A. KESIMPULAN
Berdasarkan pada point per point yang peneliti bahas dalam bab pembahasan, maka
penulis dapat menyimpulkan bahwa kinerja pemerintah kota Yogyakarta dilihat dari capain
masing-masing indikator sasaran strategis yang ditetapkan telah tercapai dengan kategori
sangat baik. Dalam kinerja tahun 2013 pemerintah kota Yogyakarta memfokuskan kepada
pencapaian 4 (empat) misi yaitu:
(1) Manajemen penyelenggaraan urusan pemerintahan
Adapun indicator yang digunakan dalam mencapai keberhasilan sasaran strategis tersebut
yaitu: (a) Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Yogyakarta, (b) Opini
Laporan Keuangan Oleh Auditor Eksternal, (c) Nilai Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah (EKPPD).
(2) Kesejahteraan masyarakat
Adapun indicator yang digunakan dalam mencapai keberhasilan sasaran strategis tersebut
yaitu: (a) Pendapatan per kapita (b) Jumlah koperasi aktif (c) Jumlah pelaku UMKM (d)
Angka kemiskinan, dan (e) Tingkat intensitas pengendalian frekuensi konflik sosial yang
ditimbulkan karena SARA dan kesenjangan sosial
(3) Pelayanan dasar kepada masyarakat
Adapun indicator yang digunakan dalam mencapai keberhasilan sasaran strategis tersebut
2
yang melayani pendidikan inklusif, (d) Indeks kepuasan masyarakat, (e) Presentase tindak
lanjut penanganan pengaduan masyarakat lewat unit pelayanan informasi dan keluhan, (f)
Indeks kepuasan layanan rumah sakit (g) Indeks kepuasan layanan kesehatan
(4) Daya saing daerah atau iklim investasi daerah
Adapun indicator yang digunakan dalam mencapai keberhasilan sasaran strategis tersebut
yaitu: (a) Indeks pembangunan manusia, (b) Tingkat kelulusan ujian nasional (c) Angka
pengangguran terbuka, (d) Pertumbuhan ekonomi, (e) Inflasi, (f) Pendapatan pajak dan
retribusi daerah.
B. SARAN
Setelah melakukan penelitian penelitian dan menemukan berbagai temuan
dilapangan, serta berdasarkan kesimpulan diatas, penulis mengajukan beberapa saran
terkait “Indikator Kinerja Pemerintah Kota Terbaik Kementrian Dalam Negeri Tahun 2013”, Adapun saran saran yang penulis rekomendasikan sebagai berikut :
1. Institusi Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Diharapkan Institusi Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta untuk dapat mengarahkan
kepada mahasiswa yang akan melakukan penelitian selanjutnya bisa
mengembangkan penelitian ini sehingga hasil penelitian yang peneliti lakukan
dapat menjadi data dasar untuk peneliti selanjutnya. Yang dapat
3
PEMERINTAH DAERAH (EKPPD) (STUDI KASUS KOTA YOGYAKARTA
2013)”.
2. Untuk pemerintahan, dalam menjalankan proses perizinan administratif,
sebaiknya prosedur, aturan-aturan dan mekanismenya di internal setiap Instansi
pemerintahan dipermudah lagi seefisien mungkin. Jangan terlalu banyak prosedur
dan aturan serta laporan yang dibuat untuk menjalankan suatu kegiatan ,sehingga
dalam menjalakan suatu program selalu terhambat dalam proses administartif. Ini
masih menjadi PR besar untuk semua Instansi pemerintahan di Indonesia. Selain
itu, pemerintah kota Yogyakarta terkendala pada beberapa hal lain seperti
terbatasnya pada jumlah SDM pelaksana, sehingga ada sebagian capaian kinerja
1
Daftar Pustaka
Agus Salim Andi Gadjong, 2007, Pemerintahan Daerah Kajian Politik Dan Hukum. Bogor, Ghalia Indonesia
Arsyad Lincolin, 2004, Ekonomi Pembangunan, Edisi Ke Empat, Yogyakarta, STIY YKPN
C.F. Strong, 2004 Konsitusi-Konstitusi Politik Modern, Bandung: Nuansa Nusa Media
Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif: untuk ilmu-ilmu sosial. Jakarta. Salemba Humanika
Keban, Yeremias T. 2004. Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik. Bandung: PT Refika Aditama
Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif (edisi revisi). Bandung. PT Remaja Rosdakarya
Pangastuti, M. D, 2008. “Pengaruh Partisipasi Penganggaran Dan Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Manajemen Pemerintah Daerah Dengan Komitmen
Organisasi Sebagai Moderator”.Tesis, Program Pasca Sarjana, Universitas Diponegoro Semarang
2
Propper, C. dan Wilson, D. 2003. The Use And Usefulness Of Performance Measure In The Public Sector. Oxford Review Of Economic Policy, Vol.19 No.2, pp.250-265
Ratminto & Atik Septi Winarsih. 2005. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Singarimbun, Masri dan Efendi, Sofyan. 1987. Metode Penelitian. Jakarta. LP3ES
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung. ALFABETA
Rahmawati, Dian Eka. 2011. Diktat Mata Kuliah Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta.
