• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. Bagian akhir

Pada bagian terakhir memuat :

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi

Kata “prestasi” berasal dari bahasa belanda yaitu prestatie.Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”, prestasi disini hanya dibatasi dalam bidang pendidikan khususnya dalam pelajaran Matematika. Prestasi yang dimaksud tidak lain adalah kemampuan, keterampilan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal.

2. Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah pada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk (Purwanto, 1988: 86), sedangkan menurut Good dan Brophy dalam bukunya Uno (2007: 15) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses atau interaks yang dilakukan seseorang dalam memperoleh sesuatu yang baru dalam bentuk perubahan perilaku sebagai hasil dari pengamatan itu sendiri.

Dengan demikian prestasi belajar adalah hasil usaha seseorang untuk perubahan tingkah laku kepada yang lebih baik ataupun perubahan yang lebih buruk.

a. Teori-teori belajar

Teori belajar yang dikenal dalam psikologi antara lain: 1) Teori conditioning

a) Teori classical conditionaling ( Pavlov dan Watson)

Gerakan-gerakan refleks itu dapat dipelajari, dapat berubah karena mendapat latihan.Sehingga dengan demikian dapat dibedakan dua macam refleks, yaitu refleks wajar (unconditioned reflex) dan refleks bersyarat/refleks yang dipelajari (conditioned reflex) yang terpenting dalam belajar menurutteori conditioning ialah adanya latihan-latihan yang kontinu.

b) Teori conditioning dari Guthrie

Guthrie mengemukakan bahwa Ulangan-ulangan atau latihan yang berkali-kali memperkuat asosiasi yang terdapat antara unit tingkah laku yang satu dengan unit tingkah laku yang berikutnya.

c) Teori Operant Conditioning (Skinner)

Skinner membedakan adanya dua macam respon, yaitu: Respondent response (reflexive response) respon yang ditimbulkan oleh perangsang-perangsang tertentu, Operant

response (instrumental response) respon yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsang-perangsang tertentu. Seseorang anak yang belajar (telah melakukan perbuatan) lalu mendapat hadiah, maka ia akan menjadi lebih giat belajar (responnya menjadi lebih intensif/kuat).

d) Teori Systematic Behavior (Hull)

Clark C. Hull mengemukakan teorinya, yaitu bahwa suatu kebutuhan atau ”keadaan terdorong’’ (oleh motif, tujuan, maksud, aspirasi, ambisi) harus ada dalam diri seorang yang belajar, sebelum suatu respon dapat diperkuat atas dasar pengurangan kebutuhan itu.

2) Teori Conectionism (Thorndike)

Proses belajar menurut Thorndike melalui proses:

a) Trial and error (mencoba-coba dan mengalami kegagalan) dand

b) Law of effect yang berarti bahwa segala tingkah laku yang berakibatkan suatu keadaan yang memuaskan (cocok dengan tuntutan situasi) akan diingat dan dipelajari dengan sebaik-baiknya.

3) Teori Belajar menurut Psikologi Gestalt

Belajar menurut psikologi Gestalt dapat diterangkan sebagai berikut.Pertama dalam belajar faktor pemahaman atau pengertian (insight) merupakan faktor yang penting.Kedua,

dalam belajar pribadi atau organisme memegang peranan yang paling sentral. Belajar tidak hanya dilakukan secara reaktif-mekanistis belaka, tetapi dilakukan dengan sadar, bermotif dan bertujuan (Purwanto, 1988: 91-105)

b. Tujuan Belajar

Menurut Sardiman (2009: 26-28) tujuan belajar ada tiga jenis yaitu:

1) Untuk mendapatkan pengetahuan

Pemilikan pengetahuan dan kemampuan berpikir sebagai yang tidak dapat dipisahkan.

2) Penanaman konsep dan keterampilan

Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memperlukan suatu keterampilan yang berupa jasmani maupun rohani.Keterampilan memang dapat dididik, yaitu dengan banyak melatih kemampuan.

3) Pembentukan sikap

Dalam interaksi belajar-mengajar guru akan senantiasa diobservasi, dilihat, didengar, ditiru semua perilakunya oleh para siswanya.

Jadi pada intinya, tujuan belajar itu adalah ingin mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan penanaman sikap mental/nilai-nilai.

1) Agar seseorang benar-benar belajar ia harus mempunyai suatu tujuan.

