• Tidak ada hasil yang ditemukan

Scanned by CamScanner

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Scanned by CamScanner"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)

Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

eraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; Instruksi Pemerintah Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi; dan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) - pada pokoknya mengatur mengenai kewajiban setiap Kementerian/Lembaga (K/L) untuk mempertanggung-jawabkan akuntabilitas pelaksanaan APBN/APBD dan kinerja dalam pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi.

Sehubungan dengan ketentuan tersebut di atas, maka setiap instansi pemerintah diwajibkan untuk menyusun dan menyampaikan laporan kinerja tentang pencapaian sasaran dan kinerja berdasarkan Rencana Strategis (RENSTRA) dan Perjanjian Kinerja (PK), yang didasarkan kepada Arsitektur Dasar Informasi Kinerja (ADIK) tahun 2015. Laporan kinerja tersebut kemudian dituangkan dalam dokumen Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj). Penyusunan LKj di lingkungan Kementerian Luar Negeri didasarkan pada Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 01 Tahun 2012 tanggal 1 Februari 2012 tentang Pedoman Umum Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan RI.

Sebagai bentuk pertanggungjawaban akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Luar Negeri (Permenlu) Nomor 07 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Luar Negeri, Laporan Kinerja Inspektorat Jenderal tahun 2015 disusun berdasarkan fakta-fakta

pencapaian kinerja atau performance result selama tahun anggaran berjalan. LKj

Inspektorat Jenderal juga menggambarkan efisiensi penggunaan anggaran,

(11)

Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 2

beserta kendala yang dihadapi dalam upaya mengimplementasikan visi dan misi Inspektorat Jenderal selama tahun berjalan.

B. TUGAS DAN FUNGSI

Berdasarkan Permenlu Nomor 07 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Luar Negeri, Inspektorat Jenderal Kemlu mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Kemlu.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Permenlu tersebut, Inspektorat Jenderal menyelenggarakan fungsi:

1. Penyiapan perumusan kebijakan pengawasan intern di lingkungan

Kementerian Luar Negeri;

2. Pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Luar Negeri

terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pamantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;

3. Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri

Luar Negeri;

4. Penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan Kementerian Luar

Negeri; dan

5. Pelaksanaan urusan administrasi Inspektorat Jenderal.

C. STRUKTUR ORGANISASI

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Inspektorat Jenderal didukung oleh 5 (lima) unit kerja eselon II, yaitu Sekretariat Inspektorat Jenderal dan Inspektorat Wilayah I-IV. Setiap Inspektorat Wilayah membawahi Kelompok Jabatan Fungsional Auditor (JFA), yang terdiri dari Auditor Ahli dan Auditor Terampil. Masing-masing Auditor mempunyai tugas pokok dan fungsi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(12)

Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 3

Struktur Organisasi Inspektorat Jenderal dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Sekretariat Inspektorat Jenderal

Sekretariat Inspektorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Inspektorat Jenderal di bidang perencanaan dan program kerja, peraturan perundang-undangan dan kertas kerja, kepegawaian, rumah tangga dan perlengkapan, tata persuratan dan dokumentasi, keuangan serta laporan dan analisis hasil pengawasan beserta tindak lanjutnya.

Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretariat Inspektorat Jenderal menyelenggarakan fungsi:

a. Pelaksanaan koordinasi dan penyusunan rencana dan program kerja

pengawasan; INSPEKTUR JENDERAL SEKRETARIS ITJEN INSPEKTUR WILAYAH I INSPEKTUR WILAYAH II INSPEKTUR WILAYAH III INSPEKTUR WILAYAH IV BAGIAN KEUANGAN BAGIAN UMUM BAGIAN DPP BAGIAN LAPAN I BAGIAN LAPAN II

(13)

Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 4

b. Pelaksanaan koordinasi evaluasi atas pelaksanaan rencana dan program

kerja pengawasan;

c. Pelaksanaan koordinasi penyusunan naskah rancangan dan penghimpunan

peraturan perundang-undangan di bidang pengawasan;

d. Pelaksanaan koordinasi penyusunan norma kebijakan pengawasan;

e. Pelaksanaan koordinasi penyelesaian laporan hasil audit dan pemantauan

penyelesaian tindak lanjut hasil audit serta pengawasan masyarakat;

f. Penyampaian laporan hasil pengawasan dan penyelesaian tindak lanjutnya

kepada instansi terkait;

g. Penyajian analisis laporan hasil pengawasan; dan

h. Pelaksanaan administrasi kepegawaian, rumah tangga dan perlengkapan,

tata persuratan dan dokumentasi, serta pengelolaan keuangan.

Struktur Organisasi Sekretariat Inspektorat Jenderal

a. Bagian Data, Program, dan Perundang-undangan, terdiri dari Subbagian

Penyusunan Rencana dan Evaluasi Program, Subbagian Peraturan Perundang-undangan dan Subbagian Data dan Kertas Kerja;

b. Bagian Umum, terdiri dari Subbagian Kepegawaian, Subbagian Rumah

Tangga dan Perlengkapan, dan Subbagian Tata Persuratan dan Dokumentasi;

c. Bagian Keuangan, terdiri dari Subbagian Anggaran dan Subbagian

Perbendaharaan;

d. Bagian Laporan dan Analisis I, terdiri dari Subbagian A, Subbagian B,

Subaggian C dan Subbagian D;

e. Bagian Laporan dan Analisis II, terdiri dari Subbagian A, Subbagian B,

(14)

Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 5

2. Inspektorat Wilayah I

Melaksanakan sebagian tugas Inspektorat Jenderal di bidang pengawasan intern pada Wilayah I, yang meliputi Perwakilan RI di wilayah Asia Timur, Asia Selatan dan Tengah serta satuan kerja Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN dan Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan.

Dalam melaksanakan tugasnya, Inspektorat Wilayah I menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan perumusan norma kebijakan pengawasan di Wilayah I;

b. Pelaksanaan pengawasan intern di Wilayah I terhadap kinerja dan keuangan

melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;

c. Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri

Luar Negeri;

d. Penyusunan laporan hasil pengawasan intern pada Wilayah I; dan

e. Pelaksanaan administrasi Inspektorat Wilayah I.

0%

1%

8%

21%

28%

17%

20%

5%

Komposisi Pegawai Sekretariat Inspektorat

Jenderal

Eselon I: 0

Eselon II: 1

Eselon III: 5

Eselon IV: 14

Staf: 18

PDK: 11

BPKRT: 13

Arsiparis: 3

(15)

Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 6

3. Inspektorat Wilayah II

Melaksanakan sebagian tugas Inspektorat Jenderal di bidang pengawasan intern pada Wilayah II, yang meliputi Perwakilan RI di wilayah Eropa Barat, eropa Tengah dan Timur serta satuan kerja Direktorat Jenderal Amerika dan Eropa, Direktorat Jenderal Multilateral, dan Direktorat Jenderal Hukum dan Perjanjian Internasional.

Dalam melaksanakan tugasnya, Inspektorat Wilayah II menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan perumusan norma kebijakan pengawasan di Wilayah II;

b. Pelaksanaan pengawasan intern di Wilayah II terhadap kinerja dan

keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;

c. Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri

Luar Negeri;

d. Penyusunan laporan hasil pengawasan intern pada Wilayah II; dan

e. Pelaksanaan administrasi Inspektorat Wilayah II.

1, 8%

7, 59% 3, 25%

1, 8%

Komposisi Pegawai Inspektorat Wilayah I

Struktural: 1 Auditor: 7

Fungsional Diplomat: 3 BPKRT: 1

(16)

Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 7

4. Inspektorat Wilayah III

Melaksanakan sebagian tugas Inspektorat Jenderal di bidang pengawasan intern pada Wilayah III, yang meliputi Perwakilan RI di wilayah Afrika, Timur Tengah, dan satuan kerja Sekretariat Jenderal dan Inspektorat Jenderal.

Dalam melaksanakan tugasnya, Inspektorat Wilayah III menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan perumusan norma kebijakan pengawasan di Wilayah III;

b. Pelaksanaan pengawasan intern di Wilayah III terhadap kinerja dan

keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;

c. Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri

Luar Negeri;

d. Penyusunan laporan hasil pengawasan intern pada Wilayah III; dan

e. Pelaksanaan administrasi Inspektorat Wilayah III.

