13
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Dasar Sistem 2.1.1.Definisi Sistem
Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan. Sebagai gambaran, jika dalam sebuah sistem terdapat elemen yang tidak memberikan manfaat dalam mencapai tujuan yang sama, maka elemen tersebut dapat dipastikan bukanlah bagian dari sistem ( Kadir, 2003 ).
Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu (Jogiyanto, 2008).
Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.
2.1.2.Karakteristik Sistem
Suatu sistem mempunyai karakteristik tertentu, yaitu mempunyai komponen-komponen, batas sistem, lingkungan luar sistem, penghubung, masukkan, keluaran, pengolah, dan sasaran atau tujuan (Jogiyanto, 2005).
1. Komponen Sistem: Komponen sistem atau elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau suatu bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan memengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
2. Batas Sistem : Batas sistem merupakan pembatas atau pemisah antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem. Batas sistem memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem juga menunjukan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
3. Lingkungan Luar Sistem : Lingkungan luar adalah apapun diluar batas dari sistem yang dapat mempengaruhi operasi sistem, baik pengaruh yang menguntungkan ataupun yang merugikan. Pengaruh yang menguntungkan ini tentunya harus dijaga sehingga akan mendukung kelangsungan operasi sebuah sistem. Sedangkan lingkungan yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan agar tidak mengganggu kelangsungan sebuah sistem.
4. Penghubung : Penghubung merupakan hal yang sangat penting, sebab tanpa adanya penghubung, sistem akan berisi kumpulan subsistem yang berdiri sendiri dan tidak saling berkaitan. Penghubung (interface) merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Penghubung inilah yang akan menjadi media yang digunakan data dari masukan (input) hingga keluaran (output). Dengan adanya penghubung, suatu subsistem dapat berinteraksi dan berintegrasi dengan subsistem yang lain dan membentuk suatu kesatuan.
5. Masukan : Merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses
untuk didapatkan keluaran. Sebagai contoh didalam sistem komputer, program adalah maintanance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi. 6. Keluaran : Merupakan hasil dari energi yang diolah oleh sistem yang
diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Output dapat berupa masukan untuk subsistem yang lain.
7. Pengolah : Merupakan bagian dari sistem yang akan memroses masukan untuk menjadi keluaran yang diinginkan.
8. Sasaran atau Tujuan: Suatu sistem harus mempunyai tujuan dan sasaran, jika tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Tujuan inilah yang mengarahkan suatu sistem. Tanpa adanya tujuan, sistem menjadi tidak terarah dan terkendali.
2.2. Konsep Dasar Informasi 2.2.1. Definisi Informasi
Informasi didefinisikan sebagi data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sumber dari informasi adalah data yang merupakan kenyataan atau fakta-fakta yang menggambarkan kejadian-kejadian dan kesatuan nyata, dari data kemudian diolah menjadi suatu informasi yang diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan (Jogiyanto, 2005).
2.2.2.Kualitas Informasi
Burch dan Grudnitski ( Kadir, 2003 ) menggambarkan kualitas dari informasi dengan bentuk bangunan yang ditunjang oleh tiga buah pilar, yaitu: akurat, tepat waktu, dan relevan. Jadi suatu informasi dinilai berkualitas jika memenuhi ketiga kriteria tersebut.
a. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan.
b. Tepat Waktu, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan.
c. Relevan, informasi yang dihasilkan harus mempunyai manfaat bagi pemakainya.
2.3. Konsep Dasar Sistem Informasi 2.3.1.Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi menurut Turban, McLean, dan Waterbe (1999) dalam buku Information Technology for Management Making Connection for Strategies Advantages, mendefinisikan sistem informasi sebagai sistem yang mengumpulkan, memroses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan yang spesifik ( Mulyanto, 2009 ).
Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan suatu komponen yang terdiri dari manusia, teknologi informasi, dan prosedur kerja yang memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk mencapai suatu tujuan ( Mulyanto, 2009 ).
