• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini merupakan bab terakhir dari penelitian ini, yang berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan. Pada bab ini juga akan terjawab pertanyaan apa yang dilihat dalam penelitian yang dilakukan, serta berisi saran-saran, baik yang bermanfaat bagi penulis secara pribadi maupun bagi lembaga-lembaga yang terkait secara umum.

34 BAB II

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

1. GAMBARAN UMUM KABUPATEN KARO 1.1Letak Geografis

Kabupaten Karo merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara, yang terletak pada jajaran Dataran Tinggi Bukit Barisan dan sebelah barat daya berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia serta merupakan daerah hulu sungai. Secara geografis Kabupaten Karo terletak pada koordinat 20º50’- 30º19’ Lintang Utara dan 97º55’- 98º38’ Bujur Timur.

• Sebelah Utara : Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli Serdang

• Sebelah Selatan : Kabupaten Dairi dan Kabupaten Samosir

• Sebelah Barat : Provinsi Nangroe Aceh Darusalam

• Sebelah Timur : Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Simalungun

Kabupaten Karo mempunyai wilayah seluas 2.127,25 Km² atau 2,97% dari luas Provinsi Sumatera Utara. Ibukota Kabupaten Karo adalah Kabanjahe yang terletak sekitar 76 km sebelah selatan kota Medan ibukota Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten Karo yang secara administratif dibagi atas 17 kecamatan, 10 kelurahan dan 262 desa. Wilayah yang terluas adalah Kecamatan Mardingding yakni 267,11 Km² (12,56% dari luas kabupaten) dan kecamatan dengan luas

35

terkecil adalah Kecamatan Berastagi seluas 30,5 Km² (1,43% dari luas kabupaten).

Tabel 2.1

Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Karo Tahun 2008

No. Kecamatan Banyaknya Desa/Kelurahan Luas (Km²) Rasio Terhadap Total Luas Kabupaten (%) 1 Mardingding 12 267,11 12,56 2 Laubaleng 15 252,60 11,87 3 Tigabinanga 19 160,38 7,54 4 Juhar 24 218,56 10,27 5 Munte 22 125,64 5,91 6 Kutabuluh 16 195,70 9,20 7 Payung 8 47,24 2,22 8 Tiganderket 17 86,76 4,08 9 Simpang Empat 17 93,48 4,39 10 Naman Teran 14 87,82 4,13 11 Merdeka 9 44,17 2,08 12 Kabanjahe 13 44,65 2,10

36

Sumber : Kabupaten Karo Dalam Angka Tahun 2009 (BPS Kabupaten Karo)

1.2Kependudukan

Penduduk sebagai subyek dan sekaligus obyek perencanaan merupakan bagian dari faktor sosial yang selalu berubah. Salah satu aspek penting yang harus diketahui ialah perkembangan jumlah penduduk. Hasil Sensus tahun 2000 Penduduk Kabupaten Karo berjumlah 284.713 jiwa. Pada tahun 2012 sebesar 358.823 yang mendiami wilayah seluas 2.127,25 Km2. Laju Pertumbuhan Penduduk Karo tahun 2010-2012 adalah sebesar 1,07 persen per tahun. Tahun 2012 di Kabupaten Karo penduduk laki-laki lebih sedikit dari perempuan. Laki-laki berjumlah 178.073 jiwa dan perempuan berjumlah 180.750 jiwa. Selanjutnya dengan melihat jumlah penduduk yang berusia di bawah 15 tahun dan 65 tahun ke atas, maka diperoleh rasio ketergantungan sebesar 58,58 yang berarti setiap seratus orang usia produktif menanggung 58,58 orang dari usia di bawah 15 tahun

13 Berastagi 9 30,50 1,43 14 Tigapanah 22 186,84 8,78 15 Dolat Rayat 7 32,25 1,52 16 Merek 19 125,51 5,90 17 Barusjahe 19 128,04 6,02 Jumlah 262 2.127,25 100,00

37

dan 65 tahun ke atas. beban tanggungan anak bagi usia produktif sebesar 51 dan beban tanggungan lanjut usia begi penduduk usia produktif sebesar 8.

