• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berisi tentang kesimpulan dan saran-saran mengenai Tugas Akhir yang disusun.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi tentang daftar yang berisi judul buku-buku, artikel- artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan mengenai Tugas Akhir yang disusun.

5

Pada bab ini akan dibahas teori-teori yang mendukung pembuatan tugas akhir ini, yaitu teori Pengadaan Barang / Jasa, Pengadaan Barang / Jasa Melalui Internet (E-Procurement), Sistem, Sistem Informasi, Pemrograman Berorientasi Objek, MVC, serta PHP, MySQL dan Codeigniter.

2.1 Pengadaan Barang / J asa

Pengadaan barang / jasa adalah sebuah aktivitas untuk memperoleh barang atau jasa, dalam studi kasus ini biayanya didukung dari anggaran BP Dik, UPN “Veteran” atau LPTTN. Pengadaan barang/jasa pada dasarnya adalah perolehan atau penambahan barang/jasa berupa peralatan, perlengkapan, jasa konsultasi dan lain-lain. Yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai sampai diselesaikannya seluruh kegiatan hokum memperoleh barang / jasa.

Di dalam proses pengadaan barang / jasa terdapat 2 metote, yaitu pengadaan umum dan pengadaan terbatas.

2.1.1 Metode Pengadaan Umum

Pelelangan Umum adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang memenuhi syarat.

Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya pada prinsipnya dilakukan melalui metode Pelelangan Umum dengan pascakualifikasi. Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya melalui Metode

Pelelangan Umum diumumkan paling kurang di website K/L/D/I, dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat serta Portal Pengadaan Nasional melalui LPSE, sehingga masyarakat luas dan dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya. Apabila dipandang perlu, ULP dapat menambah media pengumuman antara lain dengan media cetak, radio, televisi dan mengundang Penyedia Barang/Jasa yang dianggap mampu. Dalam Pelelangan Umum tidak ada negosiasi teknis dan harga.

2.1.2 Metode Pengadaan Terbatas

Pelelangan Terbatas adalah metode pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi untuk Pekerjaan Konstruksi dengan jumlah Penyedia yang mampu melaksanakan diyakini terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks.

Khusus untuk Pekerjaan Konstruksi yang bersifat kompleks dan diyakini jumlah penyedianya terbatas, pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi dilakukan dengan Pelelangan Terbatas.

Di dalam proses pengadaan barang / jasa ada 2 prosedur pengadaan yaitu pra kualifikasi dan pasca kualifikasi.

2.1.3 Pr a Kualifikasi

Proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan lainnya dari penyedia barang/jasa sebelum memasukan penawaran.

Tata cara penilaian kualifikasi

a) Evaluasi kualifikasi dilakukan sebelum pembukaan penawaran b) Dokumen kualifikasi dapat dilengkapi

Pr osedur pengadaan barang dengan prosedur prakualifikasi a) Pengumuman prakualifikasi

b) Pengambilan dokumen c) prakualifikasi

d) Pemasukan dokumen prakualifikasi e) Evaluasi dokumen prakualifikasi f) Penetapan hasil prakualifikasi g) Pengumuman hasil prakualifikasi h) Masa sanggah prakualifikasi

i) Undangan kepada peserta yang lulus prakualifikasi j) Pengambilan dokumen pemilihan penyedia barang/jasa k) Penjelasan

l) Penyusunan berita acara acara penjelasan m) Pemasukan penawaran

n) Pembukaan penawaran

o) Evaluasi kelengkapan data administrasi dan teknis p) Evaluasi penawaran harga

q) Penetapan pemanang r) Pengumuman pemenang s) Masa sanggah

t) Penunjukan pemenang

2.1.4 Pasca Kualifikasi

proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan lainnya dari penyedia barang/jasa setelah memasukan penawaran.

