• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyaluran Pinjaman Berdasarkan Ada atau Tidaknya

BAB V ANALISIS DATA

5.3. Program Kemitraan

5.3.4. Penyaluran Pinjaman Berdasarkan Ada atau Tidaknya

Data mengenai distribusi berdasarkan hambatan penyaluran pinjaman disajikan dalam tabel 5.9 berikut ini :

Tabel 5.9

Distribusi Responden Berdasarkan Ada atau Tidaknya Hambatan Penyaluran Pinjaman

No Hambatan Penyaluran Pinjaman Jumlah Jiwa Persentase (%)

1 Ada hambatan 7 23,3

2 Tidak ada hambatan 23 76,6

Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer, November 2014

Berdasarkan data yang telah disajikan dalam tabel 5.9 yang mengatakan tidak ada hambatan dalam penyaluran pinjaman yaitu sebanyak 23 orang responden (76,6%) yang berarti tidak ada masalah pada mitra binaan ini dalam penyaluran pinjaman. Selebihnya 7 orang responden (23,3%) mengatakan ada hambatan dalam penyaluran pinjaman yang dilakukan oleh PTPN III. Wawancara singkat yang dilakukan hambatan dalam penyaluran pinjaman adalah berkas yang belum lengkap oleh pemohon, selain itu penyaluran pinjaman biasanya dilakukan tidak di kantor direksi PTPN III tetapi di kantor distrik serdang I PTPN III Kebun Sei Karang Deli Serdang yang membutuhkan perjalanan cukup jauh dari masing-masing tempat tinggal mitra binaan maupun pemohon.

5.3.5. Distribusi Responden Berdasarkan Ketepatan Waktu Penyaluran Pinjaman

Data mengenai distribusi responden berdasarkan ketepatan waktu penyaluran pinjaman, disajikan dalam tabel 5.10 berikut ini :

Tabel 5.10

Distribusi Responden Berdasarkan Ketepatan Waktu penyaluran Pinjaman

No Ketepatan Waktu Jumlah Jiwa Persentase (%)

1 Tepat Waktu 30 100

Sumber : Data Primer, November 2014

Berdasarkan data yang telah disajikan pada tabel 5.10 bahwa semua responden berjumlah 30 orang (100%) menjawab waktu penyaluran pinjaman PTPN III tepat waktu. Hal ini dikarenakan bagian program kemitraan PTPN III bekerja baik antar koordinasi, telah diketahui bahwa kantor program kemitraan PTPN III sudah mempunyai tugas dan wewenang masing-masing mulai dari Kepala Bagian (Kabag) hingga Karyawan Pelaksana (Karpel). Dalam struktur organisasi perusahaan PTPN III bagian kantor program kemitraan memiliki bagian struktur sendiri, tidak bercampur dengan bagian kesekretariatan misalnya atau bagian umum di lingkungan PTPN III. Hal ini yang membuat bagian program kemitraan dapat bekerja dengan baik. PTPN III juga sebagai forum program kemitraan se Sumatera Utara yang artinya PTPN III harus menjaga wibawahnya dalam melaksanakan program kemitraan ini, salah satunya adalah ketepatan waktu penyaluran pinjaman ini.

5.3.6. Penyaluran Pinjaman Berdasarkan Tingkat Kepuasan Proses Pencairan Dana

Data mengenai distribusi responden berdasarkan proses pencairan dana disajikan dalam tabel 5.11 berikut ini :

Tabel 5.11

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kepuasan Proses Pencairan Dana

No Tingkat Kepuasan Jumlah Jiwa Persentase (%)

1 Sangat Puas 30 100

Sumber : Data Primer, November 2014

Berdasarkan data yang telah disajikan pada tabel 5.11 bahwa semua responden berjumlah 30 orang (100%) menjawab sangat puas dalam proses pencairan dana. Hal ini didasari telah diketahui bahwa PTPN III cukup baik dalam keuangan dan baik dalam pengelolaan manajemen bagian program kemitraannya, ditambah lagi pinjaman kepada mitra binaan masing-masing jumlahnya cenderung tidak besar, yang besar hanya bidang pertanian yaitu diatas Rp >50.000.000.

