• Tidak ada hasil yang ditemukan

p-- p-- p-- p , p_ " a n K ,._...,... . _,.,. r \.!;..\ .. ~.. J A W A L it U T

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "p-- p-- p-- p , p_ " a n K ,._...,... . _,.,. r \.!;..\ .. ~.. J A W A L it U T"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

:_,.

p-- p--

e p

"

L it U T

KA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN JEPARA

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

JI. Pattimura No.4 Telp. (0291) 592478, 597749 pesawat 801-806 Faks. (0291) 592478*816 Email: bappeda jepara@yahoo.com

I

. JEPARA 59416

P Kerimun/•w•

i..tt " " " , " ' " " l ll ' l l 'J'~'

, p_

p-.

8

"

a n K

J A W A

,._...,. ..

- •

r i m u n j

. _,.,. r

\.!;..\

KAB UPATEN

KU DUS

a

)

p--

Ps..n

(2)

HALAMAN JUD UL ............ . KA TA PENGANTAR ... . . . . . . ... ... .. . . .. . . . ... ... . .. . . . . . .. . ... ... .. ... . . . . ... .. . . . ... ii DAFTAR ISi ............ iv

BAB I. PENDAHULUANl-1

1.1. Latar Belakang Dalam KAK ... 1-1 1.2. Tujuan. .. . . ... .. ... .. ... . . .... . . .. .. . . ... ... .. . .... . . .. .. . . .. .. . . .. .. . . . .. .. 1-3 1.3. Hasil Yang Diharapkan......... 1-3 1.4. Strategi. ............. 1-3 1.5. Kegiatan.. .... . ... ... ... .... . . . . .. ... .... .. . . .. .. .. .. ... ... .. .. .. .. .... . . .. .. . .. .. .. . 1-4 1.6. Pelatihan Numerator ... 1-5 1.7. Ruang Lingkup Wilayah........... 1-6 1.8. Metode Pelaksanaan......... 1-7 1.9. Lingkup Pekerjaan Tim.......... 1-8

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI ... ... 11-1 2. 1. Gambaran Um um Wilayah... ... ... ... ... ... . ..... ... ... 11-1

2.1.1. Letak Geografis Dan Administrasi... 11-1 2.1.2. Kondisi Topografi.. ... ... ... .. ... .. .. ... 11-4 2.1.3. Kondisi Geologi... 11-6 2.1.4. Kondisi Hidrologi Dan Hidrogeologi....... 11-7 2.1.5. Kondisi lklim Dan Curah Hujan..... ... . .. .. .. ... ... ... ... ... 11-8 2.2. Kondisi Kependudukan.... ... .. .. . .... .. .. . . . . .. . . ... ... .. . . . .. .. . . .. 11-10

2.2.1. Jumlah Dan Sebaran Penduduk.... ... ... .. .. . .. .. . . ... .... ... 11-1 O 2.2.2. Kepadatan Penduduk........ 11-11 2.2.3. Komposisis Menurut Umur.............. 11-12 2.2.4. Fasilitas Pendidikan ... ~... 11-13

IV

(3)

2.3.Kondisi Kesehatan Kabupaten Jepara...... 11-17 2.3.1. Sarana Kesehatan ... : ...... 11-17 2.3.2. Tenaga Kesehatan ... 11-20

BAB Ill. METODE PELAKSANAAN ...... 111-1 3.1. Kerangka Pikir ......... 111-1

3.2. Metode Pelaksanaan ...... 111-2 3.2.1. Pelaksanaan Pengumpulan Data Oleh Enumerator ..... 111-2 3.2.2. Monitoring Dan Cross Check Lapangan Oleh Supervisor ... 111-2 3.2.3. Koordinasi Hasil Pendataan Dan Cross Check ... 111-2 3.2.4. Entri Data......... 111-2 3.2.5. Data Cleaning......... 111-3 3.2.6. Pengolahan Data Dan Analisis Data......... 111-3 3.3. Penyusunan Laporan. ....... .. .. . .... .. .. . .. ... .. .. .. . . . .. ... ... .. . . . .. ... .. .. 111-3

BAB IV. KONDISI EKSISTING DERAJAD KESEHATAN ...... IV-1 4.1. Situasi Derajad Kesehatan Kabupaten Jepara... .. . . .. ... ... . . . .. ... IV-1

4.1.1.Angka Kematian ...... JV-1 4.1.2. Angka Kesakitan......... IV-7

4.1.3. Angka Status Gizi Masyarakat. .. . ... .. . . . . .. .. ... .. . . . .. .. . .. .. . .. . . . .. ... .. .. IV-46

BAB V. UPAYA PELAYANAN KESEHATAN DI KABUPATEN JEPARA... V-1 5.1. Pelayanan Kesehatan............ V-1

5.2. Akses Dan Mutu Pelayanan Kesehatan ......... . 5.3. Pembinaan Kesehatan Lingkungan Dan Sanitasi Dasar ... . 5.4. Perbaikan Gizi Masyarakat. ... ······;······

5. 5. Perilaku Hidup Masyarakat. ...... .

V-22 V-23

V-29 V-36

(4)

BAB VI. HASIL ANALISIS MASALAH KESEHATAN... Vl-1 6.1 . Has ii Survey Kondisi Derajad Kesehatan... .. . . .. .. .. . . .. . . .. .. . .. . . .. Vl-1 6.2. Hasil Survey Kondisi Layanan Kesehtan... ... .... .. . . .. .. . . .. . . . .. .. . . . . .. .. .. . .. Vl-5

REKOMENDASI PROGRAM PENANGANAN MASALAH KESEHATAN

Vt

(5)

ANAUSIS P'ENANGANAN MASALAtt Kl'.SBiATAN KABUPA TfN]EPA'RA

Undang-Undang No 36 tahun 2009 sebagai pengganti Undang- undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan telah menggariskan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan nasional, karena kesehatan menyentuh hampir semua aspek kehidupan manusia.

Oleh karena itu pembangunan kesehatan sangat trkait dan dipengaruhi oleh aspek kependudukan, sosial ekonomi, budaya serta tingkungan fisik maupun strategis.

Perubahan masalah kesehatan dltandai dengan terjadinya berbagai macam transisi kesehatan berupa transisi demografi, transisi epidemiologi, transisi gizi dan transisi perilaku. Transisi kesehatan ini pada dasamya telah menciptakan beban ganda (double burden} masalah kesehatan.

Masalah kesehatan tidak hanya ditandai dengan keberadaan penyakit, tetapi gangguan kesehatan yang ditandai dengan adanya perasaan terganggu fisik, mental dan spiritual. Gangguan pada lingkungan juga merupakan masalah kesehatan karena dapat memberikan gangguan kesehatan atau sakit.

Dalam rangka untuk mendapatkan data data tentang masalah kesehatan perlu dilaksanakan Penyusunan buku analisis penanganan masalah kesehatan di kabupaten Jepara sebagai upaya dalam mempercepat pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat yang

(6)

ANAUSIS PENANGANAN MASAlAH KfSFHATAN KABUPATENJfPARA

merupakan bagian dari upaya mewujudkan pencapaian target MDGs dan tujuan pembangunan nasional.

Tujuan dari pelaksanaan analisis Penanganan Masalah Kesehatan adalah untuk memberikan tambahan informasi mengenai ketersediaan dan kondisi masalah-masalah kesehatan di Kabupaten Jepara sehingga dapat meningkatkan mutu proses perumusan kebijakan dan perencanaan program, agar pemerintah daerah mampu mempertajam rencana jangka panjang lintas sektoral.

Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah data dasar mengenai masalah kesehatan di kabupaten Jepara serta perilaku masyarakat terkait dengan risiko kesehatan , termasuk didalamnya tentang penanganannya.

Hasil survey ini dapat digunakan sebagai salah satu instrument oleh pengambil keputusan dalam membuat kebijakan penanganan masalah kesehatan di Kabupaten Jepara.

Demikian Buku Hasil Analisis Penanganan Masalah Kesehatan Kabupaten Jepara 2 Tahun 2012 ini disusun. Kami berharap buku ini dapat menjadi bahan pertimbangan/rekomendasi dalam penyusunan program penanganan masalah kesehatan yang ada di Kabupaten Jepara ke depan.

Jepara, 2012

Tim Penyusun

(7)

ANAUSIS PfNANGANAN MA.SAL.AH KFSffiATAN KA8UPAITN]EPARA

BAB I PENDAHUWAN

1.1. IATAR BEIAKANG DAIAM KAK

Undang-Undang No 36 tahun 2009 sebagai pengganti Undang- undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan telah menggariskan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan nasional, karena kesehatan menyentuh hampir semua aspek kehidupan manusia.

Oleh karena itu pembangunan kesehatan sangat trkait dan dipengaruhi oleh aspek kependudukan, sosial ekonomi, budaya serta lingkungan fisik maupun strategis.

Dewasa ini di Indonesia terdapat beberapa masalah kesehatan penduduk yang masih perlu mendapat perhatian secara sungguh-sungguh dari semua pihak antara lain: anemia pada ibu hamil, kekurangan kalori dan protein pada bayi dan anak-anak, terutama di daerah endemic, kekurangan vitamin A pada anak, anak-anak usia sekolah, serta bagaimana mempertahankan dan meningkatkan cakupan imunisasi.

Permasalahan tersebut harus ditangani secara serius karena dampaknya akan mempengaruhi kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa yang akan datang.

Perubahan masalah kesehatan ditandai dengan terjadinya berbagai macam transisi kesehatan berupa transisi demografi, transisi epidemiologi, transisi gizi dan transisi perilaku. Transisi kesehatan ini pada

(8)

ANAUSIS PfNANGANAN MASAIA1t KfSEtlAT AN KABUPA TEN fiPA'RA

dasamya telah rnenciptakan beban ganda (double burden) masalah kesehatan.

1. Transisi demografi, misalnya mendorong peningkatan usia harapan hidup dengan rneningkatkan proporsi kelompok usia lanjut sementara masalah bayi dan BALITA tetap menggantung.

2. Transisi epidemiologi, rnenyebabkan beban ganda atas penyakit rnenular yang belum pupus ditarnbah dengan penyakit tidak menular yang meningkat dengan drastis.

3. Transisi gizi, ditandai dengan gizi kurang dibarengi dengan gizi lebih.

4. Transisi perilaku, rnernbawa masyarakat beralih dari perilaku tradisional menjadi modem yang cenderung membawa resiko.

Masalah kesehatan tidak hanya ditandai dengan keberadaan penyakit, tetapi gangguan kesehatan yang ditandai dengan adanya perasaan terganggu fisik, mental dan spiritual. Gangguan pada lingkungan juga merupakan masalah kesehatan karena dapat memberikan gangguan kesehatan atau sakit.

Dalam rangka untuk mendapatkan data data tentang masalah kesehatan perlu dilaksanakan Penyusunan buku analaisis masalah kesehatan di kabupaten Jepara sebagai upaya dalam mempercepat pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat yang merupakan bagian dari upaya mewujudkan pencapaian target MDGs dan tujuan pembanguna nasional. Dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut dalam pelaksanaan survey di lapangan akan dilakukan dengan melibatkan bidan desa yang bekerjasama dengan kader masyarakat dengan harapan bahwa mereka memilki pemahaman yang baik mengenai konteks sosial budaya serta lingkungan dimana masyarakat tinggal.

1-2

(9)

ANAUSIS PENANGANAN .4ASALA1f KfSBfATAN KABUPATEN]EPA'RA

1.2. TUJUAN

Tujuan dari pelaksanaan analisis masalah kesehatan adalah untuk memberikan tambahan informasi mengenai ketersediaan dan kondisi masalah masalah kesehatan di Kabupaten Jepara sehingga dapat meningkatkan mutu proses perumusan kebijakan dan perencanaan program, agar pemerintah daerah mampu mempertajam rencana jangka panjang lintas sektoral

1.3. HASIL YANG DIHARAPKAN

Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah data dasar mengenai masalah kesehatan di kabupaten Jepara serta perilaku masyarakat terkait dengan risiko kesehatan , termasuk didalamnya tentang penanganannya.

Hasil survey ini dapat digunakan sebagai salah satu instrument oleh pengambil keputusan dalam membuat kebijakan penanganan . masalah kesehatan di Kabupaten Jepara.

1.4. STRATEGI

Strategi yang diterapkan dalam pelaksanaan survey:

Berkoordinasi dan bekerjasama dengan tim pelaksana penanganan masalah kesehatan.

Bekerjasama dengan Pemerintah Desa setempat (berdasarkan lokasi yang dijadikan sampling kegiatan) dan/atau individu/bidan desa untuk membantu pelaksanaan kegiatan.

Pelatihan/ on the job coaching untuk tim pelaksana survey sebagai bentuk persiapan sebelum diterjunkan ke lapangan untuk melakukan survey.

(10)

ANAUSIS PfNANGANAN MASALAlt KE.SHlATAN KABUPATENJfPA'RA

1.5. KEGIATAN

T ahapan pelaksanaan kegiatan Penyusunan Analisis Penanganan masalah kesehatan ini meliputi:

Ta hap Persiapan

• Diskusi antara Tim Konsultan dengan tim pelaksana analisis masalah kesehatan. dimana Mengenai rencana kegiatan. Alat bantu survey atau instrument disiapkan oleh konsultan ahli bekerjasama dengan tim pelaksana analisis masalah kesehatan.

• Pembentukan Tim survey dimana bidan desa sebagai wilayah sasaran yang akan menjadi enumerator.

• Penetapan sample (lokasi dan rumah tangga) secara bersama oleh konsultan dan dengan tim pelaksana analisis masalah kesehatan.

• Pemberitahuan kepada pihak kelurahan/desa yang akan disurvey oleh dinas terkait (Bappeda).

• Rekruitmen Bidan desa sebagai enumerator survey oleh konsultan berdasarkan rekomendasi dari kelurahan/desa yang akan dilakukan survey.

• Pelatihan singkat/coaching mengenai instrumen survey para bidan desa/ enumerator tentang instrumen survey.

T ahap pelaksanaan

• Pembagian tugas pengumpulan data para enumerator.

• Pelaksanaan survey rumah tangga dengan mengikuti aturan sampling yang telah ditetapkan dan telah disepakati sebelumnya, baik menyangkut jumlah sampling, urutan dan metode pelaksanaannya.

1-4

(11)

ANAUSIS PfNA/IJGANA/IJ MA.SALAff KfSf11.ATA/IJ J<ABUPATEN]EPA'RA

Tahap penyusun laporan

• Pengorganisasian data.

• Memasukkan data ke dalam alat bantu analisis (data entry dilakukan konsultan ahli).

