• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor penyebab Tiongkok menjalin kerjasama dengan Iran di bidang pertahanan keamanan : 2008-2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor penyebab Tiongkok menjalin kerjasama dengan Iran di bidang pertahanan keamanan : 2008-2012"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR PENYEBAB TIONGKOK MENJALIN KERJASAMA

DENGAN IRAN DI BIDANG PERTAHANAN KEAMANAN

(2008-2012)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Riska Elida

1110114000024

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

v ABSTRAKSI

Skripsi ini menganalisa tentang kerjasama keamanan antara Tiongkok dengan Iran periode 2008-2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa penyebab Tiongkok melakukan kerjasama pertahanan keamanan dengan Iran yang sedang berada dalam tekanan dunia internasional. Penelitian ini dilakukan melalui studi pustaka. Penulis menemukan, bahwa Tiongkok melakukan kerjasama pertahanan keamanan dengan Iran bukan karena fakrot energi, tetapi karena faktor strategis Iran yang dapat dijadikan sebagai alat multifungsi. Tiongkok berupaya menjaga keamanan Iran dengan memberikan suplai senjata dan membantu Iran memodifikasi militer sehingga Iran dapat menjaga teritorinya yang sangat penting bagi Tiongkok. Posisi strategis Iran menjadi kunci hubungan kedua negara. Tiongkok dan Iran juga menjalin kerjasama karena ketergantungan antara kedua negara.

Kerangka teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah national interests dan

aliansi Alex Mintz dan balance of power Kenneth Waltz. Dari hasil analisa dengan

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

berkat dan rahmat sehingga skripsi yang berjudul “Faktor penyebab Tiongkok

menjalin kerjasama dengan Iran di bidang pertahanan keamanan (2008-2012)” ini

dapat terselesaikan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat menambah

pengetahuan dalam ilmu Hubungan Internasional.

Dalam penulisan skripsi ini, banyak kendala yang penulis alami. Penulis

menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangat sulit

untuk menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1) Keluarga, khusunya kedua orangtua penulis yang selalu mendoakan dan

memberi dukungan pada penulis yang menjadi semangat sehingga skripsi ini

selesai

2) Teguh Santosa, MA, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan

waktu, tenaga dan pikiran dalam membantu penulis menyusun skripsi ini

3) Sahabat yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, yang banyak

(7)

vii

Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan

semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat dalam

menambah ilmu pengetahuan.

Jakarta, 20 Februari 2015

(8)

viii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... ... 1

B. Pertanyaan Penelitian ... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Penulisan ... 8

D. Tinjauan Pustaka ... 9

E. Kerangka Teori ... 13

F. Metode Penelitian ... 17

G. Sistematika Penulisan ... 18

BAB II KEKUATAN PERTAHANAN KEAMANAN TIONGKOK A. Politik Luar Negeri Tiongkok ... 21

B. Kekuatan Pertahanan Militer Tiongkok ... 25

BAB III PERTAHANAN KEAMANAN MILITER IRAN A. Kondisi Iran Dalam Dunia Internasional ... 40

(9)

ix

BAB IV HUBUNGAN KERJASAMA PERTAHANAN TIONGKOK

DAN IRAN

A. Faktor Penyebab Tiongkok Menjalin Kerjasama dengan Iran Di Bidang

Pertahanan Kemanan ... 57

B. Pengaruh Posisi Strategis Iran Bagi Tiongkok ... 65

C. Kerjasama Tiongkok dan Iran di bidang pertahan keamanan ... 76

D. Penurunan Hubungan Iran-Tiongkok ... 84

BAB V KESIMPULAN ... 89

(10)

x

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

TABEL 1.1 Kerjasama Iran dan Tiongkok Dalam Bidang Pertahanan

Keamanan ... 4

TABEL II.1 Impor Minyak Tiongkok ... 24

TABEL II.2 Transportasi Udara Militer Buatan Tiongkok ... 33

TABEL II.3 Kekuatan Militer Tiongkok . ... 36

TABEL III.1 Senjata Militer yang Diimpor Iran dan Masih Digunakan Hingga Sekarang ... 50

BAGAN III.1 Peta Iran ... 61

(11)

1 BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Skripsi ini membahas faktor Tiongkok melakukan kerjasama di bidang

pertahanan keamanan dengan Iran yang sedang mendapatkan tekanan internasional

karena mengembangkan nuklir. Tiongkok menyetujui sanksi terhadap pengembangan

nuklir Iran di DK PBB akan tetapi tidak ikut menjalankan sanksi tersebut. Tiongkok

menjalin kerjasama pertahanan untuk membantu Iran dalam memodernisasi militer.

Program nuklir Iran dianggap oleh sejumlah negara, terutama Amerika

Serikat, sebagai upaya Iran untuk mempersenjatai diri, walaupun sejak awal Iran

mengatakan program nuklir itu untuk kepentingan damai.1 Pengakuan Iran tidak

lantas membuat AS dan negara sekutunya mempersilahkan Iran melanjutkan program

nuklirnya. Sebaliknya berbagai upaya dilakukan untuk menghentikan keinginan Iran

melanjutkan program nuklir. Sejak tahun 1979 AS telah mengembargo ekonomi

Iran.2

Sikap agak berbeda diperlihatkan Tiongkok terhadap program pengembangan

nuklir Iran. Tiongkok pada dasarnya tidak mendukung pengembangan nuklir Iran.

1

Anthony H. Cordesman dan Bryan Gold. The Gulf Military Balance: Volume II: The Missile and Nuclear Dimensions. Diakses dari cryptome.org/2014/03/gulf-mil-balance.pdf, h. 77-78. 2

(12)

2

Namun Tiongkok juga tidak menentang program nuklir Iran selama pengembangan

nuklir berada di bawah pengawasan IAEA. Tiongkok juga berpendapat bahwa setiap

negara yang tergabung dalam anggota Non-Proliferation Treaty (NPT) memiliki hak

mengembangkan nuklir untuk tujuan damai.3

Tiongkok adalah salah satu negara yang berpengaruh di dunia dan memiliki

hak veto di DK PBB. Dalam memperlancar upaya menghentikan program nuklir Iran

dibutuhkan dukungan Tiongkok yang memiliki peran dalam pengembangan nuklir

tersebut. Selain itu Tiongkok juga menjadi negara pengimpor energi dari Iran yang

dianggap dapat membantu keuangan Iran dan akhirnya bisa memperlancar program

pengembangan nuklir Iran.4

Pada tahun 2011 setelah Barack Obama memperbaharui embargo terhadap

minyak Iran, negara sekutu AS seperti Inggris, Australia, Kanada dan Uni Eropa

kemudian mengikuti langkah ini.5 Keputusan negara-negara tersebut ikut

mengembargo Iran karena menganggap Iran melanggar aturan IAEA mengenai

pengembangan teknologi nuklir. Embargo dilakukan untuk melemahkan ekonomi

Iran sehingga berhenti mengembangkan program nuklirnya.6

Usulan AS dan negara Uni Eropa mengembargo minyak Iran menyebabkan

dilema bagi Tiongkok.7 AS dan negara Uni Eropa adalah partner dagang terbesar

3

(13)

3

Tiongkok.8 Namun Tiongkok juga membutuhkan Iran yang menjadi negara penyuplai

energi bagi Tiongkok.9 Jika minyak Iran diembargo maka Tiongkok akan kehilangan

salah satu negara penyuplai energinya. Tiongkok menolak untuk mengembargo

minyak Iran karena 11% dari kebutuhan minyak Tiongkok diperoleh dari Iran.10

Tiongkok berupaya menjaga hubungan yang baik dengan AS maupun Iran

karena kedua negara ini merupakan partner yang penting bagi Tiongkok.11 Tiongkok

menyetujui Resolusi DK PBB atas nuklir Iran sebagai bentuk dukungan Tiongkok

atas usulan AS. Sanksi atas pengembangan teknologi nuklir Iran ditunjukkan dengan

persetujuan Tiongkok dalam beberapa Resolusi DK PBB seperti Resolusi 1737 pada

tahun 2006 dan Resolusi 1747 pada tahun 2007.12

Dalam Resolusi 1737, DK PBB meminta Iran untuk segera menghentikan

program nuklirnya dan meminta Iran untuk bersedia bekerjasama dengan IAEA untuk

menyelesaikan masalah nuklirnya.13 Sedangkan dalam Resolusi 1747, DK PBB

meminta kepada semua negara untuk menghentikan kerjasama militer dengan Iran.14

Walaupun Tiongkok menyetujui Resolusi DK PBB atas pengembangan nuklir

Iran, Tiongkok tetap menjalin hubungan kerjasama pertahanan dengan Iran.

Tiindakan tersebut terlihat pada tabel I.1.

8 Ibid.

9 Julie Jiang dan Jonathan Sinton. Overseas Investments by Chinese National Oil Companies. Diakses

dari www.iea.org/.../overseas_china.pdf, h. 6.

10 Ibid. 11

Marybeth Davis. Dkk, China-Iran: A Limited Partnership. Diakses dari

origin.www.uscc.gov/.../China-Iran--A%20Limited%20Partnership.pdf, h. 43. 12

http://www.un.org/en/sc/documents/resolutions/2007.shtml. Diakses pada 11/10/2014.

