• Tidak ada hasil yang ditemukan

Patogenesa Stroke Kardioemboli

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Patogenesa Stroke Kardioemboli"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PATOGEN ESA STROKE KARD I OEM BOLI

D r I SKAN D AR JAPARD I Fa k u lt a s Ke dok t e r a n

Ba gia n Be da h

Un ive r sit a s Su m a t e r a Ut a r a

I . PEN D AH ULUAN

St roke kardioem boli m erupakan salah sat u subt ipe st r I nfark yang t erj adi karena oklusi art eri serebral oleh em boli yang bersum ber dari j ant ung at au m elalui j ant ung.

Ham pir 90% em boli yang berasal dari j ant ung berakhir diot ak, sehingga defisit neurologi sering m erupakan m anifest asi aw al dari penyakit sist em ik karena em boli.

Kej adian st roke kardioem boli bervariasi dari set iap penelit ian. The Nat ional I nst it ut e of Neurogical Disorders and st roke ( NI NDS) . St roke dat a bank ( 1983- 1986) , m endapat kan dari 1273 penderit a st roke I nfark, 246 ( 14% ) penderit a m erupakan st roke kardioem boli. St reifler m engum pulkan dat a dari berbagai proyek m ult isent er, dengan krit eria diagnosa dan pem eriksaan penunj ang yang beragam m endapat kan angka st roke kardioem boli ant ara 15-20% dari seluruh st roke I nfark.

Prevalensi st roke kardioem boli lebih t inggi pada usia dibaw ah 45 t ahun, ant ara 23- 36% ,w alaupun pada kenyat aannya penyakit j ant ung m ayor yang m endasarinya lebih banyak pada usia yang lebih t ua. Kardioem boli m erupakan saalah sat u dari 3 penyebab st roke paling sering pada dew asa m uda.

Penyakit j ant ung sering m enj adi sum ber em boli t ergant ung dari suat u daerah, m isalnya unt uk negara berkem bang penyakit j ant ung rem at ik m erupakan yang paling sering m enaj di sum ber em boli sedangkan unt uk negara Eropa dam Am erika Ut ara prolaps kat up m it ral dan pat en foram en ovale.

Pat ogenesa dari st roke kardioem boli pent ing diket ahui unt uk prevent if dan t erapinya.

I I . PATOGEN ESA

Pem bent ukan em boli yang m enoklusi art eri di ot ak bisa bersum ber dari j ant ung sendiri at au berasal dari luar j ant ung, t et api pada perj alanannya m elalui j at ung, m isalnya sel t um or, udara dan lem ak pada t raum a, parasit dan t elurnya. Yang sering t erj adi adalah em boli dari bekuan daran ( clot s) karena penyakit j ant ungnya sendiri.

(2)

Ca pla n LR ( 1 9 9 1 ) m e m ba gi be r ba ga i t ipe da r i ba h a n e m boli ya n g be r a sa l da r i j a n t u n g, ya it u :

1. t rom bus m erah, t rom bus t erut am a m engandung fibrin ( aneurism a vent rikel) 2. t rom bus put ih, aggregasi plet elet – fibrin ( I nfark m iokard)

3. veget asi endocardit is m arant ik

4. bakt eri dan debris dari veget asi endocardit is 5. kalsium ( kalsifikasi dari kat up dan anulus m it ral) 6. m yxom a dan fram en fibroelast om a

A. Pe m be n t u k a n e m boli da r i j a n t u n g

Pem bent ukan t rom bus at au em boli dari j ant ung belum sepenuhnya diket ahui, t et api ada beberapa fakt or predikt if pada kelainan j ant ung yang berperan dalam proses pem bent ukan em boli, yait u:

1 . Fa k t or m e k a n is

Perubahan fungsi m ekanik pada at rium set elah gangguan iram a ( at rial fibrilasi) , m ungkin m em punyai korelasi erat dengan t im bulnya em boli. Terj adinya em boli di serebri set elah t erj adi kardioversi elekt rik pada pasien at rial fibrilasi. Endokardium m engont rol j ant ung dengan m engat ur kont raksi dan relaksasi m iokardium , w alaupun rangsangan t ersebut berkurang pada endokardium yang int ak. Trom bus yang m enem pel pada endokardium yang rusak ( oleh sebab apapun) , akan m enyebabkan reaksi inot ropik lokal pada m iokardium yang m endasarinya, yang selanj ut nya akan m enyebabkan kont raksi dinding j ant ung yang t idak m erat a, sehingga akan m elepaskan m at erial em boli.

