• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada bagian ini dikemukakan simpulan secara umum tentang keberhasilan/kegagalan, permasalahan dan kendala utama yang berkaitan dengan kinerja instansi yang bersangkutan serta strategi pemecahan masalah LAMPIRAN

BAB 2

Perencanaan

& Perjanjian Kinerja

II.1 Perencanaan Strategis

Pembangunan yang telah dilaksanakan Pemerintah Daerah DIY selama empat tahun terakhir menunjukkan tingkat keberhasilan yang baik. Evaluasi Pembangunan yang dilakukan pada tahun 2014 menunjukkan adanya beberapa indikator target sasaran yang capaiannya telah melampaui target yang ditetapkan pada akhir RPJMD.

Hasil evaluasi tersebut ditindaklanjuti dengan dilakukannya perubahan terhadap RPJMD 2012-2017 berdasarkan amanat Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 8 tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2013 dan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Perubahan Target Pencapaian Sasaran Tahunan Rencana Jangka Menengah, Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Serta Indikator Kinerja Utama Gubernur Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2012-2017.

Selaras dengan perubahan RPJMD 2012-2017 menimbulkan konsekuensi logis adanya tindak lanjut dalam Perubahan Renstra Biro Tata Pemerintahan Setda DIY Tahun 2012-2017, yang telah ditetapkan dalam SK Kepala Biro Tata Pemerintahan Setda DIY Nomor 22/KPTS/I/Ro.I/2015 Tentang Renstra Biro Tata Pemerintahan Setda DIY Tahun 2012-2017, Tanggal 26 Januari 2015. Perubahan perlu dilakukan untuk melakukan rasionalisasi terkait target kinerja sasaran, program dan kegiatan pendukung sasaran Biro Tata Pemerintahan Setda DIY sebagai penjabaran sasaran dan indikator Gubernur dalam perubahan RPJMD. Hasil perubahan RPJMD DIY Tahun 2012-2017 akan digunakan sebagai panduan dalam menentukan program kegiatan dalam rencana kerja sampai dengan tahun akhir

Bab 2 Berisi : 1. Perencanaan Strategis 2. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 3. Rencana Anggaran Tahun 2016 4. Instrumen Pendukung

RPJMD. Perubahan yang dilakukan tercantum dalam Renstra Biro Tata Pemerintahan Setda DIY

II.1.1 Visi dan Misi

Dalam menghadapi perubahan dan adanya tantangan paradigma kegiatan pemerintahan yang mendorong tercapainya pemerintahan yang baik (Good Governance), Biro Tata Pemerintahan perlu berpacu untuk menangkap peluang yang timbul dari adanya tantangan tersebut.

Untuk mengantisipasi tantangan dan perkembangan ke depan baik tingkat lokal, regional maupun global, Biro Tata Pemerintahan Setda DIY menetapkan sebuah visi strategis.

Visi Biro Tata Pemerintahan Sekretariat Daerah DIY adalah:

” Terwujudnya Tertib Administrasi Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan dan Bahan Perumusan Kebijakan yang Responsif dan Berkualitas”

Biro Tata Pemerintahan Setda DIY sesuai kedudukannya sebagai unit organisasi berupaya mendayagunakan aparatnya untuk mewujudkan penyelenggaraan manajemen pemerintahan yang profesional, bersih dan berwibawa serta berbudaya pemerintahan, dicerminkan melalui perilaku birokrasi yang efisien, efektif serta dapat memberikan pelayanan yang cepat, tepat, adil dan akuntabel kepada masyarakat dalam bidang penyelenggaraan pemerintahan umum, otonomi daerah, pertanahan dan kependudukan.

Untuk dapat merealisasikan visi tersebut, maka Biro Tata Pemerintahan Setda DIY menetapkan beberapa misi sebagai berikut:

1. Meningkatkan koordinasi, sinkronisasi dan kerjasama sinergis antar pemerintah daerah dalam rangka tertib administrasi sesuai tugas, fungsi, wewenang dan tanggung jawab.

2. Meningkatkan manajemen pemerintahan yang responsif, transparan dan akuntabel yang mencakup aspek tata kelola pemerintahan.