2.3.2.Komponen Sistem informasi
Sistem informasi terdiri dari lima sumber daya yang dikenal sebagai komponen sistem informasi. Kelima sumber daya tersebut adalah manusia, hardware, software, data, dan jaringan. Kelima komponen tersebut memainkan peranan yang sangat penting dalam suatu sistem informasi (Mulyanto, 2009). 1. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu pengguna akhir dan pakar sistem informasi. Pengguna akhir adalah orang-orang yang menggunakan informasi yang dihasilkan dari sistem informasi, misalnya pelanggan, pemasok, teknisi, mahasiswa, dosen, dan orang-orang yang berkepentingan dengan informasi dari sistem informasi tersebut. Adapun pakar sistem informasi adalah orang-orang yang mengembangkan dan mengoperasikan sistem informasi, misalnya sistem analis, developer, operator sistem, dan staf administrasi lainnya.
2. Sumber Daya Hardware
Sumber daya hardware adalah semua peralatan yang digunakan dalam pemrosesan informasi. Sumber daya hardware tidak hanya sebatas komputer saja, melainkan semua media data seperti lembaran kertas dan disk magnetik atau optikal.
3. Sumber Daya Software
Sumber daya software adalah semua rangkaian perintah (instruksi) yang digunakan untuk memroses informasi. Sumber daya software tidak hanya berupa program saja, tetapi juga berupa prosedur. Program merupakan sekumpulan instruksi untuk pemrosesan informasi. Sedangkan prosedur adalah sekumpulan
aturan yang digunakan untuk mewujudkan pemrosesan informasi dan mengoperasikan perintah bagi orang-orang yang akan menggunakan informasi. 4. Sumber Daya Data
Sumber daya data bukan hanya sekedar bahan baku untuk masukan sebuah sistem informasi, melainkan sebagai dasar membentuk sumber daya organisasi. Sumber daya data ini dapat berbentuk teks, gambar, audio, maupun video.
5. Sumber Daya Jaringan
Sumber daya jaringan merupakan media komunikasi yang menghubungkan komputer, pemroses komunikasi, dan peralatan lainnya, serta dikendalikan melalui software komunikasi (Mulyanto, 2009).
2.3.3.Siklus Hidup Pengembangan Sistem Informasi
Secara konseptual siklus pengembangan sebuah sistem informasi adalah sebagai berikut (Ladjamuddin, 2005):
1. Analisis Sistem : menganalisis dan mendefinisikan masalah dan kemungkinan solusinya untuk sistem informasi dan proses organisasi. 2. Perancangan Sistem : merancang sistem baru yang dapat menyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapi Perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang baik. Kegiatan yang dilakukan antara lain merancang output, input, structur file, program, prosedur, perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan untuk mendukung sistem informasi.
3. Programming dan Testing Sistem : pada tahap ini dilakukan perancangan algoritma dengan menggunakan Bahasa pemrograman yang ditulis dalam bahasa Indonesia terstruktur/bahasa Inggris terstruktur. Perancangan algoritma sebaiknya dilakukan dengan menggunakan pendekatan Top-Down (Pemrograman Modular). Setelah selesai pembuatan algoritma, maka dibuatlah program aplikasi dengan menggunakan salah satu bahasa pemograman terpilih.
4. Implementasi Sistem : beralih dari sistem lama ke sistem baru, melakukan pelatihan dan panduan seperlunya.
5. Operasi dan Perawatan : mendukung operasi sistem informasi dan melakukan perubahan atau tambahan fasilitas.
6. Evaluasi Sistem : mengevaluasi sejauh mana sistem telah dibangun dan seberapa bagus sistem telah dioperasikan.
2.4. Konsep Dasar Sistem Informasi Simulasi 2.4.1. Pengertian Simulasi
Simulasi berasal dari bahasa inggris, yaitu to simulate yang artinya menurut
webster’s Collegiate Dictionary adalah “ to feign the essence of without the reality”, untuk memperoleh intisari dari sesuatu tanpa melibatkan kenyataan. Sedangkan menurut Oxford American Dictionary (1980) simulasi adalah “ to reproduce the condition of a situation, as by means of a model, for study or testing or training, etc” ,artinya untuk menghasilkan suatu kondisi dari sebuah situasi, dalam maksud sebuah model, untuk dipelajari atau untuk percobaan atau pelatihan, dan sebagainya.
