BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
B. Penyajian dan Analisis Data
Setelah melakukan proses penelitian, dan telah mendapatkan data dari lapangan dengan berbagai teknik dan metode pengumpulan data yang digunakan, mulai dari data yang umum hingga yang spesifik. Dan selanjutnya data-data tersebut akan dianalisis secara teliti dengan harapan agar mendapatkan data yang akurat. Data dianalisis dengan menggunakan deskriptif, yang disajikan memakai tiga metode yaitu metode observasi, wawancara, dan dokumentasi guna untuk menggali suatu informasi yang berkaitan dengan permasalahan tentang Pembelajaran Keterampilan Berbicara
74 Dokumentasi, Kondisi Obyek MIMA 32 Salafiyah Syafi’iyah, 9 Maret 2019
Sunber Tanah
Status Kepemilikan
Sudah di- Gunakan (m2)
Belum di- Gunakan
(m2) Sudah
Sertifikat
Belum Sertifikat
Pemerintah 560 430 800 190
Wakaf/Sumbangan - - - -
Pinjam/Sewa - - - -
M 2
Bahasa Jawa Krama Menggunakan Strategi Tebak Kata Di MIMA 32 Salafiyah Syafi’iyah Ambulu Jember.
Secara berurutan data disajikan mengacu kepada fokus penelitian.
Data yang digali adalah data tentang Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Krama Menggunakan Strategi Tebak Kata Di MIMA 32 Salafiyah Syafi’iyah Tahun Pelajaran 2018/2019. Oleh karena itu, dalam pembahasan ini sesuai fokus penelitian di awal, maka data-data yang telah diperoleh dari lapangan akan dipaparkan secara rinci sebagai berikut :
1. Perencanaan Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Krama Menggunakan Strategi Tebak Kata Di MIMA 32 Salafiyah Syafi’iyah Tahun Pelajaran 2018/2019
Bahwa di setiap lembaga pendidikan pasti melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran dan setelah itu melakukan evaluasi ataupun penilaian untuk melihat dan efektivitas ketercapaian kompetensi kelulusan siswa. Perencanaan pembelajaran meliputi unsur-unsur penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran, dan menyiapkan materi pembelajaran, sumber belajar, strategi pembelajaran, dan perangkat penilaian pembelajaran. Melakukan penyusunan Silabus dan RPP yang telah disesuaikan dengan strategi yang akan digunakan.
Perencanaan pembelajaran merupakan suatu satuan pendidikan yang paling penting dilakukan oleh setiap guru. Perencanaan yang dilakukan
sebelum pembelajaran itu harus menyiapkan RPP, sumber belajar dan strategi.
Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal 8 April 2019 bahwa yang perlu dipersiapkan sebelum proses pembelajaran guru terlebih dahulu menyiapkan RPP, walaupun pada saat pembelajaran berlangsung tidak membawa RPP, nah strategi yang digunakan guru ketika proses pembelajaran itu untuk mempermudah dalam proses pembelajaran seperti membawa barang-barang yang diperlukan saat proses melakukan strategi tebak kata. Sumber belajar yang dipersiapkan yaitu buku LKS (Lembar Kerja Siswa) yang sudah dipersiapkan dari sekolah, siswa juga kadang diharuskan membawa buku tambahan seperti pepak bahasa Jawa, dan guru kadang juga mengambil materi tambahan dari internet.75 Untuk pertemuan selanjutnya pada hari Senin tanggal 15 April 2019 masih dengan materi yang sama yaitu bahasa Jawa, tetapi guru menyiapkan strategi tertentu karena materi yang diajarkan membutuhkan strategi agar siswa lebih memahami materi yang sedang guru sampaikan tetapi dengan penggunaan RPP masih menggunakan RPP yang sama karena masih melanjutkan, sumber belajar yang digunakan juga masih menggunakan LKS dan buku Pepak Bahasa Jawa untuk siswa ataupun guru.
