elaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat Jenderal tahun 2015 dilaksanakan dengan merujuk pada dokumen perencanaan, sebagaimana tertuang dalam Renstra 2015-2019, PK 2015, IKU 2015 dan RKA-KL 2015. Capaian sasaran pelaksanaan tugas tersebut diukur dari indikator sasaran yang telah ditetapkan dan tercermin dari pencapaian indikator hasil pada IKU dengan besaran sebagai berikut:
1. Capaian sasaran I “Meningkatnya akuntabilitas kinerja Satker yang terencana, terukur, ekonomis, efektif & efisien’’ adalah sebesar 100%.
2. Capaian sasaran II “Meningkatnya akuntabilitas pengelolaan anggaran dan aset negara serta pencegahan dini terjadinya risiko permasalahan” adalah sebesar 111,11%.
3. Capaian sasaran III “Meningkatnya efektifitas kegiatan pengendalian untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi akuntabilitas kinerja Satker” adalah sebesar 140%.
4. Capaian sasaran IV “Meningkatnya dukungan manajemen yang baik dalam mendukung keberhasilan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Luar Negeri” adalah sebesar 109,32%.
Dengan demikian, maka rata-rata capaian sasaran Inspektorat Jenderal adalah sebesar 115,11%.
Sedangkan dari sisi penyerapan anggaran telah terserap anggaran sebesar 91,36% atau sebesar Rp. 22.741.936.248,00 dari total DIPA Inspektorat Jenderal sebesar Rp. 24.891.900.000,00.
Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 55 Inspektorat Jenderal telah menjalankan tugas dan fungsinya dalam memperkuat pelaksanaan pengawasan dan pengendalian internal pada Kementerian Luar Negeri. Sehubungan dengan hal tersebut, berbagai capaian telah diraih oleh Inspektorat Jenderal, antara lain dalam rangka kegiatan pengawasan dan pengendalian Satker Pusat dan Perwakilan RI; Evaluasi AKIP; Implementasi SPIP; Review dan Konsolidasi Tindak Lanjut Audit Itjen, BPK dan BPKP; Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB); Whistle Blowing System; Review Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN); Penelahaan Ijazah Palsu; termasuk penerbitan dan pendistribusian buku-buku pedoman yang dapat menjadi rujukan bagi pelaksana kegiatan, pengelola keuangan dan barang milik negara dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini dilakukan agar masing-masing Satker dapat mengetahui secara dini apabila terjadi pengelolaan kegiatan, keuangan dan barang milik negara yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Inspektorat Jenderal juga terus melakukan berbagai upaya peningkatan profesionalisme aparat pengawas melalui pelaksanaan kegiatan Program Pengembangan Mandiri (PPM), serta peningkatan kualitas hasil pengawasan yang akurat, obyektif dan dapat dipertanggungjawabkan.
Selain itu, sebagai salah satu bentuk komitmen untuk pencegahan dan pemberantasan korupsi dan memenuhi amanat Instruksi Presiden Nomor 17 Tahun 2011 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2012 butir ke-50 dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 49 tanggal 2011 tentang Pedoman Umum Pakta Integritas di Lingkungan Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah, seluruh pegawai Inspektorat Jenderal telah menandatangani Pakta Integritas.
Selama tahun 2015 tercatat capaian Inspektorat Jenderal, antara lain:
1. Inspektorat Jenderal telah dapat memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan akuntabilitas pengelolaan anggaran dan barang milik negara satuan kerja di Kementerian Luar Negeri.
Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 56 2. Berkurangnya jumlah temuan Audit Itjen/BPK/BPKP yang belum
ditindaklanjuti oleh Satker.
3. Sumber Daya Manusia pada Inspektorat Jenderal senantiasa dimotivasi untuk terus menggali potensi dirinya menjadi seorang yang handal, profesional dan berwawasan tinggi.
B. Kendala
Dalam pelaksanaan kegiatan pengawasan dan pengendalian pada tahun 2015, Inspektorat Jenderal masih menghadapi beberapa kendala diantaranya:
a. Jumlah SDM di Inspektorat Jenderal yang fluktuatif, dimana saat ini dapat dilihat bahwa di awal tahun 2015 terdapat penambahan beberapa PDLN baru di lingkungan Itjen yang berasal dari staf yang telah menyelesaikan penempatan. Namun di pertengahan tahun terdapat pengurangan jumlah staf PDLN di lingkungan Itjen, terutama karena adanya mutasi staf yang ditempatkan ke luar negeri dan menjalankan tugas belajar.
b. Tanggapan dan tindak lanjut dari satker terkait yang seringkali kurang cepat.
