• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Umum Tentang Penyalahgunaan Narkotika a.Pengertian Penyalahgunaan Narkotika a.Pengertian Penyalahgunaan Narkotika

BAB IV : SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi simpulan dan saran

TINJAUAN PUSTAKA A.Kerangka Teori

3. Tinjauan Umum Tentang Penyalahgunaan Narkotika a.Pengertian Penyalahgunaan Narkotika a.Pengertian Penyalahgunaan Narkotika

Penyalahgunaan dalam bahasa Inggris disebut “Abuse”, yang artinya pemakaian yang tidak semestinya. Sehingga penyalahgunaan narkotika dalam bahasa Inggris disebut dengan “Drug Abuse”. Yang dapat dikategorikan sebagai Drug Abuse yaitu :

1) Misuse yaitu mempergunakan narkotika yang tidak sesuai dengan fungsinya.

2) Overuse yaitu penggunaan narkotika yang tidak sesuai dengan aturan berlebihan.

Penyalahgunaan narkotika dapat diartikan sebagai tindakan atau perbuatan yang tidak sebagaimana mestinya (menyimpang atau bertentangan dengan seharusnya) yaitu tidak sesuai dengan ketentuan Undang-Undang No 22 Tahun 1997 tentang narkotika, seperti memproduksi, memiliki, menyimpan,

mengedarkan, mengangkut, memakai, dan memperdagangkan narkotika. Pengertian penyalahgunaan narkotika diartikan mempergunakan narkotika, yang tidak untuk tujuan pengobatan. Akibat dari penyalahgunaan narkotika akan menimbulkan efek yang berbahaya bagi sipemakai karena penggunaan yang berlebihan, terus menerus atau kadang-kadang dari suatu narkotika yang tidak sesuai atau tidak ada hubungannya dengan pengobatan. (Naomi.2007. “Seluk Beluk Narkotika” www. soc. Culture. Indonesia diakses tanggal 21 September 2009)

b. Sebab-sebab Penyalahgunaan Narkotika

Seseorang dapat terjerumus dalam penyalahgunaan narkotika disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :

1) Faktor individu

Penyalahgunaan narkotika kebanyakan dilakukan oleh para remaja, karena pada usia tersebut sedang mengalami perubahan biologik, psikologik maupun sosial yang sangat rentan untuk melakukan penyalahgunaan narkotika. Faktor individu ini terkait dengan masalah kejiwaan seperti :

a) Adanya perasaan egois

Merupakan sifat yang dimiliki oleh masing-masing individu, sifat ini selalu mendominasi perilaku seseorang secara tanpa sadar dapat mendorong untuk memiliki dan atau menikmati secara penuh dalam penggunaan narkotika.

b) Adanya kehendak ingin bebas

Sifat ini juga merupakan sifat dasar yang dimiliki oleh setiap manusia. Sifat ini diungkapkan dengan cara memberontak atau menentang terhadap otoritas dari orang tua, guru, dan perilaku menyimpang dari aturan norma yang berlaku. Kehendak ingin bebas ini muncul dan terwujud kedalam perilaku setiap dihimpit beban pemikiran maupun perasaan sehingga apabila melakukan interaksi dengan orang lain yang bekaitan dengan narkotika maka akan dapat dengan mudah untuk terjerumus dalam tindak pidan narkotika.

c) Perasaan keingintahuan

Rasa ingin tahu ini dimiliki oleh setiap manusia, perasaan ini timbul disebabkan karena adanya hal baru yang belum pernah dikenal dan ada perasaan ingin mencoba atau memiliki, rasa keingintahuan tidak terbatas pada hal yang positif saja tapi juga pada hal-hal yang negatif, seperti rasa keingintahuan tentang narkotika. Ini dapat mendorong seseorang untuk mencoba narkotika sehingga dari pemakaian tersebut mereka memperoleh pengalaman baru.

d) Kegoncangan jiwa

Hal ini pada umumnya terjadi karena salah satu sebab yang secara kejiwaan hal tersebut tidak mampu dihadapi seperti depresi, cemas, melarikan diri dari kebosanan, kekecewaan, masalah pekerjaan sehingga mereka bermaksud menjauhi atau mengelak dari realita hidup yang dihadapi dengan menganggap bahwa keadaan

terbius sebagai tempat pelarian yang terindah dan ternyaman.

