• Tidak ada hasil yang ditemukan

8. Penjaga Sekolah

1 1 2 2

9. Tukang Kebun

2 1 3 1 4

10. Keamana n

2 2 2

11. Lainnya:

.Pembina kamar

10 5 5 10

Jumlah 4 5 11 11 22 14 36

Sumber data : Dokumentasi SMP Plus Darus Sholah Kaliwates Jember Tahun Pelajaran Tahun 2013/2014

ditangani oleh guru Bk, yang mana guru BK tersebut turut menjadi penjaga tata tertib”. (wawancara, Jember, 12 Juni 2014 )

Ibu Lailia Ulfa Wahidah selaku wali kelas juga menyatakan bahwa:“Guru BK memang ikut serta dalam menangani siswa yang melanggar tata tertib”.(wawancara, Jember, 16 Juni 2014)

Pernyataan tersebut senada dengan ungkapan guru BK bapak Muslimin yang menyatakan bahwa:

“BK yang selama ini berjalan di SMP Plus Darus Sholah Kaliwates Jember juga menangani siswa yang melangar tata tertib sekolah. Peserta didik yang melanggar tata tertib diberi sanksi yang mendidik sesuai dengan tingkat kesalahan yang dilakukan oleh siswa tersebut.Semakin berat dan sering siswa tersebut melanggar tata tertib makan semakin berat pula sanksi yang diberikan pada siswa tersebut. Jika siswa yang melanggar tata tertib tersebut dibiarkan begitu saja maka akan berimplikasi terhadap prestasi atau keaktifan siswa disekolah, oleh karena itu guru BK selaku bertindak tegas terhadap siswa yang melanggar tata tertib sekolah. Dan pada kenyataannya guru BK ini terlihat sebagai penjaga tata tertib sekolah”.(wawancara, Jember, 11 Juni 2014)

b. Pemberian hukuman

Menurut Sofia Ananda kelas VIII (c) berpendapat: “Apabila ada siswa yang melanggar tata tertib sekolah maka yang memberi hukuman adalah guru BK”.(wawancara, Jember, 12 Juni 2014)

Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh Mashita siswi kelasVIII (d) bahwa:“Siswa yang melanggar tata tertib ditangani oleh guru BK, tapi terkadang juga langsung ditangani oleh wali kelas atau guru yang melihat kejadian”.(wawancara, Jember, 12 Juni 2014) Ibu Lailia Ulfa Wahidah selaku wali kelas juga

melanggar tata tertib sekolah maka siswa tersebut akan diberi hukuman oleh guru yang melihatnya bahkan juga langsung diberikan kepada guru BK untuk menangani atau memberi hukuman pada siswa tersebut”.(wawancara, Jember, 16 Juni 2014)

Bapak Muslimin selaku guru BK mengungkapkan bahwa:

“Memang setiap ada siswa yang melanggar tata tertib, guru BK yang selalu memberi hukuman pada siswa tersebut. Hukuman yang diberikan pada siswa tersebut bertujuan agar siswa tersebut tidak mengulangi kesalahannya lagi, dan bisa memperbaiki dirinya agar tidak berdampak negatif pada keaktifan siswa dikelas”.(wawancara, Jember, 11 juni 2014)

c. Petugas yang kasar dan sering marah-marah

Menurut Evi Ika Putri Aulia siswi kelas VIII (d) menyatakan bahwa: “Guru BK dalam menangani siswa yang memeiliki masalah itu tidak selalu marah-marah tetapi juga sering marah tergantung seberapa sering siswa tersebut melakukan kesalahan”.(wawancara, Jember, 12 Juni 2014)

Lain halnya dengan Devi Dinda siswi kelas VII (f) yang mengungkapkan bahwa:“Guru BK selalu marah-marah kepada siswa yang melanggar tata tertib”. (wawancara, Jember, 12 Juni 2014)

Bapak Eko Wibowo selaku guru BK mengungkapkan bahwa:

“Membimbing siswa yang nakal atau melanggar tata tertib sesungguhnya hanya perlu pendekatan pribadi/konseling individu dan memberi pemahaman kepada peserta didik atas kesalahan yang dilakukan. Cara demikian cukup efektif diterapkan karena siswa beranggapan bahwa siswa tersebut diperhatikan dan dipedulikan.