5.3.7. Penyaluran Pinjaman Berdasarkan Ketepatan Waktu Pembayaran Cicilan Angsuran

Data mengenai distribusi reponden berdasarkan ketepatan waktu pembayaran cicilan angsuran, disajikan dalam tabel 5.12 berikut ini :

Tabel 5.12

No Ketepatan Waktu Jumlah Jiwa Persentase (%)

1 Tepat waktu 21 70

2 Kurang tepat waktu 8 26,6

3 Tidak Tepat waktu 1 3,3

Jumlah 30 100

Sumber : Data primer, November 2014

Berdasarkan data yang telah diuraikan pada tabel 5.12 diketahui sebanyak 21 orang responden (70%), selebihnya 8 orang responden (26,6%) dan 1 orang responden (3,3%) menjawab sedikit kurang tepat waktu dan tidak tepat waktu. Hal ini dikarenakan belum sepenuhnya uang mitra binaan terkumpul dan responden mengatakan ada saatnya penurunan omset pada usaha mereka. Tetapi PTPN III menghimbau agar mitra binaan membayar cicilan sesuai waktu yang telah ditentukan dan disepakati.

5.3.8. Pembinaan Manajemen Berdasarkan Frekuensi Mengikuti Pelatihan Pembinaan

Data mengenai distribusi responden berdasarkan frekuensi responden mengikuti pelatihan pembinaan disajikan dalam tabel 5.1.3. berikut ini :

Tabel 5.13

Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Mengikuti Pelatihan Pembinaan

No Frekuensi Mengikuti Pelatihan Jumlah Jiwa Persentase (%)

1 Satu Kali 5 16,6

2 Dua Kali 18 60

Jumlah 30 100 Sumber : Data Primer, November 2014

Berdasarkan data yang telah disajikan pada tabel 5.13 dapat dilihat mayoritas responden menjawab dua kali atau 18 orang responden (60%) mengikuti pelatihan yang dilakukan PTPN III, diikuti responden menjawab 7 orang (23,3%) untuk tiga kali mengikuti pembinaan, sedangkan jawaban paling minoritas adalah 5 orang responden (16,6%) menjawab satu kali mengikuti pelatihan. Dari wawancara kepada responden bahwa alasan bervariasi jawaban dalam mengikuti pelatihan pembinaan adalah tidak cukup banyak waktu karena cukup sibuk menjalankan usaha yang dilakukan. Pelatihan yang dilakukan oleh PTPN III sesuai bidang usaha masing-masing dan sudah terjadwal. Pembinaan yang dilakukan biasanya dilaksanakan di PTPN III Kebun Sei Karang Kec. Galang Kab. Deli Serdang.

5.3.9. Pembinaan Manajemen Berdasarkan Jenis Pelatihan Pembinaan yang Diikuti

Data mengenai distribusi responden berdasarkan jenis pelatihan pembinaan yang diikuti disajikan dalam tabel 5.14 berikut ini :

Tabel 5.14

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pelatihan Pembinaan yang Diikuti

No Jenis Pelatihan Jumlah Jiwa Persentase (%)

1 Pelatihan Pengolahan Manajemen 15 50

2 Pelatihan Pemasaran Produk 5 16,6

3 Pelatihan di bidang inovasi produk (peralatan dan perlengkapan)

4 Pelatihan dibidang inovasi produk/barang 5 16,6

Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer, November 2014

Berdasarkan data yang telah disajikan pada tabel 5.14 dapat diketahui jawaban mayoritas adalah pelatihan pengolahan manajemen berjumlah 15 orang responden (50%) dan diikuti masing-masing jawaban 5 orang responden (16,6%) untuk pelatihan pemasaran produk, pelatihan di bidang inovasi produk (peralatan dan perlengkapan) dan pelatihan dibidang inovasi produk/barang. Pelatihan manajemen menjadi jawaban mayoritas responden dikarenakan mitra binaan ingin mendapatkan informasi atau ilmu mengenai bagaimana manajemen pengelolaan usaha yang baik, karena manajemen merupakan pondasi awal agar usaha dapat berkembang. Jika pemasaran produk, inovasi produksi (peralatan dan perlengkapan) dan inovasi produksi/barang mitra binaan cukup mengetahui hal ini dan hanya sedikit kendala. Kendalanya adalah memang masalah modal maka dari itu mereka menjadi mitra binaan PTPN III. Tetapi PTPN III menghimbau agar mitra binaan aktif mengikuti pembinaan agar sinkron harapan PTPN III untuk menyahuti instruksi negara melalui menteri BUMN tahun 2007 tentang program kemitraan dengan harapan mitra binaan itu sendiri agar usahanya berkembang.

