• Tidak ada hasil yang ditemukan

14

1. Pengertian Manajemen

Banyak ditemukan definisi tentang manajemen mulai dari manajemen sebagai ilmu, proses, seni dan profesi. Adapun manajemen yang dimaksud dalam manajemen disini adalah manajemen sebagai

proses. Maka manajemen berarti proses merencanakan,

mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran organisasi yang telah ditetapkan.1

Dari segi etimologi, kata manajemen berasal dari bahasa inggris yang diambil dari kata to manage yang sinonimnya antara lain to hand berarti mengurus, to control berarti memeriksa, to quide berarti memimpin atau membimbing, jadi apabila dilihat dari asal katanya, manajemen berarti mengurus, mengendalikan memimpin, dan membimbing.2

Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan tenaga manusia dan sumber daya lainnya.

1

James A.F, Stoner, Manajemen, terj. Alexander Sindoro, (Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Popular, 1996), hlm.7

2

E.K.Mochtar Effendi, Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam, (Jakarta : Bharata Karya Aksara, 1996), cet ke-2, h. 6

Manajemen sudah semakin dirasakan sebagai suatu kebutuhan pokok, baik oleh sekumpulan individu, kelompok, maupun organisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan bersama maka dari pada itu untuk mencapai tujuan secara efektif diperlukan manajemen yang baik dan benar.

Selanjutnya untuk lebih mengetahui dan memahami mengenai pengertian manajemen yang lebih luas, maka berikut ini akan diuraikan beberapa definisi yang dikemukakan para ahli manajemen berdasarkan sudut pandang mereka masing-masing yaitu :

Josephl Massie, manajemen adalah sebagai kelompok khusus orang-orang yang tugasnya mengarahkan daya dan upaya serta aktivitasnya orang lain pada sasaran yang sama. Juga diartikan sebagai proses yang mengarahkan langkah-langkah kelompok manunggal menuju tujuan yang sama.3 Dan Menurut J. Panglaykin dan Tanzil, manajemen adalah seni kemahiran untuk mencapai hasil yang sebesar-besarnya dengan usaha yang sekecil-kecilnya untuk memperoleh kemakmuran dan kebahagiaaan yang setinggi-tingginya serta memberi serius pelayanan yang baik kepada khalayak ramai.4

Manajemen sangat dibutuhkan dimana saja oleh orang-orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Manajemen diperlukan

33

Josephl Massie, dasar-dasar manajemen, (jakarta : Erlangga, 1985), Edisi ke-3. H. 4

4

J.Panglaykin dan Tahzil, Manajemen Suatu pengantar, (Jakarta : Ghalia Indonesia,1999), cet ke-15. H.27

untuk mencapai tujuan, menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang bertentangan, serta mencapai Efisiensi dan efektifitas.5

2. Fungsi Manajemen

Proses-proses manajemen terdiri dari kegiatan-kegiatan fungsional yaitu6:

a. Perencanaan (Planning)

Yaitu proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu untuk mencapai sasaran. Dengan perencanaan maka sebelum kegiatan-kegiatan dilaksanakan dipikirkan terlebih dahulu. Jadi, perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa. Perencanaan harus mempertimbangkan fleksibilitas, agar mampu menyesuaikan diri dengan situasi dankondisi baru secepat mungkin.7

Empat tahap dasar perencanaan8:

Tahap 1: Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan. Tahap 2: Merumuskan keadaan saat ini.

Tahap 3: Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan.

Tahap 4: Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan.

5

T.Hani Handoko,Manajemen,(Yogyakarta: BPFE. 2003), hlm. 6-7.

6 Ibid, hlm.79. 7 Ibid, hlm. 78. 8 Ibid, hlm.79

b. Pengorganisasian (Organizing),

Yaitu proses memperkerjakan dua orang atau lebih untuk bekerja sama mencapai sasaran spesifik atau beberapa sasaran. Kekuatan suatu organisasi terletak pada kemampuannya untuk menyusun berbagai sumber dayanya dalam mencapai tujuan. Semakin terkoordinasi dan terintegrasi kerja organisasi semakin efektif dan efisien.

c. Pengarahan/Memimpin (Actuating/Leading)

Yaitu suatu proses mengarahkan dan mempengaruhi aktifitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok atau seluruh organisasi.

