merusak industri Tiongkok.

Upaya Tiongkok menjalin kerjasama pertahan keamanan dengan Iran merupakan usaha Tiongkok untuk menjaga hubungan baik dengan Iran. Hubungan

93

yang baik dengan Iran tentunya akan memberikan keuntungan yang lebih besar bagi Tiongkok. Kemungkinan Iran untuk mendapat serangan dari negara lain sangat kecil mengingat kawasan ini berada diantara negara-negara penghasil energi di dunia. Iran yang sudah memiliki kekuatan tersebut membuat Tiongkok tidak perlu repot untuk mengeluarkan biaya untuk ikut bertempur jika kawasan ini diserang. Tiongkok beranggapan bahwa Iran akan dilindungi setiap negara yang membutuhkan energi dari kawasan Timur Tengah walaupun negara ini sedang berada dalam tekanan dunia internasional.

Sesuai dengan konteks kepentingan nasional, setiap negara akan berusaha melindungi kepentingan nasionalnya dengan cara apapun. Upaya AS melakukan intervensi terhadap negara lain juga merupakan usaha untuk mencapai kepentingan nasional. Jadi sangat kecil kemungkinan jika AS berniat menyerang Iran atau bahkan membantu Israel untuk menyerang Iran karena serangan ke Iran akan menghancurkan sumber-sumber energi yang melimpah di sekitar Iran.

Hubungan dengan Iran merupakan alat untuk menjaga kebutuhan energi jika AS meminta negara aliansinya memutuskan hubungan energi dengan Tiongkok. Merangkul Iran sama halnya dengan memegang kunci keamanan energi yang bersumber dari Timur Tengah karena energi dari kawasan ini hanya bisa dibawa keluar dari selat Hormuz yang selalu jadi alat bagi Iran untuk menentang embargo ekonomi negaranya.

94