• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyelenggaraan dan pelayanan (Delivery and Support)

Dalam dokumen BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL (Halaman 23-34)

5.1.3.1 DS 1 Menetapkan dan Mengelola Tingkat Layanan (Define and Manage Service Levels)

Dalam sistem informasi yang berkembang, Rumah Sakit Panti Waluyo telah mendefinisikan kerangka kerja yang menyediakan proses manajemen tingkat layanan formal antara pengguna dan penyedia layanan. Kerangka kerja ini dibuat untuk menjaga keselarasan terus menerus dengan kebutuhan bisnis prioritas dan memfasilitasi pemahaman bersama antara pengguna dan penyedia. Kerangka kerja ini telah mencakup proses menciptakan kebutuhan layanan, definisi layanan, SLA, OLA, dan sumber pendanaan. Dan kerangka tersebut telah menentukan struktur organisasi untuk manajemen tingkat layanan, yang meliputi peran, tugas dan tanggung jawab dari penyedia layanan internal dan eksternal dan pengguna.

Berdasarkan kondisi yang terjadi di Rumah Sakit Panti Waluyo seperti yang tertuang diatas, dapat dinilai bahwa organisasi tersebut telah membuat pengelolaan proses tingkat menetapkan dan mengelola tingkat layanan yang memenuhi kebutuhan bisnis untuk TI memastikan keselarasan layanan TI kunci dengan strategi bisnis. Berikut tabel rekap penilaian kematangan tata kelola TI pada proses DS1.

Tabel 5.15. Tabel Kuesioner Penilaian Kematangan Tata Kelola TI Proses DS1

No Pertanyaan Jawaban

0 1 2 3 4 5 1 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo mendefinisikan

kerangka kerja yang menyediakan proses manajemen tingkat layanan formal antara pengguna dan penyedia layanan?

X

2 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo menetapkan definisi dasar dari layanan TI pada karakteristik layanan dan kebutuhan bisnis?

bagaimana layanan akan secara teknis disampaikan untuk mendukung SLA secara optimal?

X 5 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo memantau kriteria

kinerja layanannya? X

6 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo meninjau SLA dan kontrak dengan penyedia layanan internal maupun eksternal?

X

V-24

Berdasarkan hasil penilaian diatas, nilai kematangan tata kelola pada proses ini adalah 4 poin, yakni managed and measurable. Tingkat layanan semakin didefinisikan dalam fase definisi persyaratan sistem dan dimasukkan ke dalam desain dari aplikasi dan lingkungan operasional. Kepuasan pelanggan secara rutin diukur dan dinilai. Ukuran kinerja mencerminkan kebutuhan pelanggan, bukan tujuan TI lagi. Langkah-langkah untuk menilai tingkat pelayanan menjadi standar dan mencerminkan norma-norma industri. Kriteria untuk menentukan tingkat layanan didasarkan pada kekritisan bisnis dan termasuk ketersediaan, keandalan, kinerja, kapasitas pertumbuhan, dukungan pengguna, perencanaan kontinuitas dan pertimbangan keamanan. Analisis akar penyebab secara rutin dilakukan ketika tingkat layanan tidak terpenuhi. Sebuah sistem formal pengukuran dilembagakan dan dipertahankan.

5.1.3.2 DS 2 Mengelola Layanan pihak ketiga (Manage Third-party Services) Dalam sistem informasi yang berkembang, Rumah Sakit Panti Waluyo telah mengidentifikasi semua layanan pemasok, dan mengkategorikan mereka sesuai dengan jenis pemasok dan signifikansi. Memelihara dokumentasi yang formal mengenai hubungan teknis dan organisasi yang meliputi peran dan tanggung jawab, tujuan, harapan layanan, dan mandat perwakilan dari pemasok.

Rumah Sakit Panti Waluyo selalu mengidentifikasi dan mengurangi risiko yang berkaitan dengan kemampuan pemasok untuk melanjutkan pelayanan yang efektif dengan cara yang aman dan efisien secara terus menerus. Serta telah menetapkan proses untuk memantau pelayanan untuk memastikan bahwa pemasok memenuhi kebutuhan bisnis saat ini dan terus mematuhi perjanjian kontrak dan SLA, dan kompetitif dengan pemasok alternatif serta kondisi pasar.

