• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyebab Gizi lebih

Banyak faktor yang berperan dalam terjadinya gizi lebih yang sebagian besar merupakan interaksi antara faktor genetik dengan faktor lingkungan, antara lain aktivitas fisik, sosial ekonomi, dan nutrisi. Perubahan gaya hidup menyebabkan terjadinya perubahan pengetahuan, sikap, perilaku, pola makan, serta pemilihan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi. Selain itu perubahan gaya hidup juga menurunkan frekuensi dan intensitas aktivitas fisik yang dilakukan. Terjadi penurunan aktivitas fisik ini dapat dilihat dari penurunan intensitas olahraga dan permainan yang mempergunakan fisik pada anak digantikan dengan jenis permainan elektronik seperti video game. Banyak penyebab yang menjadikan seorang anak mengalami gizi lebih yaitu kegemukan (overweight) hingga obesitas diantara nya adalah:

1. Herediter

Kecenderungan menjadi gemuk pada keluarga tertentu telah lama diketahui, mungkin dikarenakan kebiasaan makan dan kebiasaan latihan fisik kedua orang tua

18

yang diikuti oleh anak (yatim, 2005). Dengan demikian kegemukan disebabkan oleh tidak seimbang nya energy dari makanan dengan kalori yang dikeluarkan . Penelitian menunjukkan rata rata faktor genetik berpengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang. Ada orang yang cenderung lebih gemuk yakni bila berbentuk tubuh

endomorph (sarasvati, 2010). Faktor genetik mempengaruhi terjadinya kegemukan, dilaporkan bahwa anak-anak dari orang tua normal mempunyai 10% peluang menjadi gemuk. Peluang itu akan bertambah menjadi 40-50% bila salah satu orang tua menderita obesitas, dan akan meningkat menjadi 70-80% bila kedua orang tua menderita obesitas (Henuhili, 2010).

Gen juga dapat mempengaruhi jumlah lemak yang tersimpan dalam tubuh dan kemana tubuh membawa lemak ekstra tersebut. Karena keluarga sering sering berbagi makanan dan kebiasaan aktivitas fisik yang nyaris sama, maka link antara gen dan lingkungan juga saling mendukung. Adanya mutasi pada multigen penyebab obesitas yang diketahui bahwa individu yang berasal dari keluarga obesitas memiliki kemungkinan obesitas 2-8 kali lebih besar disbanding dengan keluarga yang tidak(Soegih dkk, 2009). Seorang anak yang orang tuanya gemuk dan biasa mengkonsumsi makanan berkalori tinggi dan tidak aktif kemungkinan besar anak tersebut akan mewarisi kebiasaaan serupa dan berpeluang terhadap kejadian obesitas (Nurmalina, 2011). Faktor bawaan orang tua adalah salah satu faktor terjadinya gizi lebih. Memiliki bakat mudah gemuk. Dengan bakat mudah gemuk ini metabolisme seseorang lebih banyak menyimpan kalori daripada menggunakannya sehingga tubuh jadi lebih gemuk.

2. Terlalu banyak kalori yang masuk ke tubuh

Kelebihan kalori yang masuk kedalam tubuh akan disimpan sebagai lemak di tubuh sebagai energy cadangan. Tetepi ketika kejadian ini terus berlangsung dari waktu ke waktu maka kemungkinan sangat besar mengalami kelebihan berat badan sampai obesitas. Beberapa makanan yang mengandung tinggi kalori diantaranya adalah es krim, keju, burger, dan makanan cepat saji lainnya (Nurmalina, 2011).

19 3. Ganguan Hormon

Gangguan Hormon, walaupun sangat jarang ada kalanya gizi lebih yaitu kegemukan dan obesitas disebabkan oleh tidak adanya keseimbangan antar hormon, seperti pada sindrom cushing dimana kondisi kelenjar adrenal tubuh membuat terlalu banyak hormone kortisol. Sindrom ini juga dapat berkembang jika seeseorang menggunakan dosis tinggi obat obatan tertentu dalam waktu yang lama. Orang yang menderita sindrom ini biasanya mengalami obesitas dibagian tubuh atasnya seperti lemak disekitaran leher, wajah bulat namun lengan dan kaki tidak gemuk. Selanjutnya ada polycystic ovarian syndrome biasa nya hal ini mempengaruhi 5-10% wanita pada masa usia subur (Nurmalina, 2011). Wanita yang mengalami ini biasanya berpeluang terhadap kejadian obesitas karena tinggi nya kadar hormone androgen. hypothyroidism kondisi dimana kelenjar tiroid tidak membuat hormone tiroid yang cukup hal ini menmperlambat metabolisme dan beresiko menambah berat badan kemudian penyakit hormone lainnya (Nurmalina, 2011).