• Analisis data (dilakukan konsutan ahli).

• Penulisan laporan (dilakukan konsultan ahli).

• Presentasi hasil survey dan penyerahan hasil survey.

1.6. PELA TIHAN ENUMERATOR

Enumerator atau petugas pengumpulan data survey yang direkrut adalah bidan desa yang berasal dari kelurahan/desa setempat. Dari setiap kelurahan/desa direkrut 1 (satu) atau 2 (dua) orang bidan desa dengan mempertimbangkan jumlah penduduk dan luas wilayah. Bidan desa yang dipilih menjadi enumerator dengan kriteria sebagai berikut: lancar baca tulis, bisa berkomunikasi dengan baik, memiliki kompetensi dalam pelayanan kesehatan masyarakat desa (pelayanan kesehatan ibu, anak dan pengobatan umum lainnya) dan memiliki waktu untuk melakukan kegiatan survey selama sekitar dua minggu. Diutamakan enumerator perempuan. Sebelum diterjunkan ke lapangan, tenaga surveyor dilatih terlebih dahulu untuk memahami alat bantu survey secara benar.

Pelatihan enumerator ini diselenggarakan dengan acuan seperti berikut:

Waktu pelatihan: dilakukan selama 2 hari, mulai pukul 08.00-16.00 Tempat pelatihan: tempat yang cukup luas dan nyaman untuk menampung peserta. Apabila peserta terlalu banyak, dapat dilakukan dalam dua angkatan. Untuk pelatihan ini jumlah peserta maksimal per kelas yang disarankan adalah 100 orang.

(12)

ANAUSIS PENA.NGA.NAN MASALAI{ KESmATAN KA'BUPATEN]fPA'RA

Materi pelatihan: Pemahaman tentang survey analisis masalah kesehatan, pemahaman tentang kuesioner (lembar pertanyaan dan lembar pengamatan), dan praktek lapangan.

Fasilitator: fasilitator pelatihan enumerator ini adalah bidan puskesmas yang sekaligus akan mendampingi dalam pelaksanaan survey.

1.7. RUANG LINGKUP WILAYAH

Lingkup Wilayah Analisis Penanganan Masalah sosial adalah seluruh wilayah Kabupaten Jepara yang meliputi:

BANYAKNYA

NO KECAMATAN LUAS(KM) DESAI

KELURAHAN

1 Kedung 43,063 18

2 Pecangaan 35,878 12

3 Kalinyamatan 23,700 12

4 Welahan 27,642 15

5 Mayong 65,043 18

6 Nalumsari 56,965 15

7 Batealit 88,879 11

8 Tahu nan 38,906 15

9 Jepara 24,667 16

10 Mlonggo 42,402 8

11 Pakis aji 60,553 8

12 Bangsri 85,352 12

13 Kem bang 108,124 11

14 Keeling 123,116 12

15 Donorejo 108,642 8

16 Karimunjawa 71,200 4

1-6

(13)

ANAUSISPENANGANAN i4ASALA1! KESFfl.ATAN KA8UPATfN]fPARA

1.8. METODE PELAKSANAAN

Survey analisis masalah kesehatan ini dilakukan dengan metode kuantitatif.

Beberapa hal penting dalam metode ini meliputi:

Sampling

Basis pengumpulan data adalah rumah tangga,dan akan dilakukan sampling terhadap rumah tangga. Semua kelurahan I desa yang ada akan disurvey, sedangkan rumah tangga yang disurvey ditentukan secara bertahap dan sistematis. Unit sampling primer adalah rukun tetangga (RT), sedangkan pemilihan rumah tangga di masing-masing RT ditentukan berdasarkan nomor rumah tangga atau menyesuaikan pola permukiman yang ada. Metode sampling menggunakan metode Random sistematis; berdasarkan angka loncatan mulai dari angka acak tertentu (bila daftar rumah tangga tersedia/rumah ditata rapih).

Jenis dan sumber data

Jenis data yang dikumpulkan meliputi kesehatan ibu dan anak, penanggulangan penyakit menular dan tidak menular, gizi dan ketahanan pangan, sarana pelayanan kesehatan, tenaga pelayanan kesehatan, akses dan mutu pelayanan kesehatan masyarakat umum terutama untuk masyarakat miskin, informasi umum mengenai rumah tangga, penyediaan air bersih, kondisi sampah dan pengelolaannya, kondisi limbah rumah tangga dan pengelolaannya, serta kondisi saluran drainase (data selengkapnya lihat instrumen survey). Sumber data dalam survey ini yang utama adalah manusia (responden) yaitu ibu rumah tangga yang terpilih sesuai dengan metode sampling yang diterapkan, dan objek yaitu kondisi atau benda-benda yang bisa diamati dengan cara observasi.

(14)

ANAUSIS PENANGANAN MASALAtl KFSEtlATAN KABUPATEN]FPARA

Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, pertama wawancara terhadap responden dengan instrumen wawancara yang sudah disiapkan dan observasi/pengamatan visual lapangan dengan panduan observasi.

Analisis

Unit analisis dalam survey ini adalah rumah tangga dengan sumber informasi utama ibu rumah tangga yang diasumsikan sebagai

"manajer rumah tangga". Data yang terkumpul diorganisir disajikan dalam bentuk tabel tabel deskriptif berdasarkan kelurahan/desa dan kecamatan. Guna meningkatkan validitas data, hasil analisis awal didiskusikan dengan tim pelaksana analisis masalah kesehatan dan para enumerator untuk klarifikasi.

1.9. LINGKUP PEKERJAAN TIM ANALISIS PENANGANAN MASALAH KESEHATAN SEBAGAI KOORDINATOR KEGIATAN

Tim analisis penanganan masalah sosial sebagai koordinator kegiatan bertugas :

1. Melakukan pembentukan Tim Pelaksana survey.

2. Berkoordinasi dengan pihak konsultan berkaitan dengan metode dan teknik survey.

3. Berkoordinasi dengan pihak konsultan dalam hal pelaksanaan kegiatan survey di lapangan.

4. Mengorganisir data berdasar pengelompokan wilayah untuk disampaikan kepada konsultan.

1-8

(15)

ANALISIS PENANGANAN MASALAN K£SHlATAN KA'BUPAITNfiPA'RA

2.1 GAMBARAN UMUM WILAYAH

Kondisi geografis merupakan dasar dari penataan lingkungan. Sumber daya alam yang ada, diarahkan untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat.

Pada Laporan ini, data yang digunakan sebagian adalah dari Jepara Dalam Angka Tahun 2011 dan tambahan data yang di dapatkan dari beberapa pihak yang mendukung terutama Data Profil Daerah Kab. Jepara tahun 2011. Sedangkan tambahan 2 Kecamatan yaitu Pakisaji yang merupakan pecahan dari Kecamatan Mlonggo dan Kecamatan Donorojo merupakan pecahan dari Kecamatan Keling berdasarkan Perda Kabupaten Jepara No. 17 Tahun 2007' tentang Pembentukan Kecamatan Pakis Aji dan Kecamatan Donorojo

5erta

Penataan Kecamatan Mlonggo dan Kecamatan Keling.

Kecamatan Pakisaji terdiri dari desa lebak, bulungan, suwawal timur, tanjung, kawak, plajan, sragi dan mambak. Kecamatan Donorojo terdiri dari desa Sumberejo, Clering, Ujungwatu, Banyu manis, Tulakan, Bawangharjo, Blingoh dan Jugo.