Siswa yang nakal biasanya karena banyak faktor yang mempengaruhi, bahwa karena faktor latar belakang keluarga dan sebagainya. Siswa yang dimarahi lebih cenderung putus asa dan mengulangi kesalahan yang sama. Sehingga pendekatan pribadi

lebih diutamakan dari pada marah-marah meskipun ada satu Guru BK yang terkadang cara menghadapi siswa yang nakal atau siswa yang melanggar tata tertib dengan marah. Semuanya yang dilakukan oleh Guru BK semata-mata untuk menjadikan siswa menjadi lebih baik lagi sehingga juga berimplikasi pada keaktifan siswa dikelas/disekolah”.(wawancara, Jember, 11 juni 2014)

1. Perepsi siswa tentang bimbingan dan konseling sebagai tempat siswa yang bermasalah dan implikasinya terhadap keaktifan siswa di SMP Plus Darus Sholah Kaliwates Jember

Tata tertib yang berlaku di sekolah harus dipatuhi oleh segenap masyarakat sekolah. Apabila tata tertib tersebut dilanggar maka orang yang bersangkutan akan mendapatkan hukuman atau sanksi, seperti siswa yang terlambat kesekolah, bolos, berkelahi, dan sebagainya.

a. Siswa terlambat

Menurut Siti Romlah siswi kelas VIII (f):

“Biasanya keterlambatan siswa dicatat pada buku perilaku siswa. Siswa yang terlambat satu sampai tiga kali masih bisa dimaklumi oleh guru BK atau guru mata pelajaran. Apabila terlambat lebih dari tiga kali siswa diberi sanksi untuk membersihkan selokan dan gigit sandal keliling halaman sekolah serta ngaji diruang BK, kemudian siswa dibimbing agar mampu membuat jadwal keseharian supaya disiplin”.

(wawancara, Jember, 12 Juni 2014)

Menurut Ibu Lailia Ulfa Wahidah selaku wali kelas menyatakan bahwa:

“Siswa yang terlambat bisa ditangani oleh guru mata pelajaran yang mengajar pada saat itu. Sekali dua kali siswa yang terlambat masih dimaklumi namun jika keterlambatan siswa lebih dari tiga kali maka diberi sanksi oleh guru BK ataupun oleh guru mata pelajaran yang mengajar pada saat itu. Tetapi siswa di SMP Darus Sholah itu jarang sekali yang terlambat karena mayoritas siswa SMP Plus Darus Sholah mondok”. (wawancara, Jember, 16

Bapak Eko Wibowo selaku guru BK juga mengatakan hal yang sama:

“Apabila ada siswa yang terlambat satu sampai tiga kali maka cukup mencatat di buku perilaku siswa apabila lebih dari tiga kali maka siswa tersebut diberi sanksi bersih-bersih selokan, menggigit sandal keliling halaman sekolah, dan megai diruang BK. Jika keterlambatan siswa ini dibiarkan begitu saja maka akan berimplikasi pada keaktifan siswa disekolah”. (wawancara, Jember, 11 juni 2014)

b. Bolos sekolah

Siswa yang memiliki masalah dengan guru mata pelajarn atau dengan pelajaran tertentu, hal yang biasanya dilakukan oleh siswa tersebut adalah bolos. Adapun pendapat para siswa di SMP Plus Darus Sholah Kaliwates Jember apabila ada yang membolos dan diketahui oleh pihak sekolah dijelaskan sebagai berikut:

Pendapat Nur Amalia siswa kelas VIII (f): “Apabila ada siswa yang ketahuan membolos, maka akan langsung ditangani oleh guru BK, dan biasanya siswa yang bolos itu lebih dari tiga kali maka lansung di datangkan kerumahnya oleh wali kelas atau guru BK”. (wawancara, Jember, 12 Juni 2014)

Sependapat dengan pernyataan Nur Amalia, Windi Ayuni siswi kelas VIII (f) mengungkapkan bahwa:“Siswa yang bolos itu lansung ditangani oleh wali kelas dan dipanggil keruang BK, dan apabila siswa tersebut lebih dari tiga kali membolos maka akan didatangkan kerumahnya”.(wawancara, Jember, 12 Juni 2014)

Menurut Ibu Lailia Ulfa Wahidah selaku wali kelas menyatakan bahwa:“Siswa yang yang membolos akan didatangkan rumahnya bagi yang berkali-kali membolos”. (wawancara, Jember, 16 Juni 2014)

Bapak Muslimin selaku Guru BK menjelasakn bahwa:

“Siswa yangketahuan membolos didatangi oleh kesiswaan, guru BK dan wali kelas. Biasanya siswa yang hanya membolos satu sampai tiga kali hanya diberi bimbingan supaya tidak mengulangi lagi dan merubah sikapnya agar tidak membolos lagi. Apabila siswa sudah sering membolos makan ada ada surat panggilan untuk orang tua. Hal demikian dilakukan agar siswa tidak berimplikasi pada keaktifan siswa tersebut disekolah”. (wawancara, Jember, 11 juni 2014)

c. Siswa mencuri

Adapun pendapat siswa di SMP Plus Darus Sholah mengenai siswa yang mencuri dilingkungan sekolah dijelaskan sebagai berikut:

Risa Noviana siswi kelas VIII (d) menyampaikan bahwa:“Siswa yang ketahuan mencuri maka siswa akan dipanggil keruang BK dan mengadakan surat panggilan kepada orang tua”.