Luasnya perlekat an t rom bus berpengaruh t erahadap t erj adinya em boli. Perlekat an t rom bus yang luas sepert i pada aneurism a vent rikel m em punyai resiko ( kem ungkinan) yang lebih rendah unt uk t erj adi em boli dibandingkan dengan t rom bus yang m elekat pada perm ukaan sem pit sepert i pada kardiom iopat i dilat asi, karena t rom bus yang m elekat pada oerm ukaan sem pit m udah lepas.

Trom bus yang m obil, berdekat an dengan daerah yang hiperkinesis, m enonj ol dan m engalam i pencairan di t engahnya sert a rapuh sepert i pada endokardit is t rom bot ik non bakt erial cenderung m enyebabkan em boli.

2 . Fa k t or a lir a n da r a h

Pada aliran lam iner dengan shear rat e yang t inggi akan t erbent uk t rom bus yang t erut am a m engandung t rom bosit , karena pada shear rat e yang t inggi adesi t rom bosit dan pem bent ukan t rom bus di subendot elial t idak t ergant ung pada fibrinogen, pada shear rat e yang t inggi t erj adi penurunan deposit fibrin, sedangkan aggregasi t rom bosit m eningkat . Sebaliknya pada shear rat e yang rendah sepert i pada st asis aliran darah at au resirkulasi akan t erbent uk t rom bus yang t erut am a m engandung fibrin, karena pada shear rat e yang rendah pem bent ukan t rom bus t ergant ung at au m em but uhkan fibrinogen.

(3)

3 . Pr ose s t r om bolisis di e n dok a r diu m

Pem ecahan t rom bus oleh enzim t rom bolit ik endokardium berperan unt uk t erj adinya em boli, w alupun pem ecahan t rom bus ini t idak selalu m enim bulkan em boli secara klinik. Hal ini t elah dibukt ikan bahw a bekuan ( clot ) set elah I nfark m iocard, m enghilang dari vent rikel kiri t anpa gej ala em boli dengan pem eriksaan ekhokardiografi. Keadaan kondisi aliran lokal yang m enent ukan kecepat an pem bent ukan deposit plat elet disert ai dengan kerusakan endot elium yang m erusak proses lit ik, kedua hal ini akan m enyebabkan t rom bus m enaj di lebih st abil

B. Pe r j a la n a n e m boli da r i j a n t u n g

Em boli yang keluar dari vent rikel kiri, akan m engikut i aliran darah dan m asuk kearkus aort a, 90% akan m enuj u ke ot ak, m elalui. A.karot is kom unis ( 90% ) dan a.vet erbalis ( 10% ) . Em boli m elalui a.karot is j auh lebih banyak dibandingkan dengan a.vet erbalis karena penam pang a.karot is lebih besar dan perj alanannya lebih lurus, t idak berkelok- kelok, sehingga j um lah darah yang m elalui a.karot is j auh lebih banyak ( 300 m l/ m enit ) , dibandingkan dengan a.vet erbalis ( 100 m l/ m enit ) .

Em boli m em punyai predileksi pada bifurkat io art eri, karena diam et er art eri dibagian dist al bifurkasio lebih kecil dibandingkan bagian proksit elnya, t erut am a pada cabang a.serebrim edia bagian dist al a.basilaris dan a.serebri post erior

Em boli kebanyakan t erdapat di a.serebri m edia, bahkan em boli ulang pun m em ilih art eri ini j uga, hal ini disebabkan a.serebri m edia m erupakan percabangan langsung dari a. karot is int erna, dan akan m enerim a darah 80% darah yang m asuk a.karot is int erna.

Em boli t idak m enyum bat cabang t erm inal kort eks dit em pat w at ershead pem buluh darah int rakranial, karena ukurannya lebih besar dari diam et er pem buluh darah dit em pat it u. Berdasarkan ukuran em boli, penyum bat an bisa t erj adi di a.karot is int erna, t erut am a di karot is sipon. Em boli m ungkin m eyum bat sat u at au lebih cabang art eri.

