• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penutup Atap

Dalam dokumen TEKNOLOGI BAHAN DAN BANGUNAN KONSTRUKSI (Halaman 80-85)

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dengar bahwa mahkotanya suatu bangunan terletak pada keserasian atapnya. salah satu faktor yang turut mempengaruhi keserasian itu adalah jenis bahan penutupnya. Penutup atap ini dimaksudkan untu melindungi bagian dalam terhadap pengarauh hawa, yaitu berupa hujan, panas, angn, debu atau pengaruh-pengaruh lainnya yang dapat mengganggu kenyamanan penghuninya. Jenis bahan penutup yang dapat digunakan, maka dipandang perlu untuk membuat kriteria dasar pemilihannya.

Adapun kriteria dasar untuk dapat memilih bahan penuutp atap adalah sebagai berikut :

1. Tinjauan terhadap iklik setempat, artinya: apakah di tempat didirikannya bangunan itu mempunyai iklim panah atau iklim dingin?

2. Bentuk keserasian atap yang dikehendaki

3. Tinjauan daripada didirikannya bangunan tersebut.

4. Mudahnya bahan itu didapat atau ditangkan di tempat di mana bangunan iti didirikan. 5. Jumlah dana / Uang yang tersedia.

Kemiringan dari suatu bentuk atap dibuat dengan maksud :

1. Agar air hujan yang jatuh pada permukaan bidang atap dengan cepat dapat mengalir meninggalkan bidang atap tersebut, sehingga kemungkinan rembes sangatlah kecil.

2. Menambah keindahan pandangan dari suatu bangunan.

3. Didapat ruangan atas yang sekaligus dapat berfungsi sebagai isolasi terhadap iklim. Dan bila dalam keadaaan memaksa dapat dipakai untuk gudang penyimpanan barang-barang kecil dan ringan.

No. Bahan Penutup Atap Sudut Kemiringan

1. Beton 1 – 2 2. Kaca 10 – 20 3. Semen Asbes 15 – 25 4. Seng 20 – 25 5. Genteng 30 – 40 6. Sirap 25 – 40 7. Seng,Ijuk >= 40

Catatan: semua ukuran sudut dalam satuan derajat

- Bahan penutup atap di bagi menjadi beberapa bagian a. Bahan logam contohnya

1. Seng

Atap ini terbuat dari lembaran baja tipis yang diberi lapisan seng secara elektrolisis yang tujuannya untuk membuatnya jadi tahan karat. Jadi, kata 'seng' berasal dari bahan pelapisnya. Jenis ini akan bertahan selama lapisan seng ini belum hilang. Jika sudah lewat masa itu, atap akan mulai berkarat dan bocor.

Seng adalah salah satu sekian banyak bangunan yang sering digunakan sebagai penutup atap.

Ukuran seng datar yang digalvanisir ( disepuh ) berkisar 915 mm x 1830 mm dengan beberapa macam tebal yang kurang dari 1mm. ukuran tebal yang kurang dari 1 mm dinyatakan dengan BWG. Ukuran seng gelombang biasa yang digalvanisir berkisar 760 mm x 1830 mm dengan beberapa macam – macam tebal yang dinyatakan dengan BWG. Seng mempunyai lebar propil 76 mm, tinggi propil 16 mm dan banyaknya gelombang ada 10.

Jika seng terkena air hujan yang banyak mengandung garam akan mudah berkarat, lagipula oleh jatuhnya air hujan akan menimbulkan suara yang gaduh, serta tidak bersifat isolasi panas maupun dingin artinya bila udara di luar panas / dingin maka dalam ruangan akan terasa lebih panas / dingin. Kelebihannya bobotnya rendah, harganya murah, pemasangannya mudah sekaligus dapat menghemat biaya.

b. Bahan alam ( langsung ) a. Sirap

Penutup atap yang terbuat dari kepingan tipis kayu ulin (eusideroxylon zwageri) ini ketahanannya tergantung keadaan lingkungan, kualitas kayu yang digunakan, dan besarnya sudut atap. Penutup atap jenis ini bisa bertahan hingga 25 tahun atau lebih. Bentuknya yang unik cocok untuk rumah-rumah bergaya pedesaan yang menyatu dengan alam.