(wawancara, Jember, 12 Juni 2014)

Ibu Lailia Ulfa Wahidah selaku wali kelas juga mengungkapkan hal yang sama mengenai siswa yang diketahui telah mencuri yaitu: “Siswa tersebut ditangani guru BK dan wali kelas serta mengadakan surat panggilan kepada orang tua. Hal demikian dilakukan untuk membentuk efek jera bagi siswa yang memcuri”.

(wawancara, Jember, 16 Juni 2014)

Sedangkan Bapak Muslimin selaku guru BK menjelaskan bahwa:

“Siswa yang mencuri dipanggil dan tanyakan latar belakang siswa mencuri, mengadakan konseling pribadi dengan siswa yang bersangkutan, musyawarah dengan wali kelas, pemanggilan orang tua dan apabila siswa tersebut tidak bisa menghilangkan kebiasaan mencuri maka siswa langsung dikeluarkan dari sekolah atau diserahkan kembali kepada orang tuanya agar tidak berefek pada siswa yang lain”. (wawancara, Jember, 11 juni 2014)

d. Siswa berkelahi

Firda Muslihah dan Latifah siswa kelas IX (f) Menyatakan bahwa:

“Setiap siswa yang berkelahi biasanya wali kelas dan guru BK yang menangani. Siswa yang berkelahi dikumpulkan di ruang BK kemudian dikumpulkan di ruang BK kemudian ditanyakan penyebab siswa berkelahi dan guru BK menasehati agar berdamai dan tidak mengulani perbuatan tersebu”t.(wawancara, Jember, 12 Juni 2014)

Ibu Lailia Ulfa Wahida selaku wali kelas menjelaskan:“Apabila siswa berkelahi di lingkungan sekolah ditangani oleh wali kelas, guru BK dan kesiswaan”. (wawancara, Jember,16 Juni 2014 )

Sedangkan Bapak Muslimin selaku guru BK menjelaskan:

“Apabila ditemui siswa berkelahi diruang kelas saat pelajaran berlangsung maka lansung ditanganioleh guru mata pelajaran yang berlangsung pada saat itu dan kemuadian ditangani oleh guru BK.

Apabila siswa berkelahi diluar kelas, maka wali kelas dan kesiswaan kemudian penanganan bersama-sama (guru BK, kesiswaan dan wali kelas). Dan apabila siswa berkelahi diluar sekolah dan menggnakan seragam sekolah, maka masyarakat yang menangani kemudian sekolah yang menyelesaikannya”. (wawancara, Jember, 11 juni 2014)

e. Siswa merokok di sekolah

Menurut Qonita Hidayah Siswi kelas IX (f) bahwa:

“Ketika ada siswa yang ketahuan merokok maka akan dipanggil ke ruang BK untuk diberi nasehat. Jika mengulangi lagi maka siswa akan diberi hukuman jalan sambil jongkok mengelilingi halaman sekolah. Jika di pondok maka siswa yang ketahuan merokok tersebut digundul”. (wawancara, Jember, 12 Juni 2014)

Ibu Lailia Ulfa Wahidah selaku wali kelas menyatakan:

“Jika siswa ketahuan merokok maka akan lansung ditangani oleh guru BK dan diberi hukuman.Adapun hukuman yang diberikan pada siswa yang ketahuan merokok adalah jalan sambil jongkok mengelilingi halaman sekolah, dan jika di pondok maka anak digundul”. (wawancara, Jember, 16 Juni 2014)

Sedangkan bapak Muslimin selaku dari pihak guru BK menjelaskan bahwa:

“Penanganan dilakukan pada peraturan yang telah disepakati antara sekolah dengan siswa yang tercantum dalam buku perilaku siswa. Jika satu sampai tiga kali maka siswa dinasehati dan diberi teguran agar tidak mengulagi lagi. Akan tetapi jika siswa ketahuan merokok lebih dari tiga kali maka siswa tersebut diberi hikuman jalan sambil jongkok mengelilingi halaman sekolah jika disekolah, jika siswa ketahuan merokok dipondok maka siswa tersebut digundul oleh pihak pondok. Hal demikian dilakukan agar siswa tiidak mengulangi lagi dan tidak berimplikasi pada keaktifan siswa disekolah”. (wawancara, Jember, 11 juni 2014)

Dokumen terkait