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Penerbit Universitas Indonesia (UI-
Press).
PELAKSANAAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH (EKPPD)
(STUDI KASUS KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013) Oleh : Tedi Rizki
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Kiprah kepemiminan Herry Zudianto yang membawa perubahan pada
penataan pasar tradisional dan pedangang kaki lima di kawasan Kota Yogyakarta
dan sampai saat ini kiprah Walikota yang menjabat Haryadi Suyuti juga telah
banyak membawa prestasi-prestasi cemerlang seperti peraihan gelar Smart City untuk Kota Yogyakarta, Wajar Tanpa Pengecualian dan MERAIH gelar kinerja
pemerintahan terbaik berdasarkan hasi EKPPD (Evaluasi Kinerja
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah) berdasarkan hasil penilaian kemendagri.
Kota Yogyakarta merupakan salah satu dari 10 Kota yang mendapat
penghargaan dengan kinerja terbaik penyelenggaraan Pemerintah Daerah tahun
2013 yang di serahkan pada peringatan Hari OTDA tahun 2015. Seiring
banyaknya prestasi yang diraih oleh Pemerintah Kota Yogyakarta seperti “wajar tanpa pengecualian, gelar kota cerdas Indonesia dan kinerja terbaik pada EKPPD
Kementrian Dalam Negeri Tahun 2013 membuat peneliti ingin menggali serta
mengetahuai faktor-faktor apa saja dan indikator yang di jalankan oleh
Pemerintah Kota Yogyakarta dalam meraih beberapa prestasi dan juga dari
Pemeritah Kota Yogyakarta dalam meraih penghargaan sebagai kinerja
pemerintahan terbaik dari Kementerian Dalam Negeri pada tahun 2013.
B. Rumusan Masalah
- Bagaimana pelaksanaan kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah
(EKPPD) Kota Yogyakarta tahun 2013?
C. Kerangka Teori
1. Konsep Kinerja Pemerintahan
Bernardin dan Russel dalam Yeremias T. Keban mengartikan kinerja
sebagai the record of outcomes produced on a specified job function or
activity during a specified time period.
Sedangkan Suyadi Prawirosentono mendefinisikan kinerja sebagai
performance, yaitu hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan
organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai
dengan moral dan etika.
Yeremias T. Keban untuk melakukan kajian secara lebih mendalam
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas penilaian kinerja di
Indonesia, maka perlu melihat beberapa faktor penting sebagai berikut:
a) Kejelasan tuntutan hukum atau peraturan perundangan untuk
melakukan penilaian secara benar dan tepat. Dalam kenyataannya,
suatu aturan hukum yang mengatur atau mengendaikan perbuatan
tersebut.
b) Manajemen sumber daya manusia yang berlaku memiliki fungsi dan
proses yang sangat menentukan efektivitas penilaian kinerja. Aturan
main menyangkut siapa yang harus menilai, kapan menilai, kriteria
apa yang digunakan dalam system penilaian kinerja sebenarnya diatur
dalam manajemen sumber daya manusia tersebut. Dengan demikian
manajemen sumber daya manusia juga merupakan kunci utama
keberhasilan system penilaian kinerja.
c) Kesesuaian antara paradigma yang dianut oleh manajemen suatu
organisasi dengan tujuan penilaian kinerja. Apabila paradigma yang
dianut masih berorientasi pada manajemen klasik, maka penilaian
selalu bias kepada pengukuran tabiat atau karakter pihak yang dinilai,
sehingga prestasi yang seharusnya menjadi fokus utama kurang
diperhatikan.
d) Komitmen para pemimpin atau manajer organisasi public terhadap
pentingnya penilaian suatu kinerja. Bila mereka selalu memberikan
komitmen yang tinggi terhadap efektivitas penilaian kinerja, maka
para penilai yang ada dibawah otoritasnya akan selalu berusaha
melakukakan penilaian secara tepat dan benar.
