• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan tentang pengertian dan teori-teori yang digunakan sebagai landasan atau dasar dari penelitian ini.

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang metode penelitian yang mencakup metode pengumpulan data dan metode pengembangan sistem yang digunakan.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang hasil pembahasan dari sistem yang dikembangkan dan pengujian terhadap sistem yang dikembangkan.

BAB V. PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dari uraian yang sudah diterangkan pada bab-bab sebelumnya, dan juga berisi saran-saran perbaikan terhadap sistem yang dihasilkan.

22 2.1. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian merupakan sekumpulan cara atau kegiatan yang digunakan oleh penulis dalam melakukan sebuah penelitian. Metodologi adalah kesatuan metode, prosedur, konsep pekerjaan, dan aturan yang digunakan oleh suatu ilmu pengetahuan, atau disiplin ilmu lainnya (Kendall dan Kendall, 2008).

2.1.1. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pengadaan data primer untuk keperluan penelitian. Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan (Nazir, 2009).

2.1.1.1. Observasi Langsung

Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut (Nazir, 2009).

2.1.1.2. Wawancara

Yang dimaksud dengan wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara) (Nazir, 2009).

2.1.1.3. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah studi yang dilakukan dengan mempelajari berbagai pustaka yang menyangkut dengan masalah yang akan dibahas dengan menggali teori-teori yang telah berkembang dalam bidang ilmu yang berkepentingan, mencari metode-metode serta teknik penelitian, baik dalam mengumpulkan data atau dalam menganalisis data, yang telah pernah dipergunakan oleh peneliti-peneliti terdahulu sehingga memperoleh orientasi yang lebih luas dalam permasalahan yang dipilih serta menghindarkan terjadinya duplikasi-duplikasi yang tidak diinginkan (Nazir, 2009).

2.1.2. Metodologi Pengembangan Sistem

Metodologi pengembangan sistem adalah sebuah proses pengembangan terstandarisasi yang mendefinisikan satu set aktivitas, metode, praktik terbaik, barang siap kirim, dan perangkat

terotomatisasi yang akan digunakan oleh para pengembang sistem dan manajer proyek untuk mengembangkan dan secara berkesinambungan memperbaiki sistem informasi dan perangkat lunak (Whitten et al., 2004).

2.1.2.1. Rapid Application Development (RAD)

RAD merupakan suatu pendekatan berorientasi objek terhadap pengembangan sistem yang mencakup suatu metode pengembangan serta perangkat-perangkat lunak. Metode Rapid Application Development yang digunakan penulis dalam penelitian ini memiliki beberapa tahapan seperti berikut (Kendall dan Kendall, 2008):

Mengidentifikasi tujuan dan syarat-syarat informasi Bekerja dengan pengguna untuk merancang sistem Membangun sistem Mengenalkan sistem baru

Perencanaan Syarat-syarat Implementasi

Workshop Desain RAD

Gambar 2.1 Fase-faseRAD(Kendall dan Kendall, 2008) 1. Fase Perencanaan Syarat-syarat

Dalam fase ini, pengguna dan penganalisis bertemu untuk mengidentifikasi tujuan-tujuan aplikasi atau sistem serta untuk mengidentifikasi syarat-syarat informasi yang ditimbulkan dari

tujuan-tujuan tersebut. Fase ini memerlukan peran aktif mendalam dari kedua kelompok tersebut. Selain itu, juga melibatkan pengguna dari beberapa level yang berbeda dalam organisasi. Orientasi dalam fase ini ialah menyelesaikan masalah-masalah perusahaan. Meskipun teknologi informasi dan sistem bisa mengarahkan sebagian dari sistem yang diajukan, fokusnya akan selalu tetap pada upaya pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.

2. Workshop Desain RAD

Fase ini adalah fase untuk merancang dan memperbaiki yang dapat bisa digambarkan sebagai workshop. Selama workshop desain RAD, pengguna merespon working prototype yang ada dan penganalisis memperbaiki modul-modul yang dirancang menggunakan beberapa perangkat lunak berdasarkan respon pengguna.

