• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini berisi kesimpulan dan saran atas penelitian yang dilakukan untuk kemajuan objek penelitian.

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Bentuk Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu. Dalam penelitian ini, seorang peneliti akan mengembangkan konsep dan menghimpun fakta tetapi tidak akan melakukan pengujian hipotesa (Singarimbun, 1995: 4-5). Dengan demikian, penelitian ini akan menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diteliti dan diiringi dengan interpretasi yang rasional dan akurat.

2.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Tapanuli Tengah yang beralamat di Jalan Dr. F. L. Tobing No. 18 Pandan.

2.3 Informan Penelitian

Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari penelitiannya. Oleh karena itu, pada penelitian kualitatif ini tidak dikenal adanya populasi dan sampel. Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian ini akan menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses

penelitian. Menurut Hendarso dalam Suyanto (2005: 171-172) informan penelitian ini meliputi tiga macam yaitu:

1. Informan kunci (key informan), yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. 2. Informan utama, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam

interaksi sosial yang diteliti.

3. Informan tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menentukan informan dengan menggunakan teknik purposive yaitu penentuan informan tidak didasarkan strata, pedoman atau wilayah tetapi didasarkan adanya tujuan tertentu yang tetap berhubungan dengan permasalahan penelitian. Maka peneliti dalam hal ini menggunakan informan yang terdiri atas:

1. Informan kunci, berjumlah satu orang yaitu:

a. Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah 2. Informan utama, berjumlah lima orang yaitu:

a. Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah b. Kepala Bidang Disiplin dan Kesejahteraan Pegawai

c. Kepala Bidang Program, Evaluasi, dan Pelaporan d. Kepala Bidang Pengembangan Karir dan Diklat e. Kepala Bidang Mutasi

3. Informan tambahan, berjumlah delapan orang yaitu:

a. Pegawai atau staf Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah.

2.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Teknik Pengumpulan Data Primer

Teknik pengumpulan data primer adalah pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer dilakukan dengan instrumen sebagai berikut:

a. Wawancara Mendalam, yaitu dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan secara langsung dan terbuka kepada informan atau sejumlah pihak yang terkait dan berhubungan dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh data yang lengkap dan mendalam.

b. Observasi atau Pengamatan, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung terhadap objek penelitian kemudian mencatat gejala-gejala yang ditemukan di lapangan untuk melengkapi data-data yang diperlukan sebagai acuan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Teknik pengumpulan data sekunder adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui studi bahan-bahan kepustakaan yang perlu untuk mendukung data primer. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan instrumen sebagai berikut:

a. Studi Kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah, pendapat para ahli yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.

b. Studi Dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan menggunakan catatan-catatan tertulis yang ada di lokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang menyangkut masalah yang diteliti dengan instansi terkait.

2.5 Teknik Analisis Data

Sesuai dengan metode penelitian, teknik analisis data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah menggunakan analisa data kualitatif. Analisa data kualitatif ini adalah analisis terhadap data yang diperoleh berdasarkan kemampuan nalar peneliti dalam menghubungkan fakta-fakta, data, dan informasi. Jadi teknik analisis data kualitatif yaitu dengan menyajikan hasil wawancara dan melakukan analisis terhadap masalah yang ditemukan di lapangan sehingga akan diperoleh gambaran yang jelas tentang objek yang diteliti dan kemudian akan ditarik sebuah kesimpulan.

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Kabupaten Tapanuli Tengah 3.1.1 Sejarah Kabupaten Tapanuli Tengah

Wilayah Tapanuli Tengah dahulu dikuasai oleh Kolonial Inggris. Namun dengan Traktat London tanggal 17 Maret 1824, Inggris menyerahkan Sumatera kepada Belanda dan sebagai imbalannya Belanda memberikan Semenanjung Melayu. Pada saat itulah Inggris menyerahkan Barus dan Singkil kepada Belanda. Selanjutnya Belanda memasukkan Teluk Tapian Nauli dalam wilayah Residen Sumatera Barat yang beribukota di Padang. Pada tahun 1859, daerah jajahan Belanda meluas ke daerah Silindung dan meluas lagi ke daerah Toba pada tahun 1883. Oleh karena adanya perluasan wilayah tesebut, Pemerintah Belanda mengeluarkan Staadblad Nomor 193 Tahun 1884 yang menentukan teritorial baru di Keresidenan Tapanuli untuk lebih memperkokoh strategi pembagian dan perluasan wilayah. Keresidenan Tapanuli pada saat itu dibagi atas empat afdeling. Salah satunya adalah Afdeling Sibolga yang meliputi empat onder afdeling yaitu Sibolga dan daerah sekitarnya, Distrik Batang Toru, Barus dan Pakkat, serta Singkil (BPS Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010).