5.3.10 Pembinaan Manajemen Berdasarkan Memiliki atau Tidak Memiliki Perencanaan Strategi Pengelolaan Usaha yang Baik

Data mengenai distribusi responden berdasarkan perencanaan dan strategi dalam pengelolaan usaha disajikan dalam tabel 5.15 berikut ini :

Tabel 5.15

Distribusi Responden Berdasarkan Memiliki Perencanaan Strategi dalam Pengelolaan Usaha

No Memiliki Perencanaan Jumlah Jiwa Persentase (%)

1 Sudah memiliki/telah menjalankan perencanaan dan strategi yang baik

8 26,6

2 Memiliki perencanaan dan strategi yang baik

20 66,6

3 Memiliki perencanaan dan strategi yang stagnan (biasa saja)

2 6,6

Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer, November 2014

Berdasarkan data yang telah disajikan pada tabel 5.15 dapat diketahui bahwa jawaban mayoritas responden adalah 20 orang (66,6%) memiliki perencanaan strategi yang baik, sedangkan jawaban mayoritas kedua adalah 8 orang responden (26,6%) menjawab telah menjalankan perencanaan strategi yang baik. Menurut penulis bahwa perbedaan ini dikarenakan apakah berkembang pesat atau tidaknya usaha yang dijalani masing-masing mitra binaan, yang berarti jika usaha berkembang maka mitra binaan telah memiliki dan menjalankan perencanaan strategi yang baik atau masih memiliki perencanaan strategi yang baik, artinya disini adalah investasi usaha. Sedangkan memiliki perencanaan yang biasa saja dijawab oleh 2 orang responden (6,6%) dikarenakan usaha mereka masih belum berkembang yang berarti masih butuh waktu untuk perencanaan strategi yang baik atau investasi berkelanjutan.

5.3.11 Distribusi Responden Berdasarkan Mengalami Kendala Dalam Penyusunan Laporan Usaha

Data mengenai distribusi responden berdasarkan mengalami kendala dalam penyusunan laporan usaha disajikan dalam tabel 5.16 berikut ini :

Tabel 5.16

No Memiliki Kendala Jumlah Jiwa Persentase (%)

1 Ya 7 23,3

2 Tidak 23 76,6

Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer, November 2014

Berdasarkan data yang telah disajikan dalam tabel 5.16 dapat diketahui 23 orang responden (76,6%) tidak memiliki kendala dalam penyusunan laporan usaha yang artinya mitra binaan cukup baik dalam penyusunan laporan usaha. Sedangkan selebihnya 7 orang responden (23,3%) menjawab ada kendala dalam penyusunan laporan usaha. Kendala yang di alami mitra binaan seperti kurang pahamnya dalam penyusunan laporan usaha, acuh dalam penyusunan laporan usaha dan tidak memiliki cukup waktu karena setiap harinya menjalankan usaha mitra binaan yang pada akhirnya mereka letih sehingga menjadi lupa dalam melakukan pelaporan usaha.

5.3.12 Distribusi Responden Berdasarkan Ketepatan Waktu PTPN III Dalam Melakukan Pembinaan

Distribusi responden berdasarkan ketepatan waktu PTPN III dalam melakukan pembinaan akan disajikan dalam tabel 5.17 berikut ini :

Tabel 5.17

No Ketepatan Waktu Jumlah Jiwa Persentase (%)

1 Tepat Waktu 30 100

Sumber : Data Primer, November 2014

Berdasarkan data yang telah disajikan pada tabel 5.17 dapat diketahui seluruh responden berjumlah 30 orang responden (100%) menjawab PTPN III tepat waktu dalam melakukan pembinaan, hal ini dikarenakan program kemitraan memiliki struktur organisasi sendiri di lingkungan perusahaan PTPN III yang dipimpin oleh Kepala Bagian (Kabag) dan Kepala Pembinaan, dibawah kepala pembinaan ada staf perencanaan yang berarti program kemitraan menjalankan koordinasi antar bagian untuk menjalankan dengan baik program kemitraan seperti yang diinstruksikan menteri BUMN tahun 2007 mengenai PKBL.