4. Kurang berolahraga dan aktivitas fisik yang kurang

Belakangan ini ketika sedentary life style mulai merebak, membuat semakin sedikit anak anak yang terlibat dalam latihan fisik yang teratur. Sedentari merupakan pergerakan tubuh yang minimal sehingga kebutuhan energi juga mnimal, sehingga beberapa yang dilakukan hanya memerlukan sedikit energy seperti menonton TV, bekerja hanya didepan komputer atau bermain game (Soegih,dkk, 2009). Aktivitas fisik yang kurang dimana sebagian anak menghabiskan waktunya untuk menonton televisi, bermain video game, membuat mereka menjadi kurang aktif secara fisik. Terkadang kegiatan seperti yang disebutkan itu mendorong anak untuk mengkonsumsi camilan dan semakin sedikit menggunakan energy (kalori) (Nurmalina, 2011).

Majunya tekhnologi saat ini membuat beberapa individu menjadi mengandalkan sesuatu tanpa harus berusaha mencapainya. Seperti beberapa tekhnologi modern seperti pesan dan antar membuat aktivitas fisik yang seharusnya dilakukan menjadi berkurang. Individu yang tidak aktif akan berpeluang mengalami kelebihan berat badan, karena mereka tidak membakar

20

kalori yang mereka dapat dari makan dan minuman yang dikonsumsi. Dan semkain membuka lebar resiko terkena penyakit jantung, tekanan darah tinggi hingga diabetes.

Kurang nya seseorang melakukan olahraga bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya gizi lebih. Hal tersebut dikarenakan olahraga akan membantu mengurangi berat tubuh dengan cara membakar kalori. Selain itu banyak manfaat yang dirasakan apabila teratur dalam menjalankan olahraga diantaranya memperlancar peredaran darah sehingga kebutuhan jaringan, organ dan tubuh akan zat zat gizi akan terpenuhi, dan berbagai fungsi dalam tubuh pun akan berjalan dengan baik (Sarasvati,2010). Kurangnya aktivitas fisik akan menambah resiko kegemukan pada diri anak karena kativiktas fisik dan kegemukan memiliki hubungan sebab akibat yang kuat. Kegemukan bisa diakibatkan aktivitas fisik yang rendah (Sumanto, 2009).

5. Faktor Psikis

Diantara beberapa orang seringkali makanan menjadi pelarian pada saat seseorang mengalami masalah ataupun risau, jikalau hal ini tidak dapat dikendalikan dengan baik, maka akan berdampak pada terjadinya pertambahan berat badan dan berpeluang menjadikan seseorang mengalami gizi lebih mulai dari kegemukan hingga obesitas (Sarasvati,2010).

6. Kebiasaan makan yang keliru

Pada hal ini kebiasaan makan yang keliru akan menyebabkan terjadinya gizi lebih mulai dari kegemukan hingga obesitas. Seperti terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang kaya akan karbohidrat dan lemak (Sarasvati,2010). Pola makan yang salah dan cepat menimbulkan keadaan yang merupakan investasi timbulnya penyakit degeneratif dalam jangka panjang. Dasarnya masalah gizi seorang yang salah yaitu ketidakseimbangan antara konsumsi zat gizi dan kebutuhan zat gizi. Kebiasaan makan yang salah dapat dengan cepat menimbulkan masalah gizi lebih (Khomsan, 2008).

21 7. Faktor pola makan yang abnormal

Pada penderita obesitas ditemukan pola makan yang abnormal diantaranya adalah pola makan dimalam hari dan makan dalam jumlah sangat banyak (binge). Pola seperti ini biasanya terjadi dipicu oleh keadaan kecewa dan stress. Binge mirip dengan bulimia nervosa yaitu seseorang yang makan dalam jumlah sangat banyak. Namun pada Binge tidak diikuti dengan memuntahkan kembali makanan yang ditelannya, tetapi dampaknya adalah kalori yang di konsumsi akan menjadi sangat banyak. Kemudian sindroma makan pada malam hari adalah kurangnya nafsu makan pada pagi harinya, justru muncul dimalam hari dan cenderung akan makan dengan jumlah yang berlebihan (Sarasvati,2010).

8. Pengaruh Obat obatan tertentu

Obat obatan tertentu dapat menyebabkan kelebihan berat badan. Steroid dan beberapa obat anti depresi cenderung mampu menyebabkan penambahan berat badan (Sarasvati,2010). Obat obatan tersebut dapat memperlambat tingkat pembakaran kalori, meningkatkan nafsu makan dan berpeluang terhadap kejadian obesitas (nurmalina, 2011).

9. Kurang Konsumsi Makanan Berserat

Pada saat mulai berjamurnya makanan siap saji dan banyak masyarakat yang lebih memilih makanan siap saji begitupun yang dialami oleh banyak anak usia sekolah. Makanan siap saji yang dikonusmsi di restoran lebih banyak mengandung lemak, tinggi energi, kaya akan tepung dan gula yang sangat kurang akan serat. Hasil analisa para pakar di Amerika menunjukkan bahwa kandungan gizi makanan yang dikonusumsi masyarakat modern pada saat ini sangat kurang akan serat dikarenakan kurang nya mengkonsumsi sayur dan buah (Soegih, 2009). Kurangnya mengkonsumsi serat bisa menyebabkan kanker usus (Judarwanto, 2004).

Dokumen terkait