• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kedudukan Suaka Margasatwa Karang Gading Dan Langkat Timur Laut Sebagai Kawasan Konservasi Ditinjau Dari Segi Hukum Internasional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kedudukan Suaka Margasatwa Karang Gading Dan Langkat Timur Laut Sebagai Kawasan Konservasi Ditinjau Dari Segi Hukum Internasional"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

i

i

KEDUDUKAN SUAKA MARGASATWA KARANG GADING DAN

LANGKAT TIMUR LAUT SEBAGAI KAWASAN KONSERVASI

DITINJAU DARI SEGI HUKUM INTERNASIONAL

*) Galuh Ridho Pradana **) Prof. Syamsul Arifin, S.H., M.H.

***) Arif, S.H., M.H.

ABSTRAK

Suaka margasatwa merupakan tempat seluruh flora dan fauna bertahan hidup memegang peranan penting dalam keseimbangan ekosistem. SM Karang Gading dan Langkat Timur Laut ini merupakan kawasan penyangga kehidupan ekosistem disekitarnya, apabila kawasan ini tidak dikelola dan dimanfaatkan sesuai peruntukannya dengan baik maka akan merusak seluruh ekosistem dikawasan Pesisir Sumatera Timur khususnya. Sesuai dengan Konferensi Stockholm 1972 yang memiliki moto Only One Earth, bahwa hanya ada satu bumi untuk seluruh umat manusia. Berangkat dari Konferensi inilah perlindungan terhadap lingkungan hidup dimulai, pembangunan yang harus disesuaikan dengan kondisi ekosistem sekitar tetap harus dijaga keseimbangannya.

Dan melalui United Nations Conference on the Environment and Development (UNCED 1992) dihasilkanlah suatu dokumen tentang United Nations Convention on Biological Diversity (UNCBD) 1992. Konvensi ini mewakili konsesi pertama secara internasional mengenai perlindungan, dan konservasi keanekaragaman hayati. Hukum Indonesia juga telah mengatur mengenai konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang tertuang dalam UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode pelitian hukum normatif dengan menggunakan data-data sekunder yang diperoleh dengan cara penelitian pustaka.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: pertama, perlindungan suaka margasatwa pertama kali diatur dalam United Nations Convention on Biological Diversity (UNCBD) 1992. Kemudian juga diatur dalam ketentuan IUCN mengenai klasifikasi dan kriteria kawasan konservasi. Kedua, bagaimana regulasi hukum nasional mengenai perlindungan kawasan konservasi menurut UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Ketiga, kawasan konservasi sebagai kawasan terlindungi untuk mencapai tujuan konservasi yang spesifik dirumuskan dalam United Nations Convention on Biological Diversity (UNCBD) 1992 mengenai perlindungan dan upaya konservasi keanekaragaman hayati, perlindungan komponen-komponennya dan pemanfaatan secara berkelanjutan.

Kata kunci : Hukum Internasional, Suaka Margasatwa, Konservasi

*) Mahasiswa Fakultas Hukum USU **) Dosen Pembimbing I

Referensi

Dokumen terkait

Potensi Karbon Tersimpan Hutan Mangrove Pada Tingkat Pertumbuhan Semai, Pancang dan Pohon di Kawasan Suaka Margasatwa Karanggading Langkat Timur Laut I Kabupaten Deli

Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung jumlah karbon tersimpan pada lahan perkebunan sawit, persawahan dan pertanian lahan kering campur pada kawasan Resort Konservasi

a) Simpanan karbon yang paling besar terdapat pada tambak pada kawasan SM Karang gading yakni 20.94 ton/ha. Simpanan karbon untuk lahan permukiman adalah sebesar 9.13 ton/ha

Bukti Sinulingga : Studi Kesadaran Hukum Masyarakat Kaitannya Dengan Faktor Penyebab Gangguan…, 2001 USU Repository © 2008... Bukti Sinulingga : Studi Kesadaran Hukum

Dominannya burung air yang berasal dari ordo Charadriformes disebabkan karena burung air jenis ini ialah burung air dengan famili terbesar pada kelas aves

MUAMMAR BM : Analisis Penggunaan Lahan dan Perubahan Tutupan Lahan Tahun 2006 dan 2011 serta Identifikasi Lahan Kritis Di Kawasan Suaka Margasatwa Karang Gading dan Langkat

M KHOLIS HAMDY BATUBARA : Inventarisasi Simpanan Karbon Pada Lokasi Penggunaan Lahan Perkebunan Sawit, Persawahan dan Pertanian Lahan Kering Campur (Studi Kasus Resort

Selisih jumlah karbon tersimpan pada kedua kawasan suaka margasatwa tersebut adalah sebesar 26.85 ton/ha dan nilai total cadangan karbon pada lokasi penelitian, yaitu tambak, lahan