Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan yang
diambil atas dasar pembahasan. Sedangkan saran dilaksanakan dari
11
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Umum
2.1.1 Definisi Humas
Menurut W. Emerson Reck dalam Kusandang seperti dikutip dalam Astuty et
al (2017:102) Public Relations adalah:
Kelanjutan dari proses penetapan kebijaksanaan, pelayanan, dan sikap yang disesuaikan dengan kepentingan orang atau golongan agar orang atau lembaga itu memperoleh kepercayaan dan jasa baik dari mereka, sedangkan pelaksanaan kebijaksaan, pelayanan dan sikap itu adalah untuk menjamin adanya pengertian dan penghargaan yang sebaik-baiknya.
Selain itu juga dikemukakan definisi lain dari Culip dan Center dalam
Kusandang seperti yang dikutip Astuty et al. (2017:102) adalah:
Suatu kegiatan komunikasi dan penafsiran, serta komunikasi dan penafsiran, serta komunikasi-komunikasi dan gagasan-gagasan dari suatu lembaga kepada publiknya, pengkomunikasian informasi, gagasan-gagasan, serta pendapat dari publiknya itu kepada lembaga tadi, dalam usaha yang jujur untuk menumbuhkan kepentingan bersama sehingga dapat tercipta suatu persesuaian yang harmonis dari lembaga itu dengan masyarakatnya.
Sedangkan menurut Datuela (2013) Public Relations atau dalam Bahasa Indonesia ialah Hubungan Masyarakat (HUMAS) adalah “Seni menciptakan
pengertian publik yang lebih baik sehingga dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap suatu individu/organisasi”.
Menurut IPRA (International Public Relation) dalam Datuela (2013) Public
Relations adalah “fungsi manajemen dari ciri yang terencana dan berkelanjutan melalui organisasi dan lembaga swasta publik untuk memeperoleh pengertian,
simpati, dan dukungan dari mereka yang terkait atau mungkin ada hubungannya
dengan penelitian opini publik di antara mereka.”
2.1.2 Tugas dan Fungsi Humas
1. Tugas Humas
Tugas seorang praktisi Humas menurut Cutlip Center dan Broom dalam
Firsan seperti yang dikutip oleh Atina (2018:5) yaitu:
a. Menulis dan mengedit. Yaitu menyusun rilis berita dalam bentuk cetak
atau siaran, cerita future, newsletter untuk karyawan dan ekternal
stakeholder, korespondensi, pesan, website, dan pesan media online lainnya, laporan tahunan dan stakeholder, pidato, brosur, film, dan scipt
slide-show, artikel publikasi, dan materi-materi pendukung teknis lainnya. b. Hubungan media dan penempatan media yaitu mengontak media Koran,
majalah, suplemen mingguan, penulis freelance, agar mereka
mempublikasikan atau menyiarkan berita tentang oganisasi itu sendiri.
Merespon pemintaan informasi oleh media, meverifikasi berita, dan
membuka akses ke sumber otorisasi.
c. Riset, yaitu mengumpulkan informasi tentang opini publik, trend, isu
hangat, dan liputan media.
d. Manajemen dan administrasi, yaitu pemrograman dan perencanaan dengan
bekerjasama dengan manager lain.
e. Konseling, yaitu memberi saran kepada manajemen dalam masalah social,
f. Acara special, yaitu mengatur dan mengelola konferensi pers pada
kegiatan-kegiatan yang diadakan di organisasinya.
g. Pidato, yaitu tampil didepan publik, memberikan sambutan dan mengelola
biro juru bicara untuk menjelaskan platform orgnisasi didepan publik.
h. Produksi, yaitu membuat saluran komunikasi dengan keahlian dan
pengetahuan multimedia.
i. Pelatihan, yaitu menyiapkan eksekutif dan juru bicara lain untuk
manghadapi media dan tampil dihadapan publik.
