• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH (EKPPD) (STUDI KASUS KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PELAKSANAAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH (EKPPD) (STUDI KASUS KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013)"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH (EKPPD)

(STUDI KASUS KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh: TEDI RIZKI 20110520108

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMUSOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(2)

iii

HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya,

NAMA : Tedi Rizki

NOMOR MAHASISWA : 20110520108

JURUSAN : Ilmu Pemerintahan

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:“PELAKSANAAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH (EKPPD) (STUDI KASUS KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013)”Adalah karya hasil saya dan bukan plagiat baik secara utuh maupun sebagian,serta belum pernah diajukan sebagai karya ilmiah pada suatu

perguruan tinggi atau lembaga apapun.Hal-hal bukan karya asli saya dalam skripsi tersebut

diberi tanda dan ditunjukan dalam daftar pustaka.Demikian peryataan ini saya buat dengan

sesungguhnya dan saya bersedia mempertanggungjawabkan peryataan ini.

Yogykarta 27 juni 2016

Tedi Rizki

(3)

iv MOTTO

“Ya Allah,sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermamfaat,rezeki

yang baik dan amal yang diterima

”(HR.Ahmad Ibnu Majah dan IBnu as-Sunni).

“Sesungguhnya bersama kesulitan pasti ada kemudahan.Maka apabila engkau telah

selesai (dari satu urusan),tetaplah bekerja keras(untuk urusan yang lain)”

(QS 94:6-7).

Sedikit pengetahuan yang diterapkan jauh lebih beharga ketimbang banyak

pengetahuan yang tak dimamfaatkan

(Kahlil Gibran).

Tidak masalah jadi manusia yang lamban,terakhir atau terbodoh sekalipun,tapi jangan

pernah menjadi manusia yang gampang menyerah.

(4)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillah puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT atas hidayah –Nya.Dan dengan segala kerendahan hati,saya persembahkan karya ini untuk :

Kedua Orang Tuaku : Bapak Hazrin Ali dan Ibu Kartini, terima kasih atas semangatnya yang

mengebu-gebu dan memotivasiku untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas

doa, kasih sayang,dukungan moril, dan materil yang tidak dapat ternilai dan terbalaskan.

Datuk-ku : Alm. Ismail, Maaf Datuk diusia lanjutmu, cucu-mu ini belum sempat

membahagiakanmu, keinginanmu untuk secepatnya balik kekampung abadimu sekarang telah

dikabulkan. Semoga engkau disana di tempatkan didalam barisan para penghuni surga.

Amin.

Nenek-ku : Siti hawa, sehat terus nek, semoga bisa melihat cucu-cucumu sukses semuanya.

Kakak ku dan adikku, Nizommudin dan Mei Sarah Atas ilmu dan perbincangan setiap hari

dalam keluarga bersama. Kalian bukan hanya saudara tetapi juga teman untuk berbagi.

Saudara-saudaraku : maaf tidak bisa disebutkan kalian satu persatu, terima kasih banyak atas dukungan dan do‟anya yang selalu menyertaiku. Semoga Allah membalas kebaikan kalian semua

Sahabat-sahabatku : AyuAnastasia, Artito Radityo, M.Qortubi, Novita Puspaningrum, Triana

Dian Sari, Amin Sapto, Muhammad Habib Akroman, Juanda, Dani Hendradi, Ria Wardani,

Tio Pirnando,Winas Damar, Damar Prayoga, Ardiansyah S,Zakyudin Fikri, Arrizal.Annisa

Dewi Septiyani,

Terima kasih atas semangat kalian dalam suka dan duka.

Teman-teman KKN 40: Aan Febriadi, Ade Oktavia P, Ican Wahyu R, Inas Winalytra, Iwan

Suwandi, Kartika Sari Dewi, M achda Bachrian, Nendra Satya Ramadhan, Sapta Berysta,

Teuku, Fendi, Muchlis, Unggul Rizqy Prabowo.

(5)

vi

Teman-teman Mahasiswa Ilmu Pemerintahan UMY angkatan 2011

Terima kasih untuk semua hal untuk tahun tahun terbaik ini.

Teman-teman Alumni SMA Negeri 5 Kota Jambi

Yang selalu mebuat bahagia dan tetap semangatSerta teman-teman yang tak bisa saya

(6)

vii

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah

Nya, sehingga saya dapat melaksanakan tugas dalam menyusun skripsi ini sampai

terselesaikan. Skripsi ini diberi judul “PELAKSANAAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH (EKPPD) (STUDI KASUS KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013)”.

Skripsi ini disusun untuk melengkapi tugas-tugas serta memenuhi syarat-syarat guna

menyelesaikan Program Strata Satu Ilmu Pemerintahan. Penulis menyadari bahwa penulisan

skripsi ini tidak dapat terlaksana dengan baik atas bantuan semua pihak, sehingga penulis

dengan segenap kerendahan hati mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, terutama kepada:

 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA. Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta

 Bapak Ali muhammad, S.IP.,MA,PH.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan

Ilmu Politik.

 Ibu Dr. Titin Purwaningsih, S.IP.,MSi. Selaku ketua jurusan Ilmu Pemerintahan.

 Drs. Suswanta, M.Si, Selaku Dosen Pembimbing yang sudah banyak bersabar

dalam membimbing penulis menyelesesaikan skripsi ini.

 Seluruh Dosen dan Staf di Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, yang telah memberikan

ilmu yang terbaik bagi mahasiswa UMY.

 Ibu-ibu anggota SKPD pemerintahan Kota Yogyakarta, yang telah memberikan

(7)

viii

Ibu Dyah Intan Usaratrui, S.IP.,MA, M.Eng, Ibu Tutiek Susiatun, SPT, dan Ibu

Ristyawati, ST,M.eg

 Terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyusunan skripsi ini Semoga skripsi ini dapat membawa manfaat dan

memberikan pengetahuan dalam pengembangan Ilmu Pemerintahan Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata kesempurnaan, hal

ini mengingat kemampuan dan pengalaman dalam penelitian menyusun skripsi ini sangat

terbatas. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun

untuk perbaikan dan pengembangan penelitian selanjutnya. Tidak ada yang dapat penulis

berikan selain ucapan terima kasih atas seluruh bantuan yang diberikan. Semoga karya ini

bermamfaat bagi penulis dan bagi pihak pihak penikmat pembacanya. Semoga Allah SWT

meridhoi kita semua. Amin.

Wassalamualaikum.Wr.WB

Yogyakarta 27 Juni2016

Penyusun,

Tedi Rizki

(8)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PERYATAAN ... iii

HALAMAN MOTO ... iv

MOTTO PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vii

SINOPSIS ... ix

DAFTAR ISI ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat ... 7

D. Studi Terdahulu ... 7

E. Kerangka Teori ... 10

1. Konsep Kinerja ... 11

a. Pengertian ... 11

b. Faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi ... 12

c. Kinerja pemerintahan ... 16

d. Indikator kinerja organisai ... 18

2. Pemerintahan Kota ... 21

(9)

x

b. Asas-Asas pemerintah daerah ... 23

c. Hak dan kewajiban pemerintah daerah/kota ... 24

d. Tugas, fungsi serta penyelenggaraan pemerintah daerah ... 27

3. Tatacara pelaksanaan evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah ... 27

F. Definisi Konsepsional ... 29

G. Definisi Operasional ... 30

H. Metode penelitian ... 31

1. Jenis Penelitian ... 31

2. Sumber Data &Jenis Data ... 31

a. Sumber Data ... 31

b. Jenis Data ... 32

3. Lokasi Penelitian ... 34

4. Teknik Pengumpulan Data ... 34

a. Wawancara ... 35

b. Dokumentasi ... 36

c. Observasi ... 37

5. Teknik Analisis Data ... 37

I. Sistematika Penulisan ... 38

BAB II GAMBARAN OBJEK PENELITIAN A. Profil Pemerintah Kota Yogyakarta ... 4O 1. Profil Kota Yogyakarta ... 40

