• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Kesimpulan

1. Negara Islam Indonesia pada saat ini sudah terbentuk dan sudah mempunyai sistem pemerintahan pusat yang menyerupai pemerintahan yang ada di wilayah Republik Indonesia. NII ini hidup dan berkembang dalam tubuh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yang disebut dengan negara dalam negara. Perkembangan NII di wilayah Indonesia ini melalui sistem jaringan bawah tanah (under ground).

Dalam ajaran NII aliran politik yang digunakan adalah sistem politik teokrasi yang artinya paham yang berpendirian bahwa Islam adalah agama yang sempurna dan lengkap yang mengatur segala aspek kehidupan manusia, termasuk dalam kehidupan bernegara. Agama dan negara tidak bisa dipisahkan, karena agama tanpa adanya negara adalah sebuah kesia- siaan. Satu-satunya jalan bagi terhapusnya kesia-siaan adalah dengan penegakkan hukum Islam menjadi hukum formal Negara.

NII yang berkembang di Salatiga adalah sebuah organisasi besar

yang pusat pemerintahannya berada di Ma’had Al-Zaytun, yang pada saat ini pemimpin tertingginya adalah Abdus Salam Panji Gumilang. Organisasi ini sudah terstruktur dengan rapi dan sistematis dari tingkat bawah sampai pusat NII. Adapun NII menggunakan dalil-dalil ayat Al-Qur’an sebagai alat

legitimasi untuk meyakinkan anggota terhadap kebenaran yang diajarkan oleh NII kepada anggotanya.

Adapun ajaran syari’at Islam NII adalah dengan mengganti

syahadad dengan baiat dan sapta subaya. Menganjurkan anggotanya untuk melaksanakan ibadah sholat universal dengan cara merekrut anggota baru dan malliyah sebesar-besarnya dari pada melakukan ibadah ritual (sholat 5 waktu). Ibadah puasa dimaknai tidak haram hukumnya apabila tidak mengerjakan, ibadah puasa dianggap tidak wajib bagi anggota NII dan boleh melakasanakan puasa jika mereka mau saja. Apabila anggota NII tidak melaksanakan puasa ramadhan, maka akan dikenakan fidyah dengan ketentuan setiap hari Rp. 15.000,- yang dibayarkan kepada negara. Pelaksanaan zakat fitrah untuk NII diwajibkan membayar harakah Ramadhan sebesar Rp. 50.000,- per orang dengan batas maksimal yang tidak ditentukan. Hal ini tergantung kepada kadar keimanan seseorang dan pengakuannya atas besarnya dosa yang telah dilakukan selama setahun. Adapun pelaksanaan ibadah haji menurut NII tidak perlu ke Mekkah-Arab

Saudi, tetapi cukup ke Ma’had Al-Zaytun sebagai pusat NII. Sedangkan proses tawaf dilakukan dengan cara mengelilingi masjid Rahmatan Lil Alamin dan proses melempar jumroh dilakukan menggunakan uang. Selain itu jihad yang dimaksudkan di NII adalah dengan cara melakukan perekrutan anggota baru dan malliyah (pengumpulan dana) sebanyak- banyaknya. Adapun untuk proses pernikahan dilakukan mempelai 2 kali yaitu di NII dan di KUA. Cara menikah berdasarkan peraturan yang ada di

NII adalah, bahwa menikah tidak perlu menggunakan wali dari pihak perempuan. Setelah melakukan pernikahan di NII 3 sampai 4 bulan kemudian, baru dilaksanakan pernikahan di KUA untuk mendapatkan legalisasi pernikahan yang dilakukan kedua mempelai.