8%

67%

17%

8%

Komposisi Pegawai Inspektorat Wilayah II

Struktural: 1

Auditor: 8

Fungsional Diplomat:

2

(17)

Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 8

5. Inspektorat Wilayah IV

Melaksanakan sebagian tugas Inspektorat Jenderal di bidang pengawasan intern pada Wilayah IV, yang meliputi Perwakilan RI di wilayah Pasifik, Amerika Utara dan Tengah, Amerika Selatan dan Karibia, serta satuan kerja Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik, Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler, Pusat Pendidikan dan Pelatihan, Pusat Komunikasi.

Dalam melaksanakan tugasnya, Inspektorat Wilayah IV menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan perumusan norma kebijakan pengawasan di Wilayah IV;

b. Pelaksanaan pengawasan intern di Wilayah IV terhadap kinerja dan

keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;

c. Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri

Luar Negeri;

d. Penyusunan laporan hasil pengawasan intern pada Wilayah IV; dan

9%

55%

18%

18%

Komposisi Pegawai Inspektorat Wilayah III

Struktural: 1

Auditor: 6

Fungsional Diplomat:

2

(18)

Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 9

e. Pelaksanaan administrasi Inspektorat Wilayah IV.

D. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI

Pada dasarnya Aspek Strategis Organisasi Inspektorat Jenderal tidak terlepas dari aspek eksternal maupun aspek internal organisasi, yang turut mempengaruhi pelaksanaan tugas pengawasan intern yang dilakukan terhadap

seluruh satuan kerja (satker) Kemlu di Pusat dan Perwakilan RI.

Sebagai bagian dari fungsi manajemen organisasi, pengawasan intern merupakan fungsi manajemen yang memainkan peran penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Peran penting pengawasan tersebut tercermin dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat Jenderal sesuai pasal 931-932 Permenlu Nomor 07 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Luar Negeri.

Dalam rangka memperkuat pengawasan dan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di Kemlu dan Perwakilan Republik Indonesia, Permenlu Nomor 12 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) yang merupakan implementasi dari

8%

59% 33%

0%

Komposisi Pegawai Inspektorat Wilayah IV

Struktural: 1 Auditor: 7

Fungsional Diplomat: 4 BPKRT: 0

(19)

Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 10

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, lahir sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja dan pengelolaan keuangan negara yang ekonomis, efektif, efisien, transparan dan akuntabel.

Pelaksanaan kegiatan pengawasan intern meliputi audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi, dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik.

Sejalan dengan perubahan paradigma pengawasan, Inspektorat Jenderal melakukan langkah-langkah untuk meningkatkan peran aparat pengawas intern, yaitu sebagai Pendeteksi Dini, Konsultan dan memberikan kualitas keyakinan

yang memadai (quality assurance) atas penyelenggaraan kegiatan satker. Dengan

demikian, diharapkan hasil pengawasan Inspektorat Jenderal dapat memberi kontribusi dalam pengambilan kebijakan Pimpinan Kemlu untuk lebih meningkatkan kinerja Kemlu secara keseluruhan.

(20)

Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 11

MEKANISME PENGENDALIAN ITJEN

Terkait dengan peran sebagai quality assurance, Inspektorat Jenderal

memegang peranan yang turut berkontribusi terhadap diperolehnya keyakinan bahwa kegiatan suatu instansi atau satker telah dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip atau tujuan reformasi birokrasi. Sejalan dengan prinsip organisasi tersebut pada tahun anggaran 2014 Inspektorat Jenderal telah melaksanakan kegiatan sesuai perencanaan dan alokasi anggaran yang tersedia, antara lain yaitu:

1. Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) dalam negeri dan luar negeri.

2. Reviu Laporan Keuangan (LK) Kementerian Luar Negeri

3. Penanganan Pengaduan Masyarakat

4. Pendampingan dan Konsultasi

KETAATAN PADA ATURAN DAN PELAKSANAAN SPIP

ITJEN

AUDIT ANGGARAN A A A AUDIT AUDIT KINERJA DENGAN TUJUAN TERTENTU PELAKSANAAN TUPOKSI DAN CAPAIAN KINERJA BERORIENTASI HASIL

YANG EFEKTIF DAN EFISIEN AKUNTABIL ITAS LAPKEU LAKIP 12 SATKER KEMLU DAN 132 SATKER PERWAKILAN • PARTNERSHIP • EARLY WARNING • RISK CONTROL • QUALITY ASSURANCE

(21)

Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 12

5. Evaluasi Laporan Kinerja

6. Pemantauan Pemetaan Potensi Permasalahan

7. Penerbitan Pedoman Early Waning System

8. Distribusi bahan-bahan informasi

Guna menunjang peran Inspektorat Jenderal sebagai Konsultan Kemlu dan dalam rangka melakukan pencegahan timbulnya permasalahan manajemen yang dihadapi oleh satker, maka Inspektorat Jenderal telah menerbitkan berbagai

pedoman early warning. Pendekatan ini telah berjalan dengan baik dan

mendapatkan tanggapan positif dari satker di dalam negeri maupun di luar negeri dan telah banyak membantu pencegahan potensi masalah. Namun demikian, efektivitas pengendalian juga tergantung kepada tanggungjawab satker. Potensi masalah dapat dihindari apabila setiap satker menerapkan disiplin dan tertib dalam mengelola sumber daya publik yaitu anggaran belanja negara, barang milik negara, dan sumber daya manusia.

Melalui pengawasan dan pengendalian yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal, dapat diketahui apakah suatu satker di Pusat dan Perwakilan RI telah melaksanakan kegiatan sesuai tugas dan fungsinya mengacu pada rencana, kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta menerapkan prinsip Ekonomis, Efektif dan Efisien (3E). Selain itu, peran Inspektorat Jenderal sebagai Aparat Pengawasan Intern diperlukan untuk mendorong terwujudnya akuntabilitas, guna mendukung Tata Kelola Kepemerintahan yang Baik, ekonomis, efektif, efisien, transparan, dan bersih dari praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).

Tahun 2015 merupakan tahun penuh tantangan bagi Kementerian Luar Negeri, terutama Inspektorat Jenderal. Indikator Kinerja Utama Inspektorat Jenderal menetapkan Laporan Keuangan Kemlu Tahun 2015 harus mendapatkan opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dengan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Perjanjian Kinerja tersebut, telah dicapai dan terpenuhi sesuai target. Untuk mempertahankan capaian tersebut, diperlukan tertib

(22)

Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 13

administrasi pengelolaan keuangan dan barang milik negara yang dilakukan oleh seluruh satker Kemlu yang berjumlah 144 baik di dalam negeri (12 satuan kerja) maupun di luar negeri (132 satuan kerja).

Dalam rangka mencapai hal tersebut, tugas Inspektorat Jenderal menjadi penuh dinamika, karena seluruh aparat Inspektorat Jenderal harus menguasai Sistem Akuntansi Pemerintah baik untuk anggaran belanja dan barang milik negara. Hal ini membutuhkan Inspektorat Jenderal yang solid dan kokoh baik dari aspek organisasi dan kelembagaan; aspek perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kegiatan; pelaksanaan fungsi APIP dengan benar sebagai konsultan Kemlu; maupun aspek Sumber Daya Manusia yang akan mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Itjen.

Pada umumnya arti strategis organisasi Inspektorat Jenderal ditentukan dalam 4 (empat) aspek, yaitu:

- Aspek Organisasi dan Kelembagaan

Berdasarkan evaluasi yang dilakukan terhadap aspek organisasi dan kelembagaan, Inspektorat Jenderal selama tahun 2015 secara keseluruhan telah tertata dengan baik. Hal ini tercermin dari pelaksanaan tugas dan fungsi dari Sekretariat Itjen dan Inspektorat Wilayah telah sesuai dengan komitmen kerja yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja (PK) masing-masing eselon II Itjen.

Berkaitan dengan aspek kelembagaan dalam rangka mendukung organisasi Itjen, telah sesuai dengan kebutuhan. Dalam kaitan ini, Itjen telah memiliki instrumen organisasi yang cukup memadai guna menunjang pelaksanaan Pengawasan dan Pengendalian. Namun demikian, di masa depan masih perlu dilakukan kajian agar instrumen kelembagaan dapat mendukung peran Itjen sebagai Aparat Pengawas Internal Kemlu yang menjalankan tugasnya secara efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan organisasi.