Berdasarkan kondisi yang terjadi di Rumah Sakit Panti Waluyo seperti yang tertuang diatas, dapat dinilai bahwa organisasi tersebut telah membuat pengelolaan proses mengelola layanan pihak ketiga yang memenuhi kebutuhan bisnis untuk TI memberikan layanan pihak ketiga yang memuaskan sementara menjadi transparan tentang manfaat, biaya dan risiko. Berikut tabel rekap penilaian kematangan tata kelola TI pada proses DS2.

V-25

Tabel 5.16. Tabel Kuesioner Penilaian Kematangan Tata Kelola TI Proses DS2

No Pertanyaan Jawaban

0 1 2 3 4 5 1 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo mengidentifikasi

semua layanan pemasok, dan mengkategorikan mereka sesuai dengan jenis pemasok?

X 2 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo membuat proses

manajemen hubungan pemasok untuk setiap pemasok? X 3 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo mengidentifikasi

dan mengurangi risiko yang berkaitan dengan pemasok? X 4 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo menetapkan

proses untuk memantau pelayanan untuk memastikan bahwa pemasok memenuhi kebutuhan bisnis?

X

Berdasarkan hasil penilaian diatas, nilai kematangan tata kelola pada proses ini adalah 4 poin, yakni managed and measurable. Kriteria formal dan standar telah ditetapkan untuk mendefinisikan hal keterlibatan, termasuk lingkup pekerjaan, jasa / kiriman yang akan diberikan, asumsi, jadwal, biaya, pengaturan dan tanggung jawab penagihan. Kualifikasi Vendor, risiko dan kemampuan diverifikasi secara terus menerus. persyaratan layanan didefinisikan dan terkait dengan tujuan bisnis. Sebuah proses yang ada meninjau kinerja pelayanan terhadap persyaratan kontraktual, memberikan masukan untuk menilai layanan pihak ketiga saat ini dan masa depan. Semua pihak yang terlibat menyadari layanan, biaya dan harapan terhadap layanan tersebut. Disepakati tujuan dan metrik untuk pengawasan penyedia layanan ada.

5.1.3.3 DS 3 Mengelola Kinerja dan Kapasitas (Manage Performance and Capacity)

Dalam sistem informasi yang berkembang, Rumah Sakit Panti Waluyo telah menetapkan proses perencanaan untuk meninjau kinerja dan kapasitas sumber daya TI untuk memastikan bahwa kapasitas biaya dan kinerja tersedia untuk memproses beban kerja sebagaimana ditentukan oleh SLA. Rumah Sakit Panti Waluyo telah menilai kinerja dan kapasitas sumber daya TI saat ini untuk menentukan apakah kapasitas dan kinerja yang cukup ada untuk memberikan terhadap tingkat layanan yang disepakati. Selain itu mereka juga telah melakukan kinerja dan kapasitas peramalan sumber daya TI secara berkala untuk meminimalkan risiko gangguan layanan karena kapasitas yang tidak memadai

V-26

atau penurunan kinerja, dan mengidentifikasi kelebihan kapasitas untuk kemungkinan pemindahan. Mengidentifikasi tren beban kerja dan menentukan perkiraan menjadi masukan untuk kinerja dan kapasitas rencana.

Berdasarkan kondisi yang terjadi di Rumah Sakit Panti Waluyo seperti yang tertuang diatas, dapat dinilai bahwa organisasi tersebut telah membuat pengelolaan proses mengelola kinerja dan kapasitas yang memenuhi kebutuhan bisnis untuk TI mengoptimalkan kinerja infrastruktur TI, sumber daya dan kemampuan dalam menanggapi kebutuhan bisnis. Berikut tabel rekap penilaian kematangan tata kelola TI pada proses DS3.

Tabel 5.17. Tabel Kuesioner Penilaian Kematangan Tata Kelola TI Proses DS3

No Pertanyaan Jawaban

0 1 2 3 4 5

1 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo menetapkan proses perencanaan untuk meninjau kinerja dan kapasitas sumber daya TI?

X 2 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo menilai kinerja dan

kapasitas sumber daya TI saat ini? X

3 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo melakukan kinerja dan

kapasitas peramalan sumber daya TI secara berkala? X

4 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo menyediakan kapasitas

dan kinerja yang diperlukan untuk ketersediaan sumber daya TI? X

5 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo memantau kinerja dan

kapasitas sumber daya TI? X

Berdasarkan hasil penilaian diatas, nilai kematangan tata kelola pada proses ini adalah 4 poin, yakni managed and measurable. Proses dan metode yang tersedia untuk mengukur penggunaan sistem, kinerja dan kapasitas, dan hasilnya dapat dibandingkan dengan tujuan yang ditetapkan. Informasi tersedia up-to-date, memberikan statistik kinerja standar. Kinerja dan kapasitas tidak memadai isu-isu yang ditangani sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dan standar. Pengguna merasa umumnya puas dengan kemampuan layanan saat ini dan mungkin menuntut tingkat ketersediaan yang baru dan lebih ditingkatkan. Metrik untuk mengukur kinerja dan kapasitas TI disepakati tapi dapat hanya secara sporadis dan tidak konsisten diterapkan.

