• Tidak ada hasil yang ditemukan

BIRO TATA PEMERINTAHAN SEKRETARIAT DAERAH DIY. Kepatihan Danurejan Yogyakarta Telp. (0274) psw 1125 Website:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BIRO TATA PEMERINTAHAN SEKRETARIAT DAERAH DIY. Kepatihan Danurejan Yogyakarta Telp. (0274) psw 1125 Website:"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta

L

L

A

A

P

P

O

O

R

R

A

A

N

N

K

K

I

I

N

N

E

E

R

R

J

J

A

A

I

I

N

N

S

S

T

T

A

A

N

N

S

S

I

I

P

P

E

E

M

M

E

E

R

R

I

I

N

N

T

T

A

A

H

H

T

T

A

A

H

H

U

U

N

N

2

2

0

0

1

1

6

6

BIRO TATA PEMERINTAHAN

SEKRETARIAT DAERAH DIY

Kepatihan Danurejan Yogyakarta

Telp. (0274) 562811 psw 1125

(2)

Kata Pengantar

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Biro Tata Pemerintahan Setda DIY disusun berdasarkan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Tahun Anggaran 2016, serta Perjanjian Kinerja Tahun 2016 dan merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja.

Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran tingkat pencapaian sasaran maupun tujuan instansi sebagai jabaran dari visi, misi dan strategi instansi yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan. Diharapkan penyajian LKj IP ini dapat menjadi bahan evaluasi untuk lebih meningkatkan kinerja yang berorientasi pada hasil, baik berupa output maupun outcomes di masa mendatang; mendorong pelaksanaan tugas dan fungsi secara baik dan benar yang didasarkan pada peraturan perundangan, kebijakan yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat; sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi Biro Tata Pemerintahan Setda DIY untuk meningkatkan kinerjanya; serta memberikan kepercayaan kepada masyarakat dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Yogyakarta, 28 Februari 2017 KEPALA BIRO TATA PEMERINTAHAN

SETDA DIY

Drs. BENY SUHARSONO, M.Si NIP . 19650512198602002

(3)

Ikhtisar Eksekutif

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Biro Tata Pemerintahan Setda DIY ini merupakan bentuk pertanggungjawaban atas perjanjian kinerja Biro Tata Pemerintahan Setda DIY yang memuat rencana, capaian, dan realisasi indikator kinerja dari sasaran strategis. Sasaran dan indikator kinerja termuat dalam Renstra Biro Tata Pemerintahan Setda DIY Tahun 2012-2017. Untuk mencapai sasaran tersebut, ditempuh dengan melaksanakan strategi, kebijakan, program dan kegiatan seperti telah dirumuskan dalam rencana strategis.

Ringkasan prestasi kinerja Biro Tata Pemerintahan Setda DIY yang dihasilkan di tahun 2016, dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Sasaran 1: Meningkatnya tertib administrasi dalam penyelenggaraan urusan kependudukan dan catatan sipil,

dengan indikatornya:

1. Persentase penduduk yang ber-KTP (NIK),

Dengan capaian kinerja sampai dengan akhir Bulan Desember 2016 adalah 97,17%. Capaian ini sudah merupakan akumulasi dari empat kabupaten dan satu kota di wilayah DIY. Jumlah ini melebihi 0.67 dari yang sudah ditargetkan ( 96,5%).

b. Sasaran 2: Meningkatnya tertib administrasi penyelenggaraan urusan pemerintahan umum dan otonomi daerah, dengan indikatornya

1. Persentase dinamika penyelenggaraan pemerintahan dan otonomi daerah yang direspon dengan kebijakan,

Dengan capaian kinerja sampai dengan akhir Bulan Desember 2016 telah terealisasi sebanyak 141 kebijakan yang merespon dinamika penyelenggaraan pemerintahan sehingga didapat angka capaian sebesar 70,5 %, yaitu dari Formulasi Perhitungan: Jumlah dinamika penyelenggaraan otonomi daerah dan pemerintahan umum yang direspon dengan kebijakan (Perda, Pergub, SE) tahun berjalan dibagi jumlah dinamika penyelenggaraan otonomi daerah dan pemerintahan umum yang

(4)

sudah teridentifikasi (200 kebijakan) dikali 100%. Jumlah ini melebihi 0.50 % dari yang sudah ditargetkan

Di luar IKU, pencapaian kinerja Biro Tata Pemerintahan Setda DIY juga ditunjukkan oleh pencapaian target terkait dengan pencapaian Indikator Kesekretariatan yaitu: Persentase rata-rata hasil ketercapaian pelaksanaan program dukungan sasaran SKPD, dengan capaian 100%, karena rata-rata ketercapaian fisik program 01, 02, 03, 06 di tahun 2016 sebesar 100%.

Evaluasi atas pencapaian kinerja dan permasalahan yang ditemui pada setiap sasaran menunjukkan beberapa tantangan yang perlu menjadi perhatian bagi Biro Tata Pemerintahan Setda DIY ke depan. Pertama, Biro Tata Pemerintahan Setda DIY harus terus mengembangkan aplikasi/sistem untuk meminimalkan untuk kemudian mengeliminasi data ganda dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya tertib administrasi kependudukan melalui berbagai upaya agar persentase penduduk yang ber-KTP/NIK bisa terus meningkat. Kedua, Harus terus melakukan konsultasi dengan Pemerintah Pusat dan koordinasi intensif dengan kabupaten/kota sehingga adanya dinamika penyelenggaraan otonomi daerah dan pemerintahan umum yang terjadi di Pusat bisa segera direspon dan meminimalisasi adanya permasalahan di daerah.

Hasil evaluasi yang disampaikan dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini penting dipergunakan sebagai pijakan bagi Biro Tata Pemerintahan Setda DIY dalam perbaikan kinerja di tahun yang akan datang.

(5)

Daftar Isi

KATA PENGANTAR ... ii

IKHTISAR EKSEKUTIF ... iii

DAFTAR ISI ...iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ...vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1 Struktur Organisasi ... 2

I.2 Fungsi dan Tugas ... 2

I.3 Keadaan Pegawai ... 13

I.4 Keadaan Sarana dan Prasarana ... 15

I.5 Keuangan ... 17

I.6 Sistematika LKJ IP ... 17

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ... 19

II.1 Perencanaan Strategis ... 19

II.1.1 Visi dan Misi ... 20

II.1.2 Tujuan dan Sasaran ... 21

II.1.3 Strategi ... 22

II.1.3.1 Misi 1 ... 22

II.1.3.2 Misi 2 ... 23

II.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2016 ... 25

II.3 Rencana Anggaran Tahun 2016 ... 26

II.3.1 Target Belanja Biro Tata Pemerintahan Setda DIY ... 26

II.3.2 Alokasi Anggaran Per Sasaran Strategis ... 27

II.4 Instrumen Pendukung ... 27

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 31

III.1. Capaian Kinerja Tahun 2016 ... 31

III.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Sasaran Strategis ... 33

III.3. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Lainnya ... 39

III.4. Realisasi Anggaran... 39

BAB IV PENUTUP ... 45

(6)

Daftar Tabel

Tabel I.1 Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 13

Tabel I.2 Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Jabatan ... 14

Tabel I.3 Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Golongan ... 14

Tabel I.4 Rekapitulasi Aset Tetap ... 16

Tabel I.5 Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung TA 2016... 18

Tabel II.1 Sasaran Strategis Biro Tata Pemerintahan Setda DIY ... 22

Tabel II.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2016 ... 26

Tabel II.3 Target Belanja Biro Tata Pemerintahan Setda DIY Tahun 2016 ... 27

Tabel II.4 Anggaran Belanja Langsung per Sasaran Strategis ... 27

Tabel III.1 Skala Nilai Peringkat Kinerja ... 31

Tabel III.2 Capaian Kinerja Tahun 2016 ... 32

Tabel III.3 Target dan Realisasi Kinerja ... 33

Tabel III.4 Target dan Realisasi Kinerja ... 37

Tabel III.5 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung per Sasaran Tahun 2016 ... 40

Tabel III.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung per Program Tahun 2016 ... 41

Tabel III.7 Efisiensi Anggaran Berdasarkan Sasaran ... 43

Daftar Gambar

Gambar 1 Database Sistem Informasi Administrasi Kependudukan ... 28

Gambar 2 Tampilan Portal Profil Kependudukan DIY ... 29

Gambar 3. Tampilan Website Biro Tata Pemerintahan Setda DIY ... 30

Daftar Diagram

Diagram I. Jumlah Pegawai ... 14

(7)

BAB 1

Pendahuluan

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Biro Tata Pemerintahan Setda DIY Tahun 2016 dilaksanakan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri PAN dan RB RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 94 Tahun 2016 tentang Pedoman Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Hal ini merupakan bagian dari implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah guna mendorong terwujudnya sebuah kepemerintahan yang baik (good governance) di Indonesia.

