• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab V berisi tentang kesimpulan dan saran yang diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan aplikasi selanjutnya.

10

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perguruan Tinggi

Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan di jenjang pendidikan tinggi, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Sedangkan pendidikan tinggi menurut undang-undang nomor 12 tahun 2012

pasal 1 ayat (1) adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang

mencakup program diploma, program sarjana, program magister, program doktor, dan program profesi, serta program spesialis, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia. Peserta didik perguruan tinggi disebut mahasiswa, sedangkan tenaga pendidik perguruan tinggi disebut dosen.

Dalam Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi mengatur bahwa penyelenggara pendidikan tinggi terdiri atas pemerintah dan masyarakat. Pendidikan tinggi yang diselenggarakan pemerintah berwujud perguruan tinggi negeri dan pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh masyarakat berwujud perguruan tinggi swasta (Abbas, 2009: 94).

Perguruan tinggi negeri dikelola oleh Kementerian Pendidikan Nasional. Rektor perguruan tinggi negeri merupakan pejabat setingkat eselon 2 di bawah Menteri Pendidikan Nasional ataupun kementerian lainnya. Perguruan Tinggi Islam Negeri di Indonesia berada di bawah tanggung jawab

11

Kementerian Agama. Ada tiga jenis perguruan tinggi yang termasuk ke dalam kategori ini, yaitu Universitas Islam Negeri (UIN), Institut Agama Islam Negeri (IAIN), dan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN). Di setiap provinsi di Indonesia umumnya terdapat satu UIN, IAIN, atau STAIN.

Sedangkan Perguruan Tinggi Swasta dikelola oleh masyarakat sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku (UU Nomor 12, 2012: Pasal 1 Ayat 1). Bimbingan dan pengawasan atas penyelenggaraan perguruan tinggi swasta pada mulanya dilakukan oleh Lembaga Perguruan Tinggi Swasta (disingkat LPTS) yang dibentuk oleh pemerintah. LPTS ini merupakan cikal bakal dari Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (disingkat Kopertis). Perguruan Tinggi Islam swasta di Indonesia tidak berada di bawah tanggung jawab Kementerian Agama, melainkan dikelola oleh berbagai organisasi Islam. Termasuk di sini adalah sejumlah Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI), Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah, Institut Agama Islam, Universitas Muhammadiyah, dan sebagainya.

Di Indonesia, perguruan tinggi dapat berbentuk akademik, politeknik, sekolah, institut atau universitas. Program pendidikan dapat berupa diploma (D-1, D-2, D-3, D-4), sarjana (S-1), magister (S-2), spesialis (SP 12), dan doctor (S-3) yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi. Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan program akademik, profesi dan/atau vokasi.

Fungsi-fungsi utama perguruan tinggi adalah (Peraturan Pemerintah No. 30, 1990):

memberi sumbangan yang nyata kepada perkembangan IPOLEKSOSBUD di masyarakat.

b. Merencanakan pengembangan perguruan tinggi menghadapi perkembangan di masyarakat.

c. Mengupayakan tersedianya sumber daya untuk menyelenggarakan tugas-tugas fungsional dan rencana perkembangan perguruan tinggi.

d. Menyelenggarakan pola manajemen perguruan tinggi.

Perguruan Tinggi merupakan wadah bagi masyarakat kampus. Sebagai suatu organisasi maka perguruan tinggi mempunyai tujuan sebagai berikut (Peraturan Pemerintah Nomor 60, 1999):

a. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian.

b. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.

B. Institut Agama Islam Ibrahimy Sukorejo Situbondo

Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo pada tanggal 14 Maret 1968 mendirikan suatu lembaga Pendidikan Tinggi dengan nama Universitas Ibrahimy. Pada awalnya hanya dibuka satu fakultas, yaitu

13

Fakultas Syari’ah dan baru mendapat status Diakui pada tanggal 1 Pebruari 1972 dengan SK Menag. RI. Nomor 10 Tahun 1972.

