• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DAN DRILL PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PADA SISWA KELAS I MI TRIMAJA DANUREJO KECAMATAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2015 2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DAN DRILL PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PADA SISWA KELAS I MI TRIMAJA DANUREJO KECAMATAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2015 2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR

DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI

DAN DRILL PADA MATERI PENJUMLAHAN

DAN PENGURANGAN PADA SISWA KELAS I MI TRIMAJA

DANUREJO KECAMATAN MERTOYUDAN

KABUPATEN MAGELANG

TAHUN PELAJARAN 2015/ 2016

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

SITI ZUBAIDAH

NIM 115010097

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR

DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI

DAN DRILL PADA MATERI PENJUMLAHAN

DAN PENGURANGAN PADA SISWA KELAS I MI TRIMAJA

DANUREJO KECAMATAN MERTOYUDAN

KABUPATEN MAGELANG

TAHUN PELAJARAN 2015/ 2016

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

SITI ZUBAIDAH

NIM 115010097

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

(4)
(5)
(6)
(7)

MOTTO

نوبغم وهف هسمأ لثم هموي ناك نمو ،حبار وهف هسمأ نم اريخ هموي ناك نم

نوعلم وهف هسمأ نم ارش هموي ناك نمو

(8)

PERSEMBAHAN

Skripsiinipenulispersembahkankepada :

Ayahanda (Suwito) dan Ibunda tercinta (Tasmyati) yang takhenti-hentinya

mendoakan dan mendidik anak-anaknya

Suami dan anakku tersayang: (Nurhadi, Zidna Nurul Widat) yang selalu

memberikan motivasi.

Almamater INSTITUT AGAM ISLAM NEGERI (IAIN) Salatiga.

MI Trimaja Danurejo yang telah membantu penelitian penulis dalam rangka

penyelesaian skripsiini

Teman-teman PGMI angkatan 2010 yang tidak bisa penulis semua sebutkan

satu-persatu

Teman-teman kost Zaena Bordir Kembangarum Salatiga (Mbak Nurul, Mbak

(9)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan nikmat kepada semua mahlukNya sehingga penulisan sekripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Rosul Nabi Muhmmad SAW, keluaraga, sahabat-sahabatnya dan orang mukmin yang senantiasa mengikutnya.

Dengan kehadiratnya dengan segala kerendahan hati, penulis sampaikan bahwa sekripsi ini tidak mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Sekripsi ini berjudul “PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DAN DRILL PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN SISWA KELAS SATU MI TRIMAJA DANURUJO KECAMATAN MERTOYUDAN

KABUPATEN MAGELANG”

Skripsi ini disusun untuk melengkapi syarat-syarat mencapai gelar sarjana (SI) pendidikan guru madrasah ibtidaiyah pada Jurusan Tarbiyah di IAIN Salatiga meskipun bentuk masih sederhana dan serta banyak kekurangan.

Dengan selesainya sekripsi ini penulis mengucapkan banyak trimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :

(10)

2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Salatiga.

3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

4. Bapak Dr.Winarno, S.Si, M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang telah rela menyisihkan waktunya untuk membimbing dengan penuh kebijaksanaan dan memberi petunjuk-petunjuk dan dorongan-dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Tri Wahyu Hidayati, M,Ag selaku dosen pembimbing akademik.

6. Bapak/Ibudosen yang telah mencurahkan pengetahuan danbimbingan selama penulis kuliah sampai menyelesaikan skrips ini.

7. Kepala sekolah MI Trimaja Danurejo Bapak Nur Mufid,S.Pd.I beserta guru dan karyawan, yang berkenan memberikan izin pada penulis untuk melakukan penelitian di MI Trimaja Danurejo.

8. Ayahanda Suwito, Ibunda tercinta Tasmiyati, Suami tercinta Nur Hadi serta anakku Zidna Nurul Widat dan adikku Khanif, dan Faiq yang telah mencurahkan kasihsayang, memberikan motivasi dan tidak pernah bosan mendoakan penulis dalam menempuh studi dan mewujudkan cita-cita.

9. Teman – teman PGMI angkatan 2010.

(11)
(12)

ABSTRAK

Zubaidah, Siti. 2017. Peningkatan Prestasi Belajar Dengan Menggunakan Metode Demostrasi dan Drill Pada materi Penjumlalah dan Penguranan pada Siswa Kelas Satu MI Trimaja Danurejo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang tahun Pelajaran 2015/ 2016. Sekripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrsah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Bapak Pembimbing Dr.Winarno, S.Si, M.Pd.

Kata Kunci : Prestasi Belajar dan Metode Demonstrasi dan Drill

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh prestasi belajar siswa kelas I di MI Trimaja Danurejo, Mertoyudan, Magelang. dalam pembelajaran matematika yang masih rendah terutama pada pokok bahasan penjumlahan dan penggurangan. hal ini disebabkan karena ketidak sukaan siswa pada pelajaran matematika yang selalu menuntut untuk berfikir dan berhitung. selain itu juga karena kegiatan pembelajaran di kelas masih berpusat pada guru.

Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas Satu MI Trimaja Danurejo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Tahun ajaran 2015/ 2016. Metode yang digunakan: Demonstrasi dan Drill

Penelitian dilakukan sebanyak tiga kalitindakan penelitian terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan dilaksanakan di pertengahan semester ganjil bulan pertengahan Agustus sampai dengan September tahun ajaran 2015/ 2016 teknik pengumpulan data antara lain adalah dengan lembar obsevasi dan lembar tes selama tindakan dan dokumentasi kegiatan pembelajaran.

Hasil Penelitian siklus I terkait dengan peningkatan sikap berani mengajukan pertanyaan dan sikap tanggung jawab; siklus II berkaitan dengan peningkatan sikap berani mengemukakan pendapat dan berdikir bebas; siklus II terkait dengan peningkatan cara menjawab pertanyaan dengan benar dan tepat. Adapun hasil penelitian dengan menggunakan metode demostrasi dan drill menunjukan peningkatan walaupun hasilnya belum maksimal.keberhasilan ini didukung oleh adanya kesipan guru dalam dalam merancang rencana proses pembelajaran yang dilaksankan sesui rencana.tetapi masih ada factor yang meghambat yaitu belum semua siswa mencapi nilai KKM karena kurang bekerjasama dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu hendaknya guru sering menjak siswa berinteraksi agar mampu mengungkapkan pendapatnya.

(13)

DAFTAR ISI

SAMPUL JUDUL ... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

JUDUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRAK ... xii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 5

C.Tujuan Penelitian ... 5

D.Manfaat Penelitian ... 6

E.Metode Penelitian ... 7

(14)

2. Subjek Penelitian ... 8

3. Langkah-langakah Penelitian ... 9

a. Perencanaan ... 10

e. Ciri-ciri Perubahan Tingkah laku Belajar ... 25

3. Pengertian Prestasi Belajar ... 27

B. Metode Pembelajaran Demostrasi dan Drill ... 30

1. Pengertian Metode Pembelajaran ... 30

2. Pengertian Metode Demostrasi ... 32

3. Pengertian Metode Drill ……… 35

(15)

b. Kegiatan Siswa ……… 39

D. Matematika ... 39

1. Pengertian Matematika ... 39

2. Fungsi Mata Pelajaran Matematiaka ... 40

3. Ruang Lingkup Matematika ... 43

a. Materi Penjumlahan dan Pengurangan ... 44

b. Mengunakan Nilai Tempat ... 45

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A.Diskripsi Pra Siklus ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Diskripsi Data dan Hasil Penelitian 1. Siklus I ... 57

2. Siklus II ... 59

(16)

