• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini terdiri atas kesimpulan, saran, dan bagian akhir yang berisi tentang data-data pendukung serta bukti-bukti terkait dengan aktivitas penulisan karya ilmiah.

14 BAB II

LANDASAN TEORI A. Kajian Teori

1. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Sujana (2008: 12) hasil belajar merupakan kompetensi-kompetensi yang harus dicapai oleh siswa setelah melalui proses pembelajaran. Kompetensi siswa merupakan penampilan spesifik yang rasional sebagai harmoni dan pemilihan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dibutuhkan oleh tugas pekerjaan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah diterapkan dengan penuh keberhasilan. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimilki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.

Dalam buku Cooperative Learning Agus Suprijono (2011: 7) menjelaskan hasil belajar ialah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresasi dan keterampilan. Selain itu hasil belajar juga merupakan perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar pendidikan tidak dilihat secara terpisah, melainkan komprehensif.

15

Sedangkan Susanto (2013: 5) berpendapat bahwa hasil belajar ialah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.

Dari beberapa pengertian belajar diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar merupakan kompetensi-kompetensi yang dicapai oleh siswa baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor melaui suatu proses pembelajaran.

b. Macam-Macam Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hal yang dapat di pandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif afektif dan psikomotor. ( Slamet, 2003 : 275 )

Teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori antara lain kognitif afektif dan psikomotor perinciannya ialah sebagai berikut :

a. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

16

b. Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi 5 jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai.

c. Ranah Psikomotor

Meliputi ketrampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan , mengamati). Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotr dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil peniaian dalam proses pembelajaran di sekolah. ( Darsono dkk, 2000 : 315 ).

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga mempenaruhi kualitas hasil belajar. (Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, 2008: 19)

1) Faktor Internal

Faktor internal ialah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan psikologis.

17

a) Faktor Fisiologis

Faktor-faktor fisiologis ialah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi 2 macam. Pertama, keadaan tonus jasmani. Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat mempengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh karena itu keadaan tonus jasmani sangat mempengaruhi proses belajar, maka perlu ada usaha untuk menjaga kesehatan jasmani. Kedua, keadaan fungsi jasmani atau fisiologis. Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologis pada tubuh manusia sangat mempengaruhi hasil belajar, terutama pancaindra. Pancaindra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula. Dalam proses belajar, pancaindra merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia, sehingga manusia dapat mengenal dunia luar.

b) Faktor Psikologis

Faktor-faktor psikologis ialah keadaan psikologis seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar.

18

Beberapa faktor psikologis yang mempengaruhi proses belajar ialah kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap dan bakat.

2) Faktor Eksternal

Syah (2003) sebagaimana yang dikutip oleh Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni (2008: 26) menjelaskan bahwa faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi 2 golongan, yaitu faktor lingkungan sosial da faktor lingkungan non sosial.

a) Lingkungan Sosial

(1) Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman- teman sekelas dapat mempengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan yang harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik disekolah. Perilaku yang simpati dan dapat menjadi teladan seorang guru atau administrasi dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk belajar. (2) Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan

masyarakat, tempat tinggal siswa akan mempengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak terlantar juga dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan memerlukan teman belajar, diskusi,

19

atau meminjam alat-alat belajar yang belum dimilikinya.

(3) Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat mempengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orang tua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga, semuanya dapat member dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan antara anggota keluarga, orang tua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.

b) Lingkungan Non Sosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah : (1) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar,

tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau atau kuat, atau tidak terlalu lemah atau gelap, suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi aktifitas belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam tidak mendukung, proses belaja siswa akan terhambat.

(2) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan 2 macam. Pertama, hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, dan

20

lain sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabus, dan sebagainya.

(3) Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa, begitu pula dengan metode mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa, maka guru harus menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat diterpakan sesuai dengan kondisi siswa.