Dalam perkembangannya pada tanggal 25 Juli 1988, Universitas Ibrahimy berubah nama menjadi Institut Agama Islam Ibrahimy berdasarkan surat edaran dari Dirjen Bimas Islam Departemen Agama RI. Nomor E.III/PP.009/A.2/3041/88, tentang perubahan nama PTAIS dan penetapan jurusan.

a. Visi

Menjadi perguruan tinggi Islam terkemuka dalam melahirkan sarjana-sarjana sebagai generasi muslimkhaira ummah ala ahlussunnah wal jama’ah.

b. Misi

Mengembangkan manajemen pendidikan tinggi, penelitian, dan pengabdian masyarakat yang transparan, akuntabel, partisipatif, inovatif dan efektif,

Mengantarkan mahasiswa memiliki kemantapan akidah, kedalaman spirirtual, keluhuran akhlak, keluasan ilmu, dan kematangan profesional,

Memberikan pelayanan terhadap penggali dan pengembang ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya,

Membiasakan mahasiswa berpikir ilmiah, kritis, mandiri, peduli terhadap lingkungan sosial dan berwawasan global,

dasar nilai-nilai Islam Ahlus Sunnah Wal Jamaah dan budaya Indonesia.

Saat ini, Institut Agama Islam Ibrahimy telah memiliki tiga fakultas, yaitu; Fakultas Syari’ah, Fakultas Tarbiyah, Fakultas Dakwah dan Program Pascasarjana, yang kesemuanya telah ter-AKREDITASI BAN PT DEPDIKNAS.

a. FAKULTAS SYARI'AH

Akhwalus Syakhsyiyyah (Terakreditasi) Mu'amalah (Terakreditasi)

Ekonomi Islam (Terakreditasi)

b. FAKULTAS TARBIYAH

Pendidikan Agama Islam (PAI) (Terakreditasi) Pendidikan Bahasa Arab (PBA) (Terakreditasi) Pendidikan Guru RA (PGRA)

c. FAKULTAS DAKWAH

Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) (Terakreditasi) Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI) (Terakreditasi)

d. PROGRAM PASCASARJANA

Magister Manajemen Pendidikan Islam (Terakreditasi) Magister Hukum Islam (Terakreditasi)

15

C. Sistem Informasi Eksekutif

1. Pengertian Sistem Informasi Eksekutif

Sistem Informasi Eksekutif didefinisikan sebagai sistem terkomputerisasi yang menyediakan akses bagi eksekutif secara mudah ke informasi internal dan eksternal yang relevan dengan critical success

factor (faktor penentu keberhasilan) (Watson.1993).

Sistem Informasi Eksekutif adalah salah satu jenis dari sistem informasi manajemen yang dimaksud untuk memudahkan dan mendukung keterangan dan pembuatan keputusan kebutuhan dari eksekutif senior dengan menyediakan kemudahan akses terhadap keduanya, internal dan eksternal. Ini biasanya dipertimbangkan sebagai satu bentuk yang dikhususkan dari satu sistem mendukung keputusan (DSS).

Secara umum, sistem informasi eksekuti dikembangkan seperti mainframe program berbasis komputer. Tujuannya adalah untuk melindungi sekumpulan data dan untuk menyediakan kinerja atau statis riset dari suatu penelitian untuk membuat suatu keputusan.

2. Karakteristik Sistem Informasi Eksekutif

1. Drill-down

Drill-down adalah salah satu fasilitas yang sangat berguna

dalam SIE. Dengan fasilitas ini, eksekutif dapat mengakses informasi secara hierarkis, mulai dari yang bersifat umum kemudian dipecah hingga ke level yang lebih detail dan sebaliknya (roll-up).

memperoleh detail dari suatu informasi, eksekutif dapat melakukan analisis secara lebih akurat dan tepat sasaran (Inmon, 2002: 254). 2. Critical Succes Factors

Setiap eksekutif memiliki kebutuhan informasi yang berbeda. Oleh karena itu SIE harus dibangun secara spesifik agar dapat memenuhi kebutuhan informasi eksekutif. Begitu pula dengan suatu organisasi. Tiap organisasi mempunyai tujuan atau program yang juga berbeda-beda. Untuk mencapai tujuan tersebut terdapat faktor-faktor yang harus dipertimbangkan yang disebut Critical Succes

Factors (CSF) (Turban, 1995: 411).

3. Status access

SIE menyediakan akses cepat terhadap timely information. Setiap data atau laporan terbaru dapat diakses secara langsung melalui jaringan. Dengan begitu, eksekutif dapat mengetahui status atau kedudukan organisasinya. Proses pengaksesa status ini mungkin terjadi setiap hari maupun setiap jam, bahkan memungkinkan pelaporan secara real-time (Inmon, 2002: 256).