B.Pembahasan Hasil Penelitian ... 62

a. Data Ketumtasan Siswa Siklus I ... 62

b. Data ketuntasan Siswa Siklus II ... 71

c. Data Ketuntasan Siswa Siklus III ... 79

d. Data Peningkatam Jumlah Siswa yang Mencapai KKM Per Sklus ... 85

e. Data Peningkatan Jumlah Siswa Yang Mencapai KKM Antar Siklus ... 86

BAB V PENUTUP A.Kesimpulan ... 87

B.Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel I Data prestasi Siswa Siklus I ... 51

Tabel.II Data Prestasi Siwa Siklus II ... 53

Tabel III Data Prestasi Siswa Siklus III ………... 55

Tabel IV Data Ketuntasan Siswa Siklus I ... 56

Tabel V Pengamatan Guru Siklus I ... 58

Tabel VI Pengamatan Siswa Siklus I ... 60

Tabel VII Data Ketutasan Siswa Siklus II ………... 64

Tabel VIII Pengamatan Guru Siklus II ………. 66

Tabel IX Pengamtan Siswa Siklus II ………. 68

Tabel X Data Ketuntasan Siswa Siklus III ……….. 71

Tabel XI Pengamatan Guru Siklus III ……….. 73

TabelXII Pengamtan Siswa Siklus III ….………...………. 75

Tabel XIII Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM Per Siklus……… 77

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I. Lembar konsultasi skripsi Lampiran II. Surat permohonan ijin penelitian Lampiran III. Surat keterangan penelitian Lampiran IV. Nilai SKK mahasiswa Lampiran V. Riwayat hidup penulis

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan ilmu pengetahuan yang sangat penting sebagai pengantar ilmu-ilmu pengetahuan yang lain da banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran matematika tidak hanya ditekankan pada ilmu hitung saja tapi pada konsep-konsep matematika yang berkenaan dengan ide-ide yang bersifat abstrak.

Matematika merupakan salah satu ilmu dasar (besic scince) yang cukup berkembang pesat pada saat ini,baik menyangkut materi sebagai penunjang ilmu-ilmu yang lain maupun kegunaan dalam kehidupan manusia. Melalui pembelajaran matematik siswa dilatih agar dapat berfikir kritis,logis sistematis,dan dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Proses belajar mengajar ada empat komponen penting yang berpengaruhi bagi keberhasilan belajar siswa,yaitu bahan ajar,suasana belajar,media dan sumber belajar,serta guru sebagai subjek pembelajaran. Komponen tersebut sangat penting dalam proses belajar mengajar,melemahnya satu atau lebih komponen dapat menghambat tercapainya tujuan pembelajaran yang optimal.

(20)

diterima oleh siswa. Dalam perkembangan saat ini media bukan lagi dipandang sekedar alat bantu tetapi merupakan bagian yang integral dalam sistim pendidikan dan pembelajaran ( asnawir dan usman,2002:13).

Selama ini para siswa masih mengalamai kesulitan dalam mempelajari matematika,karena karakteristik matematika merupakan serangkaian konsep – konsep yang abstra. Tahapan perkembangan mental para siswa belum semuanya barada pada tahapan berfikir secara formal. Oleh karena itu kita sebagai seorang guru harus dapat menjembatani siswa yang belum berfikir formal agar dapat mempelajari konsep yang abstrak. Dengan demikian agar pandangan bahwa matematika adalah matapelajaran yang tidak sulit lagi.

Adapun faktor – factor yang mempengaruhi timbulnya kesulitan siswa dalam belajar matematika adalah factor yang bersumber dari diri sendiri, factor yang bersumber dari lingkungan keluarga, factor yang bersumber dari lingkungan sekolah, dan faktor yang bersumber dari lingkungan masyarakat.

(21)

pembelajaran matematika untuk menanamkan konsep agar mudah dimengerti oleh siswa.

Dari hasil observasi yang peneliti lakukan yaitu pada tanggal 1Maret 2016 di kelas I MI Trimaja Danurejo, Kecamatan mertoyudan, Kabupaten Magelang. Terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi oleh guru khususnya pada mata pelajaran matematika diantaranya adalah (1) Rendahnya belajar belajar siswa. (2) Pelajaran matematika kurang diminati oleh siswa. (3) Rendahnya Partisipasi siswa. (4) Tidak semua siswa memilki sumber belajar atau buku pegangan.

Rendahnya hasil belajar matematika, tentu saja tidak lepas dari peranan guru sebagai salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam belajar. Dalam pengajaran atau proses belajar mengajar guru memang berperan sebagai saudara sekaligus aktor. Artinya pada gurulah tugas dan tanggungjawab merencanakan dan melaksanakan pengajaran di sekolah. Rendahnya hasil belajar siswa merupakan permasalahan yang dihadapi oleh setiap guru.

(22)

hafalan dan banyak soal latihan tetapi siswa tidak tahu cara mengerjakannya.

Rendahnya partisipasi siswa dalam pelajaran matematika, hal tersebut dibuktikan dengan kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran siswa cenderung pasif tidak mau mengungkapkan pendapa, ketika diberi pertanyaan siswa diam, dan ketika suruh bertanya juga diam, dan sebagian siswa diberi pekerjaan rumah ( PR )siswa engan untuk mengerjakan dengan berbagai alasan. Dengan proses pembelajaran yang kurang bervariasi, guru hanya mengunakan metode cer,ah saja, sedangkan siswa pasif, juga menjadi faktor penyebab siswa bosan dan saat guru sedang memberikan materi kepada siswa akhirnya siswa ngobrol dengan temannya.

(23)

Dari permasalahan diatas, maka permasalahan tersebut mengenai rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran matematika perlu segera diatasi. Itulah sebabnya, peneliti memilih permasalahan tersebut harus segera diatasi dan dicari solusinya. Sesungguhnya permasalahan yang terjadi dikelas I MI Trimaja Danurejo mengenai rendahnya belajar siswa mata pelajaran matematika tentang materi penjumlahan dan pengurangan terjadi karena faktor yaitu : (1) Metode kurang tepat. (2) Partisipasi siswa rendah. (3) Cara mengajar guru monoton. (4) Rendahnya kempuan siswa dalam memahami materi. Dari faktor-faktor tersebut, cara mengajae guru.

Dari uraian diatas, sudah seharusnya permasalahan yang berupa rendahnya hasil belajar yang rendah perlu segera diselesaikan yaitu melalui penelitian tindakan kelas.

menurut peneliti solusi yang paling tepat digunakan untuk mencegah masalah pembelajaran matematika di kelas I Mi Trimaja Danurej, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang adalah dengan menggunakan metode demonstrasi dan drill (latihan), karena diapndang cocok diterapkan dalam pembelajaran matematika.

(24)

pada Siswa Kelas I MI Trimaja Danurejo Mertoyudan Magelang tahun pelajaran 2015/ 2016.

B. Rumusan Masalah Penelitia

Adapun rumusan masalah dari peneliti adalah bagaimana penggaruh penggunaaan metode demostrasi dan drill pada siswa kelas satu MI Trimaja Danurejo, Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang, tentang materi penjumlahan dan penguran, dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui apakah penggunaan Metode Demonstrasi dan Drill dapat menngkatkan prestasi belajar siswa dalam pelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan kelas I MI Trimaja Desa Danurejo Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2015/2016.

D. Manfaat Penelitian.

Berdasarkan tujuan Penelitian di atas, maka dapat diketahui manfaat penelitian ini yaitu:

1. Segi teoritis, diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran berupa ilmu pengetahuan, bagi pemilihan metode alat peraga, khususnya dalam pengunan metode Demostrasi dan Drill.

(25)

a. Bagi siswa, memperoleh pelajaran matematika yang lebih menyenangkan karena alat metode pembelajaran baru dan dapat meningkatkan prestasinya khususnya pada materimatematika. b. Bagi guru, sebagai masukan dalam pengelolaan kelas dan strategi

belajar mengajar yang aktif dengan alat peraga jaritmatika yang mudah dan menghemat biaya.

c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini akan memberikan ilmu yang berarti dalam rangka meningkatkan kualitas dan belajar mengajar bagi MI Trimaja Danurejo.

d. Bagi peneliti, mendapatkan pengalaman langsung dalam proses belajar mengajar mata pelajaran matematika sekaligus metode pengajaran yang dapat dilaksanakan dan dikembangkan kelak. Selain itu sebagai calon guru agar lebih siap dalam melaksanakan tugas sesuai dengan perkembangan zaman.

