• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

PENYAJIAN DATA DAN INTERPRETASI DATA

2. Dewan Pengurus

4.2. Profil Informan 1. Informan Kunci

4.2.2. Informan Biasa Informan I

Nama : Ronna Berutu (yang ikut kegiatan pemberdayaan)

Umur : 34 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMK) Pekerjaan : Bertani

Jabatan di Pesada : Ketua harian wilayah Pakpak Bharat periode 2007-2010 Bergabung di Pesada : 1999

Ibu Ronna bergabung dengan Pesada pada tahun 1999 sebagai salah seorang anggota Pesada yang ikut kegiatan pemberdayaan di desa Jambu Bellang. Kak Ronna mempunyai pendidikan setara tingkat SMA yaitu Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 (SMK) di Sidikalang. Kak Ronna mempunyai ciri-ciri fisik yaitu kulit hitam manis, tinggi badan 160 cm dan berat badan 49 kg, terlihat dari berat badan ia seorang yang kurus namun ia mempunyai kekuatan yang prima. Ketika melakukan

peneliti, informan juga disuguhkan makanan ringan dan teh manis yang di beli dari kedai. Kegiatan wawancara yang dilakukan pada saat itu bertempat di Pajak desa jambu Bellang karena ia sendiri mempunyai kesibukan yang banyak sehingga tepat pada hari kamis yang adalah hari pajak buat masyarakat Jambu Bellang. Masyarakat di desa Jambu Bellang mempuyai kebiasaan yang sudah terpola apabila hari pajak adalah hari libur buat masyarakat

Kak Ronna merupakan masyarakat yang sudah lama tinggal di desa Jambu Bellang, dan ia adalah anak seorang mantan Kepala Desa Jambu Bellang. Selain sebagai anggota yang mengikuti pemberdayaan ia juga dipercayakan sebagai pengurus di wilayah Pakpak Bharat pada periode tahun 2007 sampai 2010 sebagai ketua harian yang pada awalnya kak Ronna sebagai panitia pendidikan tahun 2002.

Dalam kegiatan wawancara Kak Ronna turut membantu peneliti dalam memberikan semua jawaban-jawaban atau infromasi yang berhubungan dengan masalah penelitian, karena selain sebagai yang mengikuti pemberdayaan ia juga adalah anggota yang paling lama dari semuanya yang sampai saat ini masih bertahan. Selain itu Ibu Ronna juga telah beberapa kali diutus dari anggota Pesada untuk mengikuti seminar, audience, dan siaran pers di radio lokal yang menyangkut mengenai permaslahan perempuan.

Ia masih ingat betul bagaimana ketika itu masyarakat mengolok-olok ia karena terlibat dengan kegiatan politik, tetapi ia tahu betul apa yang ia kerjakan untuk itulah ia tetap bertahan dan tidak mundur dan faktor lainnya adalah krena suaminya sendiri sangat mendukung apa yang dilakukan oleh kak Ronna. Kak Ronna

menyatakan kebulatan hatinya untuk memperjuangkan hak-hak perempuan bersama dengan Pesada.

Kak Ronna merupakan informan yang sangat antusias dalam permaslahan perempuan, ini diperlihatkan dengan jawaban-jawaban yang diutarakan seputar masalah perempuan khususnya dibidang politik, ia mengatakan bukan hanya laki-laki yang berpolitik, tetapi perempuan harus juga berperan jangan mau dijajah oleh kebodohan dan ketidakpedulian akan politik. Perempuan mempunyai tempat yang harusnya sama dengan laki-laki di politik.

Informan II

Nama : Rismawaty Berutu (Anggota yang ikut pemberdayaan)

Umur : 47 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan : Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) Pekerjaan : Wiraswasta)

Bergabung di Pesada : 2007

Ibu Rismawaty adalah lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) dari salah satu sekolah negeri di Sidikalang. Ibu Rismawaty mempunyai ciri-ciri fisik yaitu tinggi badan 160 cm, berat badan 65 kg dan memiliki warna kulit putih dan berambut ombak sebahu. Ia mempunyai tiga orang anak yang masih sekolah di SLTP dan SD. Kegiatan wawancara yang dilakukan berlangsung di rumah informan pada

peniliti datang kerumah informan ia sudah mempersiapkan diri dengan rapi membuat informan merasa segan. Infroman sangat menerima peneliti dengan ramah dan informan membuat suasana yang begitu hangat. Ia mengatakan sangat mendukung dan senang apabila ada mahasiswa yang juga mempunyai keinginan untuk konsern pada kepentingan perjuangan perempuan, terutama peneliti juga satu suku dengan informan serta informan menyuguhkan minuman teh manis yang membantu peneliti untuk mendapatkan kehangatan badan dikarenakan cuaca yang mendung saat itu dan membuat suasana menjadi lebih santai.