Tata cara penilaian kualifikasi

a) Dokumen kualifikasi menjadi bagian dokumen penawaran dan disampaikan bersamaan

b) Tidak diperkenankan tambahan dokumen kualifikasi

c) Evaluasi kualifikasi dilakukan setelah evaluasi dokumen penawaran

Pr osedur pengadaan barang dengan prosedur pasca kualifikasi

a) Pengumuman lelang. Pengumuman dilaksanakan selama 7 hari b) Pendaftaran peserta lelang. Dilaksanakan selama 7 hari

c) Penjelasan tentang pelelangan yang diadakan. Dilaksanakan selama 7 hari d) Pemasukan / pembukaan penawaran. Dilaksanakan selama 7 hari

e) Penetapan calon pemenang lelang. Maksimal 5 hari f) Masa sanggah. Maksimal 5 hari

g) Penetapan pemenang lelang. Maksimal 7 hari h) Penanda tanganan kontrak kerja. Maksimal 14 hari

2.2 Pengadaan Barang / J asa Melalui Internet (E-Procurement)

Pengadaan barang / jasa melalui internet (E-procurement) adalah pembelian business-to-business (B2B) dan penjualan barang dan jasa melalui internet. E-Procurement merupakan mekanisme pembelian masa kini atau dapat dikatakan sebagai aplikasi berbasis internet dan perangkat teknologi lainnya sebagai penghubung dalam proses tesebut. E-procurement juga berguna dalam rangka melakukan pengawasan terhadap prosedur penawaran yang dilakukan dalam pengadaan barang atau jasa secara elektronik.

Dalam konsep ini, dikenal sejumlah istilah yang kerap dipergunakan oleh para praktisi bisnis dan teknologi informasi.

1. Aplikasi e-Procurement merupakan perangkat lunak atau software yang dipergunakan untuk mengaplikasikan konsep e-Procurement dalam institusi. 2. Sistem e-Procurement merupakan kumpulan dari sejumlah komponen komponen atau entitas-entitas di dalam institusi, yang saling terkait satu dengan

yang lainnya, yang memiliki fungsi untuk menjalankan konsep e-Procurement di dalam sebuah institusi. Adapun yang dimaksud dengan konsep komponen terkait misalnya: perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), seumber daya manusia (brainware) dan pemakain atau pengguna (user), kebijakan (policy), tata kelola (governance), proses (business process), dan infrastruktur institusi.

3. Sistem Aplikasi e-Procurement merupakan kumpulan dari sejumlah komponen atau modul-modul aplikasi (sejumlah –subprogram dan database), yang saling terkait satu dengan yang lainnya untuk membentuk suatu aplikasi holistic (utuh) dan terintegrasi dengan fungsi utama mengaplikasikan konsep e-Procurement dalam institusi.

2.3 Sistem

Dalam mendefinisikan sebuah sistem terdapat dua kelompok pendekatan (Jogiyanto, 2003). Pertama, lebih menekankan pada prosedur yang digunakan dalam dalam sistem dan mendefinisikannya sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan tertentu. Kedua, lebih menekankan pada elemen atau komponen penyusun sistem dan mendefinisikannya sebagai kumpulan dari komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertantu.

Kedua definisi tersebut sama benarnya dan tidak saling bertentangan. Yang membedakan hanyalah cara pendekatan yang dilakukan pada sistem. Untuk sistem yang lebih menekankan pada prosesnya, pendekatan prosedur akan lebih mengena untuk menggambarkan sistem tersebut. Untuk sistem yang fisiknya lebih terlihat,

pendekatan komponen akan lebih jelas digunakan untuk menggambarkan sistemnya.

2.4 Sistem Infor masi

Tujuan dari sistem informasi adalah menghasilkan informasi. Informasi tersebut didapatkan dari pengolahan data. Kebanyakan orang mengartikan data dan informasi dengan pengertian yang sama (Jogiyanto, 2003). Namun dua pengertian ini sebenarnya memiliki perbedaan yang mendasar. Data merujuk kepada fakta-fakta berupa angka-angka, teks, dokumen, gambar, bagan, suara yang mewakili deskripsi verbal atau kode tertentu semacamnya. Apabila data tersebut disaring dan diolah melalui suatu sistem pengelolaan sehingga berubah fungsi menjadi informasi.

Sistem informasi adalah suatu sistem suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Tugas dari sistem informasi adalah untuk melakukan siklus pengelolaan data (data processing cycles) atau bisa juga disebut dengan siklus informasi.

Data beru pa fakta INPUT

Pengolahan data

PROSES OUTPUT

Informasi

2.5 Pemr ograman berorientasi obyek

Pemrograman berorientasi objek (Inggris: object-oriented programming disingkat OOP) merupakan paradigma pemrograman yang berorientasikan kepada objek. Semua data dan fungsi di dalam paradigma ini dibungkus dalam kelas-kelas atau objek-objek. Bandingkan dengan logika pemrograman terstruktur. Setiap objek dapat menerima pesan, memproses data, dan mengirim pesan ke objek lainnya.

