• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENUTUP

Dalam dokumen Pemeriksaan jembatan (Halaman 14-119)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pendahuluan

Jembatan merupakan salah satu prasarana jalan yang berfungsi sebagai penghubung. Jembataan sebagai penghubung sebuah prasarana jalan yang terpisah dikarenakan adanya sungai, jurang, lembah, lintasan kereta api, danau, jalan raya, jalan tol, dll. Setiap konstruksi pasti memiliki umur rencana tidak terkecuali jembatan, oleh karena itu perlu diadakan pemeriksaan terhadap jembatan untuk mengetahui kondisi terkini dari jembatan sehingga dapat diketahui umur layannya sehingga apabila diketahui umur layan yang tersisa tidak akan mencapai umur rencana dapat dilakukan tindakan perbaikan dengan cepat agar tidak mengganggu fungsi jembatan apabila terjadi kegagalan struktur sewaktu-waktu.

Jembatan yang akan dilakukan pemeriksaan yaitu jembatan gelagar komposit dan jembatan rangka batang, jenis pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan inventarisasi dan detail.Jembatan gelagar komposit adalah perpaduan dari dua jenis material yaitu balok profil baja dengan pelat lantai beton bertulang yang dihubungkan dengan penghubung geser (Shear conector). Jembatan rangka batang adalah jembatan yang menggunakan susunan batang profil-profil baja pada gelagar melintang, gelagar memanjang, gelagar induk (samping),ikatan angin. Maka pada pemeriksaan jembatan diatas perlu diperhatikan setiap komponen dan detailnya terutama profil-profil baja. Pemeriksaan inventaris dan detail akan dijelaskan pada sub bab berikutnya.

2.2. Pemeriksaan Inventaris

Tahap awal dari pemeriksaan sebuah jembatan adalah pemeriksaan inventaris. Pemeriksaan Inventarisasi dilakukan untuk mencatat data administrasi, dimensi, material dan kondisi setiap jembatan dalam Sistem Manajemen Jembatan. Semua

2.2.1. Data Administrasi

Data administrasi meliputi no jembatan, nama jembatan, lokasi jembatan, tanggal pemeriksaan, nama pemeriksa. Data tersebut dimasukkan kedalam form seperti pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Data administrasi

2.2.2. Jenis Lintasan dan Data Geometris

Data ini meliputi jenis lintasan, jumlah bentang, panjang total, tahun pembangunan, dan sudut miring. Data tersebut dicatat dalam form seperti pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Jenis lintasan dan data geometris

Jenis lintasan dicatat dengan menggunakan salah satu kode berikut : S : Sungai

KA : Kereta Api JL : Jalan L : Lain

Panjang total adalah panjang jembatan yang diukur dari expansion joint ke

expansion joint pada kepala jembatan seperti terlihat dalam Gambar 2.3. Panjang

Sudut miring (derajat o), bila as kepala jembatan tidak tegak lurus terhadap as jalan, jembatan disebut jembatan bersudut. Sudut miring adalah sudut anatara as pilar/kepala jembatan dan garis tegak lurus terhadap as jalan. Sudut miring dapat bersifat positif atau negatif seperti terlihat dalam Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Sudut miring pada jembatan

Bila suatu jembatan berupa busur lengkung dibangun di atas tikungan, jembatan tersebut bukan jembatan miring dan dicatat sebagi jembatan busur dalam tikungan atau BK. Gambar 2.6 memperlihatkan suatu jembatan busur ditikungan.

Tahun pembangunan, informasi ini biasanya terletak pada pelat nama atau pada balok ujung atau bagian bawah rangka ujung. Bila tidak, dapat ditanyakan pada penduduk setempat atau dapat menulis perkiraan tahun konstruksi.