2.1.1 LETAK GEOGRAFIS DAN ADMINISTRAnF

Kabupaten Jepara termasuk dalam wilayah administratif Propinsi Jawa Tengah. Letak Kabupaten Jepara cukup dekat dengan kota Semarang sebagai Ibukota Propinsi Jawa Tengah sedikit banyak memberikan pengaruh bagi perkembangan wilayah Kabupaten Jepara. Secara geografis, Kabupaten Jepara terletak pada posisi 110°9'48,02" BT -

110°58'37,40" BT dan di antara 5°43'20,67" L5 - 6°47'25,83" LS.

(16)

ANALISIS PENANGANAN ~ASALMl KESEtMTAN KA'BUPATENJEPA'RA

Adapun secara Administratif batas batas wilayah Kabupaten Jepara adalah:

- Sebelah Barat : Laut Jawa

- Sebelah Timur : Kabupaten Kudus dan Kabupaten Pati - Sebelah Utara : Laut Jawa

- Sebelah Selatan : Kabupaten Demak

II -2

(17)

· -

·- ·-

·- · -

It · -

p

"

I

· -

I. A UT J An A

,,

·- · -- · -

·--

1' ' A

·- ·-

• • · - -

,. .. ,,..., ...

- - ·

:.:-

K • r I u

I. A U T J A W A

· -

· - ·-

· -

- · -

· -

· - ....

n I 1

.. .

·-

KABUP"'TEN PATI

KABUPATEN DEMAlt SKALA 1 : 250.000

KABUPATEN Kl. DUS

Gambar 2.1 Peta Kabupaten Jepara

\

\

Secara administratif, Kabupaten Jepara terdiri dari 16 Kecamatan yang terbagi dalam 183 desa dan 11 kelurahan. Pembagian wilayah

(18)

--

ANALISIS PENANGANAN MASALAtl KESFflATAN KA'BUPATfNJ[PA'RA

administratif Kabupaten Jepara berikut luasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.1 Pembagian Wilayah Administratif

Kecamatan Lu as

Banyaknya desa (km

2)

I

Kelurahan

01.Kedung 43,063 18

02.Pecangaan 35,878 12

03. Kalinyamatan 23,700 12

04.Welahan 27,642 15

05.Mayong 65,043 18

06. Nalumsari 56,965

15

07. Batealit 88,879 11

08.Tahunan 38,906 15

09.Jepara 24,667 16

10.Mlonggo 42,402 8

11. Pakis Aji 60,553 8

12.Bangsri 85,352 12 .

13.Kembang 108,124 11

14.Keling 123,116 12

15. Donorojo 108,642 8

16. Karimunjawa 71,200 3

Jumlah 1.004,132 194

Sumber: lepara Dalam Angka 2011

2.1.2 KONDISI TOPOGRAFI

Wilayah Kabupaten Jepara memiliki relief yang beraneka ragam, terdiri dari daerah dataran pantai yang tersebar di sepanjang pantai utara meliputi Kecamatan Kedung, Jepara, Mlonggo, Bangsri, dan Keling, dataran rendah dan dataran tinggi di sekitar Gunung Muria dan Gunung Clering. Kondisi topografi wilayah Kabupaten Jepara antara 0 - 1.301 meter diatas permukaan laut. Bagian terendah berada di pantai / pesisir dan bagian tertinggi terdapat di wilayah Kecamatan

II -4

(19)

ANALISIS PfNANGANAN j..tASALAN KfSEtlATAN KA13U1'AITNJEPA1M

Keling atau pada kaki gunung Muria. Kondisi topografi di tiap kecamatan adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2 Ketinggian Wilayah Per Kecamatan Kecamatan Ketinggian

dari perm. Laut

01.Kedung 0-2m

02.Pecangaan 2-17 m

03. Kalinyamatan 2-17 m

04.Welahan 2-7m

05.Mayong 13-438 m

06. Nalumsari 13-438 m

07. Batealit 68-378 m

08.Tahunan 0-46 m

09.Jepara 0-46 m

10.Mlonggo 0-300 m

11.Bangsri 0-594 m

12.Kembang 0-594 m

13.Keling O -1.301 m

14. Karimunjawa 0-100 m

15. Pakis Aji 0-300

m

16. Donorojo 0 -1.301 m

Sumber : Jepara Dalam Angka 2011 Profil Daerah Kab. lepara 2010

Berdasarkan kemiringan tanahnya, secara umum wilayah Kabupaten Jepara dibedakan dalam 4 (empat) kategori, yaitu :

1. Daerah dengan kemiringan O - 2°/o lahan datar meliputi sebagian Kecamatan Mayong, sebagian Kecamatan Nalumsari, sebagian Kecamatan Welahan, sebagian Kecamatan Pecangaan, sebagian Kecamatan Kedung, sebagian Kecamatan Jepara, sebagian Kecamatan Tahunan, sebagian Kecamatan Mlonggo, sebagian Kecamatan Bangsri, sebagian Kecamatan Kem bang, sebagian

(20)

ANALISIS PENANGANAN MASALAtl KfSftlATAN KA13Uf'ATENfiPA1M

Kecamatan Keling, Kecamatan Karimunjawa dan sebagian wilayah Batealit.

2. Daerah dengan kemiringan 2 - 15°/o lahan landai meliputi sebagian Kecamatan Mayong, sebagian Kecamatan Nalumsari, sebagian Kecamatan Batealit, sebagian kecamatan Jepara, sebagian Kecamatan Tahunan, sebagian Kecamatan Mlonggo, sebagian Kecamatan Bangsri, dan sebagian Kecamatan Keling, sebagian kecil wilayah utara Pecangaan dan Kedung.

3. Daerah dengan kemiringan 15 - 40°/o lahan agak curam meliputi sebagian Kecamatan Mayong, Kecamatan Nalumsari, Kecamatan Batealit, sebagian kecil kecamatan Mlonggo, sebagian Kecamatan Bangsri, dan sebagian Kecamatan Keling. Merupakan daerah disekitar gunung Muria, Trawean, Genuk, dan Pucang Pendawa.

4. Daerah dengan kemiringan > 40°/o lahan sangat curam meliputi wilayah puncak gunung muria, Trawean, Genuk, dari Pucang Pendawa. Terletak di Kecamatan Mayong, Batealit, Mlonggo, Bangsri dan Keling

2.1.3 KONDISI GEOLOGI

Berdasarkan kondisi geologinya, secara umum wilayah Kabupaten Jepara dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :

Disepanjang garis pantai utara, yang meliputi wilayah dengan morfologi dataran bergelombang.

Bagian timur dengan morfologi berupa perbukitan

Kabupaten Jepara terletak disebelah barat Gunung Muria. Gunung Muria terletak di atas batuan neogen yang berupa batu gamping, batu lempung dan Nepal.