5.1.3.4 DS 4 Memastikan Layanan Kontinyu (Ensure Continuous Service) Dalam sistem informasi yang berkembang, Rumah Sakit Panti Waluyo telah mengembangkan kerangka kerja untuk kelangsungan TI untuk mendukung

V-27

kelangsungan bisnis perusahaan. Dan juga mengembangkan rencana TI yang berkesinambungan berdasarkan kerangka dan dirancang untuk mengurangi dampak dari gangguan besar pada fungsi bisnis dan proses. Rencana didasarkan pada pemahaman risiko dampak bisnis serta mencakup pedoman penggunaan, peran dan tanggung jawab, dan prosedur. Rumah Sakit Panti Waluyo selalu menguji rencana kesinambungan TI secara teratur untuk memastikan bahwa sistem TI dapat secara efektif pulih dan tetap relevan dengan rencana awal. Hal ini membutuhkan persiapan yang matang, dokumentasi, serta pelaporan hasil pengujian.

Berdasarkan kondisi yang terjadi di Rumah Sakit Panti Waluyo seperti yang tertuang diatas, dapat dinilai bahwa organisasi tersebut telah membuat pengelolaan proses memastikan layanan kontinyu yang memenuhi kebutuhan bisnis untuk TI memastikan dampak bisnis minimal dalam hal gangguan layanan TI Berikut tabel rekap penilaian kematangan tata kelola TI pada proses DS4.

Tabel 5.18. Tabel Kuesioner Penilaian Kematangan Tata Kelola TI Proses DS4

No Pertanyaan Jawaban

0 1 2 3 4 5 1 Sejauh mana RSPW mengembangkan kerangka kerja untuk

kelangsungan TI untuk mendukung kelangsungan bisnis perusahaan?

X 2 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo mengembangkan

rencana TI yang berkesinambungan? X

3 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo memastikan

respon dan pemulihan sejalan dengan kebutuhan bisnis? X 4 Sejauh mana RSPW menentukan dan melaksanakan

prosedur perubahan kontrol untuk memastikan bahwa rencana kesinambungan TI terus diperbaharui?

X 5 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo menguji rencana

kesinambungan TI? X

6 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo menyediakan sesi

pelatihan rutin mengenai prosedur dan peran personil? X 7 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo menentukan

bahwa strategi distribusi yang ditetapkan telah berhasil dan tersedia?

X 8 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo membuat rencana

dan tindakan yang akan diambil ketika TI sudah mulai

prosedur untuk menilai kecukupan rencana sehubungan dengan dimulainya kembali sistem fungsi TI?

X

V-28

Berdasarkan hasil penilaian diatas, nilai kematangan tata kelola pada proses ini adalah 4 poin, yakni managed and measurable. Tanggung jawab dan standar untuk layanan secara kontinu telah ditegakkan. Kegiatan pemeliharaan didasarkan pada hasil layanan yang berkesinambungan. Data terstruktur tentang layanan kontinyu sedang dikumpulkan, dianalisis, dilaporkan dan ditindaklanjuti.

Pelatihan formal dan wajib telah tersedia dan konsisten. Tujuan dan metrik untuk layanan kontinyu telah dikembangkan tetapi mungkin tidak konsisten diukur.

5.1.3.5 DS 6 Mengidentifikasi dan Mengalokasikan Biaya (Identify and Allocate Costs)

Dalam sistem informasi yang berkembang, Rumah Sakit Panti Waluyo telah Mengidentifikasi semua biaya TI untuk mendukung model biaya yang transparan. Selain itu mereka telah mengalokasikan biaya aktual sesuai dengan model biaya perusahaan. Serta membangun dan menggunakan model biaya TI berdasarkan definisi layanan yang mendukung perhitungan tarif tagihan per layanan. Model biaya TI telah dipastikan bahwa pengisian untuk layanan dapat diidentifikasi, diukur dan diprediksi oleh pengguna untuk mendorong penggunaan sumber daya.

