• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari apa yang sudah diterangkan pada bab-bab sebelumnya, dan juga berisi saran-saran perbaikan yang berhubungan

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Rancang Bangun

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata rancang berarti mengatur segala sesuatu sebelum bertindak mengerjakan atau melakukan sesuatu untuk merencanakan. Sedangkan kata bangun berarti bentuk, cara menyusun atau susunan yang merupakan suatu wujud, struktur (Departemen Pendidikan Nasional, 2001).

Rancang bangun berarti mendesain bangunan yang akan dibuat (Departemen Pendidikan Nasional, 2001).

2.2 Konsep Dasar Sistem 2.2.1 Definisi Sistem

Secara sederhana, suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu. Teori sistem secara umum pertama kali diuraikan oleh Kenneth Boulding yang menekankan pentingnya perhatian terhadap setiap bagian yang membentuk sebuah sistem.

Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Elemen terintegrasi berarti bagian-bagian yang penting yang berbeda sama sekali yang disatukan menjadi suatu kebulatan atau totalitas (McLeod, 2004).

Sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu (Sutabri,2005). Sistem sendiri memiliki 3 unsur komponen yang terkait, yaitu :

1. Input, yaitu semua masukkan elemen-elemen yang ditangkap dan

dikumpulkan untuk kemudian diolah menjadi suatu keluaran, misalnya

user memasukkan data saham.

2. Process adalah suatu peristiwa yang merubah suatu input menjadi output

yang berarti user menggunakan menu-menu yang tersedia untuk mengolah data-data keuangan.

3. Output merupakan hasil akhir dari suatu process perubahan, contohnya

saja user di BPRS Harta Insan Karimah (HIKMAH) menggunakan aplikasi untuk mencetak laporan bulanan.

Jadi dapat disimpulkan sistem adalah sekumpulan elemen yang terintegrasi satu dengan yang lain untuk mencapai suatu tujuan.

2.2.2 Karakteristik Sistem

Model umum sebuah sistem adalah input, process, dan output. Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Selain itu, sebuah sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik sistem yang dimaksud adalah sebagai berikut (Sutabri, 2005) :

1. Komponen Sistem (components)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

2. Batasan Sistem (boundary)

Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.

3. Lingkungan Luar Sistem (environment)

Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi bagi sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan kalau tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup sistem tersebut.

4. Penghubung Sistem (interface)

Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan

sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.

5. Masukan Sistem (input)

Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Contoh “program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputer dan “data” adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

6. Keluaran Sistem (output)

Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain. Contoh, sistem informasi, keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsistem lain.

7. Pengolah Sistem (proses)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran. Contoh, sistem akuntansi, sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.

8. Sasaran Sistem (objective)

Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran, maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

2.2.3 Klasifikasi Sistem

Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi yang ada di dalam sistem tersebut. Oleh karena itu, sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandangan, diantaranya (Sutabri, 2005) :

1. Sistem abstrak dan sistem fisik

Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik, misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan, sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, misalnya sistem komputer, sistem produksi, sistem penjualan, sistem administrasi personalia, dan lain-lain.

2. Sistem alamiah dan sistem buatan manusia

Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh manusia, misalnya sistem perputaran bumi, terjadinya siang malam, pergantian musim, dan lain-lain. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan

mesin, yang disebut human machine system. Sistem informasi berbasis komputer merupakan contoh human machine system karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.

3. Sistem deterministik dan sistem probabilistik

Sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi disebut sistem deterministik. Sistem komputer adalah contoh dari sistem yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program komputer yang dijalankan. Sedangkan sistem yang bersifat probabilistik adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilistik.

4. Sistem terbuka dan sistem tertutup

Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh oleh lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa campur tangan pihak luar. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan mengasilkan keluaran untuk subsistem lainnya.

2.3 Konsep Dasar Informasi 2.3.1 Definisi Informasi

Menurut McLeod informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya. Alat pengolah informasi dapat meliputi elemen komputer, elemen non komputer atau kombinasinya (Ladjamudin, 2005).

Informasi adalah data yang telah diatur sehingga memiliki makna dan nilai bagi penerimanya (Turban, Rainer, dan Potter, 2006).

Menurut Davis informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti dan berguna bagi penerimanya untuk mengambil keputusan masa kini maupun yang akan datang (Mulyanto, 2009).

Jadi dapat disimpulkan informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti sehingga memiliki makna dan nilai bagi penerimanya untuk mengambil keputusan masa kini maupun yang akan datang.

