• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyajian Data Tentang Kualitas Pelayanan Pembuatan Kartu Keluarga Di Dinas Catatan Sipil dan Kependudukan Kabupaten Tapanuli Utara

BAB III DESKRIPSI LOKASI

PENYAJIAN DATA

4.3 Penyajian Data Tentang Kualitas Pelayanan Pembuatan Kartu Keluarga Di Dinas Catatan Sipil dan Kependudukan Kabupaten Tapanuli Utara

4.3 Penyajian Data Tentang Kualitas Pelayanan Pembuatan Kartu Keluarga Di Dinas Catatan Sipil dan Kependudukan Kabupaten Tapanuli Utara.

Dalam wawancara ini ada beberapa pertanyaan yang diajukan kepada informan utama yang menyangkut masalah Kualitas Pelayanan Pembuatan Kartu Keluarga Di Dinas Catatan Sipil dan Kependudukan Kabupaten Tapanuli Utara.

Penulis hanya memilih beberapa orang informan kunci dan informan utama serta imforman tambahan yang akan diberikan pertanyaan sesuai dengan bidang dan kedudukan mereka masing-masing sehingga setiap permasalahan yang terjadi dapat terjawab.

Dilihat dari dimensi kualitas pelayanan publik , antara lain :

4.3.1. Tangible (bukti fisik)

Untuk mengetahui sejauh mana pelayanan dari segi peralatan , personal dari pegawai berkomunikasi maupun sarana prasarana dan profesionalitas pegawai yang digunakan dalam rangka melaksanakan program pembuatan Kartu Keluarga peneliti akan melakukan wawancara dengan Ibu Susi Radotma Hutauruk SE selaku Kepala Seksi Pelayanan KTP dan KK (Oktober 2013) mengenai sejauh mana fasilitas pendukung untuk merealisasikan program Kartu Keluarga , mengatakan :

“kalau dari segi fasilitas kita sudah berupaya melakukan yang terbaik , bisa dilihat dari ruang tunggu yang kita sediakan sampai dengan peralatan yang kita gunakan untuk melaksanakan program-program yang sudah ada , tapi memang saya akui kita masih kekurangan sumber daya manusia yang kadang mengerjakan suatu program kurag teliti dan masalah fasilitas,seperti komputer dan alat lainnya yang mendukung program makanya terkadang prosesnya lambat dan masyarakat mengeluh”

Begitu juga dengan pernyataan dari Bapak Hotben SE Panggabean , menyatakan :

“Sejujurnya tidak semua pelayanan dapat dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan yang ada. Banyak kendala yang ditemui di lapangan, yang tidak hanya berasal dari dinas atau kesalahan pegawai tapi juga berasal dari masyarakat sendiri. Sebagai contoh, masyarakat yang ingin mengurus pembuatan KTP, akan tetapi data atau berkas yang diperlukan tidak dapat dilengkapi oleh masyarakat tersebut. Ini semua membuat standar pelayanan minimum tersebut tidak dapat diterapkan dengan baik.”

Lalu peneliti melakukan wawancara dengan masyarakat yaitu Bapak Muhammad Panggabean , kecamatan Tarutung menyatakan :

“Kalau dari sarana prasarana saya cukup puas dari segi infrastruktur , ruang tunggu dan parkir juga cukup tersedia baik , cuman tempat duduknya kurang banyak, karena terkadang satu waktu masyarakat bisa membludak mengurus data kependudukan lainnya (wawancara diolah november 2013)

Ibu H.Hutauruk juga menambahkan , Kecamatan Sipoholon menyatakan :

“saya kira kurang kalau masalah fasilitas,seperti kemaren saya harus menunggu sampai diluar dari tempat pengurusan karena kurangnya tempat duduk,maunya petugas sigaplah kalo orang sudah banyak yang mengurus” (wawancara diolah november 2013)

Berdasarkan keterangan informan dan wawancara langsung yang dilakukan peneliti dilapangan ,peneliti berpendapat bahwa masyarakat yang mengurus Kartu Keluarga kurang puas dengan pelayanan dari segi fasilitas,sarana dan prasarana.