Dengan disusunnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Biro Tata Pemerintahan Setda DIY Tahun 2016 diharapkan dapat:

1. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai oleh Biro Tata Pemerintahan Setda DIY

2. Mendorong Biro Tata Pemerintahan Setda DIY di dalam melaksanakan tugas dan fungsinya secara baik dan benar yang didasarkan pada peraturan perundangan, kebijakan yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.

3. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi Biro Tata Pemerintahan Setda DIY untuk meningkatkan kinerjanya.

4. Memberikan kepercayaan kepada masyarakat terhadap Biro Tata Pemerintahan Setda DIY di dalam pelaksanaan program/kegiatan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Bab 1 Berisi :

1. Struktur Organisasi 2. Fungsi dan Tugas 3. Keadaan Pegawai 4. Keadaan Sarana dan

Prasarana 5. Keuangan

(8)

I.1 Struktur Organisasi

Biro Tata Pemerintahan Sekretariat Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 5 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Biro Tata Pemerintahan Setda DIY merupakan unsur pelaksana penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan susunan organisasi sebagai berikut:

a) Bagian Pemerintahan Umum, terdiri dari : 1) Subbagian Tata Praja;

2) Subbagian Pengembangan Wilayah; 3) Subbagian Tata Usaha.

b) Bagian Otonomi, terdiri dari: 1) Subbagian Penyelenggaraan;

2) Subbagian Fasilitasi Penyelenggaraan Pemerintahan Desa; 3) Subbagian Pengembangan Otonomi Daerah.

c) Bagian Kependudukan, terdiri dari:

1) Subbagian Bina Administrasi Kependudukan;

2) Subbagian Pendataan dan Informasi Kependudukan; 3) Subbagian Catatan Sipil.

I.2 Tugas dan Fungsi

Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 49 Tahun 2015 Tentang Rincian Tugas dan Fungsi Sekretaris Daerah, Tanggal 2 September 2015 menetapkan bahwa Biro Tata Pemerintahan Setda DIY mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan kebijakan penyelenggaraan pemerintahn umum, otonomi daerah, kependudukan, kesatuan bangsa, perlindungan masyarakat, penegakan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Biro Tata Pemerintahan Setda DIY mempunyai fungsi :

(9)

1. Penyusunan Program Kerja;

2. Penyiapan Bahan Kebijakan Bidang Pemerintahan Umum, Otonomi Daerah, Kependudukan, Kesatuan Bangsa, Perlindungan Masyarakat, Penegakan Peraturan Daerah Dan Peraturan Kepala Daerah, Penyelenggaraan Ketertiban Umum Dan Ketenteraman Masyarakat;

3. Penyiapan Bahan Koordinasi Perumusan Kebijakan Di Bidang Pemerintahan Umum, Otonomi Daerah, Kependudukan, Kesatuan Bangsa, Perlindungan Masyarakat, Penegakan Peraturan Daerah Dan Peraturan Kepala Daerah, Penyelenggaraan Ketertiban Umum Dan Ketenteraman Masyarakat;

4. Pelaksanaan Pemantauan Dan Pengevaluasian Pelaksanaan Kebijakan Bidang Pemerintahan Umum, Otonomi Daerah, Kependudukan, Kesatuan Bangsa, Perlindungan Masyarakat, Peraturan Daerah Dan Peraturan Kepala Daerah, Penyelenggaraan Ketertiban Umum Dan Ketenteraman Masyarakat;

5. Fasilitasi Dan Koordinasi Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

6. Fasilitasi Dan Koordinasi Proses Pengusulan, Pengangkatan Dan Pemberhentian Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah;

7. Fasilitasi Dan Koordinasi Proses Administrasi Pergantian Antar Waktu Pimpinan Dan Anggota DPR;

8. Fasilitasi Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Di Daerah;

9. Perumusan Kebijakan Strategis Urusan Keistimewaan Bidang Tata Cara Pengisian Jabatan, Kedudukan, Tugas, Dan Wewenang Gubernur Dan Wakil Gubernur;

10. Fasilitasi Tata Cara Pengisian Jabatan, Kedudukan, Tugas, Dan Wewenang Gubernur Dan Wakil Gubernur;

11. Fasilitasi Penyelenggaraan Dan Pembinaan Pemerintah Daerah, Desa Dan Kelurahan;

12. Penyiapan Bahan Koordinasi Instansi Vertikal;

13. Fasilitasi, Pengkoordinasian Hubungan Antar Pemerintah Daerah;

14. Penyiapan Bahan Perumusan Kebijakan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

15. Penyiapan Bahan Perumusan Kebijakan Pelaksanaan Dan Evaluasi Otonomi Daerah;

(10)

17. Penyusunan Laporan Pelaksanaan Tugas Biro; Dan 18. Pelaksanaan Kegiatan Ketatausahaan.

Tugas dan fungsi Biro dilaksanakan oleh tiap-tiap Bagian dengan tugas dan fungsi yang lebih spesifik untuk mencapai sasaran dan tujuan instansi. Berikut ini tugas dan fungsi dari masing-masing Bagian Biro Tata Pemerintahan Setda DIY;

1. Bagian Pemerintahan Umum Tugas Bagian Pemerintahan Umum

Bagian Pemerintahan Umum mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan kebijakan, fasilitasi, monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan umum.

Fungsi Bagian Pemerintahan Umum a. Penyusunan program kerja;

b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan bidang pemerintahan umum; c. fasilitasi dan koordinasi penyelenggaraan pemerintahan umum;

d. fasilitasi dan koordinasi penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

e. fasilitasi dan koordinasi pelaksanaan kerjasama dengan pemerintah maupun pemerintah daerah lainnya;

f. fasilitasi dan koordinasi proses pengusulan, pengangkatan dan pemberhentian kepala daerah/wakil kepala daerah;

g. fasilitasi dan koordinasi penataan wilayah, administrasi perbatasan dan toponimi;

h. pelaksanaan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan umum;

i. pelaksanakan kegiatan ketatausahaan;

j. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan penyusunan laporan program Bagian Pemerintahan Umum; dan

k. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bagian Pemerintahan umum terdiri atas 1. Subbagian Tata Praja;

(11)

3. Subbagian Tata Usaha.

Subbagian Tata Praja mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, fasilitasi, monitoring, dan evaluasi penyelenggaraan bidang ketataprajaan.

Subbagian Tata Praja mempunyai fungsi : a. penyusunan program kerja;

b. penyiapan bahan perumusan kebijakan penyelenggaraan kesatuan bangsa dan politik, perlindungan masyarakat, penegakan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah, serta penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat.

c. fasilitasi dan koordinasi penyelenggaraan pemerintahan daerah dan kabupaten/kota;

d. penyusunan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah;

e. fasilitasi pengusulan, pengangkatan dan pemberhentian kepala daerah/wakil kepala daerah;

f. fasilitasi dan koordinasi pelaksanaan pemilihan umum dan pemilihan kepala daerah;

g. fasilitasi kegiatan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah;

h. fasilitasi dan pelaksanaan Mitra Praja Utama dan Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia;

i. fasilitasi penyelenggaraan pemerintahan umum;

j. Penyiapan bahan perumusan kebijakan strategis urusan keistimewaan bidang tata cara pengisian jabatan, kedudukan, tugas dan wewenang Gubernur dan Wakil Gubernur

k. fasilitasi tata cara pengisian jabatan, kedudukan, tugas dan wewenang Gubernur dan Wakil Gubernur

l. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan penyusunan laporan program Subbagian Tata Praja; dan

m. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Subbagian Penataan Wilayah mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan kebijakan, fasilitasi, monitoring, dan evaluasi administrasi penataan wilayah.

(12)

a. penyusunan program kerja;

b. penyiapan bahan perumusan kebijakan umum kerjasama pemerintahan di wilayah perbatasan;

c. penyiapan bahan kebijakan dan fasilitasi penataan wilayah, administrasi perbatasan dan toponimi;

d. penyiapan bahan kebijakan dan fasilitasi penataan wilayah perbatasan antar kabupaten/kota dan antar provinsi serta sarana dan prasarana perbatasan;

e. penyusunan pedoman teknis penataan wilayah, administrasi perbatasan dan toponimi;

f. monitoring dan evaluasi penataan wilayah, administrasi perbatasan dan toponimi;

g. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan penyusunan laporan program Subbagian Penataan Wilayah; dan

h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas menyelenggarakan ketatausahaan Biro.

Subbagian Tata Usaha mempunyai fungsi : a. penyusunan program kerja;

b. penyusunan program Biro;

c. penyusunan rencana anggaran Biro; d. pengelolaan kearsipan Biro;

e. pengelolaan keuangan Biro; f. pengelolaan barang Biro;

g. pengelolaan kerumahtanggaan Biro; h. penyelenggaraan kepegawaian Biro; i. pengelolaan kepustakaan Biro;

j. pengelolaan data, pelayanan informasi dan pengembangan sistem informasi Biro;

k. penyusunan laporan program Biro;

l. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan penyusunan laporan program Subbagian Tata Usaha; dan

(13)

m. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2. Bagian Otonomi Daerah mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan kebijakan dan fasilitasi penyelenggaraan, pengembangan, monitoring dan evaluasi otonomi daerah, serta fasilitasi penyelenggaraan pemerintah desa dan kelurahan.