Dari segi ukuran waktu Ibu Rismawaty sebenarnya tergolong masih sangat baru di Pesada apabila dibandingkan dengan yang lainnya, ia bergabung mulai pada tahun 2007, namun sekalipun masih baru informan sudah mempunyai kesadaran dan pemahaman yang tinggi akan politik perempuan, bahkan ia merupakan salah satu calon anggota legislative dari desanya yang diusung oleh salah satu partai baru. Bukan main-main ia mendapat posisi urut nomor dua (2) dari delapan (8) calon laki-laki lainnya. Ibu Rismawaty mengatakan ia mencalonkan dirinya adalah sebagai perwujudan dari pemberdayaan yang telah ia dapatkan dari Pesada selama ini dan keinginannya untuk menyuarakan kepentingan perempuan di desanya khususnya. Selain itu Ibu Rismawaty juga adalah salah satu anggota yang sudah beberapa kali dikirim Pesada untuk mengikuti seminar dan studi banding yang dilakukan oleh pihak-pihak organisasi atau lembaga lainnya. Hal ini terungkap pada saat wawancara yang dilakukan.

“Salah satu faktor pendukung saya untuk maju memberanikan diri sebagai calon legislative adalah karena pemberdayaan yang

pembuat kebijakan untuk keperluan perempuan yang selama ini tidak diperhitungkan dan satu hal lagi saya juga mengucap syukur karena pesada telah beberapa kali mempercayakan saya untuk ikut seminar dan studi banding Apabila ada undangan dari luar” (wawancara dengan informan Rismawaty, November 2008).

Informan III

Nama : Remsina ( Anggota yang ikut pemberdayaan)

Umur : 45 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Pekerjaan : Wiraswasta

Jabatan : Bendahara wilayah desa Jambu Bellang Bergabung di Pesada : 2005

Ibu Remsina adalah salah satu masyarakat dari sekian banyak yang ikut kegiatan pemberdayaan di Pesada, ia bergabung mulai pada tahun 2005 yang kesehariannya berjualan kelontong dan minuman kopi dirumahnya. Ia mempunyai ciri-ciri fisik yaitu tinggi badan 165 cm, berat badan 62 kg, kulit hitam dan berambut ombak pendek. Ibu Remsina tergolong perempuan yang suka dengan humoris tinggi, ini terlihat pada saat wawancara dengan informan di rumah informan. Ibu Remsina sangat membuat peneliti tertawa-tawa dan ditambah lagi dengan keluguannya dalam berbicara.

tentunya berkumpul dengan teman-temannya yang lain, dan itu berlangsung selama dua tahun. Namun tujuan yang ia punya saat ini sudah lain ia sudah tahu kenapa ia harus tetap ikut bergabung dan bukanlah hal yang sia-sia apa yang ia lakukan. Informan IV

Nama : Dina Manik (Anggota yang ikut pemberdayaan)

Umur : 53 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Pekerjaan : Bertani

Bergabung di Pesada : 2000

Ibu Dina Manik seorang Ibu rumah tangga, yang bekerja sebagai seorang petani. Ibu Dina merupakan penduduk asli di desa Jambu Bellang, memiliki ciri-ciri fisik sebagai berikut yaitu kulit putih dengan rambut setengah badan dan memiliki tinggi badan 150 cm dan berat badan 85 kg. Kegiatan wawancara yang dilakukan berlangsung saat siang hari di rumah Ibu Remsina yang salah satu informan dalam penelitian ini, Ibu Dina memberikan waktunya sebelum pergi berpesta perkawinan kedesa lain. Sosok Ibu Dina mengingatkan peneliti pada Ibu peneliti yang sangat mirip dengan suara dan bentuk tubuh dari Ibu Dina, sejenak peneliti terobati akan rasa rindu kepada Ibunda. Informan mengakui akan keantusiasannya akan kegiatan ini sekalipun bisa dikatakan ia tidak lagi muda, namun ia mempunyai semangat yang tinggi.

lewat Pesada Ibu ini menjadi tahu dan sadar betul akan pentingnya perempuan untuk tahu dan berpartisipasi dalam politik.