3. Fase Implementasi

Penganalisis bekerja dengan para pengguna secara intens selama workshop untuk merancang aspek-aspek bisnis dan non-teknis dari sistem. Segera sesudah aspek-aspek ini disetujui dan sistem-sistem dibangun dan disaring, sistem-sistem-sistem-sistem baru

atau bagian dari sistem di uji coba dan kemudian diperkenalkan kepada organisasi.

2.2. Konsep Dasar Sistem Informasi 2.2.1. Pengertian Sistem

Pemahaman akan sistem dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan prosedur dan pendekatan komponen/elemen. Pemahaman sistem dengan pendekatan prosedur, yaitu suatu urutan kegiatan yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Pemahaman sistem dengan pendekatan komponen/elemen, yaitu kumpulan komponen yang saling berkaitan dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Ladjamudin, 2005).

2.2.2. Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu mempunyai komponen-komponen, batas sistem, lingkungan luar sistem, penghubung, masukan, keluaran, pengolah dan sasaran atau tujuan (Ladjamudin, 2005).

1. Komponen Sistem

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk suatu kesatuan komponen-komponen sistem atau

elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem.

2. Batasan Sistem

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan dan menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut.

3. Lingkungan Luar Sistem

Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan juga merugikan. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus dijaga dan dipelihara. Sedangkan lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, jika tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.

4. Penghubung Sistem

Penghubung merupakan media yang menghubungkan antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini kemungkinan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya. Keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem

lainnya melalui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.

5. Masukan Sistem

Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan dan masukan sinyal. Masukan perawatan adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat berjalan. Masukan sinyal adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran dari sistem.

6. Keluaran Sistem

Keluaran sistem adalah energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem lain.

7. Pengolahan Sistem

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran.

8. Sasaran Sistem

Suatu sistem mempunyai tujuan atau sasaran, kalau sistem tidak mempunyai sasaran maka sistem tidak ada. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau

tujuannya. Sasaran sangat berpengaruh pada masukan dan keluaran yang dihasilkan.

2.2.3. Konsep Dasar Informasi

Informasi adalah data yang telah diproses atau diorganisasi ulang menjadi bentuk yang berarti. Informasi dibentuk dari kombinasi data yang diharapkan memiliki arti ke penerima (Whitten et al., 2004).

Data adalah deskripsi dari suatu kejadian yang kita hadapi. Definisi data yang lain adalah data merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan kenyataan. Kesatuan nyata adalah berupa suatu obyek nyata seperti tempat, benda, dan orang yang betul-betul ada dan terjadi. Untuk pengambilan keputusan bagi manajemen, maka faktor-faktor tersebut harus diolah lebih lanjut untuk menjadi suatu informasi. Sesudah diolah, akan dapat diperoleh informasi, diantaranya berupa laporan. Davis (1985) mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti dan berguna bagi penerimanya untuk mengambil keputusan masa kini maupun yang akan datang. Informasi mempunyai ciri benar atau salah, baru, tambahan, dan korektif (Ladjamudin, 2005).

2.2.4. Pengertian Sistem Informasi

Sistem Informasi merupakan pengaturan orang, data, proses, dan information technology (IT)/teknologi informasi yang berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan sebagai output informasi yang diperlukan untuk mendukung sebuah organisasi (Whitten et al., 2004).

Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai berikut (Ladjamudin, 2005):

a. Suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi.

b. Sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan atau mengendalikan organisasi.

c. Suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan – laporan diperlukan.

2.3. Konsep Dasar Pemasaran (Marketing) 2.3.1. Pengertian Pemasaran (Marketing)

Inti dari pemasaran (marketing) adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu definisi yang baik dan singkat dari pemasaran adalah memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan (Kotler dan Keller, 2009).