2. Sejarah Kota Yogyakara ... 40

(10)

xi

B. Gambaran Umum Organisasi Perangkat DaerahPemerintah Kota…... 46

1.Kedudukan Pemerintah Kota Yogyakarta……….. 46

2.Tugas Pokok Dan Fungsi Pemerintah Kota Yogyakarta………. 47

C. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ... 50

1.Visi Pembangunan Kota Yogyakarta... ... 52

2.Misi Pembangunan Kota Yogyakarta……… .. 52

3.Tujuan Dan Sasaran Pembangunan Yogyakarta………. 54

BAB III PEMBAHASAN A. Kinerja Pemerintah Kota Yogyakarta.... ... . 55

1. Manajemen penyelenggaraan urusan pemerintahan.... ... 57

a. Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Yogyakarta 59

b. Opini Laporan Keuangan Oleh Auditor Eksternal ... 59

c. Nilai Evaluasi Kinerja Penyelengara Pemerintah Daerah (EKPPD)…. ……….. 60

2. Kesejahteraan masyarakat ... 62

a. Pendapatan Per Kapita………. 64

b. Jumlah Koperasi Aktif………... 65

c. Jumlah Pelaku UMKM……….. 65

d. Angka Kemiskinan……… ... 66

e. Tingkat Intensitas Pengendalian Frekuensi Konflik Sosial Yang Karena SARA Dan Kesenjangan Sosial……… 67

3. Pelayanan dasar kepada masyarakat……… 68

a. Angka Melek Huruf... ... 70

b. Angka Partisipasi Sekolah……….. 70

(11)

xii

d. Indek Kepuasan Masyarakat.. ... 72

e. Presentase Tindak Lanjut Penanganan Pengaduan Masyarakat Lewat Unit Pelayanan Infornasi Dan Keluhan………… ... 72

f. Indek Kepuasan Layanan Rumah Sakit……… ... 73

g. Indek Kepuasan Layanan Kesehatan………… ... 74

4. Daya SaingDaerah/Iklim Investasi………. .... 75

a. Indek Pembangunan Manusia… ……… ... 77

b. Tingkat Kelulusan Ujian Nasional………..…… ... 77

c. Angka Penganguran Terbuka………... ... 78

d. Pertumbuhan Ekonomi……… ... 79

e. Inflasi……… ... 79

f. Pendapatan Pajak Dan Restribusi Daerah……… ... 80

BAB IV PENUTUP KESIMPULAN ... 83

SARAN.. ... 84

DAFTAR PUSTAKA

(12)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 10 Kota dan Kabupaten Peraih Gelar Kinerja Terbaik

Kemendagri ... 5

Tabel 1.1 Penetian terdahulu ... 8

Tabel 1.2 Data Primer... 32

Tabel 1.3 Data Sekunder ... 33

Tabel 3.1: Keterkaitan Misi, Tujuan dan Sasaran ... 55

Tabel 3.2 Terwujudnya kelembagaan dan ketatalaksanaan Pemerintah Daerah yang berkualitas ... 56

Tabel 3.3 Terwujudnya Peningkatan kualitas ekonomi ... 62

Tabel 3.4 Terwujudnya Kualitas sosial masyarakat ... 63

Tabel 3.5 Terwujudnya pendidikan inklusif untuk semua ... 66

Tabel 3.6 Terwujudnya pelayanan administarasi publik yang baik ... 68

Tabel 3.7 Terwujudnya pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau ... 69

Tabel 3.8 Terwujudnya kualitas sumber daya masyarakat yang unggul ... 72

(13)

i

PELAKSANAAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH (EKPPD)

(STUDI KASUS KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh: TEDI RIZKI 20110520108

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMUSOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(14)

ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

PELAKSANAAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH (EKPPD) (Studi kasus : Kota Yogyakarta Tahun 2013)

Oleh :

TEDI RIZKI 20110520108

Telah dipertahankan dan disahkan di depan Tim Penguji Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Pada :

Hari /Tanggal : Jum‟at / 26 Agustus 2016 Tempat : Ruang Ujian IP

Jam : 11.00 – 11.45 WIB SUSUNAN TIM PENGUJI

KETUA

Drs. Suswanta, M.Si

PENGUJI I PENGUJI II

Dr. Suranto, M.Pol Bambang Eka Cahyo Widodo, S.IP.,M.Si.

MENGETAHUI

KETUA JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

(15)
(16)

SINOPSIS

Skripsi ini mengambil judul “PELAKSANAAN KINERJA

PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH (EKPPD)(

STUDI KASUS KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013)”. Seiring banyaknya prestasi yang diraih oleh Pemerintah Kota Yogyakarta, seperti Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), gelar kota cerdas Indonesia dan kinerja terbaik pada EKPPD Kementrian Dalam Negeri Tahun 2013. Membuat penelitian ini ingin menggali serta mengetahui pelaksanaan evaluasi kinerja penyelengaraan pemerintahan daerah. Kemudian dari paparan latar belakang diatas sejatinya penelitian ini ingin mengetahui keberhasilan Pemeritah Kota Yogyakarta dalam meraih penghargaan sebagai kinerja pemerintahan terbaik dari Kementerian Dalam Negeri pada tahun 2013.Dari permasalahan diatas penulis kemudian membatasi pembahsan pada rumusan masalah yaitu: bagaimana pelaksanaan evaluasi kinerja penyelengaraan pemerintahan daerah dikota yogyakarta tahun 2013.

Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk menjabar dan mengembangkan hasil penelitian dalam bentuk paraghraf tulisan yang bersumber dari informan yang sudah ditentukan. Jenis data pada peneltian ini ada dua yaitu primer dengan teknik pengumpulan data wawancara langsung dan observasi, serta data sekunder yaitu dengan melihat dan mempelajari dokumen atau Naskah Dinas yang ada Pemerintah Kota Yogyakarta. Setelah itu seluruh data yang diperoleh di jabarkan dengan teknik tiangulasi yang meliputi tiga tahapan1) Reduksi Data (reduction), (2) Sajian Data (display) dan (3) Penarikan Kesimpulan danVerifikasi (conclusion drawing).

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kinerja terbaik yang dilakukan oleh Pemerintah kota Yogyakarta meliputi 4 hal yaitu: manajemen penyelenggaraan urusan pemerintahan, kesejahtraan masyarakat, pelayanan dasar kepada masyarakat, dan daya saing daerah atau iklim investasi daerah.Capain masing-masing sub indikator pada keempat indikator diatas pada tahun 2013 dapat dicapai dengan baik dan maksimal. Meskipun ada beberapa sub indikator yang belum bisa mencapai 100% daricapaianmaksimal,seperti: persentase jumlah sekolah yang melayani pendidikan ingklusif (96,94%),indek kelayanan kesehatan (97%) ,tingkatan kelulusan ujian nasional (96%),dan inflasi (66,91%).

Berdasarkan hasil penelitian, pada point per point yang dibahas, bahwa kinerja pemerintahkota Yogyakarta dilihat dari capaian masing-masing indikator sasaran strategis yang ditetapkan telah tercapai dengan kategori sangat baik, namun dalam pelaksanaannya pemerintah Kota Yogyakarta masih terkendala beberapa hal seperti: terbatasnya jumlah SDM pelaksana,sehingga sebagian capaian tidak tercapai dengan maksimal,tetapi hal tersebut masih dikategorikan sangat baik. Saran penulis Tingkat pelayanan dasar kepada masyrakat harus lebih ditingkatkan lagi dan peningkatan kualitas kinerja instansi pemerintahan juga perlu lebih ditingkatkan lagi.

(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hari ini Kota Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar dan budaya. Dengan

demikian Mengenal Yogyakarta secara detail tidak dibisa hanya dilihat dari satu sisi saja,

hingga saat ini sudah banyak permasalahan yang terjawabkan oleh kota seribu budaya ini.

Kiprah dari satu pemimpin ke pemimpin berikutnya selalu membawa kota ini menjadi

lebih baik. Kiprah kepemiminan Herry Zudianto yang membawa perubahan pada

penataan pasar tradisional dan pedangang kaki lima di kawasan Kota Yogyakarta dan

sampai saat ini kiprah Walikota yang menjabat Haryadi Suyuti juga telah banyak

membawa prestasi-prestasi cemerlang seperti peraihan gelar Smart City untuk Kota Yogyakarta, Wajar Tanpa Pengecualian dan MERAIH gelar kinerja pemerintahan terbaik

berdasarkan hasi EKPPD (Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah)

berdasarkan hasil penilaian kemendagri.