2) Tujuan itu harus timbul dari atau berhubungan dengan kebutuhan hidupnya dan bukan karena dipaksa oleh orang lain. 3) Orang itu harus bersedia mengalami bermacam-macam

kesukaran dan berusaha dengan tekun untuk mencapai tujuan yang berharga baginya.

4) Belajar itu harus terbukti dari perubahan tingkahlakunya. 5) Selain tujuan pokok yang hendak dicapai, diperolehnya juga

hasil-hasil sambilan atau sampingan.

6) Belajar lebih berhasil dengan jalan berbuat atau melakukan. 7) Seorang belajar sebagai keseluruhan, tidak dengan otaknya,

atau secara intelektual saja tetapi juga secara social, emosional, etis dan sebagainya.

8) Dalam hal belajar seseorang memperlukan bantuan dan bimbingan dari orang lain.

9) Untuk belajar diperlukan “insight”. Apa yang dipelajari harus benar-benar dipahami.

10)Di samping mengejar tujuan belajar yang sebenarnya, seorang sering mengejar tujuan-tujuan lain.

11)Belajar lebih berhasil, apabila usaha itu memberi sukses yang menyenangkan.

12)Ulangan dan latihan perlu akan tetapi harus didahului oleh pemahaman.

13)Belajar hanya mungkin kalau ada kemauan dan hasrat untuk belajar. (Abror, 1993: 92)

Jadi pada prinsipnya belajar itu harus mempunyai tujuan yang dapat merubah perilaku yang lebih baik, apa yang dipelajari harus benar-benar dipahami dan akan berhasil apabila adanya kemauan untuk belajar terus-menerus.

d. Macam-macam Evaluasi belajar

Evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti mengacu pada suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai sesuatu (Arifin, 1998: 1).

Evaluasi dapat dibagi menjadi 4 macam yaitu: 1) Evaluasi Formatif

- Fungsi: untuk memperbaiki proses belajar mengajar ke arah yang lebih baik, atau memperbaiki program satuan pengajaran yang telah digunakan.

- Tujuan: untuk mengetahui hingga di mana penguasaan murid tentang bahan yang telah diajarkan dalam suatu program satuan pelajaran.

2) Evaluasi Sumatif

- Fungsi: untuk menentukan angka/nilai murid setelah mengikuti program pengajaran dalam satu caturwulan,

semester, akhir tahun atau akhir dari suatu program bahan pengajaran dari suatu unit pendidikan.

- Tujuan: untuk mengetahui taraf hasil belajar yang dicapai oleh murid setelah menyelesaikan program bahan pengajaran.

c) Evaluasi Placement (penempatan)

- Fungsi: untuk mengetahui keadaan anak termasuk keadaan seluruh pribadinya, agar anak tersebut dapat ditempatkan pada posisinya yang tepat.

- Tujuan: untuk menempatkan anak didik pada kedudukan yang sebenarnya, berdasarkan bakat, minat, kemampuan, kesanggupan serta keadaan-keadaan lainnya, sehingga anak tidak mengalami hambatan dalm mengikuti setiap program/bahan yang disajikan guru.

d) Evaluasi Diagnostik

- Fungsi: untuk mengetahui masalah-masalah apa yang diderita atau yang mengganggu anak didik, sehingga ia mengalami kesulitan, hambatan atau gangguan ketika mengikuti program tertentu. Dan bagaimana usaha untuk memecahkannya.

- Tujuan: untuk mengatasi/membantu pemecahan kesulitan atau hambatan yang dialami anak didik waktu mengikuti

kegiatan belajar mengajar pada suatu bidang studi atau keseluruhan program pengajaran (Ahmadi, 2004: 201-203)

Jadi dapat disimpulkan bahwa evaluasi digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar ke arah yang lebih baik, untuk menentukan angka/nilai murid setelah mengikuti program pengajaran, mengetahui keadaan anak termasuk keadaan seluruh pribadinya dan untuk mengetahui masalah-masalah apa yang diderita atau yang mengganggu anak didik, sehingga ia mengalami kesulitan, hambatan atau gangguan ketika mengikuti proses pembelajaran. e. Ciri-ciri perubahan tingkah laku belajar

Adapun ciri-ciri perubahan tingkah laku belajar menurut Slameto (1991: 3-5) sebagai berikut:

1) Perubahan yang terjadi secara sadar

Ini berarti bahwa individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi perubahan dalam dirinya.

2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional

Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.

3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Dalam perubahan belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan bertujuan untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumya.Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha individu sendiri.