2.2.3. Data Bentang dan Komponen Utama

Komponen utama jembatan ada dua, yaitu Bangunan atas dan Bangunan bawah, yang dipertimbangkan dalam pemeriksaan inventarisasi, sedangkan untuk pemeriksaan detail, diputuskan bahwa komponen utama ketiga, yaitu aliran sungai/tanah timbunan, untuk pengelompokkan elemen jembatan. Formulir pencatatan seperti terlihat dalam Gambar 2.7.

a. Data Bentang

Panjang Bentang (m)

Panjang bentang diukur dari expansion joint pada kepala jembatan sampai

expansion joint yang terletak pada pilar atau dari as pilar seperti terlihat dalam

Gambar 2.3 dan Gambar 2.4. Lebar antar Kerb (m)

Lebar antar Kerb diukur dengan toleransi sampai 0,1 meter terdekat (seperti terlihat dalam Gambar 2.7).

Lebar Trotoir (Temoat Pejalan Kaki) (m)

Lebar tempat pejalan kaki adalah lebar total dari kedua trotoir (bila lebih dari satu), yang diukur dengan toleransi 0,1 meter terdekat.

Ruang Bebas Lalu Lintas Vertikal (m)

Ruang bebas lalu lintas vertikal adalahjarak vertial dari permukaan jalan ke penghalang di atas kepala yang diukur dengan toleransi sampai 0,1 meter terdekat (seperti terlihat dalam Gambar 2.8).

Gambar 2.8 ruang bebas lalu lintas vertikal

b. Jenis Komponen dan Data Material

Data yang dicatat adala lima komponen utama dari bangunan atas dan bangunan bawah dalam setiap bentang jembatan, seperti berikut :

Bangunan atas :

 Struktur bangunan atas, yaitu rangka, gelagar, dan seterusnya  Permukaan lanti kendaraan

 Sandaran Bangunan Bawah :

 Pondasi

 Kepala jembatan dan pilar

Sumber atau negara asal dari bangunan atas dicatat apabila sesuai. Data dicatat menggunakan kode abjad yang terdaftar seperti yang terlihat dalam Gambar 2.9.

Gambar 2.9 Kode untuk Komponen Bangunan Atas dan Bangunan Bawah

Bangunan Atas

Struktur Bangunan Atas

Lantai/Permukaan Lantai Kendaraan

Lantai dan permukaan lantai kendaraan masing-masing dicatat dengan menggunakan kode material terpisah dari kolom B. Material lantai beton dicatat dalam kolom pertama dan material permukaan lantai kendaraan dicatat dalam kolom kedua.

Sandaran

Sandaran mencakup pegangan tangan, pagar pengamanm dan tiang sandaran. Kode material untuk sandara sendiri dicatat dalam kolom pertama dan kode material untuk tonggak dicatat dalam kolom kedua.

Bangunan Bawah Pondasi

Bagian pondasi sulit untuk teridentifikasi pada saat di lapangan, terkecuali bila pondasi terlihat akibat scouring dan dasar sungai kering.

Informasi mungkin dapat diperoleh dari gambar rencana atau catatan konstruksi. Bila tidak ada dapat dikosongkan. Jenis pondasi dapat dilihat pada Gambar 2.11.

Kepala Jembatan dan Pilar

c. Data Kondisi Komponen

Penilaian kondisi kompenen pada pemeriksaan inventarisasi dilakukan secara subyektif, sang penilai menggunakan penilaian dan pengalaman teknisnya (engineering) untuk menentukan kondisi keseluruhan dari kelima komponen utama bangunan atas dan bangunan bawah dalam setiap bentang.

Masing-masing komponen utama diberikan tanda kondisi inventarisasi dengan penilaian angka seperti pada Tabel 2.1. Kondisi aliran air, artinya, adanya scouring, dapat dimasukkan ke dalam tanda kondisi keseluruhan untuk setiap pilar atau kepala jembatan. Kondisi timbunan tanah dapat dimasukkan ke dalam tanda kondisi untuk setiap kepala jembatan.

Tabel 2.1 Nilai Kondisi Inventasisasi

F. PENILAIAN KONDISI UNTUK INVENTARISASI 0 jembatan baru dan tanpa kerusakan

1 kerusakan kecil

2 kerusakan yang memerlukan pemantauan atau pemeliharaan diwaktu mendatang

3 kerusakan yang memerlukan tindakan secepatnya 4 kondisi kritis

5 elemen jembatan tidak berfungsi lagi

Catatan

Penilaian kondisi inventarisasi pada tabel diatas hanya digunakan bila pemeriksaan material

jembatan belum

dilakukan pada saat uang

bersamaan dengan

pemeriksaan inventarisasi.

