• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini memuat kesimpulan dari hasil-hasil penelitian yang telah dilakukandan saran-saran yang dianggap penting bagi pihak yang membutuhkan.

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan analisa kuantitatif, dengan maksud untuk mencari pengaruh antara variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y) yang menggunakan rumus stastistik (Arikunto, 1996:5). Dengan metode ini diharapkan dapat menjelaskan fenomena yang ada berdasarkan data dan fakta yang diperoleh di lapangan.

2.2 Lokasi Penelitian

Adapun yang menjadi lokasi dari penelitian ini adalah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur Direktorat Jenderal Pajak Kanwil Sumut I yang beralamat di Jl. P.Diponegoro No.30A Medan.

2.3 Populasi dan Sampel 2.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2005:90), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan penjelasan diatas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur sebanyak 69 orang dan wajib pajak yang berurusan dengan pelayanan di Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur yang diambil secara

insidental yaitu wajib pajak yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti pada saat melakukan penelitian dan sesuai untuk dijadikan sumber data.

2.3.2 Sampel

Menurut Singarimbun (1995:152), sampel diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya, dengan kata lain sampel adalah bagian dari populasi. Pengambilan sebagian itu dimaksudkan sebagai representatif dari seluruh populasi, sehingga kesimpulan juga berlaku bagi keseluruhan populasi. Arikunto (1996:104) menjelaskan apabila jumlah populasi kurang dari 100 orang, maka diambil keseluruhannya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika populasinya lebih dari 100 orang, maka dapat diambil 10-15 persen atau 20-25 persen sampel atau lebih. Oleh karena itu, merujuk pada pernyataan diatas, dikarenakan populasi dalam penelitian ini kurang dari 100 orang, maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi (100 persen) yaitu 69 orang pegawai.

Sedangkan sampel untuk wajib pajak diambil berdasarkan penarikan sampel insidental. Yaitu teknik penarikan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insident bertemu dengan peneliti dan dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang tersebut cocok untuk dijadikan sebagai sumber data (Sugiyono, 2005:96). Berdasarkan ketentuan tersebut dalam penelitian ini sampel untuk wajib pajak berjumlah 11 orang.

2.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data atau informasi dan keterangan-keterangan lain yang diperlukan, maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Teknik pengumpulan data primer, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer dilakukan dengan instrumen:

a. Kuesioner (quetionary)

Yaitu teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan yang dilengkapi dengan beberapa alternatif jawaban yang sudah tersedia.

b. Pengamatan atau observasi (observation)

Yaitu teknik pengumpulan data dengan pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diteliti.

2. Teknik pengumpulan data sekunder, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui studi kepustakaan yang terdiri dari:

a. Penelitian kepustakaan (library research)

Yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah, pendapat para ahli yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti. b. Studi dokumentasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan atu dokumen yang ada di lokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang relevan dengan objek penelitian.

2.5 Teknik Penentuan Skor

Untuk membantu dalam menganalisa data, maka penelitian ini menggunakan teknik penentuan skor. Teknik pengukuran skor yang digunakan adalah memakai skala ordinal untuk menilai jawaban kuesioner responden. Adapun skor yang ditentukan untuk setiap pertanyaan adalah :

1. untuk alternatif jawaban a diberi skor 5 2. untuk alternatif jawaban b diberi skor 4 3. untuk alternatif jawaban c diberi skor 3 4. untuk alternatif jawaban d diberi skor 2 5. untuk alternatif jawaban e diberi skor 1

Untuk mengetahui kategori jawaban dari masing-masing variabel apakah tergolong tinggi, sedang atau rendah, maka terlebih dahulu ditentukan skala interval dengan cara sebagai berikut :

Skor tertinggi - skor terendah banyaknya bilangan Maka diperoleh 5 – 1 = 0,8

5

Sehingga dapat diketahui kategori jawaban responden untuk masing-masing variabel yaitu :

a. Skor untuk kategori sangat tinggi = 4,24– 5,0 b. Skor untuk kategori tinggi = 3,43 - 4,23 c. Skor untuk kategori sedang = 2,62 - 3,42 d. Skor untuk kategori rendah = 1,81 - 2,61

e. Skor untuk kategori sangat rendah = 1,00 - 1,80 2.6 Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui koefisien korelasi variabel X terhadap variabel Y digunakan rumus Product Moment ( Sugiyono, 2005:212 )

rxy = 2 2 2 2 ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( Y Y n X X n Y X XY n Keterangan:

rxy: angka indeks korelasi r product moment n: sampel

∑x: jumlah skor x

∑y: jumlah skor y

Dari hasil perhitungan tersebut akan memperlihatkan tiga kemungkinan yaitu :

1) Koefisien korelasi yang diperoleh sama dengan nol ( r = 0 ), berarti hubungan kedua variabel yang diuji tidak ada.

