• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam bab ini terdapat kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA

8 A. Teori Medis

1. Pengetahuan a. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra pengeliatan, pendengaran, penciuman, rasa dan melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior) (Notoatmodjo, 2010).

b. Tingkat Pengetahuan di dalam Domain Kognitif

Menurut Notoatmodjo (2010), Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:

1) Tahu (Knowledge)

Menunjukkan keberhasilan mengumpulkan keterangan apa adanya. Termasuk dalam kategori ini adalah kemampuan mengenali atau mengingat kembali hal-hal atau keterangan yang pernah berhasil di himpun atau dikenali (recall of facts).

2) Memahami (Comprehension)

Pemahaman diartikan dicapainya pengertian (understanding) tentang hal yang sudah kita kenali. Karena sudah memahami hal yang bersangkutan maka juga sudah mampu mengenali hal tadi

meskipun diberi bentuk lain. Termasuk dalam jenjang kognitif ini misalnya kemampuan menterjemahkan, menginterpretasikan, menafsirkan, meramalkan dan mengeksplorasikan.

3) Menerapkan (Aplication)

Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan hal yang sudah dipahami ke dalam situasi dan kondisi yang sesuai.

4) Analisa (Analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan hal tadi menjadi rincian yang terdiri unsur-unsur atau komponen-komponen yang berhubungan antara yang satu dengan lainnya dalam suatu bentuk susunan berarti.

5) Sintesis (Syntesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun kembali bagian-bagian atau unsur-unsur tadi menjadi suatu keseluruhan yang mengandung arti tertentu.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk membandingkan hal yang bersangkutan dengan hal-hal serupa atau setara lainnya, sehingga diperoleh kesan yang lengkap dan menyeluruh tentang hal yang sedang dinilainya.

c. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010) ada beberapa cara untuk memperoleh pengetahuan, yaitu:

1) Cara Coba-Salah (Trial and Error)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah) atau metode coba-salah coba-coba.

2) Cara Kekuasaan atau Otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya, dengan kata lain pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli-ahli ilmu pengetahuan. Prinsip ini adalah, orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri.

Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa yang dikemukakannya adalah benar.

3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah, pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan.

4) Melalui Jalan Pikiran

Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.

5) Cara Moderen dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah”, atau lebih popular disebut metodologi penelitian (research methodology).

d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah:

1) Pendidikan

Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru yang diperkenalkan.

2) Informasi

Seorang yang mempunyai informasi yang lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih banyak pula.

3) Budaya

Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap, kebiasaan dan kepercayaan.

4) Pengalaman

Merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, baik dari pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Hal tersebut dilakukan dengan cara pengulangan kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi. Bila berhasil maka orang akan menggunakan cara tersebut dan bila gagal tidak akan mengulangi cara itu.

5) Sosial Ekonomi

Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup tergantung dengan hasil pendapatan.

6) Umur

Menurut Nursalam & Pariani (2008), usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa. Menurut Saifudin (2002) ada faktor resiko yang mendukung tingginya angka kematian ibu yaitu “4Terlalu “ terlalu muda (˂20 tahun), terlalu tua (˃35 tahun), terlalu banyak anak dan terlalu sering hamil. Untuk faktor resiko terlalu tua dan terlalu muda dapat dijadikan dasar pengelompokan karakteristik berdasarkan umur ibu hamil.

e. Pengukuran Pengetahuan

Menurut Arikunto (2006) pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subyek penelitian atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin kita ukur atau kita ketahui dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatannya.