13

Security Council Committee established pursuant to resolution 1737 (2006). http://www.un.org/sc/committees/1737/index.shtml. Diakses pada 11/10/2014.

14

(14)

4

Tabel I.1 Kerjasama Iran dan Tiongkok Dalam Bidang Pertahanan Keamanan

TAHUN KERJASAMA

2008 Iran mendaftarkan diri menjadi anggota Organisasi Kerjasama Shanghai.

2008-2010 Mengembangkan Kosar, rudal jelajah ringan hasil modifikasi dari C-701 milik

Tiongkok.

2010 Menerima rudal jelajah ringan C-705 Tiongkok.

2010 Memproduksi rudal antiship Nasr-1 hasil rancangan berdasarkan rudal C–704 milik

Tiongkok.

2010 Memproduksi Noor berdasarkan rudal C-802 milik Tiongkok.

Februari 2012 Memulai produksi Zafar, rudal jarak pendek Angkatan Laut hasil rancangan rudal C-701

AR milik Tiongkok.

Juni 2012 Tiongkok dan Rusia memblokir keanggotaan Iran dari Organisasi Kerjasama Shanghai.

Sumber: China-Iran: A Limited Partnership. Diakses dari origin.www.uscc.gov.

Tindakan Tiongkok dalam melakukan hubungan kerjasama khususnya di

bidang pertahanan keamanan dengan Iran tersebut mengakibatkan AS menjatuhkan

sanksi atas perusahaan-perusahaan Tiongkok.15 Sanksi tersebut dijatuhkan pada

beberapa perusahaan Tiongkok seperti China Shipbuilding and Offshore

International Corporation pada tahun 2008, LIMMT (Dalian) Metallurgy and

Minerals Company pada tahun 2009, Zibo Chemet Equipment Company pada tahun

(15)

5

2010 dan Dalian Zhongbang Chemical Industries Company pada tahun 2011, serta

beberapa perusahaan lainnya.16

Sebelum PBB menjatuhkan sanksi melalui Resolusi 1737, Tiongkok juga

sudah memperlihatkan dukungan khususnya terhadap pengembangan pertahanan Iran

dengan menetapkan Iran sebagai negara pengamat Shanghai Cooperation

Organization (SCO) pada tahun 2005.17 Pada bulan Maret 2008 Mentri Luar Negeri

Iran, Manouchehr Mottaki mengisyaratkan keinginan negara untuk menjadi anggota

tetap di SCO. Iran menganggap pertahanan keamanan negaranya dapat ditingkatkan

dengan melakukan kerjasama dengan Tiongkok di Organisasi Kerjasama Shanghai.18

Sebelum mendapat sanksi penghentian suplai senjata dari PBB, Iran sudah

memiliki perlengkapan militer yang diperoleh dari hasil kerjasama dengan Tiongkok,

Rusia dan beberapa negara lain pada masa Syah Reza Pahlevi di era tahun 1970an.

Lembaga nonprofit yang berbasis di AS, Nuclear Threat Initiative (NTI)

menyebutkan Iran sempat melakukan kerjasama pembuatan rudal dengan Israel pada

tahun 1977. Rudal Israel dengan nama Israeli Gabriel anti-ship Missile menjadi rudal

yang dimodifikasi oleh Israel dan Iran dan kemudian dijual ke Iran. AS yang masih

menjalin hubungan baik dengan Iran pada saat itu juga menyuplai pesawat canggih ke

Iran seperti F-4 Phantom, F-14 Tomcat dan F-5A Freedom Figther.19

16

Ibid., h. 58-63.

17

Peimani, Hooman. Conflict and Security in Central Asia and the Caucasus. (Santa Barbara: ABC-CLIO, LLC, 2009), h. 320.

18Ibid.

19

(16)

6

Menurut Cordesman dalam The Gulf Military Balance (2014) Iran juga telah

memiliki rudal-rudal yang mulai diproduksi sejak perang Iraq-Iran (1980-1988)

seperti Zelzal. Zelzal adalah rudal hasil kerjasama Iran dengan Tiongkok dan Korea

Utara yang dapat menempuh jarak sejauh 100 km. Selain Zelzal, Iran juga memiliki

Fateh-110 yang diproduksi dengan bantuan Tiongkok. Rudal Ini memiliki daya

tempuh sekitar 200 hingga 400 km. Iran juga memiliki varian rudal Sahab yang

merupakan hasil modifikasi dari rudal Rusia dan Korea Utara.20

Program nuklir Iran juga banyak mengalami perkembangan karena banyak

menjalin kerjasama internasional dengan negara-negara lain seperti Tiongkok.21

Kerjasama nuklir antara Tiongkok dan Iran ditunjukkan dengan perjanjian nuklir

jangka panjang sejak tahun 1987 hingga tahun 1990. Tingkok bersedia melatih

personil-personil Iran dan menyediakan 1,6 ton uranium jenis UF6 untuk

mengembangkan nuklir Iran.22 Tiongkok juga menjadi negara yang memberikan

suplai senjata bagi Iran selama masa perang dengan Irak tahun 1980-1988.23

20

Anthony H. Cordesman dan Bryan Gold. The Gulf Military Balance: Volume II: The Missile and Nuclear Dimensions. Diakses dari cryptome.org/2014/03/gulf-mil-balance.pdf, h. 6-12.

21

John W. Graver. China and Iran Ancient Partners in a Post-Imperial World. (Washington DC: University of Washington Press: 2006 ), h. 143-153.

22Ibid.

23

(17)

7

Pengaruh Tiongkok dalam program pertahanan keamanan Iran penting untuk

dibahas karena AS adalah partner dagang terbesar kedua Tiongkok setelah negara Uni

Eropa. Tiongkok berusaha mempertahankan hubungan kerjasama dengan AS dan Iran

yang memiliki hubungan tidak harmonis. Tiongkok menyetujui sanksi atas

pengembangan nuklir Iran sebagai upaya dalam menjaga hubungan dengan AS.

Namun Tiongkok juga tidak menghentikan hubungan kerjasama dengan Iran

walaupun Tiongkok menyetujui sanksi atas program pengembangan nuklir Iran di

DK PBB. Selain itu, Tiongkok juga berani mengambil posisi dengan dijatuhi sanksi

oleh AS terhadap beberapa perusahaan negaranya karena menjalin hubungan

kerjasama dengan Iran.

Periodeisasi 2008-2012 dalam skripsi ini dipilih dengan pertimbangan bahwa

pada tahun 2008 kendati mengalami tekanan berupa embargo dari PBB, Iran

mengajukan diri sebagai anggota tetap di SCO. Sementara di tahun 2012 hubungan

Iran-Tiongkok mulai munurun. Di tahun itu Tiongkok memblokir keanggotaan Iran

dari Organisasi Kerjasama Shanghai.

I.2 Pertanyaan Penelitian

Setelah mengalami modernisasi, kekuatan militer Tiongkok merupakan salah

satu yang diperhitungkan oleh negara maju. Tiongkok memiliki pandangan yang agak

berbeda dengan dunia internasional khususnya AS dan sekutunya mengenai program

(18)

8

mengembangkan nuklir untuk kepentingan damai.24 Ketika AS mengusulkan untuk

mengembargo minyak Iran, Tiongkok memilih untuk melakukan kerjasama.

Berdasarkan pada uraian singkat diatas skripsi ini berusaha untuk mengidentifikasi:

Apa saja faktor yang menyebabkan Tiongkok melakukan kerjasama pertahanan

keamanan dengan Iran di saat Iran dalam tekanan dunia internasional?

Asumsi sementara: suplai minyak dari Iran mengingat pertumbuhan industri dan

teknologi Tiongkok membutuhkan suplai minyak yang tinggi.

I.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Faktor penyebab Tiongkok dalam menjalin kerjasama pertahanan keamanan dengan

Iran menjadi sebuah masalah yang harus dibahas dengan tujuan:

 Mengetahui alasan Tiongkok menjalin kerjasama keamanan dengan negara

yang sedang mengalami tekanan internasional yakni Iran.

 Mengetahui jenis kerjasama pertahanan keamanan antara Tiongkok dan Iran.

Manfaat penelitian:

 Manfaat penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi

pembaca dan dapat menambah pengetahuan dalam ilmu hubungan

internasional.

(19)

9 I.4 Tinjauan Pustaka

Pertahanan keamanan menjadi salah satu topik yang banyak dibahas dalam

hubungan internasional seperti dalam “China-Iran: A Limited Partnership (2012)

oleh Marybeth Davis” menjelaskan hubungan Tiongkok dan Iran merupakan

hubungan yang saling menguntungkan sehingga kedua negara merasa saling

ketergantungan. Tiongkok dan Iran melakukan pertukaran dalam perdagangan.

Tiongkok membayar minyak Iran dengan senjata. Tidak saja memberi suplai

peralatan persenjataan bagi kekuatan militer Iran, Tiongkok juga menjadi penyuplai

atom-atom yang digunakan untuk pengayaan uranium Iran. Sejak tercetus perang Iran

dan Iraq pada tahun 1980-1988, Tiongkok terus menyuplai Iran dengan senjata. Hal

Ini dilakukan karena pada saat itu kedua negara sama-sama membutuhkan. Iran

membutuhkan senjata untuk berperang, sedangkan Tiongkok membutuhkan pasar

untuk menjual senjata. Hubungan Iran dan Tiongkok mulai terjalin sejak saat

tersebut. Di era 90an, Tiongkok mengalami kemajuan industri dan teknologi

pertahanan serta kemajuan dalam pengembangan energi nuklir dan rudal. Saat itu

Tiongkok mulai mengirim bantuan kepada Iran khususnya membantu dalam

pengembangan nuklir.