4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.

5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Ini berarti bahwa perubahn tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.

6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku.

Dengan demikian perubahan yang diharapkan dalam proses belajar mengajar mempunyai ciri-ciri yaitu terjadi secara sadar, terus menerus, berusaha untuk yang lebih baik, menetap atau tidak berubah-ubah, memiliki tujuan dan perubahan tingkah laku.

3. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia (Bakir S, 2006: 168) adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran dengan ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.

a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu.

Yang tergolong faktor internal adalah:

1) Faktor jasmani (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya.

2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas:

a) Faktor intelektif yang meliputi:

(1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.

(2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki

b) Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan penyesuaian diri.

3) Faktor kematangan fisik maupun psikis. Yang tergolong faktor eksternal, ialah: a) Faktor sosial yang terdiri atas:

(1) Lingkungan keluarga (2) Lingkungan sekolah (3) Lingkungan masyarakat (4) Lingkungan kelompok

b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, tegnologi, kesenian.

c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan iklim.

4) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan (Ahmadi, 2004: 138)

Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi proses terjadinya belajar mengajar pada peserta didik sehingga itu perlu adanya perhatian yang sangat mendalam dari guru untuk melaksanakan kegiatan belajar-mengajar.

b. Fungsi prestasi belajar

Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupannya manusia selalu mengejar

prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing (Arifin, 1988:2-3).

Adapun fungsi utama prestasi belajar yaitu:

a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.

b. Prestasi belajar sebagai lambang pemusatan hasrat ingin tahu. c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inofasi pendidikan. d. Prestasi belajar sebagai indikator intern (bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan) dan ekstern (bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan anak didik di masyarakat) dari suatu institusi pendidikan.

e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik.

Jika dilihat dari beberapa fungsi prestasi belajar di atas, betapa pentingnya kita mengetahui prestasi belajar anak didik, baik secara perseorangan maupun secara kelompok, sebab fungsi prestasi belajar tidak hanya sebagi indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga sebagai indikator kualitas institusi pendidikan (Arifin, 1988: 2-4)

B. METODE PEMBELAJARAN DEMOSTRASI DAN DRILL

1. Pengertian Metode Pembelajaran a. Pengertian metode

Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan (Djamarah, 1997: 84-85)

b. Kedudukan metode dalam belajar mengajar

Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah, bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang diikat ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar.

Kedudukan metode belajar mengajar menurut Djamarah (1997: 82-85) adalah sebagai berikut:

1) Metode sebagai Alat Motivasi Ekstrinsik

Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati peranan yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan belajar mengajar.Tidak ada satupun kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode pengajaran.Motivasi ekstrinsik

menurut Sardiman (1988: 90) adalah motif-motif yang aktif dan berbagai fungsinya, karena adanya perangsang dari luar.Karena itu, metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang. 2) Metode sebagai Strategi Pengajaran

Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama.Cepat lambatnya penerimaan anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan menghendaki pemberian waktu yang bervariasi, sehingga penguasaan penuh dapat tercapai. Untuk itu guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan .salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar.

3) Metode sebagai Alat untuk Mencapai Tujuan

Tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah tercapai selama komponen-komponen lainnya tidak diperlukan. Salah satunya adalah komponen metode.Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran. Apalah artinya

kegiatan belajar mengajar yang dilakukan tanpa mengindahkan tujuan.

Metode mengajar sangat penting kedudukannya karena merupakan sarana komunikasi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian ketepatan sebuah metode yang perlu diperhatikan sesuai dengan strategi dan tujuan pengajaran serta kemampuan guru dalam mengelola kelas.

2. Pengertan Metode Demonstrasi

Metode demonstras ialah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu kepada siswa.

Metode Demonstrasi adalah sebuah metode yang bersifat Ekspositori atau Metode belajar yang bersifat memberi dan menerima (guru memberi ilmu kepada murid). Metode ini cukup efektif karena membantu para murid untuk memperoleh jawaban dengan mengamati suatu proses atau peristiwa tertentu, misalnya bagaimana cara bekerjanya sebuah printer.