Kinerja adalah suatu bentuk prestasi atau tingkat keberhasilan yang dicapai oleh

perorangan atau kelompok suatu organisasi dalam melaksanakan pekerjaan pada suatu

periode tertentu. Kinerja juga dapat diartikan sebagai suatu prestasi yang dicapai dalam

melaksanakan pelayanan kepada masyarakat dalam suatu periode. Peningkatan kinerja

tidak dapat terwujud apabila tidak ada pengelolaan atau manajemen yang baik, yang

(18)

2

Pangastuti mengungkapkan “bahwa usaha-usaha manajemen kinerja ditujukan

untuk mendorong kinerja dalam mencapai tingkat tertinggi organisasi”.1

Lebih lanjut,

Propper dan Wilson, menyebutkan bahwa manajemen kinerja dapat meningkatkan kinerja

organisasi secara keseluruhan.2 Manajemen berbasis kinerja adalah proses perencanaan,

pengukuran, penilaian dan evaluasi kinerja pegawai untuk mewujudkan tujuan organisasi

serta mengoptimalkan potensi diri pegawai.

Kinerja pada umumnya diartikan sebagai kesuksesan seseorang dalam

melaksanakan suatu pekerjaan. Kinerja karyawan merupakan hasil kerja yang dicapai

seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya untuk mencapai

target kerja. Karyawan dapat bekerja dengan baik bila memiliki kinerja yang tinggi

sehingga dapat menghasilkan kerja yang baik. Kinerja karyawan merupakan salah satu

faktor penentu keberhasilan perusahaan atau organisasi dalam mencapai tujuannya.

Untuk itu kinerja dari para karyawan harus mendapat perhatian dari para pimpinan

perusahaan, sebab menurunnya kinerja dari karyawan dapat mempengaruhi kinerja

perusahaan secara keseluruhan.

Kinerja pemerintah di Indonesia sampai saat ini masih sedikit pemerintah daerah

yang mendapat predikat terbaik. Berdasarkan data empiris yang yang dilansirkan oleh

warta berita online Jogjadaily “Pemerintah Kota Yogyakarta meraih penghargaan dari

Menteri Dalam Negeri atas prestasinya sebagai pemerintah daerah yang berprestasi

dengan kinerja terbaik secara nasional hasil Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan

Pemerintah Daerah (EKPPD) untuk kategori Pemerintah Kota yang diselenggarakan oleh

1

Pangastuti, M. D, 2008. Pengaruh Partisipasi Penganggaran Dan Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Manajemen Pemerintah Daerah Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Moderator”. Tesis, Program Pasca Sarjana, Universitas Diponegoro Semarang.

2

(19)

3

Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia. Kota Yogyakarta merupakan salah satu

dari 10 Kota yang mendapat penghargaan dengan kinerja terbaik penyelenggaraan

Pemerintah Daerah tahun 2013 yang di serahkan pada peringatan Hari OTDA tahun

2015. Penilaian tersebut dilakukan oleh Tim khusus yang melibatkan 10 Instansi

Kementerian dan Lembaga Pemerintah. Menurut Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo

penghargaan tersebut diberikan setelah Kemendagri mengevaluasi Laporan

Pertanggungjawaban Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) tahun 2013”.3

Berdasarkan permendagri nomor 73 tahun 2009 menjelaskan bahwa prinsip dasar

EKPPD dilaksanakan berdasarkan 6 indikator yaitu: spesifik, obyektif,

berkesinambungan, terukur dapat diperbandingkan, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Spesifik sebagaimana dimaksud dilaksanakan secara khusus untuk menilai kinerja

penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan LPPD dan laporan lain yang diterima

oleh Pemerintah. Obyektif sebagaimana dimaksud dilaksanakan dengan menggunakan

sistem pengukuran kinerja yang baku dan tidak menimbulkan penafsiran ganda.

Berkesinambungan sebagaimana dimaksud dilaksanakan secara reguler setiap tahun

sehingga dapat diperoleh gambaran perjalanan penyelenggaraan pemerintahan daerah

dari waktu ke waktu. Terukur sebagaimana dimaksud dilaksanakan dengan

memanfaatkan data kuantitatif dan atau kualitatif yang dapat dikuantitatifkan dan

menggunakan alat ukur kuantitatif sehingga hasilnya dapat disajikan secara kuantitatif.

Dapat diperbandingkan sebagaimana dimaksud dilaksanakan dengan menggunakan

sistem pengukuran kinerja dan indikator kinerja kunci yang sama untuk semua daerah.

3

(20)

4

Dapat dipertanggungjawabkan sebagaimana dimaksud dilaksanakan dengan mengolah

data dari LPPD yang dikirim oleh Kepala Daerah secara transparan.

Berdasarkan berita yang dilansirkan oleh Kemendagri News prestasi tersebut juga

diraih di 10 kabupaten dan dan 10 kota yang baik kinerjanya berdasarkan evaluasi

kementerian dalam negeri antara lain adalah: 1). Kabupaten Bantul 2). Kabupate Kulon

Progo 3). Kabupaten Kutai Kartanegara 4). Kabupaten Lamongan 5). Kabupaten

pasaman 6). Kabupaten Pinrang 7). Kabupaten Purbalingga 8). Kabupaten Sidoarjo 9).

Kabupaten Sleman 10). Kabupaten tuban.

Dan 10 Kota yang juga meraih penghargaan tersebut adalah: 1). Kota Blitar 2).

Kota Cimahi 3). Kota Depok 4). Kota madiun 5). Kota Mojokerto 6). Kota Probolinggo

(21)

5

Tabel 1.1 10 Kota dan Kabupaten Peraih Gelar Kinerja Terbaik Kemendagri

No Kota Kabupaten

1 Kota Blitar Kabupaten Bantul

2 Kota Cimahi Kabupate Kulon Progo

3 Kota Depok Kabupaten Kutai Kartanegara

4 Kota madiun Kabupaten Lamongan

5 Kota Mojokerto Kabupaten Pasaman

6 Kota Probolinggo Kabupaten Pinrang

7 Kota Samarinda Kabupaten Purbalingga

8 Kota Semarang Kabupaten Sidoarjo

9 Kota Surabaya Kabupaten Sleman

10 Kota Yogyakarta Kabupaten Tuban

Hal senada dikatakan Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, Ia mengatakan jika

penghargaan tersebut disamping akan memberikan kepercayaan diri atas kinerja

Pemerintah Kota Yogyakarta, juga akan dijadikan tantangan ke depan bagi Pemerintah

Kota Yogyakarta untuk selalu meningkatkan kualitas kinerjanya dan mempertahankannya

untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Ini merupakan keberhasilan seluruh masyarakat

Kota Yogyakarta, karena selama ini masyarakat Kota Yogyakarta telah mendukung

dengan baik atas semua kegiatan pembangunan yang dilaksanakan Pemkot Yogyakarta.

Selama itu pula seluruh jajaran pegawai Pemerintah Kota Yogyakarta telah melaksanakan

(22)

6

Menurut Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo penghargaan tersebut diberikan

setelah Kementrian Dalam Negeri mengevaluasi Laporan Pertanggungjawaban

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) tahun 2013. "Setelah menilai berdasarkan

sejumlah paramater penyelenggaraan pemerintah daerah (Pemda) dan pelayanan publik

yang ada, Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota dinilai memiliki kinerja terbaik.

Seiring banyaknya prestasi yang diraih oleh Pemerintah Kota Yogyakarta seperti

“wajar tanpa pengecualian, gelar kota cerdas Indonesia dan kinerja terbaik pada EKPPD

Kementrian Dalam Negeri Tahun 2013 membuat peneliti ingin menggali serta

mengetahuai faktor-faktor apa saja dan indikator yang di jalankan oleh Pemerintah Kota

Yogyakarta dalam meraih beberapa prestasi dan juga dari paparan latar belakang diatas

sejatinya peneliti ingin mengetahui keberhasilan Pemeritah Kota Yogyakarta dalam

meraih penghargaan sebagai kinerja pemerintahan terbaik dari Kementerian Dalam

Negeri pada tahun 2013.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas penulis dapat membuat rumusan masalah sebagai

berikut:

- Bagaimana pelaksanaan kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah (EKPPD)

dikota Yogyakarta tahun 2013?

C. Tujuan Dan Manfaat

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

- Mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan kinerja penyelengaraan pemerintah

(23)

7

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini secara komprehensif berfungsi sebagai filter dalam

memformulasikan produk keilmuan baik dalam tataran teoritis, akademis, maupun

praktis. Oleh karena itu kegunaan penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan nantinya menjadi salah satu referensi

bagi pengembangan ide mahasiswa jurusan Ilmu Pemerintahan dalam melakukan

penelitian dengan tema atau masalah yang serupa.

2. Sasaran Praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau

referensi tambahan bagi para aparatur pemerintah kabupaten/kota dalam

meningkatkan kinerja pegawai di instansi pemerintahannya.