American Marketing Association (AMA) menawarkan definisi formal berikut: Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya (Kotler dan Keller, 2009).

2.3.2. Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran adalah seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul (Kotler dan Keller, 2009).

2.3.3. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Bauran pemasaran adalah salah satu konsep utama dalam pemasaran modern. Bauran pemasaran ialah serangkaian alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan (produk, harga, tempat

(distribusi), dan promosi) yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran (Kotler dan Armstrong, 2003).

Bauran pemasaran terdiri dari segala sesuatu yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. Kemungkinan yang banyak itu dapat digolongkan menjadi empat kelompok variabel yang dikenal sebagai “empat P” Products, Prince, Place, dan Promotion (produk, harga, tempat, promosi) (Kotler dan Armstrong, 2003):

1. Produk

Produk adalah kombinasi barang-dan-jasa yang ditawarkan oleh perusahaan kepada pasar sasaran.

2. Harga

Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk memperoleh produk tadi.

3. Tempat (distribusi)

Tempat mencakup aktivitas perusahaan untuk menyediakan produk bagi konsumen sasaran.

4. Promosi

Promosi berarti aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya.

2.4. Konsep Dasar Internet Marketing (E-marketing) 2.4.1. Internet

Secara teknis, internet merupakan jaringan global dari jaringan-jaringan terhubung. Ini mencakup jutaan perusahaan, pemerintahan, organisasi, dan jaringan pribadi. Banyak komputer dalam jaringan-jaringan ini memiliki arsip seperti situs web dan video, yang dapat diakses oleh jaringan komputer lainnya (Strauss dan Frost, 2012).

Tiga peran teknis yang dimiliki internet (Strauss dan Frost, 2012):

 Penyedia konten yang menciptakan informasi, hiburan, dan sebagainya yang berada di komputer dengan akses jaringan.  Pengguna (juga dikenal sebagai komputer klien) yang mengakses konten dan mengirim email dan data lainnya melalui jaringan.

 Infrastruktur teknologi untuk memindahkan, menciptakan, dan melihat atau mendengar konten (perangkat lunak dan perangkat keras).

Individu dapat menjadi baik pengguna maupun penyedia konten dalam beragam waktu.

2.4.2. Pengertian (E-marketing)

Internet marketing cenderung mengacu pada perspektif eksternal tentang bagaimana internet dapat digunakan bersama-sama dengan media tradisional untuk mendapatkan dan memberikan layanan kepada pelanggan (Chaffey, 2009).

E-marketing adalah penggunaan teknologi informasi untuk kegiatan pemasaran, dan proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, memberikan, dan bertukar penawaran yang memiliki nilai bagi pelanggan, klien, rekan, dan masyarakat pada umumnya. E-marketing berfokus pada bagaimana perusahaan dan mereknya menggunakan web dan media digital lainnya seperti email dan media mobile untuk berinteraksi dengan pelanggannya dengan tujuan untuk memenuhi tujuan pemasaran (Strauss dan Frost, 2012).

2.4.3. Kesempatan yang Muncul dari E-marketing

BusinessLink, sebuah situs pemerintahan di Inggris, membantu para marketer dengan merangkum kesempatan-kesempatan dari e-business dan e-marketing yang mengalir dari properti unik internet (Strauss dan Frost, 2012):

Lower costs. Meraih pelanggan yang tepat degan biaya yang jauh lebih rendah dibanding metode pemasaran tradisional.

Trackable, measurable result. Mendapatkan data yang rinci tentang tanggapan pelanggan terhadap kampanye pemasaran.

Global reach. Mengakses pasar baru lintas global.

Personalization. Menghubungkan basis data dengan website memungkinkan individu untuk mentargetkan penawaran. Semakin banyak pelanggan membeli, semakin baik data, dan semakin efektif pemasaran.

One-to-one marketing. Akses secara langsung kepada pelanggan pada komputer dan perangkat mobile.