(23)

Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 14

- Aspek Tata Laksana, Perencanaan, Pelaksanaan dan Pelaporan Kegiatan

Menyadari pentingnya masalah kelembagaan, capacity building merupakan

salah satu kegiatan yang menjadi prioritas Inspektorat Jenderal sesuai dengan evaluasi yang dilaksanakan atas aspek perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan/pertanggungjawaban kegiatan, telah berjalan baik dan sejalan dengan siklus akuntabilitas publik. Hal ini tampak dari capaian output yang telah sesuai dengan target, namun belum sepenuhnya berorientasi hasil atau manfaat.

Dalam menjalankan pengawasan dan pengendalian telah dilakukan berbagai perubahan yang cukup mendasar dan sesuai dengan kebutuhan, terutama dalam pelaksanaan audit keuangan dan audit kinerja. Hasil pelaksanaan audit yang dilakukan hingga saat ini jauh lebih baik dan bermanfaat bagi perbaikan satuan kerja. Walaupun disadari belum sempurna namun audit yang dilaksanakan Inspektorat Jenderal mulai mengarah kepada penilaian

manajemen resiko dan secara bertahap telah berorientasi outcome.

Untuk mempertajam hasil pelaksanaan audit dan meningkatkan kualitas audit, maka perlu segera dilakukan kajian mengenai penilaian kinerja dan penetapan kriteria ekonomis, efektif dan efisien, transparan dan akuntabel. Disamping itu, penyajian laporan masih perlu ditingkatkan kualitasnya, termasuk rekomendasi hasil audit harus dapat memberikan jawaban (solusi) terhadap permasalahan-permasalahan manajemen dan tidak menimbulkan persoalan baru.

- Aspek Sumber Daya Manusia Inspektorat Jenderal

Melalui berbagai kegiatan Program Pengembangan Mandiri (PPM) yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan auditor Inspektorat Jenderal, telah berdampak positif terhadap hasil pengawasan dan pengendalian. Namun perlu kiranya dicatat bahwa tantangan yang dihadapi oleh

(24)

Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 15

Inspektorat Jenderal sebagai APIP sesuai dengan PP 60 tahun 2008, yaitu

sebagai konsultan; dapat memberikan early warning; memberikan quality

assurance; dan menyediakan informasi bagi pimpinan dan satuan kerja

dalam rangka meningkatkan akuntabilitas dan kinerja. Dalam kondisi seperti ini, Itjen perlu memberikan perhatian khusus dalam membina dan memanfaatkan Sumber Daya Manusia yang ada, khususnya dalam meningkatkan kompetensi dan kualitas auditor.

Komposisi Auditor Berdasarkan Jenjang Jabatan Fungsional Auditor

- Aspek Kepuasan Klien

Audit yang dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal sepanjang tahun 2015

sudah terfokus pada compliance audit dan performance audit. Berdasarkan

evaluasi Obyek Audit atas kinerja tim audit Inspektorat Jenderal, satker menyatakan kepuasan atas audit yang dilaksanakan, dimana Inspektorat Jenderal mulai berperan sebagai konsultan dalam melakukan penilaian

resiko yang dihadapi satker. Demikian pula upaya early warning dan

pendampingan Inspektorat Jenderal telah berjalan dengan baik dan

14%

53% 18%

7%

4%4%

Komposisi Auditor Inspektorat Jenderal

Auditor Madya: 4 Auditor Muda: 15 Auditor Pertama: 5 Auditor Penyelia: 2

Auditor Pelaksana Lanjutan: 1

(25)

Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 16

mendapatkan sambutan baik dari satker. Hal ini tercermin dari banyaknya permintaan pendampingan oleh satker terkait.

Peningkatan Pengawasan Dan Pengendalian Tahun 2015

Dalam rangka mengukur akuntabilitas Satuan Kerja dalam mengelola anggaran belanja, barang milik negara, sumber daya manusia guna mencapai kinerja yang diharapkan, maka Inspektorat Jenderal mengembangkan 4 (empat) dasar aspek Pengawasan dan Pengendalian, yaitu:

1. Peningkatan pengawasan dan pengendalian atas perencanaan, pelaksanaan,

dan pertanggungjawaban sumber daya publik (anggaran belanja, barang milik negara, dan sumber daya manusia) agar memenuhi prinsip-prinsip

transparansi dan akuntabel (accountability aspect).

2. Peningkatan pengawasan dan pengendalian atas kepatuhan terhadap

peraturan perundang-undangan dan kehati-hatian dalam melaksanakan kegiatan yang berpotensi menjadi masalah, terutama menyangkut pelaksanaan tata kelola anggaran belanja dan barang milik negara Satuan

Kerja (compliance aspect).

3. Peningkatan pengawasan dan pengendalian atas aspek capaian kinerja

substansi Satuan Kerja, melalui pendekatan pelaksanaan tugas dan fungsi yang tepat sasaran sesuai dengan indikator capaian target misi Satuan Kerja (performance aspect).

4. Peningkatan pengawasan dan pengendalian atas aspek tata kelola organisasi,

antara lain pembenahan penegakan aturan melalui pembuatan standar

kebijakan internal (structure); kebijakan dan metode pencapaian kinerja

(strategy); perbaikan sistem kerja melalui penyusunan mekanisme kerja dan

(26)

Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 17

gaya kepemimpinan (style leadership); dan penegakan disiplin, integritas dan

kapasitas staf (capacity aspect).

Melalui pendekatan tersebut di atas, Itjen Kemlu akan melakukan penajaman pelaksanaan kegiatan, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Setiap audit yang dilakukan harus dapat menghasilkan hasil audit yang

berkualitas, sehingga dapat mendorong pemanfaatan anggaran Satuan Kerja untuk menghasilkan kinerja sesuai dengan perencanaan yang ditetapkan. Dalam kaitan ini, seluruh auditor Itjen harus dapat melakukan pengawasan keterkaitan antara Rencana Kinerja Tahunan, Penetapan Kinerja, dengan penggunaan anggaran, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj) dan merealisasikan amanat PermenPAN dan RB Nomor 25 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

2. Peningkatan kegiatan pemetaan potensi masalah Satker, sehingga pimpinan

dapat dengan cepat mendeteksi tingkat resiko permasalahan yang dihadapi Satker. Untuk itu, akan segera dikeluarkan Peraturan Inspektur Jenderal tentang Panduan Pemetaan Satuan Kerja yang akan menjadi acuan dalam melakukan pemetaan pada satuan kerja.

3. Peningkatan kualitas laporan analisa permasalahan yang dihadapi oleh

Satker, sehingga dapat digambarkan kecenderungan-kecenderungan permasalahan dan perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan oleh Satker.

E. TANTANGAN DAN ISU-ISU STRATEGIS TAHUN 2015

Dalam mewujudkan Tata Pemerintahan Yang Bersih dan Baik di Kemlu, Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) dan Kesekjenan mendapat tantangan untuk melaksanakan tugas-tugas baru sebagai amanah Peraturan Nasional yang belum tercantum dalam Permenlu Nomor 07 Tahun 2011. Tugas-tugas baru

(27)

Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 18

tersebut bertujuan untuk mempercepat upaya pencapaian tujuan Reformasi Birokrasi di setiap Kementerian/Lembaga.

Terkait dengan hal tersebut, pada tahun 2015 Inspektorat Jenderal, dalam hal ini Sekretariat Inspektorat Jenderal juga telah melakukan koordinasi dengan instansi terkait di Kemlu dan non Kemlu untuk membangun berbagai infrastruktur untuk mendorong percepatan Reformasi Birokrasi di Kemlu dan Perwakilan RI,

antara lain melalui Pembangunan Zona Integritas, Penanganan Whistleblowing

System dan Pengelolaan Pengaduan Masyarakat, Pelaporan Laporan Harta

Kekayaan Aparat Sipil Negara (LHKASN), Pengawasan Implementasi SPIP, Penanganan Gratifikasi, Penanganan Benturan Kepentingan, melakukan Penilaian Mandiri terhadap Pelaksanaan Reformasi Birokkrasi (PMPRB), serta menjadi koordinator dalam melakukan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) dan Reviu Laporan Kinerja (LKj) Kemlu. Disamping itu sebagai tindak lanjut Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 56 Tahun 2015, Sekretariat Inspektorat Jenderal juga melakukan Penataan Penguatan Organisasi di Inspektorat Jenderal dengan menyusun Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) yang baru dan menyusun suatu rangkaian Bisnis Proses, keterkaitan hubungan kerja antara Inspektorat Jenderal dengan berbagai Satuan Kerja lain terkait di Kemlu.

