• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyebaran Lokasi Terjadi Longsor Tahun 2011-2015

B. Deskripsi Data

1. Penyebaran Lokasi Terjadi Longsor Tahun 2011-2015

a. Titik 1

Titik kejadian longsor yang pertama adalah Kp. Gunung Menir RT 01/07

desa Ciasihan dengan titik koordinat 06o41’37,8” LS dan 106o39’53,9” BT.

Penggunaan lahan yang ditemukan adalah pemukiman. Longsor terjadi pada tanggal 18 Oktober 2011 menyebabkan 1 rumah rusak sedang. Hal ini disebabkan adanya beban bangunan rumah pada tebing, sehingga tebing tidak kuat menahan beban rumah tersebut.

Gambar 4.9

Lokasi Kejadian Longsor di Kp. Gunung Menir RT 01/07

b. Titik 2

Kejadian longsor di titik 2 ialah Kp. Lebak Sari RT 01/09 desa Pasarean

dengan titik koordinat 06o38’57,5” LS dan 106o39’58,6”BT. Penggunaan

lahan yang ditemukan ialah jenis pemukiman. Longsor terjadi pada 16 April 2012. Menyebabkan korban jiwa 5 orang dan rumah rusak 1.Penyebabnya ialah adanya beban bangunan rumah di tepi tebing. Dapat dilihat pada gambar 4.8, namun bangunan sudah diperbaiki kembali.

Gambar 4.10

Lokasi Kejadian Longsor di Kp. Lebak Sari RT 01/09

c. Titik 3

Kejadian longsor di titik 3 terjadi di Kp. Taneuh Beureum dengan titik

koordinat 06o41’22,4” LS dan 106o38’53,3” BT. Penggunaan lahan yang

ditemukan ialah pemukiman. Longsor terjadi pada tanggal 20 Maret 2013. Penyebabnya ialah adanya tebing yang longsor dengan gerakan menuju rumah yang ada dibawah tebing tersebut.

Gambar 4.11

Lokasi Kejadian Longsor di Kp. Taneuh Beureum

d. Titik 4

Kejadian longsor di titik 4 dengan koordinat 06o41’53,9” LS dan

106o37’42,9” BT di Kp. Lokapurna RT 03/09 terjadi pada tanggal 13 Mei 2013. Penggunaan lahan yang ditemukan ialah jenis pemukiman. Kejadian

longsor ini disebabkan adanya rumah di pinggir tebing dan hujan yang sangat deras.

Gambar 4.12

Lokasi Kejadian Longsor di Kp. Lokapurna RT 03/09

e. Titik 5

Kejadian longsor pada titik 5 terjadi di Kp. Cibunian RW 5 desa

Cibunian dengan koordinat 06o40’33,6” LS dan 106o37’42,9”BT.

Penggunaan lahan yang ditemukan ialah jenis pemukiman. Longsor terjadi pada tanggal 4 November 2013 menyebabkan korban jiwa sebanyak 27 orang, rumah rusak sedang 10 dan rusak berat 2 rumah. Longsor tersebut terjadi disebabkan adanya pemukiman dibawah tebing yang cukup curam lalu dipicu oleh hujan yang deras pula.Ketika hujan deras, tanah pada tebing merekah dan tanah menjadi labil sehingga terjadilah longsor yang menimpa belasan rumah dan puluhan korban jiwa.

Gambar 4.13

f. Titik 6

Pada titik 6 longsor terjadi di titik koordinat 06o40’54,9” LS dan

106o38’06,8”BT di Kp. Cipatat Dua RT 02/06 desa Cibunian pada tanggal 21 Januari 2014. Penggunaan lahan yang ditemukan ialah jenis perkebunan. Kejadian longsor ini tidak menimbulkan korban jiwa maupun kerusakan sarana dan prasarana. Longsor ini terjadi di suatu tebing yang ditanami pohon pisang dan tanaman lainnya.