2.3.2 Test Kebutuhan Informasi

Terdapat empat test untuk menjelaskan sebuah pesan yang spesifik dalam informasi, yakni sebagai berikut (Ladjamudin, 2005) :

1. Kepada siapa (pembuat keputusan) informasi ditujukan. 2. Untuk kebutuhan spesifik apa informasi ditujukan.

3. Sejauh mana informasi dapat digunakan untuk mendeteksi dan memecahkan masalah.

4. Sejauh mana (kapan) tingkat pembuatan keputusan.

2.3.3 Kualitas Informasi

Kualitas informasi (quality of information) sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh enam hal sebagai berikut (Ladjamudin, 2005) :

1. Relevan (relevancy), yaitu seberapa jauh tingkat relevansi informasi tersebut terhadap kenyataan kejadian masa lalu, kejadian hari ini, dan

kejadian yang akan datang. Informasi yang berkualitas akan mampu menunjukkan benang merah relevansi kejadian masa lalu, hari ini dan masa depan sebagai sebuah bentuk aktivitas yang kongkrit dan mampu dilaksanakan, dan dibuktikan oleh siapa saja.

2. Akurat (accuracy), suatu informasi dikatakan berkualitas jika seluruh kebutuhan informasi tersebut telah tersampaikan (completeness), seluruh pesan telah benar atau sesuai (correctness), serta pesan yang disampaikan sudah lengkap atau hanya sistem yang diinginkan oleh user (security). 3. Tepat Waktu (timeliness), yaitu berbagai proses dapat diselesaikan dengan

tepat waktu, laporan-laporan yang dibutuhkan dapat disampaikan tepat waktu.

4. Ekonomis (economy), informasi yang dihasilkan mempunyai daya jual yang tinggi, serta biaya operasional untuk menghasilkan informasi tersebut minimal, informasi tersebut juga mampu memberikan dampak yang luas terhadap laju pertumbuhan ekonomi dan teknologi informasi.

5. Efisien (efficiency), informasi yang berkualitas memiliki sintaks ataupun kalimat yang sederhana (tidak berbelit-belit, tidak juga puitis, bahkan romantis), namun mampu memberikan makna dan hasil yang mendalam, atau bahkan menggetarkan setiap orang atau benda apapun yang menerimanya.

6. Dapat dipercaya (reliability), artinya informasi tersebut berasal dari sumber yang dapat dipercaya. Sumber tersebut juga telah teruji tingkat kejujurannya. Misalkan output suatu program komputer, bisa

dikategorikan sebagai reliability, karena program komputer akan memberikan output sesuai dengan input yang diberikan, dan outputnya tidak pernah dipengaruhi oleh iming-iming jabatan, ataupun setumpuk nilai rupiah.

2.3.4 Informasi dan Tingkat Manajemen

Berdasarkan tingkatan manajemen, informasi dapat dikelompokkan berdasarkan penggunanya, yakni sebagai berikut (Ladjamudin, 2005) :

1. Informasi Strategis

Digunakan untuk mengambil keputusan jangka panjang, mencakup informasi eksternal (tindakan pesaing, langganan), rencana perluasan perusahaan dan sebagainya.

2. Informasi Taktis

Digunakan untuk mengambil keputusan jangka menengah, mencakup informasi trend penjualan yang dapat dipakai untuk menyusun rencana-rencana penjualan.

3. Informasi Teknis

Digunakan untuk keperluan operasional sehari-hari, informasi persediaan stok, retur penjualan dan laporan kas harian.

Supaya informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat berguna bagi manajemen, maka analisis sistem harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan informasi yang dibutuhkannya, yaitu dengan mengetahui kegiatan-kegiatan untuk masing-masing tingkat (level) manajemen dan tipe keputusan yang diambilnya.

2.4 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.4.1 Definisi Sistem Informasi

Menurut Hall sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikelompokan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pemakai (Kadir, 2003).

Sistem informasi adalah proses yang menjalankan fungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu (Turban, Rainer, dan Potter, 2006).

Jadi dapat disimpulkan sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal yang menjalankan fungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi kepada pemakai.

2.4.2 Komponen Sistem Informasi

Dalam suatu sistem informasi terdapat komponen-komponen seperti (Kadir, 2003) :

1. Perangkat keras (hardware) : mencakup peranti-peranti fisik seperti komputer dan printer.

2. Perangkat lunak (software) atau program : sekumpulan instruksi yang memungkinkan perangkat keras untuk dapat memproses data.