Simulasi mempunyai banyak sekali pengertian bila dilihat dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Salah satu definisi dari simulasi adalah teknik yang menggunakan komputer untuk meniru atau mengimitasi suatu operasi dari berbagai fasilitas atau proses dari dunia nyata ( Law & Kelton, 2000 ).
Berikut ini adalah definisi simulasi menurut berbagai pakar
1. Simulasi berhubungan dengan pemodelan dari suatu proses atau sistem dalam suatu cara tertentu sehingga model tersebut menirukan respon dari sistem aktual terhadap suatu kejadian yang terjadi seturut dengan waktu ( Schriber, 1987 ).
2. Simulasi merupakan imitasi dari suatu sistem dinamis menggunakan model komputer dalam rangka untuk melakukan evaluasi dan meningkatkan unjuk kerja sistem ( Harrell, Gosh, & Bowden, 2000 ).
3. Simulasi merupakan proses perencanaan sebuah model dari sistem nyata dan melakukan eksperimen dengan model tersebut dengan tujuan
mengetahui perilaku dari sistem dan atau melakukan evaluasi berbagai macam strategi untuk operasi dari sistem terbut.
Dari pengertian diatas kita dapat menyimpulkan bahwa simulasi merupakan konstruksi dari suatu model dan penggunaan model secara eksperimental untuk mempelajari suatu sistem. Sedangkan Sistem simulasi adalah suatu kegiatan yang memberikan pernyataan (representing) atas suatu sistem dengan melalui model simbolik yang dapat dimanipulasi dengan mudah dan dapat menghasilkan angka-angka atau bilangan numeric. Range (jarak) spektra dari sistem simulasi cukup luas. Yang lebih ekstrem lagi, kita dapat menggunakan sistem ini sebagai modal untuk mendapatkan pengetahuan atas sifat-sifat maupun tingkah laku di dalam sistem itu sendiri.
2.4.2.Klasifikasi dari teknik simulasi
Klasifikasi atau pengelompokan dari teknik simulasi dibagi menjadi 3 kelompok ( Law & Kelton, 2000) yaitu :
1. Model simulasi statis dan Model simulasi dinamis
Simulasi statis merupakan representasi dari sebuah sistem pada suatu waktu tidak mempunyai peran. Penerapan paling sederhana pada simulasi ini adalah saat kita memasukan nilai variabel pada suatu rumus untuk memperoleh hasil akhirnya. Dilain pihak simulasi dinamis mewakili sistem yang berubah ubah seturut waktu.
2. Model simulasi deterministik dan Model simulasi stochastic
Bila sistem simulasi tidak mempunyai komponen probabilitas maka dinamakan simulasi deterministik. Hasil akhir dari simulasi deterministik telah ditentuka ketika sejumlah input dimasukan kedalam model,
walaupun bisa saja diperlukan waktu yang lama untuk menghitung hasil akhir simulasi tersebut.
Bila sistem tersebut memiliki beberapa komponen input acak maka simulasi tersebut termasuk simulasi stochastic. Hasil akhir atau keluaran dari model stochastic ini juga berupa komponen acak.
3. Model simulasi kontinyu dan Model simulasi diskrit
Simulasi kontinyu merupakan model sistem yang kondisi status variabelnya berubah ubah terus menerus sesuai dengan waktu. Simulasi model melibatkan persamaan diferesial yang merupakan relasi dari tingkat perubahan status variabel sistem terhadap waktu. Sedangkan simulasi diskrit status variabelnya berubah seketika pada satu titik waktu yang terpisah.