D. Studi Terdahulu

Sebelum mengadakan penelitian yang sesungguhnya, peneliti mengadakan suatu

studi pendahulu, yaitu menjajaki kemungkinan diteruskannya pekerjaan meneliti.

Menurut Suharsimi arikunto Studi pendahulu ini dimaksudkan untuk mencari informasi

yang diperlukan oleh peneliti agar masalahnya menjadi lebih jelas kedudukanny. Oleh

karena itu peneliti memakai dua penelitian pendahulu untuk dijadikan sebagai rujukan

(24)

8

Rumusan Masalah Metode penelitian

(25)

9

Rumusan Masalah Metode penelitian

(26)

10

Rumusan Masalah Metode penelitian

dan Bisnis

Dari beberapa studi terdahulu yang peneliti paparkan, bahwasanya keberhasilan

pemerintah daerah dalam menjalankan masing-masing programnya bergantung kepada

beberapa faktor seperti sumber daya manusia, pengendalian system, pemanfaatan

teknologi, komintmen perangkat pendukungnya, dan juga budaya organisasi menjadi hal

yang mutlak dalam mendukung tingkat keberhasilan pemerintah daerah.

Namun ada perbedaan maksud peneliti dengan penelitian sebelumnya, pada

penelitian ini peneliti akan membahas factor-faktor apa yang mempengaruhi serta mampu

meraih gelar pemerintah kota demgan kinerja terbaik dari kemendagri tahun 2013.

E. Kerangka Teori

Teori merupakan suatu landasan dalam membahas permasalahan yang akan diteliti

agar tidak melenceng dari topic yang akan diteliti. Teori juga merupakan salah satu dari

unsur penelitian yang sangat penting untuk menerangkan fenomena sosial yang akan di

(27)

11

proposisi yang saling kait mengkait yang menghadirkan suatu tinjauan secara sistematis

atau fenomena yang ada dengan menunjukan secara spesifik hubungan-hubungan

diantara variabel yang terkait dengan fenomena dengan tujuan memberikan eksplanasi

dan prediksi atas fenomena tersebut.4 Untuk menjelaskan permasalahan diatas maka

peneliti menggunakan beberapa teori yaitu:

1. Konsep Kinerja

A. Pengertian Kinerja

Istilah kinerja merupakan terjemahan dari performance yang sering

diartikan oleh para cendekiawan sebagai “penampilan”, “unjuk kerja”, atau

“prestasi”.5 Kemudian menurut Ambar Teguh Sulistiyani “Kinerja seseorang

merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat

dinilai dari hasil kerjanya”.6

Secara etimologis, kinerja adalah sebuah kata yang dalam bahasa

Indonesia berasal dari kata dasar “kerja” yang menerjemahkan kata dari bahasa

asing prestasi, bisa pula berarti hasil kerja. Sehingga pengertian kinerja dalam

organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang

telah ditetapkan.

Berbeda dengan Bernardin dan Russel dalam Yeremias T. Keban

mengartikan kinerja sebagai the record of outcomes produced on a specified job

function or activity during a specified time period.7 Dalam definisi ini, aspek

yang ditekankan oleh kedua pengarang tersebut adalah catatan tentang outcome

4

Zamroni. 1992. Pengantar pengembangan teori social. Yogyakarta. Tiara Wacana. Hal : 2. 5

Keban, Yeremias T. 2004. Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik. Bandung: PT Refika Aditama. 6

Ambar Teguh Sulistiyani dan Rosidah. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Graha Ilmu: Yogyakarta. Hal: 223

(28)

12

atau hasil akhir yang diperoleh setelah suatu pekerjaa atau aktivitas dijalankan

selama kurun waktu tertentu. Dengan demikian kinerja hanya mengacu pada

serangkaian hasil yang diperoleh seorang pegawai selama periode tertentu dan

tidak termasuk karakteristik pribadi pegawai yang dinilai.

Sedangkan Suyadi Prawirosentono mendefinisikan kinerja sebagai

performance, yaitu hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau

sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan

tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi

bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan

etika.8 Dari beberapa definisi di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa

kinerja merupakan suatu capaian atau hasil kerja dalam kegiatan atau aktivitas

atau prog ram yang telah direncanakan sebelumnya guna mencapai tujuan serta

sasaran yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi dan dilaksanakan dalam

jangka waktu tertentu.

B. Faktor yang mempengaruhi Kinerja Organisasi

Kinerja merupakan suatu capaian atau hasil kerja dalam kegiatan atau

aktivitas atau program yang telah direncanakan sebelumnya guna mencapai

tujuan serta sasaran yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi dan dilaksanakan

dalam jangka waktu tertentu yang dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Dalam Yeremias T. Keban untuk melakukan kajian secara lebih mendalam

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas penilaian kinerja di

Indonesia, maka perlu melihat beberapa faktor penting sebagai berikut:9

8 Prawirosentono, Suyadi. 1999. Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta: BPFE.

9

(29)

13

a) Kejelasan tuntutan hukum atau peraturan perundangan untuk melakukan

penilaian secara benar dan tepat. Dalam kenyataannya, orang menilai secara

subyektif dan penuh dengan bias tetapi tidak ada suatu aturan hukum yang

mengatur atau mengendaikan perbuatan tersebut.

b) Manajemen sumber daya manusia yang berlaku memiliki fungsi dan proses

yang sangat menentukan efektivitas penilaian kinerja. Aturan main

menyangkut siapa yang harus menilai, kapan menilai, kriteria apa yang

digunakan dalam system penilaian kinerja sebenarnya diatur dalam

manajemen sumber daya manusia tersebut. Dengan demikian manajemen

sumber daya manusia juga merupakan kunci utama keberhasilan system

penilaian kinerja.

c) Kesesuaian antara paradigma yang dianut oleh manajemen suatu organisasi

dengan tujuan penilaian kinerja. Apabila paradigma yang dianut masih

berorientasi pada manajemen klasik, maka penilaian selalu bias kepada

pengukuran tabiat atau karakter pihak yang dinilai, sehingga prestasi yang

seharusnya menjadi fokus utama kurang diperhatikan.

d) Komitmen para pemimpin atau manajer organisasi public terhadap

pentingnya penilaian suatu kinerja. Bila mereka selalu memberikan

komitmen yang tinggi terhadap efektivitas penilaian kinerja, maka para

penilai yang ada dibawah otoritasnya akan selalu berusaha melakukakan

(30)

14

Menurut Lusthaus(1999) factor-faktor yang mempengaruhi kinerja

organisasi dapat digambarkan sebagai berikut:10

(1) Lingkungan Eksternal, dimensi kunci yang dapat mempengaruhi lingkungan adalah lingkungan eksternal yang terdiri dari lingkungan

adminstratif, aturan, kebijakan, budaya sosial, ekonomi, teknologi.

(2) Motivasi organisasi, hal yang memotivasi organisasi adalah sejarah, misi, budaya, insentif atau imbalan.

(3) Kapasitas organisasi, terdiri dari (a) Strategi kepemimpinan

(b) Sumber daya manusia

(c) Manajemen keuangan

(d) Proses organisasi

(e) Program manajemen

(f) Infrastruktur

(g) Rantai instusional

Namun menurt Salusu menyatakan bahwa ada dua kondisi yang dapat

mempengaruhi kinerja organisasi, yaitu kapabilitas organisasi dan lingkungan

eksternal, yang akan dijelaskan sebagai berikut:

(1) Kapabilitas organisasi

Kapabilitas organisasi yaitu konsep yang dipakai untuk menunjuk pada

kondisi lingkungan internal yang terdiri atas dua faktor strategi, yaitu

kekuatan dan kelemahan. Kekuatan adalah situasi dan kemampuan

10

(31)

15

internal yang bersifat positif, yang memungkinkan organisasi memiliki

keuntungan strategi dalam mencapai sasarannya; sedangkan

kelemahan adalah situasi dan ketidakmampuan internal yang

mengakibatkan organisasi tidak dapat mencapai sasarannya. Kedua

faktor ini saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Faktor yang perlu

diperhitungkan dalam melihat kemampuan internal organisasi antara

lain; struktur organisasi, sumberdaya baik dana maupun tenaga, lokasi,

fasilitas yang dimiliki, integritas seluruh karyawan dan integritas

kepemimpinan.