Sesudah rencana tersebut dibuat, organisasi dibentuk dan disusun personalianya, langkah berikutnya adalah menugaskan karyawan untuk bergerak menuju tujuan yang telah ditentukan. Fungsi ini melibatkan kualitas gaya, dan kekuasaan pemimpin serta kegiatan-kegiatan kepemimpinan seperti komunikasi, motivasi dan disiplin. Jadi kegiatan pengarahan langsung menyangkut orang-orang dalam organisasi.9

d. Pengawasan/Pengendalian(Controlling)

Yaitu proses untuk memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai dengan aktifitas yang direncanakan. Semua fungsi terdahulu tidak akan efektif tanpa fungsi pengawasan (Controling). Pengawasan positif mencoba untukmengetahui apakah tujuan organisasi dicapai dengan efisien danefektif. Pengawasan negatif mencoba untuk menjamin

9

bahwa kegiatan yang tidak diinginkan atau tidak dibutuhkan tidak terjadiatau terjadi kembali.

Fungsi pengawasan pada dasarnya mencakup empat unsur, yaitu : 1) Penetapan standar pelaksanaan.

2) Penentuan ukuran-Ukuran pelaksanaan

3) Pengukuran pelaksanaan nyata dan membandingkannya dengan standar yang telah ditetapkan.

4) Pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan bila pelaksanaan menyimpang dari standar.10

3. Tujuan dan manfaat manajemen Tujuan Manajemen yaitu :

a. Melaksanakan dan mengevaluasi strategi yang kita pilih secara efektif

dan efisien

b. Mengevaluasi kinerja, meninjau, dan mengkaji ulang situasi serta melakukan berbagai penyesuaian dan koreksi jika terdapat penyimpangan di dalam pelaksanaan strategi.

c. Senantiasa memperbaharui strategi yang kita rumuskan agar sesuai dengan perkembangan lingkungan eksternal.

d. Senantiasa meninjau kembali kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman peluang yang ada

e. Senantiasa melakukan inovasi atas kegiatan sehingga kita hidup kita lebih teratur.

10

Adapun manfaat mempelajari dan memahami manajemen dapat diketahui dari uraian di bawah ini:

a. Membantu dalam membuat strategi yang lebih baik dengan menggunakan pendekatan yang lebih sistematis, logis, rasional pada pilihan strategis.

b. Merupakan sebuah proses bukan keputusan atau dokumen. Tujuan utama dari proses adalah mencapai pengertian dan komitmen dari apa yang kita rencanakan.

c. Proses yang kita laksanakan menyediakan pemberdayaan individual. Pemberdayaan adalah tindakan memperkuat pengertian diri sendiri mengenai efektivitas dengan mendorong dan menghargai usaha kita untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan latihan inisiatif serta imajinasi.

d. Meningkatkan kesadaran kita akan ancaman eksternal sehingga kita akan terbiasa mempersiapkan rencana lain atas kejadian yang tidak diinginkan dari factor luar.

e. Dapat mengetahui dengan lebih baik mengenai strategi pesaing sehingga kita akan lebih mudah menghadapinya.

f. Berkurangnya penolakan kita terhadap perubahan karena kita telah mempersiapkan rencana atas perubahan tersebut.

g. Memungkinkan kita untuk identifikasi, penentuan prioritas, dan eksploitasi peluang yang terbaik atas permasalahan dan pilihan keputusan.

h. Kita dapat merepresentasikan kerangka kerja untuk aktivitas kontrol dalam kehidupan sehari-hari dengan lebih baik yang dapat mengatur rencana kegiatan kita.

i. Memungkinkan alokasi sumber daya dan waktu yang lebih sedikit bagi kita untuk mengoreksi keputusan yang salah atau tidak terencana.