2.4.3.Jenis Simulasi 1. Simulasi Identitas
Penggunaan Identity Simulation ini terlihat secara langsung, pendekatannya pun cukup sederhana. Pada umumnya banyak meniadakan berbagai hal yang fundamental dari aturan pemodelan. Indentity Simulation biasanya cukup mahal dan tidak begitu layak, hanya memberikan sedikit kontrol atau bahkan tidak sama sekali terhadap situasi atau keadaan untuk mendapatkan jawaban yang efektif. 2. Simulasi Identitas Semu
Simulasi ini selangkah lebih maju dibanding Simulasi Identitas. Simulasi Identitas Semu ini memodelkan berbagai aspek yang terkait dari sistem yang sebenarnya dan mengeluarkan unsur-unsur yang dapat membuat setiap Identitas Simulasi tidak berfungsi dengan baik. Sebagi contoh, untuk menguji bagaimana
pertahanan udara suatu negara, pengujian ini tidak langsung dilakukan menggunakan pesawat pembom (A4. B29, dan lain-lain) dengan memasuki wilayah pertahanan udara negara tersebut. Belum lagi dari darat ataupun pesawat–
pesawat buru sergap. Pesawat-pesawat ini digunakan untuk mendapatkan data penyergap sebelum terdeteksi dan respon dari negara yang akan diserang tersebut. 3. Model Simulasi yang Deterninistic
Pada model ini tidak diperhatikan unsur random, sehingga pemecahan masalahnya menjadi lebih sederhana. Contoh aplikasi dari model ini adalah dalam dispatching, line balancing, sequencing, dan plant layout.
4. Model Simulasi yang Dinamik dan yang Statik
Model simulasi yong dinamlk adalah model yang memperhatikan perubahan perubahan nilai dari variabel-variabel yang ada kalau terjadi pada waktu yang berbeda. Tetapi model statik tidak memperhatikan perubahan-perubahan ini. Contoh dari model simulasi yang statik ini adaiah line balancing dan plant layout. Dalam perencanaan layout tentu saja diperlukan syarat keadaan-keadaan lain bersifat statik. Sedang contoh dari model dynamica dalam inventory sistem job shop model dan sebagainya.
5. Simulasi Laboratorium
Simulasi ini lebih murah dan lebih layak daripada Simulasi Identitas dan Simulai Identitas Semu dan akan dapat memberikan jawaban yang lebih esensial pada masa yang akan datang. Biasanya simulasi laboratorium ini memerlukan berbagai komponen seperti operator, software dan hardware, komputer, prosedur operasional, fungsi-fungsi matematis, distribusi probabilitas, dan lain-lain. Ada dua tipe yaitu :
- OperatingPlanning
Dalam Operating Planning menggunakan komputer untuk mengumpulkan data dan untuk mengolah informasi dari para pemain. Komputer memainkan peran penting untuk menjalankan berbagai aksi secara random yang merupakan jawaban dari para pemain. Sebagai contoh, War Gaming atau Business Management Game merupakan permainan yang sangat banyak digunakan terutama di sekolah-sekolah staf dan komando militer. Electronic Warfare Simulator sudah cukup dikenal, dikembangkan dalam tahun 1950-an, suatu simulasi pertempuran di laut yang melibatkan dua kesatuan kapal tempur yang berusahan untuk saling menghancurkan. Hasilnya adalah informasi dari pertempuran di laut. Simulasi ini dipergunakan untuk latihan para perwira angkatan laut.
- Man Machine Simulation
Simulasi ini memberikan sudut pandang lain dalam menyelidiki berbagai konsep teknis dengan tujuan-tujuan tertentu. Disini aturan permainan tidak begitu dipentingkan, sementara komputer-komputer digunakan untuk mengolah dan menganalis data, sebagai contoh pada Rand Sistem, Research Laboratory juga menggunakan simulasi pembangkit rangsangan untuk mempelajari informasi-informasi secara terpusat.