Bagian Otonomi Daerah mempunyai fungsi : a. penyusunan program kerja;

b. penyiapan bahan perumusan kebijakan penyelenggaraan otonomi daerah;

c. penyiapan bahan perumusan kebijakan pengembangan otonomi daerah;

d. penyiapan bahan perumusan kebijakan penyelenggaraan dan pengembangan pemerintahan desa/kelurahan;

e. fasilitasi dan koordinasi penyelenggaraan otonomi daerah di daerah dan kabupaten/kota;

f. fasilitasi dan koordinasi penyelenggaraan pemerintahan desa/kelurahan;

g. fasilitasi pengangkatan dan pemberhentian pimpinan dan anggota DPRD

h. pembinaan penyelenggaraan otonomi daerah kabupaten/kota;

i. monitoring dan evaluasi penyelenggaraan otonomi daerah dan kabupaten/kota;

j. pembinaan terhadap kabupaten/kota mengenai penyelenggaraan pemerintahan desa/kelurahan;

k. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan penyusunan laporan pelaksanaan program Bagian Otonomi Daerah; dan

l. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bagian Otonomi Daerah terdiri atas :

a. Subbagian Penyelenggaraan Otonomi Daerah; b. Subbagian Pengembangan Otonomi Daerah; dan

(14)

c. Subbagian Fasilitasi Penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

Subbagian Penyelenggaraan Otonomi Daerah mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan kebijakan, fasilitasi, monitoring dan evaluasi penyelenggaraan otonomi daerah.

Subbagian Penyelenggaraan Otonomi Daerah mempunyai fungsi: a. penyusunan program kerja;

b. penyiapan bahan perumusan kebijakan penyelenggaraan otonomi daerah;

c. fasilitasi dan koordinasi penyelenggaraan urusan pemerintahan di daerah dan kabupaten/kota;

d. fasilitasi dan koordinasi proses administrasi penetapan dan pemberhentian pimpinan dan anggota DPRD;

e. fasilitasi dan koordinasi proses administrasi pergantian antar waktu pimpinan dan anggota DPRD;

f. penyiapan bahan fasilitasi dan koordinasi penyelesaian personil, peralatan, pembiayaan dan dokumen (P3D);

g. pembinaan penyelenggaraan otonomi daerah kabupaten/kota;

h. monitoring dan evaluasi penyelenggaraan urusan pemerintahan di daerah dan kabupaten/kota;

i. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan penyusunan laporan program Subbagian Penyelenggaraan Otonomi Daerah; dan

j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Subbagian Pengembangan Otonomi Daerah mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan kebijakan dan fasilitasi pengembangan otonomi daerah. Subbagian Pengembangan Otonomi Daerah mempunyai fungsi :

a. penyusunan program kerja;

b. penyiapan bahan perumusan kebijakan pengembangan otonomi daerah

c. penyusunan pedoman teknis pengembangan otonomi daerah; d. fasilitasi dan koordinasi pengembangan otonomi daerah;

e. penyiapan bahan koordinasi penerapan norma, standar, prosedur dan kriteria penyelenggaraan urusan pemerintahan;

(15)

f. pembinaan penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah dan kabupaten/kota;

g. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan penyusunan laporan program Subbagian Pengembangan Otonomi Daerah; dan

h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Subbagian Fasilitasi Penyelenggaraan Pemerintahan Desa mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan kebijakan dan fasilitasi penyelenggaraan pemerintahan desa dan atau kelurahan.

Subbagian Fasilitasi Penyelenggaraan Pemerintahan Desa mempunyai fungsi :

a. penyusunan program kerja;

b. penyiapan bahan kebijakan fasilitasi penyelenggaraan pemerintahan desa;

c. penyiapan bahan pembinaan peningkatan kapasitas kepala desa dan perangkat desa, badan permusyawaratan desa, dan lembaga kemsyarakatan;

d. penyiapan bahan pembinaan manajemen pemerintahan desa;

e. penyiapan bahan pembinaan terhadap kabupaten/kota dalam rangka penataan wilayah desa;

f. penyiapan bahan pembinaan asosiasi/paguyuban/forum komunikasi badan permusyawaratan desa dan pemerintahan desa;

g. fasilitasi penyelenggaraan pemerintahan desa dan atau kelurahan; h. fasilitasi bimbingan teknis bidang tertentu ke pemerintah daerah

kabupaten/kota;

i. pelaksanaan inventarisasi kewenangan daerah yang dilaksanakan oleh desa;

j. fasilitasi penguatan kapasitas Badan Permusyawaratan Desa (BPD); k. fasilitasi penguatan kapasitas pemerintah desa dan kelurahan;

l. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan penyusunan laporan program Subbagian Fasilitasi Penyelenggaraan Pemerintahan Desa; dan ;

m. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(16)

3. Bagian Kependudukan mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan kebijakan, fasilitasi, koordinasi, monitoring dan evaluasi penyelenggaraan kependudukan dan pencatatan sipil.

Bagian Kependudukan mempunyai fungsi : a. penyusunan program kerja;

b. penyiapan bahan perumusan kebijakan bidang administrasi kependudukan dan pencatatan sipil;

c. fasilitasi, koordinasi dan pembinaan penyelenggaraan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil;

d. fasilitasi, dan koordinasi pengelolaan dan pengembangan sistem informasi administrasi kependudukan dan catatan sipil berbasis teknologi informasi;

e. pengelolaan, penyajian data kependudukan dan penyusunan profil kependudukan berskala provinsi;

f. fasilitasi dan koordinasi penyelesaian permasalahan kependudukan dan pencatatan sipil;

g. bimbingan teknis dan sosialisasi di bidang kependudukan dan pencatatan sipil;

h. fasilitasi dan koordinasi penguatan kapasitas kelembagaan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil;

i. monitoring, supervisi, konsultasi dan evaluasi penyelenggaraan urusan kependudukan dan pencatatan sipil;

j. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan penyusunan laporan program Bagian Kependudukan; dan

k. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bagian Kependudukan terdiri atas:

a. Subbagian Bina Pendaftaran Penduduk; b. Subbagian Bina Pencatatan Sipil; dan

c. Subbagian Data dan Informasi Kependudukan

Subbagian Bina Pendaftaran Penduduk mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan kebijakan, fasilitasi, koordinasi, monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pendaftaran penduduk administrasi kependudukan.

(17)

Subbagian Bina Pendaftaran Penduduk mempunyai fungsi : a. penyusunan program kerja;

b. penyiapan bahan perumusan kebijakan pendaftaran penduduk administrasi kependudukan;

c. fasilitasi, koordinasi, dan pembinaan pelaksanaan identitas penduduk, Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK);

d. fasilitasi dan koordinasi penanganan pelaksanaan pendaftaran pindah/datang penduduk dalam wilayah NKRI serta perubahan alamat masalah administrasi kependudukan;

e. fasilitasi dan koordinasi pelaksanaan pindah/datang penduduk antar negara;

f. pelaksanaan bimbingan teknis dan sosialisasi pendaftaran penduduk; g. fasilitasi dan koordinasi pelaksanaan pendataan penduduk rentan

administrasi kependudukan;

h. fasilitasi dan koordinasi pelaksanaan pendataan orang asing pemegang izin tinggal tetap dan pemegang izin tinggal terbatas;

i. pelaksanaan pembinaan tertib dokumen kependudukan bagi orang asing;

j. fasilitasi dan koordinasi penanganan permasalahan pendaftaran penduduk;

k. penyiapan bahan dan fasilitasi pelaksanaan kerjasama di bidang pendaftaran penduduk;

l. monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pendaftaran penduduk; m. penyusunan laporan pendaftaran penduduk secara berkala kepada

pemerintah;

n. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan penyusunan laporan program Subbagian Bina Pendaftaran Penduduk; dan

o. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleah atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Subbagian Bina Pencatatan Sipil mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan kebijakan dan fasilitasi penyelenggaraan pencatatan sipil. Subbagian Bina Pencatatan Sipil mempunyai fungsi :

a. penyusunan program kerja;

(18)

c. fasilitasi, koordinasi dan pembinaan penyelenggaraan pencatatan sipil;

d. fasilitasi dan koordinasi pelaksanaan pelayanan pencatatan kelahiran dan kematian;

e. fasilitasi dan koordinasi pelaksanaan pelayanan pencatatan perkawinan dan perceraian;

f. fasilitasi dan koordinasi pelaksanaan pelayanan pencatatan pengangkatan, pengakuan dan pengesahan anak serta perubahan dan pembatalan akta;

g. fasilitasi dan koordinasi pelaksanaan pelayanan pencatatan pewarganegaraan;

h. fasilitasi koordinasi penanganan masalah di bidang pencatatan sipil dan orang asing;

i. fasilitasi dan koordinasi pelaksanaan kerjasama di bidang pencatatan sipil;

j. pelaksanaan bimbingan teknis dan sosialissi pencatatan sipil; k. monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas pencatatan sipil;

l. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan penyusunan laporan program Subbagian Bina Pencatatan Sipil; dan

m. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oelah atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Subbagian Data dan Informasi Kependudukan mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan kebijakan, fasilitasi, koordinasi, monitoring dan evaluasi pengelolaan informasi administrasi kependudukan.