2) Koefisien korelasi yang diperoleh positif ( r = + ) artinya kenaikan nilai variabel yang satu diikuti nilai variabel yang lain dan kedua variable memiliki hubungan positif.

3) Koefisien korelasi yang diperoleh negatif ( r = - ) artinya kedua variabel negatif dan menunjukkan meningkatnya variabel yang satu diikuti menurunnya variabel yang lain.

Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi, sedang, atau rendah antara kedua variabel berdasarkan nilai r ( koefisien korelasi ) digunakan penafsiran atau interpretasi angka sebagai berikut:

Tabel 1. Interpretasi Korelasi Product Moment Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0.00 - 0.199 Sangat rendah

0.20 - 0.399 Rendah

0.40 - 0.599 Sedang

0.60 – 0799 Tinggi 0.80 - 1.00 Sangat tinggi

Dengan nilai r yang diperoleh maka dapat diketahui apakah nilai r yang diperoleh berarti atau tidak dan bagaimana tingkat hubungannya melalui tabel korelasi. Tabel korelasi menentukan batas-batas r yang signifikan. Bila tersebut signifikan, artinya hipotesis kerja/ hipotesis alternatif dapat diterima.

Untuk menghitung kontribusi pelaksanaan prinsip-prinsip good governance terhadap kualitas pelayanan publik digunakan perhitungan determinasi.

Perhitungan dilakukan dengan rumus “D” (Sugiyono, 2005:212) yaitu:

Keterangan :

D = Koefisien determinan

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

Sejarah umun dari Kantor Pelayanan Pajak dimulai dari masa penjajahan Belanda, Kantor Pelayanan Pajak dulunya bernama Belasting, yang kemudian setelah kemerdekaan berubah menjadi Kantor Inspeksi Keuangan. Kemudian berubah lagi menjadi Kantor Inspeksi Pajak dengan induk organisasinya Direktorat Jenderal Pajak Keuangan Republik Indonesia. Di Sumatera Utara pada tahun 1976 berdiri tiga kantor Inspeksi Pajak, yaitu :

a. Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan, b. Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara, c. Kantor Inspeksi Pajak Pematang Siantar.

Di tahun 1978 Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan di pecah menjadi 2 (dua) yaitu :

a. Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan, b. Kantor Inspeksi Pajak Kisaran.

Untuk memudahkan pelayanan pembayaran pajak dari masyarakat, dan dengan pertumbuhan ekonomi semakin cepat, maka didirikan Kantor Pajak Medan Timur.

Untuk semakin memantapkan pelayanan kepada masyarakat di dalam pelayanan pembayaran pajak, maka berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 267/KMK.01/1989 tanggal 25 Maret 1989, diadakan perubahan secara menyeluruh pada Direktorat Jenderal Pajak yang mencakup

reorganisasi Kantor Inspeksi Pajak yang diganti nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak, yang sekaligus dibentuknya Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan.

Berdasarkan pada Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Kep 758/KMK.01/1993 tertanggal 3 Agustus 1993, maka tanggal 1 April 1994 didirikanlah Kantor Pajak Medan Timur.

Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur merupakan pecahan dari tiga Kantor Pajak yaitu :

a. Kantor Pelayanan Pajak Medan Selatan b. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat c. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara

Dan terhitung mulai tanggal 1 April 1994, Kantor Pelayanan Pajak berubah menjadi 4 wilayah kerja, yaitu :

a. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur b. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat c. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara d. Kantor Pelayanan Pajak Medan Binjai

Berdasarkan penjelasan sejarah Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur diatas, Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur sekarang telah berubah nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur pada tanggal 27 Mei 2008 sesuai dengan Keputusan Direktorat Jenderal Pajak No.Kep.95/PJ/2008 tanggal 19 Mei 2008. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur merupakan penggabungan dari Kantor Pajak Medan Timur dan Pelayanan Bumi dan Bangunan (PBB).