Berdasarkan kondisi yang terjadi di Rumah Sakit Panti Waluyo seperti yang tertuang diatas, dapat dinilai bahwa organisasi tersebut telah membuat pengelolaan proses mengidentifikasi dan mengalokasikan biaya yang memenuhi kebutuhan bisnis untuk menjamin transparansi dan pemahaman tentang biaya TI dan meningkatkan efisiensi biaya melalui penggunaan layanan TI. Berikut tabel rekap penilaian kematangan tata kelola TI pada proses DS6.

Tabel 5.19. Tabel Kuesioner Penilaian Kematangan Tata Kelola TI Proses DS6

No Pertanyaan Jawaban

0 1 2 3 4 5 1 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo mengidentifikasi

semua biaya TI? X

2 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo mengalokasikan

biaya aktual investasi TI? X

3 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo membangun dan

menggunakan model biaya TI? X

4 Sejauh mana RSPW meninjau untuk mempertahankan

relevansi dan kesesuaian dengan kegiatan bisnis dan TI? X

V-29

Berdasarkan hasil penilaian diatas, nilai kematangan tata kelola pada proses ini adalah 3 poin, yakni defined. Terdapat layanan informasi model biaya yang telah didefinisikan dan didokumentasikan. Namun masih terdapat keterbatasan.

5.1.3.6 DS 7 Mendidik dan Melatih Pengguna (Educate and Train users) Dalam sistem informasi yang berkembang, Rumah Sakit Panti Waluyo telah membangun dan memperbarui kurikulum secara teratur untuk setiap kelompok sasaran karyawan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan strategi bisnis. Kebutuhan pendidikan dan pelatihan selalu mereka diidentifikasi kelompok sasaran dan anggotanya, mekanisme pengiriman yang efisien, guru, pelatih, dan mentor. Menunjuk pelatih dan mengatur sesi pelatihan tepat waktu, serta kehadiran dan evaluasi kinerja sesi pelatihan.

Berdasarkan kondisi yang terjadi di Rumah Sakit Panti Waluyo seperti yang tertuang diatas, dapat dinilai bahwa organisasi tersebut telah membuat pengelolaan proses mendidik dan melatih pengguna yang memenuhi kebutuhan bisnis untuk TI secara efektif dan efisien menggunakan aplikasi dan solusi teknologi dan memastikan kepatuhan pengguna dengan kebijakan dan prosedur.

Berikut tabel rekap penilaian kematangan tata kelola TI pada proses DS7.

Tabel 5.20. Tabel Kuesioner Penilaian Kematangan Tata Kelola TI Proses DS7

No Pertanyaan Jawaban

0 1 2 3 4 5 1 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo mengidentifikasi

kebutuhan untuk pelatihan TI? X

2 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo memberikan

pelatihan dan pendidikan TI? X

3 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo mengevaluasi

pelatihan TI yang telah dilakukan? X

Berdasarkan hasil penilaian diatas, nilai kematangan tata kelola pada proses ini adalah 4 poin, yakni managed and measurable. Terdapat program pelatihan dan pendidikan yang komprehensif yang menghasilkan hasil yang terukur. Tanggung jawab jelas, dan kepemilikan proses didirikan. Pelatihan dan pendidikan merupakan komponen dari jalur karir karyawan. Manajemen

V-30

mendukung dan menghadiri pelatihan dan sesi pendidikan. Semua karyawan menerima perilaku etis dan pelatihan kesadaran keamanan sistem. Semua karyawan menerima tingkat yang tepat dari sistem praktik keamanan pelatihan dalam melindungi terhadap bahaya dari kegagalan mempengaruhi ketersediaan, kerahasiaan dan integritas. Manajemen memonitor kepatuhan dengan terus-menerus meninjau dan memperbarui program pelatihan dan pendidikan dan proses. Proses berada di bawah peningkatan dan menegakkan praktik internal yang terbaik.

5.1.3.7 DS 8 Mengelola Service desk dan Insiden (Manage Service desk and Incidents)

Dalam sistem informasi yang berkembang, Rumah Sakit Panti Waluyo telah membangun fungsi service desk, yang merupakan user interface dengan IT, untuk mendaftar, berkomunikasi, pengiriman dan menganalisa semua panggilan, melaporkan insiden, permintaan layanan dan tuntutan informasi. Selain itu telah membangun fungsi dan sistem untuk memungkinkan untuk pelacakan panggilan, insiden, permintaan layanan dan kebutuhan informasi. Mereka telah menetapkan prosedur service desk, sehingga insiden yang tidak dapat segera diselesaikan secara tepat meningkat sesuai dengan batas-batas yang ditentukan dalam SLA.