Subbagian Data dan Informasi Kependudukan mempunyai fungsi : a. penyusunan program kerja;

b. penyiapan bahan kebijakan pengelolaan data dan informasi;

c. penyusunan pedoman teknis pendataan dan pengembangan sistem informasi administrasi kependudukan;

d. fasilitasi , koordinasi dan pembinaan pengelolaan data dan informasi; e. pelaksanaan pengelolaan data dan Informasi administrasi

(19)

f. pelaksanaan pendataan penyajian dan layanan informasi administrasi kependudukan;

g. penyusunan indikator, profil, proyeksi dan perencanaan kependudukan;

h. penyiapan bahan kebijakan dan pembinaan pengelolaan data dan informasi kependudukan;

i. fasilitasi dan koordinasi penanganan permasalahan di bidang data dan informasi kependudukan;

j. pelaksanaan bimbingan teknis dan sosialisasi pengelolaan data dan informasi;

k. fasilitasi dan koordinasi kerjasama di bidang data dan informasi kependudukan;

l. monitoring dan evaluasi pelaksanaan pendataan dan pengembangan sistem Informasi kependudukan;

m. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan penyusunan laporan program Subbagian Data dan informasi Kependudukan; dan

n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

I.3 Keadaan Pegawai

Pegawai merupakan aset penting bagi pelaksanaan tugas dan fungsi sebuah organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuannya. Kinerja dan profesionalitas yang baik dari pegawai, menjadi aset penentu bagi keberhasilan dalam pencapaian tujuan, karena pegawai adalah sumber daya penggerak dari sebuah organisasi. Jumlah Pegawai Biro Tata Pemerintahan Setda DIY sebanyak sampai dengan Desember 2016 sejumlah 46 orang, dengan pembagian sebagai berikut :

1) Menurut Tingkat Pendidikan

Tabel I.1 Jumlah Pegawai menurut Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah pegawai

(1) (2) (3) 1 S2 3 orang 2 S1 30 orang 3 SMA 12 orang 4 SMP 0 orang 5 SD 1 orang

(20)

2) Menurut Jabatan

Tabel I.2 Jumlah Pegawai menurut Jabatan

No. Jabatan Jumlah pegawai

(1) (2) (3)

1 Eselon II 1 orang

2 Eselon III 3 orang

3 Eselon IV 8 orang

4 Jabatan Fungsional umum 34 orang

5 Jabatan Fungsional tertentu 0 orang

3) Menurut Golongan

Tabel I.3 Jumlah Pegawai menurut Golongan

No. Golongan Jumlah pegawai

(1) (2) (3)

1 Golongan IV/b 1 orang

2 Golongan IV/a 3 orang

3 Golongan III/d 12 orang

4 Golongan III/c 4 orang

5 Golongan III/b 15 orang

6 Golongan III/a 6 orang

7 Golongan II/d 4 orang

8 Golongan II/a 1 orang

4) Menurut Jenis Kelamin

 Perempuan : 24 orang  Laki-laki : 22 orang

Berdasarkan beban kerja dan jumlah program kegiatan, Biro Tata Pemerintahan Setda DIY mengalami kekurangan pegawai. Jumlah pegawai yang ada tidak sebanding dengan beban kerja yang dimiliki, terlebih dengan adanya kegiatan yang menggunakan dana keistimewaan. Berdasarkan Peraturan Gubernur DIY Nomor 112 Tahun 2015 tentang Kualifikasi Jabata Pelaksana, idealnya jumlah pegawai yang ada di Biro Tata Pemerintahan Setda DIY sebanyak 54 orang (termasuk pejabat). Sedangkan kondisi di tahun 2016 jumlah keseluruhan pegawai di Biro Tata Pemerintahan Setda DIY adalah sebanyak 46 orang , sehingga masih mengalami kekurangan pegawai sebanyak 8 orang.

(21)

Diagram 1. Jumlah Pegawai

I.4 Keadaan Sarana dan Prasarana

Memuat:

 Jumlah dan kondisi riil Sarana dan Prasarana

Gedung yang ditempati Biro Tata Pemerintahan Setda DIY telah dilakukan perbaikan/renovasi, sehingga relatif nyaman digunakan sebagai tempat kerja. Keterbatasan ruang menjadikan Biro Tata Pemerintahan belum memiliki ruangan khusus untuk mushola, perpustakaan dan ruang laktasi. Untuk ruang rapat, mulai tahun 2016, Biro Tata Pemerintahan memiliki 2 (dua) buah ruang rapat yang cukup representatif dan memperlancar koordinasi baik internal maupun dengan instansi terkait.

Sebagai lembaga pendukung yang juga mempunyai fungsi yang bersifat operasional dan semi pelayanan, Biro Tata Pemerintahan, hanya memiliki 3 (tiga) unit kendaraan roda 4 (empat), diantaranya; 1 (satu) mobil jabatan dan 2 (dua) mobil operasional. Sedangkan sarana kendaraan roda 2 (dua) sementara masih dirasakan cukup. Mengingat struktur kelembagaan Biro Tata Pemerintahan dengan 3 (tiga) Bagian di dalamnya, jumlah mobil operasional masih tergolong kurang karena mobilitas ketugasan harus dijaga.

Sarana komputer dengan kode barang 06.03 di sini yaitu terdiri dari; PC, laptop, notebook, Peralatan Komputer Mainframe, Printer, Computer Compatible, scanner, plotter, viewer dan server. Sedangkan jaringan internet dan local area network perlu ditata kembali, karena jejaring

0 20 40 60 80 2015 2016 Jumlah Ideal Pegawai

(22)

elektronik ini dibutuhkan untuk memperlancar ketugasan biro. Kemudian untuk sarana mesin ketik manual sebagai sarana pendukung administrasi yang sudah mencukupi.

Berdasarkan inventarisasi sarana dan prasarana yang dimiliki Biro Tata Pemerintahan Setda DIY berdasarkan rekapitulasi aset tetap posisi tanggal 31 Desember 2016 meliputi jenis bidang barang, sebagai berikut :

Tabel I.4. Rekapitulasi Aset Tetap

No. Kode

Barang Nama Bidang Barang

Jumlah Barang Jumlah Harga (Rp.) 1. 03.01 Alat-alat angkutan 11 604.947.300,00 2. 04.03 Alat ukur 4 8.000.000,00 3. 06.01 Alat kantor 81 251.727.560,00

4. 06.02 Alat Rumah Tangga 106 280.502.370,00

5. 06.03 Komputer 139 942.829.050,00

6. 06.04 Meja dan Kursi

Kerja/Rapat Pejabat 22 87.610.000,00 7. 07.01 Alat-alat studio 12 46.600.000,00 8. 07.02 Alat komunikasi 2 5.470.000,00 9. 12.06 Bangunan Monumen 1 422.354.125,00 10. 16.03 Jaringan telepon 5 153.180.000,00 11. 02.03 Alat-alat Bantu 1 1.200.000,00 12. 17 Buku Perpustakaan 480 26.705.350,00 JUMLAH TOTAL 863 2.829.925.755,00 AKUMULASI PENYUSUTAN *) (2.063.272.605,00)

JUMLAH ASET TETAP (RP) 767.853.150,00

Sumber Data: Laporan BMD Biro Tata Pemerintahan Setda DIY Semester II Tahun 2016 *) Data sementara s.d 28 Februari 2017

(23)

Berdasarkan rekapitulasi aset tetap Biro Tata Pemerintahan Setda DIY tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa kebutuhan sarana dan prasarana dalam menunjang kelancaran ketugasan para pegawainya sejumlah 46 orang sudah dinilai cukup. Ketersediaan unit komputer dan printer cukup sebanding dengan jumlah pegawai.

I.5 Keuangan

Pada Tahun Anggaran 2016, Biro Tata Pemerintahan Setda DIY menerima alokasi anggaran sebesar Rp 7.865.473.952,00 yang terdiri dari Belanja

Langsung sebesar Rp 4.008.777.000,00 dan Belanja Tidak Langsung Rp. 3.856.696.952,00 dan mengalami perubahan anggaran (APBD Perubahan)

sehingga pagu menjadi Rp 6.623.119.522,00 dengan rincian Belanja Langsung APBD sebesar Rp 3.654.025.300,00 dan Belanja Tidak Langsung sebesar Rp 2.969.094.222,00. Ditampilkan ke dalam tabel sebagai berikut:

Tabel I.5.

Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung TA 2016

No Uraian

Jumlah

Bertambah / Berkurang Sebelum Perubahan Setelah Perubahan

(1) (2) (3) (4) (5) 1 Belanja Langsung 4.008.777.000,00 3.654.025.300,00 -305.725.700,00 2 Belanja Tidak Langsung 3.856.696.952,00 2.969.094.222,00 -887.602.730,00 Jumlah 7.865.473.952,00 6.623.119.522,00 - 1.242.354.430,00

Sumber: Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Biro Tata Pemerintahan Setda DIY 2016

I.6 Sistematika Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Sistematika penulisan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Biro Tata Pemerintahan Setda DIY tahun 2016 adalah sebagai berikut :

Ringkasan Eksekutif

(24)

Dalam bab ini memuat tentang alasan disusun LKj IP/manfaat LKj IP, Struktur Organisasi, Tugas dan Fungsi Biro Tata Pemerintahan Setda DIY Potensi yang menjadi ruang lingkup OPD dan Sistematika penulisan LKj IP BAB II : PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Pada bagian ini disajikan gambaran singkat mengenai rencana strategis, rencana kinerja tahunan dan perjanjian kinerja. Pada awal bab disajikan gambaran secara singkat sasaran utama yang ingin diraih instansi pada tahun yang bersangkutan serta bagaimana kaitannya dengan capaian visi dan misi instansi

BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA

Pada bagian ini disajikan uraian hasil pengukuran kinerja, evaluasi, dan analisis akuntabilitas kinerja. Termasuk didalamnya menguraikan secara sistematis pembandingan data kinerja secara memadai, keberhasilan/kegagalan, dan permasalahan yang dihadapi serta langkah-langkah antisipatif yang akan diambil

Disajikan pula akuntabilitas keuangan dengan cara menyajikan rencana dan realisasi anggaran bagi pelaksanaan tupoksi atau tugas-tugas lainnya dalam rangka mencapai sasaran/tujuan organisasi yang telah ditetapkan, termasuk analisis tentang capaian indikator kinerja dan efisiensi

BAB IV : PENUTUP

Pada bagian ini dikemukakan simpulan secara umum tentang keberhasilan/kegagalan, permasalahan dan kendala utama yang berkaitan dengan kinerja instansi yang bersangkutan serta strategi pemecahan masalah LAMPIRAN

(25)

BAB 2

Perencanaan

& Perjanjian Kinerja

II.1 Perencanaan Strategis

Pembangunan yang telah dilaksanakan Pemerintah Daerah DIY selama empat tahun terakhir menunjukkan tingkat keberhasilan yang baik. Evaluasi Pembangunan yang dilakukan pada tahun 2014 menunjukkan adanya beberapa indikator target sasaran yang capaiannya telah melampaui target yang ditetapkan pada akhir RPJMD.

Hasil evaluasi tersebut ditindaklanjuti dengan dilakukannya perubahan terhadap RPJMD 2012-2017 berdasarkan amanat Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 8 tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2013 dan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Perubahan Target Pencapaian Sasaran Tahunan Rencana Jangka Menengah, Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Serta Indikator Kinerja Utama Gubernur Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2012-2017.

Selaras dengan perubahan RPJMD 2012-2017 menimbulkan konsekuensi logis adanya tindak lanjut dalam Perubahan Renstra Biro Tata Pemerintahan Setda DIY Tahun 2012-2017, yang telah ditetapkan dalam SK Kepala Biro Tata Pemerintahan Setda DIY Nomor 22/KPTS/I/Ro.I/2015 Tentang Renstra Biro Tata Pemerintahan Setda DIY Tahun 2012-2017, Tanggal 26 Januari 2015. Perubahan perlu dilakukan untuk melakukan rasionalisasi terkait target kinerja sasaran, program dan kegiatan pendukung sasaran Biro Tata Pemerintahan Setda DIY sebagai penjabaran sasaran dan indikator Gubernur dalam perubahan RPJMD. Hasil perubahan RPJMD DIY Tahun 2012-2017 akan digunakan sebagai panduan dalam menentukan program kegiatan dalam rencana kerja sampai dengan tahun akhir

Bab 2 Berisi : 1. Perencanaan Strategis 2. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 3. Rencana Anggaran Tahun 2016 4. Instrumen Pendukung

(26)

RPJMD. Perubahan yang dilakukan tercantum dalam Renstra Biro Tata Pemerintahan Setda DIY

II.1.1 Visi dan Misi

Dalam menghadapi perubahan dan adanya tantangan paradigma kegiatan pemerintahan yang mendorong tercapainya pemerintahan yang baik (Good Governance), Biro Tata Pemerintahan perlu berpacu untuk menangkap peluang yang timbul dari adanya tantangan tersebut.

Untuk mengantisipasi tantangan dan perkembangan ke depan baik tingkat lokal, regional maupun global, Biro Tata Pemerintahan Setda DIY menetapkan sebuah visi strategis.

Visi Biro Tata Pemerintahan Sekretariat Daerah DIY adalah:

” Terwujudnya Tertib Administrasi Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan dan Bahan Perumusan Kebijakan yang Responsif dan Berkualitas”

Biro Tata Pemerintahan Setda DIY sesuai kedudukannya sebagai unit organisasi berupaya mendayagunakan aparatnya untuk mewujudkan penyelenggaraan manajemen pemerintahan yang profesional, bersih dan berwibawa serta berbudaya pemerintahan, dicerminkan melalui perilaku birokrasi yang efisien, efektif serta dapat memberikan pelayanan yang cepat, tepat, adil dan akuntabel kepada masyarakat dalam bidang penyelenggaraan pemerintahan umum, otonomi daerah, pertanahan dan kependudukan.

Untuk dapat merealisasikan visi tersebut, maka Biro Tata Pemerintahan Setda DIY menetapkan beberapa misi sebagai berikut:

1. Meningkatkan koordinasi, sinkronisasi dan kerjasama sinergis antar pemerintah daerah dalam rangka tertib administrasi sesuai tugas, fungsi, wewenang dan tanggung jawab.

2. Meningkatkan manajemen pemerintahan yang responsif, transparan dan akuntabel yang mencakup aspek tata kelola pemerintahan.

(27)

II.1.2 Tujuan dan Sasaran Tujuan

Mengacu pada Visi dan Misi yang telah ditetapkan, maka Tujuan Jangka menengah salama 5 tahun anggaran adalah :

1. Meningkatkan tertib administrasi dan efektivitas layanan birokrasi yang responsif, transparan dan akuntabel.

2. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik.

Sasaran Strategis

Mengacu pada misi yang telah ditetapkan, maka sasaran-sasaran strategis yang hendak dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu lima tahun adalah sebagai berikut:

1. Misi “Meningkatkan koordinasi, sinkronisasi dan kerjasama sinergis antar pemerintah daerah dalam rangka tertib adiministrasi sesuai tugas, fungsi, wewenang dan tanggung jawab”, dengan sasaran:

a. Meningkatkan tertib administrasi dalam penyelenggaraan urusan kependudukan dan catatan sipil

2. Misi : ”Meningkatkan manajemen pemerintahan yang responsif, transparan dan akuntabel yang mencakup aspek tata kelola pemerintahan”, dengan sasaran:

a. Meningkatnya tertib administrasi penyelenggaraan urusan pemerintahan umum dan otonomi daerah

b. Meningkatkan capaian pelaksanaan program pendukung sasaran SKPD

(28)

Tabel II.1 Sasaran Strategis Biro Tata Pemerintahan Setda DIY

Sumber: Renstra Perubahan Pertama Biro Tata Pemerintahan Setda DIY II.1.3 Strategi

Setelah menentukan tujuan dan sasaran, maka langkah selanjutnya perlu ditentukan bagaimana hal tersebut dapat dicapai. Cara mencapai tujuan dan sasaran merupakan strategi organisasi untuk merealisasikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, meliputi penetapan strategi, kebijakan, program dan kegiatan.