More interesting campaigns. Menggunakan multimedia kreatif untuk menarik hati pelanggan.

Better conversion rates (increased purchases). Pelanggan online hanya perlu beberapa klik untuk melakukan pembayaran. Sedangkan ketika offline mereka harus melakukan panggilan atau mengunjungi toko.

Twenty-four-hour-marketing. Memungkinkan 24/7 akses ke produk dan jasa yang dimiliki perusahaan bahkan ketika perusahaan tersebut sedang tutup.

2.4.4. E-marketing Saat Ini

Pergeseran kekuatan dari penjual ke pembeli:

Para marketer dari segala macam saat ini sedang didesak untuk menyerahkan kemudi kepada generasi baru pelanggan yang

menginginkan kendali yang lebih besar atas cara dari produk yang dijajahkan kepada mereka (Elliott, 2009). Baik pembeli perseorangan maupun perusahaan lebih banyak melakukan permintaan (tuntutan) dari sebelumnya karena sangat mudah bagi pelanggan untuk berpindah kepada kompetitor global lain yang jumlahnya begitu banyak, yang bersaing untuk bisnis mereka. Begitu pula pada media sosial internet yang memberikan wadah komunikasi dimana komentar individu terkait suatu produk dapat menyebar cepat sekali dalam waktu yang singkat dan dengan cepat dapat menaikan atau membahayakan brand image. Perkataan dari mulut ke mulut dari pelanggan telah lama menjadi tenaga pemasaran yang sangat kuat (Strauss dan Frost, 2012).

Gambar 2.2 Pergeseran Kekuatan dari Perusahaan ke Individual (Strauss dan Frost, 2012)

Dimulai dengan kendali pelanggan baik dari remote control televisi dan mouse komputer. Ini artinya bahwa para marketer tidak lagi dapat menahan seorang selama 30 menit di depan layar televisi atau 10 detik di depan layar komputer (Strauss dan Frost, 2012).

Berikut ini beberapa tren yang mempengaruhi perhatian pelanggan (Strauss dan Frost, 2012):

 Pelanggan mempercayai satu sama lain lebih dari kepada perusahaan

Pada tahun 2009, perusahaan relasi publik Edelman memberikan pertanyaan kepada responden survei terkait pembangunan negara, menurut mereka siapa yang memberikan informasi yang paling dapat dipercaya. Empat puluh empat persen mengatakan seseorang yang seperti merekalah yang paling dapat dipercayai. Lebih tinggi dari kepercayaan terhadap CEO perusahaan atau pegawai pemerintahan. “Seseorang seperti dirimu” yang membagikan nilai dan ketertarikan. Sebagai contoh, Tripadvisor.com memungkinkan para traveller untuk memberikan review terhadap hotel di seluruh dunia dan traveller lainnya akan mempercayai review tersebut untuk memilih hotel pada perjalanan selanjutnya. Mereka lebih mempercayai dari pada apa yang dikatakan perusahaan pada website hotel.

Pekerjaan melakukan penjelajahan jejaring sosial untuk mendapatkan kandidat, dan banyak perjanjian bisnis dibuat di antara anggota LinkedIn yang belum pernah bertemu secara langsung sebelumnya. Ini mengenai siapa yang kamu kenal online dan apa yang mereka katakan tentang kamu. Bertahun-tahun pembukaan untuk strategi pemasaran telah membuat pelanggan menjadi lebih memiliki banyak permintaan dan lebih pandai, dan para marketer harus menjadi lebih baik dalam menyampaikan nilai pelanggan.

Inbound Marketing:

Saat ini pelanggan telah bergerak dan perusahaan sedang mencoba untuk menemukan mereka. Pelanggan jarang dapat diraih dalam jumlah besar pada media tradisional. Begitu juga, pelanggan tidak lagi menghargai pesan pemasaran yang menginterupsi mereka dari apa yang sedang mereka kerjakan. Saat ini, marketer harus bertanya terkait perizinan untuk menyampaikan komunikasi jika mereka menginginkannya dan secara umum memberikan pelanggan apa yang mereka inginkan ketika mereka menginginkannya (Strauss dan Frost, 2012).