(28)

Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 19

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. Renstra (Keterkaitan Antara Visi Misi Kementerian Luar Negeri dengan Visi Misi Inspektorat Jenderal) Visi Itjen:

Terwujudnya Pengawasan dan Pengendalian Intern yang dilakukan secara independen, objektif, profesional, berintegritas, dan akuntabel guna mendukung keberhasilan diplomasi untuk kepentingan rakyat

Misi Itjen:

1. Meningkatkan fungsi konsultasi, deteksi dini pada pengawasan dan pengendalian intern;

2. Memperkuat implementasi penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di Kemlu; 3. Meningkatkan kualitas Audit Kinerja dalam

pengawasan dan pengendalian intern;

4. Meningkatkan kualitas pengawasan terhadap sistem akuntabilitas kinerja dan pelaporan pertanggungjawaban pengelolaan sumber daya publik;

5. Memperkuat infrastruktur manajemen pengawasan dan pengendalian intern.

Sasaran Strategis Itjen:

1. Meningkatnya akuntabilitas kinerja Satker yang terencana, terukur, ekonomis, efektif & efisien; 2. Meningkatnya akuntabilitas pengelolaan anggaran dan

aset negara serta pencegahan dini terjadinya risiko permasalahan;

3. Meningkatnya efektifitas kegiatan pengendalian untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi akuntabilitas kinerja Satker;

4.Meningkatnya dukungan manajemen yang baik dalam mendukung keberhasilan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Luar Negeri.

IKU Itjen:

1. Persentase Satuan Kerja Kemlu Pusat dan Perwakilan yang memenuhi kriteria Standar Penilaian Audit Kinerja.; 2. Persentase Laporan Keuangan (LK) Satuan Kerja Kemlu

Pusat dan Perwakilan yang memenuhi Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).

3. Nilai indeks akuntabilitas kinerja dan penganggaran Satuan Kerja Kemlu Pusat dan Perwakilan yang memenuhi unsurSistem Pengendalian Intern.

4. Persentase peningkatan dukungan manajemen yang baik dalam mendukung keberhasilan pengawasan intern Kemlu

Program Pengawasan dan

Peningkatan Akuntabilitas

Aparatur Kementerian Luar

Negeri

Rp.

24.891.900.000,-Misi Kemlu:

1.Memperkuat peran dan kepemimpinan Indonesia sebagai Negara maritim dalam kerja sama internasional untuk memajukan kepentingan nasional;

2.Memantapkan Peran Kemenlu sebagai penjuru pelaksana hubungan luar negeri dengan dukungan dan peran aktif seluruh pemangku kepentingan nasional; 3.Mewujudkan kapasitas Kemenlu

dan Perwakilan RI yang mumpuni.

Visi Kemlu:

Terwujudnya Wibawa Diplomasi guna Memperkuat Jati Diri Bangsa sebagai Negara Maritim untuk Kepentingan Rakyat

(29)

Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 20

B. Perjanjian Kinerja Itjen 2015

Program : Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Luar Negeri

Kegiatan : Pengawasan Perwakilan RI Total Anggaran : Rp. 24.891.900.000,-

Perjanjian Kinerja Itjen TA 2015

Sasaran Strategis Indikator Sasaran Target

(1) (2) (3)

Meningkatnya

akuntabilitas kinerja Satker yang terencana, terukur, ekonomis, efektif & efisien

Persentase Satuan Kerja Kemlu Pusat dan Perwakilan yang memenuhi kriteria Standar Penilaian Audit Kinerja.

80%

Meningkatnya

akuntabilitas pengelolaan anggaran dan aset negara serta pencegahan dini terjadinya risiko permasalahan

Persentase Laporan Keuangan (LK) Satuan Kerja Kemlu Pusat dan Perwakilan yang memenuhi Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).

90%

Meningkatnya efektifitas kegiatan pengendalian untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi akuntabilitas kinerja Satker

Nilai indeks akuntabilitas kinerja dan penganggaran Satuan Kerja Kemlu Pusat dan Perwakilan yang memenuhi unsur Sistem Pengendalian Intern.

indeks 5

Meningkatnya dukungan manajemen yang baik dalam mendukung keberhasilan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Luar Negeri

Persentase peningkatan dukungan manajemen yang baik dalam mendukung keberhasilan pengawasan intern Kemlu

(30)

Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 21

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Gambaran Umum

encana pelaksanaan Program dan Kegiatan Inspektorat Jenderal tahun 2015 dituangkan melalui dokumen Arsitektur Dasar Informasi Kinerja (ADIK) 2015. Setelah Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) disahkan, usulan kegiatan maupun anggaran yang dialokasikan untuk pelaksanaan Program dan Kegiatan sebagaimana yang diusulkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja (PK) tahun 2015.

Sesuai DIPA tahun 2015, Inspektorat Jenderal memperoleh alokasi anggaran sebesar

Rp. 24.891.900.000,-.Anggaran tersebut digunakan untuk membiayai pelaksanaan 1 program dan 4 kegiatan berdasarkan Indikator Kinerja Utama Inspektorat Jenderal, serta 1 kegiatan dukungan manajemen dan operasional perkantoran Inspektorat Jenderal.

Keberhasilan pencapaian visi dan misi serta pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat Jenderal, tidak terlepas dari faktor-faktor baik langsung maupun tidak langsung, yang dapat mempengaruhi pelaksanaan kegiatan yang sudah direncanakan sebelumnya. Faktor-faktor yang muncul sepanjang pelaksanaan Program dan Kegiatan Inspektorat Jenderal, diantaranya adalah:

1. Diterbitkannya Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan RI sebagai implementasi dari Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Kementerian/Lembaga.

2. Perubahan metode penganggaran pemerintah dari sistem item line budget menjadi

penganggaran dengan pendekatan berbasis kinerja, yang berfokus pada efisiensi penyelenggaraan suatu aktivitas. Penganggaran dengan pendekatan kinerja yang

(31)

Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 22

dikenal dengan istilah Anggaran Berbasis Kinerja (ABK) disusun dengan orientasi output dan outcome. Sistem ini menitikberatkan pada segi penatalaksanaan sehingga selain efisiensi penggunaan dana juga hasil kerjanya diperiksa. Tolok ukur

keberhasilan sistem anggaran ini adalah performance atau prestasi dari tujuan atau

hasil anggaran dengan menggunakan dana secara efisien sehingga akan terlihat adanya keterkaitan antara dana yang tersedia dengan hasil yang diharapkan. ABK juga mempengaruhi perkembangan pola audit Aparat Pengawas Inspektorat Jenderal,

yang semula berfokus pada Compliance Audit diperluas dengan Performance Audit.

3. Munculnya beberapa permasalahan yang memerlukan penanganan khusus.

Pelaksanaan tugas terkait dengan Audit Dengan Tujuan Tertentu tidak dapat direncanakan sebelumnya, sehingga perlu diantisipasi ketersediaan anggaran agar kegiatan tersebut dapat berjalan seiring dengan kegiatan lain yang telah direncanakan.

4. Pertimbangan resiko audit melalui pemetaan obyek audit dan sinkronisasi jadwal

audit yang dilakukan oleh Aparat Pengawas Ekstern.

Dalam pelaksanaan kegiatan pengawasan dan pengendalian pada tahun 2015, Inspektorat Jenderal masih menghadapi beberapa kendala diantaranya:

1. Jumlah SDM di Inspektorat Jenderal yang fluktuatif, dimana saat ini dapat dilihat

bahwa di awal tahun 2015 terdapat penambahan beberapa PDLN baru di lingkungan Itjen yang berasal dari staf yang telah menyelesaikan penempatan. Namun di pertengahan tahun terdapat pengurangan jumlah staf PDLN di lingkungan Itjen, terutama karena adanya mutasi staf yang ditempatkan ke luar negeri dan menjalankan tugas belajar. Fluktuatif (pengurangan) SDM mengakibatkan jumlah pegawai yang menguasai permasalahan menjadi terbatas, dan mutasi SDM mengharuskan pegawai mempelajari tugas pokok dan fungsi yang baru, sehingga memerlukan waktu untuk penyesuaian guna menjamin program kerja yang telah disusun ditahun berjalan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana di awal tahun, yang tercermin dalam dokumen Perjanjian Kinerja tahun anggaran 2015.

(32)

Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 23

Gambaran perbandingan komposisi SDM di Inspektorat Jenderal antara Januari 2015 dengan Desember 2015 adalah sebagai berikut:

Keterangan :

1) Jumlah Pegawai Honorer Itjen pada bulan November / Desember 2014 adalah 6 (enam) orang diluar jumlah pegawai diatas.