(2) Lingkungan eksternal

Kondisi yang kedua adalah lingkungan eksternal, yang terdiri atas dua

faktor strategi, yaitu peluang dan ancaman atau tantangan. Peluang

sebagai situasi dan faktor-faktor eksternal yang membantu organisasi

mencapai atau bahkan bisa melampaui pencapaian sasarannya;

sedangkan ancaman adalah faktor-faktor eksternal yang menyebabkan

organisasi tidak dapat mencapai sasarannya. Dalam mengamati

lingkungan eksternal, ada beberapa sektor yang peka secara strategi,

artinya bisa menciptakan peluang, atau sebaliknya merupakan

ancaman. Perkembangan teknologi misalnya, peraturan

perundangundangan, atau situasi keuangan, dapat saja memberi

keuntungan atau kerugian bagi organisasi (Salusu, 2001:53)

Dari bebapa pendapat yang disampai oleh beberapa ahli dapat disimpulkan

(32)

16

Dan faktor yang paling berpengaruh adalah faktor eksternal dan kapabilitas

organisasi pemerintah itu sendiri.

C. Kinerja Pemerintahan

Kinerja pemerintah dalam lingkup kajian organisasi adalah secara makro,

tujuan, dan cita-cita, dan harapan suatu organisasi yang diusahakan

pencapaiannya dan perwujudannya melalui organisasi tersebut. Bahwa

sekelompok orang yang memiliki kesetiaan kepentingan juga diusahakan

pencapaiannya melalui organisasi, sedangkan pada tingkat individu, berbagai

tujuan, keinginan, cita-cita, harapan, dan kebutuhannya hanya bisa tersalurkan,

terpenuhi, dan terpuaskan dengan menggunakan jalur organisasional.

Dikatakan sedemikian maksudnya adalah karena adanya hubungan

ketergantungan antara manusia dengan organisasi dalam arti bahwa manusia

tidak mungkin lagi mencapai berbagai tujuannya tanpa menggunakan jalur

organisasional dan sebagainya.

Sementara itu pengertian kinerja itu sendiri menurut Wibowo Berasal dari

pengertian „performance‟ yang memberikan pengertian sebagai hasil kerja atau

prestasi kerja.11 Namun, sebenarnya Amstrong dan Baron menjelaskan bahwa

kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan

tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi

pada ekonomi. Selanjutnya Sudarto menyatakan bahwa “Kinerja adalah sebagai

hasil atau kerja dari suatu organisasi yang dilakukan oleh individu yang dapat

ditunjukkan secara nyata dan dapat diukur.”12

11

Wibowo. (2007). Manajemen Kinerja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hal:7 12

(33)

17

Sejalan dengan pengertian kinerja di atas Mangkunegara menyatakan

sebagai berikut:13

Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang).

Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik pengertian bahwa kinerja

adalah perbuatan, penampilan, prestasi, daya guna dan unjuk kerja dari suatu

organisasi atau individu yang dapat ditunjukkan secara nyata dan dapat diukur.

Dengan adanya beberapa pengertian kinerja yang telah disebut diatas, kinerja

perseorangan harus lebih diperhatikan karena kinerja organisasi merupakan hasil

kumpulan kinerja perseorangan. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai

mempunyai peranan yang penting dalam suatu organisasi, oleh karena itu

seorang pegawai negeri perlu berada pada kondisi yang unggul, artinya mampu

mewujudkan perubahan dengan secara inovatif dan proaktif.

Sementara itu Mustopadidjaja menjelaskan bahwa untuk organisasi

pemerintahan, kinerja pemerintahan yang baik (good government performance)

bukan saja memerlukan kebijakan yang baik (good policy), tetapi juga system

dan proses pelaksanaan kebijakan yang baik (good policy implementation

system and process); dan kedua hal terakhir itu memerlukan system administrasi

pemerintahan negara yang baik (good publik administration system) yang

13

(34)

18

mensyaratkan adanya sumberdaya manusia yang baik dan diindahkannya prinsip

"the right men and women and the right places".14 Kebijakan yang baik tidak

akan menghasilkan kinerja yang baik apabila system dan proses pelaksanaannya

tidak baik, dan kesemuanya itu juga tergantung pada kompetensi sumberdaya

manusianya yang berperan dalam system dan proses kebijakan.

Pengertian ini mengisaratkan bahwa organisasi pemerintahan hendaknya

menjadi organisasi peduli (carring) yang menjadikan pertimbangan moral

menjadi dasar utama. Karakteristik dari organisasi ini adalah kepedulian kepada

individu sebagai makhluk yang memiliki nilai-nilai eksistensi, keuntungan

bukan merupakan tujuan utama tetapi lebih pada internalisasi kebutuhan dan

kehendak organisasi, memberikan dorongan untuk mengaktualisasi dan

mengembangkan potensi individu yang bermanfaat bagi tujuan organisasi.

D. Indikator Kinerja Organisasi

Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif atau kualitatif yang

menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah

ditetapkan.15 Sementara menurut Lohman indikator kinerja adalah suatu variable

yang digunakan untuk mengekspresikan secara kuantitatif efektifitas dan

efisiensi proses dengan pedoman pada target-target dan tujuan organisasi.16

McDonald dan Lawton dalam Ratminto dan Atik Septi Winarsih

mengemukakan indikator kinerja antara lain: output oriented measures

14

AR. Mustopadidjaya. 2002. Manajemen Proses Kebijakan Publik, Formulasi,Implementasi dan Evaluasi Kinerja. Jakarta: LAN

15

Mahsun, Mohamad, 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik, Penerbit BPFE,Yogyakarta. Hal: 71 16

(35)

19

throughput, efficiency, effectiveness. Selanjutnya indikator tersebut dijelaskan sebagai berikut: 17

a. Efficiency atau efisiensi adalah suatu keadaan yang menunjukkan tercapainya perbandingan terbaik antara masukan dan keluaran dalam

penyelenggaraan pelayanan public

b. Effectiveness atau efektivitas adalah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, baik dalam bentuk target, sasaran jangka panjang maupun

misi organsiasi.

Winarsih mengemukakan indikator kinerja antar lain: economy, efficiency, effectiveness, equity. Secara lebih lanjut, indikator tersebut diuraikan sebagai berikut:18

a. Economy atau ekonomis adalah penggunaan sumber daya sesedikit mungkin dalam proses penyelenggaraan pelayanan publik.

b.Efficiency atau efisiensi adalah suatu keadaan yang menunjukkan tercapainya perbandingan terbaik antara masukan dan keluaran dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

c. Effectiveness atau efektivitas adalah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, baik itu dalam bentuk target, sasaran jangka panjang maupun misi organisasi.

d.Equity atau keadilan adalah pelayanan publik yang diselenggarakan dengan memperhatikan aspek-aspek kemerataan.

17

Ratminto & Atik Septi Winarsih. 2005. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar 18

(36)

20

Lenvinne dalam Ratminto dan Atik Septi Winarsih mengemukakan

indikator kinerja terdiri dari: responsiveness, responsibility, accountability. a. Responsiveness atau responsivitas ini mengukur daya tanggap provider

terhadap harapan, keinginan, aspirasi serta tuntutan customers.

b. Responsibility atau responsibilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan seberapa jauh proses pemberian pelayanan publik dilakukan dengan tidak

melanggar ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.

c. Accountability atau akuntabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan seberapa besar tingkat kesesuaian antara penyelenggaraan pelayanan

dengan ukuran-ukuran eksternal yang ada di masyarakat dan dimiliki oleh

stakeholders, seperti nilai dan Norma yang berkembang dalam

masyarakat.19

Berdasarkan beberapa definisi diatas, indikator kinerja adalah kriteria

yang digunakan untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan organisasi yang

diwujudkan dalam ukuran-ukuran tertentu. Untuk menilai kinerja organisasi ini

tentu saja diperlukan indikator-indikator atau kriteria-kriteria untuk

mengukurnya secara jelas, tanpa indikator yang jelas tidak akan ada arah yang

dapat digunakan untuk menentukan mana yang relatif lebih efektif diantara

alternatif alokasi sumber daya yang berbeda, alternatif desain-desain organisasi

yang berbeda, dan diantara pilihan-pilihan pendistribusian tugas dan wewenang

yang berbeda.