Gambar 4.14

Kejadian Longsor di Kp. Cipatat Dua RT 02/06

g. Titik 7

Kejadian longsor di titik 7 terjadi di Kp. Kebon Alas RT 01/09 desa

Ciasmara dengan koordinat 06o41’35,1” LS dan 106o39’21,8”BT. Jenis

penggunaan lahan yang ditemukan ialah pemukiman yang dikelilingi oleh perkebunan. Longsor tersebut terjadi pada tanggal 11 Januari 2014. Kejadian longsor ini menimbulkan korban jiwa sebanyak 19 orang, rumah rusak ringan 3 rumah, dan rusak sedang 1 rumah.

Gambar 4.15

Lokasi Kejadian Longsor di Kp. Kebon Alas RT 01/09

h. Titik 8

Kejadian longsor di titik 8 terjadi di Kp. Kananga RT 02/04 desa Gunung

Menyan dengan koordinat 06o37’14,0” LS dan 106o40’28,9”BT terjadi pada

tanggal 2 Februari 2014 dan menimbulkan korban jiwa sebanyak 5 orang, rumah rusak sedang 1 rumah dan rusak parah 1 rumah. Hal ini dipicu oleh adanya pemukiman di pinggir jalan raya dan di bawah tebing. Tanah tidak kuat menahan beban rumah-rumah sehingga tanah menjadi labil dan terjadilah longsor. Pada gambar 4.16 dibawah ini merupakan kondisi rumah yang sudah di perbaiki.

Gambar 4.16

i. Titik 9

Pada titik 9 longsor terjadi di Kp. Cibeureum RT 04/09 desa Ciasmara

dengan koordinat 06o41’37,9” LS dan 106o39’25,0”BT. Jenis penggunaan

lahan yang ditemukan ialah persawahan. Longsor ini terjadi pada tanggal 1 Februari 2014 yang menimbulkan korban jiwa sebanyak 7 orang dan rumah rusak ringan 2 rumah. Longsor ini disebabkan adanya rumah di pinggir tebing.

Gambar 4.17

Lokasi Kejadian Longsor di Kp. Cibeureum RT 04/09

j. Titik 10

Kejadian longsor di titik 10 terjadi di Kp. Tegal Leumeung RT 04/01

desa Gunung Bunder 1 dengan koordinat 06o38’35,0” LS dan

106o40’49,8”BT. Jenis penggunaan lahan yang ditemukan ialah perkebunan. Longsor terjadi pada tanggal 4 Februari 2014 dan menimbulkan korban jiwa sebanyak 5 orang dan rumah rusak sedang 1. Bencana longsor ini disebabkan banyak rumah yang dibangun ditepi tebing. Padahal pemerintah daerah sudah memberikan himbauan akan bahaya longsor, namun sedikit warga yang sadar akan hal itu.

Gambar 4.18

Lokasi Kejadian Longsor di Kp. Tegal Leumeung RT 04/01

k. Titik 11

Pada titik 11 longsor terjadi di Kp. Campedak RT 02/04 desa Purwabakti

berada di koordinat 06o41’22,1” LS dan 106o38’41,9”BT. Longsor ini terjadi

pada tanggal 8 April 2014 dan tidak menimbulkan korban jiwa. Longsor terjadi pada tebing jalan raya.

Gambar 4.19

Lokasi Kejadian Longsor di Kp. Campedak RT 02/04

l. Titik 12

Di titik 12 terjadi longsor di Kp. Parabakti Pasar desa Ciasmara dengan

koordinat 06o41’12,2” LS dan 106o38’54,8”BT. Longsor terjadi pada tanggal

8 April 2014 di pinggir tebing jalan raya. Menurut warga setempat, longsor ini disebabkan adanya gundukan sampah warga yang tidak segera dibersihkan, akibatnya ketika hujan deras sampah-sampah tersebut turun

menuruni lereng dan tanah menjadi terkikis. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian longsor tersebut.