Adapun ruang lingkup wilayah kerja dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur yaitu :

a. Kecamatan Medan Timur b. Kecamatan Medan Tembung c. Kecamatan Medan Perjauangan

Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur melayani semua lapisan masyarakat dalam hal pemenuhan kewajiban perpajakan seperti Pajak Penghasilan Orang Pribadi, Pajak Penghasilan Badan, Pajak Pertambahan Nilai (PPN), pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah (PPNBM) dan pajak lainnya yang telah diatur didalam Undang-Undang Perpajakan.

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur di pimpin oleh seorang kepala kantor yang sekarang ini bernama REGUEL SIMAMORA, SH, MM. Tugas kepala kantor tersebut melaksanakan kegiatan operasional pelayanan perpajakan dalam daerah wewenangnya berdasarkan kebijakan teknis yang diterapkan Direktur Jenderal Pajak. Secara umum tugas Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur meiputi :

a. Mengumpulkan dan mengolah data, menyajikan informasi serta Ekstensifikasi Wajib Pajak.

b. Penelitian dan Penatausahaaan Surat Pemberitahuan Masa, Surat Pemberitahuan Tahunan, serta berkas Wajib Pajak.

c. Pengawasan pembayaran Masa Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan Atas Barang Mewah, dan pajak tidak langsung lainnya.

d. Penatausahaan piutang pajak, penerimaan, penagihan, penyelesaian keberatan dan banding dan restitusi banding.

e. Pemeriksaan sederhana dan penerapan sanksi perpajakan. f. Pembetulan Surat Ketetapan Pajak.

g. Pengurangan Sanksi Pajak. h. Penyuluhan dan konsultasi pajak.

i. Pelaksanaan Administrasi Kantor Pelayanan Pajak.

3.2 Visi, Misi dan Nilai Direktorat Jenderal Pajak 3.2.1 Visi Direktorat Jenderal Pajak

Visi Direktorat Jenderal Pajak adalah menjadi suatu institusi pemerintah yang menyelenggarakan administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien dan dipercaya masyarakat dengan integritas dan professional yang tinggi.

3.2.2 Misi Direktorat Jenderal Pajak

Misi Direktorat Jenderal Pajak adalah menghimpun penerimaan pajak Negara berdasarkan undang-undang perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara melalui sistem administrasi perpajakan yang efektif dan efisien.

3.2.3 Nilai Direktorat Jenderal Pajak

Dalam rangka mewujudkan visi dan misi, Direktorat Jenderal Pajak berpedoman pada nilai-nilai sebagai berikut:

a) Integritas yang berarti menjalankan tugas dan pekerjaan dengan selalu memegang teguh kode etik dan prinsisp-prinsip moral, yang diterjemahkan dengan bertindak jujur, konsisten, dan menepati janji.

b) Profesionalisme yang berarti memiliki kompetensi di bidang profesi dan menjalankan tugas dan pekerjaan sesuai dengan kompetensi, kewenangan serta norma-norma profesi, etika dan sosial.

c) Inovasi yang berarti memilki perkiraan yang bersifat terobosan dan/atau alternatif pemecahan masalah yang kreatif, dengan memperhatikan aturan dana norma yang berlaku.

d) Teamwork yang berarti memiliki kemampuan untuk bekerjasama dengan orang atau pihak lain, serta membangun teamwork untuk menunjang tugas dan pekerjaan.

3.3 Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur Struktur organisasi adalah suatu bagan yang menggambarkan secara sistematis mengenai penerapan tugas-tugas, fungsi dan wewenang serta tanggung jawab masing-masing pegawai yang telah ditentukan sebelumnya, yang tujannya adalah untuk membina keharmonisan kerja agar pekerjaan dapat dilakukan dengan baik, teratur dan efisien.