6. Simulasi Komputer
Simulasi ini hanya menggunakan komputer untuk memecahkan masalah sesuai kebutuhan yang kemudian diprogramkan ke dalam komputer. Semua tingkah laku yang dijadikan sebagai persoalan dialihkan ke dalam program, termasuk ketentuan logika pengambilan keputusan dan pelaksanaannya. Simulasi
komputer menawarkan berbagai keunggulan sebagai alat untuk melakukan analisis. Contoh simulasi komputer :
1. Pelatihan operasi bagian pemadam kebakaran di kota-kota besar 2. Pengalokasian berbagai sumber daya pada rumah-rumah sakit besar 3. Sistem transportasi kota-kota besar dimana urbanisasi cukup tinggi
4. Sistem inventarisasi pada perusahaan perusahaan besar dan medium serta BUMN
5. Di bidang militer, untuk membagi suatu wilayah yang luas menjadi bagian-bagian yang menjadi daerah pertempuran guna merebut daerah tersebut 2.4.4.Keunggulan dan kelemahan model simulasi
Menurut pegden (1990) ada beberapa keunggulan dan kelemahan yang terdapat pada metode simulasi. Berikut adalah beberapa keunggulan metode simulasi :
1. Perubahan pada peraturan, prosedur, aturan pengambilan keputusan, struktur organisasi, alur informasi, dan lain lain, dapat diselidiki tanpa mengganggu operasi yang sedang berjalan saat ini
2. Rancangan perangkat keras baru, tata letak fisik, program, perangkat lunak, sistem transportasi, dan sebagainya dapat diuji coba sebelum mengalokasikan sumber daya pada implementasi yang sesungguhnya.
3. Hipotesa mengenai bagaimana atau mengapa fenomena tertentu terjadi dapat dicoba untuk studi kelayakan.
4. Waktu dapat diatur dan dapat dipersingkat, diperpanjang dan sebagainya sehingga memungkinkan kita untuk mempercepat atau memperlambat sebuah fenomena untuk dipelajari.
5. Pengertian dapat diperoleh mengenai variabel mana yang paling penting untuk unjuk kerja dan bagaimana variabel ini berinteraksi.
6. Perlambatan pada aliran informasi, material, dan produk dapat diidentifikasi. 7. Studi simulasi terbukti berharga untuk memperoleh pengertian mengenai
bagaimana sebenarnya suatu sistem bekerja sebagai lawan dari pemikiran orang-orang mengenai bekerjanya suatu sistem.
8. Situasi baru, dimana kita mempunyai pengertian dan pengalaman yang terbatas dapat dilakukan manipulasi dalam rangka untuk mempersiapkan suatu kejadian teoritis dimasa depan. Kekuatan simulasi terbesar adalah kemampuannya dalam melakukan penyelidikan mengenai pertanyaan “ apa dan mengapa”.
Disamping berbagai keunggulannya metode simulasi juga mempunyai kelemahan atau kekurangan, yaitu :
1. Pembuatan model dalam simulasi memerlukan latihan. Kualitas dari analisis tergantung dari kualitas dari model yang dibangun dan keahlian dari pembuat model tersebut. Pembuatan model adalah sebuah seni sekaligus juga merupakan suatu keahlian.
2. Hasil simulasi terkadang sulit diterjemahkan. Karena model simulasi berusaha menangkap kekacauan dari sistem yang sesungguhnya, seringkali sangat sulit untuk menentukan apakah sebuah pengamatan yang dilakukan selama simulasi dijalankan sesuai untuk hubungan dengan sistem atau keacakan dari suatu model.
3. Analisis simulasi dapat memakan waktu dan menjadi mahal. Analisis yang layak mungkin tidak diperoleh, dengan waktu dan sumber daya yang ada sebuah perkiraan yang quick and dirty dengan metode analitis dapat dipilih. 2.5. Metodologi Penelitian Sistem Informasi
Penelitian merupakan terjemahan dari kata dari bahasa Inggris yaitu research. Research itu sendiri berasal dari kata re, yang berarti “kembali” dan to search yang berarti mencari. Dengan demikian, arti sebenarnya dari research atau
riset adalah “mencari kembali”. Penelitian adalah pencarian atas sesuatu (inquiry) secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan ( Nazir, 2005 ).
2.5.1.Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan data primer yang diperlukan dalam melakukan penelitian (Nazir, 2005).