Model data berorientasi objek dikatakan dapat memberi fleksibilitas yang lebih, kemudahan mengubah program, dan digunakan luas dalam teknik piranti lunak skala besar. Lebih jauh lagi, pendukung OOP mengklaim bahwa OOP lebih mudah dipelajari bagi pemula dibanding dengan pendekatan sebelumnya, dan pendekatan OOP lebih mudah dikembangkan dan dirawat.

Konsep dasar dari Pemrograman Berorientasi Objek Pemrograman orientasi-objek

1. Kelas — kumpulan atas definisi data dan fungsi-fungsi dalam suatu unit untuk suatu tujuan tertentu. Sebagai contoh 'class of dog' adalah suatu unit yang terdiri atas definisi-definisi data dan fungsi-fungsi yang menunjuk pada berbagai macam perilaku/turunan dari anjing. Sebuah class adalah dasar dari modularitas dan struktur dalam pemrograman berorientasi object. Sebuah class secara tipikal sebaiknya dapat dikenali oleh seorang non-programmer sekalipun terkait dengan domain permasalahan yang ada, dan kode yang terdapat dalam sebuah class sebaiknya (relatif) bersifat mandiri dan independen (sebagaimana kode tersebut digunakan jika tidak menggunakan OOP). Dengan modularitas, struktur dari

sebuah program akan terkait dengan aspek-aspek dalam masalah yang akan diselesaikan melalui program tersebut. Cara seperti ini akan menyederhanakan pemetaan dari masalah ke sebuah program ataupun sebaliknya.

2. Objek - membungkus data dan fungsi bersama menjadi suatu unit dalam sebuah program komputer; objek merupakan dasar dari modularitas dan struktur dalam sebuah program komputer berorientasi objek.

3. Abstraksi - Kemampuan sebuah program untuk melewati aspek informasi yang diproses olehnya, yaitu kemampuan untuk memfokus pada inti. Setiap objek dalam sistem melayani sebagai model dari "pelaku" abstrak yang dapat melakukan kerja, laporan dan perubahan keadaannya, dan berkomunikasi dengan objek lainnya dalam sistem, tanpa mengungkapkan bagaimana kelebihan ini diterapkan. Proses, fungsi atau metode dapat juga dibuat abstrak, dan beberapa teknik digunakan untuk mengembangkan sebuah pengabstrakan.

4. Enkapsulasi - Memastikan pengguna sebuah objek tidak dapat mengganti keadaan dalam dari sebuah objek dengan cara yang tidak layak; hanya metode dalam objek tersebut yang diberi izin untuk mengakses keadaannya. Setiap objek mengakses interface yang menyebutkan bagaimana objek lainnya dapat berinteraksi dengannya. Objek lainnya tidak akan mengetahui dan tergantung kepada representasi dalam objek tersebut.

5. Polimorfisme melalui pengiriman pesan. Tidak bergantung kepada pemanggilan subrutin, bahasa orientasi objek dapat mengirim pesan; metode tertentu yang berhubungan dengan sebuah pengiriman pesan tergantung kepada objek tertentu di mana pesa tersebut dikirim. Contohnya, bila sebuah burung menerima pesan "gerak cepat", dia akan menggerakan sayapnya dan terbang. Bila

seekor singa menerima pesan yang sama, dia akan menggerakkan kakinya dan berlari. Keduanya menjawab sebuah pesan yang sama, namun yang sesuai dengan kemampuan hewan tersebut. Ini disebut polimorfisme karena sebuah variabel tungal dalam program dapat memegang berbagai jenis objek yang berbeda selagi program berjalan, dan teks program yang sama dapat memanggil beberapa metode yang berbeda di saat yang berbeda dalam pemanggilan yang sama. Hal ini berlawanan dengan bahasa fungsional yang mencapai polimorfisme melalui penggunaan fungsi kelas-pertama.

Dengan menggunakan OOP maka dalam melakukan pemecahan suatu masalah kita tidak melihat bagaimana cara menyelesaikan suatu masalah tersebut (terstruktur) tetapi objek-objek apa yang dapat melakukan pemecahan masalah tersebut. Sebagai contoh anggap kita memiliki sebuah departemen yang memiliki manager, sekretaris, petugas administrasi data dan lainnya. Misal manager tersebut ingin memperoleh data dari bag administrasi maka manager tersebut tidak harus mengambilnya langsung tetapi dapat menyuruh petugas bag administrasi untuk mengambilnya. Pada kasus tersebut seorang manager tidak harus mengetahui bagaimana cara mengambil data tersebut tetapi manager bisa mendapatkan data tersebut melalui objek petugas adminiistrasi. Jadi untuk menyelesaikan suatu masalah dengan kolaborasi antar objek-objek yang ada karena setiap objek memiliki deskripsi tugasnya sendiri.