Ditinjau dari segi etnis, penduduk Kabupaten Karo mayoritas adalah suku Karo, sedangkan suku lainnya seperti suku Batak Toba, Mandailing, Jawa, Simalungun dan suku lainnya hanya sedikit jumlahnya. Komposisi penduduk berdasarkan agama yang dianut memperlihatkan bahwa penganut agama Kristen merupakan yang terbanyak disusul oleh pemeluk agama Islam dan lainnya.

1.3Perekonomian Daerah

Pembangunan ekonomi daerah dapat menumbuhkan kegiatan-kegiatan sektor lapangan usaha sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui sektor-sektor usaha formal maupun informal. Pada prinsipnya pembangunan ekonomi itu sendiri merupakan rangkaian usaha yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, pemerataan pendapatan masyarakat dan peningkatan hubungan ekonomi regional dalam peningkatan investasi daerah sehingga dapat menggairahkan lapangan usaha dengan sektor-sektor ekonomi yang ada di Kabupaten Karo.

Jika dilihat dari kontribusi Kabupaten Karo terhadap perkembangan PDRB Sumatera Utara, diketahui bahwa rata-rata kontribusi Kabupaten Karo dari tahun 2004-2007 adalah sebesar 2,93%. Sebagaimana diketahui bahwa PDRB merupakan salah satu indikator ekonomi makro yang dapat memberikan petunjuk

38

sejauhmana perkembangan ekonomi dan struktur ekonomi suatu daerah. Struktur ekonomi suatu wilayah sangat ditentukan oleh besarnya peranan sektor-sektor ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa. Struktur yang terbentuk dari nilai tambah yang diciptakan oleh masing-masing sektor menggambarkan ketergantungan suatu daerah terhadap kemampuan berproduksi dari masing-masing sektor. Struktur ekonomi suatu wilayah akan menentukan arah pengembangan wilayah tersebut. Struktur perekonomian dapat memberikan karakteristik yang berbeda pada wilayah tersebut.

Sektor pertanian merupakan bagian terpenting dalam perekonomian Kabupaten Karo. Peranan sektor ini terhadap PDRB Karo pada tahun 2012 sekitar 60,98 persen untuk harga berlaku. Sektor pertanian dikelompokkan menurut sub sektor tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan dan sektor kehutanan.

Sementara sektor listrik, gas dan air bersih serta pertambangan dan penggalian memberikan kontribusi yang sangat kecil. PDRB Kabupaten Karo menurut lapangan usaha atas harga konstan pada tahun 2008 sebesar Rp. 3.019,38 milyar. Dari PDRB tersebut diketahui bahwa sektor pendukung utama perekonomian Kabupaten Karo adalah sektor pertanian. sebesar Rp. 1.770,60 milyar pada tahun 2008. Sedangkan persentase kontribusi yang terkecil adalah sektor listrik, gas dan air minum sebesar Rp. 9,12 milyar. Kontribusi PDRB Kabupaten Karo tahun 2000-2008 setiap sektor selalu mengalami perubahan dari tahun ke tahun, terkadang mengalami penurunan namun di tahun berikutnya terjadi peningkatan yang cukup signifikan terhadap struktur ekonomi Kabupaten

39

Karo. Sektor yang mengalami penurunan secara signifikan adalah sektor pertanian dimana pada tahun 2008 memberikan kontribusi sebesar 58,64%.

Kontribusi sektor pertanian selalu mengalami penurunan setiap tahun yaitu dari 66,20% pada tahun 2000 menjadi 58,64% pada tahun 2008. Sebaliknya sektor perdagangan, hotel dan restoran, jasa-jasa serta pengangkutan dan komunikasi selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Meskipun sektor pertanian merupakan sektor pemberi kontribusi terbesar terhadap PDRB Kabupaten Karo, akan tetapi kontribusi yang diberikan dari tahun ke tahun semakin rendah, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terjadi tren penurunan dalam sektor pertanian ini. Kondisi ini diakibatkan oleh berbagai faktor antara lain disebabkan terjadinya alih fungsi lahan pertanian dan berkurangnya minat masyarakat untuk berusaha di sektor pertanian dan juga terjadinya alih profesi, dan lain-lain. Di sisi lain, sektor perdagangan, hotel dan restoran mengalami peningkatan sebesar 14,25% pada tahun 2008, disusul sektor jasa-jasa sebesar 11,11% pada tahun 2008.