2. Dalam mewujudkan Negara Islam Indonesia, cara-cara yang ditempuh NII adalah dengan melakukan gerakan sosial yang terbagi menjadi 3 bagian yaitu: pemanfaatan peluang politik, mobilisasi struktural dan proses penyusunan gerakan. Pemanfaatan peluang politik ini dilakukan dengan mengikuti pemilihan calon legislatif yang dilaksanakan pemerintah RI pada pemilu legislatif periode 2009-2014, perekrutan anggota yang bukan dari anggota TNI dan POLRI, dan perekrutan anggota yang jauh dari pantauan orang tua. Adapun mobilisasi struktural yang dilakukan NII terbagi menjadi 2 yaitu: mobilisasi eksternal dan mobilisasi internal. Mobilisasi eksternal dilakukan dengan cara rekruitmen anggota baru yang dimulai tahapan

tilawah sampai proses musyahadatul hijrah (MH) dan pembangunan Ma’had

Al-Zaytun sebagai pusat NII. Mobilisasi internal dilakukan dengan mempertahankan anggota yang sudah masuk menjadi anggota NII dengan cara proses tazkiyah dan malliyah. Dan penyusunan proses gerakan, yakni dengan cara menggunakan media cetak majalah.

B. Rekomendasi 1. Orang Tua

Adapun anggota yang terlibat NII akan susah diajak keluar jika tidak ada keinginan dari diri mereka sendiri. Untuk itu, anggota yang terlibat NII diberi permahaman tentang Islam yang baik dan benar dari orang yang dipercaya agar dapat membedakan mana yang salah dan benar. Kerjasama yang baik dan solid antara keluarga dan teman dapat mempercepat penarikan keluar dari anggota NII. Untuk itu perlu disadari oleh orang tua bahwa anak harus dibekali ilmu agama yang cukup untuk menghindari bahaya NII, karena NII ini mengajak anggota dengan dalih belajar ilmu agama. Sedangkan untuk anak yang tidak mengikuti NII agar orang tua lebih memperhatikan kondisi anaknya, baik itu mengenai teman dan kegiatan yang dilakukan di luar rumah agar anak tidak terjerumus kedalam kegiatan yang membahayakan dan merugikan.

2. Tokoh Agama

Tokoh agama dalam membuat kajian diharapkan dapat mengemas materi lebih menarik, sehingga anak muda yang ingin memperdalam agama tidak merasa enggan untuk menghadiri kajian. Selain itu sikap terbuka dari tokoh agama dapat menumbuhkan rasa percaya dan hal ini dapat membuat anak- anak yang lain tertarik untuk mengikuti kegiatan kajian Islam. Dengan demikian remaja dapat belajar lebih intensif dan jika terlaksana, maka remaja Islam di Salatiga mempunyai dasar agama yang cukup kuat agar tidak terjerumus dalam anggota NII.

DAFTAR PUSTAKA

Al- Amin, Ainur Rofiq. Membongkar Proyek Khilafah Ala HTI. 2012. PT. Lkis Printing Cemerlang Yogyakarta: Yogyakarta

Al-Habsyi, Muhammad Bagir. Fiqh Praktis. 1999. Mizan: Bandung

Al Zastrouw Ng. Gerakan Islam Simbolik (Politik Kepentingan FPI). 2006. PT. Lkis Pelangi Aksara: Yogyakarta

Basyir, Ahmad Azhar. Hukum Perkawinan Islam. 1996. Perpustakaan Fakultas Hukum UII: Yogyakarta

Darajat, Zakiah. Ilmu Fiqh Jild I. 1983. Depag RI: Jakarta

Idris, Muhammad. Mereka Bilang Aku Kafir (Kisah Seorang Pelarian NII). 2011. Mizania: Jakarta

Insep, Tim Peneliti. Al Zaytun The Untold Stories. 2011. Pustaka Alvabet: Jakarta Jaiz, Hartono Ahmad. Aliran dan Paham Sesat Indonesia. 2002. Pustaka Alkautsar:

Jakarta

Lestari, Ishika. Ensiklopedia Mengenal Bentuk Negara dan Pemerintahan. 2010. Trans Mandiri Abadi: Yogyakarta