j. Menciptakan kerangka kerja komunikasi internal dengan orang lain.

k. Membantu mengintegrasikan perilaku individu kita kedalam kelompok atau golongan.

l. Mendorong pemikiran ke masa depan, sebab dengan mempelajari manajemen kita telah belajar menganalisa rencana.

m. Menjadikan kita kooperatif, terintegrasi, dan antusias untuk menghadapi masalahdan peluang.

n. Mendorong terciptanya sikap positif akan perubahan dalam diri kita

o. Memberikan tingkat kedisiplinan dan formalitas kepada manajemen kegiatan kita.11

B. PELATIHAN

1. Pengertian Pelatihan

Pelatihan adalah suatu pembinaan terhadap tenaga kerja disamping adanya upaya lain. Pelatihan merupakan proses belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia melaksanakan tugasnya. Pelatihan juga merupakan upayauntuk mentransper keterampilan dan pengetahuan kepada para peserta pelatihan sedemikian rupa sehingga

11

para peserta menerima dan melakukan pelatihan pada saat melaksanakan pekerjaan.12

Pelatihan juga akan berhasil jika identifikasi kebutuhan pelatihan dilakukan dengan benar. Pada dasarnya kebutuhan pelatihan itu adalah untuk memenuhi kekurangan pengetahuan, meningkatkan keterampilan atau sikap dengan masing-masing kadar kemampuannya. Yang dimaksud

dengan pelatihan ialah “Upaya mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian manusia.13

Penggunaan istilah pelatihan (traning) dikemukakan para ahli seperti D Ale Yorder yang dikutip oleh mangkunegara, menggunakan istilah pelatihan untuk pegawai pelaksanaan dan pengawas, sedangkan Wekley dan Yukl lebih memperjelas mengenai penggunaan istilah pelatihan.

Mereka berpendapat bahwa : “pelatihan merupakan istilah-istilah yang berhubungan dengan usaha-usaha bencana yang diselenggarakan untk mencapai penguasaan skill, pengetahuan dan sikap-sikap pegawai atau anggota organisasi.14

Menurut Oemar Hamalik, melihat dari segi operasional pelatihan diartikan sebagai suatu proses yang meliputi serangkaian tindakan (upaya) yang dilaksanakan secara sengaja dalam bentuk kepribadian kepada tenaga kerja oleh tenaga profesional kepelatihannya dalam satuan waktu yang

12

Abdurahman Fathoni, Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia, (jakarta : Rineka Cipta), cet ke 1 h.147

13

Soekidjo Notatmojo, pengembangan sumberdaya manusia, (jakarta ; PT. Rineka Cipta, 2004), h.25

14

AA.Anwar Prabu Mangku Negara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan

bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektifitas dan produktifitas dalam suatu organisasi.15

Dari beberapa definisi menurut para ahli diatas maka penulis menyimpulkan bahwa pelatihan merupakan kegiatan proses belajar atau proses latihan yang memiliki tujuan yang jelas dan menggunakan beragam cara penyampaian serta melibatkan keaktifan peserta. Dan pencapaian tujuan harus mengenai tiga aspek diantaranya adalah aspek perasaan, aspek tingkah laku, dan aspek pikiran.

2. Fungsi dan Tujuan Pelatihan

Hamalik mengatakan bahwa fungsi pelatihan adalah memperbaiki kinerja (performance) para peserta. Selain itu pelatihan juga bermanfaat untuk mempersiapkan promosi ketenagakerjaan pada jabatan yang lebih rumit dan sulit, serta mempersiapkan tenaga kerja pada jabatan yang lebih tinggi yaitu tingkatan kepengawasan atau manajerial. Pelatihan dapat membantu karyawan membuat keputusan yang lebih baik, meningkatkan kemampuan di bidang kerjanya sehingga dapat mengurangi stres dan menambah rasa percaya diri. Adanya tambahan informasi tentang program yang diperoleh dari pelatihan dapat dimanfaatkan sebagai proses penumbuhan intelektualitas sehingga kecemasan menghadapi perubahan di masa-masa mendatang dapat dikurangi.