II.1.2 Tujuan dan Sasaran Tujuan

Mengacu pada Visi dan Misi yang telah ditetapkan, maka Tujuan Jangka menengah salama 5 tahun anggaran adalah :

1. Meningkatkan tertib administrasi dan efektivitas layanan birokrasi yang responsif, transparan dan akuntabel.

2. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik.

Sasaran Strategis

Mengacu pada misi yang telah ditetapkan, maka sasaran-sasaran strategis yang hendak dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu lima tahun adalah sebagai berikut:

1. Misi “Meningkatkan koordinasi, sinkronisasi dan kerjasama sinergis antar pemerintah daerah dalam rangka tertib adiministrasi sesuai tugas, fungsi, wewenang dan tanggung jawab”, dengan sasaran:

a. Meningkatkan tertib administrasi dalam penyelenggaraan urusan kependudukan dan catatan sipil

2. Misi : ”Meningkatkan manajemen pemerintahan yang responsif, transparan dan akuntabel yang mencakup aspek tata kelola pemerintahan”, dengan sasaran:

a. Meningkatnya tertib administrasi penyelenggaraan urusan pemerintahan umum dan otonomi daerah

b. Meningkatkan capaian pelaksanaan program pendukung sasaran SKPD

Tabel II.1 Sasaran Strategis Biro Tata Pemerintahan Setda DIY

Sumber: Renstra Perubahan Pertama Biro Tata Pemerintahan Setda DIY II.1.3 Strategi

Setelah menentukan tujuan dan sasaran, maka langkah selanjutnya perlu ditentukan bagaimana hal tersebut dapat dicapai. Cara mencapai tujuan dan sasaran merupakan strategi organisasi untuk merealisasikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, meliputi penetapan strategi, kebijakan, program dan kegiatan.

II.1.3.1 Misi 1

 Strategi

Peningkatan sinkronisasi dan koordinasi dalam rangka kepemilikan KTP

 Kebijakan

No. Sasaran Strategis Indikator

Kinerja Satuan Kondisi Awal 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Ket. 1 2 3 4 5 6 1 Meningkatnya tertib administrasi kependudukan dan catatan sipil Persentase penduduk yang ber-KTP (NIK) % 84 86 87 89 91 93 Sebelum reviu Persentase penduduk yang ber-KTP (NIK) % 84 86 95 96 96,5 97 Sesudah reviu 2. Meningkatkan kualitas bahan kebijakan bidang otonomi dan pemerintahan umum Persentase rumusan bahan kebijakan pemerintahan % 100 100 100 100 100 100 Sebelum reviu Meningkatnya kualitas penyelenggaraan urusan pemerintahan Persentase dinamika penyelenggaraa n pemerintahan dan otonomi daerah yang direspon dengan kebijakan

% n/a n/a n/a n/a 70 80 Sesudah

Peningkatan kualitas penataan administrasi penduduk ber-KTP guna menunjang tertib administrasi kependudukan  Program

Program Penataan Dan Pengembangan Administrasi Kependudukan

Kegiatan

1. Kegiatan Penyelesaian Permasalahan Pencatatan Sipil 2. Kegiatan Koordinasi Penyusunan Profil Perkembangan

Penduduk

3. Kegiatan Kebijakan Admintrasi Kependudukan

4. Kegiatan Koordinasi dan Sinkronisasi Penyelenggaraan Kepemilikan Akta Pencatatan Sipil

5. Pengembangan Sistem Informasi Kependudukan

II.1.3.2 Misi 2

 Strategi

1. Peningkatan sinkronisasi dan koordinasi dalam penyelenggaraan pemerintah umum dan penataan otonomi daerah

2. Peningkatan kualitas pelayanan internal SKPD  Kebijakan

1. Optimalisasi kinerja dalam rangka merespon dinamika penyelenggaraan pemerintahan dan otonomi daerah 2. Optimalisasi kinerja dalam rangka memberikan pelayanan

prima di internal SKPD  Program

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 3. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja Dan Keuangan