75 Observasi, Jember 8 April 2019
Tahap selanjutnya, peneliti telah melakukan wawancara terlebih dahulu kepada kepala sekolah dan kepada guru mata pelajaran bahasa Jawa, untuk mendapatkan informasi mengenai perencanaan pembelajaran bahasa Jawa yang telah berlangsung dan strategi pembelajaran yang pernah diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran bahasa Jawa Krama di MIMA 32 Salafiyah Syai’iyah Ambulu Jember, sebelum pembelajaran guru telah menyiapkan terlebih dahulu RPP, materi atau sumber belajar yang telah disiapkan oleh pihak lembaga (Buku LKS bahasa Jawa, dan buku pepak bahasa Jawa) kadang guru juga mencarikan sumber lain seperti dari internet, dan kemudian guru menyiapkan strategi yang sesuai dengan materi yang akan di ajarkan.76
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Madrasah di MIMA 32 Salafiyah Syafi’iyah Ambulu Jember yaitu Bapak Drs. Suyitman pada tanggal 9 Maret 2019 beliau mengemukakan terkait proses perencanaan pembelajaran bahasa Jawa Krama di MIMA 32 Salafiyah Syafi’iyah Ambulu Jember, beliau mengungkapkan :
“Ya sebelum melakukan proses pembelajaran berlangsung guru harus mempersiapkan terlebih dahulu RPP yang telah sesuai dengan silabus yang sudah ada, dan juga harus menyiapkan sumber belajar seperti buku pegangan guru saat mengajar seperti LKS, dan menyiapkan strategi yang sesuai dengan materi yang akan di ajarkan.77
76 Observasi, Jember 8 April 2019
77 Suyitman, Wawancara, Jember 9 Maret 2019
Pernyataan tersebut juga disampaikan selaku guru bahasa Jawa kelas IV yaitu Bapak Muhammad Purwanto, S.Pd di MIMA 32 Salafiyah Syafi’iyah Ambulu Jember, beliau mengungkapkan :
“Ya, sebelumnya mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti (RPP, Strategi, Media, Metode, atau pun materi yang akan di sampaikan kepada siswa). Dan mempersiapkan buku pegangan siswa ataupun guru yaitu LKS, dan buku tambahan biasanya siswa dan guru membawa pepak bahasa Jawa sebagai pendukung proses pembelajaran bahasa Jawa.”78
Gambar 4.2
Wawancara dengan Bapak Muhammad Purwanto, S.Pd selaku guru bahasa Jawa kelas IV
Hal serupa juga disampaikan selaku guru bahasa Jawa kelas VI yaitu Bapak Moh Anas Faruq, S.Pd, di MIMA 32 Salafiyah Syafi’iyah Ambulu Jember, beliau juga mengungkapkan :
“Yang jelas harus ada perangkat pembelajaran seperti (RPP, Media, Metode, Strategi atau pun materi yang akan di
78 Muhammad Purwanto, Wawancara, Jember 1 April 2019
sampaikan kepada siswa, dan juga mempersiapkan buku LKS dan mencari materi dari sumber lain seperti dari internet.79 a. RPP (Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran)
Setiap guru sebelum melaksanakan proses pembelajaran, terlebih dahulu membuat perangkat pembelajaran yaitu RPP, RPP adalah suatu rencana yang akan dilakukan sebagai pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran, yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan penutup dan penilaian (evaluasi). Proses pembuatan RPP itu berbeda-beda di setiap lembaga ataupun setiap guru, ada yang membuat di awal tahun ajaran baru, ada juga yang membuat di setiap melaksanakan proses pembelajaran, dan ada juga yang membuat di setiap semesternya, dan ada pula yang membuat langsung satu tahun.