1.4Pemerintahan Daerah 1.4.1 Wilayah Administrasi

Secara administrasi Kabupaten Karo terdiri dari 17 kecamatan, 10 kelurahan dan 269 desa. Pusat pemerintahan Kabupaten Karo berada di Kabanjahe. Susunan Pemerintah Daerah seperti yang diatur menurut UU No. 22 Tahun 1999 bahwa di daerah dibentuk DPRD sebagai Badan Legislatif Daerah dan Pemerintah Daerah sebagai Badan Eksekutif Daerah. Kepala Daerah

40

Kabupaten disebut Bupati, dan dalam melaksanakan tugas dan kewenangan selaku Kepala Daerah, Bupati dibantu oleh seorang Wakil Bupati.

1.4.2 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Untuk menetapkan anggota DPRD Karo Periode 2009-2014, maka telah diadakan wilayah daerah pemilihan yang terdiri dari (a) Daerah Pemilihan I: Kabanjahe; (b) Daerah Pemilihan II: Berastagi, Simpang Empat, Merdeka dan Namanteran; (c) Daerah Pemilihan III: Tigapanah, Barusjahe, Merek dan Dolat Rayat; (d) Daerah Pemilihan IV: Munte, Payung, Kutabuluh dan Tiganderket; (e) Daerah Pemilihan V: Tigabinanga, Juhar, Laubaleng dan Mardingding.

Dari hasil pemilihan tersebut diharapkan menghasilkan komposisi legislatif yang proporsional dalam mewakili aspirasi daerah masing-masing untuk mempercepat proses pembangunan. Hasil pemilu menetapkan 35 orang anggota DPRD Karo dari 17 partai peserta pemilu. PDI Perjuangan memperoleh suara terbanyak dengan jumlah anggota dewan 7 orang.

1.4.3 Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Jumlah Pegawai Negeri Sipil daerah di Kabupaten Karo pada Januari 2012 ada sebanyak 7.579 orang. Jumlah PNS ini jika dirinci menurut golongan, sebagian besar merupakan golongan III yaitu terdiri dari 43,71 persen dan Golongan IV sebesar 33,37 persen. Sedanglan Golongan II hanya sekitar 21,76 persen dan Golongan I sekitar 1,16 persen.

41

2. GAMBARAN UMUM DPRD KABUPATEN KARO

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Karo merupakan Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan Pemerintahan Daerah bersama-sama Pemerintah Daerah. Anggota DPRD terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum yang dipilih secara langsung melalui Pemilihan Umum. DPRD Kabupaten Karo beralamat di Jl. Veteran No. 14. Berdasarkan hasil pemilihan umum tahun 2009, anggota DPRD Kabupaten Karo berjumlah 35 orang, dengan rincian laki-laki berjumlah 31 orang dan perempuan berjumlah 4 orang.

Sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Karo Nomor 11 Tahun 2011 tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. pasal 32, disebutkan bahwa susunan alat kelengkapan DPRD adalah sebagai berikut:

a. Pimpinan; b. Komisi;

c. Badan Musyawarah; d. Badan Anggaran; e. Badan Legislasi Daerah; f. Badan Kehormatan; g. Fraksi;

42

2.1 Profil Anggota DPRD Kabupaten Karo Periode 2009-2014

Jumlah anggota DPRD Kabupaten Karo periode 2009-2014 adalah sebanyak 35 orang. Menurut Undang-Undang No.32 Tahun 2004, dalam meningkatkan kualitas anggota DPRD perlu memenuhi sejumlah syarat. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi, antara lain: (1) berpendidikan minimal SMA/Sederajat; (2) memiliki integritas kepemimpinan; (3) tidak dalam status tersangka; (4) mengenal daerahnya dan dikenal oleh masyarakat daerahnya; dan (5) menyerahkan daftar kekayaan. Dilihat dari latar belakang pendidikan anggota DPRD Kabupaten Karo, sebanyak 14 orang berpendidikan SMA sederajat, 19 orang berpendidikan sarjana, 2 orang berpendidikan Magister (S2). Dari gambaran tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar anggota DPRD Kabupaten Karo sudah berpendidikan sarjana.