5.4. Sosial Ekonomi Mitra Binaan

5.4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Apakah Mitra Binaan Berobat Jika Sakit

Distribusi responden berdasarkan berobat atau tidak mitra binaan jika sakit akan disajikan dalam tabel 5.18 berikut ini :

Tabel 5.18

No Berobat Jumlah Jiwa Persentase (%)

1 Ya 30 100

Sumber : Data Primer, November 2014

Berdasarkan data yang telah disajikan dalam tabel 5.18 semua responden berjumlah 30 orang responden (100%) menjawab berobat jika sakit. Menurut penulis hal ini wajar jika

setiap orang sakit pasti akan berobat demi kesehatan jiwanya baik parah ataupun tidak penyakitnya.

5.4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Keparahan Sakit

Distribusi responden berdasarkan tingkat keparahan sakit akan disajikan dalam tabel 5.19 berikut ini :

Tabel 5.19

No Tingkat Keparahan Jumlah Jiwa Persentase (%)

1 Tidak sakit 22 73,3

2 Tidak parah 8 26,6

Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer, November 2014

Berdasarkan data yang telah disajikan pada tabel 5.19 dapat diketahui 22 orang responden (26,6%) menjawab tidak sakit yang artinya tidak ada masalah pada mereka dalam menjalankan usahanya. Sisanya sebanyak 8 orang responden (26,6%) menjawab sakit namun tidak parah. Sakit yang dialami mereka seperti flu, batuk atau masuk angin yang tidak parah yang artinya tidak sampai menghambat dalam menjalankan usaha mitra binaan.

5.4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Kemana Pergi Berobat Jika Sakit

Distribusi responden berdasarkan kemana pergi berobat jika sakit akan disajikan pada tabel 5.20 berikut ini :

Tabel 5.20

No Kemana Pergi Berobat Jumlah Jiwa Persentase (%)

1 Rumah Sakit 17 56,6

2 Puskesmas 6 20

3 Hanya Membeli Obat 6 20

4 Pengobatan tradisional 1 3,3

Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer, November 2014

Berdasarkan data yang telah disajikan dapat diketahui 17 orang responden (56,6%) menjawab pergi kerumah sakit jika berobat, hal ini karena mereka cukup mampu dan perduli terhadap kesehatan dirinya sehingga mempercayai rumah sakit sebagai tujuan berobatnya. Yang kedua sebanyak 6 orang responden (20%) menjawab pergi ke puskesmas jika sakit, hal ini karena puskesmas lebih dekat dengan rumah mereka dibanding ke rumah sakit. Biaya pengobatan lebih terjangkau dan kualitas pengobatan juga cukup baik. Yang ketiga sebanyak 6 orang responden juga (20%) menjawab hanya membeli obat jika sakit, responden yang menjawab ini adalah mereka yang mengalami sakit tidak parah sehingga cukup membeli obat jika sakit. Sisanya 1 orang responden (3,3%) menjawab pergi ke pengobatan tradisional jika sakit, hal ini dikarenakan lebih natural, serasi dengannya dan ia sedikit alergi terhadap obat dan rumah sakit maka lebih memilih pengobatan tradisional jika sakit.

5.4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Biaya Berobat

Distribusi responden berdasarkan sumber biaya berobat jika sakit akan disajikan dalam tabel 5.21 berikut ini :

Tabel 5.21

No Sumber Biaya Berobat Jumlah Jiwa Persentase

1 Biaya Sendiri 22 73,3

2 Askes 7 23,3

3 Jamsostek 1 3,33

Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer, November 2014

Berdasarkan data yang telah diuraikan pada tabel 5.21 dapat diketahui 22 orang responden (73,3%) menjawab menggunakan biaya sendiri jika sakit, hal ini dikarenakan mereka mampu mengeluarkan biaya untuk kesehatan pribadinya. Yang kedua 7orang responden (23,3%) menjawab menggunakan askes. Menurut mereka askes lebih terjamin untuk masa depan karena keunggulan askes menurut mereka adalah berjangka panjang meskipun tetap bayar iuran tetapi biasanya askes berlaku di rumah sakit manapun dan dokter manapun sehingga lebih terjamin. Dan yang terakhir 1 orang responden (3,3%) menjawab menggunakan jamsostek. Hal ini karena ia juga bekerja pada perusahaan lain dan memiliki kartu sebagai anggota jamsostek.