Adapun struktur organisasi yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur antara lain:

a. Subbagian Umum

b. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan c. Seksi Pengolahan Data dan Informasi d. Seksi Penagihan

e. Seksi Pelayanan

f. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I g. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II

h. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III i. Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV j. Seksi Pemerikasaan

1) Kelompok Pemeriksa Pajak 2) Fungsional Penilai PBB

3.4 Uraian Tugas dan Bidang-Bidang Kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

Agar dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsi sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan, maka pembagian tugas dan wewenang masing-masing seksi yang berdasarkan SOP (Standard Operating Procedures) dalam Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur diantaranya adalah:

a. Subbagian Umum, tugasnya terdiri dari:

1) Pelaksanaan Penerimaan Dokumen di KPP

2) Pelaksanaan Pemrosesan dan Penatausahaan Dokumen Masuk di Subbagian Umum

3) Pelaksanaan Penyampaian Dokumen di KPP

4) Pelaksanaan Pelantikan, Sumpah dan Serah Terima Jabatan Serta Pengambilan Sumpah Pegawai Negeri Sipil

5) Pelaksanaan Pembuatan Kartu Tanda Pengenal Pemeriksa

6) Pelaksanaan Penertiban Izin Melanjutkan Pendidikan di Luar Kedinasan (S1)

7) Pelaksanaan Pengajuan Usulan Peserta Pendidikan di Luar Negeri 8) Pelaksanaan Laporan Perkawinan Pertama Pegawai

10)Pelaksanaan Pengajuan Pengangkatan Bendahara

b. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan, tugasnya terdiri dari:

1) Pelaksanaan Pemrosesan dan Penatausahaan Dokumen Masuk di Seksi Ekstensifikasi Perpajakan

2) Pelaksanaan Pemrosesan Pendaftaran Objek Pajak Baru Dengan Penelitian Kantor

3) Pelaksanaan Penertiban Himbauan Untuk Ber-NPWP

4) Pelaksanaan Pencarian Data Potensi Perpajakan Dalam Rangka Pembuatan Monografi Fiskal

5) Pelaksanaan Penilaian Individual Objek PBB

6) Pelaksanaan Pembuatan Daftar Biaya Komponen Bangunan (DBKB)

7) Pelaksanaan Pembentukan dan Penyempurnaan ZNT/NIR 8) Pelaksanaan Pemeliharaan Data Objek dan Subjek PBB

9) Pelaksanaan Penyelesaian Mutasi Seluruhnya Objek dan Subjek PBB

10)Pelaksanaan Penyelesaian Permohonan Penundaan Pengembalian SPOP

c. Seksi Pengolahan Data dan Informasi, tugasnya terdiri dari:

1) Pelaksanaan Pemrosesan dan Penatausahaan Dokumen Masuk di Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)

3) Pelaksanaan Penyusunan Rencana Penerimaan Pajak Berdasarkan Potensi Pajak, Perkembangan Ekonomi dan Keuangan

4) Pelaksanaan Pembentukan Bank Data 5) Pelaksanaan Pemanfaatan Bank Data

6) Pelaksanaan Pembuatan dan Penyampaian Surat Perhitungan (SPH) Kirim ke Kantor Pelayanan Pajak Lainnya

7) Pelaksanaan Peminjaman Berkas Data/Alat Keterangan oleh Seksi Pengolahan Data dan Informasi Kepada Seksi Terkait

8) Pelaksanaan Penatausahaan Penerimaan PBB Nono Elektronik 9) Pelaksanaan Pembuatan Laporan Penerimaan PBB/BPHTB 10)Pelaksanaan Pembuatan Pembagian Hasil Penerimaan PBB

d. Seksi Penagihan, tugasnya terdiri dari:

1) Pelaksanaan Menjawab Konfirmasi Data Tunggakan Wajib Pajak 2) Pelaksanaan Penyelesaian Permohonan Penundaan Pembayaran

Pajak

3) Pelaksanaan Penagihan Pajak Seketika dan Sekaligus 4) Pelaksanaan Penghapusan Piutang Pajak

5) Pelaksanaan Penerbitan Surat Tagihan Pajak (SPT) Bunga Penagihan dan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (SMPM) 6) Pelaksanaan Penerbitan Surat Keputusan Pencabutan Sita

7) Pelaksanaan Pemindahan Berkas dari Kantor Pelayanan Pajak ke Kantor Pelayanan Pajak Lainnya