Berkaitan dengan perencanaan pembelajaran keterampilan berbahasa Jawa menggunakan Strategi Tebak Kata di MIMA 32 Salafiyah Syafi’iyah, peneliti melakukan observasi pada tanggal 8 April 2019, peneliti sudah mengamati secara langsung pada proses rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada saat proses pembelajaran bahasa Jawa dengan materi “Kepahlawanan dan terdapat cerita di dalamnya yaitu cerita (Bima Bungkus) nah nanti anak-anak mengenal kosa kata sulit dari cerita (Bima Bungkus), yaitu Tembung: Angga (badan), Bintulu (biru), Tetengger (nama), Abrit (merah), Cemeng (hitam), Manah (hati).” Dan
79 Moh Anas Faruq, Wawancara, Jember 8 April 2019
semua materi tersebut sudah mencantumkan langkah-langkah yang harus dilakukan dengan menggunakan strategi Tebak Kata.
Nah berdasarkan wawancara yang telah peneliti lakukan dengan kepala madrasah di MIMA 32 Salafiyah Syafi’iyah Ambulu Jember yaitu bapak Drs Suyitman, terkait dengan pembuatan RPP bapak Suyitman mengatakan :
“Pembuatan sebuah RPP sudah tergantung kepada setiap guru yang telah memiliki tanggung jawab untuk mengajar siswanya.
Tetapi di MIMA 32 Salafiyah Syafi’iyah ketentuan soal pembuatan RPP semua guru membuat RPP setiap persemester.
Jadi biar pembuatannya serempak, dan diberi jangka waktu agar semua guru membuat RPP dengan bagus, tetapi kadang ada yang RPP sudah bagus pelaksaannya dikelas kurang sesuai dengan yang sudah direncanakan di dalam RPP”.80
Hal serupa juga dinyatakan oleh guru bahasa Jawa kelas IV bapak Wawan, beliau mengatakan :
“Ketika mempersiapkan RPP saya dan guru lain menyiapkan ketika di setiap awal semester jadi RPP langsung menjadi persemester, jadi tidak kerepotan harus setiap hari membuat RPP. Jika RPP dan pelaksanaannya tidak sesuai maka saya akan memberi materi tambahan agar siswa lebih paham lagi.”81 Pernyataan tersebut juga di nyatakan oleh guru bahasa Jawa kelas VI bapak Anas, dan beliau mengatakan bahwa :
“Pembuatan sebuah RPP sangat lah penting bagi setiap guru, karena dengan RPP guru dapat merencanakan apa saja yang akan diajarkan ketika dalam proses pembelajaran. Saya biasanya
80 Suyitman, Wawancara, Jember 9 Maret 2019
81 Muhammad Purwanto, Wawancara, Jember 1 April 2019
membuat RPP ketika persemester, jadi ketika saya mau mengajar tinggal membaca hasil pembuatan RPP itu.”82
Berdasarkan dari hasil wawancara, tentang proses pembuatan RPP itu sendiri, bahwa RPP sangat penting karena apabila guru ingin mengajar guru harus mempersiapkan terlebih dahulu yang namanya RPP tersebut sehingga guru paham apa yang akan dibutuhkan siswa saat materi yang akan di ajarkan, seperti menyediakan strategi, media, ataupun alat-alat yang dibutuhkan saat proses pembelajaran, dan dengan adanya RPP guru juga bisa melihat apa yang akan dilakukan saat mengajar. Hal ini di perkuat dengan adanya RPP yang terdapat pada lampiran 10.
b. Sumber Belajar
Sumber belajar adalah salah satu dari perencanaan pembelajaran yang membantu guru untuk menyampaikan sebuah materi kepada siswa.