Tabel 2.2

Anggota DPRD Kabupaten Karo Periode 2009-2014

NO. NAMA JABATAN

1. Effendy Sinukaban , SE Ketua DPRD Kab. Karo

2. Ferianta Purba, SE Wakil Ketua DPRD Kab.Karo

3. Onasis Sitepu, ST Wakil Ketua DPRD Kab. Karo

4. Aceh Silalahi Anggota DPRD Kab. Karo

5. Alar Karo-karo Anggota DPRD Kab. Karo

43

7. Chairani br Karo Anggota DPRD Kab. Karo

8. Drs. Darta Bangun Anggota DPRD Kab. Karo

9. Ir. Edi Ulina Ginting Anggota DPRD Kab. Karo

10. Eka Jaya Sitepu, SE Anggota DPRD Kab. Karo

11. Frans Dante Ginting Anggota DPRD Kab. Karo

12. Gilbert Ginting Anggota DPRD Kab. Karo

13. Harapan Sitepu Anggota DPRD Kab. Karo

14. Harison Sitepu, SP Anggota DPRD Kab. Karo

15. Inganta Kembaren, SH Anggota DPRD Kab. Karo

16. Join Fransisco Ginting Anggota DPRD Kab. Karo

17. Makmur Jambak, S.Pdi Anggota DPRD Kab. Karo

18. Martin Luter Sinulingga Anggota DPRD Kab. Karo

19. Masdin DT Ginting Anggota DPRD Kab. Karo

20. Ir. Monni Pandia Anggota DPRD Kab. Karo

21. Natanail Ginting, SE Anggota DPRD Kab. Karo

22. Pengamat Sembiring, SE Anggota DPRD Kab. Karo

23. Perhiasen Triwati br Ginting Anggota DPRD Kab. Karo

44

25. Rendra Gaulle Ginting, SH Anggota DPRD Kab. Karo

26. Sarijon Bako, SP Anggota DPRD Kab. Karo

27. Saut Gurning Anggota DPRD Kab. Karo

28. Sentosa Sinulingga Anggota DPRD Kab. Karo

29. Siti Aminah br Perangin-angin Anggota DPRD Kab. Karo

30. Sudarto Sitepu Anggota DPRD Kab. Karo

31. Sudirman Ginting Anggota DPRD Kab. Karo

32. Sumihar Sagala, SE Anggota DPRD Kab. Karo

33. Suranta Ginting, SE Anggota DPRD Kab. Karo

34. Suranta Sitepu, S.Si Anggota DPRD Kab. Karo

35. Ir. Thomas Sitepu Anggota DPRD Kab. Karo

Sumber: Bagian Persidangan DPRD Kabupaten Karo, 2014

2.2 Kedudukan dan Fungsi DPRD Kabupaten Karo

Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 yang kemudian direvisi kembali dengan keluarnya Undang-Undang No. 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah, kedudukan DPRD sebagai Badan Legislatif Daerah berkedudukan sejajar dan menjadi mitra kerja dari Pemerintah Daerah.

45

a. Legislasi. Fungsi legislasi diwujudkan dalam membentuk peraturan daerah bersama Bupati.

b. Anggaran. Fungsi Anggaran diwujudkan dalam membahas dan menyetujui rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah bersama Bupati.

c. Pengawasan. DPRD harus melakukan kontrol dan pengawasan atas pelaksanaan peraturan daerah dan peraturan perundang-undangan lainnya, keputusan kepala daerah, APBD, kebijakan pemerintah daerah dalam melaksanakan program pembangunan daerah dan kerjasama internasional di daerah, sehingga tidak menyimpang dari amanat dan aspirasi rakyat.