II -6

(21)

ANALISIS PENANGANAN MASALAtl KfSftlATAN 1<.A13UPATENJfPARA

2.1.4 KONDISI HIDROLOGI DAN HIDROGEOLOGI a. Hidrologi

Kabupaten Jepara termasuk dalam wilayah sub DAS Jratun Seluna (Jragung, Tuntang, Serang, Lusi, dan Juana). Afiran sungai ini titik beratnya diarahkan pada pemanfaatan secara optimal sekaligus rehabilitasi terhadap sumber alam hutan, tanah dan air yang rusak serta untuk meningkatkan pembangunan pertanian yang dapat memberikan pengaruh pada sektor lain. Sungai-sungai besar yang dijumpai di Kabupaten Jepara di antaranya : Sungai Bakalan, Kaweden, Pecangaan, Troso, Sirahan, Mlonggo, Kancilan, Balong, Gelis, Pasokan, Tunggul, Mayong, Sengon, Kedung Buie, Tuk Abul, Bapangan, Kembar Rawi, Banjaran, Jeruk, Wangkong, Blitar, Wareng dan Suru.

b. Hidrogeologi

Potensi air permukaan tanah dan air dalam tanah di daerah Kabupaten Jepara cukup besar. Air Permukaan umumnya berupa sungai. Air dalam tanah dapat dibagi 3 daerah menurut keadaan airnya, yaitu :

Daerah air tawar, meliputi daerah kaki gunung Muria, mempunyai mutu air yang baik dan digunakan sebagai sumber air minum.

Daerah air tanah payau, meliputi daerah dataran rendah yang merupakan batas antara air tanah asin dengan air tanah tawar. Persebaran akuifernya tidak merata pada tiap tempat dengan ketebalan antara 2 - 7 m. Air ini relative masih bisa digunakan

Daerah air asin, meliputi daerah dataran di pinggiran pantai atau pantai yang menjorok ke daratan.

II -7

(22)

-

ANALISIS PfNANGANAN MASALAtl KfSEtlATAN KA13UPATEN]E:PA1M

Pada saat ini beberapa sungai tersebut berdasarkan informasi dari

DPU & Energi Sumber Daya Mineral Kab. Jepara th 2011 terdapat

kerusakan tebing/talud akibat banjir yaitu di kali zamur sepanjang 500 m , kali kedung bule kerusakan talud dan alur sungai tidak normal sepanjang 2 km, kali kanal mengalami kerusakan tebing sepanjang 2 km, kali pecangaan talud rusak 500 m dan alur sungai tidak normal sepanjang 2 km, kali kaweden juga ada gangguan alur 1,5 km, demikian juga pada kali pethekan dan kali clering.

Kerusakan talud/tebing dan tidak normalnya alur sungai akan berpengaruh terhadap daya tampung sungai dan kecepatan mengalirkan air dari hulu ke hilir. Jika tidak segera dilakukan normalisasi dikhawatirkan bencana banjir/banjir bandang akan terjadi akan mengakibatkan kerusakan yang lebih parah.

2.1.5 KONDISI IKUM DAN CURAH HUJAN

Kabupaten Jepara sebagaimana kota-kota di Pantai Utara Jawa beriklim tropis dengan dua musim bergantian sepanjang tahun yaitu penghujan dan kemarau. Berdasarkan kategori iklim menurut Schmidt dan Fergusson, Kabupaten Jepara termasuk pada golongan iklim type D (sedang). Prinsip yang digunakan dalam kategori iklim menurut Schmidt dan Fergusson yaitu dengan mengambil data bulan kering dan bulan basah. Bulan basah adalah jika curah hujan lebih dari 100 mm/bulan sedangkan bulan kering jika curah hujan kurang dari 60 mm/bulan. Suhu rata-rata di Kabupaten Jepara setiap bulan berkisar antara 21,55° - 32,71°

Celcius.

Menurut Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Jepara, banyaknya hari hujan yang terbanyak adalah Kecamatan Nalumsari yaitu 122 hari sedangkan hari hujan paling sedikit terjadi di

II -8

(23)

ANALISIS PENANGANAN MASALAti KESEtiATAN KA13UPATEN]fPA'RA

Kecamatan Tahunan yaitu 59 hari, curah hujan terbanyak adalah Kecamatan Bangsri yaitu 2.532 mm sedangkan yang paling sedikit adalah Kecamatan Jepara yaitu 1.397 mm. Untuk lebih jelasnya lihat tabel 2.3 berikut :

Tabel 2.3 Data Curah Hujan

Kecamatan Hari hujan Curah Hujan

(hari) (mm)

01.Kedung 90 1.867

02.Pecangaan 90 2.023

03. Kalinyamatan Tidak ada -

04.Welahan a lat

-

05.Mayong Alat rusak 2.504

06. Nalumsari 106 2.322

07. Batealit 122 2.265

08.Tahunan 89 1.859

09.Jepara 59 1.397

10.Mlonggo 83 1.946

11.Bangsri 90 2.532

12.Kembang 102 -

13.Keling Tidak ada 2.337

14. Karimunjawa a lat

-

15. Pakis Aji 75

-

16. Donorojo Tidak ada -

a lat Tidak ada

a lat Tidak ada a lat

Jumlah 906 21.052

Rata-rata 91 2.105

Sumber : Jepara Dalam Angka, 2011

II -9

(24)

-

ANALISIS PENANGANAN MASALAti KfSEtiATAN KABUPATfNJfPA'RA

2.2 KONDISI KEPENDUDUKAN

2.2.1 JUMLAH DAN SEBARAN PENDUDUK

NO 1

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Jumlah penduduk Kabupaten Jepara, berdasarkan data dari BPS Kabupaten Jepara tahun 2011 berjumlah 1.117.327 jiwa, dibandingkan jumlah penduduk tahun 2010 sebesar 1.097.158 jiwa.

Data yang didapat merupakan proyeksi dari jumlah penduduk pada tahun sebelumnya.

Jumlah rumah tangga tahun 2010 sebesar 288.723 rumah tangga menjadi 296.035 rumah tangga pada tahun 2011. Jumlah Rumah tangga (KK) terbesar ada di Kecamatan Tahunan sebesar 26.915 KK dan terendah ada di Karimun Jawa sebesar 2.598 KK.

Sedangkan jumlah penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Tahunan (98.052 jiwa) dan yang terendah di Kecamatan Karimun Jawa (8.823 jiwa). Rata-rata jumlah jiwa dibanding dengan jumlah rumah tangga adalah 3,77.

Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

KELOMPOK JUMLAH PENDUDUK

UMUR

(TAHUN) LAKl-LAKI PEREMPUAN LAKloolAKl+PEREMPUAN

2 3 4 5

0-4 52.236 51.684 103.920

5-9 52.670 49.587 102.257

10- 14 52.160 49.314 101.474

15 - 19 48.965 47.681 96.646

20-24 44.856 46.420 91.276

25-29 49.519 50.185 99.704

30-34 47.187 46.650 93.837

35-39 43.818 43.350 87.168

40-44 39.739 40.010 79.749

45-49 33.668 33.760 67.428

50-54 28.727 27.299 56.026

55-59 21.628 19.570 41.198

II -10

(25)

ANALISIS PENANGANAN MA.SALM£ KESHl.ATAN KA13UPATENJEPARA

KELOMPOK JUMLAH PENDUDUK

NO UMUR

(TAHUN) LAKl-LAKI PEREMPUAN LAKl-LAKl+PEREMPUAN

1 2 3 4 5

13 60-64 14.866 16.893 31.759

14 65-69 14.058 18.385 32.443

15 70- 74 9.372 12.257 21.629

16 75+ 4.685 6.128 10.813

JUMLAH 558.154 559.173 1.117.327

Sumber : Jepara Dalam Angka, 2011

2.2.2 KEPADATAN PENDUDUK

Dengan luas wilayah sekitar 1.004,132 kilometer persegi yang didiami oleh 1.117.327 orang, maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Jepara adalah sebanyak 1.113 orang per kilometer persegi. Kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah kecamatan Jepara, yaitu sebanyak 3.278 orang per kilometer persegi, sedangkan yang paling rendah adalah Kecamatan Karimun Jawa sebanya 124 orang per kilometer persegi.

Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat dari rasio jenis kelamin, yaitu perbandingan penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan per 100 penduduk.

Rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten Jepara berdasarkan data BPS Kabupaten Jepara adalah sebesar 99,82°/o, yang artinya setiap 100 penduduk perempuan ada sekitar 99 atau 100 penduduk laki- laki.

(26)

NO

1 1 2 3 4 5 6

7

a

9 10 11 12 13 14 15 16 JML

--

ANALISIS PENANGANAN lvtASALAJi KESEJiATAN KA'BUPATfNJfPA'RA

Tabel 2.5 Luas Wilayah, lumlah Desa dan Kepadat.an Penduduk

LUAS JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPAO ATAN

JUMLAH JrNA/R PENDU

KECAMATAN WllAYAH

DE KELUR DESA PENDUO RUMAH UMAH DUK

(~ SA AHAN +KEL UK TANGG TANGG perkrrl

A A

2 3 4 5 6 7 B 9 10

KEDUNG

43,063 18 0 18

73.055 18.751 3,90 1696,47 PECANGAAN

35,398 12 0 12

78.384 20.327 3,86 2214,36 WELA HAN

27,642 15 0 15

70.677 17.815 3,97 2556,87

MA YONG 65,043 18 0 18

84.087 20.952 4,01 1292,79 BATEALIT

88,879 11 0 11

79.247 20.445 3,88 891,63 JEPARA

24,667 5 11 16

80.860 20.631 3,92 3278,06 MLONGGO

42,402 8 0 8 79.119 20.580 3,84 1865,93

PAKISAJI

60,553 8 0 8

55.227 14.836 3,72 912,04 BANGS RI

85,360 12 0 12

95.215 25.773 3,69 1115,45 KELING

123,116 12 0 12 59.431 18.411 3,23 482,72

KARIMUNJAWA

71,200 4 0 4

8.865 2.598 3,41 124,51

TAHU NAN

38,906 15 0 15

104.233 26.915 3,87 2679,10 KALINYAMATA

12 0 12 4,37 2445,33

N 24,180 59.128 13.532

NALUMSARI

56,965 15 0 15

69.774 17.588 3,97 1224,86 KEM BANG

108,116 11 0 11

65.898 20.024 3,29 609,51 DONO ROJO

108,642 8 0 8

54.127 16.857 3,21 498,21

18 11 195 3,77

1.004,132 4 1.117.327 296.035 1.113

Sumber : Jepara Dalam Angka, 2011

2.2.3 KOMPOSISI MENURUT UMUR

Struktur penduduk Kabupaten Jepara menurut kelompok umur dapat dapat dibedakan berdasarkan umur 0-4 tahun, 5-14 tahun, 15-44 tahun, 45-64 tahun dan >=65 tahun.

Gambaran kompisisi lebih detail dapat dilihat di gambar berikut :

II -12

(27)

ANALISIS PENANGANAN MASALAtf K'ESFIMTAN KA13UPATfN]EPARA

300,000

250,000 200,000 150,000 100,000 50,000 0

0-4 5-14 15-44 45-64 >=65

• Laki-laki 52,236 104,830 274,084 98,889 28,115

1;1 Perempuan 51,684 98,901 274,296 97,522 36,770

Gambar 2.2 Komposisi Penduduk menurut Golongan Umur di Kabupaten Jepara Tahun 2011

Dilihat dari Gambar di atas jumlah penduduk terbesar di golongan umur 15-44 tahun dimana laki-laki berjumlah 274.084 dan perempuan berjumlah 274.296

2.2.4 FASILITAS PENDIDIKAN

Tingkat pendidikan merupakan salah satu kaitan dalam menentukan intelegensi dan penyerapan informasi, pengetahuan dan ketrampilan kaitannya dalam pembangunan kesehatan.

Masyarakat yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi, pada umumnya mempunyai pengetahuan dan wawasan yang luas sehingga lebih mudah menyerap dan menerima informasi, serta dapat ikut berperan serta aktif dalam mengatasi masalah kesehatan dirinya dan keluarganya.

II -13

(28)

-

ANALISIS PENANGANAN MASALAtl KfSftlATAN KA13UPATfNJEPA'RA

TIDAK/ TIDAi</ SO/Ml SMP/MTs SMA/SMK/ AK/ UNIVERSITA

8ELUM BELUM MA DIPLOMA s

PERNAH TAMAT SEKOIAH SD/Ml

•Laki-laki 28,674 89,929 186,003 111,805 65,231 5,224 9,391

Perempuan 49,066 92,357 173,920 105,733 54,780 6,410 7,362

Gambar 2.3 Grafik lumlah Penduduk Usia 10 tahun keatas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kabupaten Jepara Tahun 2011

Angka di atas mengalami kenaikan untuk lulusan universitas dimana tahun 2010 laki-laki 7.451 orang dan perempuan 7.470 orang, ditahun 2011 adalah laki-laki 9.391 orang dan perempuan 7 .362 orang serta untuk lulusan SD/MI kebawah sudah semakin sedikit. Peningkatan dalam hal pendidikan ini berimbas pada kemampuan baca tulis tercermin dari angka melek huruf.

Presentasi penduduk yang dapat membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya pada tahun 2011 sebesar 93,37 °/o dan ada peningkatan dibandingkan dengan tahun 2010 dimana sebesar 93,07 Ofo,

II -14

(29)

ANALISIS PENAN<?ANAN MASALA1l KfSE1lATAN KABUPATENJEPA'RA

Tabel 2.6 lumlah Penduduk Usia 10 th ke atas yang melek huruf

JlJMLAH PENDUDUK USIA 10 KE ATAS

NO KECAMATAN

lAKl-l.AKI PEREMPUAN

JUMLAH MELEK % JUMlAH MELEK

HURUF HURUF %

1 2 3 4 5 6 7 8

1 KEDUNG 30.010 27.960 93,17 29.714 28.012 94,27

2 PECANGAAN 31.267 30.792 98,48 32.631 30.735 94,19

3 WELAHAN 28.608 27.609 96,51 29. 711 26.960 90,74

4 MA YONG 33.846 31.779 93,89 34.690 31.840 91,78

5 BATEALIT 32.165 31.106 96,71 32.152 31.063 96,61

6 JEPARA 32.676 30.557 93,52 32.501 30.617 94,20

7 MLONGGO 32.355 30.672 94,80 31.739 30.731 96,82

8 PAKISAJI 22.203 20.319 91,51 22.524 20.360 90,39

9 BANGSRI 39.116 38.455 98,31 39.243 38.258 97,49

10 KELING 24.440 22.681 92,80 25.237 22.524 89,25

11 KARIMUNJAWA 3.579 3.349 93,57 3.568 3.203 89,77

12 TAHUNAN 42.484 41.035 96,59 40.031 39.012 97,45

13 KALINYAMATAN 23.540 23.473 99,72 24.255 23.518 96,96

14 NALUMSARI 28.050 26.430 94,22 29.338 26.482 90,27

15 KEM BANG 26.734 24.812 92,81 27.938 24.859 88,98

16 DONOROJO 22.175 10.780 48,61 22.630 20.742 91,66

JUMLAH KABUPATEN 453.248 421.809 93,06 457.902 428.916 93,67

Sumber: Jepara Dalam Angka, 2011

(30)