8) Pelaksanaan Lelang

10)Pelaksanaan Pembuatan Laporan Seksi Penagihan ke Kantor Wilayah

e. Seksi Pelayanan, tugasnya terdiri dari:

1) Pelaksanaan Pemindahan Pengusaha Kena Pajak di Kantor Lama dan Baru

2) Pelaksanaan Penelitian Hasil Keluaran Berupa SPPT/STTS/DHKP/DHR

3) Pelaksanaan Penyelesaian Permohonan Pembukuan dalam Bahasa Inggris dan Mata Uang Dollar Amerika Serikat

4) Pelaksanaan Layanan Permintaan Penetapan Sebagai Daerah Terpencil

f. Seksi Pemeriksaan, tugasnya terdiri dari:

1) Pelaksanaan Pemrosesan dan Penatausahaan Dokumen Masuk di Seksi Pemeriksaan

2) Pelaksanaan Penyelesaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahun Pajak Penghasilan Lebih Bayar

3) Pelaksanaan Penyelesaian Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Penjualan Barang Mewah

4) Pelaksanaan Penyelesaian Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai Untuk Selain Wajib Pajak Patuh

5) Pelaksanaan Penyelesaian Usaha Pemeriksaan

7) Pelaksanaan Pengamatan oleh KPP 8) Pelaksanaan Pemeriksaan Kantor 9) Pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan

10) Pelaksanaan Penatausahaan Laporan Pemeriksaan Pajak (LPP) dan Nota Penghitungan (Nothit)

g. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I – IV, tugasnya terdiri dari:

1) Pelaksanaan Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) PPh Pasal 21, Pasal 22 Bendaharawan, Pasal 22 untuk Pedagang Pengumpul dan Industri Tertentu, dan Pasal 22 Impor 2) Pelaksanaan Pemberian Surat Keterangan Bebas Fiskal Luar

Negeri (SKBFLN) di Kantor Pelayanan Pajak

3) Pelaksanaan Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) PPNBM atas Penyerahan Kendaraan Bermotor

4) Pelaksanaan Penyelesaian Pemberian Izin Pembubuhan Tanda Bea Materai Lunas dengan Mesin Teraan Materai, dengan Teknologi Percetakan, dan dengan Sistem Komputeriasasi

5) Pelaksanaan Penyelesaian Permohonan Perubahan Tahun Buku Pertama

6) Pelaksanaan Penyelesaian Permintaan Perubahan Tahun Buku Pertama

7) Pelaksanaan Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) PPh Pasal 21

8) Pelaksanaan Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) PPh Pasal 22 Bendaharawan

9) Pelaksanaan Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungut PPh Pasal 22 untuk Pedagang Pengumpul dan Industri Tertentu

10) Pelaksanaan Penyelesaian Permohonan Izin Prinsip Pembebasan PPh Pasal 22 Impor

3.5 Pelaksanaan Good Governance di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 132/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak, bahwa dalam rangka pelaksanaan modernisasi sistem administrasi perpajakan sebagai upaya pelaksanaan “Good Governance” dan meningkatkan

penerimaan pajak serta efektivitas organisasi instansi vertikal di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak, maka dipandang perlu untuk melakukan penataan organisasi dan tata kerja instansi vertikal di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak. Hal ini sejalan dengan reformasi birokrasi yang tengah dilaksanakan pemerintah untuk mewujudkan aparatur negara yang professional, andal dan bermoral menuju kepemerintahan yang baik (good governance).

Salah satu bentuk modernisasi dan pelaksanaan “Good Governance” adalah

penetapan reorganisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 132/KMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 67/PMK.01/2008 yaitu terjadi reorganisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak yaitu penggabungan antara Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Pemeriksaan Pajak, dan Kantor Pelayanan Pajak

Bumi dan Bangunan menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama. Kantor Pelayanan Pajak Pratama sebagai instansi vertikal yang dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I.

Pembentukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur sebagai salah satu upaya modernisasi dan pelaksanaan good governance, juga merubah prosedur dan tata kerja secara lebih sistemais, terpadu, dan komprehensif yang meliputi aspek kelembagaan, sumber daya manusia aparatur, ketatalaksanaan, akuntabilitas, pengawasan, dan pelayanan publik.