Em boli ya n g t e r pe r a n gk a n di a r t e r i se r e br i a k a n m e n ye ba bk a n r e a k si:

1. endot el pem buluh darah

2. perm eabilit as pem buluh darah m eningkat 3. vaskulit is at au aneurism a pem buluh darah 4. irit asi lokal, sehingga t erj adi vasospasm e lokal

selain keadaan diat as, em boli j uga m enyebabkan obst rupsi aliran darah, yang dapat m enim bulkan hipoksia j aringan dibagian dist alnya dan st at is aliran darah, sehingga dapat m em bent uk form asi rouleaux, yang akan m em bent uk klot pada daerah st agnasi baik dist al m aupun proksim al. Gangguan fungsi neuron akan t erj adi dalam beberapa m enit kem udian, j ika kolat eral t idak segera berfungsi dan sum bat an m enet ap.

(4)

Em boli da pa t m e n ga la m i pr ose s lisis, t e r ga n t u n g da r i:

1. fakt or vaskuler, yait u proses fibrinolisis endot el lokal, yang m em egang peran dalam proses lisis em boli.

2. kom posisi em boli, em boli yang m engandung banyak t rom bosit dan sudah lam a t erbent uk lebih sukar lisis, sedangkan yang t erbent uk dari bekuan darah ( Klot ) m udah lisis.

C. Oe de m se r e br i

Oedem serebri didefinisikan sebagai akum ulasi cairan yang abnorm al di serebri, yang m enyebabkan penam bahan volum e serebri. Em boli yang m enyum bat art eri serebri secara perm anen akan m enyebabkan iskem ia j aringan ot ak, yang m enyebabkan kem at ian sel ot ak, karena kegagalan energi. Teori ini m enerangkan kehidupan sel t ergant ung dari hom eost asis yang ut uh, t erm asuk hom eost asis seluler yang m em punyai akt ifit as sepert i pom pa ion, t ransport akt if, yang prosesnya t ergant ung dari energi. Bila ada gangguan dari respirasi seluler, sepert i iskem ia,akan m enyebabkan gangguan hom eost asis dan t erj adi kem at ian sel. Tipe kem at ian sel ini disebut kem at ian karena kegagalan energi yang m em punyai sifat kem at ian pannekrosis, yait u kem at ian seluruh neuron, sel glia, dan dinding pem buluh darah. Keadan ini akan m enyebabkan gangguan dari t ekanan int aseluler at au m em bran sel, sehingga t erj adi gangguan t ransport nat rium –kalium , disert ai m asuknya cairan kedalam int ra sel. Oedem serebri yang t erj adi disebut sebagai oedem serebri sit ot oksik. Evolusi t em poral dari I nfark iskem ik m ulai dari beberapa m enit sam pai beberapa j am dan kerusakan fokal ham pir selalu berhubungan dengan oedem serebri. Selam a periode iskem ia dan reperfusi dipem buluh darah perifer akan t erj adi deplesi dari neut rofil, m ikroglia yang reakt if, m akrofag akan m engeluarkan m ediat or kim ia sepert i bradikinin, serot onin, hist am in, dan asam arakhinoid yang m enyebabkan peningkat an perm eabilit as pem buluh darah. Selain hal diat as peningkat an perm eabilit as pem buluh darah j uga disebabkan adanya peningkat an t ekanan hidrost at ik lokal. I skem ia j uga m eyebabkan akum ulasi dari subst ansi osm olal, sepert i nat rium , lakt at dan asam organik lainnya, yang m em perm udah t erj adint a oedem set elah resirkulasi. Oedem yang t erj adi karena adanya akum ulasi cairan secara pasif di ruang int erst it ial sel serebri. Oedem ini disebut sebagai oedem serebri vasogenik. Secara t eorit is oedem serebri vasogenik t idak akan t erj adi selam a iskem ia serebri yang kom plit , t idak ada aliran, t idak ada oedem .

Oedem serebri m erupakan karakt erist ik dari I nfark karena em boli, w alaupun set iap I nfark selalu ada m enyebabkan oedem serebri ( kadang t idak berm anifest asi) . Oedem serebri yang m asif biasanya t im bul set elah I nfark luas yang t erj adi set elah oklusi a. serebri m edia at au a. karot is int erna yang perm anen.