“Klo ini sudah bisa di bilang, Pesada sebagai lembaga yang bergerak untuk penguatan perempuan sudah bisa melakukan apa yang adek tanya e..e..oya fungsinya, sudah. Karena kayak pengalaman saya pribadi sangat dibantu untuk mengetahui politik, yang dulunya saya tidak tahu apa-apa bahkan jangankan tahu dan melakukan kesadaran untuk hal seperti itu tidak pernah terlintas”. (wawancara dengan informan Dina Manik, November 2008).

Informan V

Nama : Ristati Padang (Anggota yang ikut pemberdayaan)

Umur : 34 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan : Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) Pekerjaan : Bertani

Jabatan : Anggota Pemberdayaan Politik Perempuan Bergabung di Pesada : 2002

Ibu Ristati seorang Ibu rumah tangga, ia juga bekerja sebagai petani, dan sebagai pendatang baru di desa Jambu Bellang mengikut suaminya yang berwarga desa Jambu Bellang. Ibu Ristati memiliki ciri-ciri fisik sebagai berikut kulit putih, tinggi badan 150 cm dan berat badan 52 kg dan mempunyai rambut panjang. Ia merupakan salah satu masyarakat perempuan yang mengikuti kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh Pesada. Ibu Ristati tergolong sedikit pendiam terbukti dari beberapa informan yang peneliti temui pada saat wawancara, ia hanya akan

Ibu Ristati pertama kali mengetahui keberadaan Pesada berdasarkan informasi dari temannya tentang pemerdayaan yang diselenggarakan oleh Pesada, maka ia mendaftarkan dirinya bersama dengan teman yang sudah duluan ikut bergabung untuk bergabung di Pesada, ia tertarik karena ia pribadi penasaran akan apa yang dilakukan Pesada kenapa banyak perempuan desa mereka mau bergabung.

“saya mendaftarkan diri saya bersama dengan teman yang sudah duluan ikut untuk bergabung karena saya penasaran ketika dikasih tahu dan melihat kenapa banyak perempuan desa kami ini mau bergabung”. (wawancara dengan infroman Ristati, November 2008).

Informan VI

Nama : Rosmita Pandiangan (Anggota yang ikut pemberdayaan)

Umur : 31Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan : Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) Pekerjaan : Wiraswasta

Rosmita adalah seorang Ibu yang dikategorikan masih muda, ia tinggal bersama dirumah mertuanya dan saat ini ia berwiraswasta, Ibu Rosmita mempunyai ciri-ciri fisik yaitu tinggi badan 150 cm, berat badan 53 kg, berkulit putih dan berambut panjang. Ibu Rosmita terlihat mempunyai semangat yang tinggi. Kegiatan wawancara dilakukan di rumahnya, peniliti merasa sedikit segan karena wawancara yang dilakukan sembari ia memasak untuk makanan malam.

Ibu Rosmita memilih untuk tetap tinggal bersama dengan mertua karena mertuanya sendiri meminta untuk menemani, ia masih ingin menemani mertuanya

Putri mengatakan ia mempuyai keinginan untuk bergabung di Pesada karena malu sama teman-temannya karena teman-temannya ikut pemberdayaan, Ia mengatakan awalnya ikut disebabkan oleh faktor tersebut dan malah sangat bersyukur karena hal itu yang membuat untuk ia bergabung,

“Saya punya keinginan untuk bergabung di Pesada karena malu sama teman-teman saya karena teman-teman-teman-teman saya ikut pemberdayaan, awalnya saya ikut disebabkan oleh faktor tersebut dan malah saya saat ini sangat bersyukur untunglah kan jadinya itu yang membuat untuk saya, karena saya juga ga tau nya banyak tentang politik, ya okelah untuk buta ”tidak” atau ga ngerti ”tidak’ tetapi tetap aja setelah saya ikut pemberdayaannya pengetahuan saya tambahlah”. (wawancara dengan infroman Ibu Rosmita, November 2008).