Perubahan kelakuan pelanggan ini melahirkan konsep inbound marketing. Inbound marketing merupakan pemasaran yang dapat ditemui secara online, sebagai lawan dari menginterupsi pelanggan dengan outbound marketing untuk mendapatkan

perhatian mereka kepada iklan, website, produk, dan lain sebagainya. Taktik outbound mencakup pemasaran media periklanan tradisional, pemanggilan telepon, acara jual-beli, dan email blast. Komponen dari inbound marketing adalah konten (contoh: blog, video, ebook, file pdf), jejaring sosial (contoh: Twitter, Facebooks, blog), dan teknik optimasi mesin pencarian untuk membantu mendapatkan media sosial dan website masuk pada halaman pertama dari hasil pencarian kata kunci (Strauss dan Frost, 2012).

Customer Engagement:

Marketer sedang berada pada era baru dari engagement, participation, dan co-creation (Nielsen Media, 2008). Menurut Advertising Research Foundation, Engagement meliputi menghidupkan prospek kepada sebuah peningkatan ide merek oleh konteks yang ada disekitarnya. Menghidupkan prospek berarti menghubungkan dengan seseorang secara emosional dan secara kognitif. Marketer online menarik pengguna dengan menarik mereka untuk berpartisipasi pada konten atau media mereka, seperti mengunggah video, foto, mempost komentar pada blog, menjadi fan pada halaman Facebook, dan lain sebagainya. Co-creation terjadi ketika pengguna membatu marketer membuat produk atau mengiklankan. Sebagai contoh, Doritos mengadakan kontes tahunan dimana pengguna membuat tiga puluh detik iklan televisi.

Pengunjung website memilih karya finalis dan pemenangnya akan diumumkan pada permainan Super Bowl. Pengembang perangkat lunak menggunakan co-creation ketika merak meminta pengguna untuk menguji versi beta dari website atau update perangkat lunak versi selanjutnya dan memberikan saran pengembangan. Ketika pembeli terikat dengan sebuah konten perusahaan, mereka menjadi lebih penuh perhatian dan juga lebih menguntungkan terhadap merek tersebut (Strauss dan Frost, 2012).

Social Media Metrics:

Salah satu tantangan bagi marketer meliputi membangun metrik baru untuk memantau kesuksesan dari taktik media sosial inbound marketing. Internet memungkinkan menelusuri setiap klik mouse, dan marketer sekarang telah membangun pengukuran untuk taktik online. Bagaimanapun, pengukuran standar dari jumlah pengunjung situs atau banyaknya klik tidak dapat mengukur ikatan yang dimiliki situs. Saat ini Nielsen Media dan lainnya sedang mengukur lamanya waktu yang dihabiskan pada suatu situs, banyaknya komentar yang dipost, waktu yang dihabiskan untuk menonton video, dan metrik lainnya untuk menentukan ketertarikan akan situs tersebut. Metrik performa lainnya yang digunakan marketer mencakup jumlah percakapan tentang suatu topik pada periode waktu tertentu, jumlah pertumbuhan penggemar, teman, atau pengikut pada halaman jejaring sosial, nilai dari video dan

konten lainnya, jumlah unduh atau unggah konten, jumlah penilaian, tinjauan, langganan, atau penanda buku sosial, jumlah interaksi dengan halaman web, dan masih banyak lagi (Strauss dan Frost, 2012).

2.4.5. Karakteristik dari Komunikasi Media Digital

Berikut akan dijelaskan perbedaan utama antara komunikasi pemasaran dalam media tradisional seperti TV, media cetak, radio, dan media digital seperti website, TV interaktif, dan mobile commerce.