4. Exception reporting

SIE memiliki fitur untuk melakukan pelaporan terhadap aktifitas-aktifitas organisasi baik secara rutin maupun spontan. SIE harus dapat membantu eksekutif menganalisis perbandingan antara kinerja yang direncanakan dengan kinerja aktual. SIE didesain agar

17

dapat mengatasi situasi dengan ketidakpastian, seperti

rapid-changing environment atau situasi lingkungan organisasi yang

berubah-ubah baik dari struktur keanggotaan maupun fokus organisasi (Inmon, 2002: 256).

5. Navigation of information

Fasilitas ini memungkinkan eksekutif untuk dapat mengeksplor sejumlah besar data secara mudah dan cepat. SIE digunakan secara langsung oleh seorang eksekutif tanpa bantuan perantara (asisten), oleh karena itu tampilan SIE harus bersifat user-friendly (Turban, 1995: 410) serta didukung oleh penyajian data dengan jangkauan internal dan eksternal yang bersifa luas.

Keuntungan menggunakan Sistem Informasi Eksekutif dalam suatu organisasi atau perusahaan adalah untuk menyediakan fasilitas untuk hasil yang dicapai dari tujuan organisasi; Menyediakan fasilitas untuk akses informasi; Memungkinkan pemakai untuk lebih produktif; Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan; Menyediakan keuntungan yang kompetitif; Menghemat waktu bagi pemakai; Meningkatkan kapasitas dan kualitas komunikasi; Menyediakan kendali yang lebih baik dalam organisasi; Menyediakan antisipasi dari masalah dan kesempatan; Menyediakan perencanaan; Memungkinkan pencarian penyebab masalah; Menyediakan kebutuhan informasi bagi eksekutif (Turban. 2001: 384).

1. Pengertian Standar Mutu BAN-PT

BAN-PT adalah Badan evaluasi mandiri yang mempunyai tugas menetapkan kelayakan program dan/atau satuan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi dengan mengacu pada standard nasional pendidikan (UU Nomor 28, 2005: Pasal 1 Ayat 1).

Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dibentuk oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1994 dengan tugas melakukan akreditasi terhadap perguruan tinggi. Pada awal pembentukannya BAN-PT telah memutuskan untuk melakukan terlebih dahulu akreditasi program studi, dengan alasan bahwa program studilah yang menentukan mutu hasil pendidikan dan kenyataan bahwa tingkat mutu program studi beragam.

Akreditasi merupakan salah satu bentuk penilaian (evaluasi) mutu dan kelayakan institusi perguruan tinggi atau program studi yang dilakukan oleh organisasi atau badan mandiri di luar perguruan tinggi. Bentuk penilaian mutu eksternal yang lain adalah penilaian yang berkaitan dengan akuntabilitas, pemberian izin, pemberian lisensi oleh badan tertentu. Ada juga pengumpulan data oleh badan pemerintah bagi tujuan tertentu, dan survei untuk menentukan peringkat (ranking) perguruan tinggi (BAN-PT Buku 2, 2008: 2).

Dalam melaksanakan keseluruhan proses akreditasi pogram studi terdapat beberapa aspek pokok yang perlu diperhatikan oleh setiap pihak

19

yang terkait, yaitu asesor, program studi sarjana yang diakreditasi, dan BAN-PT sendiri (BAN-PT Buku 1, 2008: 6). Aspek-aspek tersebut yaitu: (1) standar akreditasi program studi sarjana yang digunakan sebagai tolok ukur dalam mengevaluasi dan menilai mutu kinerja, keadaan dan perangkat kependidikan program studi sarjana; (2) prosedur akreditasi program studi sarjana yang merupakan tahap dan langkah yang harus dilakukan dalam rangka akreditasi program studi sarjana; (3) instrumen

akreditasi program studi sarjana yang digunakan untuk menyajikan data

dan informasi sebagai bahan dalam mengevaluasi dan menilai mutu program studi sarjana, disusun berdasarkan standar akreditasi yang ditetapkan; dan (4) kode etik akreditasi program studi sarjana yang merupakan “aturan main” untuk menjamin kelancaran dan obyektivitas proses dan hasil akreditasi program studi sarjana.