2.2.4. Pedoman Pemberian Nilai Kondisi Inventaris

Nilai kondisi inventarisasi diberikan sesuai dengan pedoman dalam Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Pedoman pemberian nilai kondisi inventarisasi

Nilai Kondisi 0  Jembatan dalam keadaan baru, tanpa kerusakan  Cukup jelas. Elemen jembatan berada dalam kondisi

baik

Nilai Kondisi 1  Kerusakan sangat sedikit (kerusakan dapat diperbaiki melalui pemerliharaan rutin, dan tidak berdampak pada keamanan atau fungsi jembatan)

 Contoh : scour sedikit, karat pada permukaan , papa kayu yang longgar

Nilai Kondisi 2  Kerusakan yang memerlukan pemantauan atau pemelihataan pada masa yang akan datang

 Contoh : pembusukan sedikit pada struktur kayu, penurunan mutu pada elemen pasang batu, penumpukkan sampah atau tanah di sekitar perletakan, kesemuanya merupakan tanda-tanda yang membutuhkan penggantian

Nilai Kondisi 3  Kerusakan yang membutuhkan perhatian (kerusakan yang mungkin menjadi serius dalam 12 bulan)  Contoh : struktur beton dengan sedikit retak, rangka

kayu yang membusuk, lubang pada permukaan lantai kendaraan, adanya gundukan sapal pada permukaan lantai kendaraan dan pada kepala jembatan, scouring dalam jumlah sedang pada pilar/kepala jembatan, rangka baja berkarat.

Nilai Kondisi 4  Kondisi kritis (kerusakan serius yang membutuhkan perhatian segera)

 Contoh : kegagalan rangka, keretakan atau kerontokan lantai beton, pondasi yang terkikis,

Tabel 2.2 Pedoman pemberian nilai kondisi inventarisasi (lanjutan)

Nilai Kondisi 5  Eleemen runtuh atau tidak berfungsi lagi

 Contoh: bangunan atas yang runtuh, timbunan tanah yang hanyut

2.2.5. Data Pelengkap

Bagian laporan pemeriksaan inventarisasi digunakan untuk memberikan informasi umum mengenai jembatan, membantu persiapan strategi pemeliharaan jembatan.

Pembatasan Fungsional yang Ada

Pembatasan pada jembatan mempunyai hubungan dengan batas beban, kecepatan, jalur dan seterusnya. Dicatat seperti pada Tabel 2.3

Tabel 2.3 Pembatasan fungsional yang ada

Batasan Muatan Gandar (ton) Batasan lain (uraikan)

Lalu Lintas

Lebar jembatan yang berpengaruh pada arus lalu lintas dinilai dan dicatat seperti terlihat dalam Gambar 2.4

Tabel 2.4 Keadaan lalu lintas Lebar jembatan yang ada dan pengaruhnya terhadap arus lalu lintas :

1. Longgar -Kendaraan bebas melintas diatas jembatan 2. Cukup lebar -Kendaraan melaju perlahan diatas jembatan 3. Sempit -Kendaraan harus sering berhenti dan antri

Pilih 1, 2, atau 3

Jalan Memutar dan Jalan Membelok (Detour)

Bagian ini mencatat rute alternatif atau jalan samping uang tersedia bila jembatan ditutup untuk lalu lintas umum, seperti terlihat dalam Tabel 2.5.

Tabel 2.5 Jalan memutar dan jalan membelok (detour) Jika jembatan ditutup untuk lalu-lintas setiap saat apakah ada jalan alternatif

melalui suatu lintasan atau penyebrangan sungai la2nya ? Ya Tidak Jika Ya, berapa jarak tambahan yang harus ditempuh (km)

Data Banjir Tertinggi

Ketinggian muka air banjir tertinggi yang diketahui berhubungan dengan elevasi permukaan lantai jembatan dan sumber informasi harus dicatat seperti terlihat dalam Tabel 2.6. Data ini dapat digunakan dalam emenentukan ketinggian permukaan lantai jembatan dari suatu jembatan baru. Gambar 2.12 menampilkan metode pengukuran.