2.6 MVC (Model View Controller)

Model-View-Controller atau MVC adalah sebuah metode untuk membuat sebuah aplikasi dengan memisahkan data (Model) dari tampilan (View) dan cara

bagaimana memprosesnya (Controller). Dalam implementasinya kebanyakan framework dalam aplikasi website adalah berbasis arsitektur MVC. MVC memisahkan pengembangan aplikasi berdasarkan komponen utama yang membangun sebuah aplikasi seperti manipulasi data, antarmuka pengguna, dan bagian yang menjadi kontrol dalam sebuah aplikasi web.

Bagian-bagian dari MVC 2.6.1 Model

Model mewakili struktur data. Biasanya model berisi fungsi-fungsi yang membantu seseorang dalam pengelolaan basis data seperti memasukkan data ke basis data, pembaruan data dan lain-lain.

2.6.2 View

View adalah bagian yang mengatur tampilan ke pengguna. Bisa di katakan berupa halaman web.

2.6.3 Controller

Controller merupakan bagian yang menjembatani model dan view. Controller berisi perintah-perintah yang berfungsi untuk memproses suatu data dan mengirimkannya ke halaman web.

Dengan menggunakan metode MVC maka aplikasi akan lebih mudah untuk dirawat dan dikembangkan. Untuk memahami metode pengembangan aplikasi menggunakan MVC diperlukan pengetahuan tentang pemrograman berorientasi objek (Object Oriented Programming).

2.7 PHP

Pada awalnya PHP merupakan kependekan dari Personal Home Page (Situs personal). PHP pertama kali dibuat oleh Rasmus Lerdorf pada tahun 1995. Pada waktu itu PHP masih bernama Form Interpreted (FI), yang wujudnya berupa sekumpulan skrip yang digunakan untuk mengolah data formulir dari web.

Selanjutnya Rasmus merilis kode sumber tersebut untuk umum dan menamakannya PHP/FI. Dengan perilisan kode sumber ini menjadi sumber terbuka, maka banyak pemrogram yang tertarik untuk ikut mengembangkan PHP.

Pada November 1997, dirilis PHP/FI 2.0. Pada rilis ini, interpreter PHP modul-modul ekstensi yang meningkatkan kemampuan PHP/FI secara signifikan.

Pada tahun 1997, sebuah perusahaan bernama Zend menulis ulang interpreter PHP menjadi lebih bersih, lebih baik, dan lebih cepat. Kemudian pada Juni 1998, perusahaan tersebut merilis interpreter baru untuk PHP dan meresmikan rilis tersebut sebagai PHP 3.0 dan singkatan PHP diubah menjadi akronim berulang PHP: Hypertext Preprocessing.

Pada pertengahan tahun 1999, Zend merilis interpreter PHP baru dan rilis tersebut dikenal dengan PHP 4.0. PHP 4.0 adalah versi PHP yang paling banyak dipakai pada awal abad ke-21. Versi ini banyak dipakai disebabkan kemampuannya untuk membangun aplikasi web kompleks tetapi tetap memiliki kecepatan dan stabilitas yang tinggi.

Pada Juni 2004, Zend merilis PHP 5.0. Dalam versi ini, inti dari interpreter PHP mengalami perubahan besar. Versi ini juga memasukkan model pemrograman berorientasi objek ke dalam PHP untuk menjawab perkembangan bahasa pemrograman ke arah paradigma berorientasi objek.

2.8 MySQL

MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL (bahasa Inggris: database management system) atau DBMS yang multithread, multi-user, dengan sekitar 6 juta instalasi di seluruh dunia. MySQL AB membuat MySQL tersedia sebagai perangkat lunak gratis dibawah lisensi GNU General Public License (GPL), tetapi mereka juga menjual dibawah lisensi komersial untuk kasus-kasus dimana penggunaannya tidak cocok dengan penggunaan GPL.