Sedangkan menurut Oxley dalam Iriantara (2013:6-7) mencakup:
a. Memberi saran kepada manajemen tentang semua perkembangan internal
dan eksternal yang mungkin memengaruhi hubungan organisasi dengan
publik-publiknya.
b. Meneliti dan menafsirkan untuk kepentingan organisasi, sikap
publik-publik utama pada saat ini atau antisipasi sikap publik-publik-publik-publik utama
terhadap organisasi.
c. Bekerja sebagai penghubung (liaison) antara manajemen dan
publik-publiknya; dan
d. Memberi laporan berkala kepada manajemen tentang semua kegiatan yang
2. Fungsi Humas
Ada lima fungsi humas menurut Ruhiyat dalam Leliana (2015:25) yaitu:
a. Hubungan Pers; Menyajikan berita dan informasi tentang organisasi secara
positif.
b. Publikasi Produk; Mensponsori berbagai usaha untuk mempublikasikan
produk organisasi.
c. Komunikasi perusahaan; Mempromosikan pemahaman tentang organisasi
yang bersangkutan, baik melalui komunikasi internal maupun eksternal.
d. Lobi; Berhubungan dengan pemerintah guna mendukung atau menentang
UU dan perusahaan.
e. Pemberian Nasihat; Menasehati manajemen mengenai masalah publik,
posisi, serta citra perusahaan.
Pendapat dari Edward L. Bernay, dalam bukunya Public Relations, University
of Oklahoma Press, seperti dikutip oleh Polii (2013) menjelaskan bahwa humas memiliki tiga fungsi utama yaitu:
a. Memberikan penerangan kepada masyarakat.
b. Melakukan pesuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat
secara langsung.
c. Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu badan
2.1.3 Peran Humas
Menurut Dozier & Broom dalam Yuliardi & Setiawati (2014:65) peranan
humas dapat dibagi menjadi empat kategori:
1. Expert Prescriber : Public relations berperan sebagai penasehat ahli,
sehingga dituntut untuk mencarikan solusi dalam menyelesaikan masalah
dengan publik perusahaan atau organisasi
2. Communications Facilitator : Public relations berperan sebagai fasilitator
antara perusahaan dengan publiknya. Dimana public relations membantu
pihak manajemen sebagai pendengar apa yang diinginkan dan diharapkan
oleh publik. Begitu juga sebaliknya, public relations diharapkan dapat
memberikan penjelasan informasi, keinginan, dan harapan organisasi kepada
publik. Tujuannya adalah agar tercipta saling mempercayai, menghargai, dan
mendukung satu dengan yang lainnya.
3. Problem Solving Process Fasilitator : Public relations menjadi fasilitator
dalam memecahkan permasalahan. Hal ini dimaksudkan untuk membantu
pimpinan organisasi baik sebagai penasihat hingga mengambil tindakan
eksekusi dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara
rasional dan profesional.
4. Communications Technician : peranan ini menjadikan public relations
sebagai journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis
komunikasi. Sistem komunikasi dalam organisasi tergantung dari
masing-masing bagian atau tingkatan, yaitu secara teknis komunikasi, baik arus
maupun media komunikasi yang dipergunakan dari tingkat pimpinan dengan
Peranan humas secara umum menurut Kasenda (2013:5) adalah:
1. Sebagai comminucator atau penghubung antara organisasi atau lembaga yang
diwakili oleh publiknya.
2. Membinan relationship, yaitu berupaya membina hubungan yang positif dan
saling menguntungkan dengan pihak publiknya.
3. Peranan back up management, yakni sebagai pendukung dalam fungsi
manajemen organisasi atau perusahaan.
4. Membentuk corporate image, artinya public relations berperan untuk
berupaya menciptakan citra bagi organisasi atau lembaganya.