Hasil ot opsi m enunj ukkan 2/ 3 dari I nfark serebri yang luas dengan oedem serebri berasal dari kardioem boli. Oedem serebri iskem ia m encapai volum e m aksim al set elah hari ke 3- 4 akum ulasi cairan diresorbsi set elah hari ke 4 – 5.

D . I n fa r k be r da r a h

(5)

nasib em boli yang m engoklusi art eri serebri bisa perm anen, m igrasi at au lisis, bila t erj adi resirkulasi karena m igrasi at au lisis set elah j aringan serebri m engalam i nekrosis, t ekanan darah art erial yang norm al akan m em asuki kapiler yang hipoksia akan m enyebabkan diapedesis dari sel darah m erah m elalui dinding kapiler yang hipoksia. Makin hebat resirkulasi dan m akin berat kerusakan dinding kapiler akan m enyebabkan m akin m asifnya I nfark berdarah. I nfark berdarah ini biasanya t erlet ak diproksim al I nfark.

Gam bar- 1: Mekanism e kem ungkinan t erj adinya I nfark berdarah od kardioem boli serebri ( dikut ip dari Toole)

Dalam kasus yang j arang, I nfark berdarah bisa t erlet ak didist al dari I nfark, hal ini t erj adi karena sirkulasi dari kolat eral yang t erbuka.

I I I . PEN YAKI T JAN TUN G SEBAGAI SUM BER EM BOLI

Ca pla n ( 1 9 9 4 ) m e n ge lom pok k a n pe n ya k it j a n t u n g se ba ga i su m be r e m boli m e n j a di 3 :

1. kelaianan dinding j ant ung, sepert i kardiom iopat i, hipokinesis dan akinesis dinding vent rikel pasca I nfark m iocard,aneurism a at rium , aneurism a vent rikel, m iksom a at rium dan t um or lainnya, defek sept um dan pat en foram en ovale.

2. kelaianan kat up,sepert i kelainan kat up m it ral rem at ik, penyakit aort a, kat up prot esis, endokardit is bakt erial, endokardit is t rom bot ik non bakt erial, prolaps kat up m it ral dan kalsifikasi annulus m it ral

3. kelaianan iram a, t erut am a fibrilasi at rium dan sindrom sick sinus

Su m be r e m boli pa da j a n t u n g ya n g m e n ye ba bk a n isk e m ia se r e br i

Ga n ggu a n Loa k si pot e n sia l m a t e r i e m boli

I M Baru dengan kerusakan endokarium

I M lam a dengan akinet ik segm en at au aneurism a dilat asi

Rem at ik m it ral st enosis * Rem at ik m it ral regurgasi * Endokardit is infekt if

Trom bot ik endokardit is non bakt erial

Perm ukaan endokard vent rikel kiri Apek vent rikel kiri, t erperangkap dalam t rabekula cornea cordis Aurikel at au at rium dilat asi Lesi j et at au at rial endocardium Perm ukaan kat up dan pangkalnya Perm ukaan kat up

[image:5.612.105.510.581.721.2]
(6)

Prolaps kat up m it ral*

Kalsifikasi annulus m it ral* Aort a st enosis kalsifikasi Kat up prot esis*

Kardiom iopat i

Miksom a at rial At rial fibrilasi Sindrom sick sinus

diat rium

Pangkal perm ukaan kat up^ Kalsifikasi pada dasar cuping Tem pat pangkal dan perm ukaan kat up

At rium at au vent rikel, t erperangkap pada t rabekula cornea cordis

Tum or pada sept um sekundum Trom bus di at rium kiri

Trom bus di at rium kiri

* keadaan ini m udah t erj adi infeksi endokardit is

^ selain t rom bus, m at erial kalsium dari kat up degenarat if bisa lepas sebagai em boli

A. Ka r diom iopa t i dila t a si

Pada kardiom iopat i dilat asi t erj adi ganguan kont raksi vent rikel secara m enyeluruh. Manifest asi penyakit ini m enj adi gagal j ant ung progresif, dan arit m ia. Arit m ia yang t im bul biasanya sebagai vent rikel t akhicardia dan 20-30% m enj adi at rial fibrilasi kronik.