E. Metode Penelitian

Metode Penelitian adalah untuk mempermudah dalam pengumpulan data dan menganalisis data.

1. Rancangan penelitian

Dilihat dari data yang dianalisis, jenis penelitian ini adalah penelitin tindakan kelas (PTK).

(26)

a. Penelitian

Kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan atau metodologi tertentu untuk menemukan data akurat tentang hal-hal yang dapat meningkatkan mutu objek yang diamati. b. Tindakan

Gerakan yang dilakukan dengan sengaja dan terrencana dengan tujuan tertentu, dalam PTK, gerakan ini dikenal dengan siklus-siklus kegiatan untuk peserta didik.

c. Kelas

Tempat dimana terdapat sekelompok peserta didik yang dalam waktu bersamaan menerima pelajaran dari guru yang sama.

Dari ketiga pengertian di atas, yakni penelitian, tindakan, kelas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.

Pada tahap ini peneliti mementukan fokus peristiwa yang akan diamati. Adapun siklus dalam penelitian tindakan kelas adalah sebagi berikut.

2. Subjek Penelitian

a. Lokasi penelitian

(27)

b. Subjek penelitian

Dalam penelitian ini, subjek penelitiannya adalah seluruh siswa kelas I di MI Trimaja Desa Danurejo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2014/ 2015 sejumlah 27 siswa.

c. Waktu penelitian

Penelitian dilakukan kurang lebih selama 3 minggu yaitu pada tanggal 14-11 September 2015.

3. Langkah-langkah penelitian

Menurut Arikunto (2006: 16-19) langkah-langkah awal untuk dapat menyusun proposal PTK yaitu:

Gambar 1.1 Empat Langkah dalam PTK

Perencanaan

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Pelaksanaan Siklus II

Refleksi

Pengamatan

?

(28)

a. Perencanaan

PTK tidak ubahnya seperti penelitian-penelitian ilmiah lain yang selalu dipersiapkan secara matang. Langkah pertama adalah melakukan perencanaan secara matang dan teliti.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan adalah menerapkan apa yang telah direncanakan pada tahap satu, yaitu bertindak di kelas. Hendaknya perlu diingat bahwa tahap ini, tindakan harus sesuai dengan rencana, tetapi harus terkesan alamiah dan tidak direkayasa.

c. Pengamatan

Observasi yang dimaksud dalam tahap III adalah pengumpulan data. Dengan kata lain, observasi adalah alat untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. d. Refleksi

Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan.

4. Instrumen Penelitian

Menurut Kunandar (2011: 124) “instrumen penelitian adalah alat

pengumpul data”. Dalam penelitian ini instrumen yang dipakai oleh

(29)

5. Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah metode yang digunakan peneliti dalam merekam data (informasi) informasi yang dibutuhkan (Suyadi, 2010: 84). Dalam penelitian ini cara peneliti mengumpulkan data yaitu dengan metode sebagai berikut:

a. Tes formatif

Menurut Purwanto (1988: 143) tes formatif adalah tes yang diberikan kepada murid-murid pada setiap akhir program suatu pelajaran.Fungsinya untuk mengetahui sampai di mana pencapaian hasil belajar murid dalam penguasaan bahan atau materi pelajaran yang telah diberikan sesuai dengan tujuan instruksional khusus yang telah dirumuskan di dalam satuan pelajaran tersebut.Teknik ini peneliti gunakan untuk mengukur ketuntasan dan peningkatan prestasi siswa.Siswa dikatakan telah mencapai tingkat penguasaan materi apabila telah mencapai nilai minimal 70 dari target yang ditentukan.

b. Observasi atau pengamatan

(30)

peneliti gunakan untuk mengetahui sejauh mana keaktifan siswa dalam pembelajaran yang diterapkan tutor sebaya.

c. Wawancara

Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu (Wiriaatmadja, 2008, 117).Metode ini peneliti gunakan untuk mendapatkan keterangan yang relevan berkaitan dengan pemahaman siswa tentang materi alat indra.

d. Dokumentasi

Dokumenasi adalahuntuk mengumpulkan data dengan menggunakan dokumen yang berupa catatan hasil belajar, transkrip nilai, foto-foto, laporan pengamatan, tes dan dokumen lain yang mendukung. Dokumentasi ini peneliti gunakan untuk mengetahui keaktifan di kelas dalam proses belajar mengajar.

6. Analisis data

Analisis data yang telah terkumpul guna mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk perbaikan belajar siswa (Suyadi, 2010: 85)

(31)

Keterangan: P = Presentase F = frekuensi

N= jumlah seluruh siswa

F. Definisi Kata Operasional

1. Prestasi Belajar

Prestasi belajar dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia (Bakir S, 2006: 168) adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran dengan ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.

Dengan evaluasi pembelajaran guru akan mengetahui bagaimana prestasi dan kemajuan siswa, sehingga akan diketahui seberapa dalam siswa menyerap materi yang diberikan oleh guru.

2. Metode demonstrasi

Metode demonstras ialah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu kepada siswa.

(32)

murid untuk memperoleh jawaban dengan mengamati suatu proses atau peristiwa tertentu, misalnya bagaimana cara bekerjanya sebuah printer

3. Metode drill

Metode drll sering disebut juga latihan.Drill adalah latihan dengan praktek yang dilakukan berulang kali atau kontinyu untuk mendapatkan keterampilan dan ketangkasan praktis tentang pengetahuan yang dipelajari. Lebih dari itu diharapkan dengan drill diharapkan pengetahuan atau keterampilan yang telah dipelajari itu menjadi permanen, mantap, dan dapat dipergunakan setiap saat oleh yang bersangkutan

Metode drill atau latihan adalah suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. Metode drill adalah suatu metode dalam pengajaran dengan jalan melatih anak

didik terhadap bahan yang sudah diajarkan/ berikan agar memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari.

Menurut Djajadisastra (1982: 60) Metode Drill atau Latihan adalah kegiatan melakukan hal yang sama berulang – ulang secara sunguh-sunguh, dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosialsi atau penyempurnaan suatu keterampilan, agar menjadi sifat permanenn.

(33)

Menurut Kamus Bahasa Indnesia (Tim Redaksi, 2008: 997) Matematika Matematika ilmu tentang bilangan. Matematka merupakan salah satu mata pelajaran yang ada dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Menurut Herman (2007: 5) pembelajaran matematika di tingkat Sekolah Dasar mencangkup: belajar penemuan, belajar bermakna, dan belajar kontruktivisme. Ketiga hal tersebut saling melengkapi dalam pembelajaran matematika.

Penggabungan dua istilah prestasi belajar dan matematika uraian di atas dapat dibuat satu pengertian prestas belajar matematika meruakan penguasaan pengetahuan matematika yang dicapa oleh siswa setelah mempelajari materi pelajaran matematika dalam waktu tertentu.

5. Penjumlahan dan Pengurangan

Penjumlahhan adalah suatu proses untuk menemukan jumlah dua bilangan atau lebih.

Pengurangan adalah proses menemukan salah satu dari dua buah bilangan jika jumlahnya dan bilangan yang lain ditentukan.

G. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

(34)

jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan, (Sugiono, 2009: 64).

Adapun hipotesis yang penulis kemukakan adalah bahwa peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan metode demonstrasi dan drill pada materi penjumlahan dan pengurangan pada siswa kelas I MI Trimaja Danurejo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang.