2. Pendidikan Agama Islam (PAI)

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Kata pendidikan islam menurut Zeni Luthfiah dan Muh. Farhan Mujahidin (2011: 218) ialah proses bimbingan kepada peserta didik secara sadar dan terencana dalam rangka mengembangkan potensi fitrahnya untuk mencapai kepribadian islam berdasarkan nilai-nilai ajaran islam.

Pendidikan agama islam adalah pendidikan dimana nilai-nilai ajaran islam sangat mendominasi dan menjadi dasar dalam sebuah pendidikan. Menurut Gunawan (2014: 9) pendidikan islam merupakan usaha sadar dan terencana untuk membentuk peserta didik agar memiliki keseimbangan jasmani dan rohani, serta memiliki iman, ilmu, dan amal sekaligus.

21

Menurut Azyumardi Azra (1998: 5) sebagaimana yang dikutip oleh Zeni Luthfiah dan Muh. Farhan Mujahidin (2011: 219) dalam buku Pendidikan Agama Islam bahwa pendidikan islam adalah suatu proses pembentukan individu berdasarkan ajaran-ajaran islam yang diwahyukan Allah SWT kepada Muhammad SAW.

Dari beberapa pengertian belajar diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan agama Islam ialah proses pembentukan individu melalui usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi fitrahnya dengan berdasarkan nilai-nilai ajaran islam.

b. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Ruang lingkup pendidikan agama Islam tidak hanya dalam ranah keagamaan (ilmu-ilmu agama seperti akidah, ilmu

Al-Qur‟an, hadits, fiqh, dan sebagainya) namun juga dalam aspek yang lain dan lebih komprehensif sesuai dengan perkembangan dan

kebutuhan manusia. Abdullah Nasiqh „Ulwan (1981) sebagaimana

yang dikutip oleh Zeni Luthfiah dan Muh. Farhan Mujahidin (2011 : 221) dalam buku Pendidikan Agama Islam, merumuskan ruang lingkup pendidikan Islam terdiri dari pendidikan iman (aqidah), pendidikan akhlak (moral), pendidikan fisik atau jasmani, pendidikan intelektual atau akal, pendidikan psikis atau jiwa,

22

pendidikan sosial dan pendidikan seksual yang kesemuanya satu kesatuan yang tidak terpisah-pisah (terpadu).

c. Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam

Setidak-tidaknya dasar ideal pendidikan agama islam ada tiga, yaitu :

1) Al-Qur‟an

Al-Qur‟an merupakan kalam Allah yang diwahyukan

kepada Nabi Muhammad SAW bagi seluruh umat manusia.

Al-Qur‟an merupakan petunjuk yang lengkap, pedoman bagi

manusia yang meliputi seluruh aspek kehidupan manusia dan bersifat universal. Al-Qur‟an merupakan kitab Allah SWT

yaitu memiliki pembendaharaan yang luas dan besar bagi pengembang kebudayaan umat manusia merupakan sumber pendidikan yang terlengkap, baik itu pendidikan kemasyarakatan (sosial), moral (akhlak), spiritual (kerohanian), serta material (kejasmanian), dan alam semesta.

2) Al-Hadits (Sunnah)

Secara sederhana hadits atau sunnah merupakan jalan atau cara yang pernah dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Dalam perjalanan kehidupannya melaksanakan dakwah islam. Contoh yang diberikan beliau dapat dibagi menjadi tiga bagian. Pertama, hadits qauliyah yaitu yang berisikan ucapan, pernyataan, dan persetujuan Nabi Muhammad SAW. Kedua,

23

hadits fi’liyatyaitu yang berisikan tindakan dan perbuatan yang

pernah dilakukan Nabi Muhammad SAW. Ketiga, hadits taqririyah yaitu merupakan persetujuan Nabi atas tindakan dan peristiwa yang terjadi. Dari sini dpat dilihat bagaimana posisi dan fungsi hadits Nabi sebagai sumber pendidikan Islam yang utama setelah Al-Qur‟an.