3. Prosedur : sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki.

4. Orang : semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem informasi, pemrosesan, dan penggunaan keluaran sistem informasi.

5. Basis data (database) : sekumpulan tabel, hubungan, dan lain-lain yang berkaitan dengan penyimpanan data.

6. Jaringan komputer dan komunikasi data : sistem penghubung yang memungkinkan sumber (resources) dipakai secara bersama atau diakses oleh sejumlah pemakai.

2.5 Konsep Dasar Sistem Informasi Keuangan 2.5.1 Pengertian Sistem Informasi Keuangan

Sistem informasi keuangan adalah sistem informasi yang memberikan informasi kepada orang atau kelompok baik di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan mengenai masalah keuangan perusahaan (McLeod dan Schell, 2004). Informasi yang diberikan disajikan dalam bentuk laporan khusus, laporan periodik, hasil dari simulasi matematika, saran dari sistem pakar, dan komunikasi elektronik.

2.5.2 Model Sistem Informasi Keuangan

Model sistem informasi keuangan digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1 Model Sistem Informasi Keuangan (Kadir, 2003)

Subsistem Input Subsistem Output

Subsist em int elijen keuangan

Subsist em pem rosesan t ransaksi Subsist em audit

int ernal Basis dat a

Subsist em peram alan dan perencanaan keuangan

Subsist em pengendalian keuangan

Subsist em m anajem en dana

2.5.2.1Subsistem Input dalam Sistem Informasi Keuangan

Subsistem input dalam sistem informasi keuangan terdiri dari (Kadir, 2003) :

1. Subsistem intelijen keuangan

Karena fungsi keuangan mengendalikan arus uang melalui perusahaan, informasi diperlukan untuk mempercepat arusnya. Subsistem intelijen keuangan berfungsi untuk mengidentifikasi sumber-sumber keuangan eksternal (para pemegang saham dan masyarakat keuangan) yang dapat menyuntikkan tambahan dana bagi perusahaan.

2. Subsistem audit internal

Audit internal dimasukkan sebagai susbsitem input dari sistem informasi keuangan karena kemampuannya untuk mengevaluasi dan mempengaruhi operasi perusahaan secara independen dari sudut pandang keuangan. Ada empat jenis dasar kegiatan audit internal yaitu (McLeod dan Schell, 2004):

a. Audit keuangan, dilakukan untuk menguji akurasi catatan perusahaan.

b. Audit operasionnal, dilakukan bukan untuk menguji akurasi catatan tetapi untuk memeriksa efektivitas prosedur.

c. Audit kesesuaian, contoh dari audit kesesuaian yaitu auditor internal memilih sejumlah pegawai dan menyerahkan langsung cek gaji ke pegawai tanpa melalui bagian yang seharusnya menyerahkan. Prosedur ini dilakukan untuk memastikan bahwa

nama pada daftar gaji mewakili pegawai yang sebenarnya dan bukan sekedar daftar fiktif.

d. Rancangan sistem pengendalian internal, dalam audit operasional dan audit kesesuaian, auditor internal mempelajari sistem yang ada. Namun, auditor seharusnya tidak menunggu sampai sistem diterapkan untuk melaksanakan pengaruhnya. Auditor internal seharusnya berpartisipasi aktif dalam pengembangan sistem. 3. Subsistem pemrosesan transaksi

Merupakan catatan dari setiap transaksi, menjelaskan apa yang terjadi, kapan terjadinya, siapa yang terlibat, dan berapa banyak uang yang terlibat. Data ini dianalisis untuk memenuhi sebagian kebutuhan informasi manajemen.

2.5.2.2 Subsistem Output dalam Sistem Informasi Keuangan

Subsistem output dalam sistem informasi keuangan terdiri dari (Kadir, 2003) :

1. Sistem Manajemen Dana

Sistem manajemen dana berguna untuk membantu pengelolaan aset seperti kas dan saham. Dalam melakukan manajemen terhadap dana atau kas, biasanya digunakan laporan-laporan keuangan bulanan atau tahunan. Menurut McLeod analisis untuk menelusuri arus masuk dan arus keluar setiap bulan disebut dengan arus kas (cash flow analysis). Sedangkan alat

yang digunakan untuk melakukan analisis tersebut dinamakan model arus kas (cash flow model) (Mulyanto, 2009).