2) Terdapat pegawai yang menjalankan cuti di luar tanggungan Negara yaitu : Sdr. Helmi Hamzah (per 1 februari 2013), Sdr. Simon H. Hutasoit (per 1 Juli 2013) dan Sdri. Dayana Pratiwi (per 1 Juli 2014)

2. Tanggapan dan tindak lanjut dari satker terkait yang seringkali kurang cepat.

3. Dengan adanya tugas tambahan yang mendesak di Sekretariat Inspektorat Jenderal

mengakibatkan seringnya pelaksana kegiatan terlambat dalam menyusun TOR dan RAB.

4. Kurangnya keakurasian data dan frekuensi pertemuan dengan BPKP yang

mengakibatkan lambatnya progress tindak lanjut temuan BPKP.

5. Dari segi perencanaan, masih terdapat beberapa kegiatan yang tidak dilaksanakan

sesuai waktu yang direncanakan karena overlapping dengan jadwal pelaksanaan

kegiatan lainnya.

N o

Unit Jumlah Seluruh SDM

Struktural Auditor Fungsional Diplomat BPKRT Staf Magang

(PDK dan BPKRT)

Staf PDDN (selain Auditor)

Mutasi (ke luar negeri)

Tugas Belajar

Jan Des Jan Des Jan Des Jan Des Jan Des Jan Des Jan Des Jan Des Jan Des

1 Set. Itjen 57 50 19 20 0 0 9 4 8 9 0 0 19 18 0 9 2 3 2 Itwil I 10 12 1 1 6 7 2 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3 Itwil II 13 12 1 1 8 8 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 4 Itwil III 10 11 1 1 6 6 2 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 5 Itwil IV 12 12 1 1 8 7 1 2 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 Total 102 97 23 24 28 28 16 11 11 13 0 0 19 18 0 10 3 3

(33)

Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 24

Sebagai upaya mengatasi kendala, Inspektorat Jenderal telah melakukan langkah-langkah penanganan kendala, sebagai berikut:

1. Jumlah SDM yang berkurang diatasi dengan memberdayakan seluruh SDM yang ada

semaksimal mungkin dan meningkatkan SDM yang berkualitas dengan berbagai kegiatan Program Pengembangan Mandiri (PPM) antara lain : Bimbingan Teknis, FGD, pelatihan auditor, sosialisasi, dan lainnya.

2. Perlunya penetapan formasi jabatan fungsional auditor yang dimaksudkan untuk

mendapatkan jumlah dan susunan jabatan fungsional auditor Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan beban kerja yang dapat dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu secara profesional serta memungkinkan pencapaian jumlah angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan pangkat.

3. Evaluasi dan Uraian Pelaksanaan Tugas telah dimiliki oleh pegawai Inspektorat

Jenderal, namun masih diperlukan penjabaran secara lebih lengkap dan terperinci atas uraian tugas tersebut.

4. Perlunya kesadaran masing-masing pegawai untuk melaksanakan dan menyelesaikan

tugasnya masing-masing serta supervisi yang memadai dari para atasan langsung dalam penyelesaian tugas-tugas pegawai.

5. Peningkatan koordinasi dengan satker terkait sehingga tanggapan maupun tindak

lanjut dari satker terkait dapat lebih cepat diterima maupun dilaksanakan.

6. Terkait dengan penghematan anggaran, dilaksanakan penyesuaian atas pelaksanaan

kegiatan sehingga kegiatan tetap dapat terlaksana. Beberapa penyesuaian yang dilaksanakan antara lain dengan mengurangi kegiatan pertemuan di hotel dan dalam pelaksanaan PKPT luar negeri dilakukan pengurangan jumlah perwakilan dan hari kerja pelaksanaan.

(34)

Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 25

Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam rangka peningkatan kinerja Itjen:

1. Tertib pendokumentasian/pengarsipan atas dokumen-dokumen pelaksanaan

kegiatan sebagai bukti capaian kinerja Sekretariat Inspektorat Jenderal perlu ditingkatkan.

2. Mengingat keterbatasan jumlah SDM dan proyeksi mutasi pegawai pada Sekretariat

Inspektorat Jenderal, perlu dilakukan sharing knowledge secara berkesinambungan

dan penempatan staf yang disesuaikan dengan pemetaan jabatan yang ditetapkan oleh Kemen PAN & RB.

3. Tertib kerja perlu dievaluasi dengan baik setiap saat sehingga setiap staf dapat lebih

kompeten dan produktif.

4. Masih dibutuhkan pelatihan yang dapat meningkatkan kemampuan SDM Itjen,

sebagaimana telah dilaksanakan pada TA 2015. Hal ini diperlukan mengingat makin meningkatnya tantangan yang dihadapi Itjen.

5. Penajaman pelaksanaan Kegiatan masih perlu ditingkatkan dalam hal pembuatan

laporan analisa permasalahan Satuan kerja sehingga dapat digambarkan kecenderungan-kecenderungan permasalahan dan perbaikan-perbaikan yang telah tercapai di Satuan kerja.

6. Perlu dibentuk forum diskusi mengenai temuan audit sehingga dapat tercipta

persamaan presepsi dalam menafsirkan suatu aturan.

7. Produk-produk Early Warning yang dikeluarkan Inspektorat Jenderal perlu

(35)

Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 26

B. Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2015

NO SASARAN

ESELON I IKU ESELON I

INFORMASI KINERJA JUMLAH % DATA DUKUNG 1 Meningkatnya akuntabilitas kinerja Satker yang terencana, terukur, ekonomis, efektif & efisien. Persentase Satuan Kerja Kemlu Pusat dan Perwakilan yang memenuhi kriteria Standar Penilaian Audit Kinerja. Jumlah Satker yang memenuhi kriteria Standar Penilaian Audit Kinerja dengan Kategori Baik

20 80% Kertas kerja indeks penilaian akuntabilitas tata kelola sumber daya publik Laporan Hasil Audit Laporan APIP Itjen

Jumlah Satker yang diaudit 25 2 Meningkatnya akuntabilitas pengelolaan anggaran dan aset negara serta pencegahan dini terjadinya risiko permasalahan. Persentase Laporan Keuangan (LK) Satuan Kerja Kemlu Pusat dan Perwakilan yang memenuhi Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Jumlah LK yang memenuhi SAP 40 100% Laporan Rekonsiliasi SAKPA-SIMAK BMN Laporan Hasil Reviu Jumlah LK yang direviu 40 3 Meningkatnya efektifitas kegiatan pengendalian untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi akuntabilitas kinerja Satker. Nilai indeks akuntabilitas kinerja dan penganggaran Satuan Kerja Kemlu Pusat dan Perwakilan yang memenuhi unsur Sistem Pengendalian Intern Indeksasi dari setiap pelaksanaan komponen kegiatan.

Indeks 7 140% Kertas Kerja Penilaian SPIP

Laporan Hasil Audit

Laporan Hasil Audit SPIP BPKP

(36)

Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 27

NO SASARAN

ESELON I IKU ESELON I

INFORMASI KINERJA JUMLAH % DATA DUKUNG 4 Meningkatnya dukungan manajemen yang baik dalam mendukung keberhasilan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Luar Negeri. Persentase peningkatan dukungan manajemen yang baik dalam mendukung keberhasilan pengawasan intern Kemlu Prosentase (Indeks) kualitas dukungan manajemen 92,93% (indeks 8) 109,32 • Laporan Pelaksanaan SPIP • Laporan Realisasi Anggaran • Dokumen SAKIP Itjen • Renstra Itjen • Laporan Monev, PKK dan Renaksi Itjen • Laporan Tindak Lanjut Hasil Audit • Laporan Kunjungan Pengawasan dan Pengendalian Irjen • Laporan Kunjungan Pengawasan dan Pengendalian Sesitjen • Laporan BMN • Laporan Pelaksanaan Evaluasi AKIP 85% (indeks 7)

C. Analisis Pencapaian Sasaran

Tahun 2015 memiliki arti strategis bagi Inspektorat Jenderal dalam upaya mendorong penguatan organisasi Kementerian Luar Negeri yang profesional dan bersih dalam rangka mendukung tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih. Pada periode tersebut, selain tugas-tugas rutin di bidang pengawasan dan pengendalian, Inspektorat Jenderal mendapat tugas-tugas strategis antara lain memulai penerapan evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) di lingkungan Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia, koordinator penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan penguatan intensitas pengawasan/ pengendalian terhadap upaya Kementerian untuk mempertahankan status Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Kementerian. Arti strategis periode tersebut juga mendapat kualifikasi tambahan berupa kewajiban untuk menjalankan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun

(37)

Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 28

2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi. Keberhasilan melaksanakan tugas-tugas strategis tersebut dengan baik sangat ditentukan oleh kinerja Inspektorat Jenderal sebagai Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP).