Berdasarkan hipotesis di atas, maka indikator keberhasilannya dapat peneliti tunjukkan sebagai berikut:

Indikator Keberhasilan Sub Indikator Keberhasilan

Prestasi siswa dalam pelajaran matematika

 Siswa mampu mengetahui cara

penjumlahkan dengan metode demonstras dan drill

H. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam pembahasan penelitian ini, penulis menyusun dengan sistematikan sebagai berikut:

1. Bagian awal meliputi : Halaman sampul. 2. Bagian inti meliputi :

(35)

penelitian, defisini operasional, metodologi penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II Kajian pustaka menjelaskan tentang; pengunaan metode demonstrasi dan drill, presasi belajar, dan pelajaran matematika.

BAB III Pelaksanaan penelitian. Meliputi;diskripsi pelaksanaan siklus ( rencana, pelaksanaan, pengamatan, pengumpulan data, dan reflensi),diskripsi pelaksanan siklus II, diskripsi pelaksanan siklus III dan seterusnya.

BAB IV Hasil penelitian dan Pembahasan.Meliputi; diskripsi persiklus (data hasil pengamatan/wawancara, refleksi keberhasilan dan kegagalan), pembahasan.

BAB V Penutup.Meliputi ; kesimpulan dan saran.

3. Bagian akhir

Pada bagian terakhir memuat :

(36)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi

Kata “prestasi” berasal dari bahasa belanda yaitu

prestatie.Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang

berarti “hasil usaha”, prestasi disini hanya dibatasi dalam bidang

pendidikan khususnya dalam pelajaran Matematika. Prestasi yang dimaksud tidak lain adalah kemampuan, keterampilan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal.

2. Pengertian Belajar

(37)

Dengan demikian prestasi belajar adalah hasil usaha seseorang untuk perubahan tingkah laku kepada yang lebih baik ataupun perubahan yang lebih buruk.

a. Teori-teori belajar

Teori belajar yang dikenal dalam psikologi antara lain: 1) Teori conditioning

a) Teori classical conditionaling ( Pavlov dan Watson)

Gerakan-gerakan refleks itu dapat dipelajari, dapat berubah karena mendapat latihan.Sehingga dengan demikian dapat dibedakan dua macam refleks, yaitu refleks wajar (unconditioned reflex) dan refleks bersyarat/refleks yang dipelajari (conditioned reflex) yang terpenting dalam belajar menurutteori conditioning ialah adanya latihan-latihan yang kontinu.

b) Teori conditioning dari Guthrie

Guthrie mengemukakan bahwa Ulangan-ulangan atau latihan yang berkali-kali memperkuat asosiasi yang terdapat antara unit tingkah laku yang satu dengan unit tingkah laku yang berikutnya.

c) Teori Operant Conditioning (Skinner)

(38)

response (instrumental response) respon yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsang-perangsang tertentu. Seseorang anak yang belajar (telah melakukan perbuatan) lalu mendapat hadiah, maka ia akan menjadi lebih giat belajar (responnya menjadi lebih intensif/kuat).

d) Teori Systematic Behavior (Hull)

Clark C. Hull mengemukakan teorinya, yaitu bahwa suatu kebutuhan atau ”keadaan terdorong’’ (oleh motif, tujuan,

maksud, aspirasi, ambisi) harus ada dalam diri seorang yang belajar, sebelum suatu respon dapat diperkuat atas dasar pengurangan kebutuhan itu.

2) Teori Conectionism (Thorndike)

Proses belajar menurut Thorndike melalui proses:

a) Trial and error (mencoba-coba dan mengalami kegagalan)

dand

b) Law of effect yang berarti bahwa segala tingkah laku yang berakibatkan suatu keadaan yang memuaskan (cocok dengan tuntutan situasi) akan diingat dan dipelajari dengan sebaik-baiknya.

3) Teori Belajar menurut Psikologi Gestalt

(39)

dalam belajar pribadi atau organisme memegang peranan yang paling sentral. Belajar tidak hanya dilakukan secara reaktif-mekanistis belaka, tetapi dilakukan dengan sadar, bermotif dan

bertujuan (Purwanto, 1988: 91-105) b. Tujuan Belajar

Menurut Sardiman (2009: 26-28) tujuan belajar ada tiga jenis yaitu:

1) Untuk mendapatkan pengetahuan

Pemilikan pengetahuan dan kemampuan berpikir sebagai yang tidak dapat dipisahkan.

2) Penanaman konsep dan keterampilan

Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memperlukan suatu keterampilan yang berupa jasmani maupun rohani.Keterampilan memang dapat dididik, yaitu dengan banyak melatih kemampuan.

3) Pembentukan sikap

Dalam interaksi belajar-mengajar guru akan senantiasa diobservasi, dilihat, didengar, ditiru semua perilakunya oleh para siswanya.

Jadi pada intinya, tujuan belajar itu adalah ingin mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan penanaman sikap mental/nilai-nilai.

(40)

1) Agar seseorang benar-benar belajar ia harus mempunyai suatu tujuan.

2) Tujuan itu harus timbul dari atau berhubungan dengan kebutuhan hidupnya dan bukan karena dipaksa oleh orang lain.

3) Orang itu harus bersedia mengalami bermacam-macam kesukaran dan berusaha dengan tekun untuk mencapai tujuan yang berharga baginya.

4) Belajar itu harus terbukti dari perubahan tingkahlakunya. 5) Selain tujuan pokok yang hendak dicapai, diperolehnya juga

hasil-hasil sambilan atau sampingan.

6) Belajar lebih berhasil dengan jalan berbuat atau melakukan. 7) Seorang belajar sebagai keseluruhan, tidak dengan otaknya,

atau secara intelektual saja tetapi juga secara social, emosional, etis dan sebagainya.

8) Dalam hal belajar seseorang memperlukan bantuan dan bimbingan dari orang lain.

9) Untuk belajar diperlukan “insight”. Apa yang dipelajari harus benar-benar dipahami.

10)Di samping mengejar tujuan belajar yang sebenarnya, seorang sering mengejar tujuan-tujuan lain.

(41)

12)Ulangan dan latihan perlu akan tetapi harus didahului oleh pemahaman.

13)Belajar hanya mungkin kalau ada kemauan dan hasrat untuk belajar. (Abror, 1993: 92)

Jadi pada prinsipnya belajar itu harus mempunyai tujuan yang dapat merubah perilaku yang lebih baik, apa yang dipelajari harus benar-benar dipahami dan akan berhasil apabila adanya kemauan untuk belajar terus-menerus.

d. Macam-macam Evaluasi belajar

Evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti mengacu pada suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai sesuatu (Arifin, 1998: 1).

Evaluasi dapat dibagi menjadi 4 macam yaitu: 1) Evaluasi Formatif

- Fungsi: untuk memperbaiki proses belajar mengajar ke arah yang lebih baik, atau memperbaiki program satuan pengajaran yang telah digunakan.

- Tujuan: untuk mengetahui hingga di mana penguasaan murid tentang bahan yang telah diajarkan dalam suatu program satuan pelajaran.

2) Evaluasi Sumatif

(42)

semester, akhir tahun atau akhir dari suatu program bahan pengajaran dari suatu unit pendidikan.

- Tujuan: untuk mengetahui taraf hasil belajar yang dicapai oleh murid setelah menyelesaikan program bahan pengajaran.

c) Evaluasi Placement (penempatan)

- Fungsi: untuk mengetahui keadaan anak termasuk keadaan seluruh pribadinya, agar anak tersebut dapat ditempatkan pada posisinya yang tepat.

- Tujuan: untuk menempatkan anak didik pada kedudukan yang sebenarnya, berdasarkan bakat, minat, kemampuan, kesanggupan serta keadaan-keadaan lainnya, sehingga anak tidak mengalami hambatan dalm mengikuti setiap program/bahan yang disajikan guru.

d) Evaluasi Diagnostik

- Fungsi: untuk mengetahui masalah-masalah apa yang diderita atau yang mengganggu anak didik, sehingga ia mengalami kesulitan, hambatan atau gangguan ketika mengikuti program tertentu. Dan bagaimana usaha untuk memecahkannya.

