Penyakit lldak Menular (PTM} yang diintervensi meliputi jantung koroner, decompensasi Cordis, hipertensi, stroke, Diabetes mellitus, kanker serviks, kanker payudara, kanker hati, kanker paru, penyakit paru obstruktif kronis, asma bronkiale, dan kecelakaan lalulintas. Penyakit tidak menular seperti penyakit kardiovaskuler, stroke, Diabetes mellitus, penyakit paru obstruktif kronis dan kanker tertentu, dalam kesehatan masyarakat sebenarnya dapat digolongkan sebagai satu kelompok PTM utama yang mempunyai faktor risiko sama (common underlying risk facto!}. Faktor risiko tersebut antara lain faktor genetik merupakan faktor yang tidak
ANALISIS PENANGANAN MASALAtl KESFIMTAN KA13UPAITNJEPA'RA
dapat diubah (unchanged risk factof), dan sebagian besar berkaitan dengan faktor risiko yang dapat diubah (change risk factof) antara lain konsumsi rokok, pola makan yang tidak seimbang, makanan yang mengandung zat aditif, kurang berolah raga dan adanya kondisi lingkungan yang tidak kondusif terhadap kesehatan.
Penyakit tidak menular mempunyai dampak negatif sangat besar karena merupakan penyakit kronis. Apabila seseorang menderita penyakit tidak menular, berbagai tingkatan produktivitas menjadi terganggu. Penderita ini menjadi serba terbatas aktivitasnya, karena menyesuaikan diri dengan jenis dan gradasi dari penyakit tidak menular yang dideritanya. Hal ini berlangsung dalam waktu yang relatif lama dan tidak diketahui kapan sembuhnya karena memang secara medis penyakit tidak menular tidak bisa disembuhkan tetapi hanya bisa dikendalikan. Ya,ng harus mendapatkan perhatian lebih adalah bahwa penyakit tidak menular merupakan penyebab kematian tertinggi dibanding dengan penyakit menular.
a. Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
Penyakit jantung dan pembuluh darah adalah penyakit yang mengganggu jantung dan sistem pembuluh darah seperti penyakit jantung koroner (angina pektoris, akut miokard infark), decompensasi Cordis, hipertensi stroke, penyakit jantung rematik, dll.
1) Penyakit Jantung Koroner
Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan salah satu bentuk utama penyakit jantung pembuluh darah yang terdiri dari Angina Pektoris (AP), Akut Miokard Infark (AMI), dan sudden death. Angina pektoris terjadi akibat lepasnya
IV-31
ANALISIS PENANGANAN MASALAH KfSHlATAN KA13UPATfNJEPA1M
palque/fissure/pecahan-pecahan yang berasal dari palet dan kolesterol yang mendasari terbentuknya trombus/gumpalan-gumpalan yang berkelanjutan atau sering disebut dengan emboli. Akut miokard infark terjadi akibat oklusi atau sumbatan pada pembuluh darah koroner yang menyebabkan suplai darah sangat kurang sehingga terjadi nekrosis miokard yang menyebabkan gagal jantung.
Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia dan merupakan penyakit tidak menular yang sangat membahayakan, tetapi dapat dicegah.
Pencegahannya dapat dilakukan dengan cara meminimalisasi berbagai faktor risiko yang mempengaruhinya. Penyakit ini sangat dipengaruhi oleh perubahan life style yang dapat menyerang individu maupun kelompok secara sele!<tif atau yang disenangi, sesuai dengan faktor gaya hidup pada individu tersebut, misalnya kebiasaan merokok, pola makan yang banyak mengandung lemak dan rendah serat, kurang olah raga, kegemukan, stres dan lain-lain.
Prevalensi Penyakit Jantung Koroner (PJK) diambil dari jumlah kasus Angina Pektoris dan Akut Miokard Infark per jumlah penduduk dikali 100°/o.
ANALISIS PENANGANAN MASALAtl KfSftlATAN KA'BUPATfNJfPA'RA
0.14 -0.12
0.1
0.06 - - - -.-Prev. PJK
0.053
0.02
0
2007 2008 2009 2010 2011
Gambar 4.13 Cakupan Prevalensi Penyakit Jantung Koroner Kah. Jepara Tahun 2007 - 2011 Adanya kenaikan dari tahun 2010 ke 2011 perlu mendapatkan perhatian karena kenaikan yang ada terlihat signifikan walupun data ditahun 2011 ini semua RS telah mengirimkan data. Prevalensi pada tahun 2011 sebesar 0,12
010 dengan jumlah kasus sebesar 1248 kasus dibandingkan dengan 2010 yang hanya 586 kasus. Angka prevalensi 0,12
0/o diartikan bahwa dari 10.000 orang terdapat 12 kasus PJK.
