• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pasal 3

Panduan Teknis Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial Tahun 2017 sebagaimana tercantum dalam Lampiran merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini.

Pasal 4

Sejak Peraturan Direktur Jenderal ini ditetapkan, maka Panduan Teknis Dekonsentrasi Dan Tugas Pembantuan Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial yang ada dan berlaku sebelumnya dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 5

Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 06 Februari 2017

DIREKTUR JENDERAL PEMBERDAYAANSOSIAL,

HARTONO LARAS

PANDUAN TEKNIS DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN 2017 5

PANDUAN TEKNIS DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN 2017 6 LAMPIRAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PEMBERDAYAAN SOSIAL

NOMOR 04 TAHUN 2017 TENTANG

PANDUAN TEKNIS DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBERDAYAAN SOSIAL TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Kegiatan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan mengacu pada PP No. 7 Tahun 2008 tentang Pelaksanaan dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan yang kemudian dituangkan dalan Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2016 tentang Pelimpahan Kewenangan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan kepada Dinas Sosial Provinsi dan Dinas Sosial Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2017.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, merupakan sub sistem keuangan negara sebagai konsekuensi pembagian tugas antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Pemberian dana yang bersumber dari keuangan negara kepada Pemerintahan Daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi didasarkan atas penyerahan tugas oleh Pemerintah kepada Pemerintah Daerah dengan memperhatikan stabilitas dan keseimbangan fiskal. Pendanaan dalam rangka dekonsentrasi dan tugas pembantuan dilaksanakan setelah adanya pelimpahan wewenang dan tugas Pemerintah melalui Kementerian/Lembaga kepada Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Daerah Provinsi dan Bupati/Walikota sebagai kepala Daerah Otonomi. Pelaksanaan pelimpahan wewenang tersebut didanai oleh Pemerintah.

Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial sebagai Unit Kerja Eselon I di lingkungan Kementerian Sosial melaksanakan kegiatan kesejahteraan sosial melalui dekonsentrasi, sebagai berikut:

1. Kegiatan Pemberdayaan Sosial Perorangan, Keluarga dan Kelembagaan Masyarakat;

2. Kegiatan Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil;

3. Kegiatan Pelestarian Nilai Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawanan dan Restorasi Sosial; serta

4. Kegiatan Pengelolaan Sumber Dana Bantuan Sosial.

Sedangkan kegiatan tugas pembantuan hanya dilaksanakan dalam rangka Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil.

PANDUAN TEKNIS DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN 2017 7 B. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud

Panduan Teknis Program dan Kegiatan Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial melalui Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Tahun 2017 dimaksudkan untuk memberikan arah/ sebagai acuan bagi penanggungjawab, pelaksana program dan pemangku kepentingan lainnya dalam melaksanakan program pemberdayaan sosial di daerah (Dinas Sosial Provinsi dan Kabupaten/Kota) agar dapat dilaksanakan tepat waktu, tepat sasaran, transparan dan akuntabel.

2. Tujuan

a. Tersusunnya Panduan Teknis Program dan Kegiatan Direktorat

Jenderal Pemberdayaan Sosial melalui Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Tahun 2017.

b. Terfasilitasinya para penanggung jawab dan pelaksana program di daerah dengan adanya acuan pelaksanaan program dalam panduan teknis.

c. Terlaksananya program/kegiatan dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan secara efektif dan efisien sesuai dengan

ketentuan yang berlaku. C. KETENTUAN UMUM

Penggunaan Anggaran Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan hendaknya memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

1. Revisi Anggaran dilaksanakan dengan mengacu pada PMK No. 10 Tahun 2017 tentang Tata Cara Revisi Anggaran Tahun 2017;

2. Pencairan anggaran untuk kegiatan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah

ditetapkan;

3. Pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan WAJIB dilaporkan dalam Aplikasi Pelaporan SIMAK Barang Milik Negera (BMN) sesuai dengan PMK 248 Tahun 2014 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, pelaporan dimaksud terutama yang terkait dengan aplikasi persedian yaitu akun 57 Bantuan Sosial diantaranya pembangunan gedung dan bangunan, jaminan hidup, peralatan dan mesin, akun 526112 Belanja Persedian Peralatan dan Mesin diantaranya pembangunan gedung dan bangunan, peralatan dan mesin yang diserahkan kepada masyarakat atau Pemda dan akun 521811 Belanja Barang Untuk Persediaan Barang diantaranya ATK yang disimpan.