2.3 Tugas dan Wewenang DPRD Kabupaten Karo Tugas dan wewenang dari DPRD Kabupaten Karo adalah:

1. Membentuk Peraturan Daerah Kabupaten bersama Bupati;

2. Membahas dan memberikan persetujuan Rancangan Peraturan Daerah mengenai APBD yang diajukan oleh Bupati;

3. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah dan APBD;

4. Mengusulkan pengangkatan dan/atau pemberhentian Bupati dan/atau Wakil Bupati kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur bagi DPRD Kabupaten untuk mendapat pengesahan pengangkatan dan/atau pemberhentian;

46

5. Memilih Wakil Bupati dalam hal terjadi kekosongan jabatan Wakil Kepala Daerah;

6. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada Pemerintah Daerah terhadap rencana perjanjian internasional di daerah;

7. Memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama internasional yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah;

8. Meminta Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

9. Memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama dengan daerah lain atau dengan pihak ketiga yang membebani masyarakat dan daerah;

10.Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dan;

11.Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.4 Hak dan Kewajiban DPRD Kabupaten Karo

Secara kelembagaan DPRD mempunyai hak sebagai berikut:

1. Interpelasi. Adalah hak DPRD untuk meminta keterangan kepada Bupati mengenai kebijakan Pemerintah Daerah yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

2. Angket. Adalah hak DPRD untuk melakukan penyelidikan terhadap kebijakan Pemerintah Daerah yang penting dan strategis serta berdampak luas pada

47

kehidupan masyarakat, daerah, dan Negara yang diduga bertentangan dengan ketentuan peraturan perung-undangan.

3. Menyatakan Pendapat. Adalah hak DPRD untuk menyatakan pendapat terhadap kebijakan Bupati atau menganai kejadian luar biasa yang terjadi di daerah disertai dengan rekomendasi penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket.

Sedangkan kewajiban seorang anggota DPRD adalah sebagai berikut:

a. Mengamalkan Pancasila;

b. Melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan menaati segala peraturan perundang-undangan;

c. Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah;

d. Mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dan keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia;

e. Memperhatikan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat di daerah;

f. Menyerap, menghimpun, menampung, dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat;

g. Mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan;

h. Memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politis kepada pemilih dan daerah pemilihannya;

48

j. Menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja dengan lembaga yang terkait.

3. DINAMIKA POLITIK LOKAL

Dari hasil Pemilihan Umum Legislatif, berdasarkan keputusan KPU Kabupaten Karo dari 35 kursi DPRD, hanya 17 partai politik yang berhasil mendudukkan anggotanya di DPRD Kabupaten Karo. Partai PDI Perjuangan mendapatkan 7 kursi, Partai Golkar 4 kursi, PIS 3 kursi, PAN 3 kursi, PKPB 3 kursi, PDK 2 kursi, Demokrat 2 kursi, PPPI 2 kursi, sementara sisanya didapatkan oleh PKPI, Gerindra, Patriot, PIB, PDS, Republikan, Barnas, Hanura dan Pelopor yang masing-masing mendapatkan 1 kursi.

Gambar 2.1

Perolehan Kursi Hasil Pemilu Legislatif Tahun 2009 Untuk DPRD Kabupaten Karo Periode 2009-2014

49

Untuk DPRD Kabupaten Karo, pada Pemilihan Umum Legislatif tahun 2009 dibagi menjadi 5 (lima) Daerah Pemilihan (Dapem) yaitu:

1. Dapem I meliputi kecamatan Kabanjahe memperebutkan 6 (enam) kursi;

2. Dapem II meliputi kecamatan Berastagi, Simpang Empat, Merdeka dan Naman Teran memperebutkan 8 (delapan) kursi;

3. Dapem III meliputi kecamatan Tiga Panah, Barus Jahe, Dolat Rakyat dan Merek memperebutkan 8 (delapan) kursi;

4. Dapem IV meliputi kecamatan Munte, Payung, Tiga Nderket dan Kuta Buluh memperebutkan 6 (enam) kursi;

5. Dapem V meliputi kecamatan Tiga Binanga, Juhar, Lau Baleng dan Mardingding memperebutkan 7 (tujuh) kursi.

4. STRUKTUR ORGANISASI DPRD KABUPATEN KARO 4.1 Pimpinan DPRD Kabupaten Karo

Pimpinan DPRD terdiri atas 1 (satu) orang ketua dan 2 (dua) orang wakil ketua yang berasal dari partai politik berdasarkan urutan perolehan kursi terbanyak di DPRD. Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) partai politik yang memperoleh kursi terbanyak pertama, Ketua DPRD ialah anggota DPRD yang berasal dari partai politik yang memperoleh suara terbanyak. Pimpinan DPRD sebelum memangku jabatannya mengucapkan sumpah/janji di Gedung DPRD setempat yang dipandu oleh Ketua Pengadilan Negeri bagi Pimpinan DPRD.

50 Pimpinan DPRD mempunyai tugas:

a. Memimpin sidang DPRD dan menyimpulkan hasil sidang untuk diambil keputusan;

b. Menyusun rencana kerja pimpinan dan mengadakan pembagian kerja antara ketua dan wakil ketua;

c. Melakukan koordinasi dalam upaya menyinergikan pelaksanaan agenda dan materi kegiatan dari alat kelengkapan DPRD;

d. Menjadi juru bicara DPRD;

e. Melaksanakan dan memasyarakatkan keputusan DPRD;

f. Mewakili DPRD dalam berhubungan dengan lembaga/instansi lainnya;

g. Mengadakan konsultasi dengan bupati dan pimpinan lembaga/instansi lainnya sesuai dengan keputusan DPRD;

h. Mewakili DPRD di pengadilan;

i. Melaksanakan keputusan DPRD berkenaan dengan penetapan sanksi atau rehabilitasi anggota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; j. Menyusun rencana anggaran DPRD bersama sekretariat DPRD yang

pengesahannya dilakukan dalam Rapat Paripurna; dan,

k. Menyampaikan laporan kinerja pimpinan DPRD dalam rapat paripurna DPRD yang khusus diadakan untuk itu.

Tabel 2.3

Pimpinan DPRD Kabupaten Karo Periode 2011-2014

No. Nama Jabatan Partai

51

2 Ferianta Purba, SE Wakil Ketua Golkar

3 Onasis Sitepu, ST Wakil Ketua Partai Indonesia Sejahtera

Sumber: Bagian Persidangan DPRD Kabupaten Karo, 2014

4.2 Komisi-komisi DPRD Kabupaten Karo

Komisi merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat tetap dan dibentuk oleh DPRD pada awal masa jabatan keanggotan DPRD. Setiap anggota DPRD kecuali pimpinan DPRD, wajib menjadi anggota salah satu komisi. Jumlah komisi di DPRD Kabupaten Karo terdiri dari 3 komisi. Penempatan anggota DPRD dalam komisi-komisi dan perpindahan ke komisi-komisi didasarkan atas usul fraksinya.

Ketua, wakil ketua, dan sekretaris komisi dipilih dari dan oleh anggota komisi dan dilaporkan dalam rapat paripurna DPRD. Jabatan pimpinan komisi tidak dapat dirangkap dengan pimpinan alat kelengkapan lainnya. Pembagian tugas pimpinan komisi diatur sendiri oleh pimpinan komisi berdasarkan tugas komisi. Masa penempatan anggota dalam komisi dan perpindahan ke komisi lain, diputuskan dalam rapat paripurna DPRD atas usul fraksi pada awal tahun anggaran.

Komisi mempunyai tugas:

a. Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. Melakukan pembahasan terhadap rancangan peraturan daerah dan rancangan keputusan DPRD;

52

c. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah dan APBD sesuai dengan ruang lingkup tugas komisi;

d. Membantu Pimpinan DPRD untuk mengupayakan penyelesaian masalah yang disampaikan oleh kepala daerah dan/atau masyarakat kepada DPRD;

e. Menerima, menampung dan membahas serta menindaklanjuti aspirasi masyarakat;

f. Memperhatikan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat di daerah;

g. Melakukan kunjungan kerja komisi yang bersangkutan atas persetujuan pimpinan DPRD;

h. Mengadakan Rapat Kerja dan Rapat Dengar Pendapat;

i. Mengajukan usul kepada pimpinan DPRD yang termasuk dalam ruang lingkup bidang tugas masing-masing komisi;

j. Memberikan laporan tertulis kepada pimpinan DPRD tentang hasil pelaksanaan tugas komisi.