15

Oemar Hamalik, Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu. (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2005) h.10

Tujuan dari pelatihan adalah suatu pernyataan tentang pengetahuan, keterampilan dan attitude yang diharapkan dapat dicapai atau dikuasai oleh peserta pelatihan telah selesai.

Pada saat ini umumnya tujuan pelatihan dibuat dalam standard kompetensi, karena biasanya pelatihan bertujuan untuk pemenuhan suatu kompetensi tertentu. Kadangkala suatu pelatihan disiapkan untuk pemenuhan suatu jenis.

Tujuan pelatihan merupakan standard kualifikasi bagi pencapaian kemampuan atau kompetensi dari suatu proses pelatihan dan belajar-mengajar. Umumnya tujuan pelatihan dirumuskan dalam dua jenis ; yaitu : Tujuan Umum (Goals) dan Tujuan Khusus (Objectives).

Ketika proses pelatihan selesai atau berakhir maka sebaiknya dilakukan post test dan evaluasi. Post tes dilakukan dengan cara menguji kemampuan atau kompetensi yang diharapkan terhadap peserta pelatihan, sehingga dapat diketahui pencapaian atau perkembangannya akibat proses belajar-mengajar. Sedangkan evaluasi biasanya dilakukan untuk menilai seberapa jauh kesesuaian antara pelaksanaan proses pelatihan dengan rencana yang telah ditetapkan, sehingga tujuan dari pelatihan itu sesuai dengan yang diharapkan.

3. Rancangan Pelatihan

Rancangan pelatihan (Traning Design) adalah rancangan yang akan dijadikan pegangan, pedoman atau acuan pada waktu melaksanakan training, penyusunan rancangan pelatihan harus memperlihatkan

pihak-pihak yang akan terlibat dalam pelatihan (peserta, penyelenggara, dan trainer) tujuann yang akan dicapai, materi yang akan diolah metode dan peralatan yang hendak dipakai, tempat pelaksanaan, jadwal kegiatan untuk setiap sesi ataupun secara keseluruhan.16

Berdasarkan penjabaran yang penulis paparkan, maka penulis menyimpulkan bahwa rancangan pelatihan merupakan rencana kegiatan pelatihan yang dibuat oleh seseorang maupun kelompok, untuk menghaslkan sebuah tujuan program pelatihan tersebut.

C. MANAJEMEN PELATIHAN

1. Pengertian Manajemen Pelatihan

Dari segi etimologi, kata manajemen berasal dari bahasa inggris yang diambil dari kata to manage yang sinonimnya antara lain to hand berarti mengurus, to control berarti memeriksa, to quide berarti memimpin atau membimbing, jadi apabila dilihat dari asal katanya, manajemen berarti mengurus, mengendalikan memimpin, dan membimbing.17

Dalam bahasa Arab istilah manajemen diartikan sebagai an-nizam atau at-tanzhim yang berarti suatu tempat untuk menyimpan segala sesuatu dan menempatkan segala sesuatu pada tempatnya.18

Sedangkan secara istilah banyak sekali pendapat para ahli yang mengartikan istilah manajemen. Diantaranya sebagai berikut:

16

Agus M, Hardjana, Training SDM yang efektif, (yogyakarta : Kanisius, 2001) cet, ke 1, H.35

17

E.K.Mochtar Effendi, Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam, (Jakarta : Bharata Karya Aksara, 1996), cet ke-2, h. 6

18

M. Munir, dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, ( Jakarta: kencana prenada Medi Group, 2009), cet. 2, h. 9

a. Menurut George R. Terry, manajemen adalah suatu proses yang membeda-bedakan atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pelaksanaan dan pengawasan, dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

b. Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan SDM dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Sedangkan pelatihan adalah suatu pembinaan terhadap tenaga kerja disamping adanya upaya lain. Pelatihan merupakan proses belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia melaksanakan tugasnya. Pelatihan juga merupakan upayauntuk mentransper keterampilan dan pengetahuan kepada para peserta pelatihan sedemikian rupa sehingga para peserta menerima dan melakukan pelatihan pada saat melaksanakan pekerjaan.19

pelatihan dapat didefinisikan sebagai suatu cara yang digunakan untuk memberikan atau meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan dalam melaksanakan pakerjannya sekarang.20Sedangkan dalam sumber lain, mendefinisikan pelatihan sebagai proses sistematik perubahan