Bahan penutup atap sirap dibuat dengan cara membelah – belah kayu yang keras seperti kayu jati, belian, dan onglen menjadi lembaran – lembaran yang mempunyai ukuran tertentu. Ukuran – ukuran sirap ada beberapa macam seperti :

• Ukuran besar : panjang 60 cm, lebar 8 @9 cm dan tebalnya 4 - 5 mm

• Ukuran kecil : panjang 40 cm, lebar 5 cm dan tebalnya 3 @ 4 mm

Warna biasa sirap adalah coklat tua namun akan berubah menjadi cokelat tua kehitam-hitaman. Kelebihan pengunaan bahan sirap adalah bahannya cukup ringan dan bersifat isolisasi terhadap panas. Kelemahan penggunaan bahan ini pemasangannya cukup sulit sehingga biaya yang akan digunakan akan bertambah dan bila lembaran sirap belum cukup kering sudah di pasang akan membilut dan berubah bentuk menjadi cekung.

c. Bahan alam ( pengolahan) 1. Genteng Biasa

Jenis bahan penutup atap genteng yang terbuat dari bahan dasar tanah liat melalui proses percetakan dan pembakaran sampai sempurna. Hal ini disebabkan karena bahan ini mempunyai daya tolak panas, dingin , tahan lama, tidak memerlukan banyka perawatan serta harganya relative murah.

Genteng ini banyak digunakan pada bangunan – bangunan yang ada di daerah tropic maupun daerah ang berhawa lembab. Genteng biasa sering disebut genteng S karena mempunyai penampang pelintang seperti huruf S. genteng S mempunyai ukuran :

• Panjang : 28 – 36 cm • Lebar : 20 – 25 cm • Tebal : 0,8 – 1 cm • Dalam lengkungan : 4 – 5 cm • 82

Adapun cara pemeriksaaan genteng yang baik, dilapangan sebagai berikut : - Tinjauan terhadap Pandangan luar :

• Bila tiap-tiap bagian permukaan genteng itu dipukul, maka akan terdengar suara yang nyaring

• Tidak terlihat adanya retak-retak diseluruh permukaannya.

• Permukaan genteng itu rata dan tidak ada lekuk-lekuk

• Setelah dipasang akan terlihat di atas atap rapih dan berukuran sama. - Tinjauan Terhadap Berat rata-rata.

Untuk mengetahui berat rata-rata genteng dapat dilakukan dengan jalan penimbangan, ambil contoh sampel 6 buah genteng dari tumpukan tiap-tiap jenis yang diperkirakan dapat mewakili keseluruhan. Kemudian gentang ini ditimbang dan hasil beratnya masing-masing dijumlahkan dan dibagi rata-rata, maka hasil pembagian ini merupakan berat rata-rata

- Tinjauan terhadap rembesan

Sediakan sebuah genteng yang akan diperiksa dan sebuah kotak terbuka (kaleng) yang pada bagian sisi atas dan bawahnya terbuka serta semua sisi sampingnya tidak dapat tembus oleh air. Kotak ini direkatkan pada bagian atas permukaan genteng, selanjutnya dibagian luarnya diberi perekat lilin agar rapat air. Kotak ini diisi air kira-kira setinggi 6 cm. Setelah 3 jam lamanya dalam kotak, lalu bagian bawah genteng diperiksa apakah terjadi rembesan atau tetesan air. Catat dari 6 buah atau lebih genteng, berapakah yang tembbus air. Genteng yang baik tidak akan tembus air.

- Tinjauan terhadap penampang patahan:

Genteng yang akan diperiksa dipatahkan pada arah panjang dan melintang. untuk genteng yang baik akan terlihat seperti berikut :

• Warna pada tiap-tiap patahan merata (merah sedikit kekuning-kuningan) • Tebalnya pada bagian-bagian patahan itu sama

• Susunannya terlihat rapat dan padat

• Campurannya yang berasal dari tanah liat itu halus. 2. Genteng Tanah Liat Tradisional

Material ini banyak dipergunakan untuk rumah. Gentang terbuat dari tanah liat yang dicetak dan dibakar. Kekuatannya cukup baik. Untuk memasang genteng tanah liat membutuhkan rangka. Genteng dipasang pada atap miring. Genteng menerapkan sistem pemasangan inter-locking atau saling mengunci dan mengikat.