Gambar 4.20

Lokasi Kejadian Longsor di Kp. Parabakti Pasar RT 01/07

m. Titik 13

Longsor yang terjadi di titik 13 berada di koordinat 06o39’20,3” LS dan

106o39’42,5”BT di Kp. Lebaksari RT 01/01 desa Gunung Sari. Longsor ini terjadi pada tanggal 8 April 2014 dan tidak menimbulkan korban jiwa maupun rusaknya fasilitas. Jenis penggunaan lahan yang ditemukan ialah perkebunan. Lokasi kejadian longsor berada di tebing pinggir jalan raya.

Gambar 4.21

Lokasi Kejadian Longsor di Kp. Lebaksari RT 01/01

n. Titik 14

Longsor di titik 14 terjadi Kp. Cibunian RW 7 desa Cibunian dengan

koordinat 06o40’50,7” LS dan 106o38’04,3”BT. Pengunaan lahan yang

ditemukan ialah perkebunan. Longsor terjadi pada tanggal 28 Agustus 2014 dan tidak menimbulkan korban jiwa.

Gambar 4.22

Lokasi Kejadian Longsor di Kp. Cibunian RW 7

o. Titik 15

Longsor yang terjadi di titik 15 berada di Kp. Pasar Kemis RT 02/03 desa

Gunung Picung dengan titik koordinat 06o39’03,3” LS dan 106o40’10,9”BT.

Penggunaan lahan yang ditemukan ialah jenis pemukiman. Longsor ini terjadi pada tanggal 1 Desember 2014 di kawasan perkebunan campuran dengan semak belukar dan pe yang tidak dan tidak menimbulkan korban jiwa.

Gambar 4.23

Lokasi Kejadian Longsor di Kp. Pasar Kemis RT 02/03

p. Titik 16

Lokasi kejadian longsor di titik 16 berada di koordinat 06o39’36,5” LS

dan 106o38’38,9”BT di Kp. Kaung Gading RT 01/02 desa Cibitung Kulon.

Longsor ini terjadi pada tanggal 28 Desember 2014 dan tidak menimbulkan korban jiwa.

Gambar 4.24

Lokasi Kejadian Longsor di Kp. Kaung Gading RT 01/02

q. Titik 17

Titik kejadian longsor yang terakhir, yaitu di titik 17 terjadi di Kp. Muara

Dua RT 02/06 desa Cibunian dengan koordinat 06o42’36,5” LS dan

106o38’00,8”BT. Longsor ini terjadi pada tanggal 21 Desember 2015 dan menimbulkan 47 rumah hancur, jalan raya menuju Sukabumi terputus, namun tidak ada korban jiwa pada kejadian longsor ini.

Gambar 4.25

Lokasi Kejadian Longsor di Kp. Muara Dua RT 02/06

Berdasarkan hasil observasi diatas, banyak ditemukan pemukiman yang dibangun diatas tebing yang cukup curam. Selain itu, faktor hujan deras menjadi pemicu terjadinya longsor. Ketika hujan turun dengan intensitas yang tinggi, tanah akan menjadi labil. Dari 17 titik kejadian longsor diatas, desa Cibunian merupakan desa yang paling sering terjadi longsor, salah satunya

ialah longsor yang terbaru terjadi pada tanggal 21 Desember 2015. Longsor tersebut menimbulkan 47 rumah rusak dan jalan raya terputus.Dari hasil wawancara singkat dengan bapak ketua RT 02 Kp. Muara Dua, longsor tersebut merupakan longsor terbesar yang pernah terjadi di Kecamatan Pamijahan.

Selain curah hujan, kebiasaan warga yang belum bisa ditinggali ialah membuang sampah di tebing lereng menjadi akibat terjadinya longsor di Kp. Parabakti Pasar desa Ciasmara. Akibatnya, ketika hujan turun dengan deras, sampah tersebut turun menuruni lereng dan tanah menjadi labil dan terkikis.

Dokumen terkait