Peraturan Menteri Luar Negeri No. 02 tahun 2013 tentang Pedoman Pengawasan Intern Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia telah dikeluarkan sebagai salah satu landasan untuk memperkuat upaya pengawasan dan pengendalian intern terutama dalam rangka pencegahan dan pemberantasan korupsi di Kementerian Luar Negeri.

Keberhasilan tugas-tugas strategis tersebut merupakan implementasi dari tugas dan fungsi Inspektorat Jenderal sebagai pengawas internal dengan paradigma baru yang berorientasi kepada perbaikan satuan kerja (sistem manajemen kinerja dan anggaran) dengan prinsip-prinsip kemitraan dan konsultasi untuk mencegah masalah.

Sejalan dengan upaya pencapaian nilai, prinsip, tugas, dan sasaran di atas, Inspektorat Jenderal juga melihat keperluan untuk terus meningkatkan kualitas pengawasan internal, antara lain melalui evaluasi rutin terhadap kinerja Sekretariat Inspektorat Jenderal guna tercapainya penguatan organisasi dan kelembagaan, tata laksana kerja (proses bisnis), dan kompetensi SDM.

Dalam rangka pencapaian Visi dan Misi di bidang pengawasan, Inspektorat Jenderal telah menetapkan sasaran yang akan dicapai, yaitu:

1. Meningkatnya akuntabilitas kinerja Satker yang terencana, terukur, ekonomis,

efektif & efisien.

2. Meningkatnya akuntabilitas pengelolaan anggaran dan aset negara serta

pencegahan dini terjadinya risiko permasalahan.

3. Meningkatnya efektifitas kegiatan pengendalian untuk memberikan keyakinan

yang memadai bagi akuntabilitas kinerja Satker.

4. Meningkatnya dukungan manajemen yang baik dalam mendukung keberhasilan

pengawasan intern di lingkungan Kementerian Luar Negeri.

Pencapaian sasaran tersebut diimplementasikan melalui pelaksanaan kegiatan pengawasan dan pengendalian yang terdiri dari audit kinerja dalam negeri, audit kinerja luar negeri, koordinasi pengawasan dengan satuan kerja di lingkungan Kementerian Luar Negeri dan instansi terkait, serta rekomendasi pengawasan dan

(38)

Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 29

c.1. Sasaran Strategis I

Capaian sasaran strategis “Meningkatnya akuntabilitas kinerja Satker yang

terencana, terukur, ekonomis, efektif & efisien’’ ditandai dengan IKU yaitu:

Persentase Satuan Kerja Kemlu Pusat dan Perwakilan yang memenuhi kriteria Standar Penilaian Audit Kinerja.

IKU tersebut diperoleh dengan formulasi pengukuran:

(Jumlah Satker yang memenuhi kriteria Standar Penilaian Audit Kinerja dengan Kategori Baik / Jumlah Satker yang diaudit) x 100%

Capaian sasaran strategis I berdasarkan hasil perhitungan dari indikator kinerja utama sebagaimana tabel dibawah ini:

Analisa IKU I

Sepanjang tahun 2015, dalam hal capaian IKU-1 yaitu Persentase Satuan Kerja Kemlu

Pusat dan Perwakilan yang memenuhi kriteria Standar Penilaian Audit Kinerja, Inspektorat Jenderal

mencatat bahwa dari target 25 jumlah Satker yang diadit, sebanyak 20 Satker telah memenuhi kriteria standar penilaian audit kinerja dengan kategori Baik. Dengan demikian, capaian untuk IKU tersebut adalah sebesar 80% sebagaimana tabel di bawah ini:

IKU ESELON II INFORMASI KINERJA JUMLAH %

IKU 1 Persentase Satuan Kerja Kemlu Pusat dan Perwakilan yang memenuhi kriteria Standar Penilaian Audit Kinerja.

Jumlah Satker yang memenuhi kriteria Standar Penilaian Audit

Kinerja dengan Kategori Baik. 20

80%

Jumlah Satker yang diaudit 25

No Indikator Kinerja Utama (IKU)

Tahun 2015 Target

(%) Realisasi (%) Capaian (%)

1. Persentase Satuan Kerja Kemlu Pusat dan

Perwakilan yang memenuhi kriteria Standar Penilaian Audit Kinerja.

80 80 100%

(39)

Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 30

c.2. Sasaran Strategis II

Capaian sasaran strategis “Meningkatnya akuntabilitas pengelolaan anggaran dan aset

negara serta pencegahan dini terjadinya risiko permasalahan ” ditandai dengan IKU

yaitu:

Persentase Laporan Keuangan (LK) yang memenuhi Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).

IKU tersebut diperoleh dengan formulasi pengukuran:

(Jumlah LK yang memenuhi SAP / Jumlah LK yang direviu) x 100%

Capaian sasaran strategis II berdasarkan hasil perhitungan dari indikator kinerja utama sebagaimana tabel dibawah ini:

Analisa IKU II

Sepanjang tahun 2015, dalam hal capaian IKU-2 Persentase Laporan Keuangan (LK)

yang memenuhi Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), Inspektorat Jenderal mencatat

bahwa dari target 40 Jumlah LK yang direviu, sebanyak 40 LK telah memenuhi SAP, sebagaimana digambarkan pada tabel di bawah ini:

IKU ESELON II INFORMASI KINERJA JUMLAH %

IKU 2 Persentase Laporan Keuangan (LK) yang memenuhi Standar Akuntansi Pemerintahan

Jumlah LK yang memenuhi SAP 40

100%

Jumlah LK yang direviu 40

No Indikator Kinerja Utama (IKU)

Tahun 2015 Target

(%) Realisasi (%) Capaian (%)

1. Persentase Laporan Keuangan (LK) yang

memenuhi Standar Akuntansi

Pemerintahan (SAP).

90 100 111,11

(40)

Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 31

(SAP).

c.3. Sasaran Strategis III

Capaian sasaran strategis “Meningkatnya efektifitas kegiatan pengendalian untuk

memberikan keyakinan yang memadai bagi akuntabilitas kinerja Satker”, ditandai dengan

IKU yaitu:

Nilai indeks akuntabilitas kinerja dan penganggaran Satuan Kerja yang memenuhi unsur Sistem Pengendalian Intern.

IKU tersebut diperoleh dengan formulasi pengukuran:

Indeksasi dari setiap pelaksanaan komponen kegiatan.

Nilai Indeks akuntabilitas kinerja dan penganggaran Satuan Kerja diukur dengan pembagian 3 (tiga) komponen kegiatan yakni:

a. Evaluasi AKIP b. Review RKA-KL c. Penilaian SPIP

Capaian sasaran 3 berdasarkan hasil perhitungan dari indikator kinerja utama sebagaimana tabel dibawah ini:

No Indikator Kinerja Utama (IKU)

Tahun 2015 Target

(%) Realisasi (%) Capaian (%)

1. Nilai indeks akuntabilitas kinerja dan

penganggaran Satuan Kerja yang memenuhi unsur Sistem Pengendalian Intern.

Indeks 5 Indeks 8 140

(41)

Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 32

Analisa IKU III

Sepanjang tahun 2015, dalam hal capaian IKU 3 yaitu Nilai indeks akuntabilitas

kinerja dan penganggaran Satuan Kerja yang memenuhi unsur Sistem Pengendalian Intern,

Inspektorat Jenderal mencatat bahwa dari Indeksasi dari setiap pelaksanaan komponen kegiatan dengan target nilai indeks 5, tercatat capaian kinerja mencapai indeks 7. Dengan demikian, capaian untuk IKU tersebut adalah sebesar 140 % sebagaimana tabel di bawah ini:

IKU ESELON II INFORMASI KINERJA JUMLAH %

IKU 3 Nilai indeks akuntabilitas kinerja dan penganggaran Satuan Kerja yang memenuhi unsur Sistem Pengendalian Intern.