Masalah nuklir Iran membuat banyak negara memutuskan hubungan dengan

Iran.25 Berbeda halnya dengan Tiongkok yang masih menjalin kerjasama dengan Iran

untuk memenuhi kebutuhan energi. Tindakan Tiongkok mendukung nuklir Iran

25 Marybeth Davis. Dkk, China-Iran: A Limited Partnership. Diakses dari

(20)

10

membuat AS memaksa Tiongkok untuk segera menyetujui pemberian sanksi. Namun

Tiongkok tetap menolak usulan AS. Hubungan Tiongkok dan Iran tidak hanya dalam

masalah pertahanan keamanan tetapi juga mencakup masalah ekonomi. Hubungan

Tiongkok dan Iran banyak mendapat tekanan dari Amerika Serikat yang

menyebabkan Tiongkok harus mengambil kebijakan untuk menjaga hubungan

kerjasama dengan Iran namun tetap menjalin hubungan yang baik dengan Amerika

Serikat. Kedekatan antara Tiongkok dan Iran membuat para politisi Tiongkok

berpendapat bahwa posisi Tiongkok akan berada dalam kondisi yang berbahaya jika

AS merasa Tiongkok terlalu mendukung Iran. Tiongkok terpaksa membatasi

hubungan dengan Iran demi menjaga hubungan baik dengan AS.26

Sedangkan dalam “Respon AS Terhadap Program Teknologi Nuklir Iran

(2005-2010)” yang ditulis oleh Ragil Wibisono yang disusun untuk gelar Strata I

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta menjelaskan upaya Iran dalam

membuktikan program nuklir untuk kepentingan damai akibat mendapat tekanan dari

AS. Iran membuktikan nuklir yang disebut untuk kepentingan damai dengan

memberitahukan pada dunia mengenai aktifitas nuklir Iran di bawah pengawasan

IAEA serta penandatanganan perjanjian NPT mengenai larangan pengembangan

nuklir. Upaya ini tidak lantas membuat AS dan sekutunya percaya. AS menggunakan

kekuatan politiknya di berbagai kawasan seperti di Asia dan Eropa untuk tidak

26

(21)

11

mendukung program nuklir Iran. AS juga mendesak DK PBB untuk memberikan

sanksi pada Iran karena tidak menghentikan program nuklirnya.27

Tindakan AS memaksa Iran untuk menghentikan program nuklir akhirnya

mengundang simpati dunia Internasional seperti Tiongkok, Rusia, Venezuela,

Nicaragua, Kuba, Bolivia serta Organisasi Konferensi Islam dan Gerakan Non Blok

mendukung pengembangan nuklir Iran.28 Rasa simpati dari dunia internasional

muncul karena menganggap tindakan AS tidak adil pada Iran. Organisasi dan negara

yang bersimpati pada nuklir Iran menganggap bahwa setiap negara memiliki hak

yang sama untuk mengembangkan nuklir untuk kepentingan damai. Hal ini sesuai

dengan pasal IV kerangka NPT dan Iran telah mematuhi aturan tersebut dengan

melaporkan perkembangan nuklir pada IAEA.29

AS menggunakan alasan nuklir untuk memojokkan Iran. Upaya ini dilakukan

untuk melindungi Israel di Timur Tengah karena merasa terancam dengan kemajuan

teknologi militer Iran.30 AS juga berusaha untuk mempertahankan pengaruhnya di

Timur Tengah dan kurang suka jika negara Muslim terutama Iran tidak berperilaku

sesuai dengan keinginannya. Israel juga meminta AS untuk menyerang Iran untuk

menghentikan nuklirnya. Namun AS tidak menanggapi permintaan tersebut karena

27

Wibisono, Ragil. Respon AS Terhadap Program Teknologi Nuklir Iran (2005-2010). Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitad Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012, h. 86-96.

28 Ibid. 29Ibid.

(22)

12

ingin menumbuhkan citra kembali setelah melakukan invansi ke Iraq dan

Afganistan.31

Dalam “Dukungan Tiongkok Terhadap Program Nuklir Iran (2006-2009)”

oleh Agung Nugroho Alumni Jurusan Hubungan Internasional FISIP Universitas

Riau membahas mengenai upaya Iran dalam mengembangkan nuklir mendapat

tekanan dari AS dan Eropa. Tiongkok dan Rusia menolak usulan AS dan Eropa untuk

memberi sansi bagi Iran. Tiongkok menolak sanksi Iran karena berpendapat akan

mengalami kesulitan dalam mencari sumber energi baru. Tiongkok juga

mempertimbangkan kerugian yang akan dialami jika Iran diembargo karena investasi

yang telah ditanam Tiongkok di Iran. Tiongkok berpendapat bahwa kerugian yang

akan ditanggung negara lebih besar dari pada tekanan yang diberikan oleh Barat.

Upaya Tiongkok mencari sumber-sumber energi menimbulkan kekhawatiran AS. Hal

ini dikarenakan Tiongkok mencari sumber energi dari negara-negara yang menentang

AS seperti Iran, Myanmar, Korea Utara, Pakistan, Angola, Zimbabwe, Sudan dan

negara-negara di Amerika Latin. AS khawatir upaya Tiongkok akan melahirkan

kekuatan baru di dunia.

Kebijakan luar negeri Tiongkok mendukung program nuklir Iran merupakan

upaya untuk mencapai kepentingan nasional. Tiongkok menjalin kerjasama dengan

Iran di bidang pengembangan nuklir sejak awal tahun 1990an. Tiongkok

menyediakan reaktor, melatih tenaga ahli Iran dan membantu dalam pengoperasian

reaktor nuklir. Melalui DK PBB, Tiongkok menolak sanksi sebagai cara penyelesaian

(23)

13

masalah nuklir Iran. Tiongkok mendukung program nuklir Iran namun tidak juga

oposisi terhadap Barat. Alasan Tiongkok mendukung program nuklir Iran hanyalah

untuk menjaga stabilitas ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang pesat di Tiongkok

memiliki pengaruh besar terhadap kebutuhan minyak dan gas. Tiongkok berusaha

mencari sumber-sumber energi yang tidak dapat dipenuhi negara untuk mendukung

laju pertumbuhan ekonomi.

Sedangkan dalam faktor penyebab Tiongkok menjalin kerjasama dengan Iran

di bidang pertahanan keamanan, penulis mencoba untuk menjelaskan faktor-faktor

yang menyebabkan Tiongkok menjalin hubungan kerjasama keamanan dengan Iran di

saat Iran sedang mendapat sanksi dari DK PBB karena program pengembangan

nuklir. Perbedaan dari penulisan ini dengan penulisan-penulisan sebelumnya terletak

pada pembahasan yang tidak memfokuskan pada pembahasan nuklir melainkan

hubungan kerjasama pertahanan keamanan Tiongkok dan Iran dengan memberikan

bentuk-bentuk kerjasama yang telah dilakukan.

I.5 Kerangka Teori

Motivasi Tiongkok menjalin hubungan kerjasama dengan Iran di bidang

pertahanan dan keamanan akan dianalisa dengan menggunakan teori aliansi dan teori

(24)

14

National interests

Dalam Understanding Foreign Policy Decision Making (2010) Alex Mintz

menyebutkan bahwa kebijakan luar negeri suatu negara biasanya dipengaruhi oleh

kepentingan nasional. Pembentukan kerjasama dengan dunia internasional juga

biasanya merupakan upaya untuk mencapai kepentingan nasional.32

Pertumbuhan ekonomi Tiongkok memberikan dampak yang besar bagi

teknologi dan industri. Hal ini mengakibatkan kebutuhan energi seperti minyak dan

gas juga meningkat. Iran adalah salah satu negara penyuplai minyak bagi Tiongkok.

Iran memasok hingga 11% dari total kebutuhan minyak Tiongkok.33 Kerjasama

antara Iran dan Tiongkok merupakan kerjasama yang dibentuk untuk mencapai

kepentingan kedua negara baik dalam bentuk politik dan ekonomi. Hubungan kedua

negara yang sempat terputus dan kembali terjalin dipengaruhi oleh faktor ekonomi.34

Aliansi

Menurut Alex Mintz dalam Understanding Foreign Policy Decision Making

(2010), salah satu kebijakan yang penting yang harus dilakukan oleh penguasa negara

adalah membentuk aliansi karena dianggap dapat menghindarkan terjadinya perang.

Aliansi militer menjadi hubungan yang paling banyak berpengaruh dalam negara

32

Mintz, Alex and Derouen, Karl. Understanding foreign policy decision making. (New York: Cambridge University Press, 2010), h. 130-131.

33

Julie Jiang dan Jonathan Sinton. Overseas Investments by Chinese National Oil Companies. Diakses dari www.iea.org/.../overseas_china.pdf, h. 6.