Gambar 2. Ruang Tunggu Kantor Disdukcapil Kab.Tapanuli Utara

Lalu peneliti menanyakan mengenai pelayanan dan respon yang diberikan oleh petugas , Ibu Susi Radotma Hutauruk SE meyatakan :

“petugas selalu saya ingatkan selalu tangggap dalam menghadapi masyarakat, kadang saya ingatkan mereka kalau agak lamban merespon masyarakat yang mau mengurus Kartu Keluarga ,tapi memang seperti itulah mungkin dulu sumber daya manusia kita”

Begitu juga dengan komentar dari Bapak Hotben Panggabean SE , menyatakan :

“para petugas sudah kita bekali agar mereka cepat dan selalu merespon masyarakat yang mau mengurus agar tidak terjadi diskriminasi dan ketidaknyamanan dari masyarakat yang mau mengurus Kartu Keluarga”

Kemudian peneliti melekukan wawancara dengan masyarakat yaitu Ibu R.Lumban Tobing , Kecamatan Tarutung , menyatakan :

“kalau aku lihat orang itu kurangnya responnya sama kita yang awam ini,kadang kita kesal lihat orang itu , maunyakan kita dibimbing bukan jadi dipersulit kayak gini, kadang saya jadi malas mengurus semuanya kesana,Akte Lahir anak saya saja belum keluar-keluar” (wawancara diolah november 2013)

Bapak S.Simorangkir , Kecamatan Siatas Barita juga berkomentar :

“respon mereka cukup memuaskan saya rasa,saat saya mengurus Kartu Kelurga mereka cepat tanggap dan memberikan saya pengarahan mengenai prosedur pengurusannya, kadang memang kita juga masyarakat yang kurang mengerti dan peduli, jadi petugas kadang kesal karena kita bandal dalam hal pengurusan” (wawancara diolah november 2013)

Berdasarkan keterangan informan dan wawancara langsung yang dilakukan peneliti dilapangan ,peneliti berpendapat bahwa masyarakat merasa kurang puas dengan respon petugas yang menjalankan program pembuatan Kartu Keluarga.

4.3.2. Reability (Kehandalan)

Untuk mengetahui kemampuan instansi untuk memberikan layanan yang akurat sejak pertama kali tanpa membuat kesalahan apapun dalam menyampaikan jasanya sesuai dengan waktu yang disepakati dalam program pembuatan Kartu

Keluarga, peneliti melakukan wawancara dengan Ibu Susi Radotma Hutauruk SE selaku Kepala Seksi Pelayanan KTP dan KK (Oktober 2013) mengenai sosialisasi dan informasi yang jelas dari aparat Kecamatan ,Kelurahan atau pun Desa mengenai pengenalan Kartu Keluarga dan tata cara pengurusannya , menyatakan :

”kita selalu berusaha melakukan sosialilasi setiap tahunnya di setiap kecamatan dengan mengumpulkan setiap masyarakat di kecamatan dan setiap kelurahan yang gunanya untuk mengingatkan masyarakat agar mengurus Kartu Keluarga dan KTP yang sangat berguna untuk pencatatan kependudukan yang dibantu oleh pegawai kecamatan atau kelurahan yang hanya membawa surat pengantar dari kecamatan dan kelurahan / desa jika mau mengurus Kartu Keluarga’’

Begitu juga dengan pernyataan Kepala Bidang Pendaftran Penduduk , Bapak Hotben Panggabean SE menyatakan :

“Bentuk penyuluhan atau sosialisasi yang dilakukan dinas biasanya berupa kegiatan tatap muka langsung, tatap muka langsung dengan masyarakat, melalui brosur-brosur, pamlet, spanduk. Kalau yang tatap muka itu dilakukan di suatu tempat, kita mengundang masyarakat, bukan semua masyarakat tapi perwakilan dari masing-masing kelurahan biasanya lurah atau masing-masing kepala lingkungan dan kegiatannya dilakukan setahun sekali.”