(43)

kegiatan belajar mengajar pada suatu bidang studi atau keseluruhan program pengajaran (Ahmadi, 2004: 201-203)

Jadi dapat disimpulkan bahwa evaluasi digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar ke arah yang lebih baik, untuk menentukan angka/nilai murid setelah mengikuti program pengajaran, mengetahui keadaan anak termasuk keadaan seluruh pribadinya dan untuk mengetahui masalah-masalah apa yang diderita atau yang mengganggu anak didik, sehingga ia mengalami kesulitan, hambatan atau gangguan ketika mengikuti proses pembelajaran. e. Ciri-ciri perubahan tingkah laku belajar

Adapun ciri-ciri perubahan tingkah laku belajar menurut Slameto (1991: 3-5) sebagai berikut:

1) Perubahan yang terjadi secara sadar

Ini berarti bahwa individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi perubahan dalam dirinya.

2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional

(44)

3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Dalam perubahan belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan bertujuan untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumya.Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha individu sendiri.

4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.

5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Ini berarti bahwa perubahn tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.

6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku.

(45)

3. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia (Bakir S, 2006: 168) adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran dengan ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.

a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu.

Yang tergolong faktor internal adalah:

1) Faktor jasmani (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya.

2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas:

a) Faktor intelektif yang meliputi:

(1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.

(46)

b) Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan penyesuaian diri.

3) Faktor kematangan fisik maupun psikis. Yang tergolong faktor eksternal, ialah: a) Faktor sosial yang terdiri atas:

(1) Lingkungan keluarga (2) Lingkungan sekolah (3) Lingkungan masyarakat (4) Lingkungan kelompok

b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, tegnologi, kesenian.

c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan iklim.

4) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan (Ahmadi, 2004: 138)

Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi proses terjadinya belajar mengajar pada peserta didik sehingga itu perlu adanya perhatian yang sangat mendalam dari guru untuk melaksanakan kegiatan belajar-mengajar.

b. Fungsi prestasi belajar

(47)

prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing (Arifin, 1988:2-3).

Adapun fungsi utama prestasi belajar yaitu:

a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.

b. Prestasi belajar sebagai lambang pemusatan hasrat ingin tahu. c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inofasi pendidikan. d. Prestasi belajar sebagai indikator intern (bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan) dan ekstern (bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan anak didik di masyarakat) dari suatu institusi pendidikan.

e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik.

(48)

B. METODE PEMBELAJARAN DEMOSTRASI DAN DRILL

1. Pengertian Metode Pembelajaran a. Pengertian metode

Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan (Djamarah, 1997: 84-85)

b. Kedudukan metode dalam belajar mengajar

Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah, bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang diikat ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar.

Kedudukan metode belajar mengajar menurut Djamarah (1997: 82-85) adalah sebagai berikut:

1) Metode sebagai Alat Motivasi Ekstrinsik

(49)

menurut Sardiman (1988: 90) adalah motif-motif yang aktif dan berbagai fungsinya, karena adanya perangsang dari luar.Karena itu, metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang. 2) Metode sebagai Strategi Pengajaran

Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama.Cepat lambatnya penerimaan anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan menghendaki pemberian waktu yang bervariasi, sehingga penguasaan penuh dapat tercapai. Untuk itu guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan .salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar.

3) Metode sebagai Alat untuk Mencapai Tujuan

(50)

kegiatan belajar mengajar yang dilakukan tanpa mengindahkan tujuan.

Metode mengajar sangat penting kedudukannya karena merupakan sarana komunikasi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian ketepatan sebuah metode yang perlu diperhatikan sesuai dengan strategi dan tujuan pengajaran serta kemampuan guru dalam mengelola kelas.

2. Pengertan Metode Demonstrasi

Metode demonstras ialah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu kepada siswa.

Metode Demonstrasi adalah sebuah metode yang bersifat Ekspositori atau Metode belajar yang bersifat memberi dan menerima (guru memberi ilmu kepada murid). Metode ini cukup efektif karena membantu para murid untuk memperoleh jawaban dengan mengamati suatu proses atau peristiwa tertentu, misalnya bagaimana cara bekerjanya sebuah printer.

(51)

pengertian tersebut dalam prakteknya demonstrasi dapat dilakukan oleh guru atau anak didik itu sendiri. Metode demonstrasi cukup baik apabila digunakan dalam penyampaian bahan pelajaran Fiqh, misalnya cara berwudhu, shalat, memandikan orang mati, tawaf pada waktu haji dan lain-lain. Dalam menggunakan metode demonstrasi sebaiknya guru mendemonstrasikan pelajaran atau materi yang akan diajarkan terlebih dahulu dengan sebaik-baiknya, baru diikuti oleh siswa sesuai dengan petunjuk. Penulis menganggap bahwa metode demonstrasilah yang paling sesuai untuk menyampaikan materi shalat fardhu, karena selain siswa dapat melihat cara melaksanakan sholat fardhu, siswa juga bisa mempraktekkan secara langsung. Sehingga siswa mempunyai pengalaman dalam pembelajaran.

Setiap metode pasti mempunyai kelebihan dan kelemahan, begitu pula dengan metode demonstrasi dan drill. Adapun kelebihan metode demonstrasi antara lain:

1. Perhatian siswa dapat dipusatkan dan titik berat yang dianggap penting oleh guru dapat diamati

2. Perhatian siswa akan lebih terpusat pada apa yang didemonstrasikan, jadi proses pembelajaran akan lebih terarah dan akan mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain 3. Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses

belajar

(52)

5. Bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang disampaikan

6. Dapat mengurangi kesalah pahaman karena pengajaran lebih jelas dan konkrit

7. Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap siswa karena ikut serta berperan secara langsung

Selain kelebihan metode drill juga mempunyai beberapa kelemahan, kelemahan metode demonstrasi antara lain:

1. Memerlukan waktu yang cukup banyak

2. Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang efisien

3. Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli bahan-bahannya

4. Memerlukan tenaga yang tidak sedikit

5. Apabila siswa tidak aktif maka metode demonstrasi menjadi tidak efektif.

6. Kadang-kadang peserta didik melihat suatu proses yang didemonstrasikan berbeda dengan proses sebenarnya

7. Daya tangkap setiap peserta didik berbeda, sehingga guru harus mengulang-ulang suatu bagian yang sama agar peserta didik dapat mengikuti pelajaran.

(53)

demonstrasi. Adapun beberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk mengurangi kelemahan dari metode demonstrasi tersebut, diantaranya:

1. Mengarahkan demonstrasi tersebut sedemikian rupa sehingga peserta didik memperoleh pengertian dan gambaran yang benar, pembentukan sikap serta kecakapan praktis

2. Menentukan hasil yang ingin dicapai dalam jam pelajaran atau pertemuan tersebut

3. Memilih dan mengumpulkan alat-alat demonstrasi yang akan digunakan

4. Mengusahakan agar seluruh peserta didik dapat mengikuti pelaksanaan demonstrasi sehingga mereka memperoleh pengertian dan pemahaman yang sama

5. Memberikan pengertian yang sejelas-jelasnya tentang landasan teori dari topik yang didemonstrasikan

6. Mendemonstrasikan hal-hal yang bersifat praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-hari

7. Menetapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang dilaksanakan dan mengadakan try out (uji coba) sebelum mengadakan demonstrasi, sehingga dalam pelaksanaannya tepat sasaran dan lebih efisien.

3. Pengertian Metode Drill

(54)

mendapatkan keterampilan dan ketangkasan praktis tentang pengetahuan yang dipelajari. Lebih dari itu diharapkan dengan drill diharapkan pengetahuan atau keterampilan yang telah dipelajari itu menjadi permanen, mantap, dan dapat dipergunakan setiap saat oleh yang bersangkutan.