(25)

15

karena dianggap dapat mengurangi ancaman masuk dalam negara. Hal ini terjadi

karena dengan pembentukan aliansi akan mendukung terjadinya arms races yang

digunakan untuk menjaga stabilitas negara dari ancaman negara lain. Dengan

pembentukan aliansi, kedua negara bisa bersepakat untuk menghadapi perang jika

salah satu negara mendapat serangan dari musuh. Namun pembentukan aliansi juga

bisa dilakukan tanpa kesepakatan berperang dalam menghadapi musuh. Pembentukan

aliansi juga dianggap sebagai cara untuk menciptakan balance of power.35

Hubungan kerjasama antara Iran dengan Tiongkok yang sudah dimulai pada

era 70an telah menimbulkan keadaan saling ketergantungan antara Tiongkok dan

Iran. Tiongkok tergantung pada minyak Iran sedangkan Iran tergantung pada

perlengkapan persenjataan Tiongkok. Hubungan antara Tiongkok dan Iran juga

sering disebut sebagai natural partner karena pada dasarnya hubungan kedua negara

terbentuk karena adanya saling ketergantungan. Hubungan antara Tiongkok dan Iran

sempat terhenti ketika Amerika Serikat menuduh program nuklir Iran untuk

kepentingan keamanan. Setiap negara yang memiliki hubungan dengan Iran diminta

untuk menghentikan hubungan khususnya bagi negara yang membantu program

nuklir Iran. Tiongkok sempat membatalkan kerjasama dengan Iran karena tekanan

35 Mintz, Alex and Derouen, Karl. Understanding foreign policy decision making. (New York:

(26)

16

dari AS. Namun hubungan kembali berlanjut karena adanya perasaan saling

ketergantungan antara Tiongkok dan Iran.36

Balance of power

Balance of power menurut Kenneth Waltz dalam Theory of international

politics (1979) adalah upaya untuk menciptakan perdamaian karena adanya usaha

untuk menghindari dominasi kekuatan yang besar. Setiap negara akan melakukan

aliansi untuk melindungi diri dari pengaruh kekuatan asing atau untuk menghindari

kekalahan. Balance of power merupakan strategi yang digunak untuk meningkatkan

kemampuan militer untuk mengimbangi ancaman dari lawan.37

Balance of power pada dasarnya merupakan upaya suatau negara untuk

melindungi negaranya sendiri. Suatu negara yang merasa terancam dengan dominasi

kekuatan negara lain akan berusaha menjalin kerjasama dengan negara yang

merasakan hal sama dengan negaranya untuk mengimbangi kekuatan dominasi

tersebut. 38

Kerjasama antara Tiongkok dan Iran terjalin karena peningkatan pengaruh AS

di kawasan Asia dan Timur Tengah. Tiongkok dan Iran menjalin hubungan aliansi

untuk menghentikan pengaruh AS. Tiongkok dan Iran menyatakan keinginan untuk

36

Marybeth Davis. Dkk. China-Iran: A Limited Partnership. Diakses dari

origin.www.uscc.gov/.../China-Iran--A%20Limited%20Partnership.pdf, h. 7-24. 37

Kenneth N. Waltz. Theory of International Politics. (Berkeley: Addison-Welesy Publishing Company, 1979), h.103-128.

(27)

17

menjalin kerjasama dalam perdagangan seperti gas, industri minyak, sektor

petrokimia serta infrastruktur untuk membangun jaringan pipa gas. Tiongkok akan

memberikan dukungan terhadap Iran dengan memberikan bantuan teknologi

persenjataan dan di pihak lain Iran akan menyuplai minyak ke Tiongkok.39

I.6 Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

kualitatif yang menjelaskan tentang kajian yang bersifat sebab-akibat. Jenis penelitian

ini sesuai dengan tujuan peneliti yang dibatasi oleh rentang waktu dalam

menggambarkan permasalahan terkait dengan isu kerjasama pertahanan keamanan

antara Tiongkok dan Iran. Penulis akan mencoba menjelaskan tindakan Tiongkok

menjalin hubungan kerjasama di bidang pertahanan keamanan dengan Iran yang

dianggap dapat mengancam keamanan Tiongkok sendiri karena Iran yang sedang

memiliki masalah dengan dunia internasional.

Jenis data yang penulis gunakan dalam tekhnik pengumpulan data adalah jenis

data sekunder yang diperoleh dari buku-buku literature maupun situs internet yang

berkaitan dengan masalah yang dibahas dan menggunakan teknik library research

dengan mencari buku-buku, surat kabar, website serta berbagai sumber informasi

yang dapat mendukung dalam meneliti permasalahan yang diangkat dan digabung

untuk menganalisis masalah.

(28)

18

Jenis data yang akan digunakan adalah data teoritis, yakni data yang diperoleh

dari berbagai sumber dan literatur yang berhubungan dengan masalah yang akan

diteliti sedangkan data yang dikumpulkan bersifat kualitatif yang selanjutnya akan

dianalisis dan dijawab berdasarkan fenomena-fenomena dan data yang diperoleh.

I.7 Sistematika Penulisan

Dalam Bab I, membahas mengenai pendahuluan dengan menguraikan latar belakang

masalah, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka,

kerangka teori, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Dalam latar belakang masalah akan dijelaskan mengenai masalah yang dihadapi oleh

Iran serta tanggapan Tiongkok terhadap masalah tersebut. Tiongkok memberikan

dukungan pada Iran walaupun dunia internasional berusaha untuk menjatuhkan sanksi

pada Iran. Tiongkok muncul sebagai negara yang melindungi Iran di DK PBB

walaupun tidak semua sanksi yang dijatuhkan pada Iran ditolak Tiongkok.

Dalam Bab II, membahas mengenai politik luar negeri dan kekuatan militer

Tiongkok. Politik luar negeri berpengaruh pada kepentingan energi. Pertumbuhan

teknologi dan industri membuat Tiongkok harus mencari sumber energi dari luar

negara karena negara dianggap tidak dapat memenuhi kebutuhan domestik. Politik

luar negeri Tiongkok menggambarkan bahwa Tiongkok lebih mementingkan

keamanan energi daripada ideologi. Politik luar negeri Tiongkok juga mendorong

(29)

19

Dalam modernisasi militer dijelaskan upaya Tiongkok dalam meningkatkan

kemampuan pertahanan. Tiongkok mulai mengganti senjata militer yang dianggap

sudah tua dengan senjata yang lebih canggih dan modern. Kekuatan laut dan udara

menjadi prioritas utama karena Tiongkok menganggap dua kekuatan tersebut akan

mengurangi fungsi kekuatan darat. Modernisasi militer dilakukan untuk menjaga

pertumbuhan ekonomi Tiongkok.

Dalam Bab III, membahas mengenai kondisi Iran yang sedang berada dalam tekanan

dunia internasional dan membahas mengenai kekuatan pertahanan militer Iran. Nuklir

Iran menjadi penyebab munculnya berbagai konflik. Embargo menjadi masalah yang

harus diterima karena nuklir.

Garda revolusi menjadi angkatan bersenjata yang paling berpengaruh bagi kekuatan

militer Iran. Pertahanan militer Iran mengalami modernisasi dengan penggantian

senjata yang sudah tua. Modernisasi militer dilakukan untuk mempertahankan

kedaulatan negara.

Dalam Bab IV, membahas mengenai faktor penyebab Tiongkok menjalin kerjasama

dengan Iran di bidang pertahanan keamanan dan membahas mengenai kerjasama

yang dilakukan. Pengaruh Iran bagi Tiongkok menjadi alasan Tiongkok untuk

menjaga hubungan dengan Iran walaupun Iran sedang berada dalam tekanan dunia

internasional. Pengaruh Iran bagi Tiongkok bisa berbentuk politik, ekonomi dan

(30)

20

sehingga berusaha untuk tetap membela Iran di DK PBB. Kerjasama Tiongkok dan

Iran di bidang pertahanan keamanan dilihat dari penjualan senjata, pembelian lisensi

senjata hingga pelatihan pengembangan nuklir.

Dalam Bab V, membahas mengenai kesimpulan dari seluruh pembahasan dalam

penelitian. Isi dari pembahasan adalah menjawab pertanyaan mengenai faktor

penyebab Tiongkok melakukan kerjasama dengan Iran yang sedang dalam tekanan

(31)

21 BAB II

KEKUATAN PERTAHANAN KEAMANAN TIONGKOK

Dalam Bab ini akan dijelaskan mengenai pertahanan militer Tiongkok dan

politik luar negeri Tiongkok. Dalam politik luar negeri Tiongkok akan dibahas

mengenai kebutuhan energi sehingga Tiongkok menolak usulan AS untuk

mengembargo energi Iran di DK PBB. Sedangkan dalam pertahanan militer

Tiongkok akan dibahas mengenai modernisasi militer dan persenjataan militer

Tiongkok yang menimbulkan kekhawatiran bagi dunia internasional.