3) Ijtihad

Secara etimologi, ijtihad berarti usaha keras dan bersungguh-sungguh yang dilakukan oleh para ulama, untuk menetapkan hukum suatu perkara atau ketetapan atas persoalan tertentu. Dari sini dapat diketahui bahwa ijtihad pada dasarnya merupakan proses penggalian dan penetapan hukum syariah yang dilakukan oleh para mujtahid muslim dengan menggunakan pendekatan nalar dan pendekatan lainnya, seperti qiyas, maslihal mursalah, urf, dan sebagainya, secara independen, guna memberikan jawaban hukum atas berbagai persoalan umat yang ketentuan hukumnya secara syariah tidak terdapat dalam Al-Qur‟an dan As-sunnah.

d. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Tujuan merupakan standar usaha yang dapatr ditentukan, serta mengarahkan usaha yang akan dilalui dan merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain. Menurut Ahmad D. Marimba sebagaimana yang dikutip oleh Suyanto dalam buku Ilmu

24

Pendidikan Islam (2006: 71) tujuan dapat membatasi ruang gerak usaha, agar kegiatan dapat terfokus pada apa yang dicita-citakan, dan yang terpenting lagi adalah dapat memberi penilaian atau evaluasi pada usaha-usaha pendidikan.

Adapun tujuan dari pendidikan agama Islam meliputi beberapa aspek, diantaranya sebagai berikut :

1) Tujuan dan tugas hidup manusia. Manusia hidup bukan karena kebetulan dan sia-sia. Ia diciptakan dengan membawa tujuan dan tugas hidup tertentu . Tujuan diciptakannya manusia hanya untuk mengabdi kepada Allah SWT.

2) Memperhatikan sifat-sifat dasar manusia, yaitu konsep tentang manusia sebagai makhluk unik yang memiliki beberapa potensi bawaan seperti fitrah, bakat, minat, sifat, dan karakter. 3) Tuntutan masyarakat. Tuntutan ini baik berupa pelestarian

nilai-nilai budaya yang telah melembaga dalam kehidupan suatu masyarakat, maupun pemenuhan terhadap tuntutan kebutuhan hidupnya dalam mengantisipasi perkembangan dunia modern.

4) Dimensi-dimensi kehidupan ideal islam. Dimensi kehidupan dunia ideal islam mengandung nilai yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup manusia di dunia untuk mengelola dan memanfaatkan dunia sebagai bekal kehidupan di akhirat, serta mengandung nilai yang mendorong manusia berusaha keras

25

untuk meraih kehidupan di akhirat yang lebih membahagiakan, sehingga manusai dituntut agar tidak terbelenggu oleh rantai kekayaan duniawi atau materi yang dimiliki.

3. Metode Mind Mapping

a. Pengertian Metode Mind Mapping

Strategi merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu, yakni tujuan pembelajaran. (Majid, 2014: 6-7). Metode mind mapping atau peta pikiran adalah suatu metode untuk memaksimalkan potensi pikiran manusia dengan menggunakan otak kanan dan otak kirinya secara stimulan. Metode ini diperkenalkan oleh Tony Buzan pada tahun 1974. (Said dan Budimanjaya, 2016, 172). Dalam suatu proses pembelajaran, metode ini meminta kepada peserta didik untuk mensintesis atau membuat satu gambar atau diagram tentang konsep-konsep utama yang saling berhubungan. (Hisyam dkk, 2008, 168). Untuk membuat mind mapping, menurut Buzan sebagaimana yang dikutip oleh Huda (2014: 307) seseorang biasanya memulainya dengan menulis gagasan utama ditengah halaman dan dari situlah ia bisa membentangkannya ke seluruh arah untuk menciptakan semacam diagram yang terdiri dari kata kunci, frasa-frasa, konsep-konsep, fakta-fakta, dan gambar-gambar. Mengajar menggunakan mind

26

mapping membantu siswa dalam mengembangkan pikiran dalam suatu rangkaian yang terhubung dan ini memberikan penekanan pada siswa bahwa semakin banyak informasi yang di ketahui dan di pahaminya maka semakin mudah siswa membuat mind mapping . ( Said dan Budimanjaya, 2016: 174)

b. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Mind Mapping

1) Kelebihan Metode Mind Mapping

(a) Metode ini dapat digunakan untuk mengorganisasikan ide-ide yang muncul.