19

(37)

21

2. Pemerintah Kota

A.Pengertian Pemerintahan Kota

Pemerintah secara etimologis dalam bahasa Inggris disebut government

atau dari bahasa Prancis disebut Gouvernement yang berasal dari bahasa latin

Gubernaculum atau dalam bahasa yunani Kubernan yang berarti kemudi, dalam

hal ini yang dimaksud adalah mengemudi jalannya negara untuk mencapai

tujuan negara.20

Menurut Mohammad Yamin, yang dikutip oleh Ateng Syafrudin,

Pemerintah ialah jawatan atau aparatur dalam susunan politik. Pemerintahan

ialah tugas kewajiban alat negara. Istilah penguasa dipakai berulang-ulang dan

berarti pemerintah yang berkuasa.21

Pengertian pemerintahan dalam arti luas adalah segala bentuk kegiatan

atau aktifitas penyelenggaraan negara yang dilakukan oleh organ-organ atau alat

– alat perlengkapan negara yang memiliki tugas dan fungsi sebagaimana

digariskan oleh konstitusi, yaitu dilakukan oleh Eksekutif, Legislatif dan

Yudikatif dalam suatu organisasi kekuasaan yang disebut negara.22

Pemerintahan dalam arti sempit yaitu aktifitas atau kegiatan yang

diselenggarakan oleh organ pemegang kekuasaan eksekutif sesuai dengan tugas

dan fungsinya yang dalam hal ini dilaksanakan oleh Presiden ataupun Perdana

Menteri sampai dengan level birokrasi yang paling rendah tingkatannya.23

20

Pudyatmoko , Y Sri, dan Tjandra, W. Riawan. 1996. Peradilan Tata Usaha Negara sebagai Salah Satu Fungsi Kontrol Pemerintah. Penerbitan Universitas Atma Jaya. Yogyakarta. Hal: 25.

21

Ateng Syafrudin. 1976. Pengaturan Koordinasi Pemerintahan di Daerah.Tarsito, Bandung. Hal: 3 22

Handoyo, B.Hestu Cipto. 2009. Hukum Tata Negara Indonesia. Universitas Atma Jaya. Yogyakarta. Hal: 119 23

(38)

22

Pemerintahan dalarn arti luas berarti kewenangan untuk kedamaian dan

keamanan, baik ke dalam maupun ke luar. Oleh sebab itu, sebuah negara harus

memiliki kekuasaan militer atau kemampuan untuk mengendalikan angkatan

perang. Sebuah Negara juga harus memiliki kekuasaan legislatif, dalam artian

kemampuan membuat dan merancang undang-undang. Bukan itu saja, sebuah

negara juga harus mempunyai kekuatan finansial atau kemampuan untuk

memenuhi keuangan masyarakat dalam rangka membiayai ongkos keberadaan

negara dalam penyelenggaraan peraturan.24

Pemerintah Kota pada prinsipnya merupakan pemerintah yang

menggunakan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan

daerah kota. Dengan demikian peran pemerintah kota adalah segala sesuatu yang

dilakukan dalam bentuk cara tindak baik dalam rangka melaksanakan otonomi

daerah sebagai suatu hak, wewenang, dan kewajiban pemerintah untuk

mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan

masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Pemerintah

daerah/kota adalah suatu sistem totalitas dari dari bagian-bagian yang saling

ketergantungan dan saling berhubungan yang unsur utamanya terdiri dari kepala

daerah dan DPRD yang secara formal mempunyai kewajiban dan hak untuk

mengatur dan mengurus rumah tangga daerahnya.

Melihat penjelasan mengenai pemerintah daerah/kota, maka dapat

dikatakan kota merupakan dari gabungan beberapa kecamatan yang ada

disekitarnya. Pemerintahan Kota (Pemkot) dipimpin oleh seorang walikota.

Kabupaten merupakan daerah bagian langsung dari provinsi. Kabupaten/Kota

24

(39)

23

dipimpin oleh Bupati/Walikota yang dibantu oleh seorang Wakil Walikota dan

perangkat daerah lainnya. Dalam menyelenggarakan pemerintahan, setiap

Kabupaten/Kota dibekali dengan hak dan kewajiban.25

B.Asas – Asas Pemerintahan Daerah

Asas–Asas Umum Pemerintahan Yang Baik atau disingkat AAUPB

merupakan asas – asas umum pemerintahan yang lahir dari praktek

penyelenggaraan negara dan pemerintahan sehingga bukan produk formal suatu

lembaga negara seperti undang – undang Hotma Sibuea.26 Asas – asas umum

pemerintahan yang baik lahir sesuai dengan perkembangan zaman untuk

meningkatkan perlindungan terhadap hak – hak individu. Fungsi dari Asas –

Asas Umum Pemerintahan Yang Baik, lebih lanjut menurut Hotma Sibuea

didalam bukunya, adalah sebagai pedoman atau penuntun bagi pemerintah atau

pejabat administrasi negara dalam rangka pemerintahan yang baik (good

governance).

Menurut Ni‟matul dalam Pemerintahan Daerah terdapat asas – asas yang

menjadi dasar dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Ada 3 (tiga) asas

dalam pemerintahan daerah, yaitu: 27

(1)Asas desentralisasi

Beberapa pakar memberikan pendapat dan pemahaman tentang

desentralisasi, namun pada dasarnya Dilihat dari pelaksanaan fungsi

pemerintahan, desentralisasi atau otonomi itu menunjukkan : satuan –

25

Arsyad Lincolin. 2004. Ekonomi Pembangunan, Edisi Ke Empat. Yogyakarta. STIY YKPN 26

P. Sibuea, Hotma. 2010. Asas Negara Hukum, Peraturan Kebijakan, dan Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik. Jakarta : Erlangga. Hal: 151

27

(40)

24

satuan desentralisasi (otonom), lebih fleksibel dalam memenuhi berbagai

perubahan yang terjadi dengan cepat, satuan – satuan desentralisasi dapat

melaksanakan tugas dengan efektif dan lebih efisien, satuan – satuan

desentralisasi lebih inovatif, serta satuan – satuan desentralisasi

mendorong tumbuhnya sikap moral yang lebih tinggi, komitmen yang

lebih tinggi dan lebih produktif

(2)Asas dekonsentrasi

Amrah Muslimin mengartikan dekonsentrasi yaitu pelimpahan sebagian

dari kewenangan pemerintah pusat kepada alat – alat pemerintah pusat

yang ada di daerah.

(3)Asas Tugas Pembantuan

Menurut Joeniarto, disamping pemerintah lokal yang berhak mengatur

dan mengurus urusan rumah tangganya, dapat juga diberikan tugas –

tugas pembagian pembantuan. Tugas pembantuan ialah tugas untuk ikut

melaksanakan urusan pemerintah pusat atau pemerintah lokal yang

berhak mengatur dan mengurus rumah tangga tingkat atasannya.28

C.Hak dan Kewajiban Pemerintah Daerah/Kota

Adapun hak-hak setiap daerah ialah sebagai berikut:

(1) Mengatur dan mengurusi sendiri urusan pemerintahnya

(2) Memilih pemimpin daerah

(3) Mengelola aparatur daerah

(4) Mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah

28

(41)

25

(5) Mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam peraturan perundang-

undangan.

(6) Mengelolah kekayaan daerah

(7) Memungut pajak daerah dan retribusi daerah.

(8) Mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber daya alam dan sumber

daya lainnya yang berada di daerah.29

Adapun kewajiban setiap daerah ialah sebagai berikut:

(1) Melindungi masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan , dan kerukunan

nasional, serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(2) Meningkatkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

(3) Mengembangkan kehidupan demokrasi.

(4) Mewujudkan keadilan dan pemerataan.

(5) Meningkatkan pelayanan dasar pendidikan.

(6) Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan.

(7) Menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak.

(8) Mengembangkan sistem jaminan sosial.

(9) Menyusun perencanaan dan tata ruang daerah.

(10) Mengembangkan sumber daya produktif di daerah.

(11) Melestarikan lingkungan hidup.

(12) Mengelolah administrasi kependudukan.

(13) Melestarikan nilai sosial budaya.

(14) Membentuk dan menerapkan peraturan perundang-undangan sesuai

dengan kewenangannya.

29

(42)

26

(15) Kewajiban lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.30

Pada praktiknya bahwa hak dan kewajiban daerah diwujudkan dalam

bentuk rencana kerja pemerintah daerah. Rencana kerja tersebut dijabatkan

dalam bentuk pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah (RAPBD). Kemudian

dikelola dalam system pengelolaan keuangan daerah. Pemerintah kabupaten/kota

memiliki kepala daerah dan wakil kepala daerah.

