• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini berisi kesimpulan terkait dengan rumusan masalah yang diangkat oleh saya, adanya keterbatasan masalah, dan berisi tentang saran atau komentar saya yang berguna bagi pihak sekolah.

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Sistem

Sistem menurut Mulyadi (2010:1) adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem juga terdiri dari unsur-unsur yang merupakan bagian terpadu dari berbagai subsistem yang bersangkutan. Unsur-unsur sistem tersebut juga bekerja sama untuk mencapai tujuan dari subsistem itu sendiri dan bagian dari sistem lain yang lebih besar dalam mendukung pencapaian tujuan.

Abdul Halim (1994:16) mengatakan bahwa sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan dikembangkan sesuai dengan suatu kerangka yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan utama dalam perusahaan, sedangkan Al Bahra (2005:1-2) menjelaskan bahwa sistem adalah suatu urutan kegiatan yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama, untuk mencapai tujuan tertentu. Langkah kegiatan disini yang dimaksud sebagai urutan adalah untuk menjelaskan apa yang harus dikerjakan, siapa yang mengerjakannya, kapan dikerjakan, dan bagaimana mengerjakannya dalam pencapaian tujuan yang ditetapkan bersama.

Nugroho (2001:2) berpendapat bahwa sistem adalah suatu unsur yang memenuhi dua syarat, yang pertama adalah memiliki bagian-bagian

yang saling berinteraksi dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu, sedangkan yang kedua memiliki input, proses, dan output yang saling berhubungan dan terkait satu dengan yang lain. Menurut Zaki Baridwan (1994:3-4) sistem merupakan suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan dan disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh, untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan, dan suatu kesatuan (entity) yang terdiri dari bagian-bagian atau subsistem yang saling berkaitan dengan tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.

Sistem secara menyeluruh dapat disimpulkan berarti suatu unsur-unsur yang saling berhubungan dan dapat dikembangkan yang terdiri dari input, proses, dan output. Input, proses, dan output dapat berjalan kemudian ketiga hal ini saling berinteraksi dalam mencapai suatu tujuan secara bersama-sama.

B. Sistem Informasi Akuntansi

1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Nugroho (2001:4), sistem informasi akuntansi adalah susunan berbagai formulir catatan, peralatan, termasuk komputer dan perlengkapannya serta alat komunikasi, tenaga pelaksanaannya, dan laporan yang terkoordinasikan secara erat yang didisain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan manajemen.

Abdul (1994:31) menjelaskan pengertian sistem informasi akuntansi adalah sekumpulan data yang diolah hanya terbatas pada transaksi keuangan (dari hasil transaksi), hasil olahan tersebut akan menghasilkan informasi dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan ini yang akan digunakan oleh pembuat keputusan baik pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Kumpulan dari sumber-sumber seperti orang dan peralatan yang dirancang untuk mentransformasi data keuangan menjadi informasi, sedangkan Mulyadi (2010:5) mengartikan sistem informasi akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.

Zaki Baridwan (1994:4) mengatakan bahwa sistem informasi akuntansi adalah formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan-laporan yang diperlukan oleh manajemen untuk mengawasi usahanya, dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang saham, kreditur, dan lembaga pemerintah untuk menilai hasil operasi.

Pengertian sistem informasi akuntansi di atas dari beberapa sumber dapat ditarik kesimpulannya yaitu sebuah formulir, catatan, laporan, termasuk komputer dan peralatannya untuk mendukung dalam pencapaian tujuan dari perusahaan. Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang data keuangan dan laporan keuangan yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan selanjutnya oleh pihak manajemen.

2. Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi

Suatu sistem akan mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yang akan mempunyai komponen-komponen, batas sistem, lingkungan luar sistem, penghubung sistem, masukan sistem, keluaran sistem, pengolahan sistem, sasaran sistem. Penjelasannya adalah sebagai berikut (Al-Bahra 2005:4-5):

a. Komponen sistem yang saling berinteraksi yang artinya saling bekerjasama membentuk suatu kesatuan dapat berupa subsistem atau bagian-bagian dari sistem.

b. Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batasan ini juga akan memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan dan menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut.

c. Lingkungan luar sistem adalah apapun yang ada di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem, lingkungan luar ini juga menimbulkan dampak yang menguntungkan dan merugikan.

d. Penghubung sistem merupakan media yang menghubungkan antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Penghubung ini kemungkinan sumber daya mengalir dari suatu subsistem yang satu dengan subsistem yang lainnya.

e. Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan kedalam sistem, dapat berupa masukan perawatan dan masukan sinyal input.

f. Keluaran sistem adalah energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain.

g. Pengolahan sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya.

h. Sasaran sistem mempunyai tujuan dan sasaran, kalau sistem tidak mempunyai tujuan maka sistem tidak akan ada. Sasaran disini dimaksud dan sangat berpengaruh pada masukan dan keluaran yang dihasilkan.

3. Komponen Sistem Informasi Akuntansi

Komponen-komponen sistem informasi akuntansi menurut Wing Wahyu Winarno (2006:2.3) adalah sebagai berikut:

a. Basis data, baik basis data internal (berada di bawah kendali perusahaan sepenuhnya) dan basis data eksternal (tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan).

b. Perangkat keras komputer dan berbagai perangkat pendukungnya yang semuanya berfungsi untuk mencatat data, mengolah data, dan menyajikan informasi.

c. Perangkat lunak komputer, berfungsi untuk menjalankan komputer beserta perangkat pendukungnya.

d. Jaringan komunikasi dapat digunakan melalui kabel, gelombang radio, maupun sarana lain yang berfungsi untuk menghantarkan data dan informasi dari satu tempat ke tempat yang lain.

e. Dokumen dan laporan (softcopy dan hardcopy) untuk mencatat data dan menyajikan laporan.

f. Prosedur merupakan kumpulan langkah-langkah baku untuk menangani suatu peristiwa yang terjadi setiap hari di perusahaan. g. Pengendalian berfungsi untuk menjamin agar setiap komponen sistem

Gambar 2.1: Komponen Sistem Informasi Akuntansi Sumber: Wing Wahyu Winarno (2006:2.3)

4. Peranan Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi yang merupakan salah satu bagian dari perusahaan dan diperlukan dalam mengendalikan manajer suatu organisasi. Peranan yang dapat diberikan oleh sistem informasi akuntansi dalam suatu sistem di perusahaan meliputi, menurut Abdul (1994:39-43): a. Perencanaan

Sistem informasi akuntansi menghasilkan informasi berupa informasi keuangan dan data akuntansi. Perencanaan ini merupakan data informasi akuntansi telah terjadi di masa lampau, tetapi sebagai titik awal dapat merencanakan kegiatan masa depan. Informasi yang paling banyak dibutuhkan oleh perusahaan adalah masa datang yang dapat diperoleh dari berbagai sumber.

Sistem Informasi

Basis Data

Komputer Program Jaringan Komunikasi Dokumen

dan Laporan

Prosedur Sistem Pengendalian

b. Koordinasi

Koordinasi merupakan suatu fungsi dalam suatu organisasi perusahaan yang memerlukan kerjasama berupa informasi antar bagian untuk melaksanakan operasi perusahaan, misalnya bagian produksi, keuangan, dan pemasaran. Informasi antar bagian dalam perusahaan dapat menggunakan sistem database, dimana sistem database merupakan suatu sistem informasi yang mengintegerasikan kumpulan data yang saling berhubungan dengan data yang lainnya.

c. Penilaian dan Pengendalian

Ukuran prestasi kerja merupakan jenis informasi yang jelas untuk pengendalian dan data tersebut dikumpulkan selama kegiatan operasi berjalan. Proses penilaian dimulai dengan membandingkan hasil yang dicapai dengan rencana.

d. Pengambilan Keputusan

Seseorang yang membuat keputusan harus selalu menjadi bagian dalam suatu pilihan, namun ada kecenderungan pada beberapa perancang sistem informasi akuntansi bahwa data akan banyak membantu dalam membuat keputusan ada tiga unsur yaitu data, model keputusan, dan pembuat keputusan.