2. Standar Akreditasi

Standar akreditasi adalah tolok ukur yang harus dipenuhi oleh program studi sarjana. Standar akreditasi terdiri atas beberapa parameter (indikator kunci) yang dapat digunakan sebagai dasar (1) penyajian data dan informasi mengenai kinerja, keadaan dan perangkat kependidikan program studi sarjana, yang dituangkan dalam instrumen akreditasi; (2) evaluasi dan penilaian mutu kinerja, keadaan dan perangkat kependidikan program studi sarjana, (3) penetapan kelayakan program studi sarjana untuk menyelenggarakan program-programnya; dan (4) perumusan rekomendasi perbaikan dan pembinaan mutu program studi sarjana.

komitmen program studi sarjana terhadap kapasitas institusional

(institutional capacity) dan komitmen terhadap efektivitas program

pendidikan (educational effectiveness), yang dikemas dalam tujuh standar akreditasi, yaitu:

Standar 1. Visi, misi, tujuan dan sasaran, serta strategi pencapaian Standar 2. Tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan, dan

penjaminan mutu Standar 3. Mahasiswa dan lulusan Standar 4. Sumber daya manusia

Standar 5. Kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik

Standar 6. Pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sistem informasi Standar 7. Penelitian dan pelayanan/pengabdian kepada masyarakat,

dan kerja sama

3. Prosedur Akreditasi

Evaluasi dan penilaian dalam rangka akreditasi program studi sarjana dilakukan melalui peer review oleh tim asesor yang terdiri atas para pakar dalam berbagai bidang keilmuan, dan pakar/praktisi yang memahami hakekat penyelenggaraan/pengelolaan program studi sarjana. Semua program studi sarjana akan diakreditasi secara berkala. Akreditasi dilakukan oleh BAN-PT terhadap program studi sarjana negeri dan swasta yang berbentuk universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik, dan akademi.

21

4. Instrumen Akreditasi

Instrumen yang digunakan dalam proses akreditasi program studi sarjana dikembangkan berdasarkan standar dan parameter yang telah ditentukan. Data, informasi dan penjelasan setiap standar dan parameter yang diminta dalam rangka akreditasi program studi sarjana dirumuskan dan disajikan oleh program studi sarjana dalam instrumen yang berbentuk borang. Borang akreditasi program studi sarjana adalah dokumen yang berupa laporan diri (self-report) suatu program studi sarjana yang digunakan untuk mengevaluasi dan menilai serta menetapkan status dan peringkat akreditasi program studi sarjana yang diakreditasi. Borang akreditasi merupakan kumpulan data dan informasi mengenai masukan, proses, keluaran, hasil, dan dampak yang bercirikan upaya untuk meningkatkan mutu kinerja, keadaan dan perangkat kependidikan program studi sarjana secara berkelanjutan.

5. Kode Etik Akreditasi

Untuk menjaga kelancaran, obyektivitas dan kejujuran dalam pelaksanaan akreditasi program studi sarjana, BAN-PT mengembangkan kode etik akreditasi yang perlu dipatuhi oleh semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan akreditasi, yaitu asesor, program studi sarjana yang diakreditasi, dan para anggota dan staf sekretariat BAN-PT. Kode etik tersebut berisikan pernyataan dasar filosofis dan kebijakan yang melandasi penyelenggaraan akreditasi; hal-hal yang harus dilakukan (the do) dan yang tidak layak dilakukan (the don’t) oleh setiap pihak terkait;

etik ini berlaku umum bagi akreditasi semua tingkat dan jenis peguruan tinggi dan program studi sarjana. Oleh karena itu kode etik tersebut disajikan dalam buku tersendiri di luar perangkat instrumen akreditasi program studi sarjana (BAN-PT Buku 1, 2008: 14).

E. Prototipe

1. Pengertian Prototipe

Model prototyping merupakan salah satu metode pengembangan perangkat lunak yang banyak digunakan. Dengan metode ini pelanggan dan pengembang dapat saling berinteraksi selama proses pembuatan sistem.

Tujuan utama dari prototype (Thompson, Wishbow, 1992) adalah: 1. Proses revisi dan pengujian terhadap produk dilakukan secara terus

menerus, sehingga didapatkan produk yang sesuai dengan keinginan

user. Proses testing dan revisi dapat dilakukan baik secara

keseluruhan maupun partial pada bagain dari produk.

2. Proses penujian harus memiliki perbandingan baku (benchmark) sehingga menghasilkan produk yang secara empiris sehingga menghindari kegagalan produk atau terjadi p[erbedaan persepsi antara user dan developer.

23

3. Dengan proses testing dan komunikasi yang terus menerus antara

user dan developer diharapkan menghasilkan produk yang user-friendly.