Tabel 2.6 Data banjir tertinggi

Muka air banjir terbesa yang diketahui :

Pilih + jika diatas lantai atau – jika dibawah lantai (m) Tanggal terjadinya banjir terbesar (bulan,tahun) Sumber keterangan dari

Gambar 2.12 Cara mengukur ketinggian muka air banjir

2.3. Pemeriksaan Detail

Pemeriksaan detail dilaksanakan untuk menilai secara detail kondisi suatu jembatan. Semua kerusakan komponen dan eleman jembatan diperiksa, d2dentifikasi dan didata. Tujuan khusus pemeriksaan detail untuk :

 Mengenali dan mendata semua kerusakan penting pada komponen dan elemen jembatan;

 Menilai kondisi komponen dan elemen jembatan secara obyektif;  Melaporkan apakah tindakan darurat dibutuhkan dan alasannya;

 Melaporkan apakah diperlukan suatu pemerksaan khusu dan alasannya;  Melaporkan apakah pemeliharaan rutin telah dilaksanakan sesuai ketentuan. Data dari pemeriksaan detail dimasukkan dalam database yang mampu memproses data tersebut dan menganjurkan pemeliharaan setiap jembatan secara keseluruhan yang dapat mengembalikan jembatan tersebut ke suatu kondisi tertentu dan dalam

tingkat layak layan. Untuk pemeriksaan komponen dan elemen tertentu, mungkin harus dilakukan pembersihan terlebih dahulu.

.

2.3.1. Sistem Pemeriksaan Detail

Dasar dari sistem pemeriksaan detail adalah penilaian kondisi komponen dan elemen menurut tingkat kerusakannya. Pemeriksaan Detail bertujuan untuk mengevaluasi kondisi jembatan secara menyeluruh, dari level terendah (Level 5) yaitu elemen kecil secara individual sampai level tertinggi ( Level 1) yaitu jembatan itu sendiri.

Dalam upaya menyederhanakan prosedur pemeriksaan, hanya elemen yang mengalami kerusakan saja yang dicatat.Setiap elemen yang memiliki kerusakan akan dinilai kondisinya berdasarkan nilai:

 struktur (S),  kerusakannya (R),

 perkembangannya (volume) (K),  fungsi (F),

 pengaruh (P).

Sesudah melakukan penilaian kondisi elemen pada level 5, 4, atau 3, maka baru kemudian meninilai kondisi untuk elemen pada level yang lebih tinggi dalam hierarki. Penilaiannya dilakukan dengan cara mengevaluasi sejauh mana kerusakan dalam elemen pada level yang lebih rendah mempengaruhi elemen-elemen pada level yang lebih tinggi berikutnya.

Nilai kondisi untuk elemen level 3 yang relevan untuk suatu jembatan tertentu ditentukan oleh pemeriksa di lapangan dengan menggunakan cara ini dan dicatat dalam formulir pemeriksaan. Pemeriksaan ini menggunakan nilai kondisi pada Level 3 untuk mendapatkan suatu Nilai Kondisi jembatan pada Level 1 dan untuk menentukan strategi penanganan secara keseluruhan untuk jembatan yang bersangkutan.

2.3.1.1. Hierarki dan Kode Elemen

Jembatan memiliki suatu hierarki elemen dalam lima level. Masing-masing level terdiri dari komponen dan elemen, yang masing-masing mempunyai suatu kode elemen yang terdiri dari empat karakter angka.

Level tertinggi dalam pemeriksaan adalah level 1 yaitu jembatan itu sendiri. Level ini diberi kode elemen 1.000 - Jembatan.