Dari kedua pengertian diatas dapat penulis simpulkan bahwa metode demonstrasi adalah cara seorang guru untuk menyampaikan materi yang diajarkannya dengan memperlihatkan gambar ataupun mempraktekkan cara melakukan sesuatu. Untuk memperjelas

pengertian tersebut dalam prakteknya demonstrasi dapat dilakukan oleh guru atau anak didik itu sendiri. Metode demonstrasi cukup baik apabila digunakan dalam penyampaian bahan pelajaran Fiqh, misalnya cara berwudhu, shalat, memandikan orang mati, tawaf pada waktu haji dan lain-lain. Dalam menggunakan metode demonstrasi sebaiknya guru mendemonstrasikan pelajaran atau materi yang akan diajarkan terlebih dahulu dengan sebaik-baiknya, baru diikuti oleh siswa sesuai dengan petunjuk. Penulis menganggap bahwa metode demonstrasilah yang paling sesuai untuk menyampaikan materi shalat fardhu, karena selain siswa dapat melihat cara melaksanakan sholat fardhu, siswa juga bisa mempraktekkan secara langsung. Sehingga siswa mempunyai pengalaman dalam pembelajaran.

Setiap metode pasti mempunyai kelebihan dan kelemahan, begitu pula dengan metode demonstrasi dan drill. Adapun kelebihan metode demonstrasi antara lain:

1. Perhatian siswa dapat dipusatkan dan titik berat yang dianggap penting oleh guru dapat diamati

2. Perhatian siswa akan lebih terpusat pada apa yang didemonstrasikan, jadi proses pembelajaran akan lebih terarah dan akan mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain 3. Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses

belajar

5. Bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang disampaikan

6. Dapat mengurangi kesalah pahaman karena pengajaran lebih jelas dan konkrit

7. Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap siswa karena ikut serta berperan secara langsung

Selain kelebihan metode drill juga mempunyai beberapa kelemahan, kelemahan metode demonstrasi antara lain:

1. Memerlukan waktu yang cukup banyak

2. Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang efisien

3. Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli bahan-bahannya

4. Memerlukan tenaga yang tidak sedikit

5. Apabila siswa tidak aktif maka metode demonstrasi menjadi tidak efektif.

6. Kadang-kadang peserta didik melihat suatu proses yang didemonstrasikan berbeda dengan proses sebenarnya

7. Daya tangkap setiap peserta didik berbeda, sehingga guru harus mengulang-ulang suatu bagian yang sama agar peserta didik dapat mengikuti pelajaran.

Dari beberapa kelemahan metode demonstrasi tersebut Penulis kemudian mencari solusi untuk mengatasi kelemahan metode

demonstrasi. Adapun beberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk mengurangi kelemahan dari metode demonstrasi tersebut, diantaranya:

1. Mengarahkan demonstrasi tersebut sedemikian rupa sehingga peserta didik memperoleh pengertian dan gambaran yang benar, pembentukan sikap serta kecakapan praktis

2. Menentukan hasil yang ingin dicapai dalam jam pelajaran atau pertemuan tersebut

3. Memilih dan mengumpulkan alat-alat demonstrasi yang akan digunakan

4. Mengusahakan agar seluruh peserta didik dapat mengikuti pelaksanaan demonstrasi sehingga mereka memperoleh pengertian dan pemahaman yang sama

5. Memberikan pengertian yang sejelas-jelasnya tentang landasan teori dari topik yang didemonstrasikan

6. Mendemonstrasikan hal-hal yang bersifat praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-hari

7. Menetapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang dilaksanakan dan mengadakan try out (uji coba) sebelum mengadakan demonstrasi, sehingga dalam pelaksanaannya tepat sasaran dan lebih efisien.

3. Pengertian Metode Drill

Metode drll sering disebut juga latihan.Drill adalah latihan dengan praktek yang dilakukan berulang kali atau kontinyu untuk

mendapatkan keterampilan dan ketangkasan praktis tentang pengetahuan yang dipelajari. Lebih dari itu diharapkan dengan drill diharapkan pengetahuan atau keterampilan yang telah dipelajari itu menjadi permanen, mantap, dan dapat dipergunakan setiap saat oleh yang bersangkutan.

Metode drill atau latihan adalah suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari.

Metode drill adalah suatu metode dalam pengajaran dengan jalan melatih anak didik terhadap bahan yang sudah diajarkan/ berikan agar memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari.