Sumber belajar yang digunakan di MIMA 32 Salafiyah Syafi’iyah Ambulu Jember yaitu buku LKS yang sudah disiapkan oleh pihak sekolah. Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Suyitman selaku kepala sekolah di MIMA 32 Salafiyah Syafi’iyah Ambulu Jember, beliau mengatakan :
“Sumber belajar yang digunakan di sekolah ini biasanya kalau pembelajaran Bahasa Jawa itu menggunakan LKS dikelas IV dan dikelas VI menggunakan buku paket dari Erlangga, dan itu semua sudah dipersiapkan dari pihak sekolah.”83
82 Moh Anas Faruq, Wawancara, Jember 1 April 2019
83 Suyitman, Wawancara, Jember 9 Maret 2019
Pernyataan kepala sekolah diperkuat dengan wawancara peneliti terhadap guru bahasa Jawa kelas IV yaitu bapak Muhammad Purwanto, beliau mengungkapkan :
“Dari sekolah telah menyiapkan sumber belajar kepada guru-guru lalu diberikan juga kepada siswa, agar sebelum proses pembelajaran guru dan siswa bisa mempersiapkan materi dulu, guru menggunakan LKS saat proses pembelajaran bahasa Jawa, kadang juga menggunakan Pepak Bahasa Jawa sebagai referensi lain.”84
Berdasarkan pernyataan tersebut, sumber utama belajar yang telah digunakan yaitu buku LKS (lembar kerja siswa) yang telah disediakan oleh pihak MIMA 32 Salafiyah Syafi’iyah, siswa dan guru juga dapat, menambah pengetahuan dari internet, buku pepak bahasa Jawa, dan buku lainnya yang sesuai dengan materi yang ada.
Gambar 4.3
Buku pengangan guru, LKS dan Pepak bahasa Jawa
84 Muhammad Purwanto, Wawancara, Jember 1 April 2019
c. Strategi
Strategi pembelajaran merupakan pendekatan yang menyeluruh dalam suatu sistem proses pembelajaran yang merupakan pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum dalam proses pembelajaran yang dijabarkan dari pandangan falsafah atau teori belajar tertentu. Berdasarkan hasil wawancara dengan selaku guru bahasa Jawa kelas IV bapak Wawan, beliau mengatakan :
“Strategi yang saya gunakan saat proses pembelajaran bahasa Jawa yaitu menyesuaikan dengan materi yang akan diajarkan.
Strategi yang saya gunakan biasanya untuk menyenangkan anak-anak tetapi materi masih bisa masuk di pikiran anak-anak, jadi saya ketika ingin mengetahui kemampuan siswa saya menggunakan strategi tebak kata, itu untuk melihat sampai mana anak-anak mengerti kosa-kata dan pengucapan bahasa Jawa dengan baik.”85 Pernyataan guru bahasa Jawa kelas IV yaitu di perkuat dengan wawancara peneliti dengan guru bahasa Jawa kelas VI yaitu bapak Anas, mengatakan :
“Biasanya guru telah mempersiapkan strategi yang telah disesuaikan dulu dengan materinya. Dengan adanya strategi siswa akan lebih paham karena siswa akan memahami karena mereka langsung praktik dan menerapkan secara langsung.”86
Pernyataan tersebut juga di perkuat oleh wawancara peneliti dengan salah satu siswa kelas IV yaitu Ahmad Sean Jeriko, mengungkapkan :
85 Muhammad Purwanto, Wawancara, Jember 1 April 2019
86 Moh Anas Faruq, Wawancara, Jember 1 April 2019
“Kadang bapak Wawan melalukan permainan saat pembelajaran seperti tebak kata kita dibuat kelompok kadang individu saat permainannya.”87
Gambar 4.4
Wawancara dengan salah satu siswa kelas IV Ahmad Sean Jeriko
Sedangkan untuk strategi yang digunakan yaitu strategi tebak kata, di mana di dalamnya terdapat kosa-kata sulit yang akan di tebak salah satu siswa, dan begitu terus secara bergantian dan setiap siswa selalu dengan kata yang berbeda.