4. Program Optimalisasi Penyelenggaraan Pemerintahan  Kegiatan

1. Kegiatan Penyediaan Jasa Surat Menyurat

2. Kegiatan Penyediaan Jasa Pemeliharaan Dan Perizinan Kendaraan Dinas/Operasional

3. Kegiatan Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan 4. Kegiatan Penyediaan Alat Tulis Kantor

5. Kegiatan Penyediaan Barang Cetakan Dan Penggandaan 6. Kegiatan Penyediaan Komponen Instalasi

Listrik/Penerangan Bangunan Kantor

7. Kegiatan Penyediaan Peralatan Dan Perlengkapan Kantor 8. Kegiatan Penyediaan Peralatan Rumah Tangga

9. Kegiatan Penyediaan Bahan Bacaan Dan Peraturan Perundang-Undangan

10. Kegiatan Penyediaan Makanan Dan Minuman

11. Kegiatan Rapat-Rapat Koordinasi Dan Konsultasi Ke Luar Daerah

 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 1. Kegiatan Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor 2. Kegiatan Pengadaan Peralatan Gedung Kantor 3. Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan

Dinas/Operasional

4. Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor

 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Dan Keuangan

Kegiatan Penyusunan Laporan Kinerja SKPD  Kegiatan Penyusunan Laporan Keuangan SKPD

Kegiatan Penyusunan Rencana Program Kegiatan SKPD serta Pengembangan Data dan Informasi

 Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program Kegiatan SKPD

 Program Optimalisasi Penyelenggaraan Pemerintahan

1. Kegiatan Penyelesaian Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota DPRD Antar Waktu

3. Kegiatan Koordinasi dan Sinkronisasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

4. Kegiatan Penataan Wilayah Administrasi dan Toponimi 5. Kegiatan Koordinasi dan Sinkronisasi Asosiasi Pemerintah

Daerah

6. Kegiatan Koordinasi dan Sinkronisasi Penyelenggaraan Otonomi Daerah

7. Kegiatan Koordinasi dan Sinkronisasi Penerapan Urusan Pemerintah

8. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Provinsi dan Kabupaten/ Kota

9. Kegiatan Peningkatan Kapasitas Manajemen Pemerintahan Desa

10. Kegiatan Koordinasi, Monitoring, dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Desa/Kelurahan

11. Kegiatan Penataan Wilayah Perbatasan

12. Kegiatan Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah Hari Jadi DIY

II.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) merupakan dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Dokumen tersebut memuat sasaran strategis, indikator kinerja, beserta target kinerja dan anggaran.

Dalam penyusunan perjanjian kinerja instansi mengacu pada Renstra, RKT, IKU, dan anggaran atau DPA. Perjanjian Kinerja pada tabel berikut merupakan Perjanjian Kinerja tahun 2016:

Tabel II.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Sumber: Dokumen Perjanjian Kinerja Biro Tata Pemerintahan Setda DIY Tahun 2016 II.3 Rencana Anggaran Tahun 2016

Pada Tahun Anggaran 2016 Biro Tata Pemerintahan Setda DIY melaksanakan kegiatan dengan anggaran murni sebesar Rp 7.865.473.952,00. Melalui mekanisme perubahan APBD 2016 menjadi Rp 6.623.119.522,00 dengan rincian Belanja Tidak Langsung Rp 2.969.094.222,00 dan Belanja

Langsung Rp 3.654.025.300,00. Adapun realisasi anggaran sebesar Rp 6.510.348.331,00 (98,30%) dengan rincian untuk belanja tidak langsung

Rp 2.936.152.309,00 (98,89%) belanja langsung sebesar Rp 3.574.196.022,00 (97,82%).

II.3.1 Target Belanja Biro Tata Pemerintahan Setda DIY

Anggaran belanja yang diampu Biro Tata Pemerintahan Setda DIY pada tahun anggaran 2016 (anggaran setelah perubahan) yaitu total belanja sebesar Rp. 6.623.119.522,00 dengan rincian belanja tidak langsung sebesar Rp. 2.969.094.222,00 dan belanja langsung sebesar Rp. 3.654.025.300,00.