2.1.4 Ruang Lingkup Humas
Menurut Widjaja dalam Yusmawati (2017:3-4) ruang lingkup humas meliputi
antara lain:
1. Pengumpulan dan pengolahan data
Pengumpulan dan pengolahan data mempunyai tugas mengumpulkan dan
mengolah data untuk keperluan informasi bagi masyarakat dan lembaga serta
informasi umpan balik dari masyarakat.
2. Penerangan
Penerangan mempunyai tugas mempersiapkan pemberian penerangan kepada
masyarakat tentang kebijakan dan pelaksanaan kegiatan lembaga melalui
media massa
3. Publikasi
Publikasi mempunyai tugas mengurus publikasi tentang kebijakan dan
Sedangkan menurut Ruslan dalam Yusmawati (2017:4) ruang lingkup public
relations dalam suatu organisasi/lembaga antara lain sebagai berikut: 1. Membina hubungan kedalam (publik internal)
Publik internal adalah publik yang menjadi bagian dari
unit/badan/perusahaan atau organisasi itu sendiri. Seorang humas harus
mampu mengidentifikasi atau mengenali hal-hal yang menimbulkan
gambaran negatif di dalam masyarakat, sebelum kebijakan dijalankan oleh
organisasi.
2. Membina hubungan keluar (publik eksternal)
Publik eksternal adalah publik umum (masyarakat). Menugaskan tumbuhnya
sikap dan gambaran publik yang positif terhadap lembaga yang diwakilinya.
2.2 Studi Literatur
2.2.1 Program Humas
Program humas menurut Jefkin dalam Febriansyah (2014:12) adalah “salah
satu upaya kerja yang dilakukan untuk menjalin hubungan baik dengan publik
interen maupun eksteren untuk mendapatkan citra positif dan dukungan dari publik”.
Sedangkan menurut Widjaja dalam Kussanti & Leliana (2017:123) “program
humas adalah sesuai peranannya sebagai pengabdi untuk kepentingan umum, sebagai mediator antara pimpinan dengan publik, dan sebagai dokumentator”,
Menurut Widjaja dalam Kussanti & Leliana (2017:123) program humas lebih
dititikberatkan pada:
1. Program Pelayanan
Program ini berupa pelayanan data/informasi baik secara lisan maupunn
tertulis, termasuk penyelenggaraan display tetap dan pameran.
2. Program Mediator
Program ini berupa penertiban berbagai media massa, penyelenggaraan
konferensi pers, wisata pers, menjawab surat pembaca, menanggapi tajuk
rencana yang negative dan lain-lain.
3. Program Dokumentator
Program ini berupa pembuatan dokumentasi film, foto rekaman (kaset audio
dan video), transkip pidato dan lain-lain.
2.2.2 Employee Relations
Employee Relations menurut seorang ahli hubungan masyarakat Ruslan yang dikutip oleh Mayasari & Angguntiara (2018:26) merupakan:
Hubungan kepegawaian tersebut tidak dilihat dalam pengertian yang sempit, yaitu sama dengan hubungan industrial yang hanya menekankan pada unsur-unsur proses “produksi”, dan “upah” yang terkait dengan “lingkungan kerja”. Pengertian lebih dari itu, hubungan komunikasi internal antara karyawan dengan karyawan lainnya, atau hubungan antara karyawan dengan manajemen perusahaan yang efektif.
Menurut Suryani (2018) Employee Relations yaitu “publik yang terdiri dari
para pekerja (karyawan) menjadi bagian utama dari unit usaha perusahaan itu sendiri”.
Adapun tujuan dan jenis-jenis employee relations menurut Cutlip, Center,
Broom, dalam bukunya Public Relations, University of Oklahoma Press, seperti
dikutip oleh Polii (2013) :
1. Tujuan Employee Relations
a. Sebagai sarana komunikasi internal secara timbal balik yang
dipergunakan dalam suatu organisasi atau perusahaan.
b. Untuk menghilangkan kesalahpahaman atau hambatan komunikasi antara
manajemen perusahaan dengan para karyawan.
c. Sebagai sarana saluran atau alat komunikasi dalam upaya menjelaskan
tentang kebijaksanaan, peraturan, dan ketatakerjaan dalam sebuah
organisasi atau perusahaan.
d. Sebagai media komunikasi internal bagi karyawan untuk menyampaikan
keinginan-keinginan atau sumbangan saran dan informasi serta laporan
kepada pihak manajemen perusahaan (pimpinan).