2) Faktor eksternal pelaku

Merupakan faktor yang datang dari luar individu yang dapat menyebabkan melakukan penyalahgunaan narkotika yaitu :

a) Keadaan ekonomi

Keadaan ekonomi pada dasarnya dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu keadaan ekonomi yang baik dan keadaan ekonomi yang miskin. Pada keadaan ekonomi yang baik maka dapat dengan mudah memperoleh untuk memenuhi kebutuhan dalam penggunaan narkotika. Demikian juga sebaliknya, apabila keadaan ekonomi kurang baik maka pemenuhan kebutuhan sehari-hari sangat sulit sehingga orang-orang itu akan berusaha untuk dapat keluar dari himpitan ekonomi tersebut dengan cara menjadi seorang pengedar narkotika dikarenakan hasil dari penjualan narkotika untungnya sangat besar.

b) Faktor lingkungan

Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan sekitar rumah, sekolah, teman sebaya maupun masyarakat. Faktor keluarga terutama faktor orang tua bisa menjadi sebab seorang anak atau remaja untuk melakukan penyalahgunaan narkotika. Hal ini disebabkan kurangnya komunikasi antara orang tua dan anak, hubungan dalam keluarga kurang harmonis, orang tua bercerai, berselingkuh atau kawin lagi, orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya, orang tua

yang otoriter, orang tua ynag serba membolehkan, orang tua yang kurang peduli dan tidak mengetahui dengan masalah narkotika, orang tua atau anggota keluarga yang menjadi penyalahgunaan narkotika.

Lingkungan sekolah juga merupakan penyebab terjadinya penyalahgunaan narkotika karena sekolah tersebut kurang disiplin dalam menerapkan peraturan sekolah terhadap para muridnya, letak sekolah yang dekat dengan tempat hiburan, sekolah yang kurang memneri kesempatan kepada para siswa untuk mengembangkan diri secara kreatif dan positif dalam suatu wadah kegiatan sekolah seperti olahraga, kesenian.

Seseorang dapat diterima dalam lingkungan pergaulan teman yang sebaya seiring terjadi penyalahgunaan narkotika karena adanya tekanan atau ancaman dari teman sekelompoknya apabila tidak menggunakan narkotika maka akan dikucilkan dari kelompok sehingga agar tetap diterima dalam kelompoknya terpaksa menggunakan narkotika sebagai lambang persahabatan bagi kelompok tersebut.

(1) Kemudahan memperoleh narkotika

Kemudahan untuk memperoleh narkotika dikarenakan masih banyaknya peredaran jenis-jenis nakotika dipasar gelap dengan harga terjangkau sehingga pecandu dapat dengan mudah untuk memperolehnya sehingga berpeluang terjadinya tindak pidana narkotika.

(2) Kurangnya pengawasan

Pengawasan disini maksudnya adalah mengenai pengendalian terhadap persediaan narkotika, penggunaan dan peredarannya. Pemerintah memegang peranan penting untuk mengawasi dan membatasi mata rantai peredaran, produksi dan pemakaian narkotika dalam dunia kedokteran. Apabila kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah maka akan terjadi peredaran narkotika dalam pasar gelap dan produksi narkotika secara ilegal menyebabkan jumlah pecandu narkotika mengalami peningkat.

c. Akibat Penyalahgunaan Narkotika 1) Bagi Individu

Akibat penyalahgunaan narkotika bagi individu dapat menyebabbkan perubahan kepribadian secara drastis dari kepribadian semula, seperti menjadi pemarah, pendiam, pemurung, melawan terhadap siapapun (orang tuanya, teman, saudara, guru) bersikap masa bodoh terhadap dirinya sendiri, malas sekolah, malas mengurus kegiatan sehari-harinya sehingga menjadikan dirinya hidup santai tanpa ada beban dan tanggung jawab. Semangat bekerja atau belajar menurun dan suatu ketika bersikap seperti orang gila. Melakukan tindakan penyiksaan diri untuk menghilangkan rasa nyeri pada tubuh atau untuk menghilangkan sifat ketergantungan narkotika.