19

Abdurahman Fathoni, Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta : Rineka Cipta), cet ke 1 h.147

20

Mutiara S. Pangabean, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bogor: Ghalia Indonnesia, 2004), cet. 2, h. 41.

perilaku para pegawai dalam suatu arah guna meningkatkan tujuan-tujuan organisasional.21

Pelatihan juga akan berhasil jika identifikasi kebutuhan pelatihan dilakukan dengan benar. Pada dasarnya kebutuhan pelatihan itu adalah untuk memenuhi kekurangan pengetahuan, meningkatkan keterampilan atau sikap dengan masing-masing kadar kemampuannya. Yang dimaksud

dengan pelatihan ialah “Upaya mengembangkan kemampuan intelektual

dan kepribadian manusia.22

Dari pengertian manajemen dan pelatihan di atas, dapat penulis simpulkan bahwa : Manajemen pelatihan adalah suatu proses pengelolaan kerja yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan, kemampuan, dan kualitas pegawai (peserta pelatihan) dengan merubah prilaku pegawai (peserta pelatihan) dalam satu arah untuk dapat meningkatkan pekerjannya yang melibatkan sumberdaya manusia maupun sumber-sumber lain dengan proses kerja yang meliputi : perancanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan beserta unsur-unsur manajemen untuk mencapai tujuan organisasional.

2. Unsur-Unsur Manajemen Pelatihan

Unsur- unsur dalam manjemen pelatihan sama halnya dengan unsur-unsur manajemen tidak adanya perbedan diantara keduanya karena pelatihan pasti membutuhkan unsur-unsur manajemen agar suatu

21

Ambar Teguh Sulistiyani dan Rosidah, Manajemen Sumber Daya Manusia (konsep, teori dan pengembangan dalam konteks organisasi publik, (yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h. 219.

22

Soekidjo Notatmojo, Pengembangan Sumberdaya Manusia, jakarta ; PT. Rineka Cipta, 2004, h.25

pelaksanaan pelatihan bisa berjalan dengan maksimal sesuai dengan apa yang di harapan.

Berdasarkan pendapat Drs. H. Ibrahim Lubis, unsur-unsur manajemen ada enam yang dapat pula dikatakan bahwa ke enam unsur ini merupakan gabungan dari unsur-unsur majemen yang di kemukakan oleh M. Manulang dan George R. Terry. Keenam unsur tersebut meliputi : 1) Men (orang), 2) Material (bahan), 3) Machines (mesin), 4) Methods (metode), 5) Money (uang), dan 6) Markets (pasar)23

a. Men (Pelatih)

Men adalah tenaga (orang) yang terlibat dalam sebuah kegiatan. Dalam manajemen pelatihan, Men dapat diaplikasikan pada pelatih, karena pelatih merupakan orang yang terlibat dalam kegiatan pelatihan ini. Dimana Pelatih memegang peran yang cukup penting terhadap kelancaran dan keberhasilan program pelatihan. Itu sebabnya perlu dipilih pelatih yang ahli, dan berkualifikasi profesional. Berikut ini beberapa syarat seorang penatar atau pelatih yang baik, sebagai berikut:24

1) Teaching Skills : Seorang pelatih harus mempunyai kecakapan untuk mendidik atau mengajarkan, membimbing, memberikan petunjuk, dan mentransfer pengetahuannya kepada peserta. Ia harus dapat memberikan semangat, membina dan mengembangkan agar

23

Panji Anoraga, Manajemen Bisnis, cet. 3, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2004), h. 110-111.