II.1.3.1 Misi 1

 Strategi

Peningkatan sinkronisasi dan koordinasi dalam rangka kepemilikan KTP

 Kebijakan

No. Sasaran Strategis Indikator

Kinerja Satuan Kondisi Awal 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Ket. 1 2 3 4 5 6 1 Meningkatnya tertib administrasi kependudukan dan catatan sipil Persentase penduduk yang ber-KTP (NIK) % 84 86 87 89 91 93 Sebelum reviu Persentase penduduk yang ber-KTP (NIK) % 84 86 95 96 96,5 97 Sesudah reviu 2. Meningkatkan kualitas bahan kebijakan bidang otonomi dan pemerintahan umum Persentase rumusan bahan kebijakan pemerintahan % 100 100 100 100 100 100 Sebelum reviu Meningkatnya kualitas penyelenggaraan urusan pemerintahan Persentase dinamika penyelenggaraa n pemerintahan dan otonomi daerah yang direspon dengan kebijakan

% n/a n/a n/a n/a 70 80 Sesudah

(29)

Peningkatan kualitas penataan administrasi penduduk ber-KTP guna menunjang tertib administrasi kependudukan  Program

Program Penataan Dan Pengembangan Administrasi Kependudukan

Kegiatan

1. Kegiatan Penyelesaian Permasalahan Pencatatan Sipil 2. Kegiatan Koordinasi Penyusunan Profil Perkembangan

Penduduk

3. Kegiatan Kebijakan Admintrasi Kependudukan

4. Kegiatan Koordinasi dan Sinkronisasi Penyelenggaraan Kepemilikan Akta Pencatatan Sipil

5. Pengembangan Sistem Informasi Kependudukan

II.1.3.2 Misi 2

 Strategi

1. Peningkatan sinkronisasi dan koordinasi dalam penyelenggaraan pemerintah umum dan penataan otonomi daerah

2. Peningkatan kualitas pelayanan internal SKPD  Kebijakan

1. Optimalisasi kinerja dalam rangka merespon dinamika penyelenggaraan pemerintahan dan otonomi daerah 2. Optimalisasi kinerja dalam rangka memberikan pelayanan

prima di internal SKPD  Program

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 3. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja Dan Keuangan

4. Program Optimalisasi Penyelenggaraan Pemerintahan  Kegiatan

(30)

1. Kegiatan Penyediaan Jasa Surat Menyurat

2. Kegiatan Penyediaan Jasa Pemeliharaan Dan Perizinan Kendaraan Dinas/Operasional

3. Kegiatan Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan 4. Kegiatan Penyediaan Alat Tulis Kantor

5. Kegiatan Penyediaan Barang Cetakan Dan Penggandaan 6. Kegiatan Penyediaan Komponen Instalasi

Listrik/Penerangan Bangunan Kantor

7. Kegiatan Penyediaan Peralatan Dan Perlengkapan Kantor 8. Kegiatan Penyediaan Peralatan Rumah Tangga

9. Kegiatan Penyediaan Bahan Bacaan Dan Peraturan Perundang-Undangan

10. Kegiatan Penyediaan Makanan Dan Minuman

11. Kegiatan Rapat-Rapat Koordinasi Dan Konsultasi Ke Luar Daerah

 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 1. Kegiatan Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor 2. Kegiatan Pengadaan Peralatan Gedung Kantor 3. Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan

Dinas/Operasional

4. Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor

 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Dan Keuangan

 Kegiatan Penyusunan Laporan Kinerja SKPD  Kegiatan Penyusunan Laporan Keuangan SKPD

 Kegiatan Penyusunan Rencana Program Kegiatan SKPD serta Pengembangan Data dan Informasi

 Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program Kegiatan SKPD

 Program Optimalisasi Penyelenggaraan Pemerintahan

1. Kegiatan Penyelesaian Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota DPRD Antar Waktu

(31)

3. Kegiatan Koordinasi dan Sinkronisasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

4. Kegiatan Penataan Wilayah Administrasi dan Toponimi 5. Kegiatan Koordinasi dan Sinkronisasi Asosiasi Pemerintah

Daerah

6. Kegiatan Koordinasi dan Sinkronisasi Penyelenggaraan Otonomi Daerah

7. Kegiatan Koordinasi dan Sinkronisasi Penerapan Urusan Pemerintah

8. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Provinsi dan Kabupaten/ Kota

9. Kegiatan Peningkatan Kapasitas Manajemen Pemerintahan Desa

10. Kegiatan Koordinasi, Monitoring, dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Desa/Kelurahan

11. Kegiatan Penataan Wilayah Perbatasan

12. Kegiatan Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah Hari Jadi DIY

II.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) merupakan dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Dokumen tersebut memuat sasaran strategis, indikator kinerja, beserta target kinerja dan anggaran.

Dalam penyusunan perjanjian kinerja instansi mengacu pada Renstra, RKT, IKU, dan anggaran atau DPA. Perjanjian Kinerja pada tabel berikut merupakan Perjanjian Kinerja tahun 2016:

(32)

Tabel II.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Sumber: Dokumen Perjanjian Kinerja Biro Tata Pemerintahan Setda DIY Tahun 2016 II.3 Rencana Anggaran Tahun 2016

Pada Tahun Anggaran 2016 Biro Tata Pemerintahan Setda DIY melaksanakan kegiatan dengan anggaran murni sebesar Rp 7.865.473.952,00. Melalui mekanisme perubahan APBD 2016 menjadi Rp 6.623.119.522,00 dengan rincian Belanja Tidak Langsung Rp 2.969.094.222,00 dan Belanja

Langsung Rp 3.654.025.300,00. Adapun realisasi anggaran sebesar Rp 6.510.348.331,00 (98,30%) dengan rincian untuk belanja tidak langsung

Rp 2.936.152.309,00 (98,89%) belanja langsung sebesar Rp 3.574.196.022,00 (97,82%).

II.3.1 Target Belanja Biro Tata Pemerintahan Setda DIY

Anggaran belanja yang diampu Biro Tata Pemerintahan Setda DIY pada tahun anggaran 2016 (anggaran setelah perubahan) yaitu total belanja sebesar Rp. 6.623.119.522,00 dengan rincian belanja tidak langsung sebesar Rp. 2.969.094.222,00 dan belanja langsung sebesar Rp. 3.654.025.300,00.

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATU AN TARGET TAHUNA N TRIWULAN TARGET 1 2 3 4 5 6 7 1 Meningkatkan tertib administrasi dalam penyelenggaraan urusan kependudukan dan catatan sipil Persentase penduduk yang ber-KTP (NIK) % 96,5 Triwulan I 92,23 % Triwulan II 93,00 % Triwulan III 93,50 % Triwulan IV 96,50 % 2 Meningkatnya tertib administrasi penyelenggaraan urusan pemerintahan umum dan otonomi daerah Persentase dinamika penyelenggaraan pemerintahan dan otonomi daerah yang direspon dengan kebijakan % 70 Triwulan I 65,00 % Triwulan II 65,50 % Triwulan III 67,00 % Triwulan IV 70,00 %

(33)

Tabel II.3 Target Belanja Biro Tata Pemerintahan Setda DIY Tahun 2016

Uraian Target Prosentase Belanja Tidak Langsung Rp 2.969.094.222,00 44,83 %

Belanja Langsung Rp 3.654.025.300,00 55,17%

Jumlah Rp 6.623.119.522,00 100%

Sumber: Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Biro Tata Pemerintahan Setda DIY 2016 II.3.2 Alokasi Anggaran Per Sasaran Strategis

Anggaran belanja langsung Tahun 2016 Biro Tata Pemerintahan Setda DIY yang dialokasikan untuk pencapaian sasaran strategis adalah sebagai berikut:

Tabel II.4 Anggaran Belanja Langsung per Sasaran Strategis

No. Sasaran Anggaran Prosentase Keterangan

1 2 3 4 5

1 Meningkatnya tertib

administrasi dalam penyelenggaraan urusan kependudukan dan catatan sipil

Rp 554.438.000,00 17,82% Jumlah anggaran merupakan jumlah angka setelah mengalami perubahan anggaran (ABT) 2 Meningkatnya tertib administrasi penyelenggaraan urusan pemerintahan umum dan otonomi daerah Rp 2.557.608.200,00 82,18% Jumlah anggaran merupakan jumlah angka setelah mengalami perubahan anggaran (ABT) Sumber: E-Sakip , monevapbd.jogjaprov.go.id

II.4 Instrumen Pendukung

Dalam rangka mendukung penerapan SAKIP di lingkungan Biro Tata Pemerintahan terdapat tiga sistem informasi dalam penyelenggaraan urusan pertanahan dan urusan kependudukan dan catatan sipil. Kedua sistem informasi tersebut adalah:

1. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) adalah suatu sistem informasi yang disusun berdasarkan prosedur-prosedur dan berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang bertujuan untuk menata

(34)

sistem administrasi kependudukan di Indonesia, sistem ini meliputi pendataan penduduk dan pencacatan sipil. Data kependudukan antara lain : Nomor Induk Kependudukan (NIK), Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP), Akta Kelahiran, Akta Kematian, Akta Nikah, dan sebagainya.

Sistem informasi administrasi kependudukan memiliki nilai strategis dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat, sehingga perlu pengelolaan informasi administrasi kependudukan secara terkoordinasi, terpadu dan berkesinambungan baik nasional, regional dan lokal (392 desa dan 46 kelurahan di DIY). Pembangunan dan Pengoperasian Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) diarahkan untuk mewujudkan komitmen dalam rangka menciptakan database kependudukan yang akurat dan mutakhir untuk terwujudnya single indentity number (setiap penduduk memiliki Nomor Induk Kependudukan bersifat tunggal dan unique “khas” dan berlaku seumur hidup), sehingga data penduduk hasil pelaksanaan pelayanan administrasi kependudukan dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai “data dasar kependudukan” (Pasal 58 Ayat (4) UU No 24 Tahun 2013) untuk perencanaan dan pengambilan keputusan kebijakan publik

Gambar 1 Database Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

3. Website Profil Kependudukan

Pengembangan website profil kependudukan merupakan inovasi dari Biro Tata Pemerintahan dalam rangka menyajikan data-data kependudukan per semester. Adapun jenis data penduduk yang ditampilkan berdasarkan jenis kelamin, agama, jenis pekerjaan, status hubungan dalam keluarga,

(35)

status perkawinan, jenjang pendidikan, golongan darah, golongan usia, kepemilikan akta kelahiran, kepemilikan akta perkawinan, disabilitas dan wajib KTP. Data-data penduduk tersebut bisa ditampilkan per lokasi sampai level Kecamatan.