2. Pemerintah Kota
Menurut Mohammad Yamin, yang dikutip oleh Ateng Syafrudin,
Pemerintahan ialah tugas kewajiban alat negara. Istilah penguasa dipakai
berulang-ulang dan berarti pemerintah yang berkuasa.
Pemerintahan dalarn arti luas berarti kewenangan untuk kedamaian
dan keamanan, baik ke dalam maupun ke luar. Oleh sebab itu, sebuah
negara harus memiliki kekuasaan militer atau kemampuan untuk
mengendalikan angkatan perang. Sebuah Negara juga harus memiliki
kekuasaan legislatif, dalam artian kemampuan membuat dan merancang
undang-undang. Bukan itu saja, sebuah negara juga harus mempunyai
kekuatan finansial atau kemampuan untuk memenuhi keuangan
masyarakat dalam rangka membiayai ongkos keberadaan negara dalam
penyelenggaraan peraturan.
Asas – asas umum pemerintahan yang baik lahir sesuai dengan perkembangan zaman untuk meningkatkan perlindungan terhadap hak – hak individu. dalam Pemerintahan Daerah terdapat asas – asas yang menjadi dasar dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Ada 3 (tiga)
asas dalam pemerintahan daerah, (1) Azas Desentralisasi (2) Azas
dekonsentrasi (3) Azas tugas pembantuan.
Selanjutnya mengenai fungsi pemerintahan tersebut kemudian
digolongkan menjadi 2 (dua) macam fungsi, yaitu: (a) Pemerintah
mempunyai fungsi primer atau fungsi pelayanan
(service),sebagaiproviderjasa public yang baik diprivatisasikan dan layanan sipil termasuk layanan birokrasi. (b) Pemerintah mempunyai
fungsi sekunder atau fungsi pemberdayaan (empowerment), sebagai penyelenggara pembangunan dan melakukan program pemberdayaan.
3. Tata cara Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 73 tahun 2009
dijelaskan dalam pasal 1 ayat 5 tentang kinerja pemerintahan adalah atas
penyelenggararaan urusan pemerintahan daerah yang diukur dari masukan,
proses, keluaran, hasil, manfaat, dan/atau dampak. Hasil capaian tersebut
kemudian didapatkan dari evaluasi kinerja pemerintah daerah sebagimana
dijelaskan dalam ayat 6 yang kemudian disingkat EKPPD adalah suatu
proses pengumpulan dan analisis data secara sistematis terhadap kinerja
penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan menggunakan system
pengukuran kinerja.
Peninjauan lapangan kepada daerah yang berprestasi sangat tinggi
atau terbaik dan rendah berdasarkan Laporan Hasil Evaluasi Tim Daerah
dilakukan penilaian kenyataan dilapangan meliputi : a. Kesejahteraan
masyarakat, b. Pelayanan dasar kepada masyarakat, c. Ketertiban,
kebersihan dan keindahan lingkungan, d. Daya saing daerah dan/atau iklim
investasi daerah, e. Manajemen penyelenggaraan urusan pemerintahan, f.
Sistem pelayanan perijinan satu atap, g. Sarana dan prasarana jalan,
dranaise, perekonomian dan perhubungan; dan, h. Sarana dan prasarana
perkantoran pemerintahan daerah.
D. Definisi Oprasional
o Manajemen penyelenggaraan urusan pemerintahan
o Kesejahteraan masyarakat
o Pelayanan dasar kepada masyarakat
o Daya saing daerah dan/atau iklim investasi daerah
E. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Bogdan dan
Taylor, penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data
deskriptifmenggunakan study kasus (case study). Sumber data yang digunanakan
adalah data sekunder yang bersumber pada data dokumen dan naskah dinas dan
dokumen perencanaan yang ada pada pemerintah Kota Yogyakarta. Dan sumber
data kedua adalah data perimer yang berasal dari data wawancara dengan
narasumber yang berasal dari pemerintah Kota Yogyakarta.
Dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian pada tataran
pemerintah Kota Yogyakarta beserta Satuan Kerja Perangkat Daerah yang dalah
hal ini selaku lembaga eksekutif yang menjalankan kebijakan pemerintah Kota
Yogyakarta kedalam beberapa program dan kegiatan.
Dan adapun teknik pengumpukan data yang digunakan adalah teknik
wawancara, observasi dan dokumentasi data sekunder. Teknik analisis data dalam
penelitian ini menggunakan teknik analisis dengan model analisis kualitatif, yaitu
analisis yang bergerak dalam tiga komponen, yaitu (1) Reduksi Data (reduction), (2) Sajian Data (display) dan (3) Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (conclusion drawing). Reduksi data yang dimaksud adalah data hasil wawancara
serta dokumentasi yang diperoleh yang kemudian diidentifikasi agar lebih mudah
dan focus.
F. Hasil Penelitian
Dalam menjalankan kinerja pemerintahan kota, tentunya pemerintah kota
Yogyakarta mempunyai arah dan tujuan kemana tata pemerintahannya akan
dibawa. Sehingga untuk menentukan arah kebijakan pemerintah kemudian
menjadikan visi dan misi kepada daerah sebagai acuan kinerja yang akan dicapai.
Dari visi misi daerah dan kepala dearah ini kemudian dibuatkannya dokumen
perencanaan jangka menengah daerah atau yang sering dikenal dengan RPJMD
(Rencana Perencaan Jangka Menengah Daerah). Dalam dokumen perencanaan ini
dimuatkan sasaran kinerja yang akan dicapai selama jangka waktu 5 (lima) tahun
atau satu masa jabatan kepala dearah.
Manajemen penyelenggaraan urusan pemerintahanmerupakan salah satu
upaya mencapai misi pertama sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2012-2016
yaitu ”Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik Dan Bersih” dan juga untuk mencapai tujuan: ”Mewujudkan Penyelenggaraan Pemerintahan Yang Berkualitas”. Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Bagian Tata Pemerintahan dan Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan (DPDPK).
Untuk mengukur sasaran pertama ini terdapat 3 indikator sasaran yaitu: (1) Nilai
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Yogyakarta, (2) Opini Laporan
Keuangan Oleh Auditor Eksternal, (3) Nilai Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah (EKPPD).
Dalam Meningkatkan kesejahteraan masyarakat beberapa upaya yang
ditetapkan yaitu: (1) Terwujudnya Peningkatan kualitas ekonomi Masyarakat dan
(2) Terwujudnya Kualitas sosial masyarakat.
Dalam wawancara terbuka disampaikan bahwa berbagai kegiatan yang
diselenggarakan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakan. Sebagaiamana
yang disampaikan oleh kepala sub bagian pengembangan otonomi daerah bagian
tata pemerintahan ibu Dyah Intan Usaratrui, SIP, MA, M.Eng:
“Kemudian untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pemkot tidak
saja hanya memberikan bantuan bantuan berupa materil, namun pemkot juga menyelenggarakan beberapa kegiatan seperti pembinaan dan pelatihan. Kegiatan tersebut dilaksanakan dari usulan masyarakat. Jadi pembinaan yang dilakukan juga tepat sasaran. Selain itu pemkot juga menggeluntukan Dana hibah kepada masyarakat dalam bentu kelompok yang sudah dilakukan
binaan tersebut”.
Dalam memberikan pelayanan dasara kepada masyarakat pemerintah Kota
Yogyakarta melaksanakannya melalui 3 (tiga) sasaran setrategi yang tertuang
RPJMD 2012-2016 antara lain yaitu: (1) Terwujudnya pendidikan inklusif untuk
semua, (2) Terwujudnya pelayanan administarasi publik yang baik, dan (3)
Terwujudnya pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau.