5.4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Berapa Kali Makan dalam Sehari

Distribusi responden berdasarkan berapa kali rata-rata makan dalam sehari akan disajikan pada tabel 5.22 berikut ini :

No Rata-rata makan /hari Jumlah jiwa Persentase (%)

1 3 kali dalam sehari 30 100

Sumber : Data Primer, November 2014

Berdasarkan data yang telah disajikan dalam tabel 5.22 dapat diketahui seluruh responden berjumlah 30 orang (100%) menjawab rata-rata makan dalam sehari adalah tiga kali. Yang berarti semua responden mampu memenuhi kebutuhan konsumsinya karena pola makan 3 kali dalam sehari adalah pola makan yang normal yakni sarapan pagi, makan siang dan makan malam.

5.4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Pola Konsumsi Rumah Tangga Terhadap Protein ( Ikan, Daging, Telur) per Minggunya

Distribusi responden berdasarkan pola konsumsi rumah tangga terhadap protein akan disajikan dalam tabel 5.23 :

Tabel 5.23

No Pola konsumsi protein per minggu Jumlah jiwa Persentase (%)

1 Sering (1kali perhari) 14 46,6

2 Cukup Sering (2-3kali perminggu) 12 40

3 Jarang (1kali perminggu) 4 13,3

Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer, November 2014

Berdasarkan data yang telah disajikan pada tabel 5.23 dapat diketahui sebanyak 14 orang responden (46,6%) dan 12 orang responden (40%) menjawab sering dan cukup sering dalam pemenuhan protein konsumsi keluarga yang diartikan mereka mampu untuk memenuhi

kebutuhan proteinnya dan perduli terhadap kesehatan konsumsi. Sedangkan sisannya 4 orang responden (13,3%) menjawab jarang, tetapi protein yang dimaksud jarang dikonsumsi mereka ini adalah seperti daging sedangkan ikan dan telur cukup sering juga perminggunya.

5.4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Pola Konsumsi Terhadap Protein (Sayur-sayuran dan Buah-buahan) per Minggunya

Distribusi responden berdasarkan pola konsumsi terhadap sayur-sayuran dan buah-buahan per minggunya akan disajikan dalam tabel 5.24 berikut ini :

Tabel 5.24

No Pola Konsumsi Protein (Sayur dan buah) per minggu

Jumlah jiwa Persentase (%)

1 Sering (1 kali perhari) 21 70

2 Cukup sering (2-3 kali perminggu) 9 30

Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer, November 2012

Berdasarkan data yang telah disajikan pada tabel 5.24 dapat diketahui 21 orang responden (70%) menjawab sering dan 9 orang responden (30%) menjawab cukup sering. Hal ini diartikan responden mampu dan perduli terhadap pola konsumsi rumah tangganya. Pada masa sekarang jika keluarga mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan bukanlah hal yang tabu tetapi sudah menjadi kebutuhan gizi yang harus ada setiap harinya.

5.4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Pola Konsumsi Telah Memenuhi Kebutuhan Gizi Yang Seimbang

Distribusi responden berdasarkan pola konsumsi telah memenuhi kebutuhan gizi yang seimbang akan disajikan dalam tabel 5.25 berikut ini :

Tabel 5.25

No Memenuhi Jumlah jiwa Persentase (%)

1 Sangat memenuhi 1 3,3

2 Memenuhi 21 70

3 Cukup memenuhi 8 26,6

Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer, November 2014

Berdasarkan data yang telah disajikan pada tabel 5.25 dapat diketahui 1 orang (3,3%) responden menjawab sangat mmemenuhi, 21 orang responden (70%) menjawab memenuhi dan 8 orang responden (26,6%) menjawab cukup memenuhi. Meskipun jawaban responden berbeda-beda namun inti dari jawabannya adalah memenuhi yang artinya seluruh responden sudah melakukan pola konsusmi 4 sehat 5 sempurna dalam kehidupan sehari-hari.