Pemerintah daerah terdiri atas Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

Kepala daerah dibantu oleh seorang Wakil Kepala daerah. Kepala daerah

Provinsi disebut Gubernur, dan wakilnya disebut Wakil Gubernur. Sementara

itu, kepala Daerah Kabupaten/Kota disebut Bupati/Walikota dan wakilnya

disebut Wakil Bupati/Wakil Walikota. Dalam menjalankan tugasnya Wakil

Kepala Daerah bertanggung jawab kepada Kepala Daerah. Wakil kepala daerah

dapat menggantikan kepala daerah apabila kepala daerah tidak dapat

menjalankan tugasnya selama 6 bulan berturut-turut

D.Tugas, Fungsi serta Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (1) Tugas dan Fungsi

Pada prinsipnya dengan tugas dan fungsi pemerintah kepada publik

akan membuahkan keadilan dalam masyarakat, pemberdayaan akan

mendorong kemandirian masyarakat, dan pembangunan akan menciptakan

kemakmuran dalam masyarakat.

Selanjutnya mengenai fungsi pemerintahan tersebut kemudian

digolongkan menjadi 2 (dua) macam fungsi, yaitu:

1)Pemerintah mempunyai fungsi primer atau fungsi pelayanan (service),

(43)

27

sebagai provider jasa publik yang baik diprivatisasikan dan layanan sipil termasuk layanan birokrasi,

2)Pemerintah mempunyai fungsi sekunder atau fungsi pemberdayaan

(empowerment), sebagai penyelenggara pembangunan dan melakukan program pemberdayaan.

Dengan luasnya dan kompleksnya tugas dan fungsi pemerintahan,

menyebabkan pemerintah harus memikul tanggung jawab yang sangat besar.

Untuk mengemban tugas yang berat itu, selain diperlukan sumber daya,

dukungan lingkungan, dibutuhkan institusi yang kuat yang didukung oleh

aparat yang memiliki perilaku yang sesuai dengan nilai dan norma yang

berlaku di dalam masyarakat dan pemerintahan. Langkah ini perlu

dilakukan oleh pemerintah, mengingat dimasa mendatang

perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat akan semakin menambah

pengetahuan masyarakat untuk mencermati segala aktivitas pemerintahan

dalam hubungannya dengan pemberian pelayanan kepada masyarakat.31

3. Tata cara Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 73 tahun 2009 dijelaskan dalam

pasal 1 ayat 5 tentang kinerja pemerintahan adalah atas penyelenggararaan urusan

pemerintahan daerah yang diukur dari masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat,

dan/atau dampak. Hasil capaian tersebut kemudian didapatkan dari evaluasi kinerja

pemerintah daerah sebagimana dijelaskan dalam ayat 6 yang kemudian disingkat

EKPPD adalah suatu proses pengumpulan dan analisis data secara sistematis terhadap

31

(44)

28

kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan menggunakan system

pengukuran kinerja.

Dalam melakukan evaluasi tentunya dalam peraturan menteri ini dijelaskan

tentang asas pelaksanaan EKPPD pada Bab II (dua) pasal 2 (dua) antara lain:

a. Spesifik

b. byektif

c. Berkesinambungan

d. Terukur

e. Dapat dibandingkan, dan

f. Dapat dipertanggungjawabkan.

Namun pada Bab III (tiga) pasal 1 (satu) ayat 1 (satu) selain dari asas diatas

sumber informasi yang digunakan dalam penilaian ini juga bersumber dari data

pelengkap yang berupa:

g. Laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;

h. Informasi keuangan daerah

i. Laporan kinerja instansi pemerintah daerah

j. Laporan hasil pembinaan, penelitian, pengembangan, pemantauan, evaluasi dan

pengawasan pelaksanaan urusan pemerintahan daerah.

k. Laporan hasil survey kepuasan masyarakat terhadap layanan pemerintahan daerah

l. Laporan kepala daerah atas permintaan khusus

m. Rekomendasi/tanggapan DPRD terhadap LKPJ kepala daerah

n. Laporan yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang

(45)

29

o. Tanggapan masyarakat atas Informasi LPPD

p. Laporan dan/atau informasi lain yang akurat dan jelas penanggungjawabnya

Peninjauan lapangan kepada daerah yang berprestasi sangat tinggi atau terbaik

dan rendah berdasarkan Laporan Hasil Evaluasi Tim Daerah dilakukan penilaian

kenyataan dilapangan meliputi:

a. Kesejahteraan masyarakat;

b. Pelayanan dasar kepada masyarakat;

c. Ketertiban, kebersihan dan keindahan lingkungan;

d. Daya saing daerah dan/atau iklim investasi daerah;

e. Manajemen penyelenggaraan urusan pemerintahan;

f. Sistem pelayanan perijinan satu atap;

g. Sarana dan prasarana jalan, dranaise, perekonomian dan perhubungan; dan

h. Sarana dan prasarana perkantoran pemerintahan daerah.

F. Definisi Konsepsional

Definisi konsepsional adalah definisi yang di gunakan untuk menggambarkan

secara tepat suatu fenomena yang akan di teliti. Definisi konsepsional ini juga di gunakan

untuk menggambarkan secara abstrak tentang kejadian, keadaan kelompok atau individu

yang menjadi pusat perhatian dalam ilmu sosial.32 Sedangkan maksut dari definisi

konsepsional yaitu untuk menjelaskan mengenai pembatasan antara konsep yang satu

dengan konsep yang lainya. 32

(46)

30

a. Kinerja adalah performance atau hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang

atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan

tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi

bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan

etika.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja merupkan indikator-indikator

pendukung dan faktor penghambat kinerja pemerintahan dalam melaksanakan

sebuah kebijakan

c. Pemerintah Kota pada prinsipnya merupakan pemerintah yang menggunakan

perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah Kota.

G. Definisi Operasional

Definisi oprasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana

mengukur suatu variabel-variabel. Sedangkan variabel adalah suatu karakteristik yang

mempunyai variasi/ukuran/score.33 Untuk mengetahui tingkta kinerja Pemerintah Kota

Yogyakarta maka indikator yang digunakan sebagai tolak ukurnya Kemudian untuk

melihat bagaimana kinerja Pemerintah Kota Yogyakarta dalam meraih kinerja

pemerintahan terbaik kementrian dalam negeri tersebut. Beberapa indikator untuk

mengetahui bagaimana kinerja tersebut. Dan adapun indikator yang peneliti gunakan

adalah prinsip dasar Evaluasi Kinerja Penyelenggara Pemerintahan Daerah sebagai

berikut:

a. Manajemen penyelenggaraan urusan pemerintahan

b. Kesejahteraan masyarakat

c. Pelayanan dasar kepada masyarakat

33

(47)

31

d. Daya saing daerah dan/atau iklim investasi daerah

H. Metode Penelitian a. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Bogdan dan

Taylor, penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau secara lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

diamati.34 Pada penelitian ini peneliti menggunakan study kasus (case study).

Pendekatan studi kasus merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif dimana

peneliti melakukan eksplorasi secara mendalam terhadap program, kejadian, proses,

aktivitas terhadap satu atau lebih orang

b. Sumber Data & Jenis Data a) Sumber Data

Menurut Sugiyono penentuan sampel atau informan dalam penelitian

kualitatif berfungsi untuk mendapatkan informasi yang maksimum, karena itu

orang yang dijadikan sampel atau informan sebaiknya yang memenuhi kriteria

sebagai berikut:35

1) Mereka yang mengusai atau memahami program dan kinerja pemerintah

Yogyakarta.

2) Mereka yang berkecimpung atau terlibat dalam kegiatan pemerintah

Yogyakarta.

3) Mereka yang mempunyai cukup waktu untuk diwawancarai.

34

Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif (edisi revisi). Bandung. PT Remaja Rosdakarya. Hal ¬4 35

(48)

32

4) Mereka tidak cenderung menyampaikan informasi hasil keemasan

lembaga pemberdayaan masyarakat itu sendiri.

Dalam penelitian ini peneliti menetukan informan denga teknik purposive sampling, artinya dengan memilih narasumber yang benar-benar mengetahui faktor-faktor apa saja yang membuat pemerintah Yogyakarta terpilih sebagai kinerja

pemerintahan terbaik. Sehingga narasumber akan dapat memberikan infromasi

tentang program dan kinerja pemerintah Kota Yogyakarta. Informan dalam

penelitian ini berasal dari unsur pemerintah, tokoh masyarakat, unsur akedemisi dan

masyarakat setempat.