II.1 Politik Luar Negeri Tiongkok

Politik luar negeri adalah upaya suatu negara untuk menjalin kerjasama

dengan negara lain. Politik luar negeri bertujuan untuk mencapai kepentingan

nasional. Untuk mencapai kepentingan nasional, negara-negara maju yang memiliki

industri dan teknologi modern akan menjalin hubungan kerjasama dengan

negara-negara berkembang.40 Hal ini disebabkan oleh sumber daya alam yang tidak dapat

diperbaharui banyak diperoleh dari negara berkembang sedangkan negara tersebut

tidak bisa mengolah sumber daya alamnya. Kelemahan negara berkembang untuk

mengolah sumber daya alamnya menjadi sebuah peluang besar bagi negara maju di

40http://www.academia.edu/8471042/PENGERTIAN_HUBUNGAN_INTERNASIONAL_POLITIK_INTERN

(32)

22

bidang teknologi dan industri untuk memenuhi kebutuhan energi sehingga negara

maju memilih untuk menjalin kerjasama dengan negara berkembang.41

Tiongkok menjadi salah satu negara dengan industri dan teknologi modern

yang melakukan kerjasama dengan negara berkembang untuk memenuhi suplai

energi. Tiongkok berupaya untuk terus meningkatkan kekuatan negara sesuai dengan

tiga prinsip politik luar negeri yang pertama Tiongkok berupaya untuk meningkatkan

kekuatan militer, ekonomi dan politik untuk menjadi salah satu negara yang kuat di

dunia. Kedua, Tiongkok merupakan negara yang menjadi korban kekerasan negara

lain termasuk Barat dan Jepang sehingga menimbulkan rasa takut yang besar bagi

Tiongkok. Ketiga, negara lemah akan menjadi sarang kejahatan dari negara yang kuat

sehingga negara lemah tersebut harus membatasi ruang geraknya akibat adanya

dominasi dari negara kuat.42

Tiongkok menjadi salah satu negara yang kuat sekarang. Aktif di dunia

internasional menjadi salah satu contoh keberhasilan Tiongkok dalam meningkatkan

kekuatan negara. Hal tersebut menggambarkan Tiongkok menjadi salah satu negara

yang dipandang di dunia internasional. Untuk menjaga eksistensi negara, Tiongkok

berupaya meningkatkan kekuatan ekonomi, militer dan politik negaranya. Tiongkok

juga berusaha menjalin kerjasama dengan negara-negara yang berusaha menghambat

41

Peter Mackenzie. A Closer Look at China-Iran Relations. http://www.cna.org/research/2010/closer-look-china-iran-relations., h. 4-5. Diakses pada 21/11/2014.

42

(33)

23

pertumbuhan kekuatan negaranya karena menurut Tiongkok, menjalin kerjasama

dengan musuh lebih baik daripada menantangnya.43

Potensi ekonomi serta modernisasi militer dapat mendukung upaya Tiongkok

dalam mengejar kepentingan nasional. Kebijakan Tiongkok menjalin kerjasama

dengan Iran yang sedang dalam tekanan internasional merupakan cara untuk

mengejar kepentingan ekonomi dan keamanan di kawasan Timur Tengah. Keputusan

negara-negara seperti AS dan Uni Eropa menghentikan kerjasama dengan Iran

menjadi sebuah peluang besar bagi Tiongkok untuk mengejar kepentingan nasional.44

Tiongkok menjadi salah satu negara yang memiliki hak veto di DK PBB. Hal

ini menjadi salah satu pertimbangan bagi negara lain untuk menjalin kerjasama

dengan Tiongkok khususnya Iran. Keputusan Tiongkok menjalin kerjasama dengan

Iran menjadi alat bagi Iran untuk menjaga keutuhan negara di DK PBB.45 Hal ini

sesuai dengan kebijakan Tiongkok yang akan terus mendukung negara aliansinya di

DK PBB untuk menjaga kepentingan nasional. Selain itu, Iran juga menganggap

politik luar negeri Tiongkok yang bersifat anti hegemoni menjadi alasan Iran bersedia

bekerjasama dengan Tiongkok.46

43

Ibid., 17-21.

44

Scott Harold dan Alireza Nader. China and Iran Economic, Political, and Military Relations. http://www.rand.org/pubs/occasional_papers/OP351.html., h. 8-10. Diakses pada 22/10/2014.

45

Marybeth Davis. Dkk. China-Iran: A Limited Partnership. Diakses dari

origin.www.uscc.gov/.../China-Iran--A%20Limited%20Partnership.pdf., h. 43. 46

(34)

24

Pertumbuhan industri dan teknologi yang pesat membuat kebutuhan energi

Tiongkok semakin bertambah sedangkan sumber energi negara dianggap tidak bisa

memenuhi kebutuhan. Tiongkok mulai mencari negara-negara penghasil minyak dan

gas di dunia untuk memenuhi kebutuhan energi karena terjadi peningkatan kebutuhan

energi setiap tahun. Negara-negara yang menjadi penyuplai energi bagi Tiongkok

selain Iran adalah Kazakhstan, Rusia, Venezuela, Sudan, Angola, Kuwait, Iraq,

Oman, Arab Saudi, Myanmar dan sebagainya.47

Tabel II.1 Impor Minyak Tiongkok

Julie Jiang dan Jonathan Sinton. Overseas Investments by Chinese National Oil Companies. Diakses dari www.iea.org/.../overseas_china.pdf., h. 11.

48

(35)

25

Total minyak yang diimpor dari Arab Saudi pada tahun 2011 mencapai 20%

kemudian Angola sebanyak 12%, Iran 11%, Oman 7% Iraq 5%, Sudan 5%. Untuk

memenuhi kepentingan nasional, Tiongkok lebih mengutamakan keamanan energi

daripada ideologi. Tiongkok berupaya menjalin hubungan baik dengan negara-negara

di kawasan Timur Tengah karena masalah keaman energi merupakan isu yang

penting bagi pertumbuhan kekuatan ekonomi, politik dan militer Tiongkok.49

Program modernisasi pertahanan adalah salah satu strategi Tiongkok untuk

mencapai kepentingan nasional. Modernisasi pertahanan dianggap penting untuk

melindungi kedaulatan negara. Modernisasi pertahanan Tiongkok dilakukan bukan

untuk menyaingi pengaruh AS di dunia melainkan hanya untuk menjaga kepentingan

nasional Tiongkok.50

II.2. Kekuatan Pertahanan Militer Tiongkok

Peningkatan ekonomi Tiongkok memberikan dampak positif bagi modernisasi

militer. Tiongkok berusaha memodernisasi militer karena menganggap bahwa

pertumbuhan ekonomi bisa dijaga oleh kekuatan militer.51 Setiap tahun anggaran

militer semakin meningkat sehingga menimbulkan perkembangan yang pesat dalam

51China White Paper on National Defense 2008.

(36)

26

melakukan modernisasi militer. Pada tahun 2005, Tiongkok mengeluarkan anggaran

militer sekitar 29,9 miliyar dollar. Tahun 2006 anggaran militer menjadi 35 milyar

dollar, 2007 meningkat menjadi 45 milyar dollar, 2008 menjadi 57 milyar dollar,

2009 menjadi 70 milyar dollar dan pada tahun 2012 anggaran militer Tiongkok

mencapai sekitar 106 milyar dollar.52 Peningkatan anggaran militer diupayakan untuk

menyesuaikan kebutuhan militer dengan harga yang terus meningkat setiap tahun.

Peningkatan anggaran militer tidak hanya digunakan untuk belanja perlengkapan,

tetapi juga dalam masa latihan hingga waktu untuk beroperasi dalam perang.53

Dalam dokumen pertahanan Tiongkok, China’s White Paper on National

Defense (2008) disebutkan sejak 1979 Tiongkok sudah mulai membangun kekuatan

militer yang diupayakan setara dengan kekuatan ekonomi. Pertahanan militer

dianggap sebagai jalan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi sehingga pertumbuhan

ekonomi dan militer harus berbanding lurus.

People’s Liberation Army (PLA) adalah angkatan bersenjata Tiongkok yang

terbentuk pada 1 Agustus 1927.54 Pasukan ini memiliki peran yang penting dalam

melindungi kepentingan nasional Tiongkok. PLA dibagi dalam pasukan Angkatan

Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara dan ditambah dengan Angkatan Artileri

Kedua yang bertugas secarakhusus pada masalah persenjataan nuklir yang terbentuk

52

http://www.globalsecurity.org/military/world/china/budget.htm. Diakses pada 3/11/2014.

53 Ibid.

54China White Paper on National Defense 2008.

(37)

27

secara resmi pada Juni 1966. Semuapasukan bersenjata Tiongkok berada di bawah

kendali Central Military Commission (CMC).55

Dalam China's National Defense (2008) disebutkan bahwa strategi angkatan

bersenjata Tiongkok diutamakan pada penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Setelah mengalami modernisasi, Tiongkok berpendapat bahwa jumlah angkatan

bersenjata tidak menjadi patokan kekuatan militer. Angkatan bersenjata Tiongkok

diwajibkan mampu menggunakan teknologi yang modern sehingga perekrutan calon

angkatan bersenjata lebih diutamakan pada orang-orang yang berpendidikan. Untuk

memenuhi persyaratan tersebut pemerintah Tiongkok memberikan beasiswa bagi

calon PLA untuk sekolah di berbagai universitas demi mendapatkan hasil angkatan

yang ahli dalam bidang teknologi dan informasi.