Sejak dicanangkan di Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur pada tahun 2006, upaya pelaksanaan good governance mulai berpengaruh pada kinerja organisasi. Ini dapat dilihat dari realisasi penerimaan pajak yang selalu mencapai target bahkan melebihi hingga tahun 2009. Sistem administrasi perpajakan yang diterapkan di Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur juga menggunakan sistem modern berbasis teknologi untuk memudahkan masyarakat dalam melakukan pengurusan pajak. Selain itu, dalam rangka modernisasi, saat ini informasi dan pengurusan pajak sudah dapat diakses dan didownload (diunduh) melalui website pajak yaitu website www.pajak.go.id. Dalam hal sumber daya manusia (pegawai), saat ini diterapkan disiplin kerja yang sangat ketat yaitu penetapan jam masuk dan pulang kerja pegawai, dan jika melanggar ketetapan yang berlaku akan diberikan sanksi sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Pengawasan terhadap kinerja pegawai dilakukan secara rutin sehingga hambatan-hambatan yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan kerja dapat diantisipasi secara tepat.

Salah satu hal penting dari pelaksanaan good governance adalah perbaikan pelayanan terhadap masyarakat. Masyarakat sebagai faktor penting dalam

pelaksanaan administrasi perpajakan merupakan pihak yang harus dilayani dengan sepenuh hati serta berusaha untuk selalu memberikan pelayanan terbaik dan menciptakan kepuasan. Birokrasi berbelit-belit yang sering menjadi kendala bagi masyarakat untuk melakukan pengurusan pajak saat ini tidak lagi menjadi hambatan. Karena saat ini, seluruh pengurusan telah dilaksanakan secara terpadu dalam satu kantor sehingga masyarakat tidak dipersulit lagi dengan panjangnya birokrasi yang harus dilalui. Pelayanan yang saat ini diterapkan juga efisien dalam hal waktu, karena teknologi yang digunakan semakin canggih sehingga urusan dapat diselesaikan dalam waktu yang relatif cepat.

Upaya pelaksanaan good governance di lingkungan pemerintah merupakan upaya untuk menciptakan pemerintahan yang lebih berpihak kepada kepentingan masyarakat dengan cara memperbaiki faktor-faktor internal yang berpengaruh terhadap kinerja dan efektivitas organisasi sehingga kebutuhan masyarakat akan pelayanan yang berkualitas dapat terwujud.

3.5 Pelayanan Publik di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur Salah satu tugas dan fungsi utama Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur adalah melayani wajib pajak. Pelayanan diberikan kepada wajib pajak yang ingin melakukan pengurusan segala jenis pajak karena hal tersebut merupakan kewajiban atas setiap warga negara yang telah memiliki penghasilan baik secara pribadi maupun badan (usaha) dan harus dipenuhi serta sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sejak terjadinya reorganisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 67/PMK.01/2008 yaitu terjadi reorganisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak yaitu penggabungan antara Kantor

Pelayanan Pajak, Kantor Pemeriksaan Pajak, dan Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama pada Tahun 2008, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur juga mengalami perubahan dalam hal pelayanan. Seluruh pelayanan dilaksanakan secara terpadu dalam satu kantor untuk memudahkan wajib pajak dan meningkatkan kualitas pelayanan.

Jenis-jenis pelayanan yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur antara lain:

a. Penatausahaan surat, dokumen, dan laporan wajib pajak. b. Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

c. Penyelesaian permohonan pengukuhan pengusaha kena pajak d. Perubahan identitas wajib pajak

e. Penyelesaian pemindahan wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak Lama

f. Penyelesaian pemindahan pengusaha kena pajak di Kantor Pelayanan Pajak Lama

g. Penyelesaian pemindahan wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak Baru

h. Penyelesaian pemindahan pengusaha kena pajak di Kantor Pelayanan Pajak Baru

i. Penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan (SPT) ahunan pajak penghasilan

j. Penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa

Seluruh pelayanan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dalam Standard Operating P rosedures masing-masing jenis layanan. Pelayanan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur dilaksanakan secara lebih sederhana dan

mengutamakan efisiensi waktu serta berdasarkan undang-undang yang berlaku. Di ruangan KPP juga disediakan running text untuk memperbaharui informasi wajib pajak, drop box untuk menyampaikan SPT, kotak saran untuk wajib pajak yang

Dokumen terkait