2. Jenis-jenis Employee Relations
a. Program pendidikan dan pelatihan
Program pendidikan dan pelatihan dilaksanakan perusahaan, dalam upaya
meningkatkan kinerja dan keterampilan (skill) karyawan, dan kualitas
maupun kuantitas pemberian jasa pelayanan dan lain sebagainya.
b. Program motivasi kerja berprestasi
Program tersebut dikenal dengan istilah Achievement Motivation Training
(AMT), dimana memulai pelatihan tersebut diharapkan dapat
karyawan dengan harapan-harapan atau keinginan dari pihak perusahaan
dalam mencapai produktivitas tinggi.
c. Program penghargaan
Program penghargaan yang dimaksud adalah upaya pihak perusahaan
(pimpinan) dalam memberikan suatu penghargaan kepada karyawan, baik
yang berprestasi kerja maupun cukup lama masa pengabdian pekerjaan.
Dalam hal ini, penghargaan yang diberikan itu akan menimbulkan
loyalitas dan rasa memiliki (sense of belonging) yang tinggi terhadap
perusahaan.
d. Program acara khusus (special event)
Yaitu mempertemukan suatu program khusus yang sengaja dirancang
diluar bidang pekerjaan sehari-hari, misalnya dalam rangka event ulang
tahun perusahaan, diadakan kegiatan keagamaan, olahraga, lomba, hingga
berpiknik bersama yang dihadiri oleh pimpinan dan semua para karyawan
untuk menumbuhkan rasa keakraban bersama diantara sesama karyawan
dan pimpinan.
e. Program media komunikasi internal
Membentuk media komunikasi internal melalui bulletin, news release
(majalah dinding), dan majalah perusahaan yang berisikan pesan,
informasi dan berita yang berkaitan dengan kegiatan anatar karyawan atau
2.2.3 Kinerja karyawan
Dengan semakin menjamurnya organisasi perusahaan di tanah air, setiap
perusahaan yang baru lahir ataupun yang sudah terlebih dulu berdiri, mau tak mau
harus selalu siap dalam menghadapi setiap persaingan usaha. Semakin banyaknya
perusahaan yang lahir, dengan sendirinya akan diikuti dengan semakin banyaknya
kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) yang akan dilibatkan dalam mengawaki
perusahaan-perusahaan tersebut.
Dalam sisi lain, perusahaan pun berkepentingan untuk selalu meningkatkan
kinerja dari semua karyawannya. Hal ini wajib dilakukan agar Sumber Daya
Manusia terpilih yang memang sudah diberi kepercayaan dalam mengawaki
perusahaan perlu selalu ditingkatkan kinerjanya. Dengan begitu, mereka menjadi
semakin professional dan produktif dalam berkarya.
Kinerja menurut Swasto dalam Kartikasari (2017:91) adalah :
Pelaksanaan tugas pekerjaan yang dikerjakan seseorang atau sekelompok pekerja dalam kurunwaktu tertentu dan dapat diiukur hasilnya. Hal itu bisa berkaitan dengan jumlah kuantitas dan kualitas pekerjaan yang bisa diselesaikan seseorang atau individu dalam waktu tertentu.
Kinerja menurut Mangkunegara dalam Prajuna et al (2017:7) yaitu “hasil
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.”