5.4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak Yang Sedang Duduk di Bangku Sekolah

Distribusi responden berdasarkan jumlah anak yang sedang duduk di bangku sekolah akan disajikan pada tabel 5.26 berikut ini :

Tabel 5.26

No Jumlah anak duduk di bangku sekolah Jumlah jiwa Persentase

1 1 orang 5 16,6

2 2 orang 18 60

3 3 orang 5 16,6

Jumlah 28 100

Sumber : Data Primer, November 2014

Berdasarkan data yang telah disajikan pada tabel 5.26 diketahui 5 orang responden (16,6%) menjawab 1 orang, 18 orang responden (60%) menjawab 2 orang dan 5 orang responden (16,6%) menjawab 3 orang, yang diartikan mereka harus menyisihkan pendapatan mereka untuk biaya pendidikan anak-anak mereka karena memang sudah merupakan kewajiban orang tua.

5.4.10. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Sekolah Anak

Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan sekolah anak akan disajikan pada tabel 5.27 berikut ini :

Tabel 5.27

No Tingkat pendidikan Jumlah jiwa Persentase (%)

1 SD 5 16,6

2 SMP 10 33,3

3 SMA 7 23,3

Jumlah 30 100 Sumber : Data primer, November 2014

Berdasarkan data yang telah disajikan pada tabel 5.27 dapat diketahui 5 orang responden (16,6%) menjawab tingkat pendidikan anak mereka adalah SD, 10 orang responden (33,3%) menjawab SMP, 7 orang responden (23,3%) menjawab SMA dan 8 orang responden (26,6%) menjawab perguruan tinggi. Hal ini berarti biaya pengeluaran orang tua berbeda-beda tergantung tingkat pendidikan anak mereka. Tingkat pendidikan SMA dan perguruan tinggi biasanya membutuhkan biaya yang cukup tinggi dibandingkan SMP dan SD. Akan tetapi menurut responden ini adalah hal yang wajar karena mereka menginginkan anak-anak mereka dapat menjadi orang yang berpendidikan dan berguna untuk masa depannya.

5.4.11. Distribusi Responden Berdasarkan Adakah Anak yang Putus Sekolah

Distribusi responden berdasarkan apakah ada anak yang putus sekolah akan disajikan pada tabel 5.28 berikut ini :

Tabel 5.28

No Jumlah anak putus sekolah Jumlah jiwa Persentase (%)

1 1 orang 1 3,3

Sumber : Data primer, November 2014

Berdasarkan data yang telah disajikan pada tabel 5.28 dapat diketahui 1 orang responden (3,3%) menjawab ada anak mereka yang putus sekolah. Alasan anak mereka putus sekolah adalah karena keterbatasan fisik yaitu tuna wicara, maka kedua orangtua

memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan anak mereka, tetapi anak mereka tetap di asuh dan tinggal dirumah tidak dititipkan ke panti asuhan.

5.4.12. Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Biaya Pendidikan Anak

Distribusi responden berdasarkan sumber biaya pendidikan anak akan disajikan pada tabel 5.29 berikut ini :

Tabel 5.29

No Sumber biaya pendidikan Jumlah jiwa Persentase (%)

1 Sendiri 22 73,3

2 Berdua dengan Suami/Istri 8 26,6

Jumlah 30 100

Sumber : Data primer, November 2014

Berdasarkan data yang telah disajikan pada tabel 5.29 dapat diketahui 22 orang responden (73,3%) menjawab biaya sendiri dan 8 orang responden (26,6%) menjawab berdua dengann suami/istri. Responden mengatakan biaya pendidikan lebih ringan jika berdua sama-sama bekerja. Sedangkan responden lainnya yang menjawab biaya sendiri mengatakan sedikit merasakan dampak dari biaya pendidikan karena cukup banyak pengeluaran.