4. Setiap kegiatan yang dibiayai ABPN melalui Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan WAJIB dilaporkan melalui Aplikasi Pelaporan e-Kinerja UKE I dan UKE II (http://kinerjaku.kemsos.go.id) dengan melampirkan dokumen-dokumen pendukungnya;

PANDUAN TEKNIS DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN 2017 8 5. Perlu ditetapkan SOP Tahapan Pelaksanaan Penganugerahan Pilar

Berprestasi pada Direktorat Pemberdayaan Sosial Perorangan, Keluarga dan Kelembagaan Masyarakat agar bisa dipastikan semua proses dapat diselesaikan pada Bulan Agustus;

6. Pengalokasian anggaran tahun berikutnya akan memperhatikan realisasi penggunaan anggaran Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Tahun 2017.

D. PENGERTIAN

1. Pemerintah pusat, yang selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan

pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Kementerian Negara, yang selanjutnya disebut kementerian, adalah lembaga pemerintah pelaksana kekuasaan pemerintahan yang

membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan;

3. Lembaga adalah organisasi non kementerian negara dan instansi lain pengguna anggaran yang dibentuk untuk melaksanakan tugas tertentu berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 atau peraturan perundang-undangan lainnya;

4. Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

5. Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah; 6. Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disebut SKPD, adalah

organisasi/lembaga pada pemerintah daerah yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dekonsentrasi/tugas pemerintahan di bidang tertentu di daerah provinsi, kabupaten, atau kota;

7. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah dan/atau kepada Instansi Vertikal di wilayah tertentu;

8. Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan/atau desa, dari pemerintah provinsi kepada kabupaten, atau kota dan/atau desa, serta dari pemerintah kabupaten, atau kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaannya kepada yang menugaskan;

9. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, yang selanjutnya disebut APBN, adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang

PANDUAN TEKNIS DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN 2017 9 disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat, dan ditetapkan dengan undang-undang;

10. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang selanjutnya disebut APBD, adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan ditetapkan dengan peraturan daerah;

11. Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi vertikal pusat di daerah;

12. Dana Tugas Pembantuan adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh daerah dan desa yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan tugas pembantuan;

13. Dana Tugas Pembantuan Provinsi adalah dana yang berasal dari APBD Provinsi yang dilaksanakan oleh kabupaten, atau kota dan desa yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan tugas pembantuan dari Pemerintah Provinsi kepada Pemerintah Kabupaten, atau Kota, dan/atau Desa;

14. Dana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota adalah dana yang berasal dari APBD Kabupaten/Kota yang dilaksanakan oleh desa yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan tugas pembantuan dari Pemerintah Kabupaten, atau Kota kepada Desa. Rencana Kerja Pemerintah, yang selanjutnya disebut RKP adalah dokumen perencanaan nasional untuk periode 1 (satu) tahun; 15. Rencana Kerja Kementerian/Lembaga, yang selanjutnya disebut Renja

KL adalah dokumen perencanaan kementerian/lembaga untuk periode 1 (satu) tahun;

16. Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga, yang selanjutnya disebut RKAKL adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan suatu kementerian/lembaga yang merupakan penjabaran dari Rencana Kerja Pemerintah dan Rencana Strategis Kementerian/lembaga yang bersangkutan dalam satu tahun anggaran, serta anggaran yang diperlukan untuk melaksanakannya; 17. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran, yang selanjutnya disebut DIPA atau

dokumen lain yang dipersamakan dengan DIPA adalah suatu dokumen pelaksanaan anggaran yang dibuat oleh menteri/pimpinan lembaga serta disahkan oleh Menteri Keuangan dan berfungsi sebagai dokumen pelaksanaan pendanaan kegiatan serta dokumen pendukung kegiatan akuntansi pemerintah;

18. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan instansi pemerintah/lembaga untuk

PANDUAN TEKNIS DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN 2017 10 mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah; 19. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau

beberapa satuan kerja sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik yang bersifat personil (sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau ke semua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan untuk menghasilkan keluaran dalam bentuk barang/jasa;

20. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang-Wilayah Dekonsentrasi, yang selanjutnya disebut UAPPA/B-W Dekonsentrasi, adalah unit akuntansi yang berada di pemerintah daerah provinsi yang melakukan kegiatan penggabungan laporan keuangan/barang dari seluruh SKPD yang mendapatkan alokasi Dana Dekonsentrasi di wilayah kerjanya;

21. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang-Wilayah Tugas Pembantuan, yang selanjutnya disebut UAPPA/B-W Tugas Pembantuan, adalah unit akuntansi yang berada di pemerintah daerah yang melakukan kegiatan penggabungan laporan keuangan/barang dari seluruh SKPD yang mendapatkan alokasi Dana Tugas Pembantuan di wilayah kerjanya;

22. Barang Milik Negara, yang selanjutnya disebut BMN, adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.

E. PRINSIP PELAKSANAAN

Pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan bidang kesejahteraan sosial dilaksanakan dengan prinsip:

1. Kehati-hatian;

2. Sesuai prosedur/ketentuan yang berlaku; 3. Transparan; 4. Akuntabilitas; 5. Efisiensi; dan 6. Efektivitas. F. SASARAN 1. Sasaran Kelembagaan

Sasaran kelembagaan dari petunjuk teknis ini adalah:

a. Unit Kerja Eselon II di Lingkungan Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial Kementerian Sosial;

b. Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota. c. Dinas/Instansi Sosial Provinsi, Kabupaten dan Kota.

PANDUAN TEKNIS DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN 2017 11 2. Sasaran Substansi

a. Dekonsentrasi:

1) Kegiatan Pemberdayaan Sosial Perorangan, Keluarga dan Kelembagaan Masyarakat;

2) Kegiatan Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil;

3) Kegiatan Pelestarian Nilai Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawanan dan Restorasi Sosial;

4) Kegiatan Pengelolaan Sumber Dana Bantuan Sosial. b. Tugas Pembantuan

Kegiatan Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil 3. Sasaran Pelaksana (Operasional)

a. Pimpinan Unit Kerja Eselon II di Lingkungan Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial Kementerian Sosial;

b. Gubernur dan Bupati/Walikota;

PANDUAN TEKNIS DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN 2017 12 BAB II

MEKANISME PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI

A. PROSEDUR PELAKSANAAN

Sesuai Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, maka diatur dalam mekanisme penganggaran pembangunan melalui Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan sebagaimana Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008. Penyelenggaraan Dana Dekonsentrasi meliputi:

1. 6 (enam) urusan pemerintahan yang bersifat mutlak yang dilimpahkan kepada instansi vertikal di daerah (Kanwil / Kandep);

2. Di luar 6 urusan pemerintahan yang bersifat mutlak yang dilimpahkan kepada instansi vertikal tertentu di daerah (LPND);

3. Urusan pemerintahan (di luar huruf a dan b) yang dilimpahkan kepada Gubernur selaku wakil Pemerintah.

4. Pendanaan Dekonsentrasi yang diatur dalam PP No. 7/2008 dan Peraturan Menteri Keuangan No. 248/PMK.07/2010 hanya terkait dengan pelimpahan urusan kepada Gubernur;

5. Urusan Pemerintahan yang akan dilimpahkan tertuang dalam program dan kegiatan melalui Renja-KL;

6. Dasar hukum pelimpahan urusan dituangkan dalam Peraturan Menteri/ Pimpinan Lembaga setiap tahun setelah ditetapkannya RKA-KL;

7. Pelimpahan urusan dari K/L kepada Gubernur tidak boleh dilimpahkan lagi oleh Gubernur kepada Bupati/Walikota;

8. Urusan pemerintahan yang dilimpahkan dapat dilakukan penarikan kembali.

Pengelolaan Dana Dekonsentrasi meliputi : 1. Prinsip Pendanaan;

Pendanaan Dekonsentrasi dialokasikan untuk kegiatan yang bersifat non-fisik, yaitu kegiatan yang menghasilkan keluaran yang tidak menambah aset tetap. Kegiatan yang bersifat non-fisik sebagaimana dimaksud berupa sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, fasilitasi, bimbingan teknis, pelatihan, penyuluhan, supervisi, penelitian dan survey, pembinaan dan pengawasan, serta pengendalian.