Sejak keluarnya Staadblad Nomor 496 Tahun 1906, status Tapanuli yang tadinya bagian dari Sumatera Barat beralih menjadi di bawah Gubernur Sumatera yang berkedudukan di Medan. Selanjutnya wilayah Keresidenan Tapanuli dibagi dalam lima afdeling yaitu Afdeling Natal dan Batang Natal, Afdeling Sibolga dan Batang Toru, Afdeling Padang Sidempuan, Afdeling Nias, Afdeling Tanah Batak.

Afdeling Sibolga diperintah oleh seorang Contraleur dengan wilayah meliputi 13 Kakurian yang masing-masing dipimpin oleh Kepala Kuria. Pada saat itu Onder Afdeling Barus masih termasuk Afdeling Tanah Batak. Dengan keluarnya Staadblad Nomor 93 Tahun 1933, maka sebagian Onder Afdeling Barus digabung ke Afdeling Sibolga dan sebagian lagi masuk Afdeling Dataran-dataran Tinggi Toba. Selanjutnya dengan Staadblad Nomor 563 Tahun 1937 Onder Afdeling Barus keseluruhannya dimasukkan ke Afdeling Sibolga dimana berdasarkan Staadblad tersebut Keresidenan Tapanuli dibagi atas empat Afdeling yaitu Afdeling Sibolga, Afdeling Nias, Afdeling Sidempuan, Afdeling Tanah Batak. Dan yang termasuk dalam Afdeling Sibolga adalah Onder Distrik Sibolga, Onder Distrik Lumut, dan Onder Distrik Barus (BPS Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010).

Setelah dilaksanakannya Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah khususnya di daerah Kabupaten Tapanuli Tengah tetap dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Keresidenan Tapanuli pada tanggal 24 Agustus 1945 menunjuk Sutan Komala Pontas yang pada saat itu merupakan pemimpin Distrik Sibolga menjadi Demang dan sebagai penanggung jawab pelaksanaan roda pemerintahan di Kabupaten Tapanuli Tengah. Kemudian Dr. Ferdinand Lumbantobing menjadi Residen Tapanuli yang berkedudukan di Tarutung. Pada tanggal 15 Oktober 1945, Gubernur Sumatera Mr. T. Mohammad Hasan menyerahkan urusan pembentukan daerah otonom pada pemerintahan daerah kepada masing-masing residen. Bahkan telah dipertegas lagi dengan PP No. 8 Tahun 1947 yang menetapkan bahwa

kabupaten yang dibentuk oleh residen sekaligus menjadi daerah otonom (BPS Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010).

Gubernur Tapanuli Sumatera Timur dengan Keputusan Nomor 1 Tahun 1946 mengangkat dan mengukuhkan Sutan Komala Pontas sebagai Bupati Tapanuli Tengah. Sesuai Keputusan Gubernur Sumatera Timur tanggal 17 Mei 1946, Kota Sibolga dijadikan kota administratif yang dipimpin oleh seorang walikota yang pada saat itu dirangkap oleh Bupati Kabupaten Sibolga, maka pada tanggal 17 November 1947 dibentuk sebuah Dewan Kota. Luas wilayah kota administratif Sibolga ditetapkan dengan Ketetapan Residen Tapanuli Nomor 999 Tahun 1946 (BPS Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010).

Di Tapanuli Tengah pada tahun 1946 mulai dilakukan pembentukan kecamatan-kecamatan untuk menggantikan sistem pemerintahan Onder Distrik Afdeling pada masa pemerintahan Belanda. Kecamatan yang pertama sekali dibentuk adalah Kecamatan Sibolga, kemudian Lumut, dan Barus. Sedangkan Kecamatan Sorkam ditetapkan kemudian berdasarkan perintah Residen Tapanuli pada tahun 1947. Kabupaten Tapanuli Tengah sebagai daerah otonom dipertegas oleh pemerintah dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 7 Drt 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara dan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Nomor 19 Tahun 2007 maka ditetapkan tanggal 24 Agustus 1945 sebagai Hari Jadi Kabupaten Tapanuli Tengah (BPS Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010).