Rumah Sakit Panti Waluyo menetapkan prosedur untuk pemantauan tepat waktu clearance permintaan pelanggan. Saat kejadian telah diselesaikan, mereka memastikan bahwa service desk mencatat langkah-langkah resolusi, dan pastikan bahwa tindakan yang diambil telah disetujui oleh pelanggan. Dan mereka telah menghasilkan laporan kegiatan service desk untuk memungkinkan manajemen untuk mengukur kinerja pelayanan dan waktu respon layanan dan untuk mengidentifikasi tren atau masalah berulang, sehingga layanan dapat terus ditingkatkan.

Berdasarkan kondisi yang terjadi di Rumah Sakit Panti Waluyo seperti yang tertuang diatas, dapat dinilai bahwa organisasi tersebut telah membuat pengelolaan proses mengelola service desk dan insiden yang memenuhi kebutuhan bisnis untuk TI memungkinkan penggunaan yang efektif dari sistem TI dengan

V-31

memastikan resolusi dan analisis permintaan pengguna akhir, pertanyaan dan insiden. Berikut tabel rekap penilaian kematangan tata kelola TI pada proses DS8.

Tabel 5.21. Tabel Kuesioner Penilaian Kematangan Tata Kelola TI Proses DS8

No Pertanyaan Jawaban

0 1 2 3 4 5 1 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo membangun

fungsi service desk? X

2 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo membangun fungsi dan sistem untuk memungkinkan untuk pendaftaran pertanyaan pelanggan?

X 3 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo menetapkan

prosedur service desk saat terjadi peningkatan insiden? X 4 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo menetapkan

prosedur untuk penyelesaian insiden? X

5 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo menghasilkan laporan kegiatan service desk untuk memungkinkan manajemen untuk mengukur kinerja pelayanan?

X

Berdasarkan hasil penilaian diatas, nilai kematangan tata kelola pada proses ini adalah 4 poin, yakni managed and measurable. Ada pemahaman yang penuh manfaat dari proses manajemen insiden di semua tingkatan organisasi, dan fungsi service desk didirikan pada unit organisasi yang tepat. Alat dan teknik yang otomatis dengan basis pengetahuan terpusat. Anggota staf service desk erat berinteraksi dengan anggota staf manajemen masalah. Tanggung jawab yang jelas, dan efektivitas dipantau. Prosedur untuk berkomunikasi, meningkat dan menyelesaikan insiden ditetapkan dan dikomunikasikan. Personil service desk dilatih, dan proses ditingkatkan melalui penggunaan software tugas khusus.

Manajemen mengembangkan metrik untuk kinerja service desk.

5.1.3.8 DS 10 Mengelola Masalah (Manage Problems)

Dalam sistem informasi yang berkembang, Rumah Sakit Panti Waluyo telah melaksanakan proses untuk melaporkan dan mengklasifikasikan masalah yang telah diidentifikasi sebagai bagian dari manajemen insiden. Mereka telah memastikan bahwa sistem manajemen masalah menyediakan fasilitas audit trail yang memadai yang memungkinkan pelacakan, menganalisis dan menentukan akar penyebab semua masalah. Selama proses penyelesaian, masalah manajemen harus mendapatkan laporan berkala dari manajemen perubahan pada kemajuan dalam menyelesaikan masalah dan kesalahan.

V-32

Berdasarkan kondisi yang terjadi di Rumah Sakit Panti Waluyo seperti yang tertuang diatas, dapat dinilai bahwa organisasi tersebut telah membuat pengelolaan proses Mengelola masalah yang memenuhi kebutuhan bisnis untuk TI memastikan kepuasan pengguna akhir dengan memberikan layanan terbaik, dan mengurangi solusi dan layanan cacat. Berikut tabel rekap penilaian kematangan tata kelola TI pada proses DS10.

Tabel 5.22. Tabel Kuesioner Penilaian Kematangan Tata Kelola TI Proses DS10

No Pertanyaan Jawaban

0 1 2 3 4 5 1 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo melaksanakan

proses untuk melaporkan dan mengklasifikasikan masalah yang telah diidentifikasi sebagai bagian dari manajemen insiden?

X

2 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo memastikan bahwa sistem manajemen masalah menyediakan fasilitas untuk memungkinkan pelacakan masalah?

X 3 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo menempatkan

prosedur untuk menutup catatan masalah saat terselesaikan?