Tiongkok melakukan modernisasi militer untuk menjaga kedaulatan negara,

menjaga keamanan dan keutuhan negara, menjaga keamanan negara di luar angkasa,

serta meningkatkan perdamaian dalam negara. Hal ini sesuai dengan buku pertahanan

Tiongkok “China Defence White Paper 2013.” Tiongkok menerapkan strategi

defence untuk militer yakni tidak akan menyerang satu negara jika negara tersebut

tidak lebih dulu menyerang. Militer Tiongkok juga tidak difokuskan pada masalah

perang. Pasukan ini juga digunakan untuk misi perdamaian dunia seperti untuk

55

(38)

28

memerangi terorisme menolong korban bencana alam, serta dikhususkan untuk

menjaga pertumbuhan ekonomi negara.56

Potensi militer Tiongkok lebih difokuskan pada pengembangan Angkatan

Laut dan Angkatan Udara. Tiongkok menganggap bahwa kekuatan udara serta

serangan jarak jauh dapat mengurangi peranan kekuatan Angkatan Darat. Angkatan

Darat dimodernisasi dengan pengembangan sistem komunikasi karena menurut

Tiongkok keunggulan dalam informasi dapat memberikan dampak yang positif untuk

menjaga keamanan negara. Angkatan Laut dimodernisasi dengan penggantian

persenjataan yang sudah tua. Angkatan Laut diwajibkan mampu menggunakan

senjata konvensional dan nuklir. Angkatan Udara Tiongkok melakukan

pengembangan kekuatan dengan upaya penggantian pesawat-pesawat tua yang sudah

digunakan sejak tahun 1950 atau era tahun 60an. Angkatan artileri kedua menjadi

angkatan yang bertugas dalam menangani senjata nuklir.57

Dalam China’s military modernization (2008), C. Fred Bergsten menyebutkan

Tiongkok melakukan modernisasi militer dengan pengadaan persenjataan modern dan

meningkatan teknologi militer. Hal ini dilakukan sebagai bentuk persiapan Tiongkok

dalam menjaga pertahanan dalam dunia internasional. Dalam pengadaan persenjataan

modern, Tiongkok berusaha menjalin hubungan perdagangan senjata dengan Rusia

seperti membeli pesawat tempur jenis Sukhoi tipe Su-27 dan Su-30, kapal selam jenis

56

China Defence White Paper 2013.

http://www.nti.org/media/pdfs/China_Defense_White_Paper_2013.pdf., h. 31-32. Diakses pada 4/11/2014.

57China White Paper on National Defense 2008.

(39)

29

Sovremenyy yang memiliki peluru kendali anti-kapal, serta peluru kendali lintas

benua. Tiongkok berupaya memproduksi persenjataan konvensional dalam negeri

seperti kapal selam dan pesawat tempur tipe J-10. Tiongkok juga berupaya

memproduksi pelurukendali, meningkatkan peralatan komunikasi khususnya C4ISR,

serta meningkatkan kemampuan nuklir dan meningkatkan kemampuan di luar

angkasa. Tiongkok mulai menciptakan profesionalisme dalam angkatan militer yang

diharapkan mampu menggunakan teknologi yang modern. Tiongkok melakukan

seleksi yang ketat dalam merekrut personil militer karena negara mulai

mempersiapkan pertempuran dengan teknologi yang lebih canggih. Tiongkok juga

melakukan operasi militer gabungan untuk memperkuat pertahanan maritim, udara,

serta dunia maya dan memfokuskan peninjauan pada kelemahan lawan dan

menempatkan kekuatan militer pada posisi tersebut.

Tiongkok berusaha meningkatkan kemampuan intercontinental balistic

missile (ICBM), intermediate-range ballistic missile (IRBM) atau medium-range

ballistic missile (MRBM) dan short-range ballistic missile (SRBM) untuk

memberikan ancaman bagi negara lain jika hendak menyerang Tiongkok. Tiongkok

juga aktif dalam melakukan pembangunan kapal induk, pesawat tempur yang tidak

terlacak radar dan rudal yang mampu menembak jatuh satelit serta pembangunan

kapal selam.58 Program pengembangan Command, Control, Communications,

Computers, Intelligence, Surveillance and Reconnaissance (C4ISR) menjadi salah

58 www.bbc.co.uk/indonesia/mobile/dunia/2012/03/120304_cina_militer.shtml Diakses pada

(40)

30

satu fokus PLA untuk memperkuat pertahanan.59 C4ISR adalah sumber informasi

dalam menjaga situasi agar pemerintah dapat mengambil kebijakan yang sesuai

dengan keadaan yang dialami negaranya.60

Kemampuan Tiongkok menggunakan teknologi yang canggih dianggap

sebagai keberhasilan dalam melakukan modernisasi militer. Teknologi ini juga sudah

diaplikasikan dalam pembuatan kapal selam dan pesawat tempur. Penguasaan

teknologi yang canggih juga memberikan dampak positif bagi pembentukan

rudal-rudal darat serta untuk peningkatan kekuatan militer Angkatan Darat dan Angkatan

Laut. Rudal Dongfeng 31A dan Dongfeng 5A milik Tiongkok menjadi salah satu

rudal yang dianggap mampu menyaingin rudal-rudal milik AS dan Rusia dalam

jangkauan jarak tempuh. Dongfeng 31A memiliki jarak tempuh sejauh 11.200 km

dengan kemampuan dapat membawa hulu ledak nuklir seberat 1.000 kiloton.

Dongfeng 5A memiliki daya jelajah sejauh 13.000 kilometer. Rudal ini dapat

membawa hulu ledak nuklir seberat 1.000 kiloton. Tiongkok juga berhasil

mengembangkan DF-41 dengan kemampuan jarak tempuh sejauh 14.000 km dan

mampu membawa enam hulu ledak nuklir.61

61Desig Chara teristi s of Chi a’s Ballisti a d Cruise Missile I ve tory.

(41)

31

Tiongkok memiliki jumlah Angkatan Darat terbanyak di dunia.62 Totalnya

mencapai 1,6 milyar pasukan. Namun kekuatan yang paling diutamakan adalah

Angkatan Laut dan Angkatan Udara. Tiongkok mulai meningkatkan sistem informasi

dengan anggapan bahwa kepemilikan senjata modern lebih penting daripada jumlah

pasukan dan perang elektronik menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kekuatan

militer yang dapat digunakan untuk pertahanan negara.63

Angkatan Laut Tiongkok memiliki sekitar 970 kapal termasuk 60 kapal selam

diantaranya. Peranan angkatan Laut Tiongkok adalah menjaga kedaulatan negara

serta mempertahankan kawasan maritim negara dengan kepemilikan kapal selam,

fregat, serta kapal perusak. Peralatan maritim diutamakan pada pengembangan

senjata konvensional dan nuklir yang modern.64

Peningkatan kekuatan Angkatan Laut Tiongkok juga terlihat dari kepemilikan

kapal selam kelas Kilo yang diimpor dari Rusia. Tiongkok juga memiliki kapal selam

modern yang baru seperti kelas Shang, Shong, Yuan dan Jin. Jenis kapal selam baru

yang dimiliki oleh Tiongkok ini adalah kapal selam dengan teknologi modern yang

dilengkapi dengan radar dan sensor Anti-Submarine Warfare dan Anti-Air Warfae.65

Angkatan Laut Tiongkok memiliki kapal induk yang berhasil dimodifikasi dari hasil

62

Japan white paper defence 2013. http://www.mod.go.jp/e/publ/w_paper/2013.html., h. 35. Diakses pada 31/5/2014.

63

http://eng.mod.gov.cn/Database/AboutPLA/index.htm. Diakses pada 4/11/2014.

64

Japan white paper defence 2013. http://www.mod.go.jp/e/publ/w_paper/2013.html., h.37. Diakses pada 31/5/2014.

65

Nan Li. The evolution of China's naval strategy and capabilities: from Near Coast a d Near “eas to Far “eas . http://scholar.google.com/scholar?q=nan+li

(42)

32

pembelian dari Australia dan negara-negara bekas Uni Soviet seperti Kiev, Varyag

dan Minsk. Shilang menjadi salah satu kapal induk Tiongkok hasil modifikasi dari

Varyag milik Ukraina. Tiongkok juga memiliki kapal perusak hasil produksi dalam

negeri ataupun impor seperti kapal perusak kelas Luhai, Luhu, Luzhou atau bahkan

jenis Sovremenyy yang diimpor dari Rusia. Tiongkok juga berhasil membuat kapal

perusak kelas Luyang yang merupakan hasil perpaduan teknologi Rusia dan

Tiongkok.66

Angkatan Laut Tiongkok juga melakukan peningkatan kekuatan dalam bidang

informasi untuk membangun angkatan yang kuat. Kemampuan serangan balik nuklir

juga menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kekuatan pasukan. Latihan

bersama dengan negara-negara anggota SCO juga menjadi salah satu cara Angkatan

Laut Tiongkok untuk meningkatkan kemampuan beroperasi di lautan.67

Angkatan Udara Tiongkok bertugas untuk menjaga kedaulatan negara dan

teritori udara. Angkatan ini juga meningkatkan kemampuan tempur dengan

kepemilikan pesawat yang dilengkapi dengan sistem C4ISR.68 Angkatan udara

tiongkok diharapkan memiliki kemampuan ofensif dan defensif untuk menjaga

kedaulatan negara. Angkatan Udara Tiongkok memodernisasi diri dengan cara

kemampuan dalam melakukan pengintaian dan kemampuan memberi peringatan

66

Ibid. 67

China White Paper on National Defense 2008.

www.china.org.cn/english/features/book/194421.htm., h. 48. Diakses pada 23/5/2014.