Metode drill atau latihan adalah suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari.

Metode drill adalah suatu metode dalam pengajaran dengan jalan melatih anak didik terhadap bahan yang sudah diajarkan/ berikan agar memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari.

Sama halnya dengan metode demonstrasi, metode drill juga mempunyai beberapa kelebihan.Kelebihan metode drillantara lain:

a. Bahan yang diberikan secara teratur, tidak loncat-loncat dan step by step akan melekat pada diri anak

b. Bisa menghemat waktu karena kesalahan yang terjadi dapat langsung dibetulkan oleh guru

c. Membentuk pengetahuan dan keterampilan yang siap pakai d. Memperoleh kecakapan motoris seperti melafakan huruf,

(55)

f. Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi dalam pelaksanaannya

g. Pembentukan kebiasaan-kebiasaan membuat gerakan yang komplek dan rumit menjadi otomatis

h. Memungkinkan untuk memperdalam secara spesifik i. Dapat menambah minat siswa terhadap pelajaran j. Materi difokuskan pada komponen yang spesifik

k. Menambah kesiapan siswa dan meningkatkan kemampuan respon secara cepat.

Selain kelebihan metode drill juga mempunyai kekurangan, kekurangan metode drill tersebut antara lain:

a. Membentuk kebiasaan yang kaku

b. Menimbulkan adaptasi yang mekanis terhadap masalah yang terjadi di lingkungannya

c. Menimbulkan verbalisme d. Menimbulkan kebosanan

e. Menghambat bakat dan inisiatif siswa

f. Bisa menimbulkan kesalahan atau respon yang tidak pada tempatnya

g. Terlalu menekan kemampuan siswa

(56)

a. Latihan yang dilakukan jangan sampai membosankan anak didik, gunakan waktu yang cukup singkat

b. Latihan diatur sedemikian rupa sehingga menarik perhatian siswa dan menyenangkan

c. Agar siswa tidak ragu maka perlu diberikan pengertian dasar tentang materi yang akan diberikan dalam latihan

Jadi metode drill berfungsi untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang digunakan untuk memperoleh ketangkasan, ketetapan, dan keterampilan tentang sesuatu yang diperlajari.

Metode drill pada Penelitian ini penulis gunakan untuk memperoleh ketrampilan dalam menghtung dan mengurangi. Hal ini dirasa perlu karena seorang siswa yang tidak bisa menghitung dan mengurang , maka siswa tersebut tidak akan bisa mengerjakan atau paham materi matematika dengan benar. Jadi agar siswa benar-benar bisa menghitung, menjumlahkan dan menguranggidengan maka siswa perlu diberikan latihan secara berulang-ulang. Latihan ini dilakukan dengan cara siswa diberikan soal – soal latihan penjumlahan dan pengurangan bacaanagar siswa mengetahui penghitungan, serta siswa mengetahui cara mengerjakan penjumlahan dan pengurangan.

(57)

Menurut Djajadisastra dalam bukunya Metode-metode mengajar I

(Angkasa, 1982:61) langkah-langkah pembelajaran metode drill dilaksanakan

sebagai berikut :

a. Kegiatan Guru

1. mempersiapakan pernyataan-pernyataan atau perintah-perintah

berserta jawabannya.

2. mengajukan pertanyaan secara lisan, tertulis atau memberikan

perintah untuk sesuatau.

3. mendengarkan jawaban lisan atau memberi jawaban tertulis atau

melihat gerakan yang dilakukan.

4. mengajukan kembali berulang-ulang pertanyaan atau perintah yang

telah diajukan dan diodengar jawababya. frekuensi pengajuan

pertanyaan atau jawaban yang sama itu btergantung pada nilai guru

sendiri

5. mengajukan pertanyaan atau perintah berikutnya,

b. Kegiatan Murid

1. mendengarkan baik-baik pertanyaan atau perintah yang diajukan guru

kepadanya.

2. menjawab pertanyaan secara lisan atau tertulis atau melakukan

gerakan seperti yang diperintahkan.

3. mengulang kembali jawaban atau gerakan sebanyak permintaan guru.

4. mendengarkan pertanyaan atau perintah berikutnya.

(58)

1. Pengertian Matematika

Menurut Kamus Bahasa Indnesia (Tim Redaksi, 2008: 997) Matematika Matematika ilmu tentang bilangan. Matematka merupakan salah satu mata pelajaran yang ada dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Menurut Herman (2007: 5) pembelajaran matematika di tingkat Sekolah Dasar mencangkup: belajar penemuan, belajar bermakna, dan belajar kontruktivisme. Ketiga hal tersebut saling melengkapi dalam pembelajaran matematika.

Penggabungan dua istilah prestasi belajar dan matematika uraian di atas dapat dibuat satu pengertian prestas belajar matematika meruakan penguasaan pengetahuan matematika yang dicapa oleh siswa setelah mempelajari materi pelajaran matematika dalam waktu tertentu.

2. Fungsi Mata Pelajaran Matematika

(59)

jalan mencapai penguasaan kompetensi. Fungsi lain mata pelajaran matematika sebagai: alat, pola pikir, dan ilmu atau pengetahuan. Ketiga fungsi matematika tersebut hendaknya dijadikan acuan dalam pembelajaran matematika sekolah.

Dengan mengetahui fungsi-fungsi matematika tersebut diharapkan kita sebagai guru atau pengelola pendidikan matematika dapat memahami adanya hubungan antara matematika dengan berbagai ilmu lain atau kehidupan. Sebagai tindaklanjutnya sangat diharapkan agar para siswa diberikan penjelasan untuk melihat berbagai contoh penggunaan matematika sebagai alat untuk memecahkan masalah dalam mata pelajaran lain, dalam kehidupan kerja atau dalam kehidupan sehari-hari. Namun tentunya harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa, sehingga diharapkan dapat membantu proses pembelajaran matematika di sekolah.

(60)

merupakan pembentukan pola pikir dalam pemahaman suatu pengertian maupun dalam penalaran suatu hubungan di antara pengertian-pengertian itu.

Dalam pembelajaran matematika, para siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat yang dimiliki dan yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek (abstraksi). Dengan pengamatan terhadap contoh-contoh diharapkan siswa mampu menangkap pengertian suatu konsep. Selanjutnya dengan abstraksi ini, siswa dilatih untuk membuat perkiraan, terkaan, atau kecenderungan berdasarkan kepada pengalaman atau pengetahuan yang dikembangkan melalui contoh-contoh khusus (generalisasi). Di dalam proses penalarannya dikembangkan pola pikir induktif maupun deduktif. Namun tentu kesemuanya itu harus disesuaikan dengan perkembangan kemampuan siswa, sehingga pada akhirnya akan sangat membantu kelancaran proses pembelajaran matematika di sekolah.

(61)

Dalam buku standar kompetensi matematika Depdiknas, secara khusus disebutkan bahwa fungsi matematika adalah mengembangkan kemampuan berhitung, mengukur, menurunkan rumus dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui pengukuran dan geometri, aljabar, peluang dan statistika, kalkulus dan trigonometri. Metamatika juga berfungsi mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan melalui model matematika, diagram, grafik, atau tabel.

3. Ruang Lingkup Matematika

Pembelajaran matematika di sekolah diarahkan pada pencapaian standar kompetensi dasar oleh siswa. Kegiatan pembelajaran matematika tidak berorientasi pada penguasaan materi matematika semata, tetapi materi matematika diposisikan sebagai alat dan sarana siswa untuk mencapai kompetensi. Oleh karena itu, ruang lingkup mata pelajaran matematika yang dipelajari di sekolah disesuaikan dengan kompetensi yang harus dicapai siswa.