2. Tahapan Prototipe

Tahapan proses yang dilakukan untuk mencapai hasil yang baik dengan menggunakan metode ini adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi kebutuhan : Analisa terhadap kebutuhan calon user 2. Quick design : Pembuatan desain global untuk membentuk software

contoh

3. Build Prototype : pembuatan software prototype termasuk pengujian dan penyempurnaan

4. Evaluasi pelanggan : mengevaluasi prototype dan memperhalus kebutuhan calon pemakai.

5. Pembuatan dan Implementasi : pembuatan sebenarnya termasuk

design, coding, dan testing.

3. Tipe-tipe Prototipe

Terdapat 3 (tiga) tipe dari metodologi prototype (Sommerville, 1995):

1. Throwaway Prototypes

Model menggunakan prototype sebagai tool atau perangkat untuk melakukan analisa terhadap user-interface dan kebutuhan fungsional dari produk yang ingin dibuat. Ketika prototype

proses pengembangan dimulai kembali. 2. Evolutionary Prototypes

Evaluasi prototype berdasarkan pada pengembangan produk dengan melakukan peningkatan pada detail-detail yang dianggap perlu diperbarui. Proses akan dilakukan secara terus menerus dalam satu produk dan dilakukan hingga didapat produk yang sesuai dengan keinginan user.

3. Incremental Development

Metodologi ini masing- masing dievaluasi berdasarkan bagian-bagian secara partial juga. Setelah didapatkan potongan-potongan produk yang sesuai, maka disatukan untuk medapatkan produk yang sesuai dengan keinginan user.

4. Kelebihan dan Kekurangan Prototipe

1. Keunggulan prototyping adalah:

a. Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan

b. Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan

c. Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan sistem d. Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem

e. Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya.

25

2. Kelemahan prototyping adalah :

a. Pelanggan kadang tidak melihat atau menyadari bahwa perangkat lunak yang ada belum mencantumkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan dan juga belum memikirkan kemampuan pemeliharaan untuk jangja waktu lama.

b. Pengembang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek. Sehingga menggunakan algoritma dan bahasa pemrograman yang sederhana untuk membuat prototyping lebih cepat selesai tanpa memikirkan lebih lanjut bahwa program tersebut hanya merupakan cetak biru sistem.

c. Hubungan pelanggan dengan komputer yang disediakan mungkin tidak mencerminkan teknik perancangan yang baik

F. PENELITIAN TERKAIT

Terdapat beberapa penelitian yang terkait dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis, diantaranya yaitu:

1. SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF BERBASIS WEB PADA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Penelitian ini dilakukan oleh Anil Dawan, mahasiswa jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang. Peneliti membuat sistem informasi eksekutif fakultas teknik Universitas Diponegoro untuk mencari data-data akademis dan kepegawaian. Hal itu

mahasiswa dan kinerja dari karyawan kampus.

Pembangunan Sistem Informasi Eksekutif ini, peneliti menggunakan HTML sebagai bahasa pemrograman untuk tampilan, PHP sebagai bahasa pemrograman untuk logika dan proses dan MySQL sebagai media untuk menyimpan data base. Dalam pembagian user peneliti membagi tingkatan user menjadi dua bagian, yaitu User dan Administrator.

Pada hasil pengujian, terdapat dua modul, yaitu modul akademis dan modul kepegawaian. Dari masing-masing modul tersebut terdapat beberapa menu diantaranya, pada modul akademis terdapat menu: Mahasiswa Lulus, Mahasiswa Aktif, Mahasiswa Cuti, Mahasiswa Rawan D. O, Mahasiswa D. O, Mahasiswa Terbaik, dan Grafis Akademis. Sedangkan pada modul kepegawaian terdapat empat menu, yaitu: Keahlian Dosen, Dosen, Grafik Jumlah Karyawan, dan Grafik Jenjang Pendidikan.

2. RANCANG BANGUN PROTOTIPE E-REPORTING BIDANG PERIKANAN TANGKAP DI DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN LAMONGAN

Penelitian ini dilakukan oleh Drajat Subiantoro, mahasiswa Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Peneliti membangun sistem

27

informasi e-reporting untuk Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Lamongan sebagai alternatif pelaporan kegiatan.

Peneliti menggunakan metode prototipe sebagai model pengembangan sistem. Metode tersebut digunakan untuk memudahkan pengembang dalam membangun sistem, karena dengan metode tersebut pengembang dan pengguna terus berinteraksi bersama-sama mendefinisikan sistem yang akan dibuat.