2. Sistem Penganggaran Keuangan

Penganggaran keuangan dilakukan dengan mengevaluasi tingkat keuntungan serta dampak keuntungan dari dana yang dikeluarkan. Anggaran-anggaran yang diusulkan kemudian di analisis dengan mengambil data historis yang tersedia. Dalam melakukan penganggaran, terdapat tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan anggaran perusahaan, yaitu (Mulyanto, 2009) :

a) Pendekatan Top-Down

Dalam pendekatan ini, eksekutif perusahaan menentukan anggaran-anggaran yang ada di dalam perusahaan, kemudian anggaran-anggaran tersebut di tekankan pada tingkat-tingkat manajemen di bawahnya. Pendekatan ini biasanya diambil karena eksekutif perusahaan dianggap lebih memahami tujuan-tujuan jangka panjang perusahaan, sehingga perusahaan akan lebih mudah dalam mencapai tujuan-tujuan tersebut.

Pendekatan top-down memiliki kelemahan pada kebutuhan dana untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Eksekutif memandang bahwa dana yang dianggarkan cukup realistis untuk menjalankan kegiatan-kegiatan tersebut. Akan tetapi, manajemen tingkat bawah akan merasa dana yang dianggarkan tersebut sangat terbatas, sehingga

kegiatan-kegiatan operasional tidak dapat diselesaikan dengan maksimal.

b) Pendekatan Bottom-Up

Dalam pendekatan ini, proses penganggaran dimulai dari tingkat manajemen paling bawah kemudian diajukan kepada level organisasi di atasnya. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa pada tingkat bawah lebih memahami kegiatan yang menentukan keberhasilan suatu perusahaan. Pada pendekatan bottom-up sering terjadi ketidakseimbangan antara anggaran yang dianggarkan dengan hasil kerja operasionalnya. Manajemen yang lebih rendah biasanya akan meminta dana yang lebih besar untuk melaksanakan kegiatan operasionalnya. Selain itu, pada pendekatan ini juga sering terjadi kecurigaan oleh eksekutif perusahaan terhadap manajemen dibawahnya yang meminta jumlah anggaran yang tidak realistis.

c) Pendekatan Partisipasi

Penentuan anggaran dengan pendekatan partisipasi ini melibatkan eksekutif perusahaan dengan pihak-pihak yang terkait dengan penganggaran tersebut, baik pada tingkat manajemen tengah, bawah maupun tingkat operasional. Pendekatan ini digunakan untuk memperbaiki kelemahan yang

muncul pada pendekatan top-down dan pendekatan

bottom-down.

3. Sistem Perencanaan Keuangan

Perencanaan keuangan merupakan kegiatan di dalam organisasi dengan membuat perkiraan kinerja keuangan dan kebutuhan keuangan. Perkiraan ini dilakukan dengan mengevaluasi kinerja keuangan yang ada pada saat ini dan melakukan perkiraan kinerja keuangan yang akan datang. Dalam melakukan perkiraan keuangan, suatu organisasi harus memperkirakan kinerja dan keburuhan dalan jangka pendek dan jangka panjang.

2.5.3 Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan sarana pengomunikasian informasi keuangan utama kepada pihak-pihak diluar perusahaan. Laporan yang sering disajikan adalah neraca, laporan laba-rugi, laporan arus kas, laporan ekuitas pemilik atau pemegang saham (keisho,weygandt,warfield,2007).

Unsur-unsur dalam laporan keuangan :

1. Aktiva : Manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa depan, yang diperoleh atau dikendalikan oleh sebuah entitas sebagai hasil dari transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian masa lalu.

depan, yang timbul berjalan sebuah entitas tertentu.

3. Ekuitas : Kepentingan residu dalam aktiva sebuah entitas, setelah dikurangi dengan kewajibannya.

4. Laba : Perubahan ekuitas (aktiva bersih) sebuah entitas selama suatu periode yang diakibatkan oleh transaksi dan kejadian lain yang bukan bersumber dari pemilik.

5. Pendapatan : Arus masuk atau peningkatan lainnya atas aktiva sebuah entitas selama suatu periode.

6. Beban : Arus keluar atau penggunaan lainnya atas aktiva sebuah entitas selama suatu periode.

7. Keuntungan : Kenaikan ekuitas sebuah perusahaan yang ditimbulkan oleh transaksi atau insidential dan dari semua transaksi serta kejadian lainnya.

8. Kerugian : Penurunan ekuitas sebuah perusahaan yang ditimbulkan oleh transaksi atau insidential dan dari semua transaksi serta kejadian lainnya.