Realisasi Indeksasi dari setiap

pelaksanaan komponen kegiatan. 7

140% Target Indeksasi dari setiap

pelaksanaan komponen kegiatan. 5

c.4. Sasaran Strategis IV

Capaian sasaran strategis “Meningkatnya dukungan manajemen yang baik dalam

mendukung keberhasilan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Luar Negeri”,

ditandai dengan IKU yaitu:

Persentase peningkatan dukungan manajemen yang baik dalam mendukung keberhasilan pengawasan intern Kemlu

(42)

Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 33

IKU tersebut diperoleh dengan formulasi pengukuran:

Prosentase (Indeks) kualitas dukungan manajemen

Capaian sasaran 4 berdasarkan hasil perhitungan dari indikator kinerja utama sebagaimana tabel dibawah ini:

Analisa IKU IV

Sepanjang tahun 2015, dalam hal capaian IKU 4 yaitu Persentase peningkatan dukungan manajemen yang baik dalam mendukung keberhasilan pengawasan intern

Kemlu, Inspektorat Jenderal mencatat bahwa dari target 85%, tercatat capaian kinerja

mencapai 92,93%. Dengan demikian, capaian untuk IKU tersebut adalah sebesar 109,32 % sebagaimana tabel di bawah ini:

IKU ESELON II INFORMASI KINERJA JUMLAH %

IKU 4 Persentase peningkatan dukungan manajemen yang baik dalam mendukung keberhasilan pengawasan intern Kemlu.

Realisasi Prosentase (Indeks)

kualitas dukungan manajemen 92,93%

109,32%

Target Prosentase (Indeks)

kualitas dukungan manajemen 85%

No Indikator Kinerja Utama (IKU)

Tahun 2015 Target

(%) Realisasi (%) Capaian (%)

1. Persentase peningkatan dukungan

manajemen yang baik dalam mendukung keberhasilan pengawasan intern Kemlu

85% (Indeks 7)

92,93% (Indeks 8)

109,32

(43)

Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 34

Dari analisa pencapaian Sasaran I, II, III dan IV, maka secara rata-rata capaian Sasaran Inspektorat Jenderal adalah sebesar 115,11% dapat diuraikan sebagai berikut:

D. Akuntabilitas Keuangan Tahun 2015

Sesuai DIPA TA 2015, alokasi pagu anggaran Inspektorat Jenderal sebesar Rp. 24.891.900.000,-. Realisasi anggaran Inspektorat Jenderal per 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut :

No Sasaran

Tahun 2015 Capaian

(%)

1. Meningkatnya akuntabilitas kinerja Satker yang

terencana, terukur, ekonomis, efektif & efisien. 100%

2. Meningkatnya akuntabilitas pengelolaan anggaran dan aset negara serta pencegahan dini terjadinya risiko permasalahan.

111,11%

3. Meningkatnya efektifitas kegiatan pengendalian untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi akuntabilitas kinerja Satker.

140%

4. Meningkatnya dukungan manajemen yang baik dalam mendukung keberhasilan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Luar Negeri.

109,32%

Capaian Rata-rata 115,11%

No Uraian IKU Pagu

(Rupiah) Realisasi (Rupiah) % Realisasi 1. Pengawasan Perwakilan RI wilayah Asia dan Kemlu I 1. Persentase satuan kerja di Inspektorat Wilayah I yang memenuhi kriteria Standar Penilaian Audit Kinerja. 2. Persentase Laporan 1.144.871.000 1.141.640.774 99,72 %

(44)

Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 35 Keuangan (LK) Satuan Kerja yang memenuhi Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) di wilayah kerja Inspektorat Wilayah I. 3. Persentase kepuasan Satuan Kerja atas pelaksanaan konsultasi, pendampingan dan koordinasi oleh Inspektorat Wilayah I. 4. Nilai indeks akuntabilitas kinerja dan penganggaran Satuan Kerja di Wilayah I yang memenuhi unsur Sistem Pengendalian Intern. 2. Pengawasan Perwakilan RI wilayah Eropa dan Kemlu II 1. Persentase Satuan Kerja di wilayah kerja Inspektorat Wilayah II yang memenuhi kriteria Standar Penilaian Audit Kinerja. 2. Persentase Laporan Keuangan (LK) Satuan Kerja di 1.413.567.000 1.404.159.437 99,33 %

(45)

Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 36 wilayah kerja Inspektorat Wilayah II yang memenuhi Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) 3. Persentase kepuasan Satuan Kerja atas pelaksanaan konsultasi, pendampingan dan koordinasi oleh Inspektorat Wilayah II. 4. Nilai indeks akuntabilitas kinerja dan penganggaran Satuan Kerja di wilayah kerja Inspektorat Wilayah II yang memenuhi unsur Sistem Pengendalian Intern. 3. Pengawasan Perwakilan RI wilayah Afrika-Timur Tengah dan Kemlu III 1. Persentase Satker yang memenuhi kriteria Standar Penilaian Audit Kinerja. 2. Persentase Laporan 1.311.979.000 1.245.656.843 94,94 %

(46)

Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 37 Keuangan (LK) Satker yang memenuhi Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) di wilayah kerja. 3. Persentase kepuasan Satuan Kerja atas pelaksanaan konsultasi dan pendampingan Inspektorat Wilayah III. 4. Nilai indeks akuntabilitas kinerja dan penganggaran Satuan Kerja yang memenuhi unsur Sistem Pengendalian Intern. 4. Pengawasan Perwakilan RI wilayah Amerika-Pasifik dan Kemlu IV 1. Persentase Satuan Kerja yang memenuhi kriteria/standa r penilaian Audit Kinerja dengan Kategori 'Baik' di wilayah kerja Inspektorat Wilayah IV 1.496.042.000 1.384.000.814 92,51 %

(47)

Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 38 2. Persentase Laporan Keuangan (LK) Satuan Kerja yang memenuhi Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) di wilayah kerja Inspektorat Wilayah IV. 3. Persentase kepuasan Satuan Kerja atas pelaksanaan konsultasi, pendampingan dan koordinasi oleh Inspektorat Wilayah IV. 4. Nilai indeks akuntabilitas kinerja dan penganggaran Satuan Kerja yang memenuhi unsur Sistem Pengendalian Intern. 5. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis lainnya Itjen 1. Persentase laporan analisis temuan dan tindak lanjut yang dapat dimanfaatkan stakeholders 19.525.441.000 17.566.478.380 89,97 %

(48)

Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 39

E. Perbandingan Realisasi Anggaran dan Capaian Kinerja 2015 dengan 2014 1. Perbandingan Realisasi Anggaran 2015 dan 2014

Dari segi akuntabilitas anggaran, pada tahun 2014 penyerapan anggaran Inspektorat Jenderal mencapai Rp. 24.396.109.217,00 atau 101,09% dari pagu Rp. 24.131.962.000,00.

Sedangkan pada tahun 2015, penyerapan anggaran Inspektorat Jenderal mencapai Rp. 22.741.936.248,00 atau 91,36% dari pagu DIPA 2015 sebesar Rp. 24.891.900.000,00.

Pada tahun 2015 terdapat perubahan Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Inspektorat Jenderal. Dengan demikian, maka perbandingan realisasi anggaran antara tahun 2015 dan 2014 hanya dilakukan untuk total realisasi anggaran saja, bukan berdasarkan IKU masing-masing Sasaran Strategis.

Kemlu terkait.

2. Persentase

APIP Itjen yang memiliki kompetensi "Baik". 3. Persentase peningkatan akuntabilitas kinerja dan anggaran. 4. Persentase pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana Inspektorat Jenderal. T o t a l 24.891.900.000 22.741.936.248 91,36 %

(49)

Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 40

Penurunan Realisasi Anggaran pada tahun 2015 dibandingkan tahun 2014 antara lain disebabkan oleh tidak terserapnya anggaran belanja pegawai secara optimal karena persetujuan kenaikan tunjangan kinerja tidak sebesar yang direncanakan seperti pada awal tahun 2015.

2. Perbandingan Realisasi Kinerja 2015 dan 2014

Pada tahun 2015 terdapat perubahan Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Inspektorat Jenderal. Dengan demikian, maka perbandingan realisasi kinerja antara tahun 2015 dan 2014 hanya dilakukan untuk total realisasi kinerja saja, bukan berdasarkan IKU masing-masing Sasaran Strategis.

Dari segi capaian kinerja, secara umum terdapat peningkatan capaian kinerja pada tahun 2015 dibandingkan dengan tahun 2014, dengan rincian sebagai berikut:

Meningkatnya realisasi capaian kinerja pada tahun 2015 disebabkan karena beberapa faktor, antara lain adalah sebagai berikut:

a. Meningkatnya pelaksanaan kegiatan-kegiatan review penyusunan laporan

keuangan, RKA-KL dan Anggaran Belanja Tambahan (ABT), evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP);

b. Meningkatnya kegiatan pendampingan dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan

Satker;

c. Meningkatnya kegiatan pengendalian dan pengawasan kinerja pada Satker Pusat

maupun Satker Perwakilan .