Gambar 2 Tampilan Portal Profil Kependudukan DIY

3. Website Biro Tata Pemerintahan

Website Biro Tata Pemerintahan Setda DIY beralamat di www.birotapem.jogjaprov.go.id. Pembangunan web ini baru dilaksanakan pada tahun anggaran 2015 ini melalui Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur dengan kegiatan Pengembangan Teknologi Informasi dengan anggaran sebesar Rp. 42.000.000,00.

Disamping sebagai wadah penyediaan informasi kepada masyarakat, keberadaan website ini juga sebagai upaya akuntabilitas kepada publik mengenai apa saja program kegiatan biro, sumberdaya yang dimiliki biro sampai dengan dokumen-dokumen, arsip sebagai bukti akuntabilitas kinerja Biro Tata Pemerintahan Setda DIY. Selain itu dengan adanya website biro, Biro Tata Pemerintahan telah mendukung keterbukaan informasi yang diamanatkan UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik atau sering disebut UU KIP.

(36)
(37)

BAB 3

Akuntabilitas Kinerja

III.1. Capaian Kinerja Tahun 2016

Biro Tata Pemerintahan Setda DIY telah melaksanakan penilaian kinerja dengan mengacu pada Perjanjian Kinerja Biro Tata Pemerintahan Setda DIY tahun 2016 yang telah disepakati. Penilaian ini dilakukan oleh tim pengelola kinerja untuk mengevaluasi dan mengukur dalam rangka pengumpulan data kinerja yang hasilnya akan memberikan gambaran keberhasilan dan kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran. Dari hasil pengumpulan data selanjutnya dilakukan kategorisasi kinerja (penentuan posisi) sesuai dengan tingkat capaian kinerja yaitu:

Tabel III.1 Skala Nilai Peringkat Kinerja

 Berdasarkan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010

Pengukuran target kinerja dari sasaran strategis yang telah ditetapkan oleh Biro Tata Pemerintahan Setda DIY dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja. Indikator kinerja sebagai ukuran keberhasilan dari tujuan dan sasaran strategis Biro Tata Pemerintahan Setda DIY beserta target dan capaian realisasinya dirinci sebagai berikut:

No. Interval Nilai Realisasi Kinerja

Kriteria Penilaian Realisasi Kinerja

Kode

1. 91 ≤ 100 Sangat Baik Hijau Tua

2. 76 ≤ 90 Tinggi Hijau Muda

3. 66 ≤ 75 Sedang Kuning Tua

4. 51 ≤ 65 Rendah Kuning Muda

5. ≤ 50 Sangat Rendah Merah

Bab 3 Berisi : 1. Capaian Kinerja Tahun 2016 2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Sasaran Strategis 3. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Lainnya 4. Akuntabilitas Anggaran

(38)

Tabel III.2 Capaian Kinerja Tahun 2016

No. Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Satua

n Target Realis asi Persentase Kriteri a/ Kode 1 2 3 4 5 6 7 8 1. Meningkatnya tertib administrasi dalam penyelenggaraa n urusan kependudukan dan catatan sipil

Persentase penduduk yang ber-KTP (NIK) % 96,5 97,17 100,70 Sangat baik 2. Meningkatnya tertib administrasi penyelenggaraa n urusan pemerintahan umum dan otonomi daerah Persentase dinamika penyelenggaraan pemerintahan dan otonomi daerah yang direspon dengan kebijakan % 70 70,5 100,71 Sangat baik

Sumber: E-Sakip , monevapbd.jogjaprov.go.id

Indikator pertama “Persentase Penduduk ber-KTP (NIK)” mencapai angka 97,17% yaitu melebihi 0,67% dari target yang ditetapkan di tahun 2016 (96,5%). Apabila dibandingkan dengan capaian tahun 2015 kemarin, 92,23%, capaian 2016 97,17% sudah mengalami peningkatan sebesar 4,94%.

Sedangkan untuk indikator yang kedua yaitu “Persentase dinamika penyelenggaraan pemerintahan dan otonomi daerah yang direspon dengan kebijakan” capaiannya sebesar 70,5%, melebihi sebesar 0,5% dari target yang ditetapkan (70%). Hal tersebut terjadi karena pada tahun 2016 dihasilkan sebanyak 141 jumlah kebijakan yang dihasilkan untuk merespon dinamika penyelenggaraan pemerintahan dan otonomi daerah. Untuk capaian 2015 kemarin masih belum tersedia, karena tahun lalu masih menggunakan indikator yang lama (Persentase rumusan bahan kebijakan pemerintahan) dengan target tahunan 100%.

Dari tabel di atas, terdapat 2 (dua) indikator yang terbagi ke dalam 2 sasaran strategis. Pada tahun 2016, kedua indikatornya telah memenuhi target, bahkan melebihi dari yang ditetapkan atau sebesar ≥ 100% dari total

(39)

indikator. Dari kedua indikatornya tersebut, yang memiliki capaian tertinggi yaitu indikator “Persentase dinamika penyelenggaraan pemerintahan dan otonomi daerah yang direspon dengan kebijakan” capaiannya sebesar 100,71%.

III.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Sasaran Strategis

Dalam sub bab ini akan disajikan pencapaian sasaran strategis Biro Tata Pemerintahan Setda DIY yang dicerminkan dalam capaian Indikator Kinerja. Adapun evaluasi dan analisis secara rinci indikator kinerja menurut sasaran stategis diuraikan sebagai berikut:

III.2.1. Meningkatkan tertib administrasi dalam penyelenggaraan urusan kependudukan dan catatan sipil

Tolok ukur capaian sasaran ini terdiri dari 1 (satu) indikator yaitu indikator Persentase Penduduk yang ber-KTP (NIK) dengan Formulasi Penghitungan: Jumlah penduduk ber KTP dibagi jumlah penduduk wajib KTP kali 100%; Tipe Penghitungan; Kumulatif Sumber Data: Laporan pelaksanaan program kegiatan yang berkaitan dengan pendataan penduduk.

Tabel III.3 Target dan Realisasi Kinerja

No Indikator Capaian 2015 2016 Target Akhir Renstra (2017) Capaian s/d 2016 terhadap 2017 (%) Target Realisasi % Realisasi* 1 2 3 4 5 6 7 8 1. Persentase penduduk yang ber-KTP (NIK) 92,23% 96,5% 97,17% 100,70 97% 100,17

Sumber: E-Sakip , monevapbd.jogjaprov.go.id

Capaian persentase penduduk yang ber-KTP (NIK) di DIY tidak lepas dari fungsi koordinasi, pembinaan dan pengawasan terhadap Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota.

Jumlah wajib KTP 2015 sebanyak 2.797.149 orang dengan angka yang sudah perekaman sebanyak 2.569.245 orang dengan capaian indikator 92,23%. Sedangkan pada tahun 2016, jumlah wajib KTP sebanyak

(40)

2.717.385 orang dengan angka perekaman 2.640.612 orang atau dengan capaian indikator 97,17%. Dilihat dari jumlah wajib KTP mengalami penurunan sebanyak 79.764 orang. Sedangkan jumlah penduduk DIY yang telah melakukan perekaman KTP-el dari tahun 2015 ke tahun 2016 mengalami kenaikan sebanyak 71.367 orang. Dilihat dari kenaikan jumlah kepemilikan KTP-el ini bisa dikatakan bahwa kesadaran penduduk akan pentingnya memiliki KTP-el semakin meningkat, karena banyak hal dalam pelayanan publik yang mensyaratkan kepemilikan KTP-el.

Bila dinilai secara persentase, capaian persentase penduduk yang ber-KTP (NIK) pada tahun 2016 lebih tinggi 4,94% dari tahun 2015. Hal ini terjadi karena jumlah penduduk sangat bersifat dinamis dari tahun ke tahun, misalnya karena ada penduduk yang pindah atau datang.