2) Bagi masyarakat

Akibat-akibat penyalahgunaan narkotika terhadap masyarakat luas antara lain :

a) Kemerosotan moral seperti, melakukan hubungan seks bebas, tertutup terhadap lingkungan masyarakat atau tidak bersosialisasi

b) Meningkatnya kecelakaan lalu lintas, disebabkan karena pada saat berada dalam pengaruh narkotika, keadaan fisik maupun mental menurun sehingga pada waktu mengemudikan kendaraan tidak dapat berkonsentrasi sehingga kehilangan kemampuan untuk mengontrol jalannya kendaraan hal ini dapat menyebabkan terganggunya ketertiban masyarakat.

c) Meningkatnya kriminalitas, seperti penodongan, pencurian, perampokan, kejahatan ini dilakukan untuk mendapatkan uang yang digunakan untuk membeli narkotika.

d) Terjadinya perkelahian baik terhadap perorangan maupun antar kelompok, karena tidak dapat mengontrol dirinya sendiri dan cenderung cepat menjadi emosional dan mudah tersinggung terhadap siapapun yang disangka memusuhinya.

3) Bagi bangsa dan negara

a) Rusaknya generasi muda yang seharusnya menjadi pewaris bangsa untuk menerima tongkat estafet kepemimpinan dan generasi muda seharusnya menjadi

tulang punggung terhadap ketahanan nasional dan keutuhan bangsa.

b) Hilangnya rasa nasionalisme terhadap bangsa dan negara sehingga memudahkan negara lain mempengaruhinya untuk menghancurkan negara.

4. Tinjauan Umum tentang Penanganan Korban a. Pengertian

Penanganan korban adalah suatu tindakan dimana melakukan tindakan optimal terhadap suatu korban baik secara langsung maupun berkelanjutan. Diperlukan tindakan medis maupun sosial untuk penanganan korban agar korban setelah dilakukan tindakan tersebut dapat kembali normal seperti sebelum ketergantungan narkoba. (Hari Sasangka, 2003 : 27). b. Macam-macam penanganan korban narkoba

1) Pengobatan

Tidak dijelaskan secara terperinci mengenai pegertian pengobatan, akan tetapi dapat diartikan sebagai suatu tindakan medis dan non medis untuk menyembuhkan korban penyalahgunaan narkoba. Garis besar pengobatan ketergantungan narkoba terdiri atas 3 tahapan, yaitu :

a) Tahap detoksifikasi

Adalah merupakan tahapan untuk menghilangkan racun akibat narkoba yang dikonsumsi pemakai narkoba (junky) dari dalam tubuhnya.

b) Tahap rehabilitasi

Pada tahap ini dilakukan rehabilitasi pada pemakai narkoba baik secara fisik dan mental. Dalam tahap ini dokter, psychiater, psikolog, berusaha untuk merehabilitasi seara intensif agar pemakai narkoba sehat seperti semula. c) Tahap tindak lanjut

Tahap ini merupakan pembinaan khusus setelah pemakai narkoba keluar dari panti rehabilitasi. Hal ini perlu kerja sama antara orang tua, pekerja sosial, dan lingkungan dimana pemakai narkoba tinggal.

2) Rehabilitasi

Menurut BAB I Pasal ayat 15 dan 16 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997, rehabilitasi meliputi 2 hal, yaitu :

a) Rehabilitasi medis adalah suatu proses kegiatan pengobatan secara terpadu untuk membebaskan pecandu dari ketergantungan narkotika.

b) Rehabiltasi sosial adalah suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu fisik, mental, maupun sosial agar bekas pecandu narkotika agar kembali dapat melaksanakan fungsi sosial dalam kehidupan masyarakat.