2) Hipertensi
Hipertensi atau sering disebut dengan darah tinggi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah yang memberikan gejala berlanjut pada suatu target organ tubuh sehingga timbul kerusakan lebih berat seperti stroke, PJK, serta penyempitan ventrikel kiri.
Hipertensi merupakan penyakit yang sering dijumpai diantara penyakit tidak menular lainnya. Hipertensi dibedakan menjadi hipertensi primer yaitu hipertensi yang
IV-33
ANALISIS PENANGANAN MASALAH KESEtfATAN KA'BUPATENJEPA1M
tidak diketahui penyebabnya dan hipertensi sekunder yaitu yang muncul akibat penyakit lain seperti hipertensi ginjal, hipertensi kehamilan dll. Prevalensi hipertensi diambil dari jumlah kasus hipertensi essensial dan hipertensi lain dibagi dengan jumlah penduduk dikali dengan 100 °/o.
2007 2008 2009
-+-Prev. Hipertensi
1.86
2010 2011
Gambar 4.14 Cakupan Prevalensi Hipertensi Kabupaten Jepara Tahun 2007 - 2011
Prevalensi pada tahun 2011 sebesar 1,86 °/o.
Puskesmas dengan kasus terbesar berturut-turut adalah Puskesmas Welahan II sebesar 1.621 kasus, Puskesmas Bangsri II sebesar 1.358 kasus, Puskesmas Jepara sebesar 1.337 kasus.
3) Stroke
Stroke adalah suatu penyakit menurunnya fungsi syaraf secara akut yang disebabkan oleh gangguan pembuluh darah otak, terjadi secara mendadak dan cepat yang menimbulkan gejala dan tanda sesuai dengan daerah otak yang terganggu. Stroke disebabkan oleh kurangnya aliran darah yang mengalir ke otak, atau terkadang
ANALISIS PfNANGANAN MASALAT! KESHMTAN KA'l3UPATENJEPA1M
menyebabkan perdarahan di otak. Stroke dibedakan menjadikan hemoragik yaitu adanya perdarahan otak karena pembuluh darah yang pecah dan stroke non hemoragik yaitu lebih karena adanya sumbatan pada pembuluh darah otak.
Hampir 70 persen kasus strok hemoragik terjadi pada penderita hipertensi.
0.06
---~---0.05
0.04
0.03
0.02
0.01
---~---0 - - ----- -
-2008 2009 2010 2011
~ Prev. Stroke
Gambar 4.15 Cakupan Prevalensi Stroke Kabupaten Jepara Tahun 2008 - 2011
Kasus yang tercatat pada tahun 2011 sebesar 70 kasus untuk stroke hemoragik dan 542 kasus stroke non hemoragik. Sehingga angka prevalensi dari kasus stroke adalah 0,054 °/o dengan asumsi bahwa ada kasus 54 orang per 100.000 penduduk.
4) Decompensasi Cordis
Dekompensasio kordis merupakan kegagalan jantung dalam memompa darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh atau istilah lain adalah payah jantung. Gambaran klinis decompensasi cordis kiri adalah sesak nafas: dyspnoe
IV-35
ANALISIS PENANc:;ANAN MASALAtl KfSftlATAN KA13UPATfN]HWRA
d'effort dan ortopne, pernafasan cheynes stokes, batuk-batuk mungkin hemoptoe, sianosis, suara serak, ronchi basah halus tidak nyaring tekanan vena jugularis masih normal. Sedangkan gambaran klinis decompensasi Cordis kanan adalah gangguan gastrointestinal seperti anoreksia, mual, muntah meteorismus dan rasa kembung di epigastrum. Selain itu terjadi pembesaran hati yang mula-mula lunak, tepi tajam, nyeri tekan, lama-kelamaan menjadi keras, tumpul dan tidak nyeri. Dapat juga terjadi edema pretibial, edema presakral, asites dan hidrotoraks, tekanan jugularis meningkat.
0.13
2008 2009 2010 2011
-+-Prev. Dekompensasio Kordis
Gambar 4.16 Cakupan Prevalensi Dekompensasio Kordis Kabupaten Jepara Tahun 2008 - 2011
Prevalensi kasus dekompensasio kordis tahun 2011 sebesar 0,13 °/o yang mempunyai makna setiap 100.000 orang terdapat 130 orang. Secara keseluruhan jumlah kasus pada tahun 2011 adalah sebesar 1.454 kasus.