2. Perencanaan dan Penganggaran;

a. Program dan kegiatan yang didanai tertuang dalam RKA-K/L dan sepenuhnya dibiayai dari APBN melalui DIPA K/L.

b. Kementerian/Lembaga tidak diperkenankan mensyaratkan dana pendamping

c. Untuk mendukung pelaksanaan program dan kegiatan, K/L juga harus memperhitungkan kebutuhan anggaran:

PANDUAN TEKNIS DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN 2017 13 1) Biaya penyusunan dan pengiriman laporan oleh SKPD;

2) Biaya operasional dan pemeliharaan atas hasil pelaksanaan kegiatan yang belum dihibahkan;

3) Honorarium pejabat pengelola keuangan dana dekonsentrasi; 4) Biaya lainnya dalam rangka pencapaian target pelaksanaan

kegiatan dekonsentrasi. 3. Penyaluran dan pelaksanaan;

a. Penyaluran dana dekonsentrasi dilakukan oleh Bendahara Umum Negara atau kuasanya melalui Rekening Kas Umum Negara.

b. Tata cara penyaluran dana dekonsentrasi dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,

c. Penerimaan sebagai akibat pelaksanaan dekonsentrasi merupakan penerimaan negara dan wajib disetor oleh Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran ke Rekening Kas Umum Negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

d. Dalam hal pelaksanaan dekonsentrasi terdapat saldo kas pada akhir tahun anggaran, saldo tersebut harus disetor ke Rekening Kas Umum Negara.

4. Pengelolaan barang milik negara hasil pelaksanaan dekonsentrasi.

a. Semua barang yang dibeli atau diperoleh dari pelaksanaan Dana Dekonsentrasi merupakan barang milik Negara;

b. SKPD wajib melakukan penatausahaan barang milik negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

c. Dalam hal barang sudah dihibahkan, penatausahaan, penggunaan dan pemanfaatannya dilaksanakan oleh pemerintah Prov/Kab/Kota sebagai barang milik daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. B. KEGIATAN DEKONSENTRASI

Kegiatan-kegiatan Pemberdayaan Sosial yang pelaksanaannya melalui dana Dekonsentrasi, antara lain:

1. Pemberdayaan Sosial Perorangan, Keluarga dan Kelembagaan Masyarakat (PSPKKM)

Kegiatan Pemberdayaan Sosial Perorangan, Keluarga dan Kelembagaan Masyarakat dilaksanakan pada 34 Provinsi yang terdiri dari 4 (Empat) Output kegiatan sebagai berikut:

a. PSKS Perorangan Yang Mendapatkan Pemberdayaan (2239.001) 1) TKSK Yang Ditingkatkan Kapasitas (2239.001.001)

a) Bimbingan Teknis TKSK (1) Kelompok Akun

 521211 Belanja Bahan

 522191 Belanja Barang Non Operasional Lainnya  522151 Belanja Jasa Profesi

PANDUAN TEKNIS DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN 2017 14  524111 Belanja Perjalanan Biasa

 524113 Belanja Dinas Dalam Kota (2) Sasaran

Diutamakan TKSK yang baru atau belum pernah mendapatkan bimbingan teknis.

(3) Tujuan

 Meningkatnya pemahaman, motivasi, serta kemampuan TKSK sebagai tenaga kesejahteraan sosial di masyarakat;  Optimalnya pelaksanaan tugas, fungsi serta peran TKSK

dalam penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial;

 Terwujudnya sinergi, koordinasi dan keterpaduan dalam pelaksanaan tugas, fungsi dan peran TKSK melalui jejaring kerja dengan pilar-pilar partisipan lainnya termasuk dengan pembina fungsional TKSK (Dinas Sosial Propinsi, Dinas Sosial Kabupaten/Kota serta Camat masing-masing wilayah);

 Terjaring dan terjalinnya komunikasi dan informasi diantara TKSK.

(4) Hasil Yang Ingin Dicapai

 Meningkatnya pemahaman TKSK tentang tugas dan fungsinya sebagai tenaga kesejahteraan sosial di masyarakat.

 TKSK memahami perlunya jejaring kerja dengan instansi terkait baik di bidang kesejahteraan sosial maupun lainnya untuk kepentingan kemajuan masyarakat di wilayahnya.

 TKSK dapat menyusun rencana program dan pelaporan  Menjaring dan menjalin komunikasi, berkoordinasi

dengan PSKS, Pemda dan lainnya dalam melaksanakan aktifitas dan penyelenggaraan kesos.

b) Seleksi dan Orientasi Pilar-Pilar Sosial Berprestasi Tingkat Provinsi

(1) Kelompok Akun

 521211 Belanja Bahan

 521213 Honor Output Kegiatan  522151 Belanja Jasa Profesi

 524114 Belanja Perjalanan Paket Meeting Dalam Kota (2) Sasaran

Pekerja Sosial Masyarakat, Karang Taruna, Lembaga Kesejahteraan Sosial/Organisasi Sosial dan TKSK berprestasi tingkat Kabupaten/Kota.