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATU AN TARGET TAHUNA N TRIWULAN TARGET 1 2 3 4 5 6 7 1 Meningkatkan tertib administrasi dalam penyelenggaraan urusan kependudukan dan catatan sipil Persentase penduduk yang ber-KTP (NIK) % 96,5 Triwulan I 92,23 % Triwulan II 93,00 % Triwulan III 93,50 % Triwulan IV 96,50 % 2 Meningkatnya tertib administrasi penyelenggaraan urusan pemerintahan umum dan otonomi daerah Persentase dinamika penyelenggaraan pemerintahan dan otonomi daerah yang direspon dengan kebijakan % 70 Triwulan I 65,00 % Triwulan II 65,50 % Triwulan III 67,00 % Triwulan IV 70,00 %

Tabel II.3 Target Belanja Biro Tata Pemerintahan Setda DIY Tahun 2016

Uraian Target Prosentase Belanja Tidak Langsung Rp 2.969.094.222,00 44,83 %

Belanja Langsung Rp 3.654.025.300,00 55,17%

Jumlah Rp 6.623.119.522,00 100%

Sumber: Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Biro Tata Pemerintahan Setda DIY 2016 II.3.2 Alokasi Anggaran Per Sasaran Strategis

Anggaran belanja langsung Tahun 2016 Biro Tata Pemerintahan Setda DIY yang dialokasikan untuk pencapaian sasaran strategis adalah sebagai berikut:

Tabel II.4 Anggaran Belanja Langsung per Sasaran Strategis

No. Sasaran Anggaran Prosentase Keterangan

1 2 3 4 5

1 Meningkatnya tertib

administrasi dalam penyelenggaraan urusan kependudukan dan catatan sipil

Rp 554.438.000,00 17,82% Jumlah anggaran merupakan jumlah angka setelah mengalami perubahan anggaran (ABT) 2 Meningkatnya tertib administrasi penyelenggaraan urusan pemerintahan umum dan otonomi daerah Rp 2.557.608.200,00 82,18% Jumlah anggaran merupakan jumlah angka setelah mengalami perubahan anggaran (ABT) Sumber: E-Sakip , monevapbd.jogjaprov.go.id

II.4 Instrumen Pendukung

Dalam rangka mendukung penerapan SAKIP di lingkungan Biro Tata Pemerintahan terdapat tiga sistem informasi dalam penyelenggaraan urusan pertanahan dan urusan kependudukan dan catatan sipil. Kedua sistem informasi tersebut adalah:

1. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) adalah suatu sistem informasi yang disusun berdasarkan prosedur-prosedur dan berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang bertujuan untuk menata

sistem administrasi kependudukan di Indonesia, sistem ini meliputi pendataan penduduk dan pencacatan sipil. Data kependudukan antara lain : Nomor Induk Kependudukan (NIK), Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP), Akta Kelahiran, Akta Kematian, Akta Nikah, dan sebagainya.

Sistem informasi administrasi kependudukan memiliki nilai strategis dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat, sehingga perlu pengelolaan informasi administrasi kependudukan secara terkoordinasi, terpadu dan berkesinambungan baik nasional, regional dan lokal (392 desa dan 46 kelurahan di DIY). Pembangunan dan Pengoperasian Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) diarahkan untuk mewujudkan komitmen dalam rangka menciptakan database kependudukan yang akurat dan mutakhir untuk terwujudnya single indentity number (setiap penduduk memiliki Nomor Induk Kependudukan bersifat tunggal dan unique “khas” dan berlaku seumur hidup), sehingga data penduduk hasil pelaksanaan pelayanan administrasi kependudukan dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai “data dasar kependudukan” (Pasal 58 Ayat (4) UU No 24 Tahun 2013) untuk perencanaan dan pengambilan keputusan kebijakan publik

Gambar 1 Database Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

3. Website Profil Kependudukan

Pengembangan website profil kependudukan merupakan inovasi dari Biro Tata Pemerintahan dalam rangka menyajikan data-data kependudukan per semester. Adapun jenis data penduduk yang ditampilkan berdasarkan jenis kelamin, agama, jenis pekerjaan, status hubungan dalam keluarga,

status perkawinan, jenjang pendidikan, golongan darah, golongan usia, kepemilikan akta kelahiran, kepemilikan akta perkawinan, disabilitas dan wajib KTP. Data-data penduduk tersebut bisa ditampilkan per lokasi sampai level Kecamatan.

Gambar 2 Tampilan Portal Profil Kependudukan DIY

3. Website Biro Tata Pemerintahan

Website Biro Tata Pemerintahan Setda DIY beralamat di www.birotapem.jogjaprov.go.id. Pembangunan web ini baru dilaksanakan pada tahun anggaran 2015 ini melalui Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur dengan kegiatan Pengembangan Teknologi Informasi dengan anggaran sebesar Rp. 42.000.000,00.