Lalu peneliti menanyakan lagi sejauh ini Landasan Hukum apa yang di pakai dalam mengurus Kartu Keluarga , Ibu Susi Radotma Hutauruk SE menyatakan :

“Sampai saaat ini kita masih menggunakan Undang-undang No 23 tahun 2004 tentang Administrasi Kependudukan”

Kemudian peneliti melakukan wawancara dengan masyarakat yang mengurus Kartu Keluarga apakah pernah mengikuti sosialisai infomasi atau tidak , Bapak H.Hutabarat, Kecamatan Siatas Barita berkomentar :

”Aku gak pernah tau dan gak pernah dengar ada sosialisai atau pengenalan tentang Kartu Kelurga di tempat kami dan tidak pernah terdengar aku itu .Tapi bisa saja aku gak tau informasi itu , mungkin sudah diumumkan Lurah atau Kepala Desa untuk ada sosialisasi dan aku mungkin tidak tau , karena yang

aku tau kalau mau punya Kartu Keluarga atau bagian kependudukan lainnya langsung aja ke kantornya mengurus.”(wawancara diolah november 2013)

Bapak S.Simanungkalit , Kecamatan Sipaholon juga berkomentar :

“saya pernah dengar adanya sosialisasi dari Dinas ataupun Kecamatan,tapi saya gak pernah ikut.Informasinya saja kurang jadi kita pun gak pernah tau kapan tanggal dan bulan sosisalisainya” (wawancara diolah november 2013)

Berdasarakan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti , peneliti berpendapat bahwa sosialisasi informasi yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kurang efektif dan menyeluruh bagi semua masyarakat karena sebagian masyarakat kurang berminat dan tidak mengetahui adanya sosialisasi yang dilakukan oleh Kecamatan ataupun Kelurahan yang di fasilitasi oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab.Tapanuli Utara.

Untuk mengetahui transparansi dan manejemen dalam pelayanan publik di Kantor Dinas Dan Kependudukan Catatan Sipil Kab.Tapnuli Utara khususnya dalam pembuatan Kartu Keluarga , Ibu Susi Radotma Hutauruk SE menyatakan :

“Manajemen dan penyelenggaraan pelayanan publik di Dinas ini , sudah sesuai dengan standart operasional prosedur. Standar pelayanan sudah tercantum dalam wewenang dan tugas setiap seksi pemerintahan di Kantor Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kab.Tapanuli Utara. Setiap pegawai bekerja sesuai dengan sumber daya manusia yang dimiliki oleh masing – masing pegawai”

Hal ini diperkuat dengan pernyataan Bapak Hotben Panggabean SE , selaku Kepala Bidang Pendaftaran Penduduk mengatakan:

“Keterbukaan prosedur pelayanan dalam pengurusan kartu keluarga otomatis kita tekankan tidak boleh berbelit - belit, namun tak bisa dipungkiri ada oknum – oknum tertentu yang melakukan pelayanan berbelit – belit di setiap

kelurahan. Dan untuk informasi prosedur pelayanan kami menyiapakan pegawai yang standbay di pos untuk melayani atau memberikan informasi”

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan masyarakat yang mengurus Kartu Keluarga mengenai masalah transparansi dan pelayanan publik di Kantor Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kab.Tapanuli Utara , Bapak Harris Simanjuntak, Kecamatan Sipaholon mengatakan:

“kalo masalah transpransi memang sudah baguslah , mereka juga jelas kok arahan dan prosedur yang baik,kalo pun kita gak ngerti mereka juga gak cuek dan mau membimbing kita bagaimana prosedur yang harus kita lakukan”(wawancara diolah November 2013)