Secara umum metode pengumpulan data dapat dibagi menjadi tiga kelompok (Nazir, 2005), yaitu metode pengamatan langsung, metode dengan menggunakan pertanyaan dan metode khusus. Sedangkan menurut Jogiyanto (2008), teknik pengumpulan data dalam pengambilan sampelnya dibagi menjadi 7 antara lain teknik observasi, wawancara dan studi waktu serts gerak, teknik eksperimen dan simulasi, teknik survey, teknik delphi, teknik analisis, teknik pengambilan basis data, dan teknik model matematik.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati lagsung obyek datanya (Jogiyanto, 2008). Sedangkan menurut Nazir (2005), pengumpulan data dengan observasi langsung atau pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. dari kedua defini tersebut, dapat disimpulkan bahwa observasi merupakan teknik untuk mengambil data dengan menggunakan data visual dengan mengamati obyek penelitian secara langsung.
2. Wawancara
Wawancara adalah komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari responden (Jogiyanto, 2008). Wawancara dapat berupa wawancara personal (tatap muka langsung dengan responden), wawancara intersep (responden dipilih di lokasi umum), dan wawancara telepon. Sedangkan menurut Nazir (2005), wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, bertatap muka antara pewawancara dengan penjawab atau responden dengan menggunkan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).
3. Studi Pustaka
Mengadakan survei terhadap data yang ada merupakan langkah yang paling penting sekali dalam metode ilmiah. Survei terhadap data yang telah tersedia dapat dikerjakan setelah masalah penelitian dipilih atau dilakukan sebelum masalah dipilih (Nazir, 2009). Beberapa sumber bacaan, dari mulai buku teks sampai dengan surat kabar.
4. Studi Literatur Sejenis
Studi literatur merupakan kegiatan menelusuri literatur yang ada serta menelaahnya secara tekun. Dengan mengadakan survey terhadap data yang telah ada, peneliti harus mencari teori-teori yang telah berkembang dalam bidang ilmu yang diteliti, mencari metode-metode serta teknik penelitian, baik dalam pengumpulan data atau dalam analisis data yang pernah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu (Nazir, 2005). Selain itu, peneliti-peneliti juga harus memperoleh orientasi yang lebih luas dalam permasalahan yang dipilih serta menghindari terjadinya duplikasi yang tidak diinginkan.
2.5.2.Model Pengembangan (Rapid Application Development) RAD
Rapid Application Development (RAD) merupakan salah satu metode prototyping yang memiliki tahapan-tahapan berikut (Kendall, 2008) :
1. Perencanaan Syarat-syarat
Dalam fase ini pengguna dan peneliti bertemu untuk mengidentifikasi tujuan-tujuan sistem serta mengidentifikasi syarat-syarat informasi yang ditimbulkan dari tujuan-tujuan tersebut. Orientasi dalam fase ini ialah menyelesaikan masalah-masalah perusahaan. Meskipun teknologi informasi dan sistem dapat mengarahkan sebagian dari sistem yang diajukan, fokusnya akan selalu tetap pada upaya pencapaian tujuan
2. Workshop Design
Fase ini adalah fase untuk merancang dan memperbaiki yang dapat digambarkan sebagai workshop. Selama workshop design RAD, pengguna merespon working prototype yang ada dan menganalisis, memperbaiki
modul-modul yang dirancang menggunakan perangkat lunak berdasarkan respon pengguna.
3. Fase Implementasi
Analyst bekerja secara intens dengan pengguna selama workshop design untuk merancang aspek-aspek bisnis dan non-teknis dari proses bisnis yang ada. Segera setelah aspek-aspek ini disetujui dan sistem dibangun dan di-sharing, sub-sub sistem di uji coba stakeholder.
RAD Design Workshop Requirments Planning
Implementation
Gambar 2.2 Tahapan RAD (Kendall & Kendall, 2008)
Menurut Kendall & Kendall (2008), model RAD memiliki keuntungan sebagai berikut:
1. Dapat mempersingkat waktu yang biasanya diperlukan dalam SHPS (Siklus