Disamping sebagai wadah penyediaan informasi kepada masyarakat, keberadaan website ini juga sebagai upaya akuntabilitas kepada publik mengenai apa saja program kegiatan biro, sumberdaya yang dimiliki biro sampai dengan dokumen-dokumen, arsip sebagai bukti akuntabilitas kinerja Biro Tata Pemerintahan Setda DIY. Selain itu dengan adanya website biro, Biro Tata Pemerintahan telah mendukung keterbukaan informasi yang diamanatkan UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik atau sering disebut UU KIP.

BAB 3

Akuntabilitas Kinerja

III.1. Capaian Kinerja Tahun 2016

Biro Tata Pemerintahan Setda DIY telah melaksanakan penilaian kinerja dengan mengacu pada Perjanjian Kinerja Biro Tata Pemerintahan Setda DIY tahun 2016 yang telah disepakati. Penilaian ini dilakukan oleh tim pengelola kinerja untuk mengevaluasi dan mengukur dalam rangka pengumpulan data kinerja yang hasilnya akan memberikan gambaran keberhasilan dan kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran. Dari hasil pengumpulan data selanjutnya dilakukan kategorisasi kinerja (penentuan posisi) sesuai dengan tingkat capaian kinerja yaitu:

Tabel III.1 Skala Nilai Peringkat Kinerja

 Berdasarkan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010

Pengukuran target kinerja dari sasaran strategis yang telah ditetapkan oleh Biro Tata Pemerintahan Setda DIY dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja. Indikator kinerja sebagai ukuran keberhasilan dari tujuan dan sasaran strategis Biro Tata Pemerintahan Setda DIY beserta target dan capaian realisasinya dirinci sebagai berikut:

No. Interval Nilai Realisasi Kinerja

Kriteria Penilaian Realisasi Kinerja

Kode

1. 91 ≤ 100 Sangat Baik Hijau Tua

2. 76 ≤ 90 Tinggi Hijau Muda

3. 66 ≤ 75 Sedang Kuning Tua

4. 51 ≤ 65 Rendah Kuning Muda

5. ≤ 50 Sangat Rendah Merah

Bab 3 Berisi : 1. Capaian Kinerja Tahun 2016 2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Sasaran Strategis 3. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Lainnya 4. Akuntabilitas Anggaran

Tabel III.2 Capaian Kinerja Tahun 2016

No. Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Satua

n Target Realis asi Persentase Kriteri a/ Kode 1 2 3 4 5 6 7 8 1. Meningkatnya tertib administrasi dalam penyelenggaraa n urusan kependudukan dan catatan sipil

Persentase penduduk yang ber-KTP (NIK) % 96,5 97,17 100,70 Sangat baik 2. Meningkatnya tertib administrasi penyelenggaraa n urusan pemerintahan umum dan otonomi daerah Persentase dinamika penyelenggaraan pemerintahan dan otonomi daerah yang direspon dengan kebijakan % 70 70,5 100,71 Sangat baik

Sumber: E-Sakip , monevapbd.jogjaprov.go.id

Indikator pertama “Persentase Penduduk ber-KTP (NIK)” mencapai angka 97,17% yaitu melebihi 0,67% dari target yang ditetapkan di tahun 2016 (96,5%). Apabila dibandingkan dengan capaian tahun 2015 kemarin, 92,23%, capaian 2016 97,17% sudah mengalami peningkatan sebesar 4,94%.

Sedangkan untuk indikator yang kedua yaitu “Persentase dinamika penyelenggaraan pemerintahan dan otonomi daerah yang direspon dengan kebijakan” capaiannya sebesar 70,5%, melebihi sebesar 0,5% dari target yang ditetapkan (70%). Hal tersebut terjadi karena pada tahun 2016 dihasilkan sebanyak 141 jumlah kebijakan yang dihasilkan untuk merespon dinamika penyelenggaraan pemerintahan dan otonomi daerah. Untuk capaian 2015 kemarin masih belum tersedia, karena tahun lalu masih menggunakan indikator yang lama (Persentase rumusan bahan kebijakan pemerintahan) dengan target tahunan 100%.