Lalu di Bapak H.Hutabarat Kecamatan Siatas Barita juga berkomentar :

“ saya rasa sudah baiklah kalo masalah traansparansi , mereka gak membuat kita terlalu capek dan berbeli-belit mengurusnya , kalo pun ada data yang kurang mereka selalu memberitahu cepat jadi kita gak ribet bolak-balik mengurusnya” ”(wawancara diolah November 2013)

Berdasarkan wawancara dan obsrevasi yang dilakukan peneliti dilapangan, peneliti berpendapat bahwa masyarakat yang mengurus pembuatan Kartu Keluarga cukup puas dengan pelayanan dan transparansi yang dilakukan para pegawai di Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kab.Tapanuli Utara.

Dalam wawancara dengan Ibu Susi Radotma Hutauruk SE , mengenai bagaimana upaya peningkatan kualitas pelayanan . Beliau menyatakan :

“setiap waktu dan setiap harinya saya selalu mengingatkan agar memberikan pelayanan terbaik buat masayarakat , karena kami disinikan bekerja untuk mengurus keperluan masyarakat dan saya ingatkan kepada teman-teman pegawai agar selalu selalu memberikan pelayanan yang terbaik:”

“kita selalu mengupayakan yang terbaik yang kita berikan,kita juga membuat masyarakat harus nyaman dengan pelayanan kita , terkadang masyarakat kurang mengerti prosedur jadi kita harus tanggap dengan persoalan tersebut , keluhan yang terjadi ataupun pengaduan menjadi acuan kita unutk lebih baik ke depannya.”

Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan para pegawai menggunakan alat pendukung dalam membuat Kartu Keluarga dan cara berkomunikasi aparat/petugas dengan masyarakat dalam peyampaian prosesnya , Ibu Susi Radotma Hutauruk berkata :

` “Sampai saat ini kami mengusahakan yang terbaik untuk masalah pelayanan kami,yah bagaimana juga mau dibilang,kami disini juga kekurangan sumber daya dan fasilitas yang kurang memadai di kantor ini.Tapi kita telah melakukan dan melayani semua pengurasan kependudukan dengan maksimal dan tidak membuat warga terlalu mengeluh akan pelayanan dan kita berharap masyarakat pun maklum akan keterbatasan kami disini “

Kemudian Bapak Hotben Panggabean SE berkomentar :

“dengan fasilitas yang seadanya,kita upayakan pengerjaan yang efektif dan tepat waktu dan itu sudah saya katakana kepada apartur agar mereka cakap dalam melayani dan merespon masyarakat yang datang , kita akui disini masih kekurangan sumber daya yang terampil dalam hal-hal tertentu, tapi itu tidak menjadi alasan untuk mengerjakan dan meyampaikan informasi kepada masyarakat”

4.3.3 Responsive (Daya Tanggap)

Untuk mengetahui sejauh mana kesediaan dan kemampuan para pegawai untuk membantu para pengguna jasa dan merespon permintaan mereka, serta menginformasikan kapan jasa akan diberikan dan kemudian memberikan jasa secara cepat dalam program pembuatan Kartu Keluarga, peneliti melakukan wawancara dengan Ibu Susi Radotma Hutauruk SE selaku Kepala Seksi Pelayanan KTP dan KK

(Oktober 2013) mengenai pelayanan dan cepat dan tepat waktu yang diberikan oleh aparat , beliau meyatakan :

“pelayanan di kantor kami saya usahakan dan saya tegaskan kepada pegawai untuk tidak diperlama dan siap sesuai dengan waktu yang telah ditentukan kepada masyarakat dan tidak ada janji kepada pegawai, pegawai bisa langsung dijumpai di ruangannya masing - masing, dan untuk tanda tangan berkas wajib diusahakan 1 x 24 jam dan tidak diperlama di atas meja pegawai jadi jangan ada yang diperlama oleh petugas”