Untuk mengukur tingkat pengetahuan ibu dapat dibagi menjadi 4 kategori, yaitu :

1) Baik 2) Cukup baik

3) Kurang baik 4) Tidak baik

2. Kehamilan Normal a. Pengertian

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi hingga lahirnya bayi (Prawirohardjo, 2009). Lama kehamilan normal diperkirakan kurang lebih 280 hari (40 minggu atau 10 bulan) berdasarkan perputaran bulan atau lunar, atau 9 bulan sejak hari pertama haid terakhir (Varney, 2009).

b. Tanda-tanda Kehamilan

Menurut Wiknjosastro (Prawiroharjo, 2009), tanda-tanda kehamilan dibagi menjadi 3 yaitu :

1) Tanda tidak pasti kehamilan

a) Amenore (tidak dapat haid), gejala ini penting karena wanita hamil tidak haid lagi dan perlu diketahui tanggal hari pertama haid terakhir untuk menentukan tuanya kehamilan dan bila persalinan diperkirakan akan terjadi.

b) Nausea (enek) dan emesis (muntah), Enek terjadi umumnya pada bulan-bulan pertama kehamilan, disertai kadang-kadang oleh emesis. Sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak selalu.

c) Mengidam terjadi pada bulan-bulan pertama dan menghilang dengan makin tuanya kehamilan.

d) Pingsan. Sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat ramai sehingga dianjurkan tidak pergi ke tempat-tempat ramai pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga sesudah kehamilan 16 minggu.

e) Mammae menjadi tegang dan membesar. Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang merangsang duktuli dan alveoli di mammae.

f) Anoreksia (tidak ada nafsu makan). Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia, tetapi setelah itu nafsu makan timbul lagi. g) Sering kencing terjadi karena pada bulan-bulan pertama

kandung kencing tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada trimester kedua keluhan ini menghilang karena uterus yang membesar keluar dari rongga panggul, sedangkan pada trimester ketiga gejala mulai timbul lagi karena janin mulai masuk panggul dan menekan kandung kencing.

h) Obstipasi terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh hormon steroid.

i) Pigmentasi kulit terjadi karena pengaruh dari hormon kortikosteroid plasenta yang merangsang melanofor dan kulit. j) Epulis adalah suatu hipertrofi papilla ginggivae sering terjadi

k) Varices, sering terjadi pada trimester 3, didapat pada daerah genitalia eksterna, fossa poplitea, kaki, dan betis.

2) Tanda kemungkinan hamil a) Perut membersar

b) Uterus membesar

c) Tanda hegar (hipertropi ismus, menjadi panjang dan lunak) d) Tanda chadwik (hipervaskularisasi pada vagina dan vulva,

tampak lebih merah dan kelam

e) Tanda piscaceck (uterus membesar ke salah satu jurusan). f) Kontraksi-kontraksi kecil atau braxton hicks.

g) Teraba ballotement h) Reaksi kehamilan positif. 3) Tanda pasti kehamilan

a) Pada umur 20 minggu gerakan janin kadang-kadang dapat diraba secara obyektif oleh pemeriksa dan bagian-bagian janin dapat diraba pada kehamilan lebih tua.

b) Bunyi denyut jantung janin dapat didengar pada umur kehamilan 18 – 20 Minggu memakai Doppler dan stetoskop Leannec.

c) Pada Primigravida ibu dapat merasakan gerakan janinnya pada usia kehamilan 18 minggu sedangkan multigravida umur 16 minggu.

d) Bila dilakukan pemeriksaan dengan sinar rontgen kerangka janin dapat dilihat.

e) Dengan ultrasonografi (scanning) dapat diketahui ukuran kantong janin, panjangnya janin, dan diameter biparietalis hingga dapat diperkirakan tuanya kehamilan.

c. Asuhan pada ibu hamil

Asuhan antenatal adalah asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sejak konfirmasi konsepsi hingga awal persalinan (Myles, 2009). Tujuan asuhan antenatal menurut Saifuddin (2002), antara lain :

1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi

2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi.

3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.

4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin 5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan

pemberian ASI eksklusif

6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

3. Anemia

a. Pengertian anemia

1) Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah atau penurunan konsentrasi hemoglobin dalam sirkulasi darah (Varney, 2009). 2) Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi

dan potensial membahayakan ibu dan anak (Manuaba, 2010). 3) Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah menurun atau

menurunnya hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi berkurang. Selama kehamilan, indikasi anemia adalah jika konsentrasi hemoglobin kurang dari 10,50 pada kehamilan trimester II sampai dengan 11,00 gr/dl pada umur kehamilan trimester I dan III (Varney, 2009).

b. Etiologi

Menurut Mansjoer (2008), etiologi anemia, meliputi:

1) Asupan besi yang berkurang pada jenis makanan yang mengandung Fe, muntah berulang pada bayi dan pemberian makanan tambahan yang tidak sempurna.