X 4 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo mengintegrasikan

proses yang terkait konfigurasi, insiden dan manajemen masalah untuk memastikan perbaikan?

X

Berdasarkan hasil penilaian diatas, nilai kematangan tata kelola pada proses ini adalah 4 poin, yakni managed and measurable. Proses manajemen masalah dipahami di semua tingkatan dalam organisasi. Tanggung jawab dan kepemilikan yang jelas dan mapan. Metode dan prosedur didokumentasikan, dikomunikasikan dan diukur untuk efektivitas. Mayoritas masalah diidentifikasi, dicatat dan dilaporkan, dan resolusi dimulai. Pengetahuan dan keahlian dibudidayakan, dipelihara dan dikembangkan ke tingkat yang lebih tinggi, sebagai fungsi dipandang sebagai aset dan kontributor utama terhadap pencapaian tujuan TI dan peningkatan layanan TI. Masalah manajemen terintegrasi dengan baik dengan proses yang saling berkaitan, seperti kejadian, perubahan, ketersediaan dan manajemen konfigurasi, dan membantu pelanggan dalam mengelola data, fasilitas dan operasi. Tujuan dan metrik telah disepakati untuk proses manajemen masalah.

V-33

5.1.3.9 DS 13 Mengelola Operasi (Manage Operation)

Dalam sistem informasi yang berkembang, Rumah Sakit Panti Waluyo telah Mendefinisikan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk operasi TI, memastikan bahwa anggota staf operasi telah melaksanakan semua tugas operasi relevan. Mereka telah mendefinisikan dan menerapkan prosedur untuk memantau infrastruktur TI dan kegiatan yang terkait. Memastikan bahwa informasi kronologis yang cukup disimpan dalam log operasi untuk memungkinkan rekonstruksi, review dan pemeriksaan. Selain itu Rumah Sakit Panti Waluyo telah mendefinisikan dan menerapkan prosedur untuk memastikan perawatan infrastruktur yang tepat waktu untuk mengurangi frekuensi dan dampak kegagalan atau penurunan kinerja.

Berdasarkan kondisi yang terjadi di Rumah Sakit Panti Waluyo seperti yang tertuang diatas, dapat dinilai bahwa organisasi tersebut telah membuat pengelolaan proses mengelola operasi yang memenuhi kebutuhan bisnis untuk TI mempertahankan integritas data dan memastikan bahwa infrastruktur TI dapat menahan dan pulih dari kesalahan dan kegagalan. Berikut tabel rekap penilaian kematangan tata kelola TI pada proses DS13.

Tabel 5.23. Tabel Kuesioner Penilaian Kematangan Tata Kelola TI Proses DS13

No Pertanyaan Jawaban

0 1 2 3 4 5 1 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo memastikan

bahwa staf selalu menerapkan dan memelihara prosedur untuk operasi TI?

X 2 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo mengatur

penjadwalan pekerjaan, proses dan tugas ke dalam urutan yang paling efisien?

X 3 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo mendefinisikan

dan menerapkan prosedur untuk memantau infrastruktur TI?

X 4 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo membangun

pengamanan dokumen sensitif seperti dalam bentuk fisik, praktik akuntansi dan manajemen persediaan atas aset TI sensitif?

X

5 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo mendefinisikan dan menerapkan prosedur untuk memastikan perawatan infrastruktur yang tepat waktu?

X

Berdasarkan hasil penilaian diatas, nilai kematangan tata kelola pada proses ini adalah 4 poin, yakni managed and measurable. Operasi komputer dan

V-34

tanggung jawab dukungan yang jelas dan kepemilikan ditugaskan. Operasi yang didukung melalui anggaran sumber daya untuk belanja modal dan sumber daya manusia. Pelatihan formal dan berkelanjutan. Jadwal dan tugas didokumentasikan dan dikomunikasikan, baik secara internal ke fungsi TI dan pelanggan bisnis. Hal ini dimungkinkan untuk mengukur dan memantau kegiatan sehari-hari dengan perjanjian kinerja standar dan tingkat pelayanan yang ditetapkan. Setiap penyimpangan dari norma-norma yang cepat ditangani dan diperbaiki.

Manajemen memonitor penggunaan sumber daya dan penyelesaian pekerjaan atau tugas yang diberikan komputasi. Upaya berkesinambungan ada untuk

Manajemen memonitor penggunaan sumber daya dan penyelesaian pekerjaan atau tugas yang diberikan komputasi. Upaya berkesinambungan ada untuk

Dalam dokumen BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL (Halaman 23-34)

Dokumen terkait