Pada hasil pengujian terdapat lima pengguna yang dapat mengakses sistem informasi e-reporting tersebut. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode black box testing, dimana pengujian hanya menampilkan tampilan dan hasil laporan, tidak sampai pengujian terhadap source code. Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua item yang diujikan mendapatkan hasil A (acceptabel), hal tersebut berarti bahwa semua item telah berhasil diujikan dan tidak terdapat kesalahan dalam pengujian.

3. RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF PONDOK PESANTREN BERBASIS WEB DENGAN METODE JARINGAN SARAF TIRUAN (Studi Kasus: Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo)

Penelitian ini dilakukan oleh Faiz Afiani Rohma, mahasiswa Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Penelitian ini bertujuan untuk

menyediakan informasi kinerja manajemen pondok pesantren.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Jaringan Saraf Tiruan model backpropogation. Metode tersebut digunakan untuk mengenali pola perubahan informasi pada pondok pesantren secara berkala (harian, mingguan, bulanan, semesteran, dan tahunan).

Pada hasil pengujian, terdapat 16 data yang diujikan. Terdapat dua data yang tidak sesuai dengan output yang diinginkan, sedangkan 14 data lainnya sesuai. Sehingga dapat diketahui tingkat keberhasilan aplikasi yang dibuat adalah 93,33 %.

4. Perbandingan dan Kontribusi dari Penelitian Terkait

Dari ketiga penelitian terkait tersebut, terdapat beberapa hal yang patut untuk dibandingkan, baik dari segi metode maupun keunggulan dan kekurangan. Berikut ini adalah perbandingan dari ketiga penelitian tersebut.

29

Tabel 2. 1 Perbandingan dan Kontribusi dari Penelitian Terkait

Penelitian Pertama Penelitian Kedua Penelitian Ketiga

Judul :

SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF BERBASIS WEB PADA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Judul :

RANCANG BANGUN PROTOTIPE

E-REPORTING BIDANG PERIKANAN

TANGKAP DI DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN LAMONGAN

Judul :

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF PONDOK PESANTREN BERBASIS WEB

DENGAN METODE JARINGAN SARAF TIRUAN

Objek :

Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Objek :

Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Lamongan

Objek :

Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo

Metode / Standar / Rule: - Tidak ada

Metode / Standar / Rule: - Prototipe

Metode / Standar / Rule - Jaringan Saraf Tiruan

(backpropogation) Keunggulan :

- Terdapat grafik yang digunakan untuk membandingkan data

Keunggulan :

- Dengan menggunakan metode prototipe, pengembang dan pengguna akan saling berinteraksi untuk menentukan tujuan dari sistem dan pengembangan sistem

Keunggulan :

- Informasi yang dihasilkan dapat dilihat secara berkala

Kelemahan :

- Tidak ada metode / standar / rule yang digunakan

Kelemahan :

- Tidak terdapat grafik untuk membandingkan antar data

Kelemahan :

- Tidak ada standar laporan yang digunakan

Kontribusi untuk penelitian :

- Plugin grafik yang digunakan untuk membandingkan antar data

Kontribusi untuk penelitian :

- Alur proses yang digunakan untuk membuat sistem (Data Flow Diagram)

Kontribusi untuk penelitian :

- Pemodelan laporan (interface), baik dari grafik maupun tata letak laporan yang ditampilkan

G. Konsep Penilaian dan Evaluasi dalam Islam

Penilaian dalam Bahasa Inggris dikenal dengan istilah assesment yang berarti menilai sesuatu. Menilai itu sendiri bararti mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan mengacu pada ukuran tertentu seperti menilai baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh, tinggi atau rendah, dan sebagainya (Djaali & Pudji Muljono, 2007).

Menurut Endang Purwanti (2008: 3) secara umum assesment dapat diartikan sebagai proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa baik yang menyangkut kurikulumnya, program pembelajarannya, iklim sekolah maupun kebijakan-kebijakan sekolah.

Evaluasi dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Evaluation. Gronlund (1985) berpendapat evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan, sampai sejauh mana tujuan proram telah tercapai.

Dilihat dari fungsi dan tujuannya, dapat dikatakan bahwa tujuan evaluasi tersebut adalah untuk mengetahui tarap kesiapan, untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai dari suatu pekerjaan, untuk mengadakan seleksi, dan untuk pengelompokan.

Dalam melakukan kegiatan evaluasi tentu diperlukan informasi atau data yang baik mutunya. Data seperti itu akan dapat diperoleh dengan melakukan pengukuran dan penilaian terlebih dulu. Penilaian dalam arti asesmen

Dokumen terkait