Upaya dalam meningkatkan pelayanan dasar masyarakat seperti dalam
pendidikan mewajibkan semua anak usia sekolah mendapatkan pendidikan dasar
(SD-SMA) dan tidak ada alasan tidak ada biaya karena pemkot telah memberikan
proporsi anggaran pendidikan yang besar dan dari fisik telah merehab
melayani 24 jam dan hari minggu buka serta untuk beberapa puskesmas ada
rawat inap , pemkot memiliki runah pemulihan gizi untuk anak yang kekurangan
gizi, pemkot memiliki panti anak untuk menampung anak anak yang terlantar dan
tidak mampu begitu pula panti untuk orang jompo, bagi masayarakat yang mampu
pemkot memberikan KMS (Kartu Menuju Sejahtera) yang dapat dipergunakan
untuk mendapatkan keringan biaya sekolah maupun gratis untuk berobat, ada
program rumah layak huni yaitu untuk membangunkan rumah masyarakat yang
tidak mampu merehab rumah mereka dan lain-lain.
Daya saing juga dapat juga diartikan sebagai kapasitas bangsa untuk
menghadapi tantangan persaingan pasar internasional dan tetap menjaga atau
meningkatkan pendapatan riil-nya. Pada tahun 2013 pemerintah Kota Yogyakarta
mencantumkan sasaran sebagai upaya dalam meningkatkan aspek daya saing
daerah melalui sasaran: (1) Terwujudnya kualitas sumber daya masyarakat yang
unggul (2) Terwujudnya perekonomian daerah yang kuat.
Selain itu sebagai mana yang disampaikan oleh kepala Sub Bagian
Pengembangan Otonomi DaerahUntuk meningkatkan daya saing dan investasi
daerah tentu melalui pembinaan dan promosi serta telah membuka gerai investasi
serta mempermudah pelayanan penenamaan modal kepada investor asing maupun
dalam negeri.
G. KESIMPULAN
Berdasarkan pada point per point yang peneliti bahas dalam bab
pembahasan, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa kinerja pemerintah kota
Yogyakarta dilihat dari capain masing-masing indikator sasaran strategis yang
pemerintah kota Yogyakarta memfokuskan kepada pencapaian 4 (empat) misi
yaitu:
(1) Manajemen penyelenggaraan urusan pemerintahan
Adapun indicator yang digunakan dalam mencapai keberhasilan sasaran
strategis tersebut yaitu: (a) Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Yogyakarta, (b) Opini Laporan Keuangan Oleh Auditor Eksternal,
(c) Nilai Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EKPPD).
(2) Kesejahteraan masyarakat
Adapun indicator yang digunakan dalam mencapai keberhasilan sasaran
strategis tersebut yaitu: (a) Pendapatan per kapita (b) Jumlah koperasi aktif
(c) Jumlah pelaku UMKM (d) Angka kemiskinan, dan (e) Tingkat
intensitas pengendalian frekuensi konflik sosial yang ditimbulkan karena
SARA dan kesenjangan sosial
(3) Pelayanan dasar kepada masyarakat
Adapun indicator yang digunakan dalam mencapai keberhasilan sasaran
strategis tersebut yaitu: (a) Angka Melek huruf (b) Angka partisipasi
sekolah (c) Persentase jumlah sekolah yang melayani pendidikan inklusif,
(d) Indeks kepuasan masyarakat, (e) Presentase tindak lanjut penanganan
pengaduan masyarakat lewat unit pelayanan informasi dan keluhan, (f)
Indeks kepuasan layanan rumah sakit (g) Indeks kepuasan layanan
kesehatan
(4) Daya saing daerah atau iklim investasi daerah
Adapun indicator yang digunakan dalam mencapai keberhasilan sasaran
kelulusan ujian nasional (c) Angka pengangguran terbuka, (d)
Pertumbuhan ekonomi, (e) Inflasi, (f) Pendapatan pajak dan retribusi
daerah.
H. SARAN
Setelah melakukan penelitian penelitian dan menemukan berbagai temuan
dilapangan, serta berdasarkan kesimpulan diatas, penulis mengajukan beberapa
saran terkait “Indikator Kinerja Pemerintah Kota Terbaik Kementrian Dalam Negeri Tahun 2013”, Adapun saran saran yang penulis rekomendasikan sebagai berikut :
1. Institusi Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Diharapkan Institusi Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta untuk dapat mengarahkan kepada mahasiswa yang
akan melakukan penelitian selanjutnya bisa mengembangkan
penelitian ini sehingga hasil penelitian yang peneliti lakukan dapat
menjadi data dasar untuk peneliti selanjutnya. Yang dapat
direkomendasikan adalah “PELAKSANAAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH (EKPPD)
(STUDI KASUS KOTA YOGYAKARTA 2013)”.