Gambar 4.5
Alat untuk Strategi Tebak Kata
87 Ahmad Sean Jeriko, Wawancara, Jember 15 April 2019
Berdasarkan pernyataan data di atas dapat diketahui bahwa tidak terlalu banyak perbedaan antara siswa dan guru (informan), akan tetapi semua informan saling melengkapi dan saling memperkuat datanya sehingga dapat dianalisis dan dapat diambil kesimpulan bahwa perencanaan pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jawa Krama menggunakan strategi tebak kata adalah seorang guru selalu merencanakan kegiatan pembelajaran dengan menyiapkan RPP yang berpedoman kepada silabus yang sudah disiapkan oleh pihak lembaga, selalu menyiapakan strategi yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan, dan tak lupa guru juga menyiapkan sumber belajar selain buku LKS dan Pepak Bahasa Jawa kadang juga sumber belajarnya dari internet.
Sehingga tujuan dengan adanya perencanaan sebelum proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru, itu sangat membantu siswa dalam proses pelaksanaan pembelajaran yang akan menjadi lebih efektif efisien, dan menyenangkan dan memberi kesan yang berbeda kepada siswa, sehingga dapat tercapai tujuan dari pembelajaran yang dilakukan.88 Data-data di atas telah diperkuat dengan hasil dokumentasi saat observasi pada tanggal 8 dan 9 April 2019, yang mana perencanaan Strategi Tebak Kata pada pembelajaran bahasa Jawa sudah sangat terarah sesuai dengan RPP yang telah pak Wawan susun yang mana terdapat
88 Observasi, Jember 8 April 2019
langkah-langkah yang harus dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung.
Gambar di bawah merupakan dokumentasi saat pak Wawan sedang menerangkan pembelajaran bahasa Jawa.
Gambar 4.6
Suasana Kelas Saat Pak Wawan Menerangkan Materi
2. Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Krama Menggunakan Strategi Tebak Kata Siswa Di MIMA 32 Salafiyah Safiiyah Ambulu Kabupaten Jember Tahun Pelajaran 2018/2019
Berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jawa Krama menggunakan strategi Tebak Kata di MIMA 32 Salafiyah Syafi’iyah ini, peneliti melakukan observasi terlebih dahulu pada tanggal 8 dan 15 April 2019 dalam hal ini peneliti menjadi sebagai observer sekaligus menjadi pengamat, peneliti sudah mengamati proses pelaksanaan pembelajaran secara langsung pada proses di mana
pembelajaran bahasa Jawa Krama menggunakan strategi Tebak Kata di MIMA 32 Salafiyah Syafi’iyah Ambulu Jember, yaitu:
a. Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal pada proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru biasanya selama 10 menit. Langkah pertama guru mengucapkan salam dan mengajak siswa untuk berdoa bersama (membaca doa sebelum belajar dan surat-surat pendek) sebelum memulai pembelajaran. Lalu guru memeriksa kehadiran siswa, langkah selanjutnya guru menyampaikan apersepsi (Mengkondisikan suasana saat proses pembelajaran), lalu guru melakukan tanya jawab untuk mengingat kembali materi yang sebelumnya, dan dengan mengaitkan materi yang akan dipelajari yaitu tentang “Kepahlawanan”
lalu siswa yang dapat menjawab akan diberi hadiah atau reward.
Untuk pemanasan guru mengajukan beberapa pertanyaan seperti :89 Raden Arjuna iku satriya ing ...
Raden Arjuna nduweni sipat ...
Dewi Candika ndweni sipat ...
Langkah selanjutnya bapak Wawan menjelaskan kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran.
89 Observasi, Jember 8 April
b. Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti dilakukan kurang lebih 150 menit.
Langkah awal, guru memberi arahan kepada siswa untuk mengamati dan memahami saat proses pembelajaran berlangsung, meskipun masih ada siswa yang saat pembelajaran ada yang ramai sendiri, bicara sendiri di dalam kelas. Lalu guru menjelaskan materi terlebih dahulu sebelum guru memberikan strategi kepada siswa, yaitu strategi Tebak Kata. Setelah itu guru menjelaskan dan menerangkan tentang materi kepahlawanan.