Mahfiroh. Keajaiban dan Rahasia Salat. 2010. PT. Multi Kreasi Satu Delapan: Jakarta Barat

Muhsin, Ilyya. Gerakan Penegakan Syariat Islam (Studi tentang Gerakan Sosial Hizbut Tahrir Indonesia di DIY). 2007. UGM: Yogyakarta

Nashir, Haedar. Gerakan Islam Syariat. 2007. PSAP Muhammadiyah: Jakarta Pratama, Gilang. Cuci Otak NII. 2011. Tinta Publisher: Jakarta

Qardhawi, Yusuf. Fiqh Puasa. 2007. Era Intermedia: Solo Rasjid, Sulaiman. Fiqh Islam. 1954. Attahiriyah: Jakarta

Sholeh, Asrorun Ni’am. Fatwa Masalah-Masalah Pernikahan dan Keluarga. 2008. Penerbit Elsas: Jakarta

Sunarti. Sistem Pemerintahan Kabupaten, Kota dan Provinsi. 2010. Adhi Aksara Abadi: Bandung

Tempo. Edisi Khusus Hari Kemerdekaan (Kartosoewirjo Mimpi Negara Islam, Edisi 16-22). Agustus 2010. Tempo: Jakarta

Triana, Dewi. Mengapa Saya Memilih Negara Islam. 2011. Mizan: Jakarta Selatan Wahhab, Imam Abdul. Kitab Tauhid. 1987. Penerbit Pustaka: Bandung

www.gerakansosial.com

PEDOMAN WAWANCARA

(POLRES SALATIGA)

Dasar Pertanyaan:

1. Sejak kapan (NII) mulai masuk wilayah Salatiga? 2. Bagaimana gerakan NII masuk ke wilayah Salatiga? 3. Bagaimana perkembangan NII di kota Salatiga? 4. Berapa orang yang masih aktif mengikuti NII?

5. Apa kegiatan NII sehingga menarik masyarakat ikut gerakan NII? 6. Struktur / bagan organisasi NII di Salatiga bagaimana?

7. Darimana saja pengikut NII Salatiga? 8. Berapa rata-rata usia pengikut NII Salatiga?

9. Apa latar belakang pendidikan dan pekerjaan pengikut gerakan NII Salatiga? 10.Sebenarnya NII itu apa? apakah sempalan murni dari Kartosoewirjo atau

berbeda?

11.Apa saja penyimpangan dari NII?

PEDOMAN WAWANCARA

(EKS-ANGGOTA NII SALATIGA)

Dasar Pertanyaan:

1. Sejak tahun berapa anda masuk menjadi anggota NII Salatiga? 2. Siapa yang mengajak anda, untuk menjadi anggota NII Salatiga?

3. Apakah alasan anda untuk percaya dan ikut menjadi anggota NII Salatiga? 4. Ketika menjadi anggota NII, bagaimana hubungan anda dengan orang tua dan

keluarga di rumah? Dan bagaimana hubungan anda dengan teman-teman terdekat sebelum menjadi anggota NII?

5. Apa saja kegiatan yang anda lakukan ketika masih menjadi anggota NII Salatiga?

6. Berapa lama anda mengikuti kegiatan NII Salatiga? 7. Apa alasan anda keluar dari NII Salatiga?

8. Bagaimana tanggapan anggota NII yang lain, ketika mengetahui anda keluar dari NII?

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : EKA JAYANTININGSIH

Tempat Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 10 Februari 1990

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Kebondalem Krajan Rt 06/Rw 01

Kec. Jambu, Kab. Semarang

Riwayat Pendidikan : 1. SD Negeri Kebondalem 01, lulus tahun 2001

2. SMP Negeri 1 Jambu, lulus tahun 2004

3. SMK Negeri 1 Salatiga, lulus tahun 2007

( Jurusan Administrasi Perkantoran)

Nama Adik : 1. Aziz Dwi Susanto

Dokumen terkait