Bapak Hotben Panggabean SE juga berkomentar :

“para masyarakat yang mengurus tidak usah khawatir jika masalah pembuatan Kartu Keluarga diperlama oleh petugas , karena setiap apel pagi saya sudah mengingatkan para pegawai itu agar selalu mengutamkan pekerjaannya dan harus dikerjakan sesuai waktu yang telah dibuat dalam peraturan disini agar masyarakat tidak mengeluh terus-menerus”

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan masyarakat yang mengurus Kartu Keluarga mengenai masalah pelayanan cepat dan tepat waktu yang diberikan oleh aparat , Bapak S.Simorangkir , Kecamatan Siatas Barita berkomentar :

“kalo kita datang kesana petugas langsung menanyakan apa perlu kita dan memberikan arahan apa yang harus dilakukan selanjutnya , saya rasa cukup tanggaplah kalo kita mau ngurus Kartu Keluarga”(wawancara diloah November 2013)

Lalu Bapak R.Manalu , Kecamatan Parmonangan berkata :

“kalo masalah penyelesainnya saya rasa sudah tepat waktu,tidak ada yang dipersulit oleh mereka mungkin kita yang kurang teliti saat mengumpulkan datanya , maklumlah baru ini saya mengurus”(wawancara diolah November 2013)

Berdasarakan hasil wawancara dan obsrevasi yang dilakukan peneliti dilapangan , peneliti berpendapat masyarakat cukup puas dengan masalah pelayanan dan ketepatan waktu yang diberikan oleh oleh petugas dalam waktu penyelesaiaannya.

Kemudian peneliti melalakukan wawancara lagi mengenai ketidakadilan maupun kecurangan yang terjadi pada saat antrian pengurusan saat pengurusan Kartu Keluarga, Ibu Radotma Hutaruk memberikan peryataan , beliau berkomentar :

“inilah yang kita kurang,karena daerah kita ini cukup kecil dan saling mengenal jadi saat pengurusan para petugas selalu mengutamakan yang mereka kenal terutama keluarganya , tapi itupun sudah saya ingatkan agar tidak terjadi lagi karena banyak masyarakat yang mengeluh kepada saya dan pegawai lainnya”

Bapak Hotben Panggabean SE juga memberikan komentar :

“sebenarnya bukan curang namun terus terang saja, kita juga makhluk sosial, jadi jika ada kerabat yang membutuhkan cepat waktu penyelesaian untuk kepentingan sekolah, rumah sakit, pindah dan lain – lain yang kami lebih mengutamakanya, tapi jika mengurus Kartu Keluarga jangan mendahulukan keluarga atau kerabatnya,saya ingatkan para pegawai agar mengutamakan yang sudah antri dan mengurus diluan ,”

Kemudian peneliti melakukan wawancara kepada masyarakat mengenai ketidakadilan maupun kecurangan yang terjadi pada saat pengurusan Kartu Keluarga , Bapak Muhammad Panggabean Kecamatan Tarutung , berkomentar :

“saya pernah waktu mengrus Kartu Keluarga dan saat itu saya antri , tapi ketika ada orang datang dan kebetulan kerabat dari pegawai disitu saya langsung di nomor dua kan padahal saya sudah cukup lama

menunggu,otomatis saya kecewalah sama mereka yang tidak profesional dalam bekerja” (wawancara diolah November 2013)

Lalu dilanjutkan oleh Ibu R.Lumban Tobing Kecamatan Tarutung ,beliau menyatakan :

“kemaren saya waktu mengurusnya sudah hampir satu minggu tidak selesai,tapi waktu saya tanta teman saya yang sama mengurus dia sudah selesai karena dia kerabat dari salah satu pegawai,jelas saya marah kepada mereka waktu itu,masa kita yang gak punya sanak saudara disana jadi diperlama”(wawancara diolah November 2013)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti,peneliti berpendapat bahwa masyarakat tidak senang dan puas dengan perlakuan dari para petugas karena mengutamakan kerabat atau saudara dari pada kepentingan masyarakat secara luas.