Rangkuman berguna tentang perbedaan antara media baru dan media tradisional telah dikembangkan oleh McDonald dan Wilson (1999) sebagai ‘6 I’ dari e-marketing. Faktor-faktor penting ini yang digunakan pada aspek praktis dari internet marketing seperti personalisasi, respons langsung, dan penelitian pemasaran, tapi juga isu strategik dari restrukturisasi industri dan kanal komunikasi terintegrasi. Berikut adalah penyajian dari ‘6 I’:

1. Interactivity (Interaktivitas)

Deighton (1996) merupakan satu dari beberapa penulis yang menjelaskan bahwa interaktivitas merupakan karakteristik kunci dari internet yang memungkinkan perusahaan untuk berkomunikasi dengan pelanggan dalam cara yang baru. Gambar di bawah menunjukkan bagaimana media

tradisional merupakan push media yang utama dimana pesan pemasaran disiarkan dari perusahaan ke pelanggan dan pemangku kepentingan lainnya. Selama proses ini, terdapat interaksi terbatas dengan pelanggan. Di internet, biasanya pelanggan yang menginisiasi hubungan dan mencari informasi pada website. Dengan kata lain disebut teknik ‘pull marketing communication’. Pull marketing communication terjadi ketika konsumen secara aktif berinteraksi dengan perusahaan melalui secara aktif mencari informasi atau hiburan pada website perusahaan atau situs media sosial melalui mesin pencari, perantara perbandingan atau navigasi langsung. Sedangkan push marketing communications terjadi ketika komunikasi disiarkan dari pengiklan kepada konsumen dari pesan yang merupakan penerima pasif (Chaffey, 2011).

Gambar 2.3 Rangkuman Model Komunikasi untuk (a) Media Tradisional, (b) Media Baru (Chaffey, 2011)

Internet dapat digunakan sebagai metode dengan biaya relatif rendah untuk mengumpulkan penelitian pemasaran, terutama terkait persepsi pelanggan akan produk dan layanan. Perusahaan dapat meriwayatkan pelanggan mereka pada basis dari informasi yang diterima dari kuesioner. Internet dapat digunakan untuk menciptakan masukan dua arah (two-way feedback) yang tidak bisa terjadi pada media lainnya (Chaffey, 2011).

3. Individualization (Individualisasi)

Fitur lainnya dari komunikasi pemasaran interaktif adalah dapat disesuaikan secara individual, tidak seperti media tradisional dimana pesan yang sama cenderung disiarkan kepada semua orang. Proses menyesuaikan juga mengacu pada personalisasi dan merupakan aspek penting dari meraih manajemen hubungan pelanggan secara online (Chaffey, 2011).

Gambar 2.4 Rangkuman Derajat Individualisasi untuk (a) Media Tradisional (Pesan yang Sama), (b) Media Baru (Pesan yang Unik dan

Informasi Pertukaran antar Pelanggan yang Lebih Banyak) (Chaffey, 2011)

4. Integration (Integrasi)

Internet menyediakan jangkauan lebih lanjut untuk komunikasi pemasaran terintegrasi. Gambar di bawah menunjukkan bagaimana hanya satu dari banyak kanal media berbeda. Ketika menaksir kesuksesan sebuah website, peran dari internet dalam berkomunukasi dengan pelanggan dan rekan lainnya dapat dengan baik dipertimbangkan dari dua perspektif. Pertama arah organisasi ke pelanggan: bagaimana internet melengkapi kanal lain dalam komunikasi atas usulan untuk produk dan layanan perusahaan kepada pelanggan baru maupun yang sudah ada dengan sebuah pandangan untuk menghasilkan kepastian dan menahan

pelanggan yang sudah ada? Kedua, pelanggan ke perusahaan: bagaimana internet melengkapi kanal lain untuk menyampaikan pelayanan pelanggan ke pelanggan-pelanggan ini? Banyak perusahaan saat ini mempertimbangkan bagaimana mereka mengintegrasikan balasan email dan website callback ke dalam call center

Dokumen terkait