3.1.2 Kondisi Geografis Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Drt Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara, dimana salah satu daerah otonom kabupaten yang dibentuk menurut undang-undang tersebut adalah Tapanuli Tengah. Kabupaten Tapanuli Tengah yang merupakan bagian integral dari wilayah Propinsi Sumatera Utara yang terletak di bagian selatan Kota Medan (Ibukota Propinsi Sumatera Utara) dan berlokasi di Pantai Barat Propinsi Sumatera Utara.

1. Letak Dan Batas Administrasi Daerah

Menurut letak geografis, Kabupaten Tapanuli Tengah berada pada 0 – 1.226 m di atas permukaan laut serta terletak pada 01011’00” – 02022’00” Lintang Utara (LU) dan 98007’ - 98012’ Bujur Timur (BT), dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Singkil Propinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD).

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang Hasundutan.

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan. d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Nias atau secara fisik

dengan Samudera Indonesia. 2. Luas Wilayah

Kabupaten Tapanuli Tengah dengan Ibukotanya Pandan mempunyai luas wilayah daratan sebesar 219.498 Ha sedangkan luas wilayah lautan kurang lebih 400.000 Ha, sehingga secara keseluruhan luas wilayah Kabupaten

Tapanuli Tengah adalah sekitar 619.498 Ha. Pada tahun 2007 Kabupaten Tapanuli Tengah kembali dimekarkan dari 15 kecamatan menjadi 20 kecamatan, yang terdiri dari 147 desa dan 30 kelurahan.

3. Topografi

Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Pantai Barat Sumatera Utara, berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia dengan garis pantai kurang lebih 200 km dan berada di wilayah yang dilalui jalur Pegunungan Bukit Barisan. Umumnya wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah yaitu sekitar 72,36% berada pada ketinggian 25 – 1.000 m di atas permukaan laut.

3.1.3 Kondisi Demografis Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah

Masyarakat Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan masyarakat yang terdiri dari berbagai etnis antara lain etnis Batak, Melayu, Minangkabau, Jawa, Bugis, Aceh, dan pembauran dari suku-suku bangsa lain sebagai pendatang. Kehidupan etnis yang ada berjalan cukup baik dan harmonis serta memiliki rasa kekeluargaan yang cukup tinggi. Hal ini didukung kegiatan sosial dan adat istiadat di kalangan masyarakat serta didorong rasa kebersamaan sesuai dengan motto Kabupaten Tapanuli Tengah yaitu ”Sahata Saoloan” atau Seia Sekata.

Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Kabupaten Tapanuli Tengah adalah 310.962 jiwa, yang terdiri atas 156.175 laki-laki dan 154.787 perempuan (Data BPS Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2010). Dari hasil Sensus Penduduk 2010 tersebut masih tampak bahwa penduduk laki-laki lebih banyak daripada perempuan.

3.2 Gambaran Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah 3.2.1 Profil Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah

Badan Kepegawaian Daerah adalah unsur penunjang Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Badan Kepegawaian Daerah ini dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang mempunyai tugas membantu Bupati dalam membina pelaksanaan pembinaan kepegawaian, meliputi pengembangan dan pemberdayaan sumber daya pegawai, penempatan dan mutasi serta pembinaan disiplin Pegawai Negeri Sipil.

Berdasarkan jenis kelamin, jumlah Pegawai Negeri Sipil yang berada di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah adalah:

Tabel 3.1

Jumlah Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase

1. Laki-laki 21 61.76

2. Perempuan 13 38.24

Total 34 100

Sumber : BKD Kabupaten Tapanuli Tengah, Maret 2011

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah Pegawai Negeri Sipil di Badan Kepegawaian Daerah yang berjenis kelamin laki-laki adalah 21 orang dan yang berjenis kelamin perempuan 13 orang.