(b) Proses menggambar diagram atau peta konsep bisa memunculkan ide-ide yang lain.

(c) Diagram atau peta konsep yang sudah terbentuk bisa menjadi panduan untuk menulis.

(d) Lebih mudah melihat gambar keseluruhan.

(e) Membantu otak untuk mengatur, mengingat, membandingkan, dan membuat hubungan.

(f) Memudahkan penambahan informasi baru. (g) Pengkajian ulang dapat dilakukan lebih cepat. (h) Setiap peta memiliki sifat yang unik.

2) Kelemahan Metode Mind Mapping (a) Hanya siswa yang aktif yang terlibat. (b) Tidak sepenuhnya murid yang belajar

27

(d) Waktu terbuang untuk mencari kata kunci pengingat, karena kata kunci pengingat terpisah oleh jarak.

(e) Waktu terbuang untuk menulis kata-kata yang tidak berhubungan dengan ingatan.

(f) Waktu terbuang untuk membaca kembali kata-kata yang tidak penting.

c. Langkah-Langkah Penerapan Metode Mind Mapping

Menurut Alamsyah said dan Andi Budiman Jaya ( 2016 : 173) berikut langkah-langkah penerapan metode mind mapping : 1) Memulai di tengah pada halam kosong buku atau kertas gambar

dengan cara membuat atau menuliskan kategori kalimat utama sebagai kata kunci yang akan menjadi pusat atau setral informasi atau melalui gambar, simbol dengan memberikan warna yang berbeda.

2) Sedapat mungkin gunakan kata kunci tunggal tuliskan dengan huruf tebal atau kapital.

3) Menyusun urutan informasi yang ada dalam setiap kategori. 4) Membuat kolerasi melalui hubungan antar kategori yang

menunjukkan keterkaitan antar informasi.

5) Tarik garis dan kaitkan dengan sentral informasi atau kata kunci. 6) Gunakan garis lengkung untuk menghubungkan antara topik

sentral dan subtopik.

28 B. Kajian Materi Penelitian

a. Pengertian Shalat Sunnah

Shalat sunnah adalah shalat yang dianjurkan untuk mengerjakannya. Orang yang melakukan shalat sunnah mendapatkan pahala dan keutamaan dari Allah SWT. Namun jika seseorang tidak melaksanakan shalat sunnah, dia tidak berdosa. Diantara sekian banyak shalat sunnah, ada yang ditekankan untuk dikerjakan dengan berjamaah, ada yang dikerjaan secara munfarid atau sendirian. (Muhammad Ahsan dan Sumiyati, 2017 : 44)

b. Macam-Macam ShalatSunnah

Adapun macam-macam shalat sunnah menurut Muhammad Ahsan dan Sumiyati (2017 : 45)

1) Shalat sunnah Berjamaah

Secara lebih rinci, shalat -shalat sunnah yang dikerjakan secara berjamaah ialah shalat idul fitri, shalat idul adha, shalat kusuf (gerhana matahari), shalat khusuf (gerhana bulan), dan shalat istisqaa (meminta hujan).

(a) Shalat Idul Fitri

Shalat Idul Fitri ialah shalat sunnah 2 rakaat yang dilaksanakan pada hari raya idul fitri pada setiap tanggal 1 syawal setelah melaksanakan puasa Ramadan 1 bulan lamanya. Hukum melaksanakan shalat sunnah ini ialah sunnah muakkad (sangat dianjurkan). Waktu untuk

29

melaksanakan shalat Idul Fitri ialah sesudah terbit matahari sampai tergelincirnya matahari pada tanggal 1 Syawal tersebut.