PANDUAN TEKNIS DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN 2017 15 (3) Tujuan

 Terselenggaranya seleksi dan orientasi Pekerja Sosial Masyarakat, Karang Taruna, Lembaga Kesejahteraan Sosial/ Organisasi Sosial dan TKSK di tingkat provinsi sebagai perhatian pemerintah kepada masyarakat dalam penyelenggaraan kesejahteraan social;

 Terbina dan terjalinnya peningkatan kerjasama/kemitraan antar pelaku penyelenggara kesejahteraan sosial;

 Terpilihnya Pekerja Sosial Masyarakat, Karang Taruna, Lembaga Kesejahteraan Sosial/Organisasi Sosial dan TKSK yang layak ditampilkan sebagai model dalam upaya meningkatkan kinerja dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial.

(4) Hasil Yang Ingin Dicapai

 Terpilihnya pilar sosial berprestasi dari unsur Pekerja Sosial Masyarakat, Karang Taruna, Lembaga Kesejahteraan Sosial/Organisasi Sosial dan TKSK untuk mengikuti penilaian dan penghargaan Pilar-Pialr Sosial Berprestasi tingkat Nasional Tahun 2017;

 Peserta mampu membangun komunikasi dan koordinasi dengan unsur PSKS lain untuk meningkatkan pelayanan kesejahteran sosial bagi warga miskin dan rentan.

c) Penyaluran Tali Asih TKSK (1) Kelompok Akun

521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya (2) Sasaran

TKSK yang telah ditetapkan berdasarkan SK Kepala Dinas Sosial Provinsi

(3) Tujuan

Memberikan dukungan operasional terhadap pelaksanan tugas dan fungsi TKSK dalam penyelengaraan kesejahteraan sosial di wilayah kerja kecamatan masing-masing.

(4) Hasil Yang Ingin Dicapai

 Meningkatnya motivasi TKSK dalam menjalankan tugas dan fungsi serta aktifitasnya sebagai tenaga kesejahteraan sosial masyarakat di wilayahnya.

 Meningkatnya peran TKSK dalam membangun jejaring kerja dengan instansi terkait baik di bidang kesejahteraan sosial maupun lainnya untuk kepentingan kemajuan masyarakat di wilayahnya.

PANDUAN TEKNIS DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN 2017 16 d) Tali Asih Koordinator TKSK

(1) Kelompok Akun

521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya (2) Sasaran

Koordinator TKSK yang telah ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan atau surat tugas dari Kepala Dinas Sosial Provinsi untuk Koordinator provinsi dan Dinas Sosial/Instansi Kabupaten/Kota untuk Koordinator TKSK Kabupaten/Kota.

(3) Tujuan

Memberikan penguatan dan dukungan operasional terhadap Koordinator TKSK dalam menjaring dan menjalin komunikasi, informasi serta sinergitas dengan anggotanya maupun dengan Pemerintah Daerah setempat, dalam rangka penyelengaraan kesejahteraan sosial di provinsi/kabupaten/kota masing-masing. Disamping itu untuk menghimpun laporan kegiatan dan aktifitas TKSk di wilayahnya.

(4) Hasil Yang Ingin Dicapai

 Meningkatnya motivasi TKSK dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai koordinator tenaga kesejahteraan sosial di masyarakat.

 Meningkatnya peran koordinator TKSK dalam menjaring dan menjalin komunikasi dan informasi serta membangun jejaring kerja dengan instansi terkait baik di bidang kesejahteraan sosial maupun lainnya untuk kepentingan kemajuan penyelenggaraan kesos masyarakat di wilayahnya.

2) PSM Yang Ditingkatkan Kapasitas (2239.001.002) a) Bimbingan Teknis PSM

(1) Kelompok Akun

 521211 Belanja Bahan

 521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya  522151 Belanja Jasa Profesi

 524111 Belanja Perjalanan Biasa  524113 Belanja Dinas Dalam Kota (2) Sasaran

PANDUAN TEKNIS DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN 2017 17 (3) Maksud

Meningkatkan pengetahuan dasar tentang PSM yang meliputi pengenalan, pemahaman, dan pendalaman tentang informasi dasar yang berkaitan dengan Pekerja Sosial Masyarakat secara khusus dan penyelenggaraan kesejahteraan sosial pada umumnya.