Seiring waktu, warna dan penampilan genteng akan berubah. Pada permukaannya biasanya akan tumbuh jamur. Bagi sebagian orang dengan gaya rumah tertentu mungkin ini bisa membuat tampilan tampak lebih alami, namun sebagian besar orang tidak menyukai tampilan ini.

3. Atap Genteng Keramik

Material genteng ini berbahan dasar tanah liat. Namun genteng ini telah mengalami proses finishing, jadi permukaannya sudah diglasur. Lapisan ini dapat diberi warna yang beragam untuk melindungi genteng dari lumut. Ketahanannya sekitar 20–50 tahun. Aplikasinya sangat cocok untuk hunian modern di perkotaan.

4. Atap Genteng Beton

Bentuk dan ukurannya hampir sama dengan genteng tanah tradisional, hanya saja bahan dasarnya adalah campuran semen PC dan pasir kasar. Bagian luarnya diberi lapisan tipis yang berfungsi sebagai pewarna dan lapisan kedap air. Sebenarnya atap ini bisa bertahan lama, tetapi lapisan pelindungnya hanya akan bertahan antara 30 hingga 40 tahun.

5. Atap Dak Beton

Atap ini biasanya merupakan atap datar yang terbuat dari kombinasi besi dan beton. Penerapannya biasanya pada rumah-rumah modern minimalis dan kontemporer. Karena konstruksinya kuat, atap ini dapat digunakan sebagai tempat beraktivitas, misalnya untuk menjemur pakaian dan bercocok tanam dengan pot.

Kebocoran pada atap dak beton sering sekali terjadi. Oleh karena itu perlu dilakukan pengawasan pada bagian cor-nya dan pada saat memasang lapisan waterproof pada bagian atasnya.

6. Atap Genteng Metal

Atap ini berbentuk material lembaran, mirip seng. Genteng ini ditanam pada balok gording rangka atap dengan menggunakan sekrup. Pemasangannya tidak jauh berbeda dengan gentengtanah liat. Ukurannya lebih besar dari genteng tanah liat, yakni sekitar 60–120 cm, dengan ketebalan 0,3 mm.

85

7. Genteng Aspal

Material genteng yang satu ini bersifat transparan, terbuat dari campuran lembaran bitumen (turunan aspal) dan bahan kimia lain. Ada dua model yang tersedia di pasaran. Pertama, model datar bertumpu pada multipleks yang menempel pada rangka, dan jenis yang kedua, model bergelombang yang pemasangannya cukup disekrup pada balok gording.

Atap ini biasanya dipilih dan dipasang untuk memberi penerangan alami dalam rumah pada siang hari. Biasanya dipasang pada bagian rumah yang tidak mendapatkan cahaya langsung dari jendela, atau sebagai aksen yang melengkapi desain sebuah rumah. Bentuknya pun bermacam macam, ada yang berbentuk lembaran kaca atau genteng kaca sesuai kebutuhan.

8. Atap Polikarbonat

Atap ini berbentuk lembaran besar yang dapat dipasang tanpa sambungan. Keunggulan polikarbonat adalah pada kualitas materialnya dan ketahanannya terhadap radiasi matahari. Atap jenis ini biasanya dipakai pada kanopi atau atap tambahan. Atap polikarbonat dapat dipasang dengan mudah dan cepat, namun harganya memang lebih mahal dari atap lainnya.

9. PVC (Polyvinyl Chloride).

Banyak digunakan dan posisinya antara fiberglass dan polycarbonate, yaitu lebih tahan lama dibanding fiberglass, tetapi lebih murah dari polycarbonate.

10. Aluminium.

Umumnya yang banyak dipakai adalah produk Pryda atau Lovera yang memiliki kemudahan serta fleksibilitas karena dapat dibuka dan ditutup dengan mudah. Hanya, harganya relatif tinggi dibandingkan penutup lainnya.

11. Beton Bertulang.

Atap beton bertulang banyak digunakan pada gedung-gedung bertingkat tinggi, dan pada rumah tinggal yang didesain untuk dapat ditingkat dalam waktu yang akan datang atau biasa disebut dengan model rumah mengambang atau rumah tumbuh.

Dalam dokumen TEKNOLOGI BAHAN DAN BANGUNAN KONSTRUKSI (Halaman 80-85)

Dokumen terkait