Dari tabel di atas, terdapat 2 (dua) indikator yang terbagi ke dalam 2 sasaran strategis. Pada tahun 2016, kedua indikatornya telah memenuhi target, bahkan melebihi dari yang ditetapkan atau sebesar ≥ 100% dari total

indikator. Dari kedua indikatornya tersebut, yang memiliki capaian tertinggi yaitu indikator “Persentase dinamika penyelenggaraan pemerintahan dan otonomi daerah yang direspon dengan kebijakan” capaiannya sebesar 100,71%.

III.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Sasaran Strategis

Dalam sub bab ini akan disajikan pencapaian sasaran strategis Biro Tata Pemerintahan Setda DIY yang dicerminkan dalam capaian Indikator Kinerja. Adapun evaluasi dan analisis secara rinci indikator kinerja menurut sasaran stategis diuraikan sebagai berikut:

III.2.1. Meningkatkan tertib administrasi dalam penyelenggaraan urusan kependudukan dan catatan sipil

Tolok ukur capaian sasaran ini terdiri dari 1 (satu) indikator yaitu indikator Persentase Penduduk yang ber-KTP (NIK) dengan Formulasi Penghitungan: Jumlah penduduk ber KTP dibagi jumlah penduduk wajib KTP kali 100%; Tipe Penghitungan; Kumulatif Sumber Data: Laporan pelaksanaan program kegiatan yang berkaitan dengan pendataan penduduk.

Tabel III.3 Target dan Realisasi Kinerja

No Indikator Capaian 2015 2016 Target Akhir Renstra (2017) Capaian s/d 2016 terhadap 2017 (%) Target Realisasi % Realisasi* 1 2 3 4 5 6 7 8 1. Persentase penduduk yang ber-KTP (NIK) 92,23% 96,5% 97,17% 100,70 97% 100,17

Sumber: E-Sakip , monevapbd.jogjaprov.go.id

Capaian persentase penduduk yang ber-KTP (NIK) di DIY tidak lepas dari fungsi koordinasi, pembinaan dan pengawasan terhadap Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota.

Jumlah wajib KTP 2015 sebanyak 2.797.149 orang dengan angka yang sudah perekaman sebanyak 2.569.245 orang dengan capaian indikator 92,23%. Sedangkan pada tahun 2016, jumlah wajib KTP sebanyak

2.717.385 orang dengan angka perekaman 2.640.612 orang atau dengan capaian indikator 97,17%. Dilihat dari jumlah wajib KTP mengalami penurunan sebanyak 79.764 orang. Sedangkan jumlah penduduk DIY yang telah melakukan perekaman KTP-el dari tahun 2015 ke tahun 2016 mengalami kenaikan sebanyak 71.367 orang. Dilihat dari kenaikan jumlah kepemilikan KTP-el ini bisa dikatakan bahwa kesadaran penduduk akan pentingnya memiliki KTP-el semakin meningkat, karena banyak hal dalam pelayanan publik yang mensyaratkan kepemilikan KTP-el.

Bila dinilai secara persentase, capaian persentase penduduk yang ber-KTP (NIK) pada tahun 2016 lebih tinggi 4,94% dari tahun 2015. Hal ini terjadi karena jumlah penduduk sangat bersifat dinamis dari tahun ke tahun, misalnya karena ada penduduk yang pindah atau datang.

Diagram 2. Perbandingan Kepemilikan KTP

Di tahun 2016 pencapaiannya sampai pada persentase sebesar 100,17% yaitu dari target RPJMD sebesar 97%. Di tahun ini capaian kinerja fisik 100% dengan realisasi 97,17% dari target yang ditetapkan sebesar 96,5% dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 485,622,963,00. (98,74%). Secara rinci disampaikan, jumlah penduduk wajib KTP di DIY tahun 2016 berdasarkan database SIAK (sistem informasi administrasi kependudukan) pelayanan di kabupaten/kota adalah 2.717.385 orang. Dari jumlah tersebut, 97,17%. atau sebanyak 2.640.612 orang telah perekaman biometrik dan tercatat di database KTP-el. Bila dipilah per kabupaten/ kota, Kabupaten Bantul menempati posisi tertinggi dalam angka perekaman bometrik dan kepemilikan KTP-el, yaitu 98,17%,