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara mengenai kedisiplinan petugas yang selalu datang tepat waktu , Ibu Susi Radotma SH memberikan komentar , beliau menyatakan :

“Mengenai disiplin pegawai saya rasa sudah disipilin karena selama ini kami melakukan apel pagi sebelum memulai pekerjaan kami,sebelumnya memang tidak ada apel pagi, tapi sekarang sudah mulai diterapkan lagi ,jika pun ada yang terlambat Ibu Kepala Dinas langsung menegor pegawai agar tidak mengulanginya”

Bapak Hotben Panggabean SE , juga berkomentar :

“setiap hari kita apel pagi juga kita cek itu dan kita absen mana yang belum hadir apalagi kita disitu melihat kesiapan para pegawai dalam melayani masyarakat dan pastinya disetiap apel kita berikan pengarahan dan pelatihan baru apabila masyarakat banyak yang mengeluh akibat pelayanan”

Kemudian melakukkan wawancara dengan masyarakat mengenai kedisiplinan petugas yang selalu datang tepat waktu dalam melakukan pelayanan,Bapak S.Simanungkalit Kecamatan Sipaholon berkomentar :

“kalo kita datang pagi sekali waktu kantor dinas baru buka, para pegawai sudah ditempatnya dan siap melayani kita,saya rasa mereka jarang ada yang terlamatdan kita pun langsung direspon oleh mereka” ”(wawancara diolah November 2013)

Dan kemudian Ibu H.Hutauruk Kecamatan Sipaholon juga menambahkan , beliau berkata :

“saya rasa mereka tepat waktu , kemaren saya datang jam 08.30 para petugas sudah ada ditempatnya , memang sih masih da yang kosong beberapa pos-pos

pelayanannya tapi kalo kita datang langsung di tanggapi dan siap melayani kita”

Saat melakukan observasi dan wawancara secara langsung Di Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Tapanuli Utara , peneliti melihat bahwasanaya respon petugas cukup cepat dari banyaknya masyarakat yang mau mengurus Kartu Keluarga atau mengurus data kependudukan lainnya , pelanggan juga berpendapat bahwasanya para petugas juga cukup cepat di dalam menanggapi pertanyaan dan kepentingan masyarakat mengenai pengurusan hal-hal yang berhubungan dengan data kependudukan.Kebingungan masyarakat dalam melakukan penambahan dan penguurusan Kartu Keluarga baru dapat direspon petugas dengan cukup baik meskipun terkadang petugas sedikit malas karena ramainya masyarakat yang mengurus.

4.3.4 Assurance (Jaminan

)

Untuk mengetahui sejauh mana perilaku para pegawai yang mampu menimbulkan kepercayaan pengguna jasa terhadap instansi dan instansi bisa menciptakan rasa aman bagi pelanggannya. Jaminan juga berarti pegawai selalu bersikap sopan dan menguasai setiap pertanyaan atau masalah pelanggan, peneliti melakukan wawancara dengan Ibu Susi Radotma Hutauruk SE selaku Kepala Seksi Pelayanan KTP dan KK (Oktober 2013) mengenai berapa lama mengerjakan Kartu Keluarga sampai dengan terbit atau selesai dan ada atau tidaknya pungutan biaya saat pengurusan Kartu Keluarga , beliau menyatakan :