2) Kehilangan/pengeluaran besi berlebihan pada perdarahan saluran cerna kronis.

3) Kebutuhan energi dan zat besi yang meningkat oleh karena pertumbuhan pada bayi, anak, remaja, dan ibu hamil.

c. Tanda-Tanda Klinis

Gejala atau tanda-tanda yang dapat dilihat menurut Helen Varney (2009), adalah:

1) Letih, mengantuk, malaise 2) Limbung, lemah

3) Sakit kepala 4) Lidah licin

5) Kulit pucat, bantalan kuku jari pucat 6) Membran mukosa pucat, misal: konjungtiva 7) Kehilangan nafsu makan, mual, dan muntah d. Batasan Anemia

Menurut Manuaba (2010), batasan anemia adalah sebagai berikut: 1) Tidak anemia Hb > 11 gr %

2) Anemia Ringan Hb 9-10 gr % 3) Anemia Sedang Hb 7-8 gr % 4) Anemia Berat Hb < 7 gr % e. Macam- macam Anemia

Menurut Prawirohardjo (2009), macam-macam anemia adalah sebagai berikut:

1) Anemia defisiensi besi

Adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral fe. Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang masuknya unsur besi dengan makanan, karena gangguan absorbsi, atau terlampau

banyaknya besi keluar dari badan, misalnya pada perdarahan. (Prawirohardjo, 2009).

2) Anemia megaloblastik

Adalah anemia yang disebabkan oleh defisiensi asam folat, jarang sekali karena defisiensi vitamin B12, anemia ini sering ditemukan pada wanita yang jarang mengkonsumsi sayuran hijau segar atau makanan dengan protein hewani tinggi (Walsh, 2008). 3) Anemia hemolitik

Adalah anemia yang disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya

(Prawirohardjo, 2009).

4) Anemia Hipoplastik dan Aplastik

Adalah anemia yang disebabkan karena sumsum tulang belakang kurang mampu membuat sel-sel darah yang baru (Prawirohardjo 2005). Pada sepertiga kasus anemia dipicu oleh obat atau zat kimia lain, infeksi, radiasi, leukemia, dan gangguan imunologis (Myles, 2009).

f. Pengaruh anemia

1) terhadap kehamilan, persalinan, dan nifas a) Dapat terjadi abortus

b) Partus prematurus c) Atonia uteri d) Partus lama

e) Afibrinogenemia dan hipofibrinogenemia f) Mudah terjadi infeksi

g) Ancaman decompensasi cordis (Hb < 6 gr %) h) Perdarahan ante partum (Prawirohardjo, 2009) 2) Pada hasil konsepsi

a) Kematian mudigah b) Kematian perinatal c) Prematuritas

d) Dapat terjadi cacat bawaan e) Cadangan besi kurang

f) IUGR (Intrauterine Growth Retardation) (Prawirohardjo, 2009)

g. Pencegahan Anemia

1) Pemberian tablet besi, pemerintah kini mulai melirik calon pengantin perempuan sebagai target, kepada mereka diberikan 1 tablet tiap minggu selama 16 minggu ditambah 1 tablet tiap hari selama haid. Dosis mingguan ini ternyata cukup efektif dalam meningkatkan kadar hemoglobin.

2) Pendidikan dan upaya yang ada kaitannya dengan peningkatan asupan zat besi melalui makanan. Memberikan penyuluhan tentang tanda gejala anemia serta bahaya yang ditimbulkan oleh anemia. Menganjurkan untuk makan makanan yang banyak mengandung zat besi.

Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia

3) Pengawasan penyakit infeksi. Pengawasan penyakit infeksi ini memerlukan upaya kesehatan masyarakat seperti penyediaan air bersih, perbaikan sanitasi lingkungan dan kebersihan perorangan. 4) Peningkatan makanan yang banyak mengandung zat besi,

mengkonsumsi makanan yang cukup mengandung kalori, setiap 1000 kkal makanan dari beras mengandung 6 mg Fe, meningkatkan makanan yang dapat memacu penyerapan zat besi dan mengurangi makanan yang dapat menghambat penyerapan zat besi (Arisman, 2007).

B. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber: Notoatmodjo (2005) Varney (2009) Faktor yang mempengaruhi

pengetahuan : 1. Pendidikan 2. Informasi 3. Budaya 4. Pengalaman 5. Sosial Ekonomi Pengertian anemia Tanda-Tanda Klinis anemia Batasan anemia

Macam- macam anemia

Pengaruh anemia terhadap kehamilan, persalinan, nifas dan hasil konsepsi

Pencegahan Anemia Etiologi anemia

C. Kerangka Konsep

Keterangan :

: Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak diteliti

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Pengetahuan Ibu Hamil

tentang Anemia

Baik

Cukup baik

Kurang Baik

Tidak Baik Faktor yang mempengaruhi

pengetahuan : 1. Pendidikan 2. Informasi 3. Budaya 4. Pengalaman 5. Sosial Ekonomi

24 A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif menurut Notoatmodjo (2005) merupakan penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau diskripsi suatu keadaan secara objektif. Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Menurut Notoatmodjo (2005), pengertian lokasi dan waktu penelitian adalah sebagai berikut:

1. Lokasi penelitian adalah lokasi diadakannya penelitian.

2. Waktu penelitian adalah rentang waktu yang digunakan untuk melaksanakan penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Gambirsari Surakarta pada tanggal 1-26 Juni 2012.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti dan dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Hidayat, 2007 ). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang berkunjung di Puskesmas Gambirsari Surakarta pada 1-26 Juni 2012. Dari Jumlah ibu hamil dari bulan Maret hingga Mei tahun 2012 sebanyak 104 orang, maka rata-rata per bulan adalah 35 orang. 2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005). Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang berkunjung di Puskesmas Gambirsari Surakarta berjumlah 35 orang.

3. Tehnik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah accidental sampling. Accidental sampling yaitu cara pengambilan sampel yang dilakukan dengan kebetulan bertemu. Sebagai contoh, dalam menentukan sampel apabila dijumpai ada, maka sampel tersebut diambil dan langsung dijadikan sampel utama. (Hidayat, 2007). Dalam penelitian ini sampel yang diambil harus memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. a. Kriteria Inklusi adalah

1) Ibu hamil yang berkunjung di Puskesmas Gambirsari Surakarta 2) Ibu hamil yang bersedia menjadi responden

3) Ibu hamil yang bisa baca dan tulis b. Kriteria Ekslusi

2) Ibu hamil yang sedang sakit

3) Ibu hamil yang tidak bisa baca dan tulis

4) Ibu hamil yang tidak bersedia menjadi responden

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah kuesioner tertutup yang diisi oleh responden. Kuesioner tertutup adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan

tentang hal-hal yang ia ketahui dan sudah disediakan jawabannya (Arikunto, 2006). Apabila responden menjawab pertanyaan dengan benar diberi skor 1 dan apabila salah diberi skor 0 yang terdiri dari pernyataan favorable dan unfavorable.

Pernyataan favorable penilaiannya adalah sebagai berikut : 1. Benar, nilainya 1

2. Salah, nilainya 0

Pernyataan unfavorable penilaiannya sebagai berikut : 1. Salah, nilainya 1

Tabel. 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Pengetahuan Anemia

Variabel Sub Variabel Pertanyaan Jumlah

Soal Favourable Unfavourable Pengertian Etiologi anemia 1,3,4 6,7,8,9 2 5 4 5 Tingkat pengetahuan Ibu tentang Anemia Tanda-tanda klinis 10 11,12 3 Batasan anemia 13,15,16 14 4 Macam anemia 18,19,21,22, 23 17,20 7 Pengaruh anemia 25,27,28 24,26 5 Pencegahan anemia 29,30 2