(62)

dan materi pokok, untuk setiap aspeknya. Pengorganisasian dan pengelompokan materi pada aspek tersebut didasarkan menurut kemahiran atau kecakapan yang hendak ingin di capai.

Merujuk pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai siswa maka ruang lingkup materi matematika adalah aljabar, pengukuran dan geomerti, peluang dan statistik, trigonometri, serta kalkulus.

4. Materi Penjumlahan dan Pengurangan

A. Menjumlah dan mengurang bilangan

a. Mengingat penjumlahan dan pengurangan sampai dengan

20

Contoh :

Buah jagung, bentuk penjumlahannya 2 + 1 = 3 atau bentuk pengurangannya 3 – 1 = 2

17 + 3 = 20 20 – 3 = 17 20 – 17 = 3

b. Menggunakan sifat operasi hitung pertukaran dan

pengelompokan

1) Sifat pertukaran

Contoh :  8 + 3 = 11

(63)

Perhitungan yang di cetak tebal menunjukkan lebih muda dan cepat  6 + 4 = 4 + 6 = 10

Contoh sifat pertukaran pada penjumlahan 2) Sifat pengelompokan

Contoh :

 (3 + 4) + 6 = 3 + (4 + 6) = 13

 (2 + 8) + 7 = 2 + (8 + 7) = 17

Contoh sifat pengelompokan pada penjumlahan B. Menggunakan nilai tempat

a. Menulis bilangan dua angka

1) Bilangan 21 sampai dengan

Contoh :

 40 + 2 = 41 dibaca empat puluh dua

 30 + 6 = 36 dibaca tiga puluh enam

 20 + 4 = 24 dibaca dua puluh empat

2) Bilangan 51 sampai dengan 100

 90 + 8 = 98 dibaca sembilan puluh delapan

 80 + 2 = 82 dibaca delapan puluh dua

 60 + 6 = 66 dibaca enam puluh enam

b. Menentukan nilai tempat puluhan dan satuan

Contoh :

(64)

20 + 5 = 25

 4 puluhan + 7 satuan = 47

40 + 7 = 47

c. Menjumlah dua bilangan tanpa menyimpan

1) Menjumlah dua bilangan dua angka hasil sampai

dengan 50

Contoh :

 30 + 20 = 50

 20 + 20 = 40

 10 + 20 = 30

2) Menjumlah dua bilangan dua angka hasil sampai

dengan 100

Contoh : 40 + 20 = 60

40 = satuan 0 + 0 = 0 20 = puluhan 4 + 2 = 6

Hasilnya 6 puluhan + 0 satuan = 60

3) Menjumlah bilangan dua angka dan satu angka hasil

sampai dengan 100 Contoh :

d. Menjumlah dua bilangan dengan satu kali menyimpan

(pengayaan)

(65)

15 + 8 =23 16 + 6 = 22

16 satuan 6 + 6 = 12 ditulis 2 simpan 1 puluhan Puluhan 1 (simpanan) + 1 = 2

Hasilnya 2 puluhan +2 satuan = 22

e. Mengurangkan dua bilangan tanpa meminjam

1) Mengurangkan bilangan dua angka dari bilangan dua

angka lain bilangan paling besar 50 Contoh :

30 – 10 = 20 40 – 15 = 25

2) Mengurangkan bilangan dua angka dari bilangan

dua angka

Contoh : 60 – 10 = 50 80 – 22 = 58

3) Mengurangkan bilangan satu angka dari bilangan

dua angka

Contoh : 28 + 6 = 34 64 + 4 = 69

f. Memecahkan masalah sehari-hari dengan penjumlahan dan

(66)

Contoh :

Panen jagung pak Banu 46 karung, panen jagung pak gandi 50 karung berapa karung jumlah panen jagung pak banu dan pak gandi ?

Jawab : 46 + 50 = 96

(67)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Diskripsi pra siklus

Pra siklus dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus 2015. Guru menjelaskan materi penjumlahan kepada siswa terlebih dahulu, setelah siswa paham dengan matri tersebut. Guru memberikan soal tentang materi penjumlahan.

Tahap-tahap yang dilakukan adalah: a. Kegiatan awal

1) Guru memberikan salam, membaca basmalah bersama 2) Guru mengkondisikan kelas.

3) Guru mengabsen, menanyakan keadaan siswa dan menyiapkan buku Matematika.

b. Kegiatan inti

1) Guru menjelaskan materi tentang penjumlahan dengan cara bersusun pendek dan cara bersusun panjang.

2) Siswa mendengarkan dengan tenang penjelasan dari guru. 3) Guru memberikan pertanyaan kepada siswa yang berkaitan

dengan penjumhan tanpa menyimpan dengan cara mencongak. 4) Siswa yang dapat menjawab mengacungkan jari.

(68)

c. Kegiatan akhir

1) Guru dan siswa menyimpulkan materi

2) Guru dan siswa mengucapkan hamdalah bersama, salam penutup

B. Deskripsi Siklus I

1. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti merencanakan:

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), memuat serangkaian kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode demostrasi dan drill.

b. Merancang metode pembelajaran demostrasi dan drill. Langkah-langkah: 1) setelah guru menjelaskan materi dalam pra siklus, 2) member soal berupa pilihan ganda dan uraian ., 3) pemberia penghargaan kepada siswa yang berprestasi.

c. Menyusun alat evaluasi dan alat observasi. 2. Tindakan

Siklus I dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus 2015 penelitian siklus I sudah menggunakan metode demostrasi.

Tahap-tahap yang dilakukan adalah: a. Kegiatan awal

(69)

2) Guru memperkenalkan diri, absen, menanyakan keadaan siswa dan menyiapkan buku Matematika.

3) Guru menjelaskan kepada siswa metode yang akan diterapkan, sehingga anak lebih bersemangat.

4) Melaksanakan pre test. b. Kegiatan inti

1) Mengondisikan untuk pembagian kelompok

2) Memberi penjelasan tentang penjumlahan dan pengurangan. 3) Memberi lembar soal kepada siswa.

4) Guru mendampingi selama kegiatan berlangsung. 5) Guru mengondisikan kelas.

c. Kegiatan akhir

1) Guru dan siswa menyimpulkan hasil pekerjaan siswa.

2) Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa mengenai materi yang belum jelas.

3) Melaksanakan pos test

4) Guru dan siswa mengucapkan hamdalah bersama, salam penutup.

3. Observasi

(70)

4. Refleksi

Pengamat mencatat hal-hal yang mendukung dan menghambat proses pelaksanaan pembelajaran untuk dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.

C. Deskripsi Siklus II

1. Perencanaan

Tahap perencanaan siklus II meliputi:

a. Menentukan waktu pelaksanaan siklus II yaitu pada Tangga 28 Agustus 2015.

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), memuat serangkaian kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode demostrasi dan drill.

c. Menyiapkan materi Matatika tentang penjumlahan dan pengurangan.

(71)

2. Tindakan

a. Kegiatan awal

1) Guru memberikan salam, membaca basmalah, absen dengan “lagu” (good morning) bersama dan menanyakan keadaan

siswa.

2) Guru mengondisikan kelas dengan mengajak siswa menirukan “lagu” (atas ada Allah)

3) Melaksanakan pre test b. Kegiatan inti

1) Pembagian kelompok 2) Penyampaikan materi. 3) Pemberian soal.

4) Guru mendampingi selama diskusi berlangsung.

c. Kegiatan akhir

1) Guru dan siswa menyimpulkan tentang hasil diskusi. 2) Melaksanakan post test.

3) Guru mengondisikan kelas.

(72)

3. Observasi

Hasil observasi menunjukkan adanya faktor pendukung dan factor penghambat dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan metode demostrasi dan drill pada mata pelajaran Matematika.

4. Refleksi

Pengamat mencatat hal-hal yang mendukung dan menghambat proses pelaksanaan pembelajaran untuk dilakukan perbaiakn pada siklus berikutnya.