Tidak sama dengan proyek-proyek seperti Apache, dimana perangkat lunak dikembangkan oleh komunitas umum, dan hak cipta untuk kode sumber dimiliki oleh penulisnya masing-masing, MySQL dimiliki dan disponsori oleh sebuah perusahaan komersial Swedia MySQL AB, dimana memegang hak cipta hampir atas semua kode sumbernya. Kedua orang Swedia dan satu orang Finlandia yang mendirikan MySQL AB adalah: David Axmark, Allan Larsson, dan Michael "Monty" Widenius.

2.9 Codeigniter

CodeIgniter adalah aplikasi open source yang berupa framework dengan model MVC (Model, View, Controller) untuk membangun website dinamis dengan menggunakan PHP. CodeIgniter memudahkan developer untuk membuat aplikasi web dengan cepat dan mudah dibandingkan dengan membuatnya dari awal. CodeIgniter dirilis pertama kali pada 28 Februari 2006. Versi stabil terakhir 2.1.2 yang dirilis pada 29 Juni 2012.

Gambar 2.3 Diagr am Alir CodeIgniter.

2.9.1 Alasan mengapa menggunakan Framewor k:

a) Mempercepat dan mempermudah pembangunan sebuah aplikasi web.

b) Relatif memudahkan dalam proses maintenance karena sudah ada pola tertentu dalam sebuah framework (dengan syarat programmer mengikuti pola standar yang ada)

c) Umumnya framework menyediakan fasilitas-fasilitas yang umum dipakai sehingga kita tidak perlu membangun dari awal (misalnya validasi, ORM, pagination, multiple database, scaffolding, pengaturan session, error handling, dll

d) Lebih bebas dalam pengembangan jika dibandingkan CMS

2.9.2 Kelebihan CodeIgniter

a) Performa sangat cepat : salah satu alasan tidak menggunakan framework adalah karena eksekusinya yang lebih lambat daripada PHP from the scracth, tapi Codeigniter sangat cepat bahkan mungkin bisa dibilang codeigniter merupakan framework yang paling cepat dibanding framework yang lain.

b) Konfigurasi yang sangat minim (nearly zero configuration) : tentu saja untuk menyesuaikan dengan database dan keleluasaan routing tetap diizinkan melakukan konfigurasi dengan mengubah beberapa file konfigurasi seperti database.php atau autoload.php, namun untuk menggunakan codeigniter dengan setting standard, anda hanya perlu merubah sedikit saja file pada folder config.

c) Banyak komunitas: dengan banyaknya komunitas CI ini, memudahkan kita untuk berinteraksi dengan yang lain, baik itu bertanya atau teknologi terbaru.

d) Dokumentasi yang sangat lengkap : Setiap paket instalasi codeigniter sudah disertai user guide yang sangat bagus dan lengkap untuk dijadikan permulaan, bahasanya pun mudah dipahami.

e) Dan banyak lagi yang lainnya. 2.9.3 Struktur Direktori CodeIgniter

Sebelum menggunakan CodeIgniter, terlebih dahulu perlu dilihat struktur direktorinya. Tujuannya adalah agar bisa tepat dalam meletakkan file sesuai dengan fungsinya masing-masing.

Terdapat 3 folder utama CI, yaitu application, system, dan user_guide. Dari ketiga folder tersebut, yang perlu diperhatikan adalah folder application karena disinilah direktori kerja CI dan disini pula tempat meletakkan semua file yang berkaitan dengan aplikasi yang akan dikembangkan. Dalam folder application ini terdapat beberapa subfolder dengan peran masing-masing. Beberapa subfolder inilah yang nantinya digunakan untuk mengelompokkan file aplikasi yang akan dibuat sesuai dengan fungsinya.

Dari sekian banyak subfolder yang ada, terlebih dahulu kita perhatikan pada 4 subfolder utama, yaitu:

a) Config, digunakan untuk menyimpan berbagai macam file konfigurasi sistem aplikasi yang akan dibuat.

b) Controllers, digunakan untuk meletakkan controller sistem aplikasi yang akan dibuat.

c) Models, digunakan untuk meletakkan file model sistem aplikasi yang akan dibuat.

d) Views, digunakan untuk meletakkan file view sistem aplikasi yang akan dibuat.

21

Tinjauan desain sistem merupakan hal yang sangat diperlukan dalam melakukan suatu penelitian, hal ini juga berlaku juga dalam pengerjaan tugas akhir. Tinjauan desain sistem diperlukan sebagai panduan proses implementasi ke dalam progam, sehingga rangkaian pengerjaan tugas akhir dapat dilakukan secara terarah, teratur, dan sistematis.