Tahun 2015 Tahun 2014 Naik /

Turun Pagu Realisasi % Pagu Realisasi % %

24.891.900.000,00 22.741.936.248,00 91,36% 24.131.962.000,00 24.396.109.217,00 101,09

% 9,73% Turun

Prosentase Realisasi Kinerja

Tahun 2015 Tahun 2014 Naik/Turun

(50)

Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 41

F. Uraian Umum Capaian Kinerja

Pelaksanaan kinerja Inspektorat Jenderal pada tahun 2015 dapat digambarkan antara lain sebagai berikut:

1) Rekonsiliasi SAIBA-SIMAK

Inspektorat Jenderal telah melakukan kegiatan Rekonsiliasi SAIBA-SIMAK dari tanggal 24 s/d 26 Juli 2015 dalam rangka penyusunan LK Kemlu TA 2014 bertempat di gedung Carakaloka Jakarta.

2) Pelaksanaan pendampingan dan penyusunan Laporan Keuangan

Pelaksanaan pendampingan dan penyusunan Laporan Keuangan tingkat

Kementerian serta Reviu Laporan Keuangan Perwakilan RI pada tanggal 27 – 31 Juli

2015 di Gedung Carakaloka Jakarta.

3) Reviu Laporan Keuangan Kemlu

Melakukan Reviu Laporan Keuangan Kemlu Semester I Tahun Anggaran 2015

bertempat di Ruang Rapat Auditorium Pusdiklat Senayan Jakarta pada tanggal 3 – 7

Agustus 2015.

4) Kegiatan Pendampingan Lainnya

Kegiatan pendampingan lainnya meliputi konsultasi, pendampingan, dan koordinasi internal (antar Satker Kemlu terkait) dan koordinasi eksternal (instansi terkait di luar Kemlu) untuk kegiatan/penyelesaian kasus TP/TGR, Koordinasi Penyelesaian Tindak Lanjut, Koordinasi Data Kasus, Kegiatan Melopen dan Koordinasi hasil temuan audit dengan BPK, BPKP, Kejaksaan Agung serta Kementerian Instansi Terkait.

5) Pendampingan Pelaksanaan SPIP

Pendampingan terhadap pelaksanaan SPIP Satker, dimana di dalamnya termasuk Melakukan kegiatan Monitoring SPM/SP2D, data kasus, dan PNBP.

6) Verifikasi Anggaran Belanja Tambahan (ABT)

Melakukan verivikasi Anggaran Belanja Tambahan (ABT) Pajak Penghasilan Home Staff Perwakilan, ABT Tunggakan Belanja Modal Gedung dan Bangunan, Selisih Kurs dan PPh 21 untuk Perwakilan RI, ABT Belanja Modal Perwakilan, ABT Belanja Pegawai Perwakilan, Tunjangan Kinerja Pegawai Kemlu, serta verifikasi penggantian biaya perlindungan WNI/BHI.

7) Reviu Revisi Anggaran Perwakilan RI

Kegiatan Reviu Revisi Anggaran Perwakilan RI merupakan kegiatan yang dilakukan sebagai rangkaian perencanaan anggaran dan kinerja yang akuntabel.

(51)

Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 42

8) Evaluasi AKIP

Evaluasi atas dokumen SAKIP Satker Pusat dan Perwakilan RI yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas Laporan Pertanggungjawaban Kinerja dan Penggunaan APBN serta untuk memperbaiki nilai AKIP Kemlu secara keseluruhan yang pada tahun ini naik menjadi “BB” dari “B”.

9) Evaluasi RKAKL

Evaluasi atas RKAKL Satker Pusat dan Perwakilan dilakukan sebagai bentuk

pendampingan Inspektorat Jenderal dari tahap perencanaan hingga

pertanggungjawaban. Reviu RKAKL

10)Rekapitulasi Tindak Lanjut Hasil Temuan BPK

Sesuai dengan UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, setiap Kementerian/Lembaga wajib menindaklanjuti hasil pemeriksaan BPK. Dalam kaitan ini, Sekretariat Inspektorat Jenderal sesuai dengan tugas dan fungsinya telah melakukan tindak lanjut hasil temuan BPK Tahun 2015 baik

terhadap Laporan Keuangan maupun pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Dengan Tujuan

Tertentu (PDTT) BPK pada Perwakilan RI di Luar Negeri.

Berikut matriks rekapitulasi tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK pada Kementerian Luar Negeri (Data per Juli 2015) :

Tahun Temuan Rekomendasi

Hasil Pemantauan Tindak Lanjut

Sesuai dengan Rekomendasi Dalam Proses Tindak Lanjut Belum Ditindak Lanjuti Tidak Dapat Ditindaklanjuti dengan alasan yang sah 2006 62 72 64 8 - - 2007 253 303 234 56 13 - 2008 188 229 197 26 5 1 2009 112 145 132 9 4 - 2010 104 145 128 13 4 - 2011 155 230 183 28 18 1 2012 160 269 154 49 66 - 2013 89 148 65 20 63 - 2014 72 122 20 14 88 - 2015 21 46 18 9 19 - Total 1,216 1709 1,195 232 280 2

(52)

Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 43

Kegiatan Rekonsilisi Tindak Lanjut Temuan Inspektorat Jenderal merupakan kegiatan rutin Sekretariat Inspektorat Jenderal per triwulan. Sehubungan dengan efisiensi dan adanya prioritas kegiatan, Rekonsiliasi Tindak Lanjut Temuan Inspektorat Jenderal TA 2015 dilaksanakan sebanyak 3 kali.

Berdasarkan Rekonsiliasi Triwulan IV TA 2015, tercatat jumlah temuan hasil audit Inspektorat Jenderal mencapai 1987 temuan dengan 2172 rekomendasi. Dari jumlah tersebut, 76,63% (1664,5 rekomendasi) telah selesai ditindaklanjuti oleh Satuan Kerja Pusat dan Perwakilan RI terkait. Sementara 6,93% (150,5 rekomendasi) masih dalam proses tindak lanjut dan 16,44% (357 rekomendasi) belum ditindaklanjuti.

12)Rekonsiliasi TP/TGR

Kegiatan tersebut merupakan kegiatan rutin per triwulan, yang melibatkan Biro Keuangan dan Inspektorat Jenderal. Penyelesaian TP/TGR dilaksanakan berdasarkan Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 01 Tahun 2013 tentang Tata Kerja Tim Penyelesaian Kerugian Negara (TPKN).

Dari hasil penelahaan nilai kerugian negara pada Kementerian Luar Negeri, diketahui nilai jumlah kasus TP/TGR per 30 September 2015 sebanyak 1493 kasus dengan rincian:

a. 13 kasus telah diterbitkan SK Pembebasan oleh TPKN,

b. 1318 kasus TP/TGR telah lunas dengan ekuivalen seluruh kasus dalam rupiah

sebesar Rp.32.813.496.084,04. Terhadap kasus-kasus tersebut, sebanyak 1262

kasus TGR lunas telah diusulkan untuk dibuatkan SK Pembebanan dan SK

Pelunasan, dan sebanyak 20 kasus TGR lunas lainnya akan diusulkan untuk

dibuatkan SK Pembebanan dan SK Pelunasan.

c. 14 kasus kerugian negara (2 kasus di antaranya) telah diputuskan dengan

kekuatan hukum tetap (inkracht) dan telah dilimpahkan ke KPKNL dengan

ekuivalen seluruhnya dalam rupiah sebesar RP.37.165.416,03.

d. 148 kasus kerugian negara yang masih proses dengan ekuivalen seluruhnya

dalam rupiah sebesar Rp.5.335.269.430,26. Dari kasus yang masih dalam proses tersebut sebanyak 22 kasus telah memenuhi syarat untuk direkomendasikan agar dilimpahkan ke KPKNL.

13)Pemutakhiran Data Kasus

Kegiatan Rekonsilisi Tindak Lanjut Temuan Inspektorat Jenderal merupakan kegiatan rutin Sekretariat Inspektorat Jenderal per semester.

Berdasarkan pemutakhiran semester II TA 2015 (September), total kasus yang tercatat hingga Januari 2015 adalah 138 kasus, namun setelah dilakukan pembahasan kasus hingga 29 September 2015 menjadi 94 kasus. Berkurangnya

Referensi

Dokumen terkait