68

(43)

33

ancaman dari luar.69 Angkatan ini memperbanyak jumlah pesawat dengan melakukan

impor dan pembelian lisensi dari Rusia.70 Jenis pesawat yang diimpor seperti Su-27

dan Su-30 yang memiliki kemampuan anti-surface dan anti-ship.

Selain melakukan impor dari negara lain, Tiongkok sudah memiliki beberapa

pesawat dan helikopter hasil produksi dalam negeri.

Tabel II.2Transportasi Udara Militer Buatan Tiongkok

Perusahaan Produk Militer Hasil Produksi

Changhe Aircraft Industry

Hongdu Aviation Industry Group Pesawat latihan Q-5

Guizhou Aircraft Industry

Shaanxi Aircraft Corporation Helikopter angkut dan

pesawat angkut

Y-8

Shenyang Aircraft Corporation Pesawat tempur J-8

Xi’an Aircraft Industrial

Corporation

Pesawat angkut dan pesawat

bomber

JH-7, H-6, Y-7 dan JH-7

Sumber: Evan S. Medeiros. dkk. 2005. A New Direction for China’s Defense Industry. Santa Monica: RAND Corporation.

69

Ibid.

70Japan white paper defence 2013. http://www.mod.go.jp/e/publ/w_paper/2013.html., h. 38.

(44)

34

Angkatan Artileri Kedua Tiongkok difokuskan pada strategi deterrence yang

digunakan untuk menghindari serangan yang datang dari negara lain khususnya

serangan nuklir. Strategi militer Tiongkok yang bersifat defence menjadikan

Tiongkok tidak akan menggunakan nuklir jika tidak diserang lebih dulu. Nuklir yang

dimiliki negara juga disebut tidak dibuat untuk menyerang negara lain.71

Dalam kondisi perang, Angkatan Artileri Kedua ditugaskan untuk menyerang

balik musuh dengan kekuatan nuklir. Hanya orang-orang yang berbakat dan memiliki

pengetahuan luas mengenai nuklir yang dimasukkan dalam angkatan ini. Tugas dalam

menggunakan senjata nuklir membuat pasukan artileri berada dalam pengawasan

ketat oleh CMC.72

Angkatan Artileri Kedua juga ikut melakukan modernisasi pasukan sama

halnya dengan pasukan yang lain. Angkatan ini melakukan modernisasi dengan

meningkatkan sistem informasi, meningkatkan kemampuan dalam perlindungan

negara dan menjaga kerusakan senjata. Pasukan ini juga telah memiliki senjata

dengan dua bahan bakar yakni padat dan cair. Untuk menjaga keamanan kepemilikan

senjata nuklir, pasukan ini diwajibkan mampu menangani nuklir baik dari segi

transportasi, proses penyimpanan, serta berupaya menghindari terjadinya peluncuran

nuklir baik yang disengaja ataupun yang tidak disengaja.73

71

China White Paper on National Defense 2008.

www.china.org.cn/english/features/book/194421.htm., h. 29-31. Diakses pada 23/5/2014.

72Ibid., h. 29. 73

(45)

35

Berdasarkan data yang diperoleh dari “Japan White Paper Defence 2013,”

Tiongkok sudah mulai mengembangkan persenjataan nuklir dan rudal sejak

pertengahan tahun 1950. Penguasaan teknologi nuklir berdampak positif pada

pengembangan kapal selam bertenaga nuklir seperti JL-2 yang memiliki jarak tempuh

sejauh 8000 km. Tiongkok berhasil mengembangkan DF-31 dari jenis rudal ICBM,

DF-21 untuk jenis IRBM/MRBM. Ada juga rudal jenis DF-3 dengan kemampuan

membawa hulu ledak nuklir. Tiongkok juga memiliki rudal anti-kapal hasil

modifikasi dari DF-21, serta rudal jelajah CJ-10 dengan daya jelajah 1.500 km. Untuk

jenis SRBM Tiongkok memiliki DF-15 dan DF-11 yang disebut akan digunakan jika

(46)

36

Tabel II.3 Kekuatan Militer Tiongkok

Pasukan Militer Sekitar 2,3 miliar pasukan

Angkatan Darat Jumlah pasukan Sekitar 1, 6 miliar pasukan

Tank Jenis -98A/99, jenis -96/A,

Jenis -88A/B dan jenis lainnya sekitar

8,200 unit

Angkatan Laut Kapal perang Sekitar 970 kapal/1.496 miliar ton

Kapal laut Sekitar 10. 000 unit

Kapal penghancur dan fregat Sekitar 80 unit

Kapal selam 60 unit

Angkatan Udara Pesawat tempur 1. 580 unit

Pesawat tempur modern J-10 sebanyak 268 unit

Su-27/J-11 sebanyak 308 unit

Su-30 sebanyak 97 unit

Sumber: Japan defence white paper 2013.

Untuk mengatasi ketertinggalan kemampuan konvensional militer dari negara

yang memiliki teknologi dan industri militer yang lebih canggih seperti Amerika

Serikat, Tiongkok menggunakan teknik penguasaan luar angkasa yang dapat

menghancurkan sistem pertahanan.74 Tiongkok berusaha membangun pangkalan

pertahanan di luar angkasa dengan kepemilikan senjata anti satelit (ASAT) dan

senjata satelit yang berfungsi untuk melumpuhkan satelit musuh serta menjadi alat

74 www.bbc.co.uk/indonesia/mobile/dunia/2011/01/110111_uschinaarmrace.shtml. Diakses pada

(47)

37

pengintai musuh. Senjata anti satelit adalah teknologi yang digunakan untuk

menghancurkan satelit lain yang sedang beroperasi pada orbitnya.75 Salah satu senjata

satelit Tiongkok adalah Ziyuan-2, senjata anti satelit hasil kerjasama Tiongkok

dengan Brazil. Tiongkok juga sudah memiliki senjata anti satelit yang sudah

diluncurkan sejak 2006 seperti Yaogan-1 dan Zhongxing-22A.76

Dalam kondisi perang senjata anti satelit akan mengidentifikasi target dan

akan melakukan serangan untuk melumpuhkan target. Senjata ini dapat merusak

satelit lain dan menghancurkan sistem informasi satelit lain.77 Kemampuan dalam

melakukan pertempuran di ruang angkasa merupakan kemampuan yang hanya

dimiliki AS dan Rusia. Tiongkok menjadi negara ketiga yang memiliki kemampuan

tersebut.78

Tiongkok mengembangkan senjata anti satelit untuk mengurangi dominasi AS

di ruang angkasa. Tiongkok berpendapat bahwa senjata anti satelit merupakan kunci

dari kemenangan AS dalam berperang seperti dalam perang teluk karena senjata

tersebut juga dapat digunakan untuk mengintai target. Kemenangan yang diperoleh

75 http://www.nti.org/glossary/#anti-satellite-weapon-asat. Diakses pada 5/11/2014. 76

Joan Johnson-Freese. Chi a’s “pa e A itio s. http://mail.nuclearfiles.com/menu/key-

issues/nuclear-weapons/issues/policy/chinese-nuclear-policy/PDFs/China_Space_Johnson_Freese[1].pdf., h. 10-19. Diakses pada 6/11/2014. 77

Chi a’s A ti-Satellite Weapons and American National Security.

http://s3.amazonaws.com/thf_media/2007/pdf/hl990.pdf., h. 3. Diakses pada 6/11/2014. 78

Joan Johnson-Freese. Chi a’s “pa e A itio s. http://mail.nuclearfiles.com/menu/key-

(48)

38

AS khususnya dalam bidang militer membuat Tiongkok merasa harus meningkatkan

keamanan negara demi menjaga kedaulatannya.79

Dalam menghadapi AS, Tiongkok memilih untuk meningkatkan kemampuan

militer karena merasa negosiasi dengan AS hanya bisa dilakukan dengan

menunjukkan kekuatan negara. Tiongkok berharap dengan pengembangan senjata

luar angkasa yang dilakukan akan mengurangi dominasi AS di dunia. Tiongkok

mengatakan bahwa upaya negara dalam mengembangkan senjata luar angkasa bukan

bermaksud untuk menantang AS. Tujuan dari kepemilikan senjata luar angkasa hanya

untuk mengurangi dominasi AS dan menjaga kepentingan negara.80

Melihat dari perkembangan militer Tiongkok tersebut, tentunya menimbulkan

kekhawatiran bagi negara saingan Tiongkok khususnya AS.81 AS merasa khawatir

jika posisinya sebagai negara hegemon akan digantikan oleh Tiongkok yang memiliki

pengaruh yang besar baik di bidang ekonomi dan militer. Hal tersebut menimbulkan

peningkatan fokus AS di kawasan Asia Timur yang digunakan untuk memantau

perkembangan militer Tiongkok yang dianggap berbahaya bagi status AS sebagai

negara hegemon. Kekhawatiran AS terhadap peningkatan militer Tiongkok juga akan

81 John W. Graver. China and Iran Ancient Partners in a Post-Imperial World. (Washington DC:

(49)

39

muncul dari kemampuan Tiongkok dalam menguasai teknik luar angkasa yang hanya

dimiliki AS dan Rusia.82

Dengan tindakan AS dalam memata-matai militer Tiongkok menyebabakan

kurangnya ruang gerak bagi Tiongkok dalam memodernisasi militer. Tiongkok

merasa modernisasi militernya terganggu sehingga Tiongkok harus mencari cara

untuk menggoyahkan pantauan AS dari kasawan Asia Timur khususnya dalam

tindakan memata-matai militer Tiongkok.83

82

Joan Johnson-Freese. Chi a’s “pa e A itio s. http://mail.nuclearfiles.com/menu/key-

issues/nuclear-weapons/issues/policy/chinese-nuclear-policy/PDFs/China_Space_Johnson_Freese[1].pdf., h. 5. Diakses pada 6/11/2014.