24

Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumberdaya Manusia, (Jakarta : Bumi Aksara, 2007), cet. 10, h. 74-75.

peserta mampu untuk bekerja mandiri serta dapat menumbuhkan kepercayaan pada dirinnya.

2) Communication Skills : Seorang pelatih harus mempunyai kecakapan berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun tulisan Jadi suaranya jelas, tulisannya baik, dan kata-katannya mudah dipahami peserta.

3) Personality Authority : Seorang pelatih harus memiliki kewibawaan terhadap peserta. Ia harus berprilaku baik, sifat dan kepribadiannya disenangi, kemampuan dan kecakapannya diakui.

4) Social Skills : Seorang pelatih harus mempunyai kemahiran dalam bidang sosial agar terjamin kepercayaan dari para peserta. Ia harus suka menolong, objektif, dan senang jika anak didiknya maju serta dapat menghargai pendapat orang lain.

5) Technical Competent : Seorang pelatih harus berkemampuan teknis, kecakapan teoritis, dan tangkas dalam mengambil keputusan.

Stabilitas Emosi : Seorang pelatih tidak boleh berprasangka jelek terhadap anak didiknya, tidak boleh cepat marah, mempunyai sifat kebapakkan/keibuan, keterbukaan, tidak pendendam, serta mampu memberikan penilaian yang objektif.

b. Material (Bahan Pelatihan)

Bahan pelatihan sebaiknya disiapkan secara tertulis agar mudah dipelajari oleh para peserta. Penulisan bahan dapat ditulis dalam bentuk buku paket yang berisi materi pelatihan dengan memperhatikan

faktor-faktor : tujuan pelatihan, tingkatan peserta pelatihan, harapan lembaga penyelenggara pelatihan, dan lamanya latihan.25

c. Machines (Mesin)

Machines adalah alat yang yang di pergunakan dalam produksi ataupun kegiata, karena dalam hal ini adalah kegiatan pelatihan maka alat yang di pergunakan dalam kegiatan ini adalah : meja, kursi, papan tulis, dll. d. Methods (Metode)

Metode manajemen pelatihan terbagi dua, yaitu berdasarkan bentuk dan berdasarkan jenis metode yang di lakukan. Berdasarkan bentuk, metode manajemen pelatihan meliputi :26

1) Belajar sambil bekerja (learning on the job).

2) Belajar melalui observasi (asisten yang diperbantukan). 3) Kuliah (lectures).

4) Pemecahan masalah (problem solving). 5) Bacan-bacan khusus yang direncanakan. 6) Kursus studi (studi course).

7) Konferensi dan seminar.

8) Pengajaran dengan mesin (teaching machine). Kepanitiaan (committee).

9) Pertemuan-pertemuan khusus. 10)Rotasi jabatan.

11)Keanggotaan dalam asosiasi profesional, dll.

25

Oemar Hamalik, Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu,( jakarta: Bumi Aksara, 2007), cet 4, h. 36.

26

e. Money (Uang)

Money adalah unsur yang penting dalam sebuah kegiatan, begitu pula dengan manajemen pelatihan yang memerlukan anggaran yang pastinya lumayan besar. Karena dengan adannya money aspek-aspek yang dibutuhkan dalam kegiatan pelatihan, seperti : tenaga pelatih, bahan, dan alat-alat dapat terpenuhi sebagai syarat tercapainya tujuan yang diinginkan.

f. Market (Peserta)

Dalam aplikasi manajemen pelatihan market dapat di aplikasikan pada peserta, karena peserta merupakan sasaran yang telah dirancang dalam sebuah pelatihan. Sehingga dalam merancang sebuah program pelatihan harus sesuai dengan market (peserta), dengan mempertimbangkan : 27

1) Akademik : ialah jenjeng pendidikan dan keahlian.

2) Jabatan : apakah yang bersangkutan telah menempati pekerjaan tertentu, akau akan ditempatkan pada pekerjaan tertentu.

3) Pengalaman kerja : ialah pengalaman yang telah diperoleh dalam pekerjaan.