““masalah jangka waktu itu kita mengerjakannya sesuai dengan berkas yang masuk.Berkas yang masuk setiap harinya tidak menentu sehingga kami menyelesaikan setiap berkas itu setiap harinya jika ada.Tapi di dalam Undang-undang No 23 tahun 2004 tentang Administrasi Kependudukan penyelesaian Kartu Keluraga itu tidak lebih dan tidak kurang adalah 14 hari .Maka dari itu

jika berkas masuk sedikit , 2 atau 3 hari juga sudah siap dikerjakan tapi jika banyak yah memang harus 14 hari selesainya. Tarif dalam pengurusan Kartu Kelurga baru sekitar Rp.5000.- (lima ribu rupiah) diatur dalam Perda Kabupaten Tapanuli Utara No.12 Tahun 2010 yang masuk di dalam Retribusi Daerah.Bisa dilihat di depan , kita sudah buat pengumumannya kok disitu”

Kemudian peneliti mewawancarai masyarakat yang mengurus Kartu Keluarga , Kakak Sarina, Kecamatan Tarutung , berkomentar :

”Yang saya tau mereka menjajanjikan siapnya 3 hari ketika saya mengurus dan ternyata 3 hari setelah saya mengurus memang sudah siap dan bisa diambil tapi saya kurang tau berapa tarif yang saya harus, jadi saya bayar seikhlasnya saja,seperti waktu kemaren saya mengurus Kartu Keluarga saya yang baru saya salamkan saja Rp.20.000,- sama petugasnya,kadang kan sama kita yang penting cepat selesai” ”(wawancara diolah November 2013)

Lalu Bapak K.Marbun , Kecamantan Adian Koting , menambahkan :

“waktu penyelesaian Kartu Keluarga saya , cuman 3 hari saya sudah mengambil Kartu Keluaarga saya yang sudah siap tetapi saya juga tidak tau berapa yang harus saya bayar,saat mengambil Kartu Keluarga saya yang sudah selesai saya memang gak menanyakan berapa yang harus saya bayar sama petugas,jadi saya kasih saja sepantasnya sama petugas, orang itu juga cuman senyum saja saat saya kasih uangnya”(wawancara diolah November 2013)

Berdasarkan hasil observsi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti,peneliti berpendapat bahwasanya masyarakat yang mengurus Kartu Kelurga bahwasanya masyarakat kurang perduli dan kurang mengetahui jangka waktu penyelesaian dan berapa tarif yang harus dibayar dalam pengurusan Kartu Keluarga.

Gambar 3. PERDA Kab.Tapanuli Utara No.12 Tahun 2010 Tentang Retribusi Daerah

Untuk masyarakat mengerti dengan pengurusan ini, apa pentingnya dan tujuan dari Kartu Keluarga dipergunakan , Ibu Susi Radotma Hutauruk SE menyatakan :

“Yah itu penting , yang pertama agar tidak terjadi data ganda di dalam Kartu Keluarga dan dalam menunjukkan siapa-siapa saja yang menjadi anggota keluarga kita dan sebagai idenditas diri setiap masyarakat yang dimana gunanya itu juga untuk mengurus idenditas kependudukan yang lainnya misalnya KTP dan Akta Kelahiran karena sudah tersimpan di Data base . Gandanya idenditas di dalam Kartu Keluarga juga tak lepas dari kesilapan pegawai kita yang mendata langsung padahal masyarakat juga sudah mengurus dan mendata dirinya sendiri makanya sering terjadi data ganda di setiap ,pengurusan Kartu Keluarga baru atau penambahan di Kartu Keluarga itu sendiri . Seharusnya jika kita sudah terdata di suatu daerah , kita jangan lagi mendaftarkan diri lagi kepada aparat agar tidak terjadi data ganda yang kita khawatirkan,nantinyakan jadi kita juga yang repot kalau sempat terjadi”

Lalu kembali Kepala Bidang Pendaftran Penduduk , Bapak Hotben SE Panggabean menambahkan :

“sebagian banyak sudah mengerti , program inikan penting juga mengingat masyarakat harus memiliki ini agar dikemudiann hari gampang mengurusnya lagi dan masyarakat mempunyai akta-akta catatan sipil lainnya.” (wawancara

Dokumen terkait