Gambar 4.7
Suasana Kelas saat Pak Wawan Memberi Siswa Tugas
Langkah pertama yang dilakukan pak Wawan memberi tugas ke anak-anak dengan membaca cerita (Bima Bungkus).
Ketika guru menerangkan materi Pahlawan, setelah itu guru juga meminta siswa membaca cerita lalu melakukan tanya jawab dengan siswa Contohnya “sopo jenenge bojone dewa Rama”? Dewi Sinta. Langkah ketiga, ketika ada siswa yang bisa menjawab guru akan memberikan reward berupa tepuk tangan dari pak Wawan dan teman-temannya.
Langkah selanjutnya siswa diperkenalkan dengan strategi yang bernama permainan Tebak Kata, di mana siswa dibentuk berkelompok dan salah satu siswa ditunjuk sebagai menebak kata dan siswa lainnya ditunjuk untuk mengarahkan. Langkah selanjutnya, ketika siswa sudah membentuk kelompok setiap kelompok membuat kosa kata bahasa Jawa yang nantinya digunakan untuk strategi Tebak Kata, jadi kosa kata yang dibuat kelompok lain akan diberikan ke kelompok lainnya, seperti :
Arane Tembung: Angga (badan), Bintulu (biru), Tetengger (nama), Abrit (merah), Cemeng (hitam), Manah (hati).
Dengan strategi ini guru bisa mengetahui siswa mana yang banyak mengetahui kosa kata bahasa Jawa atau tidak.
Gambar 4.8
Suasana Kelas saat Pak Wawan Menerapkan Strategi Tebak Kata
c. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup yang dilakukan selama kurang lebih 15 menit, nah langkah pertama yaitu siswa melakukan tanya jawab terhadap materi yang belum dipahami. Langkah kedua bersama siswa, guru membuat kesimpulan rangkuman dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran dalam hasil belajar selama proses pembelajaran Bahasa Jawa. Kegiatan ketiga guru menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. Langkah terakhir guru mengakhiri
pembelajaran hari ini dengan mengajak semua siswa berdoa dan guru mengucapkan salam.
Berdasarkan hasil observasi dan dokumentasi. Setelah dilakukan perencanaan dalam suatu proses pembelajaran bahasa Jawa, maka selanjutnya adalah pelaksanaan pembelajaran adalah yang mana implementasi dari RPP, yang akan meliputi tentang kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, kegiatan penutup, dan yang mana di dalam prosesnya ada interaksi antara siswa dan guru, dapat dilihat ketika guru melakukan kegiatan inti yang dimulai dari memimpin doa bersama setelah itu memaparkan tentang materi yang akan dibahas, mengabsensi siswa. Dan melakukan kegiatan inti yang dimulai dengan menerangkan materi, memberi soal kadang juga menggunakan strategi media atau metode yang diperlukan dalam sebuah proses pembelajaran. Saat kegiatan penutup guru melakukan kesimpulan, refleksi dan berdoa bersama siswa.90
Hal-hal tersebut sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan pada saat awal proses pembelajaran dan itu khususnya pada saat guru mata pelajaran bahasa Jawa mengajar materi Pahlawan di MIMA 32 Salafiyah Syafi’iyah Ambulu Jember.