Sama halnya dengan metode demonstrasi, metode drill juga mempunyai beberapa kelebihan.Kelebihan metode drillantara lain:

a. Bahan yang diberikan secara teratur, tidak loncat-loncat dan step by step akan melekat pada diri anak

b. Bisa menghemat waktu karena kesalahan yang terjadi dapat langsung dibetulkan oleh guru

c. Membentuk pengetahuan dan keterampilan yang siap pakai d. Memperoleh kecakapan motoris seperti melafakan huruf,

menggunakan alat dan lain-lain e. Memperoleh kecakapan mental

f. Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi dalam pelaksanaannya

g. Pembentukan kebiasaan-kebiasaan membuat gerakan yang komplek dan rumit menjadi otomatis

h. Memungkinkan untuk memperdalam secara spesifik i. Dapat menambah minat siswa terhadap pelajaran j. Materi difokuskan pada komponen yang spesifik

k. Menambah kesiapan siswa dan meningkatkan kemampuan respon secara cepat.

Selain kelebihan metode drill juga mempunyai kekurangan, kekurangan metode drill tersebut antara lain:

a. Membentuk kebiasaan yang kaku

b. Menimbulkan adaptasi yang mekanis terhadap masalah yang terjadi di lingkungannya

c. Menimbulkan verbalisme d. Menimbulkan kebosanan

e. Menghambat bakat dan inisiatif siswa

f. Bisa menimbulkan kesalahan atau respon yang tidak pada tempatnya

g. Terlalu menekan kemampuan siswa

Agar kelemahan metode drill bisa diatasi, maka dalam menerapkan metode drill ini harus harus memperhatikan hal-hal berikut:

a. Latihan yang dilakukan jangan sampai membosankan anak didik, gunakan waktu yang cukup singkat

b. Latihan diatur sedemikian rupa sehingga menarik perhatian siswa dan menyenangkan

c. Agar siswa tidak ragu maka perlu diberikan pengertian dasar tentang materi yang akan diberikan dalam latihan

Jadi metode drill berfungsi untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang digunakan untuk memperoleh ketangkasan, ketetapan, dan keterampilan tentang sesuatu yang diperlajari.

Metode drill pada Penelitian ini penulis gunakan untuk memperoleh ketrampilan dalam menghtung dan mengurangi. Hal ini dirasa perlu karena seorang siswa yang tidak bisa menghitung dan mengurang , maka siswa tersebut tidak akan bisa mengerjakan atau paham materi matematika dengan benar. Jadi agar siswa benar-benar bisa menghitung, menjumlahkan dan menguranggidengan maka siswa perlu diberikan latihan secara berulang-ulang. Latihan ini dilakukan dengan cara siswa diberikan soal – soal latihan penjumlahan dan pengurangan bacaanagar siswa mengetahui penghitungan, serta siswa mengetahui cara mengerjakan penjumlahan dan pengurangan.

Menurut Djajadisastra dalam bukunya Metode-metode mengajar I (Angkasa, 1982:61) langkah-langkah pembelajaran metode drill dilaksanakan sebagai berikut :

a. Kegiatan Guru

1. mempersiapakan pernyataan-pernyataan atau perintah-perintah berserta jawabannya.

2. mengajukan pertanyaan secara lisan, tertulis atau memberikan perintah untuk sesuatau.

3. mendengarkan jawaban lisan atau memberi jawaban tertulis atau melihat gerakan yang dilakukan.

4. mengajukan kembali berulang-ulang pertanyaan atau perintah yang telah diajukan dan diodengar jawababya. frekuensi pengajuan pertanyaan atau jawaban yang sama itu btergantung pada nilai guru sendiri

5. mengajukan pertanyaan atau perintah berikutnya,

b. Kegiatan Murid

1. mendengarkan baik-baik pertanyaan atau perintah yang diajukan guru kepadanya.

2. menjawab pertanyaan secara lisan atau tertulis atau melakukan gerakan seperti yang diperintahkan.

3. mengulang kembali jawaban atau gerakan sebanyak permintaan guru. 4. mendengarkan pertanyaan atau perintah berikutnya.

1. Pengertian Matematika

Menurut Kamus Bahasa Indnesia (Tim Redaksi, 2008: 997) Matematika Matematika ilmu tentang bilangan. Matematka merupakan salah satu mata pelajaran yang ada dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Menurut Herman (2007: 5) pembelajaran matematika di tingkat Sekolah Dasar mencangkup: belajar penemuan, belajar bermakna, dan belajar kontruktivisme. Ketiga hal tersebut saling melengkapi dalam pembelajaran matematika.

Penggabungan dua istilah prestasi belajar dan matematika uraian di atas dapat dibuat satu pengertian prestas belajar matematika meruakan penguasaan pengetahuan matematika yang

Dokumen terkait