Kuesioner untuk penelitian terlebih dahulu akan dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian, yaitu di Puskesmas Penumping Surakarta.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2006). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak diukur. Untuk menguji validitas instrumen, peneliti menggunakan product moment dengan bantuan program komputer SPSS for Windows, Rumus product momentadalah sebagai berikut :

Keterangan:

N : Jumlah responden

rxy : Koefisien korelasi product moment x : Skor pertanyaan

( )

X }{N Y -

( )

Y } X { Y X. -XY . N 2 2 2 2 - S S S S S S S = N rxy

y : Skor total

xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total

Untuk mengetahui apakah harga korelasi valid, maka angka korelasi harus dibandingkan dengan angka kritik tabel. Dinyatakan valid jika r hitung > r table, dengan taraf significancy 0,05 (Arikunto, 2006). Dari hasil uji validitas yang dilakukan pada 30 orang ibu hamil dan dilakukan penghitungan dengan menggunakan program SSPS for windows versi 16.0, didapatkan nilai r hitung > r table (0,361), sehingga 30 pernyataan dinyatakan valid. Hasil uji validitas dapat dilihat pada lampiran 12.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensis, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2006).

Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:

÷ ÷ ø ö ç ç è æ -÷ ø ö ç è æ -=

å

2 2 11 1 1 t b k k r s s Keterangan: r11 = Reliabilitas Instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal ∑σb2 = Jumlah varian butir

σt2 = Varians total

Kuesioner dikatakan reliabel jika memiliki alpha minimal 0,7. Sehingga untuk mengetahui kuesioner reliabel atau tidak dengan melihat besarnya nilai ( Riwidikdo, 2010 ). Dari uji coba reliabilitas untuk 30 soal didapatkan nilai koefisien alpha 0,744 > 0,7 sehingga pernyataan dinyatakan reliabel. Hasil perhitungan reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 12.

E. Teknik Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar persetujuan (informed consent) dan membagikan kuesioner pada para ibu hamil di Puskesmas Gambirsari Surakarta, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden diminta mengisi sendiri kuesioner yang telah dibagikan, lalu peneliti meminta kembali kuesioner yang telah diisi oleh responden saat itu juga.

Data yang diperoleh terdiri dari: 1. Data Primer

Data primer adalah sumber-sumber dasar yang terdiri dari bukti-bukti atau saksi utama dari kejadian obyek yang diteliti dan gejala yang terjadi di lapangan (Sumantri, 2011). Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya dan diperoleh dari jawaban atas pertanyaan yang disediakan melalui pengisian kuesioner oleh responden.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan mengumpulkan, selain itu dikaitkan dengan sumber selain dokumen langsung yang menjelaskan tentang suatu gejala (Sumantri, 2011). Data sekunder didapatkan dari Puskesmas Gambirsari surakarta.

F. Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu, misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit dan sebagainya (Notoatmodjo, 2005). Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan ibu hamil tentang anemia.

G. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti (Notoatmodjo, 2005). Variabel penelitian ini adalah pengetahuan ibu hamil tentang anemia, merupakan kemampuan dari responden dalam menjawab kuesioner tentang anemia dengan benar. Skala yang digunakan adalah skala ordinal dengan menggunakan kuesioner tertutup. Dengan menggunakan indikator kategori :

a. Baik : 76 -100 % b. Cukup baik : 56-75 %

c. Kurang baik : 40-55 %

d. Tidak baik : < 40 % (Arikunto, 2006 )

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Proses pengolahan data menurut Arikunto (2006) adalah: a. Editing

Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak sesuai dapat segera dilengkapi.

b. Coding

Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap tahap-tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data selanjutnya.

c. Tabulating

Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke dalam tabel.

2. Analisa Data

Dalam penelitian hanya mendeskirpsikan pengetahuan responden tentang anemia dengan analisa univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2005).

Adapun rumus untuk memperoleh skor prosentase masing-masing responden menurut Riwidikdo (2010) adalah :

Skor yang diperoleh responden

Skor Prosentase = ––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– x 100% Total skor maksimum yang seharusnya diperoleh

Selanjutnya untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu maka

Dalam dokumen TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AN (Halaman 20-56)

Dokumen terkait