Pada umumya keruntuhan yang terjadi pada bendungan urugan disebabkan oleh disain vang tidak mantap karena kurangnya investigasi serta kurangnva perhatian saat pelaksanaan konstruksi dan pemeliharaan.
Berdasarkan penyebab utamanya, kegagalan bendungan urugan dapat dikelompokan menjadi : 1) KegagaL hidrolik (hydraulic failures);
2) Kegagalan akibat rembesan (Seepage failures);
3) Kegagalan struktural (Structural failures)
4.1. Kegagalan Hidrolik
Dari perhitungan, kira-kira sepertiga dari keruntuhan bendungan diakibatkan oleh erosi pada permukaan bendungan, Termasuk kerusakan akibat limpasan gelombang (gambar 4), ero.si pada lereng hulu, gerusan pada bangunan pelimpah, pengerusan akibat debit erosi ak ibat air hujan.
4.2 .Kegagalan akibat rembesan.
l.ebih dari sepertiga kejadian keruntuhan bendungan, diakibatkan oleh rembesan air melalalui pondasi atau tubuh bendungan. Rembesan merupakan hal yang biasa pada bendungan tanah dan pada urnumnya tidak menimbulkan masalah. Namun rembesan yang tidak terkontrol dapat menyebabkan erosi pada timbunan atau pada pondasi yang dapat mengakibatkan aliran buluh (Gambar. 4b). Erosi buluh merupakan erosi yang berkembang pada bendungan. Diawali dari titik pusat rembesan yang mempunyai beda tinggi tekanan yang cukup besar sehingga mampu menimbulkan kecepatan yang menimbulkan erosi. Apabila gaya yang menahan rembesan seperti kohesi, pengaruh saling mengunci (interlocking), berat pertikel tanah, pengaruh filter di hilir dan lain-lain lebih kecil dari pada gaya erosi, rnaka pertikel tanah dapat hanyut dan menimbulkan aliran buluh.
Keruntuhan akibat rembesan pada umumnya disebabkan oleh
:
1). Pondasi lulus air2). Rembesan melalui timbunan
3). Bocoran pada pipa pengeluaran (conduit), 4 ) Longsoran pada tubuh bendungan.
5) Kontak bahan urugan 6) Deformasi
4..2.1. Pondasi lulus air.
l.ensa-lensa pasir alau kerikil yang berlapis-lapis, dengan permeabilitas yang tinggi atau rongga d a n celah-celah dapaL menimbulkan konsentrasi aliran air dari waduk yang menyebabkan erosi b u l u h . Penyebab kegagalan akibat rembesan lainya adalah adanya saluran yang tertimbun dibawah bendungan.
4.2.2 Bocoran melalui timbunan.
Bocoran pada timbunan umumnya disebabkan oleh :
1) Pengawasan pelaksanaan pekerjaan yang lemah termasuk pemadatan yang tidak sempurna terutama disekitar bidang kontak antara timbunan dan tebing atau bangunan pelengkap dan ikatan yang lemah di antara tubuh bendungan dengan pondasi a t a u di antara setiap lapisan pada timbunan.
2) Retakan yang terjadi pada timbunan atau pipa pengeluaran yang diakibatkan oleh penurunan pondasi.
3) Lubang yang diakibatkan oleh aktivitas binatang.
4) Pengerukan dan retak akibat pengeringan.
5) Adanya akar-akar, kantong-kantong kerikil atau batuan pada timbunan.
6) Kemungkinan urugan tidak homogen (separasi)
4.2.3 Rembesan pada pipa pengeluaran (conduit).
Pipa pengeluaran melalui tubuh bendungan menjadi salah satu penyebab timbulnya rembesan, dan statistik hampir seperdelapan dari seluruh kegagalan bendungan disebabkan oleh bocoran ini. Kegagalan tersebut ada dua (2) tipe yaitu (i) rembesan melalui sepanjang bidang kontak pipa pengukuran bagian luar dan berkembang menjadi aliran buluh dan (ii] rembesan akibat bocornya pipai pengeluaran yang berkembang menjadi aliran erosi buluh. Bidang kontak rembesan sepanjang dinding pipa pengeluaran tidak hanya disebabkan oleh pemadatan tanah yang tidak baik, tetapi dapat juga karena adanya rongga antara pipa pengeluaran dan timbunan.