5.4.13. Distribusi Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Rumah

Distribusi responden berdasarkan status kepemilikan rumah akan disajikan pada tabel 5.30 berikut ini :

Tabel 5.30

No Status Kepemilikan Rumah Jumlah jiwa Persentase

1 Milik sendiri 27 90

2 Sewa/kontrak 3 10

Jumlah 30 100

Sumber : Data primer, November 2014

Berdasarkan data yang telah disajikan pada tabel 5.30 dapat diketahui bahwa 27 orang responden (90%) menjawab status kepemilikan rumah milik sendiri, mereka mengatakan membangun rumah dengan biaya sendiri secara pelan-pelan yang artinya mereka mampu secara finansial untuk membangun rumah. Sedangkan 3 orang responden (10%) menjawab status kepemilikan rumah sewa/kontrak, mereka mengatakan belum punya cukup uang untuk membangun rumah sendiri, salah satu responden mengatakan bahwa mereka masih pasangan muda menikah maka mereka mengontrak rumah terlebih dahulu karena belum punya cukup uang untuk membangun rumah sendiri yang biayanya cukup mahal.

5.4.14. Distribusi Responden Berdasarkan Tipe Rumah

Distribusi responden berdasarkan tipe rumah responden akan disajikan pada tabel 5.31 berikut ini :

Tabel 5.31

No Tipe Rumah Jumlah Jiwa Persentase (%)

1 Permanen 24 80

Jumlah 30 100 Sumber : Data Primer, November 2014

Berdasarkan data yang telah disajikan pada tabel 5.31 dapat diketahui bahwa 24 orang responden (80%) menjawab tipe rumah mereka adalah permanen, hal ini berarti kondisi perekonomian mereka cukup baik yang didukung pendapatan mereka yang cukup baik. Sedangkan 6 orang responden (20%) menjawab tipe rumah mereka adalah semi permanen. Responden mengatakan rumah mereka semi permanen karena masih mengutamakan kebutuhan yang lain untuk dipenuhi, rumah mereka yang semi permanen akan perlahan-lahan diganti menjadi permanen, mereka tidak mempermasalahkan rumah mereka yang masih semi permanen karena menurut mereka yang penting masih nyaman untuk menjadi tempat tinggal dan yang paling penting terlebih dahulu kebutuhan ekonomi keluarga terpenuhi.

5.4.15. Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Air Bersih di Rumah

Distribusi responden berdasarkan sumber air bersih di rumah akan disajikan pada tabel 5.32 berikut ini :

Tabel 5.32

No Sumber Air Bersih Jumlah Jiwa Responden (%)

1 Sumur Bor 21 70

2 Pam 9 30

Jumlah 30 100

Sumber : Data primer, November 2014

Berdasarkan data yang telah disajikan pada tabel 5.32 dapat diketahui bahwa 21 orang responden (70%) menjawab sumber air bersih dirumah mereka adalah sumur bor. Hal ini

karena responden mampu untuk mengeluarkan biaya membuat sumur bor sendiri dan didukung kondisi tanah yang dapat dibuat sumur bor. Menurut mereka sumber air sumur bor lebih baik untuk digunakan karena tidak harus membayar iuran air karena memang milik sendiri dan kualitas air tanah yang baik untuk dikonsumsi juga untuk air minum. Sedangkan 9 orang responden (30%) mengatakan sumber air dirumah adalah pam, merekan mengatakan kondisi tanah yang tidak dapat dibuat sumur bor yang mengharuskan mereka menggunakan air pam sebagai sumber air dirumah, mereka tidak mempermasalahkan sumber air mereka dari pam karena iuran tidak terlalu mahal apabila dikonsumsi secara normal, tetapi tentu tidak bisa digunakan untuk sumber air minum, mereka terpaksa membeli air minum isi ulang di dapot air terdekat.

5.4.16. Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Membeli Pakaian dalam Setahun

Distribusi responden berdasarkan frekuensi membeli pakaian dalam setahun akan disajikan pada tabel 5.33 berikut ini :

Tabel 5.33

No Frekuensi Membeli Pakaian/Tahun Jumlah Jiwa Persentase (%)

1 3 kali 16 53,3

2 2 kali 14 46,6

Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer, November 2014

Berdasarkan data yang telah disajikan pada tabel 5.33 dapat diketahui bahwa 16 orang responden (53,3%) menjawab membeli pakaian 3 kali dalam setahun. Selanjutnya 14 orang responden (46,6%) menjawab 2 kali membeli pakaian dalam setahun. Kedua jawaban hampir

sama persentasenya. Responden mengatakan membeli pakaian seperlunya saja karena

Dokumen terkait