Berdasarkan tingkat pendidikan, maka tingkat pendidikan Pegawai Negeri Sipil di Badan Kepegawaian Daerah adalah:

Tabel 3.2

Tingkat Pendidikan Pegawai Negeri Sipil

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase

1. S2 - - 2. S1 18 52.94 3. D3/Sarjana Muda 4 11.77 4. SMA 11 32.35 5. SMP - - 6. SD 1 2.94 Total 34 100

Sumber: BKD Kabupaten Tapanuli Tengah, Maret 2011

Berdasarkan tabel di atas, maka Pegawai Negeri Sipil yang berada di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah memiliki tingkat pendidikan mayoritas S1 (Strata 1) dengan jumlah 18 orang, yang berpendidikan D3/Sarjana Muda sebanyak 4 orang, berpendidikan SMA sebanyak 11 orang, dan berpendidikan SD sebanyak 1 orang.

Jumlah pegawai di Badan Kepegawaian Daerah yang telah mengikuti Diklat/penjenjangan karir sebagai berikut:

Tabel 3.3

Jumlah Pegawai Yang Telah Mengikuti Diklat

No. Jenis Diklat Jumlah

1. Diklatpim II -

2. Diklatpim III 2

3. Diklatpim IV 14

Total 16

Sumber: BKD Kabupaten Tapanuli Tengah, Maret 2011

Berdasarkan tabel di atas, Pegawai Negeri Sipil yang telah mengikuti Diklatpim III adalah sebanyak 2 orang, yang telah mengikuti Diklatpim IV sebanyak 14 orang. Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa pegawai yang telah mengikuti Diklat adalah 16 orang dan 18 orang pegawai lainnya belum ada mengikuti Diklat atau penjenjangan karir.

Jumlah pegawai di Badan Kepegawaian Daerah yang memiliki eselon II, III, dan IV adalah:

Tabel 3.4

Jumlah Pegawai Eselon II, III, IV

No. Eselon Jumlah

1. Eselon II 1

2. Eselon III 5

3. Eselon IV 15

Total 21

Berdasarkan tabel di atas, jumlah pegawai di Badan Kepegawaian Daerah yang bereselon II adalah 1 orang, yang bereselon III sebanyak 5 orang, dan bereselon IV sebanyak 15 orang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari 34 orang Pegawai Negeri Sipil di Badan Kepegawaian Daerah, ada 13 orang pegawai lagi yang tidak memiliki eselon.

Selanjutnya, jumlah Pegawai Negeri Sipil di Badan Kepegawaian Daerah apabila dirinci berdasarkan pangkat atau golongan ruangnya sebagai berikut:

Tabel 3.5

Jumlah Pegawai Berdasarkan Pangkat/Golongan Ruang No. Pangkat/Gol. Ruang Jumlah Persentase

1. Pangkat/Gol. Ruang IV 3 8.82

2. Pangkat/Gol. Ruang III 23 67.65

3. Pangkat/Gol. Ruang II 8 23.53

4. Pangkat/Gol. Ruang I - -

Total 34 100

Sumber: BKD Kabupaten Tapanuli Tengah, Maret 2011

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa Pegawai Negeri Sipil yang memiliki Golongan Ruang IV adalah 3 orang, Golongan Ruang III sebanyak 23 orang, dan Golongan Ruang II sebanyak 8 orang.

3.2.2 Visi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah

Visi merupakan tujuan yang akan dicapai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah untuk masa yang akan datang. Penetapan visi sangat penting sebagai penentu arah pelaksanaan tugas yang diemban oleh pimpinan dan

seluruh staf unit kerja. Dengan mempertimbangkan faktor lingkungan sekitarnya dan keselarasannya dengan visi pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah maka dapat ditetapkan bahwa visi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah adalah “Menjadi Katalisator Dan Mobilisator Dalam Pengembangan Sumber Daya Aparatur Dan Pemberdayaan Aparatur Sebagai Penunjang Pelaksanaan Pemerintahan Kabupaten Tapanuli Tengah”.