5. Hubungan Sistem Informasi Akuntansi dengan Sistem Informasi Lainnya Sistem informasi akuntansi menurut Wing Wahyu (2006:1.15-1.16) tidak dapat berdiri sendiri, karena harus berhubungan dengan sistem-sistem informasi lain yang ada di dalam perusahaan. Sistem biasanya memiliki subsistem-subsistem yang lebih kecil, namun bila dilihat dari sekumpulan subsistem akan memiliki sistem induk, atau disebut suprasistem.

Suprasistem

Sistem

Subsistem

Gambar 2.2: Hubungan Sistem Informasi Akuntansi dengan Sistem yang Lebih Besar dan Lebih Kecil

Sumber: Wing Wahyu Winarno (2006:1.15) Sistem Informasi Perusahaan Sistem Informasi Akuntansi Sistem Informasi Manajemen Sistem Informasi Produksi Sistem Informasi Anggaran Sistem Informasi Penggajian Sistem Informasi Penjualan Sistem Informasi Pembelian

Wing Wahyu Winarno (2006:1.15-1.16) berpendapat bahwa setiap perusahaan biasanya tidak hanya memiliki satu sistem informasi saja, melainkan beberapa sistem informasi yang masing-masing bermanfaat sesuai dengan fungsinya. Sistem informasi fungsional, yaitu sistem informasi yang dirancang dan ditujukan untuk fungsi-fungsi tertentu di dalam perusahaan seperti fungsi produksi, fungsi keuangan, fungsi persediaan, dan fungsi penjaminan mutu.

Pejabat perusahaan yang bertanggungjawab terhadap pengadaan, penerapan, penyelenggaraan, dan perbaikan sistem informasi fungsional adalah para manajer di departemennya masing-masing. Sistem informasi departemental dapat terjadi apabila sistem informasi tersebut memang dapat diserahkan sepenuhnya kepada masing-masing departemen.

Tabel 2.1 Sistem Informasi Fungsional yang Banyak Dijumpai di

Perusahaan

No. Sistem Informasi Fungsi

1. Akuntansi Mencatat dan mengolah data dan transaksi akuntansi

2. Produksi Mencatat dan mengolah data produksi

3. Persediaan Mencatat dan mengolah data persediaan (misalnya persediaan barang dagangan, persediaan bahan baku, persediaan barang jadi). 4. Pemasaran Mencatat dan mengolah data

pemasaran yang meliputi data pelanggan, barang dan jasa yang ditawarkan.

5. Personalia Mencatat juga mengolah data karyawan dan data dari manajer perusahaan.

6. Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi bagi Perusahaan

Menurut Wing Wahyu (2006:1.16-1.17) sistem informasi akuntansi yang dibangun dan digunakan oleh perusahaan, akan memberi pengaruh proses kegiatan di dalam perusahaan. Sistem informasi akuntansi yang sudah dikomputerisasi akan memberikan pengaruh sebagai berikut:

a. Pekerjaan administrasi dan klerikal dapat dikerjakan lebih cepat dan lebih akurat.

b. Karyawan dalam membagi tugas dan tanggungjawabnya tidak dapat lagi dilakukan secara fisik.

c. Struktur organisasi yang terdapat di dalam perusahaan akan menerapkan sistem informasi manual lebih bersifat hirarkis atau birokratis, yaitu banyak tingkatan dan banyak staf karena masing-masing karyawan perlu menjalankan fungsi yang berbeda meskipun saling terkait.

d. Perusahaan manual akan menyimpan data dalam dokumen dan berkas fisik, sehingga perlu disimpan oleh masing-masing bagian yang menanganinya selain itu diperlukan tempat penyimpanan fisik seperti lemari dan laci.

e. Sistem manual dalam menghasilkan pelaporannya akan lebih lambat, tidak bervariasi, dan kurang akurasinya.

7. Tujuan Umum Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi

Terdapat beberapa tujuan umum dalam pengembangan sistem informasi akuntansi, yaitu (Mulyadi, 2010:20):

a. Menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru

Pengembangan sistem akuntansi terjadi jika perusahaan baru didirikan atau perusahaan menciptakan usaha baru yang berbeda dengan usaha yang telah dijalankan selama ini.

b. Memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada

Sistem informasi akuntansi yang berlaku tidak dapat memenuhi kebutuhaan bagi perusahaan, baik dalam hal mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur informasi yang terdapat dalam laporan, sehingga dapat terjadinya perbaikan informasi.

c. Memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan internal

Akuntansi merupakan alat pertanggungjawaban kekayaan dalam suatu organisasi. Pengembangan dalam sistem informasi akuntansi ini seringkali ditujukan untuk memperbaiki perlindungan terhadap kekayaan organisasi, sehingga penggunaan kekayaan dapat berjalan dengan baik.

d. Mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi Pengembangan sistem informasi akuntansi seringkali ditujukan untuk menghemat biaya, sehingga dalam memperolehnya diperlukan pengorbanan dari sumber ekonomi yang lain. Informasi yang dihasilkan

harus dipertimbangkan dengan baik antara manfaat dan pengorbanan, sehingga catatan akuntansi dapat diperiksa secara seksama.

8. Profesi di Bidang Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi menurut Wing Wahyu (2006:1.13-1.15) memiliki banyak komponen dan proses di dalamnya, sehingga memerlukan karyawan dan staf dengan peran yang berbeda-beda. Peran dan tugas pokok yang cukup sering dijumpai di dalam perusahaan antara lain sebagai berikut:

a. Analis sistem (system analyst), adalah orang yang bertugas mengevaluasi kinerja sistem informasi, seorang analis sistem wajib menguasai cara kerja sistem informasi, proses bisnis, akuntansi, pengetahuan komputer, dan basis data.

b. Perancang sistem (system designer), adalah orang yang bertugas untuk merancang sistem informasi, pengetahuan yang harus dikuasai sama dengan pengetahuan yang ada di dalam analis sistem.

c. Administrator basis data (database administrator), adalah orang yang bertanggungjawab memelihara basis data di dalam perusahaan agar tetap berfungsi dengan baik. Administrator basis data bertugas merancang dan membuat tabel yang diperlukan, membagi hak pemakaian tabel oleh masing-masing jenis pemakai, memelihara dan mengendalikan data agar selalu update.

d. Penulis program (programmer), adalah staf yang bertugas untuk menerjemahkan rancangan seorang perancang sistem ke dalam bahasa

program komputer, penulis program harus menguasai setidaknya satu bahasa komputer.

e. Perancang web (web designer), yaitu orang yang bertugas untuk membuat situs atau web perusahaan yang akan ditampilkan di internet. Perancang web wajib menguasai bahasa pemrograman internet, seluk beluk internet, dan jaringan komputer, dan basis data.

f. Administrator jaringan (network administrator), orang yang bertugas untuk mengendalikan jaringan komputer agar tetap berfungsi dengan baik. Administrator jaringan ini perlu mengetahui tentang sistem operasi jaringan, perangkat satu jaringan komputer, dan pengetahuan komputer.

g. Administrator web (web administrator), orang yang bertugas untuk memantau, meng-update, dan mengendalikan jaringan internet. Pengetahuan yang perlu didalami adalah mirip dengan administrator jaringan ditambah dengan pengetahuan mengenai internet.

h. Pustakawan (librarian), orang yang bertugas menyimpan dan mengadministrasi program dan data perusahaan serta memberikan akses kepada pengguna program dan data pada waktu yang diijinkan. Pustakawan wajib mengetahui tentang pengarsipan dan penyimpanan file.

i. Teknisi (technician), yaitu orang yang bertugas untuk merawat dan mereparasi perangkat komputer dan jaringan bila ada gangguan. Pengetahuan yang wajib diketahui mahir dalam perangkat keras komputer dan jaringan.

j. Pemakai akhir (end-user), adalah orang yang menggunakan program aplikasi atau sistem informasi. Pemakai akhir tidak perlu mengetahui teknik pemrograman, teknik komputer, dan teknik basis data.

C. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas

1. Pengertian Penerimaan Kas

Menurut Zaki Baridwan (1994:158) penerimaan kas adalah berbagai macam sumber, sumber yang sering terjadi seperti pelunasan piutang, penjualan aktiva tetap, dan pinjaman yang berasal dari bank ataupun wesel, sedangkan James A Hall (2009:239) berpendapat bahwa Ruang penerimaan dokumen menerima cek dari pelanggan bersama dengan permintaan pembayaran, dimana dokumen ini berisi informasi utama yang diperlukan untuk akun pelanggan.