(b) Shalat Idul Adha

Shalat Idul Adha ialah shalat yang dilaksanakan pada hari raya Qurban atau hari raya Idul Adha. Shalat ini dilaksanakan pada pagi hari tanggal 10 Dzulhijjah bertepatan dengan pelaksanaan rangkaian ibadah haji di tanah suci. Dengan demikian orang yang sedang melaksanakan ibadah haji tidak disunnahkan melaksanakan shalat Idul Adha. Bagi orang yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji, hukum melaksanakan shalat Idul Adha ialah sunnah muakkad (sangat dianjurkan).

(c) Shalat Kusuf (Gerhana Matahari)

Shalat sunnah kusuf (Kusufus Syamsi) ialah shalat sunnah yang dilaksanakan ketika terjadi gerhana matahari. Hukum melaksanakan shalat ini ialah sunnah muakkad. Waktu pelaksanaan shalat kusuf ialah mulai terjadinya gerhana matahari sampai matahari tampak utuh seperti semula. Ketika gerhana sudah mulai terjadi, jamaah berkumpul di masjid. Salah satu dari jamaah tersebut menjadi muadzin untuk menyerukan panggilan shalat . Shalat

30

gerhana ini dilaksanakan dengan berjamaah dan dipimpin oleh seorang imam.

(d) Shalat Khusuf (Gerhana Bulan)

Shalat sunnah khusuf (Khusuful Qamari) ialah shalat sunnah yang dilaksanakan ketika terjadi gerhana bulan. Hukum melaksanakan shalat ini ialah sunnah muakkad. Sedangkan waktu shalat gerhana bulan mulai terjadinya gerhana bulan sampai bulan tampak utuh kembali.

(e) Shalat Istisqaa (Meminta Hujan)

Shalat sunnah istisqaa ialah shalat sunnah 2 rakaat yang dilaksanakan untuk meminta hujan. Pada saat terjadi kemarau yang berkepanjangan sehingga sulit mendapatkan air, umat islam di sunnahkan untuk melaksanakan shalat istisqaa untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, memohon ampun, seraya berdoa untuk segera diturunkan hujan.

2) Shalat sunnah Munfarid

Shalat sunnah munfarid ialah shalat yang dilakukan secara individu atau sendiri. Adapun shalat sunnah yang dilaksanakan secara munfarid ialah shalat rawaatib, shalat tahiyatul masjid, dan istiharah.

31

(a) Shalat Rawaatib

Rawaatib berasal dari kata raatibah, yang artinya tetap, menyertai, atau terus menerus. Dengan demikian shalat sunnah rawaatib ialah shalat yang dilaksanakan menyertai atau mengiringi shalat fardu, baik sebelum maupun sesudahnya. Ditinjau dari segi hukumnya, shalat rawaatib ini terbagi menjadi dua macam, yaitu shalat rawaatib

mu’akaddah (sangat dianjurkan) dan shalat rawaatib gairu

mu’akkad (cukup dianjurkan untuk dikerjakan). Sedangkan

apabila ditinjau dari segi pelaksanaannya, shalat rawaatibini terbagi menjadi dua, yaitu qabliyyah (dikerjakan sebelum shalat fardu) dan ba’diyyah (dikerjakan setelah shalat fardu).

(b) Shalat Tahiyyatul Masjid

Shalat Tahiyyatul Masjid ialah Shalat sunnah yang dilaksanakan untuk menghormati masjid. Shalat yang disunnahkan bagi setiap muslim yang memasuki masjid. Shalat sunnah ini merupakan rangkaian adab memasuki masjid.