83 Scott Harold dan Alireza Nader. China and Iran Economic, Political, and Military Relations.

(50)

40 BAB III

PERTAHANAN KEAMANAN MILITER IRAN

Dalam Bab ini akan dijelaskan mengenai kondisi Iran dalam dunia

internasional dan kekuatan pertahanan militer Iran. Kondisi Iran dalam dunia

internasional akan dibahas mengenai pengembangan nuklir yang memberikan

dampak negatif bagi ekonomi Iran di dunia internasional. Dalam kekuatan pertahanan

militer Iran akan dibahas mengenai persenjataan Iran dan kekuatan militer yang

menyebabkan Tiongkok membantu Iran dalam memodernisasi militer.

III.1 Kondisi Iran Dalam Dunia Internasional

Nuklir adalah sebuah senjata yang memiliki dua fungsi, yakni untuk

pertahanan dan untuk kesejahteraan masyarakat. Hal ini menyebabkan nuklir menjadi

program yang diminati setiap negara. Iran menjadi salah satu negara yang tertarik

untuk mengembangkan nuklir. Program pengembangan nuklir Iran sudah terbentuk

sejak era 50an tepatnya di masa pemerintahan Shah Reza Pahlevi bekerjasama

dengan AS. Pada saat tersebut AS dan Iran terikat kerjasama dalam pengembangan

nuklir untuk kepentingan damai. Dalam kerjasama tersebut AS bersedia menyuplai

reaktor-reaktor yang dapat digunakan untuk program nuklir Iran. AS mendukung

pengembangan nuklir Iran karena berpendapat bahwa Iran memerlukan nuklir untuk

memenuhi kebutuhan listrik.84

84

(51)

41

Dukungan terhadap nuklir Iran tidak hanya diperoleh dari AS, tetapi juga dari

negara Barat seperti Perancis dan Jerman yang juga ikut dalam mensuplai reaktor

nuklir ke Iran. Namun sejak Iran mengalami revolusi tahun 1979 menyebabkan AS

berhenti membantu program nuklir Iran. AS menganggap revolusi ini mengubah

perpolitikan Iran yang awalnya cenderung berkiblat ke Barat menjadi negara yang

lebih mengutamakan nasionalisme sehinggga memberikan dampak negatif bagi

hubungan AS dan Iran.85

Iran kembali melanjutkan kerjasama untuk mengembangkan program nuklir

dengan berbagai negara seperti Rusia, Tiongkok dan Argentina setelah mengalami

revolusi. Pengembangan nuklir tersebut memberikan rasa khawatir bagi AS jika

nuklir Iran akan digunakan untuk kepentingan militer sehingga AS berupaya

menghentikan program nuklir Iran. AS juga meminta negara lain untuk ikut serta

menghentikan hubungan pengembangan nuklir dengan Iran. Hal ini memberikan

kendala bagi Iran dalam mengembangkan teknologi nuklirnya karena AS terus

berupaya untuk membayang-bayangi program nuklir tersebut.86

Iran menyebutkan bahwa salah satu tujuan negara mengembangkan nuklir

adalah untuk memenuhi kebutuhan energi listrik. Iran berpendapat bahwa

penggunaan nuklir dapat menghemat pengeluaran minyak dan gas sehingga Iran

dapat meningkatkan jumlah ekspor energi. Iran juga menganggap bahwa negara tidak

85Ibid.

(52)

42

bisa tergantung pada minyak dan gas untuk memenuhi kebutuhan energi karena

sumber daya tersebut pada akhirnya akan habis.87

Menurut AS dan sekutunya seperti Inggris, Perancis dan Israel yang

menentang program nuklir Iran, sangat tidak masuk akal jika alasan Iran menjalankan

program nuklir hanya untuk kepentingan damai seperti untuk kepentingan energi. AS

menganggap bahwa Iran adalah negara yang kaya dengan sumber energi sehingga

tidak membutuhkan nuklir untuk memenuhi energi lagi. Alasan damai hanya

diucapkan Iran untuk bisa terus mengembangkan nuklir yang dapat digunakan untuk

kepentingan pertahanan negara.88

Pada tahun 2003, IAEA melakukan kunjungan ke fasilitas nuklir Iran untuk

menyelesaikan masalah nuklir. Pada kunjungan tersebut IAEA meminta agar Iran

bersedia menghentikan program nuklirnya untuk sementara dan IAEA juga meminta

agar diberi izin oleh Iran untuk melakukan pemeriksaan dadakan pada pengembangan

nuklir Iran. Permintaan ini ditolak oleh Iran dan menganggap bahwa IAEA harus

bekerja sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dan tidak memihak pada Blok

manapun seperti memihak pada AS. Tuntutan IAEA pada Iran akhirnya menjadi

kontroversi internasional karena negara yang mendukung nuklir Iran seperti Suriah

dan Mesir menganggap bahwa IAEA terlalu mendukung AS. Namun pada tahun yang

87

http://www.batan.go.id/mediakita/current/mediakita.php?group=Aktualita&artikel=akt3&hlm=3. Diakses pada 12/10/2014.

(53)

43

sama, Iran menghentikan program nuklirnya untuk sementara dan kembali

dilanjutkan pada tahun 2004.89

Pada tahun 2005 nuklir Iran kembali menjadi sorotan dunia karena IAEA

mulai membawa nuklir Iran untuk dibahas di DK PBB. Pada Juli 2006 Iran mendapat

teguran pertama dari DK PBB dalam Resolusi 1696 yang meminta Iran untuk

menghentikan program nuklir, meminta semua negara untuk menghentikan kerjasama

nuklir dengan Iran dan membekukan aset-aset yang berkaitan dengan pengembangan

nuklir Iran.90

Sanksi terhadap Iran juga diberikan oleh Dewan Keamanan PBB pada tahun

2006. DK PBB mengeluarkan Resolusi 1737 yang melarang Iran melakukan

kerjasama yang berhubungan dengan pengembangan nuklir termasuk pengembangan

rudal balistik, serta melarang perdagangan senjata dan segala jenis material yang

berhubungan dengan nuklir. DK PBB juga membekukan aset-aset perusahaan Iran

dan individu-individu yang terlibat dalam program pengembangan nuklir Iran.91

Pada tahun 2007 Dewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi 1747 yang

melarang semua negara melakukan kerjasama dengan Iran khususnya hubungan di

bidang perdagangan persenjataan. Resolusi ini juga melarang hubungan perdagangan

peralatan militer seperti tank, kendaraan tempur lapis baja, sistem artileri kaliber

89

http://www.nti.org/country-profiles/iran/nuclear/. Diakses pada 12/10/2014.

90

Security Council Committee established pursuant to resolution 1737 (2006). http://www.un.org/sc/committees/1737/index.shtml. Diakses pada 11/10/2014.

91 Security Council Committee established pursuant to resolution 1737 (2006).

Gambar

TABEL 1.1 Kerjasama Iran dan Tiongkok Dalam Bidang Pertahanan
Tabel I.1 Kerjasama Iran dan Tiongkok Dalam Bidang Pertahanan Keamanan
Tabel II.1 Impor Minyak Tiongkok
Tabel II.2 Transportasi Udara Militer Buatan Tiongkok
+5

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji JBD pada Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata umur panen pertama yang tercepat (45 hari ) terdapat pada perlakuan pemangkasan batang 3 ruas diatas tongkol

Dalam penelitian ini diperlukan metode untuk mengambil data mentah dari file musik menjadi suatu informasi atau pola input yang berarti, yakni dengan metode pemrosesan sinyal

Sehubungan dengan subjek dari suatu perikatan maka dalam melakukan suatu tindakan hukum, sering ditemukan yang bertindak sebagai subjek hukumnya adalah badan hukum yang dalam hal

d. Perubahan gaya dan cara hidup sebagian para orang tua telah membawa perubahan social yang mendasar dalam kehidupan masyarakat yang sangat berpengaruh terhadap nilai

35 jurnal, buku, dan juga hasil penelitian terdahulu yang telah dilakukan sebelumnya mengenai Pengelolaan kawasan pesisir melalui penanggulangan sampah laut untuk

Peningkatan APB disebab- kan oleh peningkatan persentase aktiva produktif bermasalah lebih be- sar dibandingkan dengan persentase peningkatan total aset produktif akibatnya

Upaya promosi UMMI yang telah dilakukan antara lain ditempuh dengan memberikan iklan penerimaan mahasiswa baru melalui media baik cetak maupun elektronik,

Analisa perkuatan dilakukan pada tanah pasir yang diberikan perkuatan 1 lapis dengan variasi jarak pondasi dari tepi lereng dan tebal lipatan geotekstil untuk mendapatkan daya