4) Motivasi dan minat yang bersangkutan terhadap pekerjaannya. 5) Pribadi : menyangkut aspek moral, moril, dan sifat-sifat yang

diperlukan untuk pekerjaan tersebut.

27

6) Intelektual, tingkat berfikir, dan pengetahuan yang diketahui melalui tes seleksi.

3. Langkah-Langkah Manajemen Pelatihan

Manajemen pelatihan memiliki beberapa langkah-langkah Sebagaimana halnya dengan setiap pelaksanaan dalam sebuah kegiatan yang dilakukan dengan tahap-tahap tertentu untuk mencapai tujuan yang diharapkan, maka dalam manajemen pelatihan pula perlu tahapan kegiatan yang memang sesuai dengan tujuan pelatihan itu sendiri, tahap-tahap manajemen pelatihann terdiri atas:28

a. Analisis Kebutuhan

Menganalisis kebutuhan pelatihan maka perlu di perhatikan tujuan dari analisis kebutuhan adalah sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi keterampilan perstasi kerja khusus yang dibutuhkan untuk memperbaiki kinerja dan produktivitas.

2) Menganalisis karakteristik peserta untuk menjamin bahwa program persebut cocok untuk tingkat pendidikan, pengalaman, dan keterampilan, begitu juga sikap dan motivasi seseorang.

3) Mengembangkan pengetahuan khusus yang dapat diukur dan objektif. Dalam tahap ini harus ada keyakinan bahwa penurunan kinerja dapat ditingkatkan melalui pelatihan dan bukan disebabkan ketidak puasan terhadap kompensasi.

28

b. Rancangan Instruksional

Dalam tahapan ini, isi dari yang sebenarnya dari pelatihan harus disiapkan yang meliputi:

1) Kumpulkan sasaran instruksional, motode, media, latihan, dan kegiatan. Organisasikanlah semua itu kedalam sebuah kurikulum yang natinya akan dijadikan cetak biru untuk pengembangan program.

2) Pastikanlah semua bahan, seperti naskah video dan buku kerja peserta saling melengkapi dan ditulis secara jelas yang kemudian dicocokkan langsung dengan sasaran belajar yang ditetapkan. c. Validasi

Dalam tahap ini pelatihan diperkenalkan dan divalidasi sebelum disajikan kepada peserta. Revisi akhir ini perlu dilakukan untuk menjamin bahwa program ini dapat berhasil.

d. Implementasi

Pada tahapan implementasi pelatihan terbagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap awal yang mencakup : pengumpulan peserta, penyediaan fasilitas dan logistik, orientasi, dan tes awal (persepsi peserta terhadap pelatihan), tahap kedua, yang mencakup : penyampaian materi pelatihan, dan tahap ketiga, yang merupakan pelaksanaan test terhadap hasil pelatihan.

e. Evaluasi

Evaluasi pelatihan membandingkan hasil-hasil sesudah pelatihan dengan tujuan-tujuan yang diharapkan oleh pihak penyelenggara. Donald L. Kirkpatrick mengidentifikasi empat tingkatan di mana pelatihan dapat dievaluasi, meliputi :29

1) Reaksi: Organisasi mengevaluasi tingkat reaksi peserta pelatihan dengan melakukan wawancara atau dengan memberikan kuesioner kepada mereka.

2) Pembelajaran: Tingkat-tingkat pembelajaran dapat dievaluasi dengan mengukur seberapa baik peserta pelatihan telah mempelajari ide, konsep, teori, dan sikap. Ujian-ujian pada materi pelatihan secara umum digunakan untuk mengevaluasi pembelajaran dan dapat diberikan pada saat sebelum atau sesudah pelatihan untuk membandingkan hasilnya.

3) Prilaku: Mengevaluasi pelatihan pada tingkat prilaku berarti : 1. mengukur pengaruh pelatihan terhadap kinerja pekerjaan melalui wawancara kepada peserta pelatihan dan rekan kerja mereka, dan 2. mengamati kinerja pada pekerjaan.

29

Robert L. Mathis dan John H. Jackson, Human Resource Managemen: Manajemen

Dokumen terkait