2450000 2500000 2550000 2600000 2650000 2700000 2750000 2800000 2015 2016 Jumlah Wajib KTP Jumlah Kepemilikan KTP

diikuti Kabupaten Gunungkidul 97,15%, Kabupaten Sleman 96,98%, Kota Yogyakarta 96,43%, dan terendah Kabupaten Kulon Progo 96,33%. Meski angka perekaman dan kepemilikan KTP-el di DIY telah melampaui target RPJMD, masih ada penduduk wajib KTP yang belum melakukan perekaman biometrik sebanyak 76.773 orang atau 2,83% dari total wajib KTP. Umumnya mereka belum perekaman karena alasan tinggal sementara di luar DIY, bekerja di luar negeri, dan/atau telah pindah domisili tetapi belum melapor ke Dinas Dukcapil.

Dinas Dukcapil kabupaten/kota telah berupaya mendorong penduduk wajib KTP agar segera mengurus KTP-el melalui penyederhanan prosedur pelayanan. Sekarang penduduk yang akan perekaman biometrik cukup datang ke kecamatan/dinas dengan membawa fotokopi kartu keluarga dan/atau KTP lama. Bahkan untuk merekamkan biometrik dan mencetak KTP, bisa dilakukan di Dinas Dukcapil kabupaten/kota mana pun.

Permasalahan dan Solusi A) Permasalahan

- Keterbatasan blangko KTP-el di daerah menyebabkan sebagian penduduk belum dapat menerima fisik KTP-el. Bahkan sejak Oktober 2016 sampai laporan ini dibuat, Dinas Dukcapil belum melayani pencetakan KTP-el lagi karena penerimaan distribusi blangko dari Ditjen Dukcapil berhenti sementara waktu sampai stok di Pusat tersedia lagi. Jika kondisi tersebut berlangsung lama atau sering terulang, dikhawatirkan akan menurunkan tingkat kepercayaan publik terhadap Dinas Dukcapil sekaligus berimplikasi terhadap penurunan animo penduduk untuk merekamkan biometriknya.

- Pemerintah melalui instansi pelaksana adminduk telah berupaya memangkas dan menyederhanakan prosedur untuk beberapa pelayanan penerbitan dokumen kependudukan seperti KTP-el, kartu keluarga, dan akta kelahiran. Namun di lapangan, masih dijumpai petugas pelaksana yang belum melaksanakan kebijakan prosedur baru sehingga menghambat penduduk untuk memperoleh dokumen secara cepat dan mudah.

- Meski angka cakupan akta kelahiran anak di DIY pada 2016 telah melampaui target yang ditetapkan Pusat, masih ada satu kabupaten, yakni Sleman, yang angkanya jauh di bawah target minimal nasional. Kondisi ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten tetapi perlu adanya fasilitasi secara langsung dari pemerintah provinsi sehingga pada tahun depan seluruh kabupaten/kota se-DIY, khususnya Sleman, dapat memenuhi target nasional.

B) Solusi

- Penyediaan blangko KTP-el untuk seluruh kebutuhan pencetakan KTP-el di daerah menjadi tanggung jawab penuh Ditjen Dukcapil. Namun pemerintah daerah perlu untuk terus mendorong Pusat agar kekurangan blangko dapat segera teratasi dan ke depan manajemen pengadaan maupun pendistribusian blangko semakin baik. Dalam rangka mengatasi keterbatasan blangko, Dinas Dukcapil menerbitkan Surat Keterangan Pengganti KTP-el bagi penduduk yang telah perekaman biometrik namun belum memperoleh KTP-el. Meski fungsi Surat Keterangan ini sama seperti KTP-el, yakni digunakan untuk mengurus pelayanan publik, sering dijumpai instansi/lembaga penyedia layanan publik yang tidak bersedia menerima keberadaan Surat Keterangan Penganti KTP-el. Terkait hal itu, Dinas Dukcapil dan instansi pelaksana adminduk di provinsi perlu memberikan pemahaman yang tepat kepada instansi/lembaga lain agar penduduk tidak dirugikan selama KTP-el belum dapat dicetak.

- Setiap kebijakan baru harus ditindaklanjuti secara cepat dengan sosialisasi dan/ atau bimbingan teknis kepada petugas pelaksana. Sebab petugas

Dokumen terkait