D. Diskripsi Siklus III

1. Perencanaan

Tahap perencanaan siklus III meliputi:

a. Menentukan waktu pelaksanaan siklus III yaitu pada tanggal 11 September 2016

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), memuat serangkaian kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode demostrasi dan drill.

(73)

d. Menyiapkan metode pembelajaran ( alat peraga ) sebelum pelaksanaan jadwal siklus III

e. Menyusun alat evaluasi dan menyiapkan alat observasi.

2. Tindakan

a. Kegiatan awal

1) Guru memberikan salam, membaca basmalah, absen dengan

“lagu” (good morning) bersama dan menanyakan keadaan

siswa.

2) Guru mengondisikan siswa dengan mengajak menirukan “lagu”

(atas ada Allah) 3) Melaksanakan pre test b. Kegiatan inti

1) Pembagian kelompok

2) Penjelasan Materi penjumlahan dan pengurangan. 3) Member soal latihan kepad siswa tiap kelompok. 4) Guru mendampingi selama diskusi berlangsung. c. Kegiatan akhir

1) Guru dan siswa menyimpulkan tentang hasil diskusi. 2) Melaksanakan post test.

(74)

4) Guru dan siswa mengucapkan hamdalah bersama, salam penutup.

3. Observasi

Hasil observasi menunjukkan adanya faktor pendukung dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada kelas I B, sedangkan faktor penghambat berkurang pada pelaksanaan siklus III.

4. Refleksi

(75)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data dan Hasil Penelitian

1. Siklus I

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus 2015 di kelas I B dengan jumlah 27 siswa. Adapun poses belajar mengacu pada rencana pembelajaran yang telah disiapkan. Sebagai nilai patokan ketuntasan digunakan nilai Ketuntasan Kriteria Minimal (KKM) kelas I pada mata pelajaran matematika, yaitu 70.

Berdasarkan hasil pre test dan post test diperoleh data sebagai berikut.

Data prestasi siswa siklus I

Tabel 4. 1 Data Prestasi Siswa Siklus I

Daftar Nilai Siklus I

No Nama Pre test Post test

1 A 60 65

(76)

3 C 55 65

4 D 75 85

5 E 60 65

6 F 70 75

7 G 45 60

8 H 65 69

9 I 50 65

10 J 70 80

11 K 80 95

12 L 60 65

13 M 80 96

14 N 75 90

15 O 80 92

16 P 85 96

17 Q 45 63

18 R 85 97

19 S 60 65

20 T 70 87

21 U 70 81

22 V 60 65

(77)

24 X 70 78

25 Y 50 60

26 Z 50 64

27 ZZ 65 70

2. Siklus II

Siklus II dilaksanakan pada tanggal 28 Agustus 2015 di kelas IB dengan jumlah 27 siswa. Berdasarkan hasil pre test dan post test diperoleh data sebagai berikut.

Data prestasi siswa siklus II

Tabel 4.2 Data Prestasi Siswa Siklus II

Daftar Nilai Siklus II

No Nama Pre test Post test

1. A 60 65

2. B 86 90

3. C 65 75

4. D 90 96

5. E 70 78

6. F 90 94

7. G 60 64

8. H 80 83

(78)

10. J 80 86

11. K 95 95

12. L 80 84

13 M 94 96

14 N 80 89

15 O 86 92

16 P 96 100

17 Q 60 65

18 R 94 97

19 S 65 89

20 T 80 87

21 U 68 81

22 V 50 65

23 W 90 93

24 X 70 78

25 Y 55 60

26 Z 64 64

27 ZZ 86 92

(79)

Siklus II dilaksanakan pada tanggal 11 September 2015 di kelas IB dengan jumlah 27 siswa. Berdasarkan hasil pre test dan post test diperoleh data sebagai berikut:

Data prestasi siswa siklus III

Tabel 4.3 Data Prestasi Siswa Siklus III

Daftar Nilai Siklus III

No Nama Pre test Post test

1. A 66 70

2. B 90 91

3. C 70 76

4. D 90 94

5. E 74 78

6. F 90 94

7. G 55 60

8. H 84 89

9. I 60 65

10. J 80 86

11. K 92 95

12. L 80 84

(80)

14. N 82 89

15. O 90 92

16. P 93 96

17. Q 66 70

18. R 97 100

19. S 84 89

20. T 80 87

21. U 78 81

22. V 69 73

23. W 90 93

24. X 74 78

25. Y 60 64

26. Z 70 74

27. ZZ 86 92

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Setelah melakukan berbagai kegiatan mulai dari kegiatan siklus I, siklus II dan siklus III diperoleh data ketuntasan belajar Matematika. Berikut ini data hasil penelitian pada siklus I, Siklus II dan Siklus III: 1. Data ketuntasan siswa siklus I

Tabel 4. 4 Data Ketuntasan Siswa Siklus I

(81)

No Nama Pre test Post test

1. A 66 70

2. B 90 91

3. C 70 76

4. D 90 94

5. E 74 78

6. F 90 94

7. G 55 60

8. H 84 89

9. I 60 65

10. J 80 86

11. K 92 95

12. L 80 84

13 M 90 96

14 N 82 89

15 O 90 92

16 P 93 96

17 Q 66 70

18 R 97 100

19 S 84 89

(82)

21 U 78 81

22 V 69 73

23 W 90 93

24 X 74 78

25. Y 60 64

26. Z 70 74

27. ZZ 86 92

Jumlah 1790 2071

Nlai rata-rata 66,29 76,70

Jumlah siswa yang tuntas 14 siswa/37,8 % 16siswa/43,2% Peningkatan yang terjadi 2 siswa/ 5,4%%

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa antara pre test dan post test mengalami peningkatan. Siklus I ini, hasil pre test siswa yang dapat mencapai KKM sebanyak 14 siswa atau 37,8 %,

(83)

Berdasarkan pengamatan dan refleksi pada siklus I ini, terdapat faktor pendukung dan faktor penghambat dari guru dan siswa beserta ide perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus selanjutnya. Berikut ini tabel hasil pengamatan dan penjelasannya:

a. Hasil pengamatan guru siklus I

Tabel 4. 5 Pengamatan Guru Siklus I

(84)
(85)

Pelaksanaan b. Hasil pengamatan siswa siklus I

Tabel 4. 6 Pengamatan Siswa Siklus I

Gambar

Gambar 1.1 Empat Langkah dalam PTK
Tabel 4. 1 Data Prestasi Siswa Siklus I
Tabel 4.2  Data Prestasi Siswa Siklus II
Tabel 4.3  Data Prestasi Siswa Siklus III
+7

Referensi

Dokumen terkait

4.4 menyusun teks interaksi transaksional lisan dan tulis sangat pendek dan sederhana yang melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait nama dan jumlah

Harga yang disebut dalam surat penawaran meliputi harga pencetakan surat suara untuk keperluan pemilihan umum Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Batubara pada putaran

yang cukup besar yang mengakibatkan produksi tanaman buncis pada tahun 2014. kembali

maka pihak yang akan mendapatkan hak guna bangunan akan mengosongkan bangunan yang ada di atas obyek pemberian hak dan menyerahkannya kepada pihak pemegang hak

Oleh karena itu, soal Ujian Sekolah harus sebagai alat pengukur hasil belajar peserta didik yang mampu memberikan informasi yang

Dari beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang telah di jabarkan di atas antara lain, inteligensi, latar belakang ekonomi, pemanfaatan media belajar, motivasi

198.825.000,- ( Seratus Sembilan puluh delapan juta delapan ratus dua puluh lima ribu rupiah), maka dengan ini Pejabat Pengadaan Mengumumkan Penetapan Penyedia Jasa

Gambar 4.55 Perancangan Form Manual Guide 253 Gambar 4.56 Perancangan Laporan Produk 253 Gambar 4.57 Perancangan Laporan Persediaan Barang 254 Gambar 4.58 Perancangan