Sedarmayanti dalam Prajuna et al (2017:7) mengungkapkan bahwa kinerja merupakan “terjemahan dari performance yang berarti hasil kerja seorang pekerja,
sebuah proses manajemen atau suatu organisasi secara keseluruhan, dimana hasil
kerja tersebut harus dapat ditunukukkan buktinya secara konkrit dan dapat diukur
Kemudian Swasto dalam Kartikasari (2017:91) menyebutkan ada beberapa
cara untuk mengukur kinerja, antara lain:
1. Kuantitas/jumlah pekerja
2. Kualitas kerja pekerja
3. Pengetahuan tentang pekerjaan karyawan
4. Pendapat atau pernyataan yang disampaikan
5. Keputusan yang diambil
6. Perencanaan kerja karyawan/buruh
7. Daerah organisasi kerja
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil kerja berkenaan dengan hasil pekerjaan yang dicapai/didapat oleh pegawai/karyawan dalam suatu periode waktu. Dalam hal ini kinerja berkaitan dengan kuantitas maupun kualitas pekerjaan yang dihasilkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seorang karyawan dalam suatu organisasi menurut Mangkunegara dalam Prajuna et al (2017:7-8) adalah:
1. Faktor Kemampuan
Secara psikologi, kemampuan karyawan terdiri dari kemampuan dalam hal
kepintaran dan juga kemampuan dalam hal keahlian. Artinya karyawan yang
memiliki IQ diatas rata-rata dengan pendidikan sehari-hari, maka ia akan
lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh sebab itu, karyawan
perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.
2. Faktor Motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap seorang karyawan dalam menghadapi situasi
karyawan dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi
2.2.4 Special Event
Menurut Smith dalam Tandy (2013:139) Special Event adalah “Salah satu
komunikasi proaktif yang memberi perusahaan kesempatan untuk mendapatkan perhatian dan penerimaan dari publik.”
Sedangkan menurut Lattimore dalam Olga (2013:3) Special Event adalah:
Acara yang dapat digunakan untuk memperoleh dan penerimaan publik. Kegiatan-kegiatan ini membutuhkan perencanaan dan koordinasi yang matang, perhatian terhadap detail, serta persiapan buklet khusus, publisitas, dan laporan. Peristiwa atau acara yang layak diberitakan bisa menciptakan publisitas dengan menarik liputan media. Upacara peresmian, open-house, lomba, konferensi pers dan “peristiwa media” lainnya adalah acara yang didesain untuk menjadi “berita”.
Adapun tujuan dan fungsi special event menurut Pudjiastuti dalam Olga,
(2013) yaitu :
1. Tujuan Special Event
a. Pengenalan (awarenes) mendapat dukungan publik atau media pers dan
meningkatkan pengetahuan (knowledge) terhadap lembaga / perusahaan
dan produk yang ditampilkan
b. Suatu proses publikasi melalui komunikasi timbal balik yang pada
akhirnya akan memperoleh publisitas yang positif.
2. Fungsi Special Event
a. Untuk memberikan secara langsung (bertatap muka) dan mendapatkan
hubungan timbal balik yang positif dengan publiknya melalui program
kerja atau acara khusus yang sengaja dirancang dan dikaitkan dengan event
(perhatian khusus).
b. Sebagai media komunikasi dan sekaligus untuk mendapatkan publikasi
memperoleh pengenalan, pengetahuan, pengertian yang mendalam dan
diharapkan dari acara khusus tersebut dapat menciptakan citra positif
25
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Tinjauan Perusahaan
3.1.1 Sejarah Putera Group
Putera Group adalah perusahaan yang bergerak di dunia bisnis sepeda motor
Yamaha. PT Putera Persada Nusantara memiliki mitra bisnis yakni PT Yamaha
Motor. Yamaha Motor adalah perusahaan yang bergerak dibidang perakitan atau
pembuatan sepeda motor yang berdiri sejak 6 Juli 1974 yang konsisten dan terus
berkembang dari tahun ke tahun di Indonesia. Saat ini PT Putera Persada Nusantara
memiliki 43 Jaringan yang tersebar luas di wilayah Jabodetabek, Banten dan
Lampung. PT Putera Persada Nusantara adalah Group yang terdiri dari 7 (Tujuh)
perusahaan leasing yakni , PT Busan Auto Finance (BAF), PT OTO Multi Artha,
PT Wahana Otto Mitra Multi Artha Tbk, PT Mega Auto Finance (MAF), PT Mega
Finance, PT Central Sentosa Finance (CSF).