Berikut merupakan Flowchart yaitu langkah-langkah yang dilakukan oleh penulis dalam proses meninjau desain sistem :

3.1 ANALISA DOKUMEN DESAIN

Analisa dokumen desain dilakukan sebagai upaya untuk melakukan pemeriksaan terhadap dokumen sebagai acuan untuk implementasi atau panduan yang mendukung pembuatan tugas akhir ini, berupa dokumen DPPL dan SKPL. 3.2 KONSULTASI KE DESAINER

Pada tahap ini kemudian dilakukan konsultasi ke desainer tentang rancangan yang sudah dibuat , yaitu upaya yang dilakukan untuk mendapatkan pemahaman akan desain sistem pengadaan barang / jasa. Untuk memahami desain sistem yang ada tersebut dilakukan wawancara atau tanya jawab terhadap desainer agar nantinya tidak terjadi kesalahan saat implementasi.

3.3 KONSULTASI KE BIRO UMUM

Pada tahap ini dilakukan konsultasi ke pihak Biro Umum tentang rancangan yang sudah dibuat oleh desainer. Upaya ini dilakukan untuk penyesuaian antara desain yang sudah di buat dengan keinginan pihak yang terkait agar nantinya tidak ada kesalahan atau kekeliruan dalam hal implementasi sistem. 3.4 DESAIN FINAL

Tahap ini merupakan tahapan terakhir dari keseluruhan proses tinjaun desain sistem, yaitu tahap desain final yang akan dijadikan panduan untuk implementasi sistem.

3.5 KESIMPULAN

Dalam tahap ini menghasilkan dokumen kesimpulan yang berasal dari proses analisis dokumen desain yang sudah dikonsultasikan ke pihak desainer dan

pihak biro umum UPN “Veteran” Jawa Timur. Dokumen ini akan menjadi dokumen pendukung dalam desain final.

No Permasalahan Perubahan Hasil

1

Tidak bisa

menampilkan data sesuai dengan data rekanan yang masuk

Penambahan kolom “id” di dalam tabel rekanan

Memudahkan identifikasi dan menampilkan data user rekanan yang masuk

2

Tidak bisa menyimpan data Nama File yang panjang

Penambahan panjang tipe data pada kolom

“Nama_File” di semua tabel media_file

Mampu menyimpan data Nama File yang panjang 3 Tidak bisa menyimpan data Extension_Type_File yang panjang

Penambahan panjang tipe data pada kolom

“Extension_Type_File” di semua tabel “media_file”

Mampu menyimpan data Extension_Type_File yang panjang 4 List/Menu kurang fleksibel pada FRM.REK.AK.01( Paket pekerjaan yang ditawarkan)

List/Menu diubah menjadi Text Field

Memudahkan pengguna dalam proses pencarian kode paket pekerjaan

5

Tombol “Cari” pada FRM.PAN 14(Set Pengumuman Pemenang)

Tombol “Cari” dihapus, kemudian Text Field “Kode Pekerjaan” dan Text Field “NPWP Rekanan” diganti dengan List/Menu

Memudahkan pengguna dalam proses pencarian kode pekerjaan dan NPWP Rekanan

6

Tidak bisa menyimpan detail paket pekerjaan

Penambahan tabel detil paket pekerjaan Memudahkan pengguna dalam proses penyimpanan detail paket pekerjaaan. Contoh : Pengadaan ATK 7

Tidak bisa melihat data administrasi dan data teknis secara sederhana.

Penambahan form yang menampilkan data tersebut dengan menggunakan gambar centang dan silang

Memudahkan panitia dalam mengevaluasi kelengkapan data rekanan.

BAB IV

RENCANA DAN REALISASI IMPLEMENTASI

Bab ini berisi tentang rencana yang akan dilakukan dan realisasi implementasi dari desain yang sudah dibuat.

4.1 RENCANA IMPLEMENTASI

Dalam tahap ini akan dijelaskan mengenai rencana yang akan dilakukan dalam pengimplementasian desain sistem. Rencananya adalah antara lain :

4.1.1 STRUKTUR DIREKTORI FRAMEWORK CODEIGNITER

Dalam rencana ini akan dijelaskan tentang struktur direktori. Apa saja isi folder dan fungsi-fungsi foldernya.

4.1.2 IMPLEMENTASI RANCANGAN DATABASE

Dalam rencana ini akan dijelaskan tentang proses pengimplementasian

Dokumen terkait