Pat ogenesa t erj adinya t rom bus dipercaya karena adanya aliranyg st at is di int rakavit as. Trom bus yang t erj adi cendrung kecil dan m enyebar diseluruh kapit as dengan predileksi di apeks, t em pat st at is aliran m aksim a. Det eksi t rom bus dengan ekhokardiografi dit em ukan ant ara 11- 58% pada penderit a kardiom iopat i dilat asi, t et api det eksi t rom bus ini t idak berkolerasi dengan em boli yang t erj adi.

B. I n fa r k m iok r diu m

Kom plikasi st roke kardioem boli pada I nfark m iokardim akut ( I MA) m encapai 2,5% dari pasien dalam w akt u 2- 4 m inggu. Hasil ot opsi m enunj ukkan, bahw a prevalensi t rom bus vent rikel kiri dengan em boli lebih t inggi dari yang berm anifest asi klinik.

Fakt or resiko t erbent uknya t rom bus vent rikel kiri adalah segm en vent rikel yang hipokinet ik at au akinet ik ( yang m enyebabkan st at is aliran darahI dan kerusakan dari perm ukaan endokardim ( sebagai fakt or t rom bogenik) . Pada pem eriksaan EEG pada 24 j am pert am a set elah aw it an dari I MA biasanya t idakdit em ukant rom bus vent rikel kiri. Pem bent ukan t rom bus m ulai t erj adi pada hari 1- 7, dan berkem bang sam pai m inggu ke- 2. kurang lebih 1/ 3 dari t rom bus akan m enonj ol ke dalam rongga vent rikel dan sisanya berbent uk m ural at au dat ar. Trom bus yang bergerak ( m obil) dan / at au m enonj ol ke rongga vent rikel m em punyai resiko em boli lebih t inggi dibandingkan bent uk nural.

C. An e u r ism a pa sca I n fa r k m iok a r diu m

Pada aneurism a vent rikel t eraj di st asis sirkulasi regional yang m erupakan fakt or predisposisi t erbent uknya t rom bus di vent rikel kiri. Trom bus biasanya berbent uk dat ar, m elekat pada perm ukaan yang luas dan t idak bergerak. Trom bus ini j arang m enim bulkan em boli.

D . M ik som a a t r iu m

(7)

ke art eri serebri sekit ar 50% dari kasus. Mat erial em boli t erdiri dari 2 t ipe, plat elet fibrin dan fragm en t um or.

E. D e fe k se pt u m

Kelainan at au defek pada sept um m encakup pat en foram en ovale, defek at rio sept al dan fist ula pulm onal art eriovenosus, yang m enyebabkan aliran sist em vena langsung m em asuki aliran art eri dengan m em baw a m at erial em boli, disebut sebagai em boli paradoksikal.

Pada ot opsi didapat kan 30- 35% m enderit a pat en foram en ovale, sedangkan pada pem eriksaan ekhocardiografi dengan kont ras pada orang norm al, didapat kan 10- 18% . Em boli paradoksikal sering diduga sebagai penyebab st roke yang t idak j elas penyebabnya.

F. Ke la in a n k a t u p m it r a l r e m a t ik

Trom bus di vent rikel kiri dit em ukan pada 15- 17% ot opsi, yang t idak m em punyai riw ayat em boli. Trom bus bisa t im bul pada penderit a dengan st enosis m it ral sedang, dan t erbent uk sebagai Jet lession yang t erbent uk di dinding vent rikel kiri,m at erial t rom bus bisa dari klot di at rium kiri, at au klot dan kalsium dari kat up m it ral sendiri.

Em boli berulang sering t erj adi ( 30- 75% ) ,biasanya dalam w akt u 6- 12 bulan. Tim bulnya at rial fibrilasi m eningkat kan resiko em boli m enj adi 4 kali. Resiko em boli j uga m eningkat berkolerasi dengan lam anya senosis m it ral.

G. Kat up Prot esis

Kat up prot esis m eningkat kan t rom bogenik, sehingga t rom boem boli m enj adi kom plikasi m orbidit as dan m ort alit as yang ut am a. Rat a- rat a em bolip[ enderit a dengan kat up prot esis m it ral 3- 4% pert ahun, sedangkan pada kat up aort a prot esis lebih rendah, yait u 1,2- 2,2% pert ahun.