PT Putera Persada Nusantara memiliki puluhan dealer yang tersebar.
Perusahaan ini termasuk yang terbesar dalam industri sepeda motor di Indonesia.
Dengan semakin berkembangnya PT Putera Persada Nusntara, dan semakin tumbuh
kepercayaan masyarakat akan produk Yamaha Motor.
PT Putera Persada Nusantara bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
konsumen dalam bidang sepeda motor, dalam segi produk, pelayanan, servis, dan
Nusantara yang telah berkecimpung di bidang produk dan jasa. PT Putera Persada
Nusantara mengerti benar harapan dari konsumen yaitu: kualitas produk, mutu
pelayanan, dan kepercayaan pada produk Yamaha. Dengan pengimplementasi
prinsip dari manajemen profesional, dukungan dan motivasi serta dedikasi dari
semua karyawan, kami akan mengaktualkan moto kami, yaitu : “Yamaha, Semakin
Didepan”.
Seiring dengan berjalannya waktu, kita juga meningkatkan kualitas produk
dan pelayanan, baik infrastruktur dan SDM yang ada dengan mengadakan training
untuk seluruh karyawan, agar mereka lebih baik dalam memberi pelayanan kepada
konsumen.
Strategi PT Putera Persada Nusantara yang perlu dilakukan adalah
membangun loyalitas guna meningkatkan kepercayaan konsumen. Kepercayaan
yang dimiliki konsumen dapat berdampak panjang bagi perusahaan.
3.1.2 Sejarah PT Putera Persada Nusantara Dealer Yamaha Putera Tanjung
Priok
PT Putera Persada Nusantara Dealer Yamaha Putera Tanjung Priok
merupakan salah satu dealer terbesar di daerah Tanjung Priok. Dealer cabang
Tanjung Priok ini berdiri pada tahun 2002, dealer ini berkembang pesat dengan
menjadi pemasok atau penyuplai suku cadang motor Yamaha untuk dealer-dealer
3.1.3 Visi Misi Putera Group
Visi
Menjadi Dealer pilihan utama yang berkualitas dengan semangat
kebersamaan dan kepercayaan.
Misi
1.
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan memberikan pelatihanyang tepat dan berkesinambungan.
2.
Memberikan kesempatan setiap karyawan berkembang sesuai dengan potensisecara individu.
3.
Pengembangan secara terus menerus sistem operasi perusahaan denganteknologi yang terpadu.
4.
Membangun kerjasama saling menguntungkan dengan mitra usaha.Menumbuhkan kepercayaan konsumen dengan memberi pelayanan berkualitas agar terbentuk konsumen loyal (CRM).
5.
Turut berpartisipasi dalam kepedulian lingkungan (CSR)6.
Meningkatkan nilai tambah bagi pemegang saham.3.1.4 Kebudayaan Kami (Catur Dharma)
1. Menjadi pribadi yang berharga dengan menjunjung tinggi kejujuran.
2. Mengutamakan kedisiplinan untuk mencapai hasil kerja yang efektif dan
3. Bekerjasama memberikan pelayanan yang terbaik baik konsumen dan sesama
rekan kerja.
4. Terus bertumbuh dengan semangat kebersamaan.
3.1.5 Logo Perusahaan
Sumber : puteramotor.co.id
Gambar III. 1
Logo merupakan salah satu tanda bagi perusahaan untuk dikenal oleh
publiknya. Logo PT Putera Persada Nusantara menggunakan tiga warna berbeda
yaitu merah, biru dan hitam. Penggunaan warna yang lebih beragam ini bukan
sekedar asal pilih warna melainkan agar logo terlihat menarik, namun dibalik
warna-warna tersebut mengandung nilai dan makna filosofi tertentu.