Level 2 terdiri dari 2 struktur utama jembatan dan aliran sungai/timbunan tanah:

2.200 - Aliran Sungai/Timbunan Tanah 2.300 - Bangunan Bawah dan Fondasi 2.400 - Bangunan Atas

Struktur utama jembatan tersebut dibagi menjadi komponen pada level 3. Struktur utama dengan kode 2.300 dibagi menjadi:

3.310 - Fondasi - semua tipe fondasi

3.320 - Kepala jembatan/pilar - semua kepala jembatan dan pilar

Komponen tersebut kemudian dibagi menjadi elemen pada level 4, misalnya : 4.311 - tiang pancang - semua tipe tiang pancang

4.322 - pilar dinding/kolom - semua tipe pilar

4.323 - dinding penahan tanah (kepala jembatan) - kedua dinding kepala jembatan 4.324 - tembok sayap - dinding sayap pada kepala jembatan

Daftar lengkap kode elemen yang disusun berdasarkan level hierarki dapat ditemukan pada Tabel 2.12 dalam pedoman ini. Untuk elemen-elemen pada level 5 tidak ada daftarnya karena elemen-elemen tersebut adalah merupakan elemen individual dari elemen-elemen level 4 pada suatu lokasi tertentu.

Komponen pada level 3, misalnya komponen dengan kode 3.450 adalah struktur rangka yang mencakup semua elemen rangka pada level 4. Elemen pada level 4 dalam hierarki mencakup semua elemen yang sama, misalnya kode elemen 4.465 adalah ikatan angin atas yang mencakup semua ikatan angin atas dalam struktur rangka pada jembatan.

2.3.1.2. Kode Kerusakan

Kode kerusakan d2dentifikasi dengan 3 karakter angka. Kerusakan pada umumnya berkaitan dengan bahan atau elemen.

Contoh kerusakan yang berkaitan dengan bahan adalah :  kerontokan pada beton, (Kode 201)

 pengaratan dalam baja, (Kode 302)  pembusukan dalam kayu. (Kode 401)

Contoh kerusakan yang berkaitan dengan elemen adalah :  gerusan dalam aliran sungai, (Kode 503)

 gerusan dalam timbunan tanah, (Kode 521)  pergerakan dalam kepala jembatan. (Kode 551) 2.3.1.3. Sistem Penilaian Elemen

Sistem penilaian elemen untuk elemen yang rusak terdiri atas lima pertanyaan mengenai kerusakan yang ada.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah:

Struktur - ditinjau dari struktur apakah kerusakan berbahaya atau tidak

Kerusakan - apakah tingkat kerusakan parah atau tidak?

Perkembangan (Volume) - apakah jumlah kerusakan lebih atau sama dengan 50% dari luas/volume/panjang?

Fungsi - apakah elemen masih berfungsi?

Pengaruh - apakah kerusakan mempunyai pengaruh terhadap elemen lain?

Nilai sebesar 1 atau 0 diberikan pada elemen sesuai dengan setiap kerusakan yang ada, menurut kriteria yang diperlihatkan pada Tabel 2.7.

Tabel 2.7 Kriteria penentuan nilai kondisi

Sistem Penilaian Kriteria Nilai Struktur (S) Berbahaya Tidak berbahaya 1 0 Kerusakan (R) Parah Tidak parah 1 0 Kuantitas (K) Lebih dari 50% Kurang dari 50% 1 0 Fungsi (F)

Elemen tidak berfungsi Elemen berfungsi

1 0 Pengaruh

(P)

Mempengaruhi elemen lain Tidak mempengaruhi elemen lain

1 0 NILAI KONDISI (NK) NK=S+R+K+F+P 0-5

Dalam menggunakan sistem ini, nilai kondisi diberikan pada level 5, level 4, atau level 3. Bila penilaian awal suatu elemen (individual) diberikan pada level 5, kelompok elemen yang mirip dinilai pada level yang lebih tinggi, yaitu level 4 dan level 3, dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang sama mengenai kelompok elemen secara keseluruhan, sesuai dengan yang diuraikan dalam sub bab 2.3.2.5.

2.3.1.4. Kerusakan

Pencatatan hanya dilakukan untuk elemen yang memiliki kerusakan. Hal ini dilakukan untuk menyederhanakan prosedur pemeriksaan.