Selain hal tersebut, tugas komisi dalam pembentukan peraturan daerah adalah mengadakan persiapan, penyusunan, pembahasan dan penyempurnaan rancangan peraturan daerah dan atau peraturan/keputusan DPRD yang termasuk dalam ruang lingkup tugasnya.

1. Komisi A: Bidang Pemerintahan, Aparatur, Pertanian dan Peternakan Ketua : Frans Dante Ginting

Wakil Ketua : Sumihar Sagala, SE Sekretaris : Dra. Remita Br Sembiring

53 Anggota : 1. Suranta Ginting, SE

2. Gilbert Ginting

3. Join Fransisco Ginting 4. Makmur Jambak, S.Pdi

5. Harapan Sitepu 6. Ir. Monni Pandia

7. Perhiasen Triwaty br Ginting

Mitra kerja Komisi A DPRD Kabupaten Karo, yakni: Asisten I Pemerintahan Setda Kab. Karo, Badan Pertanahan Nasional, Kantor Statistik, Bagian Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah, Bagian Pemerintahan Desa dan Kelurahan, Bagian Hukum dan Organisasi Tata Laksana, Bagian Bina Program, Bagian Protokol, Bagian Tata Usaha, Dinas Informasi, Komunikasi dan PDE, Dinas Perhubungan, Dinas Pertanian dan Perkebunan, Dinas Peternakan dan Perikanan, Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, Badan Kesbang, Politik dan Linmas, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa, Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan, Inspektorat, Kantor Kesatuan Satpol PP, Kecamatan, Kantor KPU.

2. Komisi B: Bidang Perekonomian dan Keuangan Ketua : Ir. Edi Ulina Ginting

Wakil Ketua : Eka Jaya Sitepu, SE Sekretaris : Natanail Ginting, SE

54 Anggota : 1. Sudarto Sitepu

2. Masdin DT Ginting 3. Inganta Kembaren, SH 4. Pengamat Sembiring, SE 5. Sudirman Ginting 6. Sentosa Sinulingga 7. Saut Gurning 8. Sarijon Bako, SP

Mitra kerja Komisi B DPRD Kabupaten Karo, yakni: Asisten II Ekonomi dan Pembangunan, Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, UPT Perpajakan, UPT Kehutanan, UPT Pertanian, UPT Perikanan, Bulog, Perbankan, UPT Bina Marga, UPT Irigasi Lau Renun Lau Biang, Bagian Perekonomian, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Kehutanan, Dinas Pertambangan dan Energi.

3. Komisi C: Bidang Kesejahteraan Rakyat Ketua : Harison Sitepu, SP

Wakil Ketua : Drs. Darta Bangun Sekretaris : Ir. Thomas Sitepu

Anggota : 1. Siti Aminah br Perangin-angin, SE 2. Martin Luter Sinulingga

55 4. Aceh Silalahi

5. Drg. Bantuan Purba, M.Si 6. Alar Karo-Karo

7. Rendra Gaulle Ginting, SH 8. Suranta Sitepu, S.Si

Mitra kerja Komisi C DPRD Kabupaten Karo, yakni: Asisten III Administrasi Setda Kab. Karo, UPT PLN, Kantor Departemen Agama, Bagian Umum dan Perlengkapan, Bagian Sosial dan Kesra Setda Kab. Karo, Dinas Pendidikan Nasional, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial dan Tenaga Kerja, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Kepemudaan dan Olahraga, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB, Kantor Kearsipan, Perpustakaan dan Dokumentasi, Kantor Perijinan Terpadu, Kantor Ketahanan Pangan, Kantor Lingkungan Hidup, Rumah Sakit Umum,

Dokumen terkait