Berikut adalah gambar logo Putera Group yang memiliki arti:
1. Merah
a. Warna merah melambangkan kekuatan dan keberanian.
b. Warna merah diharapkan dapat menjadi perusahaan yang memiliki
2. Biru
a. Warna biru melambangkan kesetiaan.
b. Warna biru diharapkan dapat mempresentasi nilai kesetian kepada
konsumen.
3. Hitam
a. Warna hitam melambangkan elegan dan independen
b. Warna hitam diharapkan mempresentasikan perusahaan yang memiliki
kualitas.
3.1.6 Struktur Organisasi Peusahaan
Sumber : puteramotor.co.id Gambar III. 2 Putera TJ. Priok Soetikno (Kepala Cabang) Iskandar (Kepala Penjualan) Asep (Supervisor) Sales Norly Siagian (Operation Head) Jaja (Supervisor Admin) Bagian STNK Messager Purces Order
Struktur organisasi PT Putera Persada Nusantara dealer Yamaha Putera
Cabang Tanjung Priok terdiri dari Operation Head, Kepala Kantor Cabang, Kepala
Penjualan, Supervisor Admin, Supervisor, Sales, Bidang STNK, Purces Order,
Mesagger.
3.1.7 Tugas dan Kedudukan Humas Dalam Divisi Operation Head
Berdasarkan hasil wawancara dengan key informan yaitu ibu Norly Siagian
selaku operation head yang juga menyangkut sebagai humas mengatakan bahwa
tugas dan kedudukan humas dalam divisi Operation Head adalah:
1. Memberikan informasi mengenai program yang dijalankan kepada karyawan.
2. Memberikan solusi disetiap kali ada permasalahan yang timbul antara
karyawan.
3. Menjadi fasilitator komunikasi yang terjadi antara karyawan dan manajemen
perusahaan.
4. Berperan aktif dalam menjalin komunikasi terkait hal-hal yang harus
dipenuhi dan yang harus didapatkan oleh karyawan maupun atasan.
3.2 Proses Kerja Program Humas
3.2.1 Perencanaan
1. Analisis SWOT Perusahaan
Kenyamanan dalam bekerja dan situasi yang kondusif merupakan salah satu
penting yang dapat menentukan keberhasilan dan meningkatkan keakraban antar
karyawan dalam suatu perusahaan, sehingga perusahaan dapat terus berjalan dan
berkembang dengan baik.
Menurut Key Informan Ibu Norly Siagian, analisa SWOT dari PT Putera
Persada Nusantara Dealer Yamaha Putera Tanjung Priok adalah:
Tabel III.1
Tabel SWOT PT Putera Persada Nusantara Dealer Yahama Putera
Tanjung Priok
a. Strength (Kekuatan) b. Weaknesses (Kelemahan)
1) Memiliki brand management
yang baik melalui brand
ambassador yang representative terhadap produknya
2) Memiliki costumer dan
community management melalui promosi yang intens dan intim.
3) Memiliki tempat/pabrik perakitan
sendiri
4) Memiliki modal yang memadai
5) Memiliki show room dealer dan
pelayanan service yang memadai
6) Skala usaha Internasional
7) Harga jual yang masih bagus.
1) Pabrik perakitan hanya di pulau
Jawa dan itupun hanya di area
Jakarta dan sekitarnya
2) Pabrik yang di Indonesia hanya
perakitan saja
3) Beberapa stock jenis tertentu
umumnya terbatas
4) Jumlah bengkel resmi tidak
seimbang dengan jumlah unit
sepeda motor yang terjual
5) Kurang unggul dalam pasar kelas
c. Opportunity (Peluang) d. Treaths (Ancaman)
1) Mempunyai citra yang kuat yang
sudah akrab terdengar oleh
masyarakat
2) Kenaikan tingkat permintaan