2.5.4 Pengertian Laporan Arus Kas

Kas adalah uang tunai baik kertas maupun logam, simpanan uang di bank yang dapat diambil, dan bentuk-bentuk alat pembayaran lainnya yang mempunyai sifat seperti mata uang (Mardiasmo,2000). Setiap lembaga atau perusahaan pada

umumnya mengadakan pengawasan yang ketat terhadap kas, karena sifatnya yang mudah dipindah tangankan dan tidak mempunyai tanda bukti pemilikan, untuk menghindari penggelapan kas setiap lembaga atau perusahaan perlu mengadakan sistem kontrol yang baik terhadap kas. Untuk itu perlu adanya pencatatan transaksi penerimaan kas dan pengeluaran kas dan pembuatan laporan arus kas yang baik, agar nantinya tidak terdapat kesalahan dalam rekapitulasi keuangan.

Ibarat darah, uang merupakan hal pokok dalam lembaga apapun, sedangkan ibarat saluran darah, sistem keuangan memegang peran amat penting pada lembaga atau organisasi manapun, tanpa saluran nadi darah tidak berfungsi malah akan menimbulkan berbagai gangguan yang fatal sifatnya, tanpa sistem keuangan yang memadai, akan timbul berbagai persoalan di organisasi.

2.6 Konsep Dasar Saham 2.6.1 Definisi Saham

Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda penyertaan modal pada perusahaan yang menerbitkan saham tersebut (Machmud dan Rukmana, 2010).

Dalam Keppres RI No. 60 Tahun 1988 tentang pasar modal, saham didefinisikan sebagai surat berharga yang merupakan tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas sebagaimana diatur dalam KUHD (Kitab Undang-Undang Hukum Dagang).

Saham atau stocks adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perusahaan terbatas (Soemitra, 2009). Dengan demikian si pemilik

saham merupakan pemilik perusahaan. Semakin besar saham yang dimilikinya, maka semakin besar pula kekuasaannya di perusahaan tersebut.

Jadi dapat disimpulkan saham adalah surat berharga tanda penyertaan modal pada perusahaan sebagaimana diatur dalam KUHD (Kitab Undang-Undang Hukum Dagang). Saham bukan fakta yang berdiri sendiri, namun terkait pasar modal sebagai tempat perdagangannya dan juga terkait perusahaan publik (Perseroan Terbatas atau PT) sebagai pihak yang menerbitkannya.

2.6.2 Saham Syariah

Saham syariah adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan yang diterbitkan oleh emiten yang kegiatan usaha maupun cara pengelolaannya tidak bertentangan dengan prinsip syariah (Soemitra, 2009).

Saham merupakan surat berharga yang merepresentasikan penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan. Sementara dalam prinsip syariah, penyertaan modal dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang tidak melanggar prinsip-prinsip syariah, seperti bidang perjudian, riba, memproduksi barang yang diharapkan seperti minuman yang beralkohol. Penyertaan modal dalam bentuk saham yang dilakukan pada suatu perusahaan yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan prinsip syariah dapat dilakukan berdasarkan akad

musyarakah dan mudharabah. Akad musyarakah umumnya dilakukan pada saham

perusahaan privat, sedangkan akad mudharabah umumnya dilakukan pada saham perusahaan publik.

Pada BPRS Harta Insan Karimah pemegang saham perseroan adalah Alumni Himpunan Mahasiswa Islam Fakultas Ekonomi Gajah Mada (HMI FE UGM) Yogyakarta. Sampai tanggal 31 Mei 2010, jumlah pemegang saham sebanyak 225 orang dengan jumlah saham yang tersebar (tidak ada pemegang saham pengendali). Kekeluargaan dan silaturahmi adalah niat dan tekad awal para pemegang saham ketika mendirikan Perseroan, yang sampai saat ini tetap terbina dengan baik.

2.6.2.1 Akad Musyarakah

2.6.2.1.1 Definisi Musyarakah

Menurut Sayyid Sabiq yang dikutip dari Fiqih Sunah, hal 294 musyarakah

adalah akad antara dua orang berserikat pada pokok harta (modal) dan keuntungan (Muslich, 2007).

Menurut Muhammad Nijatullah Siddiq musyarakah adalah suatu bentuk

partnership atau kerja sama ekonomi dan bisnis antara dua orang atau lebih yang

terikat atau tidak dalam suatu perjanjian untuk kerja bersama secara kolektif untuk melakukan kegiatan bisnis atau proyek pekerjaan yang dilakukan secara bersama

Dokumen terkait