(4) Hasil Yang Ingin Dicapai

Setelah dilakukannya Bimbingan Sosial Dasar PSM, keluaran yang diharapkan adalah peserta mampu menunjukkan kemantapan menjadi PSM, berkomitmen menjadi PSM dan membuat rencana kerja.

b) Pemberdayaan Kinerja IPSM Provinsi (1) Kelompok Akun

521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya (2) Sasaran

Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat Provinsi (3) Maksud

Memberikan dukungan operasional bagi Ikatan Pekerja Sosial (IPSM) Provinsi sebagai bentuk penguatan kelembagaan kepada masyarakat dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial di daerah.

(4) Hasil Yang Ingin Dicapai

(a) Tersalurkannya bantuan operasional IPSM.

(b) Terfasilitasinya operasional IPSM dalam rangka penyelenggaraan kesejahteraan sosial

(c) Meningkatnya aktifitas IPSM sebagai wadah jejaring kerja bagi PSM dalam mengembangkan kapasitas dan komunikasi sesama PSM di daerah.

c) Sosialisasi SLRT dan Puskesos (1) Kelompok Akun

(a) 521211 Belanja Bahan (b) 522151 Belanja Jasa Profesi

(c) 524114 Belanja Perjalanan Paket Meeting Dalam Kota (2) Sasaran

Kepala dinas sosial kabupaten/kota, Bappeda kabupaten/kota dan SKPD kabupaten/kota terkait.

(3) Maksud

Menyamakan persepsi tentang pelaksanaan Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu (SLRT) antara Kementerian Sosial RI dengan Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota

PANDUAN TEKNIS DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN 2017 18 (4) Hasil Yang Ingin Dicapai

(a) Peserta mengetahui dan memahami tentang SLRT untuk perlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan (b) Peserta memiliki kesediaan dan komitmen untuk

membentuk SLRT di daerah masing-masing.

(c) Peserta mengetahui tentang program perlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan baik pusat maupun daerah

b. PSKS Lembaga Yang Mendapatkan Pemberdayaan (2239.002) 1) Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) Yang

Ditingkatkan Kapasitas (2239.002.001) a) Pelaksanaan Bimbingan Teknis LK3

(1) Kelompok Akun

(a) 521211 Belanja Bahan (b) 522151 Belanja Jasa Profesi

(c) 524114 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota

(2) Sasaran

(a) Tim Profesi LK3 Kabupaten Kota dan BM/Perguruan Tinggi (Pekerja Sosial Profesional dan atau Psikolog / Sarjana Psikologi)

(b) Penyelenggara LK3 (Penanggungjawab dan Pengelola/Pengurus)

(c) Jejaring Kerja LK3 (Dinas tekait, Rumah Sakit, Kepolisian, LKS, P2TP2A, Bazis, LSM/LBH dll

(3) Maksud

Mendukung peingkatan kinerja LK3 dan optimalisasi peran dan fungsi LK3 Kab/Kota, LK3 yang dikelola oleh masyarakat atau perguruan tinggi.

(4) Hasil Yang Ingin Dicapai

(a) Peserta mampu mengetahui perkembangan mengenai kebijakan pemberdayaan keluarga melalui LK3

(b) Peserta memahami konsep dan kompetensi dasar dalam penanganan masalah psikososial keluarga

(c) Petugas LK3 dalam melaksanakan tugas proses pertolongan didasarkan proses Pekerjaan Sosial.

(d) Petugas LK3 mampu memberikan pertolongan untuk memulihkan masalah psikososial.

(e) Petugas LK3 yang mampu menjalin relasi dengan klien dan jaringan/stakeholder dengan baik

PANDUAN TEKNIS DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN 2017 19 (f) Petugas LK3 yang mampu melaksanakan peran sebagai manager kasus, mengambil keputusan, merujuk kasus sesuai dengan permasalahan klien

b) Penyaluran Bantuan Operasional LK3 Kab/Kota (1) Kelompok Akun

521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya (2) Sasaran

LK3 Kab/Kota, LK3 Berbasis Masyarakat (BM)/LK3 Perguruan Tinggi

(3) Tujuan

(a) Optimalisasi peran dan fungsi LK3 Kab/Kota, LK3 BM/LK3 Perguruan Tinggi

(b) Meningkatnya kinerja LK3 Kab/Kota dan LK3 Berbasis

Dokumen terkait