Yang dimaksud dengan kerusakan adalah :

 kerusakan tersebut merugikan dan telah berkembang sampai tingkat yang berat, atau

 kerusakan tersebut membahayakan dan telah meluas,

 kerusakan tersebut membahayakan, telah berkembang sampai tingkat kerusakan yang berat, dan telah meluas

Ini berarti bahwa elemen-elemen yang memiliki kerusakan yang berarti akan mendapat Nilai Kondisi paling sedikit 2.

Bila suatu elemen memiliki nilai kondisi kurang dari 2 (yaitu 0 atau 1), maka elemen ini berada dalam kondisi yang baik atau memiliki cacat yang kecil dan

belum meluas. Elemen seperti ini tidak memerlukan pemeliharaan atau dapat diperbaiki dalam pemeliharaan rutin.

Elemen dengan nilai kondisi 2 memiliki kerusakan kecil yang telah meluas atau kerusakan besar yang belum meluas. Elemen-elemen dengan kondisi ini membutuhkan pemantauan. Pemantauan biasanya bertujuan agar perbaikan atau pemeliharaan dilaksanakan pada masa yang akan datang.

2.3.2. Prosedur Pemeriksaan Detail

2.3.2.1. Data Administrasi dan Inventarisasi

Identifikasi suatu jembatan yang akan diperiksa, dengan mencatat semua data yang ada pada pelat nama jembatan.Data tersebut dicocokkan dengan data dalam formulir laporan pemeriksaan Inventarisasi jembatan. Bila ada koreksi yang harus dilakukan karena data hilang atau tidak benar, tandai menggunakan pena merah yang tahan air.

Kebenaran atau ketidak benaran data inventarisasi dicatat dalam kotak pada Halaman 1 Formulir Pemeriksaan, seperti yang terlihat dalam Tabel 2.8.

Tabel 2.8 Verifikasi dan inventarisasi

Apakah Data Inventarisasi Betul ? (lingkari jawaban) Ya Tidak Apabila data tidak betul, perbaikan dapat dlakukan pada formulir laporan pemeriksaan inventarisasi dengan tinta merah

Laporan data inventarisasi yang telah diperbaiki diserahkan kepada supervisi atau data yang sudah ada dalam database diperbaiki, begitu pemeriksaan detail telah selesai dilakukan.

2.3.2.2. Gambaran Secara Keseluruhan

Dalam upaya memperoleh gambaran secara keseluruhan dari jembatan, pemeriksa harus berjalan di sekeliling dan di bawah jembatan serta mengamati

Selama pemeriksaan awal harus dicatat elemen-elemen jembatan yang rusak, elemen yang penampilan dan kondisinya berbeda dari bagian-bagian lainnya atau elemen-elemen struktur dengan level hierarki yang sama. Hal ini akan membantu pemeriksa untuk merencanakan pemeriksaan secara keseluruhan dan menentukan tingkat dimulainya penilaian elemen.

Hal ini dapat dilakukan dengan mudah dengan jalan mengacu pada daftar komponen pada Level 3 yang terdapat dalam formulir pemeriksaan detail, memilih komponen yang relevan terhadap jembatan yang sedang diperiksa dan mengamati elemen dari setiap kelompok Level 3, yaitu pada Level 4, untuk menentukan apakah elemen tersebut pada kondisi yang mirip. Jika belum mengenali hierarki jembatan, pemeriksa harus mengacu pada daftar Elemen level 4 itu sendiri untuk melaksanakan kegiatannya.

Bila semua elemen pada level 4 dari suatu komponen level 3 berada dalam kondisi yang sama dengan kerusakan yang sama atau tidak ada kerusakan, komponenlevel 3 yang bersangkutan dapat dinilai tanpa perlu mencatat kerusakan yang berada pada elemen dari level yang lebih rendah.

Bila elemen dari komponen Level 3 berada dalam kondisi yang berbeda atau memiliki cacat yang berbeda, kerusakan tersebut harus dicatat untuk elemen yang bersangkutan dan penilaian dilaksanakan pada Level 4 atau Level 5.

2.3.2.3. Elemen yang Rusak

Jembatan harus diperiksa secara sistematis dan setiap elemen yang rusak harus dicatat pada halaman 2 dari formulir laporan pemeriksaan detail, sesuai dengan kode elemen dan kode kerusakan. Bila perlu, uraian mengenai elemen dan kerusakan dicatat.