ANALISIS PfNANGANAN MASALAH. KfSHMTAN KABUPAITN]EPARA

Tabel 2.7 Penduduk Berdasarkan Sekolah Yang Di Tamatkan

PENOUDUK LAKl-l.AKI dan PEREMPUAN

TIDAi</ TIDAKI SMAI

BEL UM BE LUM AKI

SOIMI SMP/

SMK/ DIPLO UNIVERSITAS JUMLAH

PERNAH TAMAT MTs

SEK OLAH SDJMI MA MA

4.054 12.096 22.622 15.913 8.011 555 917 64.168 6.178 12.050 26.210 14.590 8.708 871 1.393 70.000

5.007 10.783 24.895 13.631 7.312 749 863 63.240

6.232 14.430 30.333 15.078 7.456 690 932 75.151

5.969 13.201 27.800 15.718 6.627 553 724 70.592

3.821 12.620 20.762 13.785 14.983 1.922 3.604 71.497 4.335 13.484 24.474 16.261 9.730 1.069 1.139 70.512

4.339 8.941 20.323 11.560 3.683 328 317 49.491

6.328 15.622 33.262 17.830 10.250 914 1.443 85.649

4.862 9.913 19.106 12.779 5.670 600 708 53.638

849 1.944 3.514 961 435 63 78 7.844

5.593 15.555 31.568 21.594 14.500 1.063 1.807 91.680 3.049 9.419 18.414 11.597 8.283 689 1.061 52.512

3.788 10.489 26.707 13.978 6.064 591 753 62.370

7.337 11.715 13.159 11.612 4.127 561 464 48.975

5.999 10.024 16.774 10.631 4.172 416 550 48.566

77.740 182.286 359.923 217.538 120.011 11.634 16.753 985.885

Sumber: Jepara Dalam Angka, 2011

II -16

(31)

ANALISIS PENANGANAN ~ASALA1t KESFftATAN KAt3UPATfNJEPA'RA

2.3 KONDISI KESEHATAN KAB. JEPARA PADA UMUMNYA

Kesehatan merupakan masalah kita bersama, baik pemerintah maupun masyarakat, dan oleh karena itu kesehatan perlu mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak. Salah satu peran pemerintah dalam pembangunan kesehatan adalah menyediakan sarana kese-hatan yang dapat dijangkau oleh masyarakat luas, baik dari segi finansial mau-pun lokasinya. Sarana kesehatan tersebut antara lain berupa rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu dan tenaga kesehatan (medis/paramedis).

2.3.1 SARANA KESEHATAN A. Data Dasar Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah merupakan sarana pelayanan masyarakat di tingkat dasar.

Puskesmas terdiri dari Puskesmas Perawatan, Puskesmas Non Perawatan, Puskesmas Pembantu, dan Puskesmas Keliling. Jumlah Puskesmas di Kabupaten Jepara tahun 2011 adalah 21 terdiri dari 14 Puskesmas Perawatan dan 7 Puskesmas Non Perawatan. Bila dibandingkan dengan konsep wilayah kerja puskesmas, dengan sasaran penduduk yang dilayani oleh puskesmas rata-rata 30.000 penduduk per puskesmas, maka rasio jumlah puskesmas tahun 2011 sebesar 0,56. Dengan begitu jumlah ideal dari Jumlah penduduk 1.117.1327 jiwa adalah 37 puskesmas. Ini berarti jumlah puskesmas di Kabupaten Jepara masih kurang. Akan tetapi telah terpenuhi dengan adanya puskesmas pembantu dan puskesmas keliling.

Jumlah puskesmas pembantu di Kabupaten Jepara 46 buah dengan ditambah puskesmas keliling 25 buah. Dengan adanya jaringan pelayanan kesehatan dibawah puskesmas diharapkan

(32)

ANALISIS PENANGANAN MASALA1l KfSf1lATAN KA13UPATfNJfPA1M

dapat mendekatkan diri kepada masyarakat dan menjangkau ke semua masyarakat.

B. Indikator Pelayanan Rumah Sakit

Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana rumah sakit ant.ara lain dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan jumlah rumah sakit dan tempat tidurnya serta rasionya terhadap jumlah penduduk sehingga dapat terukur tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit.

Tabel 2.8 lumlah rumah Sakit di Kabupaten Jepara menurut

NO

1

2 3 4

. . d Tk T h 2011

1ems an pem11 an a un

PEMIUKAN/PENGEl.OlA FASIUTAS

KESEHATAN PEM. PEM. PEM TNl/ BUM SWPSf JUMlA PUSA PRO

.

POlR N A H

T

v

KAB I

RUMAH SAKIT

1 1 3 5

-

- -

UMUM

RUMAH SAKIT

- - -

-

- - -

JIWA

RUMAH SAKIT BERSAUN - -

-

-

-

-

-

RUMAH SAKIT KHUSUS

2 2

-

-

-

-

-

WNNYA

Sumber: DKK Kab. Jepara, 2011

Rumah sakit yang ada di Kabupaten Jepara adalah RSU Kelet (milik Pemerintah Provinsi), RSU RA Kartini, RSU PKU Muhammadiyah Mayong, RSU Sultan Hadlirin, RSU Graha Husada, RSIA Kumala Siwi dan RSIA Siti Khadijah.

Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan menu rut Kepemilikan/Pengelola dapat dilihat pada Tabel 2.9

II -18

(33)

ANALISIS PENANGANAN ?wlASALAH KfS8MTAN KA'l3UPAITNJEPA'RA

T bel 29l a

.

uma I hSa rana Pe ayanan Kese atan h d"Kab I upaten eoara l

FASILITAS

PEMIUKAN/PENGELOLA

NO

KESEHATAN

PEM. PEM. PEM.

TNJ/ BUMN

SWASfA JUMLAH PUSAT PROV KAB POLRI

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 RUMAH SAKIT UMUM

-

1 1

-

- 3 5

2 RUMAH SAKIT JIWA

- - -

-

-

- -

3 RUMAH SAKIT BERSALIN -

- - -

-

-

-

4 RUMAH SAKIT

2 2

- - - -

-

KHUSUS WNNYA

5 PUSKESMAS 13

PERAWATAN 6 PUSKESMAS NON

PERAWATAN 8

7 PUSKESMAS KEULING 26

8 PUSKESMAS 45

PEMBANTU

9 RUMAH BERSALIN -

-

-

-

- 2 2

10 BA LAI 47 47

PENGOBATAN/KLINIK

-

-

-

-

-

11 PRAKTCK DOKTER BERSAMA

- - - -

-

12 PRAKTEK DOKTER

236 236

-

-

- -

PERORANGAN PRAKTEK

13 PENGOBATAN -

- -

- 230 230

TRADISIONAL

14 PKD 166

15 POSYANDU 1.111

16 APOTEK -

- - -

- 75 75

17 TOKOOBAT

- -

-

- -

3 3

18 GFK

- -

1

-

-

-

1

19 INDUSTRI OBAT

TRADISIONAL

- - - -

- -

-

18 INDUSTRI KECIL

1 1

- - - - -

OBAT TRADISIONAL

Sumber: DKK Kab. Jepara, 2011

(34)

ANALISIS PENANGANAN ~ASALAtl KfSFtlATAN KA'BUPATfNJEPA'RA

2.3.2 TENAGA KESEHATAN

A. Persebaran Tenaga Kesehatan

Sampai saat ini kebutuhan tenaga kesehatan masih belum sepenuhnya terpenuhi. Hal tersebut dapat dilihat dari usulan permintaan kebutuhan tenaga kesehatan baik di pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten/kota yang sulit terpenuhi akibat belum tertatanya data-data serta belum siapnya anggaran untuk perekrutan pegawai. Kekurangan lain disebabkan belum bergantinya tenaga kesehatan yang pensiun dan makin kompleksnya masalah-masalah kesehatan yang ditangani oleh tenaga tersebut.

Jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Jepara pada tahun 2011 sebanyak 1.658 orang yang terdiri dari berbagai profesi.

Profesi terbesar adalah perawat dengan jumlah 599 orang dan bidan sejumlah 406 orang.

B. Rasio tenaga kesehatan per 100.000 penduduk.

a. Rasio Tenaga Dokter Spesialis

Dokter spesialis adalah dokter yang mengkhususkan diri dalam suatu bidang ilmu kedokteran tertentu. Seorang dokter harus menjalani pendidikan dokter paska sarjana (spesialisi) untuk dapat menjadi dokter spesialis. Pendidikan dokter spesialis merupakan program pendidikan lanjutan dari program pendidikan dokter setelah dokter menyelesaikan wajib kerja sarjananya dan atau langsung setelah menyelesaikan pendidikan dokter umum dasar.

II -20

(35)

ANALISIS P'ENANGANAN ~ASALAtf KESEttATAN 1<.A13Uf'ATfN]EPA'RA

2008 2009 2010 2011 WHO

• Rasio Dr. Spesialis

Gambar 2.4 Rasio Dokter Spesialis di Kabupaten Jepara Jumlah dokter spesialis di Kabupaten Jepara tahun 2011 sebesar 72 orang terdiri dari 50 laki-laki dan 22 perempuan.

Rasio dokter spesialis per 100.000 penduduk adalah 6,4.

Bila mengacu standar WHO, diharapkan rasio per 100.000 penduduk adalah 6 orang. Ini telah memenuhi standar yang ditetapkan.

b. Rasio Tenaga Dolder Umum

Rasia tenaga dokter umum dilihat dari jumlah dokter yang memberikan pelayanan kesehatan di suatu wilayah per jumlah penduduk di wilayah dan pada tahun yang sama dikalikan dengan 100.000.

(36)

L

ANALISIS PCNANGANAN HASALAH KfSEHATAN KA'BUPAITN]EPA'RA

2008 2009 2010 2011 WHO

• Rasio Dokter

Gambar 2.5 Rasio Dolder Umum di Kabupaten lepara

Tahun 2011 yaitu jumlah dokter sebanyak 222 dokter terdiri dari 97 laki-laki dan 99 perempuan dengan tasio per

100.000 sebesar 19.2.

Jika mengacu pada standar WHO rasio yang diminta adalah 40 orang. Data terekapitulasi adalah di tingkat puskesmas dan Ru mah sakit ( dokter PNS dan PTT) sedangkan dokter yang diluar itu tidak terekapitulasi.

c. Rasio Tenaga Dokter Gigi

Rasio tenaga dokter gigi dilihat dari jumlah dokter gigi yang memberikan pelayanan kesehatan di suatu wilayah per jumlah penduduk di wilayah dan pada tahun yang sama dikalikan dengan 100.000.

II -22

(37)

ANALISIS PENANGANAN ~ASALA1f K..ESEtf.ATAN KA13UPATENJf:PA'RA

2008 2009 2010 2011 WHO

• Rasia Dokter Gigi

Gambar 2.6 Rasio Dokter Gigi di Kabupaten Jepara

Jumlah dokter gigi di Kabupaten Jepara Tahun 2011 sebesar 16 terdiri dari 2 laki-laki dan 14 perempuan orang dengan rasio per 100.000 penduduk sebesar 1,4.

Tidak semua puskesmas mempunyai dokter gigi, sehingga ada puskesmas tidak menyelenggarakan poli gigi. Di Kabupaten Jepara hanya ada 14 dokter gigi tersebar di puskesmas.

d. Rasio Tenaga Kefarmasian

Apoteker adalah seseorang yang mempunyai keahlian dan kewenangan di bidang kefarmasian baik di apotek, rumah sakit, industri, pendidikan, dan bidang lain yang masih berkaitan dengan bidang kefarmasian. Pendidikan apoteker dimulai dari pendidikan sarjana, kurang lebih empat tahun, ditambah satu tahun untuk pendidikan profesi apoteker.

Tenaga kefarmasian terdiri dari Apoteker, S-1 Farmasi, D- Iil Farmasi, dan Asisten Apoteker. Jumlah tenaga kefarmasian

(38)

ANALISIS PENANGANAN f..1ASALAH J<.fS£HATAN J<.A'BU'PATEN]EPA'RA

apoteker dan 5-1 Farmasi 71 orang, D-111 Farmasi dan Asisten Apoteker 97 orang.

2008 2009 2010 2011 WHO

• Raslo Tenaga Farmasi

Gambar 2.7 Rasio Tenaga Kefannasian di Kabupaten Jepara

Rasio per 100.000 penduduk tenaga kefarmasian di Kabupaten Jepara Tahun 2011 sebesar 14.

e. Rasio Tenaga Keperawatan

Jumlah tenaga keperawatan di Kabupaten Jepara sebesar 599 orang yang terdiri dari 237 laki-laki dan 362 perempuan.

Dilihat dari perkembangan empat tahun terakhir.

II -24

Gambar

Gambar 2.1 Peta Kabupaten Jepara
Tabel 2.1 Pembagian Wilayah Administratif
Tabel  2.2  Ketinggian Wilayah Per Kecamatan  Kecamatan  Ketinggian
Tabel 2.3 Data Curah Hujan
+7

Referensi

Dokumen terkait

pelayanan publik di lingkungan Sekretariat Kabinet serta meningkatkan kualitas pengelolaan arsip berbasis digital secara bertahap dan mendukung keterbukaan informasi

Alternatif keempat atau yang terakhir disebut dengangross up method yaitu metode dimana perusahaan memberikan tunjangan pajak yang perhitunganya menggunakan rumus

Untuk melakukan Transaksi Elektronik dengan DJP, Wajib Pajak harus melakukan aktivasi Electronic Filing Identification Number (EFIN) dan mendaftarkan diri pada Layanan Pajak

KESATU : Membentuk Tim Unit Percepatan dan Pengendalian Pelaksanaan Program Subsidi Beras bagi Masyarakat Berpendapatan Rendah Tahun 2013, dengan susunan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan melakukan survei dan pengambilan sampel tanah berdasarkan posisi lahan yaitu pada bagian

Beberapa indikator keandalan adalah menyediakan jasa sesuai yang dijanjikan, keandalan dalam penanganan masalah layanan konsumen, melaksanakan jasa dengan benar pada

Ketebalan pada setiap konsentrasi berbeda – beda, ini disebabkan karena reaksi yang tidak stabil menyebabkan banyaknya posfat sekunder dan tersier menjadi lumpur

Berdasarkan hasil observasi t e r h a d a p p e n e l i t i a n p e n d a h u l u a n tidak ditemukan internalisasi nilai budaya minangkabau dalam wilayah