Diagram 2. Perbandingan Kepemilikan KTP

Di tahun 2016 pencapaiannya sampai pada persentase sebesar 100,17% yaitu dari target RPJMD sebesar 97%. Di tahun ini capaian kinerja fisik 100% dengan realisasi 97,17% dari target yang ditetapkan sebesar 96,5% dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 485,622,963,00. (98,74%). Secara rinci disampaikan, jumlah penduduk wajib KTP di DIY tahun 2016 berdasarkan database SIAK (sistem informasi administrasi kependudukan) pelayanan di kabupaten/kota adalah 2.717.385 orang. Dari jumlah tersebut, 97,17%. atau sebanyak 2.640.612 orang telah perekaman biometrik dan tercatat di database KTP-el. Bila dipilah per kabupaten/ kota, Kabupaten Bantul menempati posisi tertinggi dalam angka perekaman bometrik dan kepemilikan KTP-el, yaitu 98,17%,

2450000 2500000 2550000 2600000 2650000 2700000 2750000 2800000 2015 2016 Jumlah Wajib KTP Jumlah Kepemilikan KTP

(41)

diikuti Kabupaten Gunungkidul 97,15%, Kabupaten Sleman 96,98%, Kota Yogyakarta 96,43%, dan terendah Kabupaten Kulon Progo 96,33%. Meski angka perekaman dan kepemilikan KTP-el di DIY telah melampaui target RPJMD, masih ada penduduk wajib KTP yang belum melakukan perekaman biometrik sebanyak 76.773 orang atau 2,83% dari total wajib KTP. Umumnya mereka belum perekaman karena alasan tinggal sementara di luar DIY, bekerja di luar negeri, dan/atau telah pindah domisili tetapi belum melapor ke Dinas Dukcapil.

Dinas Dukcapil kabupaten/kota telah berupaya mendorong penduduk wajib KTP agar segera mengurus KTP-el melalui penyederhanan prosedur pelayanan. Sekarang penduduk yang akan perekaman biometrik cukup datang ke kecamatan/dinas dengan membawa fotokopi kartu keluarga dan/atau KTP lama. Bahkan untuk merekamkan biometrik dan mencetak KTP, bisa dilakukan di Dinas Dukcapil kabupaten/kota mana pun.

Permasalahan dan Solusi A) Permasalahan

- Keterbatasan blangko KTP-el di daerah menyebabkan sebagian penduduk belum dapat menerima fisik KTP-el. Bahkan sejak Oktober 2016 sampai laporan ini dibuat, Dinas Dukcapil belum melayani pencetakan KTP-el lagi karena penerimaan distribusi blangko dari Ditjen Dukcapil berhenti sementara waktu sampai stok di Pusat tersedia lagi. Jika kondisi tersebut berlangsung lama atau sering terulang, dikhawatirkan akan menurunkan tingkat kepercayaan publik terhadap Dinas Dukcapil sekaligus berimplikasi terhadap penurunan animo penduduk untuk merekamkan biometriknya.

- Pemerintah melalui instansi pelaksana adminduk telah berupaya memangkas dan menyederhanakan prosedur untuk beberapa pelayanan penerbitan dokumen kependudukan seperti KTP-el, kartu keluarga, dan akta kelahiran. Namun di lapangan, masih dijumpai petugas pelaksana yang belum melaksanakan kebijakan prosedur baru sehingga menghambat penduduk untuk memperoleh dokumen secara cepat dan mudah.

(42)

- Meski angka cakupan akta kelahiran anak di DIY pada 2016 telah melampaui target yang ditetapkan Pusat, masih ada satu kabupaten, yakni Sleman, yang angkanya jauh di bawah target minimal nasional. Kondisi ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten tetapi perlu adanya fasilitasi secara langsung dari pemerintah provinsi sehingga pada tahun depan seluruh kabupaten/kota se-DIY, khususnya Sleman, dapat memenuhi target nasional.

B) Solusi

- Penyediaan blangko KTP-el untuk seluruh kebutuhan pencetakan KTP-el di daerah menjadi tanggung jawab penuh Ditjen Dukcapil. Namun pemerintah daerah perlu untuk terus mendorong Pusat agar kekurangan blangko dapat segera teratasi dan ke depan manajemen pengadaan maupun pendistribusian blangko semakin baik. Dalam rangka mengatasi keterbatasan blangko, Dinas Dukcapil menerbitkan Surat Keterangan Pengganti KTP-el bagi penduduk yang telah perekaman biometrik namun belum memperoleh KTP-el. Meski fungsi Surat Keterangan ini sama seperti KTP-el, yakni digunakan untuk mengurus pelayanan publik, sering dijumpai instansi/lembaga penyedia layanan publik yang tidak bersedia menerima keberadaan Surat Keterangan Penganti KTP-el. Terkait hal itu, Dinas Dukcapil dan instansi pelaksana adminduk di provinsi perlu memberikan pemahaman yang tepat kepada instansi/lembaga lain agar penduduk tidak dirugikan selama KTP-el belum dapat dicetak.

- Setiap kebijakan baru harus ditindaklanjuti secara cepat dengan sosialisasi dan/ atau bimbingan teknis kepada petugas pelaksana. Sebab petugas pelaksana adminduk tersebar di desa/kelurahan, kecamatan, dan dinas dengan peran berbeda-beda namun saling memengaruhi kualitas pelayanan. Maka pimpinan Dinas Dukcapil hendaknya dapat membangun komunikasi yang baik dan efektif dengan seluruh jajaran petugas pelaksana di berbagai tingkatan agar setiap perubahan kebijakan pelayanan adminduk diimplementasikan seragam dan konsisten.

- Dalam meningkatkan angka cakupan akta kelahiran anak, ada beberapa kebijakan yang dapat diterapkan oleh instansi pelaksana adminduk, antara lain konversi database kelahiran non-SIAK ke database SIAK; kerja sama

(43)

dengan puskesmas, bidan, dan rumah sakit dalam rangka percepatan penerbitan akta kelahiran; mewajibkan penduduk datang untuk melampirkan akta kelahiran; membebaskan sanksi denda keterlambatan pengurusan akta kelahiran bagi penduduk dari keluarga miskin; dan pendataan penduduk secara berkala. Pada tahun anggaran 2017, Dinas Dukcapil Sleman dan Biro Tata Pemerintahan Setda DIY telah membangun komitmen bersama untuk mengoptimalkan berbagai solusi berupa terobosan kebijakan yang dapat mendongkrak angka cakupan akta kelahiran anak.

Meskipun masih banyak dijumpai permasalahan dalam pencapaian indikatornya, tetapi sampai dengan akhir tahun 2016, dapat disimpulkan bahwa pencapaian target indikator “Persentase penduduk yang ber-KTP (NIK)” berhasil dan bahkan melampaui target yang telah ditetapkan sebesar 0,67%.

III.2.2. Meningkatnya tertib administrasi penyelenggaraan urusan pemerintahan umum dan otonomi daerah

Tolok ukur capaian sasaran ini terdiri dari 1 (satu) indikator yaitu indikator Persentase dinamika penyelenggaraan pemerintahan dan otonomi daerah yang direspon dengan kebijakan dengan target 70%. Dengan Formulasi Perhitungan: Jumlah dinamika penyelenggaraan otonomi daerah dan pemerintahan umum yang direspon dengan kebijakan (Perda, Pergub, SE) tahun berjalan dibagi jumlah dinamika penyelenggaraan otonomi daerah dan pemerintahan umum yang sudah teridentifikasi (200 kebijakan) dikali 100%

Tabel III.4 Target dan Realisasi Kinerja

No Indikator Capaian 2015 2016 Target Akhir Renstra (2017) Capaian s/d 2016 terhadap 2017 (%) Target Realisasi % Realisasi* 1 2 3 4 5 6 7 8 1. Persentase dinamika penyelenggaraan pemerintahan dan otonomi daerah yang direspon dengan kebijakan n/a 70% 70,5% 100,71 80% 88,13

Gambar

Tabel I.3 Jumlah Pegawai menurut Golongan
Tabel I.4.  Rekapitulasi Aset Tetap
Tabel II.1 Sasaran Strategis Biro Tata Pemerintahan Setda DIY
Tabel II.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2016
+7

Referensi

Dokumen terkait

Metode deteksi tgt pd bgmn sinyal optis DICAMPUR dgn osilator lokal (homodyne atau heterodyne) dan sinyal listrik DIDETEKSI (sinkron dan asinkron):.. PENCAMPURAN sinyal informasi

4.4 Tempoh sewaan bagi setiap pesanan jabatan bermula apabila semua mesin pencetak/penyalin digital baharu telah siap dibekal, dihantar, dipasang, diujilari dan ditauliah kepada

Pengaruh variabel kinerja (Y) terhadap kepuasan pelanggan (Z) ditemukan hasil bahwa nilai signifikansi dari X2 (kualitas layanan) sebesar 0,024 < 0,05, sehingga dapat

• Oleh karena tindakan yang dilakukan orang Farisi, maka ada sebuah sikap etis yang dilakukan oleh Yesus yang terdapat dalam keempat Injil. • Sikap Yesus terhadap hukum

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh 2 (dua) guru sebagai observer pada pelaksanaan siklus II yang dilaksanakan dalam satu RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan

Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya maka simpulan penelitian ini adalah ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, faktor sosial, kondisi yang memfasilitasi dan

gizi protein dan serat dari hasil jadi burger yang telah dilihat dari mean tertinggi dengan menggunakan uji proksimat. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan 2 variabel

Sikap ke hati-hatian salah satu prinsip untuk memenuhi kelangsungan agar tidak terjadi hal-hal yang diinginkan atau seperti kecurangan, kekeliruan, maka di dalam