Wing Wahyu Winarno (2006:15,3) mengemukakan juga tentang penerimaan kas yang berarti Siklus yang digunakan untuk mengubah produk dan jasa perusahaan menjadi kas. Lembaga pendidikan seperti sekolah termasuk dalam bidang yang bergerak di bidang jasa sehingga kas yang didapatkan berasal dari siswa di sekolah atau lembaga pendidikan yang menggunakan jasa akademis oleh guru-guru yang mendidik.

Sedangkan menurut Munawir (2004:8) kas adalah uang tunai yang bias dimanfaatkan untuk membiayai operasional sebuah perusahaan. Selain itu, kas juga bias diartikan sebagai cek yang diterima dari seseorang dan simpanan dalam sebuah perusahaan berbentuk giro atau demand deposit (simpanan yang sewaktu-waktu bisa diambil dengan memakai cek atau bilyet giro).

Penerimaan kas dari beberapa pengertian di atas dapat memperoleh kesimpulan bahwa penerimaan kas adalah suatu siklus yang dapat mengubah jenis-jenis perusahaan dalam kegiatan bisnisnya menjadi sebuah kas dan penghasilan untuk perusahaan tersebut.

2. Prinsip-Prinsip dalam Penerimaan Kas

Menurut Zaki Baridwan (1994:158) prinsip-prinsip yang perlu diingat dalam menyusun prosedur penerimaan kas adalah sebagai berikut:

a. Menetapkan tanggung jawab pengelolaan dan pengawasan fisik. b. Semua surat masuk harus dibuka dengan pengawasan yang cukup. c. Harus dibuat catatan oleh yang membuka surat tentang cek atau

uang yang diterima, dari siapa, jumlah dan tujuannya untuk siapa. d. Semua penjualan tunai harus dibuatkan nota penjualan yang sudah

diberi nomor urut atau dicatat dalam mesin cash register.

e. Daftar penerimaan uang harus dicocokkan dengan jurnal penerimaan uang.

f. Tembusan nota penjulan tunai harus dikirimkan ke kasir dan bagian pengiriman.

g. Bukti setor bank setiap hari dicocokkan dengan daftar penerimaan uang harian dan catatan dalam jurnal penerimaan uang.

h. Semua penerimaan uang harus disetorkan pada hari itu juga atau pada awal hari kerja berikutnya.

i. Rekonsiliasi laporan bank harus dilakukan oleh orang yang tidak berwenang menerima uang maupun yang menulis cek.

j. Kunci cash register harus dipegang oleh orang yang tidak mengelola kas.

k. Diadakan rotasi pegawai agar tidak timbul kerjasama untuk berbuat kecurangan.

3. Prosedur Penerimaan Kas

James A Hall (2009:239-243) mengatakan prosedur penerimaan kas memiliki dua aspek, yaitu:

a. Prosedur Ruang Penerimaan Dokumen

Ruang penerimaan dokumen menerima cek dari pelanggan bersama dengan permintaan pembayaran. Dokumen ini berisi informasi utama yang diperlukan untuk akun pelanggan. Permintaan pembayaran merupakan contoh dari dokumen perputaran, dan biasanya ini adalah bagian dari faktur yang telah ditagihkan ke pelanggan.

b. Departemen Penerimaan Kas

Cek yang hilang dan salah dikirimkan dari ruang penerimaan dokumen dan departemen penerimaan kas diidentifikasi pada proses ini. Jurnal penerimaan kas akan dicatat oleh bagian keuangan setelah proses rekonsiliasi antara cek dengan permintaan pembayaran. Tiga departemen dalam penerimaan kas, yaitu departemen piutang dagang, departemen buku besar, dan departemen controller.

4. Formulir-Formulir dalam Penerimaan Kas

Formulir-formulir yang digunakan dalam pengelolaan dan pengawasan untuk siklus penerimaan kas dapat dikelompokkan sebagai berikut, menurut Zaki Baridwan (1994:168):

a. Dokumen asli pendukung setiap penerimaan kas.

b. Data harian yang menunjukkan kumpulan atau ringkasan penerimaan kas.

c. Buku jurnal.

d. Buku pembantu piutang dan buku besar.