Informan VII

Nama : Hotmaida Manalu (Anggota yang ikut pemberdayaan)

Umur : 27 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan : Sekolah Lanjutan Pertama Atas (SLTA) Pekerjaan : Wiraswasta

Hotmaida merupakan salah satu teman informan diatas yaitu Rosmita, Ibu Hotmaida menamatkan sekolahnya dari salah satu sekolah negeri di Pakpak Barat. Ibu Hotmaida memiliki karakter yang berbeda dengan Rosmita, diamana Ibu ini terkesan orangnya pendiam, sedangkan Ibu Rosmita lebih terbuka. Ibu Hotmaida memiliki ciri-ciri fisik yaitu tinggi badan 153 cm, berat badan 56 kg, kulit hitam manis dan berambut sebahu dan ciri-ciri lainnya mempunyai tahi lalat diatas bibir.

Informan VII

Nama : Beres Padang

Umur : 33 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : Sarjana Pekerjaan : Kepala Desa

Pak Beres Padang merupakan tamatan sarjana dari salah satu perguruan tinggi swasta di Medan. Pak Padang biasa ia dipanggil oleh masyarakatnya di desa Jambu Bellang. Ia bekerja sebagai Kepala Desa yang sudah dua (2) tahun berjalan, pak Padang memiliki ciri-ciri fisik yaitu tinggi badan 175 cm, berat badan 80 kg, kulit hitam manis dan berambut cepak. Pak padang saat ini mempunyai dua (2) anak perempuan yang masih berumur enam (6) dan satu (1) tahun. Pak Padang sebenarnya masih baru di desa Jambu Bellang setelah ia memutuskan untuk mudik kembali kedesanya dari Jakarta ketika kabupaten Pakpak Bharat masih baru terbentuk. Di tahun 2007 pada pemilihan desa, ia mencalokan dirinya sebagai kandidat kepala desa, dan ia bersyukur karena masyarakat memberi kepercayaan kepadanya sebagai kepala desa. Ketika peneliti mendatangi kantor Kepala Desa Pak Padang sendiri tidak berada di kantor, yang pada akhirnya sesuai dengan infromasi dari penduduk ia berada di rumahnya. Dengan ramah pak Kepala Desa menyambut peneliti dengan senyuman dan mempersilahkan untuk masuk dan duduk diruang tamu. Ketika sedang hendak melakukan kegiatan wawancara Pak Padang sebenarnya mempunyai beberapa tamu, namun tidak masalah bagi informan sehingga wawancara dilakukan.

Pak Padang sebagai Kepala desa mengetahui Pesada dan dalam berapa kali kesempatan ia mengahadiri acara dan rapat yang diadakan Pesada. Ia sangat mendukung apa yang dilakukan oleh Pesada. Pemberdayaan yang dilakukan oleh Pesada sangat membantu masyarakat khususnya perempuan di desa mereka. Ia mengatakan adanya perbedaan signifikan antara perempuan-perempuan yang mengikuti pemberdayaan dan yang tidak ikut, perempuan yang ikut sudah memperlihatkan perannya sebagai masyarakat untuk dapat berpartisipasi terbukti dalam beberapa kali kegiatan di desa, perempuan-perempuan yang mengikuti kegiatan tersebut sangat diperhitungkan pendapat ataupun pemikiran mereka. Menurut pak Padang hal itu merupakan suatu keadaan yang baik. Hal ini terungkap pada saat kegiatan wawancara dilakukan.

“Saya sudah cukup tahu mengenai Pesada dan saya juga sudah beberapa kali mengadiri acara maupun rapat yang diadakan di desa ini. Saya melihat kegiatan yang dibuat Pesada sangat membantu masyarakat saya khsusnya perempuan-perempuan untuk dapat terlibat di desa ini. Dan saya juga melihat akan adanya perbedaan yang cukup signifikan antara perempuan-perempuan yang mengikuti dan tidak mengikuti kegiatan pemeberdayaan, terlihat dari peran mereka dalam kegiatan maupun rapat desa, pendapat ataupu pemikiran mereka sudah diperhitungkan”. (wawancara dengan infroman Beres Padang, November 2008).

Dokumen terkait