Untuk tidak menimbulkan asumsi dan persepsi yang berbeda, perlu dijelaskan hakekat yang terkandung dalam visi tersebut yaitu:

a. Katalisator dan Mobilisator, yaitu penyusun program kerja, rencana kerja, dan pedoman pelaksana tugas sekaligus memotivasi aparatur untuk meningkatkan sumber daya aparatur.

b. Pengembangan Sumber Daya Aparatur, yaitu mempersiapkan, menyusun, menghimpun, serta mengevaluasi data pegawai untuk diolah dan dikembangkan dalam rangka pengembangan karier pegawai negeri sipil. c. Pemberdayaan Aparatur, yaitu mempersiapkan, menghimpun, dan

melaksanakan penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pelatihan, tugas belajar, serta kursus keterampilan baik yang dilaksanakan di luar maupun di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah.

3.2.3 Misi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah

Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan agar visi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah dapat terlaksana dan berhasil dengan baik.

Misi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah dalam rangka mewujudkan katalisator dan mobilisator dalam pengembangan sumber daya dan pemberdayaan aparatur sebagai penunjang pelaksanaan Pemerintahan Kabupaten Tapanuli Tengah adalah:

1. Meningkatkan pemberdayaan pegawai melalui pelatihan, tugas belajar, dan kursus keterampilan.

2. Mewujudkan pengelolaan administrasi yang baik dan benar di bidang kepegawaian.

3. Meningkatkan pembinaan disiplin sumber daya aparatur.

3.2.4 Susunan Organisasi

Secara hirarki Badan Kepegawaian Daerah terdiri dari Kepala Badan, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, dan Kepala Sub Bidang yang dibantu oleh kelompok Jabatan Fungsional. Susunan organisasi Badan Kepegawaian Daerah terdiri dari:

1. Kepala Badan

2. Sekretaris, yang terdiri dari a. Sub Bagian Administrasi b. Sub Bagian Keuangan.

3. Bidang Program, Evaluasi, dan Pelaporan, yang terdiri dari: a. Sub Bidang Program

b. Sub Bidang Evaluasi dan Pelaporan

4. Bidang Pengembangan Karir dan Diklat, yang terdiri dari: a. Sub Bidang Pengembangan Karir Struktural

b. Sub Bidang Pengembangan Karir Fungsional 5. Bidang Mutasi, yang terdiri dari:

a. Sub Bidang Mutasi Struktural b. Sub Bidang Mutasi Fungsional

6. Bidang Disiplin dan Kesejahteraan Pegawai, yang terdiri dari: a. Sub Bidang Disiplin

b. Sub Bidang Pemberdayaan dan Hak Pegawai 7. Kelompok Jabatan Fungsional

3.2.5 Uraian Tugas Pokok Dan Fungsi 1. Kepala Badan Kepegawaian Daerah

Sesuai dengan Peraturan Bupati Tapanuli Tengah Nomor 26 Tahun 2008 Pasal 6 Tentang Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, Kepala Badan Kepegawaian Daerah mempunyai tugas pokok membantu Bupati Tapanuli Tengah dalam menyusun rencana kerja Kepegawaian Daerah serta melakukan penilaian atas pelaksanaannya. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 tersebut, Kepala Badan menyelenggarakan fungsi:

a. Memimpin dan mengkoordinasikan kegiatan Badan Kepegawaian Daerah. b. Merumuskan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis sebagai dasar

pelaksanaan tugas pada Badan Kepegawaian Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Menetapkan program kerja Badan Kepegawaian Daerah sesuai dengan rencana strategis Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah.

d. Menentukan kebijakan teknis tentang pelaksanaan program kepegawaian di daerah.

e. Mengendalikan dan mengarahkan pelaksanaan tugas Sekretariat, Sub Bagian, dan bidang-bidang di lingkungan Badan Kepegawaian Daerah. f. Mengoreksi dan menandatangani surat-surat serta memaraf surat untuk

ditandatangani Bupati.

g. Merumuskan kebijakan dan solusi pemecahan terhadap masalah-masalah pelaksanaan tugas Badan Kepegawaian Daerah.

h. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Bupati sehubungan dengan kebijakan penyelenggaraan tugas Badan Kepegawaian Daerah.

i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Bupati.

2. Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah

Sekretariat Badan Kepegawaian Daerah adalah unsur staf yang dipimpin oleh seorang sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Badan. Sesuai dengan Pasal 8 ayat (2), Sekretaris mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam memberikan pelayanan teknis administrasi dan ketatausahaan kepada seluruh satuan organisasi dalam lingkungan Badan Kepegawaian Daerah. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Sekretaris menyelenggarakan fungsi:

a. Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan pedoman pelaksanaan tugas Sekretariat.

b. Menyusun langkah-langkah kerja/kegiatan Sekretariat sesuai dengan rencana kerja yang ditetapkan.

c. Mengarsipkan dan memelihara dokumen administrasi dalam berbagai bentuk sesuai dengan keperluannya.

d. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Sekretariat dengan bidang lainnya. e. Mengarahkan pelaksanaan tugas staf sekretariat serta meneruskan proses

surat menyurat kepada Kepala Badan.

f. Memberikan pelayanan teknis administrasi umum. g. Melaksanakan urusan keuangan.

h. Mengkoordinasikan penyusunan anggaran Badan Kepegawaian Daerah. i. Melaksanakan urusan kepegawaian.

j. Melakukan urusan examinasi terhadap produk hukum, surat menyurat yang dikeluarkan Badan Kepegawaian Daerah.

k. Melaksanakan urusan perlengkapan, inventaris kantor, dan rumah tangga Badan Kepegawaian Daerah.

l. Melaksanakan koordinasi dengan para Kepala Bidang tentang penyusunan rencana dan program kerja tahunan di lingkungan Badan Kepegawaian Daerah.

m. Menganalisa dan memaraf atas segala bentuk dokumen atau peraturan yang diproduk Badan Kepegawaian Daerah yang selanjutnya disampaikan kepada Kepala Badan Kepegawaian Daerah.

n. Menghimpun permasalahan pelaksanaan tugas serta mempersiapkan saran pertimbangan pemecahan masalah kepada Kepala Badan.

Uraian tugas Kepala Sub Bagian Administrasi antara lain adalah:

a. Membantu Sekretaris dalam pelayanan teknis operasional perencanaan dan teknis administratif kepada satuan organisasi Badan Kepegawaian Daerah bidang administrasi umum serta bertanggung jawab langsung kepada Sekretaris.

b. Mengarahkan pelaksanaan tugas staf Sub Bagian Administrasi sesuai dengan pedoman kerja.

c. Memberikan pelayanan teknis administrasi umum dan administrasi kepegawaian.

d. Melakukan urusan pembuatan Kartu Pegawai, Sertifikat, dan Taspen.

e. Menginventarisasi peraturan perundang-undangan yang berlaku dan berhubungan dengan tugas Perencanaan di Daerah.

f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Sekretaris.

Uraian tugas Kepala Sub Bagian Keuangan antara lain adalah:

a. Melaksanakan urusan pelayanan penerbitan surat kenaikan gaji berkala. b. Melaksanakan tugas teknis urusan perlengkapan dan inventaris barang

serta kebutuhan rumah tangga Badan Kepegawaian Daerah.

c. Mengumpulkan bahan dan mempersiapkan penyusunan RKA dan DPA. d. Mengkoordinir pelaksanaan penatausahaan keuangan dan pengelolaan

administrasi keuangan oleh bendaharawan.

e. Melaksanakan urusan penggajian PNS di lingkungan Badan Kepegawaian Daerah.

f. Mengarahkan pelaksanaan tugas staf Sub Bagian Keuangan sesuai dengan pedoman kerja.

3. Kepala Bidang Program, Evaluasi, Dan Pelaporan

Bidang Program, Evaluasi, dan Pelaporan adalah unsur teknis yang dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Badan. Sesuai dengan Pasal 11 ayat (2) Peraturan Bupati Nomor 26 Tahun 2008, Kepala Bidang Program, Evaluasi, dan Pelaporan mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam melaksanakan tugas di bidang Program, Evaluasi, dan Pelaporan. Untuk melaksanakan tugas tersebut sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Kepala Bidang Program, Evaluasi, dan Pelaporan menyelenggarakan fungsi:

a. Menghimpun dan mempelajari Peraturan Perundang-undangan, Petunjuk Pelaksanaan, dan Petunjuk Teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas Bidang Program, Evaluasi, dan Pelaporan.

b. Menyusun langkah-langkah kerja/kegiatan Bidang Program, Evaluasi, dan Pelaporan sesuai dengan rencana kerja yang ditetapkan.

Dokumen terkait