5. Diagram Aliran Siklus Penerimaan Kas

Siklus penerimaan kas dapat juga digambarkan kegiatannya dengan diagram alir atau flowchart, yang memiliki perbedaan dengan DFD hanya menggambarkan aliran data dan informasi. Siklus penerimaan kas memiliki bagian-bagian yang terdapat di dalamnya, menurut Wing Wahyu Winarno (2006:15.25), yaitu:

a. Bagian penjualan, yang berfungsi untuk menerima pesanan dari pembeli dan meng-inputnya ke dalam komputer.

b. Bagian kredit, yang bertanggungjawab untuk memelihara catatan para konsumen, sehingga dapat diketahui konsumen yang rajin membayar dan konsumen yang bermasalah (dalam premi).

c. Bagian gudang, yang bertugas menerima perintah dari bagian penjualan untuk memberikan jasanya kepada konsumen, dan akan diberikan arsip untuk penagihan dari jasa yang telah diberikan kepada konsumen.

d. Bagian penagihan, yang bertugas mengirimkan faktur penjualan atau tagihan kepada konsumen.

e. Bagian keuangan, yang bertanggungjawab untuk menerima pembayaran dari pembeli dan menyelenggarakan pencatatan atas penerimaan pembayaran.

6. Kegiatan Pokok Siklus Penerimaan Kas

Kegiatan-kegiatan yang ada di dalam siklus ini adalah berisi kegiatan yang berhubungan dengan penyerahan barang dan jasa dari perusahaan kepada pembeli. Wing Wahyu (2006:15.4) mengemukakan kegiatan-kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Memenuhi permintaan penawaran harga oleh calon pembeli.

b. Menerima pesanan dari pembeli, untuk menjual barang atau jasa perusahaan.

d. Menyampaikan tagihan dan menerima pembayaran.

e. Menyajikan berbagai informasi yang berhubungan dengan penjualan. Wing Wahyu (2006:15.4) berpendapat juga bahwa departemen yang terlibat dalam siklus penerimaan kas ada dua, yaitu bagian pemasaran dan bagian keuangan. Bagian pemasaran terlibat dalam penerimaan pesanan hingga penyampaian produk kepada pelanggan, sedangkan bagian keuangan bertanggungjawab untuk menagih dan menerima pembayaran dari pelanggan.

7. Permintaan Penawaran Harga

Menurut Wing Wahyu Winarno (2006:15.5) permintaan penawaran harga seringkali terjadi pembeli tidak dapat secara langsung membeli barang atau jasa kepada perusahaan ketika memerlukan yang dibutuhkannya, terutama apabila kebutuhannya meliputi jumlah yang besar dan berharga material. Pembeli yang tidak langsung membeli biasanya mereka ingin membandingkan harga dari beberapa pemasok atau perusahaan. Pembeli yang cocok dengan harga yang ditawarkan oleh pemasok atau perusahaan tertentu, maka pembeli tersebut akan membeli kepada pemasok atau perusahaan itu.

8. Penerimaan Pesanan Penerimaan Kas

Wing Wahyu Winarno (2006:15.8) mengatakan penerimaan pesanan penjualan merupakan kegiatan menerima order dari pembeli kepada perusahaan. Pembeli dapat memesan barang atau jasa dapat

melalui telepon, fax, e-mail, atau menggunakan formulir pesanan penjualan. Pesanan penjualan (purchase order) sebenarnya sama dengan sales order, karena hanya berbeda sudut pandangannya saja. Purchase order akan dilihat dari sisi pembeli jika mereka membeli sebuah barang atau jasa yang ditawarkan, sedangkan sales order sebagai penjual karena mereka menjual barang atau jasa.

Purchase order dapat disediakan oleh penjual, baik melalui kantor pemasaran, atau melalui jalur internet sehingga pembeli langsung mengambil, mengisi, dan mengirimkannya kepada perusahaan. Purchase order bisa juga dibuat sendiri oleh pembeli, karena pembeli sudah menerapkan formulir purchase order (P/O) khusus, tetapi yang mengisi formulir ini haruslah tetap pembeli.

9. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas yang Terkomputerisasi James Hall (2009:249-252) mengatakan teknologi dapat menjadi alat yang sangat baik untuk mencapai perubahan organisasi. Perubahan

Dokumen terkait