ANALISIS PENANGANAN lvtASALAtl KfSft!ATAN KA'BUPAT'EN]f.PA'RA
b. Diabetes Melitus
Diabetes Melitus (OM) merupakan penyakit kronis yang tidak dapat disembuhkan tetapj dapat dikendalikan, artinya sekali didiagnosa DM seumur hidup bergaul dengannya.
Penderita mampu hidup sehat bersama DM, asalkan mau patuh dan kontrol teratur.
Gejala khas berupa polyuri (sering kencing), polidipsi (sering haus), polifagi (sering lapar). Sedangkan gejala lain yang menyertai adalah seperti lelah, berat badan menurun drastis, kesemutan/gringgingan, gatal/bisul, mata kabur, impotensi pada pria, pruritis vulva hingga keputihan pada wanita, Iuka tidak sembuh-sembuh dll.
-+-kasus ID -Kasus ND
7111
~·~S~1~~~~~·~ie!!i5~~~~·~a2~1~!!!!1!1mi_._. 86
-2008 2009 2010 2011
Gambar 4.17 lumlah Kasus Diabetes Melitus Kabupaten Jepara Tahun 2008- 2011
Di Kabupaten Jepara kasus DM dibagi dua, yaitu OM yang tergantung dengan insulin (DMTI)/Insulin Dependent (ID), dan DM tidak tergantung dengan insulin (DMTTI)/Non
N-37
ANALISIS PENANGANAN t-.fASALAtl KfSEH.ATAN 1<..A'BUPATENJEPA'RA
Independent Insulin {ND). Kasus DMTI tahun 2011 sebanyak 86 kasus dan kasus DMlTI sebayak 7111 kasus tersebar di puskesmas dan rumah sakit. Kasus DMTTI terbanyak ada di puskesmas Jepara sebesar 591, sedangkan kasus DMTI ada di puskesmas kedung II sebesar 50 orang {Tabel 81 ).
2008 2009 2010 2011
-+-Prev. DM
Gambar 4.18 Cakupan Prevalensi Diabetes Melitus Kabupaten Jepara Tahun 2008 - 2011 Dengan prevalensi tahun 2011, DM sebesar 0,64 °/o artinya terdapat 64 penderita dalam 10.000 orang.
c. Neoplasma
Neoplasma atau kanker adalah tumor ganas yang ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan abnormal dari sel-sel tubuh, yang tumbuh tanpa kontrol dan tujuan yang jelas, mendesak dan merusak jaringan normal, serta bermigrasi ke jaringan tubuh yang lain melalui sirkulasi darah atau sistem limfatik, disebut metastasis.
ANALISIS PENANGANAN MASALAtl 1(£SEtMTAN KA'BUPATEN]'EPA'RA
Faktor risiko terjadinya kanker, dibedakan menjadi 5 besar antara lain:
• Faktor karsinogenik bahan kimia antara lain:
Karsinogen kimia langsung yaitu dimetylsulfat, obat anti kanker dsb. Karsinogenik tidak langsung yaitu tumbuhan alam dan mikroba misalnya aflatoksin Bl, kac.ang betel, juga insektisida, fungisida, vinil klorida, zat kimia yang terdapat dalam bahan makanan (zat warna, penyedap, pengawet dll), jelaga yang mengandung senyawa karbon, vinil klorida yang ditemukan pada pekerja pabrik cat dll.
• Energi Radiasi yaitu sinar ultraviolet yang berasal dari sinar matahari, sinat x (rontgen), dan radiasi born atom.
• Virus Onkogenik yaitu virus DNS, virus herpes, virus hepatitis
B.
• Makanan yaitu aflatoksin yang dihasilkan jamur pada kacang dan padi-padian (penyebab kanker hati).
• Hormon, pengaruh hormon dianggap cukup besar, tapi mekanisme dan perannya belum jelas. Pengaruh hormon pada organ tubuh yang banyak dipengaruhi misalnya:
payudara, rahim, ovarium (indung telur).
Di Indonesia terdapat lima jenis kanker yang banyak diderita penduduk yakni kanker rahim, kanker payudara, kanker kelenjar getah bening, kanker kulit dan kanker rektum.
Faktor risiko penyakit dari predisposisi riwayat keluarga hanya sebesar 5 °/o, selebihnya banyak disebabkan karena faktor risiko pola makan yang mengandung bahan karsinogenik.
N-39
ANALISIS PENANGANAN MASALAtl KfSEtfATAN KA13UPATENJEPA'RA
Tabel 4.5 Prevalensi Kasus Kanker di Kabupaten Jepara Tahun 2007 s/ d 2011 Kabupaten Jepara adalah kanker serviks dan payudara.
• 91
Gambar 4.19 cakupan Jumlah Kasus Kanker Kabupaten lepara Tahun 2007 - 2011