c. Dengan adanya tugas tambahan yang mendesak di Inspektorat Jenderal mengakibatkan seringnya pelaksana kegiatan terlambat dalam membuat RAB.
d. Kurangnya keakurasian data dan frekuensi pertemuan dengan BPKP yang mengakibatkan lambatnya progress tindak lanjut temuan BPKP.
e. Koordinasi dalam penetapan Obyek Audit antara Auditor Internal dan Auditor Eksternal (BPK RI).
f. Dari segi perencanaan, masih terdapat beberapa kegiatan yang tidak dilaksanakan sesuai waktu yang direncanakan karena overlapping dengan jadwal pelaksanaan kegiatan lainnya.
g. Dari segi realisasi anggaran, terdapat kebijakan pembayaran tunjangan kinerja yang tidak sesuai dengan perencanaan di awal tahun, sehingga anggaran belanja pegawai tidak terserap secara optimal.
Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 57 C. Solusi
Sebagai upaya mengatasi kendala, Inspektorat Jenderal telah melakukan langkah-langkah penanganan kendala, sebagai berikut:
a. Jumlah SDM yang berkurang diatasi dengan memberdayakan seluruh SDM yang ada semaksimal mungkin dan meningkatkan SDM yang berkualitas dengan berbagai kegiatan PKS antara lain : Bimbingan Teknis, FGD, pelatihan auditor, sosialisasi, dan lainnya.
b. Perlunya penetapan formasi jabatan fungsional auditor yang dimaksudkan untuk mendapatkan jumlah dan susunan jabatan fungsional auditor Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan beban kerja yang dapat dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu secara profesional serta memungkinkan pencapaian jumlah angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan pangkat. c. Evaluasi dan Uraian Pelaksanaan Tugas telah dimiliki oleh pegawai
Inspektorat Jenderal, namun masih diperlukan penjabaran secara lebih lengkap dan terperinci atas uraian tugas tersebut.
d. Perlunya kesadaran masing-masing pegawai untuk melaksanakan dan menyelesaikan tugasnya masing-masing serta supervisi yang memadai dari para atasan langsung dalam penyelesaian tugas-tugas pegawai.
e. Peningkatan koordinasi dengan satker terkait sehingga tanggapan maupun tindak lanjut dari satker terkait dapat lebih cepat diterima maupun dilaksanakan.
f. Terkait dengan penghematan anggaran, dilaksanakan penyesuaian atas pelaksanaan kegiatan sehingga kegiatan tetap dapat terlaksana. Beberapa penyesuaian yang dilaksanakan antara lain dengan mengurangi kegiatan pertemuan di hotel dan dalam pelaksanaan PKPT luar negeri dilakukan pengurangan jumlah perwakilan dan hari kerja pelaksanaan.
D. Permasalahan yang Perlu Mendapat Perhatian
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam rangka peningkatan kinerja Itjen:
a. Tertib pendokumentasian/pengarsipan atas dokumen-dokumen pelaksanaan kegiatan sebagai bukti capaian kinerja Sekretariat Inspektorat Jenderal perlu ditingkatkan.
b. Mengingat keterbatasan jumlah SDM dan proyeksi mutasi pegawai pada Sekretariat Inspektorat Jenderal, perlu dilakukan sharing knowledge secara berkesinambungan dan penempatan staf yang disesuaikan dengan pemetaan jabatan yang ditetapkan oleh Kemen PAN & RB.
c. Tertib kerja perlu dievaluasi dengan baik setiap saat sehingga setiap staf dapat lebih kompeten dan produktif
Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 58 d. Masih dibutuhkan pelatihan yang dapat meningkatkan kemampuan SDM Itjen.
Hal ini diperlukan mengingat makin meningkatnya tantangan yang dihadapi Itjen.
e. Penajaman pelaksanaan Kegiatan masih perlu ditingkatkan dalam hal pembuatan laporan analisa permasalahan Satuan kerja sehingga dapat digambarkan kecenderungan-kecenderungan permasalahan dan perbaikan-perbaikan yang telah tercapai di Satuan kerja.
f. Perlu dibentuk forum diskusi mengenai temuan audit sehingga dapat tercipta persamaan presepsi dalam menafsirkan suatu aturan;
g. Produk-produk Early Warning yang dikeluarkan Inspektorat Jenderal perlu
disosialisasikan kepada Satuan Kerja dan Pemeriksa Eksternal.
h. Sebagai upaya reformasi birokrasi di lingkungan Kemlu, Itjen kiranya perlu senantiasa mendorong peran Satgas SPIP dalam membangun reformasi birokrasi di Kementerian Luar Negeri.