Adapun informan yang akan diminta informasi dan keterangan dalam

penelitian ini adala:

a. Walikota Yogyakarta

b. Satuan kerja perangkat daerah Yogyakarta

c. Masyarakat

d. Tokoh Masyarakat

b) Jenis Data

Adapun sumber data yang dipakai dalam penelitian ini yaitu menggunakan:

a) Data Primer

Data primer adalah semua informasi mengenai konsep penelitian

(ataupun yang terkait dengannya) yang kita peroleh secara langsung

dari unit analisa yang dijadikan sebagai obyek penelitian.36 Dalam

36

(49)

33

penelitian ini data primer bersumber dari hasil wawancara denga

informan.

Tabel 1.2 Data Primer

Data Primer Sumber

Wawancara

Bagian Tata Pemerintah (20 Mei

2016)

Bagian Hubungan Masyarakat (25

Mei 2016)

Sub bagian Perencanaan Ekonomi

Sosial dan Budaya BAPPEDA (23

Mei 2016)

Observasi Data temuan lapangan

Dokumentasi Berupa dokumen nota dinas

b) Data Sekunder

Data sekunder adalah semua informasi yang kita peroleh secara

tidak langsung, melalui dokumen-dokumen yang mencatat keadaan

konsep penelitian (ataupun yang terkait dengannya) di dalam unit

analisa yang dijadikan obyek penelitian.37 Dalam penelitian ini data

sekunder yang digunakan adalah peraturan perundang-undangan,

literatur-literatur, dokumen-dokumen yang dikeluarkan oleh

pemerintah yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti

37

(50)

34

Tabel 1.3 Data Sekunder

Data Sekunder Sumber

Dokumentasi

- Undang-undang no 23 tahun

2014 tentang Pemerintah

Daerah

- LAKIP

- Dokument Standar

Oprasional Pelayanan

c. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian pada tataran pemerintah

Kota Yogyakarta beserta Satuan Kerja Perangkat Daerah yang dalah hal ini selaku

lembaga eksekutif yang menjalankan kebijakan pemerintah Kota Yogyakarta

kedalam beberapa program dan kegiatan.

d. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk menggali informasi yang

(51)

35

1) Wawancara

Pada teknik ini, peneliti mengadakan tatap muka dan berinteraksi Tanya

jawab langsung dengan pihak responden atau subyek untuk memperoleh data.

Wawancara dalam penelitian ini khususnya dalam taraf pemulaan, biasanya

tidak berstruktur. Tujuan ialah memperoleh keterangan yang terinci dan

mendalam mengenai pandangan orang lain. Pada mulanya belum dapat

dipersiapkan sejumlah pertanyaan yang spesifik karena belum dapat diramalkan

keterangan apa yang akan diberikan oleh responden, belum diketahui secara

jelas kearah mana pembicaraan yang berkembang, karena itu wawancara tidak

berstruktur, artinya responden dapat kebebasan dan kesempatan untuk

mengeluarkan buah pikiran, pandangan dan perasaannya tanpa diatur ketat oleh

peneliti. Setelah peneliti memperoleh sejumlah keterangan, peneliti dapat

mengadakan wawancara yang lebih berstruktur yang disusun berdasarkan apa

yang telah disampaikan oleh informan.38

Dengan demikian, maka cirri-ciri pokok dari wawancara, adalah sebagai

berikut:

1) Didalam wawancara diperlukan perilaku yang senantiasa saling

menyesuaikan diri, terutama dari pewawancara.

2) Wawancara sangat berguna untuk memperoleh data perihal sikap,

perasaan, pikiran, kepercayaan, dan hal-hal yang mengingat faktor-faktor

tersebut.

3) Wawancara memberikan kemungkinan-kemungkinan untuk

mempergunakan perbagai tipe pertanyaan.

38

(52)

36

4) Perluasan ruang lingkup, dimungkinkan didalam wawancara.

5) Didalam wawancara seringkali tidak ada waktu untuk mempergunakan dan

memformulasikan bahasa yang baik.

6) Dalam wawancara, maka yang diwawancarai mempunyai kedudukan yang

terbuka maupun peranan yang terbuka.

7) Kadang-kadang pewawancara harus dilengkapi dengan data, apabila yang

diwawacarai pada saat terentu menghendaki data tersebut

Menurut Stewart dan Cash, wawancara diartikan sebagai sebuah interaksi

yang didalanmya terdapat pertukaran atau berbagai aturan, tanggung jawab,

perasaan, kepercayaan, motif dan informasi.39 Pada penelitian ini wawancara

yang dilakukan adalah wawancara mendalam (depth interview) untuk

mendapatkan data yang sebenarnya dengan unit analisis: Pemerintah Kota yang

meliputi Walikota, Satuan Kerja Perangkat Daerah yang terlibat serta pendapat

masyarakat Yogyakarta tentang kinerja pemerintah.

2) Dokumentasi

Menurut Herdiansyah, studi dokumentasi adalah salah satu metode

pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis

dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek.40

Dalam penelitian ini, dokumentasi dilakukan dengan Cara mengambil data

statistik, maupun dokumen perundang-undangan atau peraturan yang berkaitan

dengan program yang dijalankan pemerintah Kota Yogyakarta tersebut.

39

Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif: untuk ilmu-ilmu sosial. Jakarta. Salemba Humanika. Hal 118

40

(53)

37

3) Observasi

Observasi menurut Sugiyono yaitu observasi sebagai teknik pengumpulan

data yang mempunyai ciri spesifik berkenaan dengan perilaku manusia,

proses kerja, gejala-gejala alam, dan responden yang diamati tidak terlalu

besar.41

Dalam penelitian ini, observasi dilakukan untuk mengamati fakta yang

terjadi dilapangan. Sehingga data yang diperoleh digunakan untuk

mendukung data yang dihasilkan dari wawancara mendalam.

e. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis

dengan model analisis kualitatif, yaitu analisis yang bergerak dalam tiga

komponen, yaitu (1) Reduksi Data (reduction), (2) Sajian Data (display) dan (3) Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (conclusion drawing).42 Reduksi data yang dimaksud adalah data hasil wawancara serta dokumentasi yang diperoleh yang

kemudian diidentifikasi agar lebih mudah dan fokus.

Setelah dilakukannya identifikasi pada data kemudian data dideskripsikan

dalam bentuk sajian yang diperkuat dengan analisis untuk membuat kesimpulan.

Sehingga proses analisis dimulai dengan melakukan strukturisasi data primer

dari hasil wawancara dan obeservasi untuk dianalisis, kemudian memilah data

sekunder yang terkait yang terkait dengan kajian permasalahan seperti program

dalam rangka menunjuang keberhasilan pemerintah Kota Yogyakarta dalam

41

Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung. ALFABETA Hal : 145 42

Gambar

Tabel 1.1 10 Kota dan Kabupaten Peraih Gelar Kinerja Terbaik
Tabel 1.1 Penetian terdahulu
Tabel 1.2 Data Primer
Tabel 1.3 Data Sekunder
+7

Referensi

Dokumen terkait

Badan Usaha Angkutan Udara Niaga Berjadwal yang tidak menyampaikan konfirmasi tentang slot time yang akan digunakan pada batas waktu pengembalian sebelum periode penerbangan

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa alkoholisme adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami adiksi dan penyakit menahun yang ditandai dengan

Kelemahan pemahaman masyarakat di dalam memaknai asas hukum pertanahan yaitu hak atas tanah bersifat mutlak, kuat dan abadi, sehingga pemikiran mereka hak

Penekanan pada realita materi & metafisik PARADIGMA MEKANISTIK Bergeser ke Teknologi & ekologi tidak mengenal batas Ekologi menjadi penentu perkembg teknologi Kekuatan

Strategi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya dalam mengembangakan kebijakan Kabupaten/Kota Layak Anak di Kota Surabaya terdapat 3 (tiga) strategi yaitu: Staretegi

Dari hasil penelitian yang dilakukan, perbandingan pengukuran kelembaban beras menggunakan sensor yang dirancang dengan moisturemeter MC-100 pada tingkat kelembaban

Dari hasil kajian Sistem Pertanaman IP Padi 400 di di tiga lokasi di Provinsi Sumatra Barat, yaitu Kabupaten Solok, Kabupaten Dharmasraya, dan Kabupaten Limapuluh Kota,

PROFIL DISOLUSI TERBANDING TABLET GLIBENKLAMID PADA PRODUK GENERIK DENGAN MERK DALAM LARUTAN DAPAR.. FOSFAT PH