2. Untuk pemerintahan, dalam menjalankan proses perizinan
administratif, sebaiknya prosedur, aturan-aturan dan
mekanismenya di internal setiap Instansi pemerintahan dipermudah
serta laporan yang dibuat untuk menjalankan suatu kegiatan
,sehingga dalam menjalakan suatu program selalu terhambat dalam
proses administartif. Ini masih menjadi PR besar untuk semua
Instansi pemerintahan di Indonesia. Selain itu, pemerintah kota
Yogyakarta terkendala pada beberapa hal lain seperti terbatasnya
pada jumlah SDM pelaksana, sehingga ada sebagian capaian
Daftar pertanyaan wawancara
1. Bagiamana langkah pemerintah kota Jogja dalam menyelengggarakan manajemen pemerintahan yang baik dan bersih?
2. Upaya apa saja yang dilakukan oleh pemkot dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat? 3. Bagaimana Upaya yang dilakukan oleh pemkot dalam meningkatkan pelayanan dasar kepada
masyarakat?
4. Bagaimana Upaya yang dilakukan oleh pemkot dalam meningkatkan daya saing dan impestasi daeah?
5. Apa alasan pemkot mendapatkan penghargaan prestasi EKPPD dari kemendagri? 6. Prestasi apa yang telah diberikan pemerintah pada tahun 2013?
7. Factor apa saja yang mendorong pemkot jogja dalam meraih penghargaan EKPPD? 8. Apa saja hambatan pemkot Jogja dalam mencapai sasaran strategis pemkot tahun 2013?
LAMPIRAN
Gambar 1: Ruangan Sub BagianPemerintahanUmum
Gambar 2: SaatWawancarabersamaIbuIntanKepala Sub BagianPengembanganOtonomi Daerah
Gambar 3: Sesifotobersamaselesaiwawancara di Sub BagianPemerintahanUmumPemerintah Kota Yogyakarta
Gambar 4: WawancarabersamaIbuTutiSusiatun, S. Pt,Kepala Sub
Gambar 5: WawancaradenganIbuRistyawati, ST, M. EngKepala Sub BidangPerencanaanEkonomiSosialdanBudayaBappeda Kota Yogyakarta
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 73 TAHUN 2009
TENTANG
TATACARA PELAKSANAAN EVALUASI
KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI DALAM NEGERI,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 41 ayat (1), Peraturan
Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Tatacara Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan, antara Pemerintah, Pemerintahan Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara, Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
6. Peraturan Pamerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
MEMUTUSKAN :
PELAKSANAAN EVALUASI KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH.
BAB I
KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan:
1. Pemerintah Daerah adalah penyelenggara urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip negara kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disingkat DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
3. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota, dan perangkat daerah yang bertanggung jawab atas pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah.
4. Satuan Kerja Perangkat Daerah selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat daerah yang bertanggungjawab atas pelaksanaan urusan pemerintahan daerah.
5. Laporan Penyelenggaran Pemerintah Daerah selanjutnya disingkat LPPD adalah laporan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam kurun waktu I (satu) tahun anggaran berdasarkan Rencana Kerja Pembangunan Daerah yang disampaikan oleh Kepala Daerah kepada Pemerintah.
6. Kinerja Penyelengaraan Pemerintahan Daerah adalah capaian atas
penyelenggararaan urusan pemerintahan daerah yang diukur dari masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat, dan/atau dampak.
7. Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah selanjutnya disingkat EPPD adalah suatu proses pengumpulan dan analisis data secara sistematis terhadap kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah, kemampuan penyelenggaraan otonomi daerah, dan kelengkapan aspek-aspek penyelengaraan pemeritahan pada daerah yang baru dibentuk.
8. Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah selanjutnya disingkat EKPPD adalah suatu proses pengumpulan dan analisis data secara sistematis terhadap kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan menggunakan system pengukuran kinerja.
9. Sistem pengukuran kinerja adalah sistem yang digunakan untuk mengukur, menilai dan