Contoh elemen yang rusak dapat dilihat dalam Tabel 2.9.

Bila ada lebih dari satu kerusakan yang serius dalam elemen yang sama, setiap kerusakan harus dicatat.

Bila suatu pemeriksaan detail dilaksanakan sesudah rehabilitasi atau perbaikan besar, semua elemen rusak yang dicatat sebelumnya harus diperiksa ulang untuk memastikan bahwa pekerjaan yang dilakukan sudah efektif, dan suatu penilaian baru mengenai kondisi harus dilakukan.

Tabel 2.9 Contoh elemen yang rusak

2.3.2.4. Lokasi Elemen yang Rusak

Lokasi elemen yang rusak ditentukan sesuai dengan Sistem Penomoran

Elemen,dengan contoh penggunaannya dapat dilihat dalam Tabel 2.10. Lokasi

elemen yang cacat hanya dicatat untuk elemen yang berada pada penilaian Level 5. Secara khusus tabel tersebut menampilkan penggunaan lokasi untuk mencatat elemen tunggal, yaitu 3.320 Kepala Jembatan dan 3.450 Rangka, yang memiliki kerusakan yang berdampak pada elemen secara keseluruhan, tetapi tidak pada elemen yang mirip. Elemen-elemen ini dicatat pada Level 5 dengan menggunakan kode dan lokasi elemen.

Sebagai perbandingan, elemen-elemen tunggal 3.210 Aliran Sungai dan 4.502 Lantai Permukaan Kendaraan lokasinya tidak dicatat. Ini berarti bahwa seluruh elemen terpengaruh oleh kerusakan tersebut. Elemen 4.612 Perletakan dicatat dengan lokasi A1 saja. Ini berarti bahwa semua perletakan pada A1 kondisinya rusak.

Tabel 2.10 Contoh lokasi elemen yang rusak

2.3.2.5. Pemberian Nilai Kondisi

Sesudah elemen yang rusak dan bentuk kerusakan selesai dicatat, Nilai Kondisi dinilai menggunakan sistem penilaian elemen yang telah diuraikan dalam Bagian 8.2.7.

Penilaian pada Level 5 Contoh:

Dalam Tabel 18, elemen 4.462 memiliki kerusakan 302 hanya pada batang tepi bawah, batang ini terletak pada rangka kiri di B5.

Kerusakan ini (karat) bersifat merusak dan telah menjalar lebih dari 10% potongan melintang batangnya. Oleh karena itu, nilai struktur dan nilai kerusakan S dan R masing-masing adalah 1.

Korosi telah meluas ke seluruh elemen secara keseluruhan. Oleh karena itu,nilai perkembangan K adalah 1.

Batang masih tetap berfungsi, oleh karena itu nilai Fungsi adalah 0.

Batang yang berkarat tidak mempengaruhi kinerja elemen lainnya. Oleh karena itu, nilai pengaruh adalah 0. Jadi, nilai kondisi elemen ini pada Level 5 adalah 3, seperti yang terlihat dalam kolom yang berjudul "Level 5" dalam Tabel19.

Penilaian pada Level 4

Sesudah suatu elemen individual dinilai pada Level 5, nilai kondisi dari kelompok semua elemen yang mirip dinilai dan dicatat pada Level 4.

Contoh :

Elemen 4.462 - tidak ada pengaratan pada batang tepi bawah lainnya dibentang manapun di jembatan. Dengan demikian, Nilai Perkembangan adalah 0 (kurang dari 50% dari semua batang tepi bawah dari jembatan).

Nilai Struktur dan Nilai Kerusakan S dan R tetap 1 karena kerusakan bersifat merusak dan telah menjalar ke lebih dari 10% dari potongan melintang dari batang tepi bawah RB di B5. Jelas bahwa Nilai Fungsi dan Pengaruh tetap 0.

Nilai Kondisi pada level 4 dari Elemen 4.462 (semua batang tepi bawah

Dalam dokumen Pemeriksaan jembatan (Halaman 14-119)

Dokumen terkait