(c) Shalat Istikhaarah

Shalat istikhaarah ialah shalat dengan maksud untuk memohon petunjuk kepada Allah SWT. dalam menentukan pilihan terbaik di antara dua pilihan atau lebih. Shalat

32

istikhaarah sebenarnya hamper sama dengan shalat hajat. Perbedaannya ialah shalat istikhaarah tertuju pada suatu keinginan atau cita-cita yang sudah nampak adanya namun masih ragu-ragu dalam menentukan pilihannya. Sedangkan shalat hajat sebuah keinginan yang belum kelihatan akhir dan tujuannya.

Waktu yang terbaik dalam melaksanakan shalat istikhaarah ini ialah saat mulai pertengahan malam yang terakhir, sebagaimana waktu shalat tahajjud. Shalat istikhaarah dikerjakan sebagaimana shalat biasa dan setelah selesai shalat dilanjutkan dengan membaca doa istikhaarah sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Shalat istikhaarah hukumnya sunnah muakkad bagi orang yang sedang membutuhkan petunjuk untuk menentukan pilihan.

3) Shalat sunnah Berjamaah dan Munfarid

Shalat sunnah yang dapat dilakukan secara berjamaah maupun munfarid ialah shalat tarawih, shalat witir, shalat duhaa,shalat tahajud,danshalat tasbih.

33

Shalat Taraawih ialah Shalat sunnah yang dilaksanakan pada malam bulan Ramadan. Hukum melaksanakan shalat taraawih ialah sunnah muakkad atau sangat dianjurkan. Shalat taraawih dilaksanakan setelah shalat Isya‟ sampai waktu fajar.

Shalattaraawihdapat dilaksanakan delapan, dua puluh, atau tiga puluh enam rakaat. Tinggal memilih jumlah rakaat mana yang ingin dan mampu untuk dilaksanakan. Perbedaan jumlah bilangan rakaat ini tidak perlu diperasalahkan. Yang terpenting ialah umat Islam dapat melaksanakan dengan khusyu.

(b) Shalat Witir

Shalat Witir ialah shalat yang dilaksanakan dengan bilangan ganjil (satu, tiga, lima, tujuh, sembilan, atau sebelas rakaat). Hukum melaksanakannya ialah sunnah muakkadatau sangat dianjurkan. Adapun waktu shalat witir ialah sesudah shalat Isya‟ sampai menjelang fajar shalat Subuh.

(c) Shalat Duhaa

Shalat duhaa atau yang sering disebut dengan shalat awwaabin duhaa ialah Shalat sunnah yang dilaksanakan pada waktu matahari sudah menaik sekitar satu tombak ( sekitar pukul 07.00 atau matahari setinggi sekitar tujuh hasta)

34

hingga menjelang shalat Zuhur. Shalat duhaa dapat dilaksanakan sebanyak dua rakaat dan paling banyak ialah dua belas rakaat.

(d) Shalat Tahajjud

Shalat tahajjud ialah Shalat sunnah muakkad yang dilaksanakan pada sebagian waktu di malam hari. Shalat tahajjud ialah bagian dari qiyaamullail (shalat malam) yang langsung diperintahkan oleh Allah SWT.

(e) Shalat Tasbih

Shalat tasbih ialah Shalat sunnah yang dilaksanakan dengan memperbanyak membaca tasbih. Shalat tasbih ini merupakan sunnah khusus dengan membaca tasbih sebanyak 300 kali di dalam shalat .

c. Hikmah Shalat Sunnah

Hikmah melaksanakan Shalat sunnah diantaranya ialah sebagai berikut:

1) Disediakan jalan keluar dari segala permasalahan dan persoalan dan senantiasa diberikan rezeki yang cukup oleh Allah SWT. 2) Menambah kesempurnaan shalat fardu.

3) Menghapuskan dosa, meningkatkan derajat keridaan Allah SWT. serta menumbuhkan kecintaan kepada Allah SWT.

4) Sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT. atas berbagai karunia yang telah diberikan.

35

5) Mendatangkan keberkahan pada rumah yang sering digunakan untuk Shalat sunnah .

6) Hidup menjadi terasa nyaman dan tentram.

d. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar 1) Kompetensi Inti

Dokumen terkait