Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, dapat disimpulkan :
1) Pengaturan terhadap pencegahan, perlindungan dan pelestarian lingkungan laut terhadap terkait dengan pencemaran di Laut Timor di tinjau dari United Nation Convention on The Law of The Sea 1982 diatur dalam Bab XII pada bagian 1 ketentuan umum yang diatur di Pasal 193 - Pasal 196, bagian 2 mengenai kerjasama global dan regional yang diatur di Pasal 197 - Pasal 201, bagian 4 mengenai monitoring dan analisa tentang penilaian lingkungan yang diatur di Pasal 204 – Pasal 206, bagian 5 mengenai peraturan-peraturan internasional dan perundang-undangan nasional untuk mencegah, mengurangi dan mengendalikan pencemaran lingkungan laut, diatur di Pasal 207 – Pasal 212. Pengaturan dalam hukum nasional Indonesia mengenai pencemaran di wilayah laut diatur dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia Pasal 23, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup diatur dalam Pasal 2, Pasal 53, pasal 54, Pasal 62 ayat (2) dan ayat (3), serta Pasal 63 huruf l dan huruf m. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran dan/atau Perusakan Laut Pasal 9 – Pasal 10, Pasal 13, Pasal 14 - Pasal 16, dan Pasal 24. Di Peraturan Presiden Nomer 109 tahun 2006 tentang Penanggulangan Keadaan Darurat Tumpahan Minyak di Laut (PKDTML) Pasal 2, Pasal 3, Pasal 8 dan Pasal 9.
2. Negara yang bertanggungjawab terhadap meledaknya kilang minyak Montara di Laut Timor milik The Petroleum Authority of Thailand Exploration and Production Public Company Limited (PT TEP) Australasia adalah Australia. Hal ini didasarkan pada ketentuan United Nation Convention on The Law of The Sea 1982 tercantum dalam Pasal 235 yang didukung oleh ketentuan Pasal 60 ayat (4) dan (5), Pasal 79 ayat (3), Pasal 81, Pasal 139, Pasal 153 dan Pasal 195. Hal tersebut secara langsung mewajibkan Australia yang memberi ijin
commit to user
PT TEP Australasia untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi minyak di wilayah perairannya ikut serta mengawasi dan bertanggung jawab atas kegiatan apapun yang dilakukan PT TEP Australasia dan dampak yang ditimbulkan dari kegiatan tersebut serta terhadap penggunaan dispertan berbahaya dalam menanggulangi pencemaran minyak di lautan. Dasar hukum klaim tanggung jawab ini logis di karenakan belum adanya pengaturan yang secara spesifik mengatur mengenai tanggung jawab atas pencemaran laut yang berasal dari anjungan minyak lepas pantai.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, disarankan untuk mengatur lebih lanjut mekanisme mengenai tanggung jawab dan kompensasi dari pencemaran minyak dilaut yang berasal dari anjungan migas lepas pantai (offshore oil exploration and exploitation), dan PBB maupun IMO segera menindaklanjutinya dengan membuat ketentuan mengenai hal tersebut karena belum adanya pengaturan internasional yang komprehensif tentang pertanggungjawaban dan kompensasi dari pencemaran minyak dilaut yang berasal dari anjungan migas lepas pantai tersebut.
commit to user
79
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Adji Samekto. 2009. Negara Dalam Dimensi Hukum Internasional. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Andrey Sujatmoko. 2005. Tanggung Jawab Negara Atas Pelanggaran Berat HAM Indonesia, Timor Leste, dan Lainnya. 2005. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Boer Mauna. 2011. Hukum Internasional-Pengertioan, Peranan dan Fungsi dalam Era Dinamika Global. Bandung: PT. Alumni.
Dikdik Mohamad Sodik. 2011. Hukum Laut Internasional dan Pengaturannya di Indonesia. Bandung: PT Refika Aditama.
Frans E. Likadja dan Daniel F Bessie. 1988. Hukum Laut dan Undang-Undang Perikanan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Huala Adolf. 2004. Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional. Jakarta: Sinar Grafika.
Bryan A. Garner. 1999. Black’s Law Dictionary (7Th Edition). St. Paul, Minn: West Publishing Co.
Ida Bagus Wyasa Putra. 2003. Hukum Lingkungan Internasional : Perspektif Bisnis Internasional. Bandung: Refika Aditama.
I Wayan Parthiana. 2005. Landas Kontinen dalam Hukum Laut Internasional. Bandung: Mandar Maju.
Jawahir Thontowi. 2006. Hukum Internasional Kontemporer. Bandung: Refika Aditama.
J.G. Starke. 1988. Pengantar Hukum Internasional Edisi Kesepuluh. Jakarta: Sinar Grafika.