Dalam sebuah proses belajar mengajar ada unsur yang sangat penting seperti strategi, media dan metode. Nah strategi yang dipakai
90 Observasi, Jember 8 April 2019
saat proses pembelajaran bahasa Jawa adalah strategi tebak kata, di mana guru menjelaskan materi terlebih dahulu secara menyeluruh, lalu guru memulai strategi yang di siapkan oleh guru. Nah strategi pembelajaran juga sangat perlu guna mempermudah guru dalam menyampaikan materi dan juga memudahkan siswa dalam proses memahami materi yang diajarkan oleh guru.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak Drs. Suyitman selaku kepala MIMA 32 Salafiyah Syafi’iyah Ambulu Jember, beliau mengatakan :
“Dalam proses melaksanakan pembelajaran bahasa Jawa yang menggunakan Strategi Tebak Kata, ini memang guru harus betul-betul mampu menguasai kelas dengan baik, tidak hanya menguasai materi dengan baik tetapi harus mampu juga menerapkan materi tersebut dengan strategi Tebak Kata jadi tanggung jawab guru, guru sangat berperan penting dalam proses pembelajaran ini.”91
Pendapat tersebut juga diperkuat oleh pak Wawan, selaku guru kelas IV atau guru yang menerapkan Strategi Tebak Kata, yaitu :
“Saat melaksanakan pembelajaran ini, saya sebelumnya pasti mempersiapkan dulu alat-alat yang akan digunakan saat proses pembelajaran bahasa Jawa yang menggunakan Strategi Tebak Kata, jadi saya juga mempersiapkan bagaimana materi nanti yang akan saya sampaikan melalui strategi Tebak Kata.
Pengkondisian kelas juga menjadi tanggung jawab saya. Di samping materi harus saya sampaikan dengan baik saya harus tetap membuat pembelajaran tersebut saya juga harus tetap membuat suasana belajar yang kondusif, jadi mulai dari kegiatan
91 Suyitman, Wawancara, Jember 9 Maret 2019
pendahuluan, kegiatan inti, kegiatan penutup semuanya diselingi dengan strategi lainnya, seperti tanya jawab, ceramah.”92
Pendapat itu juga diperkuat oleh Nurus Syarifah, siswa kelas IV MIMA 32 Salafiyah Syafi’iyah Ambulu Jember, yaitu :
“Capek sih enggak bu, soalnya masih bisa bermain sambil belajar di dalam kelas bersama teman dan pak Wawan, kalau pembelajaran ada permaiananya jadi enak teman-teman jadi enggak ngantuk, enggak bosen, jadi cepet faham apa yang diterangkan, apa lagi kalau kelompok saya menang terus malah seneng maen terus bu.”93
Gambar 4.8
Wawancara dengan salah satu siswa kelas IV Nurus Syarifah
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran katerampilan berbicara Bahasa Jawa Krama menggunakan strategi tebak kata di MIMA 32 Salafiyah Syafi’iyah Ambulu pembelajarannya sangat menyenangkan sekali dimana kondisi belajar siswa di kelas tidak membosankan dimana terdapat strategi
92 Muhammad Purwanto, Wawancara, Jember 1 April 2019
93 Nurus Syarifah, Wawancara, Jember 15 April 2019
yang membuat anak-anak tidak jenuh dan siswa tidak ramai sendiri, dan kondisi kelas sangat kondusif.
Dimana peran guru dalam pembelajaran ini sangat penting, karena guru menjadi fasilitator yang tugasnya membimbing dan mengarahkan siswa selama proses pembelajaran Bahasa Jawa berlangsung. Nah guru pun harus bisa lebih kreatif lagi pada saat proses pembelajaran karena guru kreatif mampu memancing daya Tarik siswa untuk dapat lebih kreatif dan aktif saat pembelajaran. Dan di situlah akan tercapai tujuan penggunaan Strategi Tebak Kata.
3. Konsep Penilaian Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Krama Menggunakan Strategi Tebak Kata Di MIMA 32 Salafiyah Safiiyah Ambulu Kabupaten Jember Tahun Pelajaran 2018/2019
Penilaian pasti ada disetiap suatu proses pembelajaran, agar siswa benar-benar memahami materi atau tidak, dan bisa menjadi pengetahuan guru kekurangannya dalam mengajar yang berkaitan dengan penilaian.
Berdasarkan hasil observasi dan dokumentasi pada tanggal 8 April pak Wawan memberi tugas siswa untuk mengerjakan soal yang berada di buku LKS, ketika siswa mengerjakan pak Wawan memberi soal tanya jawab kepada siswa.94 Dan pada hari Senin tanggal 15 April 2019, pak
94 Observasi, Jember 8 April