Kom plikasi lain endokardit is kat up prot esis, yang m em punyai insidensi 2,4% pert ahun, m enj adi sum ber yang sangat pot ensial unt uk t erj adi em boli.

H . En dok a r dit is ba k t e r ia l

I nsidensi endokardit is bakt erial m enurun sesuai dengan penurunan dari penyakit j ant ung rem at ik,perkem bangan ant ibiot ik, dan t indakan operat iv, t et api insidensi st roke karena endokardit is bakt erial ( 15- 20% ) t idak m enurun. Keadaan ini dapat dit erangkan bahw a m ayorit as st roke t im bul set elah 48 j am t erj adinya endokardit is bakt erial, dan resiko sert a berat em boli lebih t inggi pada infeksi st abilacoccus aureus at au epiderm idis dengan kat up prot esis. St roke dapat pula t erj adi t anpa m anifest asi endokardit is bakt erial.

Kom plikasi neurologis ke susunan saraf pusat bisa m enaj di beberapa bent uk, yait u iskem ia, hem orrhage, ensefalopat i t oksik, m eningit is, art erit is, biogenik, aneurism a m ikot ik, dan perdarahan subarakhnoid, t ergant ung dari bagian dan ukuran dari em bolisept ik. Predikt if resiko em boli dari det eksi veget asi kat up dengan echocardiografi t idak sepenuhnya berkorelasi, unt uk m engurangi resiko st roke hanya dengan secepat m ungkin m enanggulangi infeksi dengan pem berian ant ibiot ik.

I . En dok a r dit is t r om bot ik n on ba k t e r ia l ( ETN )

(8)

ETN t ipe non infeksi endokardit is, pada kat up j ant ung yang norm al, veget asinya biasanya kecil t erdiri dari plat elet dan deposit fibrin, pat ogenesanya m asih belum past i, t et api diperkirakan karena perubahan perm ukaan kat up, dan keaadaan hiperkoagulasi ( DI C, t um or m ucin, procoagulan)

J. Por la ps k a t u p m it r a l ( PKM )

PKM m erupakan kelainan kat up yang t erj adi pada 5% populasi um um dan lebih sering pada w anit a m uda. Barnet t ( 1980) m enem ukan 4,7% penderit a st roke dibaw ah um ur 45 t ahun disebabkan PKM, dengan pem eriksaan ekhokardiografi dengan kont ras, dit em ukan 40% penderit a TI A/ st roke dibaw ah um ur 45 t ahun disebabkan PKM.

PKM dalam pem eriksaan ekhokardiografi t erlihat pergerakan yang sangat berlebih dari daun kat up ke arah at rium . Secara pat ologi t erlihat daun kat up dan korda t endinae m engalam i degenerasi m usinous dan fibrom at ous.

Gej ala dari PKM t idak spesifik. Beberapa kom plikasi dari PKM adalah, endokardit is bakt erial, m it ral regurgasi, arrit m ia, kem at ian m endadak, endocardit is t rom bot ik non bakt erial, serebral dan ret inal iskem ia.

Trom bus bisa t erdapat pada kat up m it ral yang m iksom at us, post erior kat up sit ral, post erior dinding at rium , bahkan pada daun kat up yang bergerak. Trom bus berasal dari daun kat up yang berdegenerasi dan dari fibrin dan plat elet .

K. Ka lsifik a si a n n u lu s m it r a l ( KAM )

KAM m erupakan proses kalsifikasi pada orang t ua, yang sesuai dengan proses degerasi. Berhubungan erat dengan at erosklerosis koroner, gangguan konduksi j ant ung, at rial fibrilasi kronis, kardiom egali, gagal j ant ung, dan at erosklerosis a.karot is.

L. At r ia l fibr ila si ( AF)

Trom bus vent rikel kiri pada penderit a AF dit em ukan 15,8% , sedangkan pada kont rol hanya 1,7% . I nfark serebri 32,2% pada AF, sedangkan pada kont rol 11% . Frekuensi I nfark serebri m eningkat sesuai dengan lam anya AF. Penyebab AF yang paling sering adalah penyakit j ant ung rem at ik dan penyakit j ant ung iskem ik.