Johny Ibrahim. 2006. Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif. Malang: Bayu Media.
Marhaeni Ria Siombo. 2010. Hukum Perikanan Nasional dan Internasional. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
commit to user
Mirza Satria Buana. 2007. Hukum Internasional Teori dan Praktek. Bandung: Nusamedia.
Mochtar Kusumaatmadja. 1976. Pengantar Hukum Internasional - Buku I Bagian Umum. Bandung: Putra Abardin.
Mochtar Kusumaatmadja. 1986. Hukum Laut Internasional. Bandung: Bina Cipta Mochtar Kusumaatmadja. 1992. Perlindungan dan Pelestarian Lingkungan Laut.
Dilihat dari Sudut Hukum Internasional. Jakarta: Sinar Grafika dan Pusat Studi Wawasan Nusantara.
Munadjat Danusaputro. 1981. Hukum Lingkungan - Buku III Regional. Bandung: Binacipta.
Peter Mahmud Marzuki. 2006. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Syahmin. 1988. Beberapa Perkembangan dan Masalah Hukum Laut Internasional. Bandung: Bina Cipta.
Soerjono Soekanto. 2010. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI Press.
Perjanjian Internasional
Convention on the Continental Shelf 1958 Convention on the High Seas 1958
International Convention on Civil Liability for Oil Pollution Damage 1969
International Convention on the Esta-bilishement of an International Fund for Compensation for Oil Pollution Damage 1971
Stockhlom Declaration 1972
United Nations Convention on Law Of The Sea 1982 Rio Declaration 1992
Peraturan Perundang-undangan Nasional
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
commit to user
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran dan/atau Perusakan Laut
Peraturan Presiden Nomor 109 tahun 2006 tentang Penanggulangan Keadaan Darurat Tumpahan Minyak di Laut (PKDTML)
Jurnal dan Makalah
Hari M. Osofsky. 2011. “Multidimensional Governance and The BP Deepwater Horizon Oil Spill”. Florida Law Review. Volume 63:1077-1137.
Louis B. Sohn. 1973. “The Stockholm Declaration on The Human Environment”. Harvard International Law. Volume 14, Number 3 Summer 1973.
Mikhail Kashubsky. 2006. Marine Pollution from the Offshore Oil and Gas Industry: Review of Major Conventions and Russian Law (Part I). Maritime Studies
Pamela S. Chasek. 2007. “U.S policy in the UN environmental arena: powerful langard or constructive leader?”. International Environmental Agreements, (2007) 7:363-387.
Suhaidi. 2005. “Aspek Yuridis Atas Perlindungan Lingkungan Laut dari Pencemaran Pada Wilayah Laut yang Berbeda di Suatu Negara”. Jurnal Equality. Volume 10, Nomor 2:105-110.
Thomas A. Mensah. “Can the SLOPS be considered as a ship for the purposes of the 1992 Civil Liability Convention and the 1992 Fund Convention ?. Aegean Rev Law Sea. (2010) 1:145-155
Internet
Anonim. 2010. http://amsa.gov.au/marine_environment_protection/national_plan/ Incident_and_Exercise_Reports/documents/Montara_IAT_Report.pdf. (diakses pada tanggal 28 Februari 2012 jam 21.30WIB)
_____.2010.http://www.marinemanagement.org.uk/protecting/pollution/approval. htm diakses pada tanggal 28 Februari 2012 jam 21.12WIB)
commit to user
_____.2010.http://marinemanagement.org.uk/protecting/pollution/documents/appr oval_approved_products.pdf. (diakses pada tanggal 28 Februari 2012 jam 20.48WIB).
_____. 2011. http://medanbisnisdaily.com/news/read/2011/09/14/54879/pttep_ belum_mau_ganti_rugi_pencemaran_laut_timor/ (diakses pada tanggal 11 November 2011 jam 09.17WIB)
_____. 2011. http://migas.esdm.go.id/tracking/berita-kemigasan/detil/260034/ Montara-Agar-Cantumkan-Klaim-Ganti-Rugi-PENCEMARAN-LAUT- TIMOR (diakses pada tanggal 11 November 2011 jam 09.07WIB) _____. 2011. http://m.kompas.com/news/read/2011/07/27/03521277/
Kesepakatan.Akan.Ditandatangani.Agustus (diakses pada tanggal 28 Oktober 2011 jam 19.28WIB)
_____. 2012. http:// http://maritimeworld.web.id/ (diakses pada tanggal 1 November 2011 jam 21.08WIB)
Ganewati Wuryandari. 2010. Petaka di Laut Timor.http://www.politik.lipi.go.id/ index.php/in/kolom/politik-internasional/277-petaka-di-laut-timor?format =pdf (diakses pada tanggal 8 Oktober 2011 jam 12.10WIB)