Rembesan melalui zona pemadatan yang tidak baik akan berkembang aliran erosi buluh. Penurunan yang berbeda atau pembebanan yang berlebihan dari timbunan akan mengakibatkan pipa retak,
4.2.4 Longsoran pada tubuh bendungan.
Keruntuhan akibat sloging diakibatkan oleh terjadinya kejenuhan air pada bagian hilir bendungan karena tersumbatnya filter pada drainase tumit (toe drain) atau adanya lapisan yang sangat kedap a i r ditubuh bendungan.Proses diawali dengan terjadiniya erosi sejumlah kecil material pada tumit bagian hilir yang mengakibatkan longsoran kecil. Kejadian ini mengakibatkan permukaan lereng menjadi relatif curam dan jenuh air oleh rembesan dari reservoir (waduk), sehingga akan menimbulkan longsor lagi dengan bidang longsoran yang semakin tinggi dan permukaan yang lebih tidak stabil.
Proses ini berkelanjutan sampai bagian bendungan yang tersisa menjadi terlalu tipis untuk menahan tekanan air dan terjadilah keruntuhan total
4.3 Kegagalan struktural.
Seperlima dari total keruntuhan bendungan yang pernah terjadi diakibatkan oleh keruntuhan struktural pada tubuh bendungan atau pada pondasi, Kegagalan struktural diakibatkan oleh longsoran di dalam pondasi atau tubuh bendungan sebagai akibat dari berbagai hal seperti dijelaskan sebagai berikut.
4.3.1 Keruntuhan ak ib at pondasi. (Gambar. 4e).
Sesar dan sisipan-sisipan dari batuan lapuk, serpih (shils) dan lapisan lempung lunak adalah penyebah dari keruntuhan akibat pondasi yang menyebabkan retakan-retakan pada puncak bendungan, dan penurunan (amblas) sehingga lereng bagian bawah bergerak ke arah luar dan terbentuk gelembung lumpur di depan tumit. Bentuk lain dari keruntuhan akibat pondasi, karena adanya tekanan air pori yang berlebihan, pada sisipan la n a u atau pasir terkekang (confined).
Tekanan a i r pori pada material tertekan yang t i d a k berkohesi, sisipan, tekanan artesis pada tumpuan a t a u konsolidasi pada lempung yang berlapis-lapis dengan pasir atau lanau, akan mengurangi kekuatan tanah sehingga tidak mampu menahan gaya geser akibat beban t u b u h bendungan.
Pergerakan ini tejadi sangat cepat tanpa tanda-tanda yang j el a s Penurunan yang berlebihan pada pondasi dapat juga menyebabkan retak-retak pada tubuh bendungan (Gambar. 4c).
C. Retak pada timbunan akibat penurunan pondasi
D.Retak pada timbunan akibat penyusutan
Gambar. 4 Jenis-jenis keruntuhan bendungan tanah
4 . 3 . 2 . Longsoran (slide} pada tubuh bendungan
Tubuh bendungan mendapat tekanan geser yang diakibatkan oleh fluktuasi air waduk, rembesan atau gaya gempa bumi. Longsoran pada tubuh bendungan dapat terjadi karena lerengngnya terlalu curam untuk menahan gaya geser, biasanya pergerakannya sangat lambat d a n didahului retakan-retakan pada puncak atau pada lereng dekat puncak Keruntuhan jenis ini umumnya disebabkan oleh kesalahan desain dan pelsaksanaan konstruksi . Lonngsoran lereng pada bendungan tinggi, dapat terjadi selama berkurangnya tekanan pori
Keruntuhan pada lereng sebelah hulu dapat terjadi akibat surut cepat, seperti ditunjukan pada gambar. 4f,
Kondisi kritis Iereng bagian hilir dapat terjadi pada rembesan langgeng “steady"
b.Aliran buluh timbunan dan pondasi a. Limpasan Gelombang
e..Keruntuhan akibat pondasi lunak
f. Keruntuhan pada lereng hilir akibat surut cepat
g.Keruntuhan lereng hilir akibat material urugan lunak
BAB V