Resiko em boli pada AF paling t inggi set elah t erj adi kardioversi elekt ikal at au reversi spont an kerit m e sinus. Trom bus t erbent uk di at rium kanan karena st asis dari aliran darah.

Non valvular at rial fibrilase ( NVAF) berinsidensi 2- 5% dari populasi um ur 60 t ahun, dan prevalensi m eningkat sesuai dengan penam bahan usia. NVAF m erupakan penyebab m ayor st roke kardioem boli dengan I nfark serebri m asif. Valvular at rial fibrilasi m em punyai resiko st roke 17 kali daeri kont rol

M . Sin dr om Sick Sin u s ( SSS)

SSS m erupakan t erm inologi disfungsi sinoat rial ( SA) , yang berm anifest asi bradikardia ( kurang dari 50 denyut perm enit ) , sinus arrest at au sinoat rial block. SSS bisa t im bul pada set iap usia t et api sering pada orang t ua dan berhubungan dengan penyakit j ant ung iskem ik, kardiom iopat i, hipert ensi, penyakit j ant ung rem at ik.

(9)
(10)

D AFTAR PUSTAKA

Asin ge r RW . Cardiogenic brain em bolism . The second report of t he cerebral em bolism t ask force. Arc. Neurol. 1989 ( 46) : 727- 43

Ca pla n RL. St roke a clinical approach. 2nd ed. Bost on: But t erw ort h, 1993: 349- 60

H e lga son CM . Cardioem bolic st roke: t opography and pat hogenesis in cerebrovascular and brain m et abolism review s. New York: Raven Press, 1989: 28- 58

M oh r JP. Classificat ion of ischem ic st roke, in Barnet t . St roke pat hophysiology, diagnosis and m anagem ent . 2nd ed. New York: Churcill, 1992: 271- 2

St r e ifle r JY. Cardiogenic brain em bolism : incidence, variet ies t reat m ent , in Barnet t . St roke pat hophysiology, diagnosis and m anagem ent . 2nd ed. New York: Churcill, 1992: 967- 86

Toole JF. Cerebrovasculer disease. 3t h ed. New York: Raven Press, 1984: 187- 92

Gambar

Gambar-1:  Mekanisme kemungkinan terjadinya Infark berdarah od kardioemboli serebri (dikutip dari Toole)

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahap awal Pokja Pengadaan Barang/Jasa pada Dinas Bina Marga Kabupaten Kuningan telah memberikan penjelasan kepada peserta lelang mengenai hal-hal yang perlu disampaikan

Berdiri di atas kedua tangan yang diawali guling belakang (Back extension atau stut),dan lain sebagainya. Berdasarkan pengertian di atas, maka peneliti hanya membahas

Bersama ini kami sampaikan usul pemberian Surat Penugasan (SP) studi lanjut (tugas belajar) dari Sekretariat Negara Republik Indonesia bagi staf pengajar/tenaga kependidikan *)

Variabel Tingkat Kedisiplinan Belajar memberikan Sumbangan Relatif (SR) sebesar 77% dan Sumbangan Efektif (SE) sebesar 15,785% (3) Pengaruh positif dan signifikan

AEON 1% Club - an organization made up of leading companies in AEON Group, will invite students from Indonesia and three other Asian countries to discusses environmental

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kontribusi dari trait kepribadian terhadap pembentukan dimensi komitmen organisasi pada operator SPBU Pertamina COCO Kota

POST : DEPUTY DIRECTOR: SUPPLY CHAIN MANAGEMENT AND OFFICE ADMINISTRATION Reference: 3/2/1/2022/169 SALARY : R744 255 per annum Level 11 All-inclusive package to be structured in

In a 77-year-old man who developed corneal oedema after a rapid ascent to 3 800 m, the limited adaptive reserve of the diseased endothelium to hypoxia was suggested to have caused the

Maria Linda Waty: Analisis permintaan kredit pada BPR Hombar Makmur Perbaungan, 2001 USU e-Repository © 2008... Maria Linda Waty: Analisis permintaan kredit pada BPR Hombar

Nur Hasan : Analisis Pengembangan UKM (Usaha Kecil Menengah) dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat ..., 2002... Nur Hasan : Analisis Pengembangan UKM (Usaha Kecil Menengah)